Anda di halaman 1dari 30

Teks Novel

PEMBELAJARAN 1:
Ayo Mengenal Teks Novel!

A. Tujuan Pembelajaran

Setelah membaca penggalan teks novel, kalian diharapkan mampu menganalisis isi
dan kebahasaan teks novel dengan tepat secara kritis, kreatif, dan penuh rasa ingin
tahu.

B. Peta Kompetensi dan Aktivitas Belajar

Membaca
Penggalan Teks
Novel

Menganalisis
Penggalan Teks
Novel

Menentukan Isi Menentukan Kebahasaan


(Nilai, Tema, Alur, Amanat) (Majas, Bahasa Kias, Peribahasa)
C. Aktivitas Pembelajaran

Sebelum memulai aktivitas pembelajaran, silakan kalian


berdoa terlebih dahulu! Semoga Tuhan Yang Mahakuasa
senantiasa memberikan kemudahan dan keberkahan dalam
mencapai kompetensi ini.

Aktivitas yang akan kalian lakukan adalah membaca penggalan teks novel untuk
menentukan isi yang mencakup nilai, tema, alur, dan amanat. Setelah itu, kalian akan
kembali membaca penggalan teks novel dan akan menentukan kebahasaan yang
terdiri atas majas, peribahasa, dan ungkapan. Setelah selesai menentukan isi dan
kebahasaan penggalan teks novel, kalian akan membuat kesimpulan berdasarkan
hasil analisis kalian.

1. Bacalah penggalan teks novel yang berjudul Orang-Orang Biasa karya Andrea
Hirata berikut.

Kota yang Naif


(Sekuel Novel Orang-Orang Biasa, karya Andrea Hirata)

Setelah hujan tadi, sinar matahari terjun lagi. Tersisa dua jam menjelang
senja. Namun, matahari masih menyala. Suhu tak boleh dikatakan panas,
tetapi susah juga jika dikatakan dingin. Sore yang damai, demikian lebih
tepatnya.

Segala hal sepakat untuk berdamai. Tupai berdamai dengan kera, kupu-
kupu tak ribut dengan kumbang pantat kuning, sibar-sibar bersabar, jalak
tak galak, prenjak tak berteriak-teriak, awan berdamai dengan angin,
penduduk Kota Belantik berdamai dengan miskin.

Yang masih ribut kung kang kong hanya anak-anak kodok bangkong. Sulit
mereka menerima kenyataan bahwa hujan sudah lewat. Induk-induknya
susah payah menenangkan mulut-mulut kecil yang tak kenal lelah itu bahwa
hujan sudah pulang dan esok pasti datang.

Beriak-riak air dari parit pasar yang tadi sempat meluap, mengalir deras
melewati deretan toko yang sepi, lalu bermain-main di semacam pertigaan
manakala bertemu dengan aliran air lain yang datang dari arah kantor polisi
dan kompleks perumahan guru. Di pertigaan itu mereka berkenalan dengan
cara berputar-putar di dalam got, lantas terlempar ke selatan melewati
kedung yang sempit, kian lama kian sempit, akhirnya terjun bebas ke
Sungai Linggang.

Di kantor polisi tadi, melamun seorang pria setengah baya bernama


Inspektur Abdul Rojali dan polisi muda bernama Sersan P. Arbi. Angin
semilir bulan Desember membuat keduanya semakin lesu memandangi
papan tulis statistik kejahatan yang tergantung di dinding.

Sebatang kapur dan penghapus tergeletak di bawah papan tulis itu.


Tampak benar telah sangat lama tak dipakai. Mata Inspektur yang secara
bawaan memang seperti orang mengantuk, semakin sendu menatap papan
tulis itu. Wahai kaum maling, ke manakah gerangan kalian?

“Hampir usai tahun ini, masih sepi-sepi saja papan tulis kita tu, Sersan.”
“Siap, sepi, Kumendan!”

Seperti biasa, sembari menunggu laporan tindak kejahatan dari


masyarakat, yang tak kunjung tiba, lewat hape kecilnya, Inspektur
mendengarkan lagu-lagu dangdut kesayangannya. Lalu, tenggelamlah dia
dalam kenangan masa jaya waktu dulu bertugas di ibu kota provinsi. Ligas
dia bergelimang kasus perjudian, perampokan, prostitusi, dan narkoba. Tak
terbilang banyaknya koruptor di sana. Seru. Kini semua tinggal kenangan.
Di Kabupaten Belantik tak ada kejahatan-kejahatan semacam itu. Agak
aneh memang. Namun, jauh dalam hatinya, Inspektur tak menyukai
keadaan yang melenakan ini. Barangkali dia dilanda semacam paradoks
tanggung jawab. Guru yang semua muridnya pintar, merasa tak berguna.
Wasit yang tak mengeluarkan kartu merah, merasa makan gaji buta.
Kesempurnaan memaknai hidup manusia, ketidaksempurnaan
melengkapinya. Bagi Inspektur, penegak hukum yang tak beraksi, ibarat
pemain organ tunggal yang tak bisa membawakan lagu “Terajana”.
Inspektur merasa dirinya adalah penegak hukum yang dilahirkan ke dunia
ini untuk selalu berteriak “Angkat tangan! Jangan bergerak!”

Tidaklah selalu sepi sesungguhnya. Sesekali kantor polisi itu sibuk juga,
tetapi hanya setahun sekali, yakni saat datang anak-anak remaja baru
tamat sekolah menengah minta dibuatkan surat kelakuan baik karena mau
merantau atau mau melamar kerja.

Ada empat cara Inspektur melihat dunia ini. Pertama, lewat kacamata hitam
besar Shah Rukh Khan kesayangannya. Kedua dan ketiga, lewat kacamata
yang bagian bawahnya untuk membaca dan bagian atasnya untuk melihat
jauh. Keempat, jika dia ingin menekankan poinnya, diturunkannya
kacamata dua lapis itu ke batang hidungnya, ditatapnya langsung mata
anak muda berpotongan rambut mohawk itu dari dekat.

“Boi! Dapatkah kau pertanggungjawabkan seandainya kuberi kau surat


kelakuan baik ni?

“Dapat, Pak!”

“Baiklah.”

“Ketik itu, Sersan!”

“Siap! Laksanakan! Kumendan!

Lekas Sersan P. Arbi mengetik. Sejurus kemudian surat kelakuan baik


menjulur dari mesin tik terkecil yang pernah dibuat umat manusia. Sebelum
anak-anak itu pergi, Inspektur selalu berpesan, “Kalau ada pelanggaran
hukum, sekecil apa pun, atau apa saja yang mencurigakan, segera
laporkan! Jangan ragu, laporkan! Aku dan Sersan Muda P. Arbi siap
membantu!”
Akan tetapi, tak seorang pun datang untuk melaporkan apa pun. Heran
Inspektur, pada zaman internet ketika semua orang adalah wartawan, yang
bahkan salah mengancingkan baju dilaporkan pada dunia, dan semua
mendadak gandrung dengan kenangan sehingga tak ada yang luput dari
bidikan kamera hape, makanan sebelum dimakan adalah kenangan manis
yang ingin dikenang, awan yang berbentuk macam kuntilanak adalah berita
besar, apa saja, tak ada yang luput, tetap saja tak ada yang melaporkan
pelanggaran apa pun di Kota Belantik.

Karena dia sendiri asli orang Belantik, satu hal yang dipahami Inspektur
tentang penduduk Belantik adalah jika ada masalah, mereka cenderung
menyelesaikannya secara kekeluargaan. Mereka bukan orang-orang yang
kasar. Mereka berjiwa humor, tak suka melanggar hukum, dan respek pada
otoritas. Jika mereka miskin, mereka bersahaja; jika mereka kaya, mereka
tidak rakus; jika mereka tidak miskin, tetapi juga tidak kaya, mereka tidak
ada.

Menelaah papan tulis statistik kejahatan itu, yang demikian minim angkanya
sehingga tak bisa dijadikan diagram batang, diagram kue cucur atau
diagram naik-naik ke puncak bukit, barangkali tak ada yang keberatan jika
dikatakan Belantik adalah kota ukuran sedang paling aman dan paling naif
di seluruh dunia ini. Suatu kota di pinggir laut yang penduduknya telah lupa
cara berbuat jahat.

Akhirnya, meloncat tangkas seekor induk kodok bangkong ke atas batu


berlumut. Matanya menyipit mengawasi gerak-gerik mendung, mulutnya
gesit merapal mantra memanggil hujan, kung kang kong kung kang kong,
sabar, teguh, berima-rima, bersahut-sahutan pula dengan kodok-kodok
bangkong lainnya. Tak lama kemudian titik-titik halus air hujan tersaput
embusan angin dari selatan, tampias ke beranda dan emper-emper toko,
semakin lama semakin deras, menghunjam Belantik bak berjuta-juta anak
panah.

(Dikutip dari Novel Orang-Orang Biasa karya Andrea Hirata, Penerbit Bentang Yogyakarta,
2019)
Setelah kalian membaca penggalan tersebut dan memahami
isinya, selanjutnya lakukan beberapa aktivitas berikut ini!

2. Ceritakanlah kembali secara singkat isi penggalan teks


novel tersebut dengan bahasa sendiri secara kreatif!

……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
....................................................

Rangkaian peristiwa yang terdapat dalam sebuah novel dapat diimplementasikan


dalam kehidupan sehari-hari yang berupa nilai. Nilai yang terkandung di antaranya
nilai religius, moral, sosial, budaya, dan pendidikan.

3. Daftarkanlah nilai-nilai yang kalian temukan di dalam penggalan teks novel tersebut
dengan tepat secara kritis seperti contoh pada tabel berikut!

No. Nilai Kutipan Makna Kutipan

1 Religius ............................................... ..............................


............................................... ..............................
.............................................. ..............................
2 Moral ............................................... ..............................
............................................... ..............................
.............................................. ..............................
No. Nilai Kutipan Makna Kutipan

3 Sosial ............................................... ..............................


............................................... ..............................
.............................................. ..............................
4 Budaya Karena dia sendiri asli orang Kebiasaan
Belantik, satu hal yang masyarakat
dipahami Inspektur tentang Belantik dalam
penduduk Belantik adalah jika menyelesaikan
ada masalah, mereka masalah dengan
cenderung menyelesaikannya cara kekeluargaan.
secara kekeluargaan. Mereka
bukan orang-orang yang
kasar. Mereka berjiwa humor,
tak suka melanggar hukum,
dan respek pada otoritas.
5 Pendidikan ............................................... ..............................
............................................... ..............................
.............................................. ..............................

4. Tentukanlah masalah yang ingin diungkapkan pengarang pada penggalan teks


novel tersebut dengan tepat!

Tema

5. Tentukanlah amanat yang ingin disampaikan pengarang pada penggalan teks


novel tersebut!

Kutipan Teks Amanat Alasan


6. Temukanlah majas, peribahasa, dan ungkapan yang kalian temukan dalam
penggalan teks novel berjudul Orang-Orang Biasa dengan subjudul Kota yang Naif
karya Andrea Hirata!
a. Majas

No Kutipan Majas

1. Setelah hujan tadi, sinar matahari terjun Personifikasi


lagi. Tersisa dua jam menjelang senja.
Namun, matahari masih menyala.

2. ...................................................................... ...................................

...................................................................... ..................................

3. ...................................................................... ...................................

...................................................................... ..................................

b. Peribahasa*)

No Kutipan Peribahasa

1 ..................................................................... ....................................

2 ..................................................................... ....................................

3 ..................................................................... ....................................

*) opsional

c. Ungkapan

No Kutipan Ungkapan Makna

1. Wasit yang tak mengeluarkan gaji buta Gaji yang


kartu merah, merasa makan diterima
gaji buta. dengan tidak
usah bekerja.
2. ................................................... ............................. .......................

................................................... ............................. .......................

................................................... ............................. .......................

3. ................................................... ............................. .......................

................................................... ............................. .......................

................................................... ............................. .......................

Aktivitas selanjutnya yaitu mengidentifikasi alur dalam sinopsis novel. Seperti yang
kalian ketahui, alur memiliki beberapa tahapan, yaitu orientasi, komplikasi,
evaluasi, dan resolusi.
Nah, untuk melakukan aktivitas menentukan tahapan alur dalam novel berjudul Ranah
3 Warna, karya Ahmad Fuadi, kalian harus membaca sinopsis berikut ini secara
cermat.
SINOPSIS NOVEL “RANAH TIGA WARNA”
Penulis: Ahmad Fuadi
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun Pertama Terbit: 2011
Jumlah Halaman: 473
Novel satu ini merupakan rangkaian kedua seri Triologi Negeri 5 Menara.
Jadi praktis tokoh utama pada kisah ini masih sama dengan di buku
pertamanya yakni, Negeri 5 Menara. Hanya saja, kisah yang ada di dalam
bagian kedua ini lebih fokus pada kehidupan dan konflik yang dialami si Alif.
Dikisahkan, ia baru saja tamat bersekolah dari Pondok Madani. Selepas
dari pesantren, Alif dilingkupi banyak cita-cita, salah satunya adalah
melanjutkan pendidikan di bidang teknologi, suskses seperti Pak Habibie
dan kemudian hijrah ke Amerika Serikat. Namun keinginan Alif tersebut
tiba-tiba dijegal fakta bahwa ia tak memiliki ijazah. Memang pada saat itu,
pondok pesantren belum berwewenang untuk menerbitkan ijazah layaknya
sekolah yang disubsidi pemerintah. Tapi hal tersebut tidak menggoyahkan
cita-cita Alif. Ia kemudian berhasil memperoleh ijazah dengan mengikuti
ujian penyetaraan.
Selanjutnya, Alif kemudian ikut ujian UMPTN dan berhasil kuliah di
Bandung. Tepatnya di jurusan Hubungan Internasional. Meski tidak berhasil
masuk ke ITB, tapi bagi Alif tak mengapa. Ia tetap menjalani kuliahnya
dengan sungguh-sungguh. Meski ia sering mengalami masalah seperti
keuangan dan semacamnya. Awalnya Alif hampir menyerah, hanya saja ia
kembali teringat mantra “man shabara zhafira” yang artinya, siapa yang
bersabar akan beruntung. Ia memilih unutk berjuang dan bersabar.

Pada akhirnya, Alif berhasil memperbaiki kondisi keuangannya dengan


cara menulis. Bahkan dengan hasil menulis itu, ia bisa mengirimkan sedikit
uang bagi keluarganya di kampung. Seiring berjalannya waktu, Alif tiba
pada keberuntungannya yang pertama dimana ia terpilih sebagai
mahasiswa utusan dalam program pertukaran belajar ke Benua Amerika.
Alif memilih Negara Kanada. Di sana ia tinggal bersama keluarga angkat.
Mereka sangat dekat. Saat tiba waktu Alif untuk kembali ke Indonesia,
keluarga angkatnya di Kanada sangat sedih. Namun Alif meninggalkan janji
untuk mereka, kelak ia akan kembali ke Kanada. Janji tersebut ditepatinya
11 tahun kemudian. Ia kembali berkunjung ke Kanada bersama isterinya.

Novel Ranah 3 Warna ini sangat cocok dibaca mereka yang takut bercita-
cita. Dan kalaupun ada cita-cita, kita selalu mencemaskannya. Kisah Alif
yang dikemas apik dalam novel ini memberikan kita paradigm kuat bahwa
cita-cita harus selalu dikejar bagaimanapun caranya. Dan yang paling
penting adalah mengawinkan usaha dengan kesabaran. Sebab, boleh jadi
hasil kerja keras kita tidak nampak di awal tetapi di akhir. Jika di tengah
jalan kita memtuskan menyerah, maka rugi besarlah kita.

Dari segi bahasa, penulisan novel ini cukup baik. Penulisnya cerkas dan
tidak suka menghambur-hamburkan kata. Meski demikian, alur cerita tetap
berjalan apa adanya tanpa terkesan buru-buru atau sebaliknya, terlalu
lambat. Novel motovasi ini sangat cocok Anda hadiahkan bagi anak-anak
agar semangatnya mengejar cita-cita bisa lebih kuat lagi.
Sumber: http://sinopsisnovelku.blogspot.com
7. Datalah peristiwa yang terdapat dalam sinospis novel tersebut berdasarkan
tahapan alurnya dengan tepat!

Tahapan Alur Peristiwa

Dikisahkan, ia baru saja tamat


bersekolah dari Pondok Madani.
Selepas dari pesantren, Alif
dilingkupi banyak cita-cita, salah
satunya adalah melanjutkan
Orientasi pendidikan di bidang teknologi,
suskses seperti Pak Habibie dan
kemudian hijrah ke Amerika Serikat.
Namun keinginan Alif tersebut tiba-
tiba dijegal fakta bahwa ia tak
memiliki ijazah.
..........................................................
..........................................................
Komplikasi
..........................................................
..........................................................
..........................................................
..........................................................
Evaluasi
..........................................................
..........................................................
..........................................................
..........................................................
Resolusi
..........................................................
..........................................................

Aktivitas pembelajaran menganalisis isi dan kebahasaan novel


sudah selesai kalian lakukan. Jangan lupa untuk selalu
mengucapkan syukur dan semoga pelajaran yang telah kalian
pelajari ini bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Selanjutnya,
kalian dapat melanjutkan aktivitas pada pembelajaran
berikutnya.
D. Sumber/Media/Alat

Sumber: Buku paket, internet, surat kabar, majalah, televisi


Media: WhatsApp, Zoom, Classroom, dan Email

E. Bahan Bacaan

Teks Novel
A. Pengertian Novel

Novel adalah karya imajinatif yang mengisahkan sisi utuh atas problematika
kehidupan seseorang atau beberapa orang tokoh. Novel merupakan teks fiksi yang
menceritakan kehidupan panjang satu atau beberapa orang tokoh dengan berbagai
masalah di dalamnya.

Dengan panjangnya cerita yang dinyatakan dalam novel, banyak pula informasi
yang dapat diperoleh di dalamnya. Informasi-informasi yang dimaksud berupa
pandangan pengarang tentang nilai-nilai kehidupan tertentu, seperti religius, morall,
sosial, budaya, dan pendidikaan.

Menurut Suherli, dkk. terdapat enam nilai dalam novel, yaitu:


1. Nilai religi atau nilai agama adalah nilai yang dikaitkan dengan ajaran agama.
Nilai religi biasanya ditandai dengan penggunaan kata dan konsep Tuhan,
mahluk ghaib, dosa-pahaa, serta surga-neraka.
2. Nilai moral adalah nasihat-nasihat yang berkaitan dengan budi pekerti, perilaku,
atau tata susila yang dapat diperoleh pembaca dari cerita yang dibaca atau
dinikmatinya.
3. Nilai sosial adalah nasihat-nasihat yang berkaitan dengan kemasyarakatan.
Indikasi nilai sosial dikaitkan dengan kepatuhan dan kepantasan bila diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari.
4. Nilai budaya adalah nilai yang diambil dari budaya yang berkembang secara
turun menurun di masyarakat. Ciri khas nilai-nilai bidaya dibandingkan nilai
lainnya adalah masyarakt takut meninggalkan atau menentang nilai tersebut
karena ‘takut’ sesuatu yang buruk akan menimpanya.
5. Nilai estetika berkaitan dengan keindahan dan seni.
6. Nilai edukasi atau nilai pendidikan adalah nilai berkaitan dengan pendidikan.

Perhatikan cuplikan novel berikut!


Kebanyakan perempuan yang jatuh ke dalam tangan Datuk Maringgih ini semata-
mata karena uangnya juga. Sebab lain daripada itu, tak ada yang dapat dipandang
padanya. Rupanya buruk, umurnya telah lanjut, pakaian dan rumah tangganya
kotor, adat dan kelakuannya kasar dan bengis, bangsanya rendah dan
kepandaiannya pun tak ada, selain daripada kepandaian berdagang.

Cuplikan novel di atas menggambarkan kehidupan yang menempatkan laki-laki


kaya sebagai pemilik kekuasaan.Walaupun wajahnya tidak tampan dan usianya
sudah lanjut, laki laki tersebut dapat memikat banyak wanita karena memiliki banyak
uang. Nilai budaya yang tergambar itu masih sebagian kecil saja.

B. Karakteristik Novel
1. Struktur Novel
Secara umum, novel memiliki struktur umum yang sama dengan teks-teks naratif
lainnya, yakni orientasi, komplikasi, evaluasi, dan resolusi

a. Orientasi (Pengenalan)
Orientasi merupakan bagian awal novel yang berfungsi sebagai pengenalan
karakter tokoh (utama) yang akan berperan dalam novel. Mungkin dikenalkan pula
latar waktu dan tempat serta masalah yang akan dihadapi tokoh utama.

Contoh:
Tapi seketika itu Ratna sudah mengucap pula. Sudarma, adiknya, pada siapakah ia
bergantung, jika Ratna tidak ada lagi? Hanya anak yang seorang itu yang akan
dapat menyenangkan hati ibu bapaknya di kemudian hari, bila ia telah sampai tamat
belajar. Bolehkah Ratna berlepas diri, sedang tiga orang darah dagingnya
mengharap-harap akan bantuannya.

(Pertemuan Jodoh, Abdoel Moeis)


Yang diperkenalkan di dalam cuplikan novel di atas adalah masalah yang dialami
Sudarma, yakni ketidakmandiriannya. Hidupnya masih bergantung pada bantuan
kakaknya, Ratna.

b. Komplikasi
Komplikasi menceritakan masalah atau peristiwa yang tidak diharapkan terjadi oleh
tokoh utama. Pada bagian ini terdapat konflik-konflik yang dialami para tokoh.

Contoh:
Aminudin sangat kecewa setelah mengetahui bahwa gadis itu bukanlah Mariamin
Agar ayahnya tidak malu dan kecewa, Aminudin menerima gadis itu sebagai
istrinya. Aminudin berkirim surat kepada Mariamin bahwa ia sudah menikah dengan
gadis pilihan ayahnya.

(Azab dan Sengsara, Merari Siregar)


Konflik yang tergambar dalam penggalan novel tersebut adalah Aminudin menerima
gadis lain sebagai istrinya dengan perasaan kecewa, sebagai sesuatu yang tidak
diharapkan oleh tokoh utama.

c. Evaluasi
Evaluasi berisi komentar pengarang atau mungkin juga diwakilkan pada tokoh
tertentu akan masalah ataupun peristiwa yang dialami tokoh utama. Tujuannya
untuk memberikan kesan-kesan tertentu bagi pembacanya. Evaluasi juga berfungsi
untuk memperlambat cerita guna memberikan rasa penasaran kepada pembaca
untuk mengetahui cerita selanjutnya.

Contoh:
Kebanyakan perempuan yang jatuh ke dalam tangan Datuk Maringgih ini semata-
mata karena uangnya juga. Sebab lain daripada itu, tak ada yang dapat dipandang
padanya. Rupanya buruk, umurnya telah lanjut, pakaian dan rumah tangganya kotor
adat dan kelakuannya kasar dan bengis, bangsanya rendah dan kepandaiannya
pun tak ada, selain daripada kepandaian berdagang.

(Siti Nurbaya, Marah Rusli)


Evaluasi yang disampaikan pengarang di dalam cuplikan di atas berkaitan dengan
sikap kebanyakan perempuan yang mudah tergiur oleh pesona Datuk Maringgih
yang kaya raya. Padahal sosok Datuk Maringgih memiliki karakter yang kasar.
Dengan demikian, Datuk Maringgih merupakan sosok kontroversial yang pada
akhirnya dapat memunculkan sejumlah kepenasaranan bagi para pembaca untuk
mengikuti cerita selanjutnya.

d. Resolusi
Resolusi merupakan bagian novel yang menggambarkan penyelesaian masalah
utama. Bagian ini ditandai oleh perubahan nasib yang dialami tokoh utama, baik
berupa keberhasilan maupun kegagalan dari perjuangan kehidupannya.

Contoh:
Dengan hati yang remuk redam Hanafi pulang ke kampung halamannya di Sumatra
Barat. Ibunya ingin mengembalikan Hanafi kepada Rafiah Hanafi menolak karena
tidak mungkin menjilat liur yang sudah diludahkannya. Hanafi menyesal oleh
tindakannya yang tidak mau mengindahkan nasihat orang tuanya sehingga ia
menderita dalam menjalani hidup ini. Tak lama kemudian, Hanafi mati karena
menelan empat butir sublimat.

(Salah Asuhan, Abdul Moeis)


Bagian itu dikategorikan sebagai resolusi karena di dalamnya terdapat
penyelesaian akhir atas masalah yang dialami tokoh utama, yakni berupa
penyesalan karena perjalanan hidupnya yang berakhir dengan kegagalan, bahkan
ia harus menelan obat untuk mengakhiri hidupnya.

2. Kaidah Kebahasaan Novel


a. Majas
Berikut terdapat macam-macam majas yang sering kita temui dalam novel.
1) Metafora, yaitu majas yang membandingkan dua hal secara langsung dalam bentuk
yang kiasan singkat tanpa konjungsi.
Contoh: Eko selalu saja mencari kambing hitam dari masalah yang ia hadapi.
2) Personifikasi, yaitu bahasa kiasan yang menggambarkan benda mati seolah-olah
memiliki sifat hidup (sifat manusia).
Contoh: Sepi, gelap mencekam, hanya tersisa tubuh yang dipeluk malam,
menggigil kedinginan.
3) Hiperbola, yaitu majas yang mengandung makna melebih-lebihkan sesuatu.
Contoh:
Ayahnya bekerja mati-matian memeras keringat untuk membiayai sekolah
anak-anaknya..

b. Ungkapan
Ungkapan merupakan gabungan kata yang maknanya sudah menyatu dan tidak
ditafsirkan dengan makna unsur yang membentuknya.
Contoh:
1) Dalam hati kecilnya, bayangan Sang Adipati, yang jelas memberanikan istrinya,
antara sebentar mengawang dan mengancam hendak merobek-robek hatinya.
2) Cakradara sama sekali tidak menyadari seseorang mengikuti gerak kakinya
dengan pandangan tidak berkedip dan isi dada yang mengombak.

c. Peribahasa
Peribahasa dapat diartikan sebagai ungkapan yang secara tidak langsung, namun
tersirat menyampaikan suatu hal yang dapat dipahami pembaca atau
pendengarnya.
Contoh:
1) bagai kejatuhan bulan
2) bagai harimau menyembunyikan kuku.

F. Refleksi

Isilah penilaian diri ini dengan sejujur-jujurnya dan sebenar-benarnya sesuai dengan
perasaan kalian ketika mengerjakan bahan materi ini!
1. Bubuhkanlah tanda centang (√) pada salah satu gambar yang dapat mewakili
perasaan kalian setelah mempelajari materi ini!
2. Apa yang sudah kalian pelajari?
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………

3. Apa yang kalian kuasai dari materi ini?


…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
4. Bagian apa yang belum kalian kuasai?
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………

5. Apa upaya kalian untuk menguasai yang belum kalian kuasai?


…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………

6. Sebutkan hal yang menarik dari aktivitas pembelajaran yang sudah kalian lakukan!
Berikan alasannya!
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………

7. Sebutkan hal yang tidak menarik dari aktivitas pembelajaran yang sudah kalian
lakukan! Berikan alasannya!
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
G. Cek Kemampuan

Buatlah kesimpulan dan tanggapan terhadap hasil analisis isi dan


kebahasaan penggalan novel Orang-Orang Biasa sekuel Kota yang
Naif tersebut!
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
..................................................................................
............................................................................................................................

H. Umpan Balik
PEMBELAJARAN 2:
Mari Berlatih Merancang Novel!

A. Tujuan Pembelajaran

Setelah melakukan pengamatan terhadap peristiwa sosial yang terjadi di sekitar,


kalian dapat merancang teks novel dengan memerhatikan isi dan kebahasaan dengan
tepat secara bertanggung jawab, kreatif, dan inovatif.

B. Peta Kompetensi dan Aktivitas Belajar

Mengamati Peristiwa
Sosial

Merancang Novel

Menuliskan
Menentukan Menentukan Tema Mengembangkan
Rancangan
Peristiwa Terpilih Rancangan
Tahapan alur
C. Aktivitas Pembelajaran

Sebelum memulai aktivitas pembelajaran, silakan kalian


berdoa terlebih dahulu! Semoga Tuhan Yang
Mahakuasa senantiasa memberikan kemudahan dan
keberkahan dalam mencapai kompetensi ini.

Aktivitas yang akan kalian lakukan pada pembelajaran ini, yakni merancang teks novel
dengan memerhatikan isi dan kebahasaan.

Silakan kalian lakukan rangkaian aktivitas berikut dengan baik dan runtun agar
rancangan teks novel yang kalian hasilkan menjadi optimal!
1. Amatilah peristiwa sosial yang terjadi di sekitar kalian secara saksama!
2. Berdasakan hasil pengamatan yang kalian lakukan, tuliskanlah satu peristiwa
sosial yang menarik perhatian! Kemudian rumuskanlah masalah-masalah yang
ingin kalian ungkapkan pada rancangan noveletmu!

Peristiwa Sosial Masalah Tema

1. ….……………………… ………………………..

………………………. 2. ………………………….. ……………………….

3. …………………………..

4. dst.

3. Setelah peristiwa sosial dan masalah kalian tentukan, selanjutnya rumuskanlah


tema, amanat, dan rancangan peristiwa/alur singkat sesuai peristiwa sosial
yang sudah kalian amati pada kolom berikut!
Tema Amanat Rancangan Peristiw/Alur
Singkat

Contoh:
Perjuangan
seorang kepala Hendaklah seorang Masa pendemi berdampak
keluarga kepala keluarga pada sebuah keluarga
bertanggung jawab akibat kepala keluarga
terhadap istri dan anak- mengalami PHK di
anaknya dalam kondisi perusahaan besar
apapun tempatnya bekerja.
Dengan bermodal
semangat dan tanggung
jawab, pekerjaan apapun
ia lakukan tanpa merasa
gengsi.

………………… …………………………… ………………………………


………………… …………………………… ………………………………
………………… …………………………… ………………………………
…………………
…………………………… ………………………………

…………………………… ………………………………

…………………………… ………………………………

…………………………… ………………………………

…………………………… ………………………………

……………………………. ………………………………

……………………………. ………………………………

……………………………. ………………………………

……………………………. ………………………………
4. Tuliskanlah rancangan alur novelet sesuai tema, amanat, dan rancangan
peristiwa/alur singkat yang sudah kalian tentukan pada aktivitas nomor 3!

Jenis Alur Tahapan Alur Uraian Peristiwa

…………. …

a. Orientasi

b. Komplikasi

c. Evaluasi

d. Resolusi

5. Kembangkanlah tahapan orientasi menjadi cerita utuh novelet dengan


memerhatikan isi dan kebahasaan!
Pengembangan rancangan alur novelet bagian orientasi
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………

6. Unggahlah rancangan novelet kalian di berbagai media seperti Blog, Instagram,


Facebook masing-masing untuk kemudian dibaca dan ditanggapi oleh teman.

Aktivitas pembelajaran 2, merancang novelet sudah selesai


kalian lakukan. Jangan lupa untuk selalu mengucapkan syukur dan
semoga pelajaran yang telah kalian pelajari ini bermanfaat
dalam kehidupan sehari-hari.

D. Sumber/Media/Alat

Sumber: Buku paket, internet, surat kabar, majalah, televisi


Media: WhatsApp, Zoom, Classroom, dan Email
E. Bahan Bacaan

Merancang Novel atau Novelet

Berikut dipaparkan beberapa teknik perancangan menulis cerita menurut Harris


Effendi Thahhar (1999). Teknik-teknik tersebut dapat pula kita aplikasikan dalam
perancangan penulisan novel.

a. Menjadikan Cerita yang Unik dan Mengesankan


Salah satu teknik menulis novel dan cerita lainnya adalah merekayasa rangkaian
cerita menjadi unik, baru, dan tentu saja tidak ada duanya. Memang betul, tidak ada
yang baru lagi di atas dunia ini. Akan tetapi, bukankah senantiasa ada perbedaan?

Hal tersebut terlihat dari tema yang digunakan. Sejak dulu hingga kini orang banyak
menulis kisah tentang cinta. Namun, selalu ada saja hal menarik dari dalamnya
untuk dibaca.

Dari satu objek yang sama, pasti ada sudut sudut unik yang dapat kita tulis. Kita
dapat membumbui kisah-kisah itu dengan fantasi dan pengalaman pribadi kita yang
tentunya tidak akan sama dengan pengalaman yang dimiliki orang lain.

b. Membuat Paragraf Pertama yang Mengesankan


Selain judul, paragraf pertama adalah etalase sebuah cerita. Paragraf pertama
merupakan kunci pembuka. Khusus untuk cerpen, karena merupakan karangan
pendek, mestinya paragraf pertama langsung masuk ke pokok persoalan agar tidak
menghadirkan kebosanan dan rasa apatis bagi pembacanya Begitu pula dengan
novel paragraf pertama yang mengesankan akan menimbulkan ketertarikan
pembaca.

c. Mempertimbangkan Pembaca dengan Baik


Pembaca adalah konsumen, sedangkan pengarang adalah produsen. Produsen
harus senantiasa mempertimbangkan mutu produknya agar bisa dipasarkan.
Apalagi mengingat persaingan pasar yang semakin tajam, Pembaca sebagai
konsumen, jelas memerlukan bacaan yang baru, segar, unik, menarik, dan
menyentuh rasa kemanusiawian.

Apakah tema cinta masih laku dijual? Mengapa tidak? Yang penting adalah cara
menceritakannya. Untuk mendapatkan hasil yang baik, perlu dipelajari teknik-teknik,
kiat-kiat atau trik-trik menyiasati alur agar menarik dan tidak mudah ditebak.

d. Menggali Suasana
Melukiskan suasana suatu latar kadang-kadang memerlukan detail yang apik dan
kreatif. Sebab, penggambaran suasana yang biasa-biasa yang sudah dikenal
umum, tidak akan begitu menarik bagi pembaca. Jika pengarang melukiskan
keadaan Kota Jakarta, misalnya, gedung-jedung yang tinggi, kesemerawutan lalu
lintas, dan keramaian kotanya, berarti dalam penggambaran itu tidak ada yang baru.
Akan tetapi, ketika seorang pengarang sekilas melukiskan keadaan Kota Jakarta
dengan mengaitkannya dengan suasana hati tokoh ceritanya, maka penggambaran
itu menjadi begitu menyentuh.

Perhatikan contoh berikut!


Lampu-lampu yang berkilau terasa menusuk-nusuk matanya, sedangkan
kebisingan kota menyayat-nyayat hatinya. Samar-samar dia sadari bahwa dia telah
kehilangan adiknya: Paijo tercinta!

Pak Pong yang malang menatap kota dengan dendam di dalam hati. Jakarta,
kesibukannya, Bina Graha, gedung gedung itu

(Jakarta, Totilawati T)

e. Menggunakan Kalimat Efektif


Kalimat-kalimat dalam sebuah cerita adalah kalimat berkategori kalimat efektif.
Kalimat efektif adalah kalimat yang berdaya guna yang langsung memberikan kesan
kepada pembaca, Kalimat demi kalimat, baik dalam dialog maupun narasi, disusun
seefektif mungkin sehingga pembaca merasa mudah untuk menangkap maksud
dari setiap bagian cerita itu hingga tamat. Di samping terampil menggunakan
kalimat efektif, kita dituntut pula memiliki kekayaan kosakata dan gaya bahasa agar
cerita itu mengalir dengan lancar dan tidak membosankan.
f. Menggerakkan Tokoh (Karakter)
Penokohan merupakan salah satu unsur novel, di samping tema, alur, latar, sudut
pandang, dan amanat Penokohan adalah cara pengarang menggambarkan dan
mengembangkan karakter tokoh dalam cerita.

Untuk menggambarkan sifat-sifat tokoh, pengarang dapat menggunakan teknik


sebagai berikut.

1) Karakter tokoh diceritakan secara langsung oleh pengarang, Misalnya, dengan


disebutkan langsung dan pengarang bahwa tokoh itu dermawan, baik hati,
dermawan, rakus, sombong.
2) Penggambaran fisik dan perilaku tokoh, pengarang misalnya menyebutkan
bahwa tubuh tokoh itu rupawan, berkulit bersih, atau kata-katanya santun,t
ingkah lakunya terpelajar.
3) Penggambaran lingkungan kehidupan tokoh, pengarang misalnya menyebutkan
bahwa tokoh itu tinggal di komplek perumahan elit bergaul dengan anak pejabat,
atau biasa mondar-mandir di terminal angkutan kota.
4) Penggambaran tata kebahasaan tokoh, pengarang misalnya mengutip
perkataan tokoh yang kata-katanya banyak menggunakan bahasa gaul atau
bahasa asing.
5) Pengungkapan jalan pikiran tokoh, misalnya pengarang menyebutkan pikiran
pikiran tokoh dalam memecahkan sebuah masalah yang begitu cerdas dan
brilian.
6) Penggambaran oleh tokoh lain, misalnya pengarang menggambarkan sifat dari
tokoh Lala melalui pembicaraan tokoh Doni atau tokoh Metha.

F. Refleksi

Isilah penilaian diri ini dengan sejujur-jujurnya dan sebenar-benarnya sesuai dengan
perasaan kalian ketika mengerjakan bahan materi ini!
1. Bubuhkanlah tanda centang (√) pada salah satu gambar yang dapat mewakili
perasaan kalian setelah mempelajari materi ini!
2. Apa yang sudah kalian pelajari?
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………

3. Apa yang kalian kuasai dari materi ini?


…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………

4. Bagian apa yang belum kalian kuasai?


…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………

5. Apa upaya kalian untuk menguasai yang belum kalian kuasai?


…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………

6. Sebutkan hal yang menarik dari aktivitas pembelajaran yang sudah kalian lakukan!
Berikan alasannya!
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
7. Sebutkan hal yang tidak menarik dari aktivitas pembelajaran yang sudah kalian
lakukan! Berikan alasannya!
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………

G. Cek Kemampuan

Unduhlah salah satu rancangan novelet teman kalian!

…………………………………………………………………………………….....
…………………………………………………………………………………….....
…………………………………………………………………………………….....
…………………………………………………………………………………….....
…………………………………………………………………………………….....
…………………………………………………………………………………….....

Berdasarkan unggahan tersebut, lakukanlah penilaian terhadap rancangan novelet


pada aspek isi, struktur, dan unsur kebahasaan dengan menggunakan format berikut
ini!
Penilaian
No. Aspek Keterangan
Ya Tidak
Judul menarik dan
1.
berkaitan dengan tema
Nilai-nilai:
a. Sosial
2. b. Moral
c. Religius
d. Budaya
Penilaian
No. Aspek Keterangan
Ya Tidak
e. Pendidikan
Struktur:
a. Orientasi
b. Komplikasi
3.
c. Klimaks
d. Antiklimaks
e. Resolusi
Kebahasaan:
a. Ungkapan
4.
b. Majas
c. Peribahasa

H. Umpan Balik

Anda mungkin juga menyukai