Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN

PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK SENYAWA MONOFUNGSI

JUDUL PERCOBAAN 1
(PENENTUAN TITIK DIDIH SENYAWA ORGANIK)

Oleh:
Nama : Dina Lestari Tgl Praktikum :
NIM : Dikumpulkan Tgl :
Prodi : Diterima Oleh :
Kelompok : 6 (Tiga) Dikoreksi Tgl :
Nilai: Nama Asisten
a. Disiplin :( )
b. Sistematika :( )
c. Isi :( )
Total :(100) ( )

LABORATORIUM KIMIA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2022
PERCOBAAN 1
PENENTUAN TITIK DIDIH SENYAWA ORGANIK

A. TUJUAN PERCOBAAN
Adapun tujuan dari percobaan dengan judul penentuan titik didih
senyawa organik yaitu:
1. Praktikan memahami konsep titik didih dari senyawa organik dan
proses destilasi.
2. Praktikan dapat merangkaikan peralatan destilasi dengan tepat.
3. Praktikan dapat menentukan titik didih senyawa organik dengan
menggunakan peralatan destilasi sederhana.
4. Praktikan dapat menjelaskan perbedaan titik didih senyawa-senyawa
organik.

B. DASAR TEORI
Destilasi merupakan metode yang sangat baik untuk memurnikan
zat cair. Sebuah zat misalnya memiliki wujud cair, dapat mengandung
molekul atau atom-atom yang tersusun berdekatan, namun data bergerak
bebas walaupun dengan energy yang berlainan. Ketika suatu molekul zat
cair mendekati perbatasan fasa uap cair, maka molekul tersebut, jika
memiliki energi yang cukup, dapat berubah dari fasa cair menjadi fasa gas.
Hanya molekul-molekul yang memiliki energetika yang cukup yang dapat
mengatasi gaya yang mengikat antarmolekul dalam fasa cair sehingga
dapat melepaskan diri ke dalam fasa gas (Ginting, 2019).
Senyawa organik memiliki sifat fisik seperti titik didih, titik leleh,
dan kelarutan yang tergantung pada berat molekul dan pada struktur gugus
fungsi senyawa. Organik mempunyai rentang suhu lebur antara 30-400°C,
rentang titik didih antara 30-400°C, sukar larut dalam air, mudah larut
dalam pelarut organik, berwarna cerah, mengandung beberapa unsur
umumnya C, H, S, N, O, P, Halogen, dan logam, reaksinya berlangsung
lambat, memiliki varian sifat kimia yang relative banyak dan dapat
mengalami fenomena isometri (Muzakki, 2002).
Titik didih senyawa pada dasarnya bergantung pada besar energi
yang dibutuhkan untuk berubah dari saat bentuk cair menuju ke bentuk
gas. Alkana adalah senyawa hidrokarbon dengan gaya Tarik menarik antar
molekul lemah. Pada Alkana memiliki rantai lurus dan mempunyai jumlah
atom karbon 1-4, pada suhu kamar alkane berupa gas, alkane dengan 5
karbon sampai 17 karbon memiliki bentuk cair. Adapun alkane dengan
karbon 18 ke atas memiliki bentuk padat. Titik didih alkana dalam deret
homolognya mengalami kenaikan sebesar kurang lebih 30 ℃ untuk setiap
penambahan CH2. Namun, titik didih yang menurun cenderung karena
adanya percabangan dalam struktur model hidrokarbon. Umumnya,
meningkatnya gaya Tarik van der waals antara molekul menyebabkan
adanya kenaikan titik didih. Tetapi, senyawa yang mampu membentuk
ikatan hidrogen, mempunyai titik didih lebih tinggi dari pada senyawa
yang dapat membentuk ikatan hidrogen , walaupun keduanya mempunyai
berat molekul yang sama. Contohnya, pada senyawa etanol (CH3CH2OH)
dan dimetil eter (CH3OCH3), senyawa etanol ini, mampu membentuk
ikatan hidrogen yang memiliki titik didih jauh lebih tinggi dibandingkan
dengan dimetil eter. Etanol pada suhu kamar, memiliki bentuk cair
sedangkan yang memiliki bentuk gas adalah dimetil eter (Sari, 2016).
Seringkali sebagian besar suatu reaksi kimia dilakukan didalam
sebuah larutan. Adapun larutan dapat tersusun atas pelarut atau solvent dan
zat terlarut atau solute. Pelarut (solvent) pada umumnya adalah zat yang
berada pada larutan dalam jumlah yang besar, sedangkan zat lainnya
dianggap sebagai zat terlarut (solute). Pelarut dapat memenuhi beberapa
fungsi dalam reaksi kimia, yang mana pelarut merupakan sesuatu yang
melarutkan reaktan dan reagen agar keduanya dapat bercampur, sehingga
hal ini akan mempermudah penggabungan antara reaktan dan reagen yang
seharusnya terjadi agar dapat merubah reaktan menjadi produk. Adapun
Pelarut bertindak sebagai suatu kontrol suhu, dimana salah satunya adalah
untuk meningkatkan energi dari tubrukan partikel yang ada sehingga
partikel-partikel tersebut dapat bereaksi dengan lebih cepat, atau untuk
menyerap panas yang dihasilkan selama reaksi eksotermik (Rahayu,
2017).
Heksana merupakan senyawa hidrokarbon alkana dengan jumlah
karbon 6 dan hidrogen 14 dan memiliki rumus kimia C6H14. Adapun
isomer utama n-heksana memiliki rumus CH3(CH2)4CH3. Penamaan
heksana, Awalan heks- merujuk pada enam karbon atom yang terdapat
pada heksana dan juga akhiran -ana berasal dari alkana, yang mana
merujuk pada ikatan tunggal yang menghubungkan atom-atom karbon
tersebut. Seluruh isomer heksana amat tidak reaktif, dan sering digunakan
sebagai pelarut organik yang inert. N-Heksana umum dijadikan pelarut
dikarenakan recovery-nya mudah, bersifat non-polar, dan memiliki
selektivitas yang tinggi (Kumar, dll. 2017).
Jika sebuah larutan yang Titik didih pelarut cukup rendah sehingga
hanya membutuhkan pemanasan yang tidak terlampau besar. Apabila
suatu pemanasan diperlukan membutuhkan energi yang sangat besar, maka
dapat menimbulkan kerusakan pada bahan yang diekstrak ssehingga hal
seperti itu tentu saja harus dihindari. Namun titik didih pelarut pun tidak
boleh terlampau rendah yang dapat menyebabkan kehilangan pelarut
dalam jumlah yang besar akibat pemanasan (Kuntaarsa, 2021).
Suhu, pada tekanan uap suatu cairan sama dengan tekanan atmosfir
disekitarnya, juga pada saat itu perubahan wujud zat daric air menjadi gas
merupakan suau peristiwa titik didih. Pelarut murni mendidih pada suhu
100 ℃, titik didih setiap larutan berbeda-beda ada titik didih larutan
rendah dan ada pula titik didih larutan tinggi (Permana, 2006).
Hal-hal yang mempengaruhi titik didih suatu zat cair, yaitu tekanan
udara, dari hal ini didasari oleh semakin besar tekanan udara maka
semakin besar pula titik didih suatu zat cair. Pada tekanan dan temperatur
udara standar (76 cmHg, 25ºC) titik didih air sebesar 100ºC. Adapun
maksud dari ini artinya, suatu pelarut murni akan mendidih apabila
tekanan uap jenuh pada permukaan cairan sama dengan tekanan udara
diluar. Disebut titik didih normal, bila tekanan udara luar pada permukaan
larutan adalah 760 mmHg dan suhu pada tekanan udara luar 760 mmHg,
pada sistem terbuka. Titik didih suatu cairan merupakan keadaan suhu
pada saat tekanan uap jenuh cairan sama dengan tekanan luar atau tekanan
yang diberikan pada permukaan cairan. Sehingga diketahui bahwa titik
didih cairan bergantung pada tekanan udara pada permukaan cairan.
Karena itulah, titik didih air yang ada di gunung berbeda dengan teanan
udara di pantai. Pada saat tekanan uap sama dengan tekanan udara luar
maka gelembung-gelembung uap sama dengan tekanan udara luar maka
gelembung-gelembung uap dalam cairan bergerak ke permukaan dan
masuk fase gas (Azzahra & Aliefa. T, 2017).
Etanol disebut juga dengan etil alcohol, alkohol murni, alcohol
absolut, atau alcohol saja merupakan sebuah jenis cairan yang mudah
menguap dan terbakar. Etanol tidak berwarna dan adalah jenis alcohol
yang paling sering digunakan pada kehidupan sehari-hari. Senyawa etanol
ialah obat psikoaktif, dapat ditemukan di muniman alkohool dan
thermometer modern. Larutan azeotrope terbentuk dari etanol dan alcohol.
Pemurnian etanol mengandung air dengan cara penyulingan biasa
menghasilkan etanol dengan kemurnian 96 persen. Etanol murni yang
dihasilkan oleh Johan Tobias Lowits (1976) dengan cara menyaring
alcohol hasil destilasi melalui arang (Yapin & Muzakki, 2022)
Ciri-ciri senyawa organic yaitu, Memiliki titik leleh dan titik didih
yang relatif rendah, Bersifat non – polar sehingga kelarutannya rendah di
dalam air dan tinggi di pelarut non – polar, flammable, Tidak
menghantarkan listrik karena tidak mengion, Reaksi kimia berlangsung
relatif lambat, Memiliki isomer, dan Jenis ikatan kimia adalah sebagian
besar ikatan kovalen (Roni. 2021).
C. METODOLOGI PERCOBAAN
1. ALAT DAN BAHAN
a. Alat
No. Nama Alat Jumlah Ukuran
1. Labu Destilasi 2 Standar
2. Gelas Ukur 2 Standar
3. Erlenmeyer 1 Standar
4. Kondensor 1 Standar
5. Termometer 1 Standar
6. Join 2 Standar
7. Statif dan klem 2 Standar
8. Tutup Gabus 1 Standar
9. Penangas Air 1 Standar
10. Pipet Tetes 2 Standar
11. Alumunium Foil 1 Standar

b. Bahan
No. Nama Bahan Konsentrasi Jumlah
1. n-heksana - 20 ml
2. Aquades - 20 ml
3. Vaselin - -

2. SKEMA KERJA

n-heksana

Diambil 20 ml n-heksana menggunakan


pipet tetes dan gelas ukur kemudian
dimasukkan ke dalam labu destilasi

n-heksana berada didalam


abu destilasi sebanyak 20
mL
Diambil 20 ml Aquades menggunakan
pipet tetes dan gelas ukur kemudian
dimasukkan ke dalam labu destilasi

n-heksana dan Aquades berada


didalam labu destilasi
Ditutup labu destilasi menggunakan
alumunium foil dan dihomogenkan
campuran n-heksana dan aquades

n-heksana dan Aquades pada


labu destilasi homogen

Dipasang klem pada statif dengan baik dan


benar

Klem dan statif telah terpasang


dengan benar

Diletakkan labu destilasi berisi larutan n-


heksana dan aquades yang telah homogen
pada penangas

Telah Diletakkan labu destilasi


berisi larutan n-heksana dan
aquades yang telah homogen
pada penangas

Disiapkan klem dan statif

klem dan statif telah siap

Dipasang klem pada labu destilasi dengan


tidak menekan kuat pada peralatan gelas

Telah terpasang labu destilasi


yang masih tertutup alumunium
foil pada klem

Dibuka alumunium foil pada labu destilasi


kemudian dipasang join T pada labu
destilasi kemudian ditutup bagian atas join
T dengan tutup gabus

Telah terpasang join T pada


labu destilasi dan telah ditutup
join T dengan tutup gabus
Dipasang kondensor dengan baik dan benar pada
klem kemudian di pasang ujung kondensor pada
join T dengan sebelumnya diberi vaselin sebagai
pelumas agar antara join dan kondensor mudah
lepas pada ujung join T

Kondensor terpasang pada klem holder dan


Telah terpasang join T pada kondensor

Dipasang Join L pada kondensor dengan


diberi vaselin pada ujung kondensor agar
nantinya antara join dan konsensomudah
untuk dilepaskan

Join L telah terpasang pada


kondensor

Diletakkan Erlenmeyer tepat dibawah join L

Erlenmeyer berada dibawah join L

Diletakkan termometer pada tutup gabus


yang telah dilubangi.

Termometer telah terletak ditutup


gabus labu destilasi

Dipasang selang air pada lubang air keluar


dan masuk pada kondensor kemudian
dioperasikan

Selang air telah terpasang pada lubang air keluar


dan masuk kondensor. Dan air telah mengalir

Dihidupkan penangas
Penangas air bekerja sesuai
fungsinya
Diamati perubahan dan kenaikan suhu
   yang terjadi melalui termometer

Dicatat suhu ketika cairan pertama


menetes pada erlenmeyer

Suhu awal adalah 30℃ dan suhu ketika caira


pertama menetes di Erlenmeyer adalah 69℃
pada menit ke 5

Dicatat suhu konstan pada perubahan suhu


persatuan waktu

Suhu konstan berada pada rentang


waktu menit ke-6 hingga menit ke-7

D. HASIL DAN DATA PERCOBAAN


Tabel Hasil pengamatan
No. Perlakuan Hasil Pengamatan
1. Diambil 20 ml n-heksana n-heksana berada didalam abu
menggunakan pipet tetes dan destilasi sebanyak 20
gelas ukur kemudian
dimasukkan ke dalam labu
destilasi
2. Diambil 20 ml Aquades n-heksana dan Aquades berada
menggunakan pipet tetes dan3. didalam labu destilasi
gelas ukur kemudian
dimasukkan ke dalam labu
destilasi
3. Ditutup labu destilasi n-heksana dan Aquades pada
menggunakan alumunium foil labu destilasi homogen
dan dihomogenkan campuran
n-heksana dan aquades
4. Dipasang klem pada statif Klem dan statif telash terpasang
dengan baik dan benar dengan benar
5. Diletakkan labu destilasi berisi Telah Diletakkan labu destilasi
larutan n-heksana dan aquades berisi larutan n-heksana dan
yang telah homogen pada aquades yang telah homogen
penangas pada penangas
6. Disiapkan klem dan statif klem dan statif telah siap
7. Dipasang klem pada labu Telah terpasang labu destilasi
destilasi dengan tidak menekan yang masih tertutup alumunium
kuat pada peralatan gelas foil pada klem
8. Dibuka alumunium foil pada Telah terpasang join T pada labu
labu destilasi kemudian destilasi dan telah ditutup join T
dipasang join T pada labu dengan tutup gabus
destilasi kemudian ditutup
bagian atas join T dengan tutup
gabus
9. Dipasang kondensor dengan
baik dan benar padal klem Kondensor terpasang pada klem
kemudian di pasang ujung holder dan Telah terpasang join
kondensor pada join T dengan T pada kondensor
sebelumnya diberi vaselin
sebagai pelumas agar antara
join dan kondensor mudah
lepas pada ujung join T
10. Dipasang Join L pada Join L telah terpasang pada
kondensor dengan diberi kondensor
vaselin pada ujung kondensor
agar nantinya antara join dan
konsensomudah untuk
dilepaskan
11. Diletakkan Erlenmeyer tepat Erlenmeyer berada dibawah join
dibawah join L L

12. Diletakkan termometer pada Termometer telah terletak


tutup gabus yang telah ditutup gabus labu destilasi
dilubangi.
13. Dipasang selang air pada Selang air telah terpasang pada
lubang air keluar dan masuk lubang air keluar dan masuk
pada kondensor kemudian kondensor. Dan air telah
dioperasikan mengalir

14. Dihidupkan penangas air Penangas air bekerja sesuai


fungsinya
15. Diamati perubahan dan Suhu awal adalah 30℃ dan
kenaikan suhu yang terjadi suhu ketika caira pertama
melalui termometer menetes di Erlenmeyer adalah
Dicatat suhu ketika cairan 69℃ pada menit ke 5
pertama menetes pada
erlenmeyer
16. Dicatat suhu konstan pada Suhu konstan berada pada
perubahan suhu persatuan rentang waktu menit ke-4,5
waktu hingga menit ke-6

Table perubahan dan kenaikan suhu persatuan waktu


No. Waktu Suhu
1. Menit ke-1 30℃
2. Menit ke-2 36℃
3. Menit ke-3 42℃
4. Menit ke-4 55℃
5. Menit ke-4,5 62℃
6. Menit ke-5 69℃
7. Menit ke-6 76℃
8. Menit ke-7 93℃

E. PEMBAHASAN
Pada praktikum kimia organic senyawa monofungsi ini merupakan
praktikum pertama dengan judul percobaan penentuan titik didih senyawa
organik. Senyawa organik memiliki sifat fisik seperti titik didih, titik leleh,
dan kelarutan yang tergantung pada berat molekul dan pada struktur gugus
fungsi senyawa (Muzakki, 2002).
Ciri-ciri senyawa organic yaitu, Memiliki titik leleh dan titik didih
yang relatif rendah, Bersifat non – polar sehingga kelarutannya rendah di
dalam air dan tinggi di pelarut non – polar, flammable, Tidak
menghantarkan listrik karena tidak mengion, Reaksi kimia berlangsung
relatif lambat, Memiliki isomer, dan Jenis ikatan kimia adalah sebagian
besar ikatan kovalen (Roni. 2021).
Adapun tujuan dari melakukan percobaan menentukan titik didih
senyawa organic ini adalah Praktikan dapat memahami konsep titik didih
dari senyawa organik dan proses destilasi. Praktikan dapat merangkaikan
peralatan destilasi dengan tepat. Praktikan dapat menentukan titik didih
senyawa organik dengan menggunakan peralatan destilasi sederhana.
Praktikan dapat menjelaskan perbedaan titik didih senyawa-senyawa
organik.
Dalam percobaan, dilakukan banyak hal yang sesuai dan terarah
dalam menentukan titik didih dari senyawa organik. Adapun cara yang
digunakan dalam menentukan titik didih senyawa organik adalah dengan
melakukan destilasi. Destilasi merupakan metode yang sangat baik untuk
memurnikan zat cair. Sebuah zat misalnya memiliki wujud cair, dapat
mengandung molekul atau atom-atom yang tersusun berdekatan, namun
dapat bergerak bebas walaupun dengan energi yang berlainan (Ginting,
2019). Prinsip percobaan yang digunakan dalam melakukan praktikum ini
adalah dengan meng-homogenkan n-heksana dan aquades, lalu
menggunakan destilasi untuk melihat perubahan/kenaikan suhu. Jika suhu
konstan maka merupakan titik didih dari senyawa organik.
Adapun alat dan bahan yang digunakan mempunyai fungsi masing-
masing dan perann tertentu dalam melakukan percobaan. Alat yang
digunakan serta fungsi dalam percobaan yang dilakukan, yaitu: labu
destilasi berfungsi sebagai wadah tempat campuran air dan n-heksana akan
dipisahkan dengan metode destilasi. Gelas ukur berfungsi untuk mengukur
jumlah volume n-heksana dan aquades yang akan digunakan. Erlenmeyer
berfungsi sebagai alat untuk menampung hasil destilasi atau destilat yaitu
n-heksana. Kondensor adalah alat yang berfungsi sebagai tempat
pendingin uap air n-heksana yang kemudian dari kondensor uap itu
berubah menjadi cairan dan kemudian mengalir menuju join L lalu ke
Erlenmeyer. Termometer berfungsi sebagai alat untuk mengukur
perubahan atau kenaikan suhu yang terjadi saat melakukan destilasi. Join
yang digunakan pada percobaan adalah join T, fungsinya sebagai
penghubung antara labu destilasi dan kondensor, dan join L yang
berfungsi sebagai penghubung antara kondensor dengan Erlenmeyer.
Dalam percobaan menggunakan dua statif dan klem holder, statif dan klem
pertama digunakan untuk menyangga dan menjepit labu destilat dan statif
dan klem kedua digunakan untuk menjepit kondensor yang akan
dihubungkan ke labu destilasi melalui join. Tutup gabus berfungsi untuk
digunakan sebagai pengganti alumunium foil ketika labu destilasi dipasang
ke join T agar larutan dalam labu destilasi tertutup sebelum dilakukan
pemanasan. Fungsi lain tutup gabus dalam percobaan adalah sebagai
penopang termometer saat dilakukan destilasi. Penangas air berfungsi
sebagai alat untuk pemanas saat melakukan destilasi. Pipet tetes digunakan
untuk mengambil larutan n-heksana. Vaselin digunakan sebagai pelumas
antara join dengan kondensor agar mudah dilepaskan. Dan terakhir,
alumunium foil digunakan untuk menutup labu destilasi sebelum di
lakukan destilasi.
Adapun bahan-bahan yang digunakan pada percobaan penentuan
titik didih senyawa organik adalah dengan menggunakan n-heksana dan
juga aquades. Heksana merupakan senyawa hidrokarbon
alkana dengan jumlah karbon 6 dan hidrogen 14 dan memiliki rumus
kimia C6H14. Adapun isomer utama n-heksana memiliki rumus
CH3(CH2)4CH3. Penamaan heksana, Awalan heks- merujuk pada enam
karbon atom yang terdapat pada heksana dan juga akhiran -ana berasal
dari alkana, yang mana merujuk pada ikatan tunggal yang menghubungkan
atom-atom karbon tersebut. Seluruh isomer heksana amat tidak reaktif,
dan sering digunakan sebagai pelarut organik yang inert. N-Heksana
umum dijadikan pelarut dikarenakan recovery-nya mudah, bersifat non-
polar, dan memiliki selektivitas yang tinggi (Kumar, dll. 2017). Namun
pada percobaan, Fungsi n-heksana adalah sebagai zat terlarut dari senyawa
organik yang akan di tentukan titik didihnya. Adapun fungsi dari aquades
adalah sebagai pelarut senyawa organic yang kemudian akan didestilasi.
Percobaan dilakukan dengan melakukan destilasi kemudian dilihat
peerubahan dan kenaikan suhunya. Berikut penjelasan mengenai perlakuan
dan pengamatan yang dilakukan dalam menentukan titik didih senyawa
organik. Pertama, Diambil 20 ml n-heksana menggunakan pipet tetes dan
gelas ukur kemudian dimasukkan ke dalam labu destilasi dan didapatkan
n-heksana berada didalam abu destilasi sebanyak 20mL. Kedua, Diambil
20 ml Aquades menggunakan pipet tetes dan3. gelas ukur kemudian
dimasukkan ke dalam labu destilasi dan didapatkan n-heksana dan
Aquades berada didalam labu destilasi. Ketiga, Ditutup labu destilasi
menggunakan alumunium foil dan dihomogenkan campuran n-heksana
dan aquades dan didapatkan n-heksana dan Aquades pada labu destilasi
homogen. Keempat, dipasang klem pada statif dengan baik dan benar dan
didapatkan Klem dan statif telah terpasang dengan benar. Kelima,
Diletakkan labu destilasi berisi larutan n-heksana dan aquades yang telah
homogen pada penangas dan hasil pengamatan telah diletakkan labu
destilasi berisi larutan n-heksana dan aquades yang telah homogen pada
penangas. Keenam, disiapkan klem dan statif hasilnya, klem dan statif
telah siap. Ketujuh, dipasang klem pada labu destilasi dengan tidak
menekan kuat pada peralatan gelasdan hasil pengamatan, Telah terpasang
labu destilasi yang masih tertutup alumunium foil pada klem. Adapun
fungsi dari memasang alat gelas pada klem dengan tidak menekan kuat
adalah agar alat gelas dari alat destilasi tidak pecah karena rentan terhadap
alat-alat berat. Kedelapan, dibuka alumunium foil pada labu destilasi
kemudian dipasang join T pada labu destilasi kemudian ditutup bagian atas
join T dengan tutup gabus. Fungsi dari melepas alumunium foil adalah
agar pemasangan labu dstilasi dan join terlaksana dengan baik dan cepat
hasil pengamatan telah terpasang join T pada labu destilasi dan telah
ditutup join T dengan tutup gabus. Kemudian, dipasang kondensor dengan
baik dan benar padal klem kemudian di pasang ujung kondensor pada join
T dengan sebelumnya diberi vaselin sebagai pelumas agar antara join dan
kondensor mudah lepas pada ujung join T fungsinya, kondensor terpasang
pada klem holder dan Telah terpasang join T pada kondensor. Dipasang
Join L pada kondensor dengan diberi vaselin pada ujung kondensor agar
nantinya antara join dan kondensor mudah untuk dilepaskan hasil
pengamatan yaitu, join L telah terpasang pada kondensor. Diletakkan
Erlenmeyer tepat dibawah join L dan hasil yang diamati adalah
Erlenmeyer berada dibawah join L. Diletakkan termometer pada tutup
gabus yang telah dilubangi.hasil pengamatan yaitu, Termometer telah
terletak ditutup gabus labu destilasi. Perlakuan Dipasang selang air pada
lubang air keluar dan masuk pada kondensor kemudian dioperasikan dan
didapati pengamata bahwa Selang air telah terpasang pada lubang air
keluar dan masuk kondensor dan air telah mengalir. Perlakuan dihidupkan
penangas air hasil pengamatan yaitu, Penangas air bekerja sesuai
fungsinya. Perlakuan, diamati perubahan dan kenaikan suhu yang terjadi
melalui termometer. Perlakuan Dicatat suhu ketika cairan pertama menetes
pada Erlenmeyer hasil pengamatan yaitu, Suhu awal adalah 30℃ dan suhu
ketika cairan pertama menetes di Erlenmeyer adalah 69℃ pada menit ke
5. Dilakukan, dicatat suhu konstan pada perubahan suhu persatuan waktu
Dan didapati hasil bahwa, Suhu konstan berada pada rentang waktu menit
ke-6 hingga menit ke-7 hal ini terlihat dari perubahan suhu yang telah
diamati.
Dari percobaan yang dilakukan telah mendapatkan hasil perubahan
suhu, kenaikan suhu, dan suhu konstan yang menyatakan titik didih dari
senyawa organik n-heksana.

Tabel 1. Pengamatan Suhu n-heksana Persatuan Waktu


No. Waktu Suhu
1. Menit ke-1 30℃
2. Menit ke-2 36℃
3. Menit ke-3 42℃
4. Menit ke-4 55℃
5. Menit ke-4,5 62℃
6. Menit ke-5 69℃
7. Menit ke-6 76℃
8. Menit ke-7 93℃
Titik didih senyawa pada dasarnya bergantung pada besar energi
yang dibutuhkan untuk berubah dari saat bentuk cair menuju ke bentuk
gas. Alkana adalah senyawa hidrokarbon dengan gaya Tarik menarik antar
molekul lemah. Titik didih alkana dalam deret homolognya mengalami
kenaikan sebesar kurang lebih 30 ℃ untuk setiap penambahan CH2.
Namun, titik didih yang menurun cenderung karena adanya percabangan
dalam struktur model hidrokarbon. Umumnya, meningkatnya gaya Tarik
van der waals antara molekul menyebabkan adanya kenaikan titik didih.
Adapun titik didih dari senyawa n-heksana yaitu, 69℃ (Sari, 2016).
Pada menit pertama suhu n-heksana adalah 30 derajat celcius, ini
merupakan suhu awal. Pada menit ke 2, 3, dan 4, yang signifikan dimana
pada suhu ke-2 menuju ke-3 kenaikan suhu sebesar 6℃ . Pada menit ke-3
menuju menit ke-4 terjadi kenaikan suhu sebesar 13℃ . Pada menit ke-4
menuju menit ke-4,5 terjadi kenaikan suhu sebesar 7℃ .pada menit ke-4,5
menuju menit ke 5 terjadi kenaikan suhu 7℃ . Pada menit ke-5 menuju
menit ke-6 terjadi perubahan suhu sebesar 7℃ . Pada menit ke-6 menuju
menit ke-7 perubahan suhu sebesar 17℃ . Perubahan suhu dari menit ke
4,5 sampai menit ke 6 adalah konstan dimana perubahan suhu yang terjadi
tetap 7 ℃ . Hal ini menandakan bahwa suhu senyawa organic n-heksana
berkisar dari 62℃ hingga 69℃ .Adapun pada menit ke-6 menuju menit
ke-7 terjadi kenaikan suhu yang cukup pesat hal ini karena adanya n-
heksana yang keluar melalui kondensor sehingga n-heksana mengenai
penangas air hal ini menyebabkan penangas air menjadi lebih panas
sehingga suhu menjadi meningkat cukup pesat. Selain itu, tumpahnya
larutan n-heksana juga bisa menyebabkan ledakan jika dibiarkan, namun
untungnya pada percobaan yang dilakukan penangas air segera dimatikan
sehingga tidak terjadi insiden mengenai hal tersebut.
Adapun volume akhir n-heksana yang didapatkan dari percobaan
tersebut adalah sebanyak 11 mLdan dengan suhu awal sebanyak 20mL.
suhu awal dan suhu akhir seharusnya sama, namun saat ditengah
percobaan n-heksana keluar melalui celah join T dan kondensor. Hal ini
disebabkan karena pada pemasangan join dan kondensor tidak dilakukan
dengan benar sehingga antara join dan kondensor longgar.
Percobaan yang dilakukan tidak berhasil, karena adanya insiden
lepasnya kondensor dan join T sehingga menyebabkan suhu terlalu cepat
untuk naik dan jumlah akhir n-heksana yang didapatkan tidak sesuai.
Antara percobaan dan literature yang digunakan sangat sesuai
namun pada hasil akhirnya percobaan tidak mengikuti literature karena
adanya insiden antara kondensor dan join T yang longgar.
F. Faktor-faktor yang mempengaruhi titik didih

1. Tuliskanlah sepuluh contoh senyawa organik beserta struktur


molekul dan titik didihnya (tabel 2).

2. Urutkanlah ke sepuluh senyawa organik tersebut berdasarkan


kenaikan titik didih

3. Bandingkanlah titik didih kesemua senyawa organik tersebut


dengan struktur molekulnya.
4. Analisalah faktor-faktor yang mempengaruhi kenaikan dan
penurunan titik didih senyawa organik.
Jawaban:
Berikut table senyawa organic beserta struktur molekul dan titik didih
No Nama rumus Titik didih
.
1. Metana CH4 -160
2. Etana C2H6 -88,7
3. Propane C3H8 -42
4. N-Butane C4H10 -0,4
5. Isobutana C4H10 -10,2
6. n-pentana C5H12 -10,2
7. Isopentana C5H12 36
8. Neopentana C5H12 27,9
9. Heksana C6H14 9,6
10. heptana C7H16 68,8
Berdasarkan kenaikan titik didih senyawa organic dari senyawa
organic yang memiliki titik didih terendah ke senyawa organic yang
emimiliki titik didih tinggi yaitu metana, etana, propane, isobutana, n-
pentana, n-butana, isopentana, neopentana, heksana, heptane. Titik didih
alkana dalam deret homolognya mengalami kenaikan sebesar kurang
lebih 30 ℃ untuk setiap penambahan CH2. Namun, titik didih yang
menurun cenderung karena adanya percabangan dalam struktur model
hidrokarbon.
Ciri-ciri senyawa organic yaitu, Memiliki titik leleh dan titik didih
yang relatif rendah, Bersifat non – polar sehingga kelarutannya rendah di
dalam air dan tinggi di pelarut non – polar, flammable, Tidak
menghantarkan listrik karena tidak mengion, Reaksi kimia berlangsung
relatif lambat, Memiliki isomer, dan Jenis ikatan kimia adalah sebagian
besar ikatan kovalen (Roni. 2021).

G. BAHAN DISKUSI
1. Apa yang dimaksud dengan titik didih?

2. Apa prinsip destilasi?

3. Bagaimana susunan perangkat alat destilasi?

4. Apa fungsi dari masing-masing alat destilasi?

5. Bagaimana rumus molekul n-heksana dan etanol?

6. Mengapa titik didih n-heksana lebih rendah daripada etanol?

7. Apa saja yang mempengaruhi titik didih?

JAWABAN

1. Titik didih adalah suhu pada saat tekanan uap cairan sama dengan
tekanan di permukaan. Oleh karena itu,  titik didih bergantung pada
tekanan di permukaan. Di permukaan laut (tekanan = 760 mmHg), air
mendidih pada 100oC karena pada suhu 100oC tekanan uap air sama
dengan 760 mmHg. Di puncak Everest (ketinggian 8.882 m dari
permukaan laut), air mendidih pada 71oC. Biasanya, yang dimaksud
dengan titik didih adalah titik didih normal, yaitu titik didih pada
tekanan 760 mmHg. Titik didih normal air adalah 100oC.
2. Prinsip kerja destilasi yaitu ” jika  suatu zat pada larutan tidak sama-
sama menguap, berarti uap larutan akan memiliki  komponen yang
beda dengan larutan yang aslinya”. Apabila  salah satu dari zat
menguap, berarti pemisahannya akan terjadi secara sempurna. Namun
apabila  kedua zat tersebut menguap, maka  proses pemisahannya
hanya terjadi secara sebagian namun destilat ataupun produk akan
memipunyai kaya daripada  komponen dibandingkan larutan yang 
aslinya.
3. Susunan perangkat destilasi, yaitu: wadah penangas air, labu destilasi,
klem dan statif, kondensor, join, termometer, Erlenmeyer
4. Fungsi perangkat alat destilasi,yaitu: penangas air berfungsi sebagai
pemanas saat proses destilasi. Labu destilasi tempat destilat sebelu
dan saat dipanaskan. Klem dan statif berfungsi sebagai penyangga
atau penjepit labu destilasi dan menjepit kondensor agar alat destilasi
terpasang dengan baik. Join berfungsi sebagai penghubung antara
labu destilasi dengan kondensor (join T) dan antara kondensor
dengan Erlenmeyer (join L). termometer berfungsi sebagai alat untuk
mengukur perubahan suhu saat destilasi, dan terakhir Erlenmeyer
yang berfungsi sebagai alat untuk menampung hasil destilat.
5. N-heksana adalah hidrokarbon alkana rantai lurus yang memiliki 6
atom karbon dengan rumus molekul C6H14. Sedangkan Etanol
disebut juga etil alkohol dengan rumus kimia C2H5OH atau
CH3CH2OH dengan titik didihnya 78,4° C
6. Titik didih n-heksana lebih rendah dibandingkan dengan etanol
karena n-heksana merupakan suatu senyawa organic dimana,
senyawa organic adalah senyawa yang memiliki titik didih yang
relative lebih rendah dari senyawa lainnya. dalam suatu percoban
untuk mennetukan titik diidh senyawa organic, n-heksana digunakan
sebagai zat terlarut dan etanol digunakan sebagai pelarut karena titik
didih pelarut pun tidak boleh terlampau rendah yang dapat
menyebabkan kehilangan pelarut dalam jumlah yang besar akibat
pemanasan.
7. Dari percobaan yang dilakukan didapatkan hasil bahwa hal-hal yang
mempengaruhi titik didih yaitu:
- Pemanasan. Pemanasan harus dilakukan secara bertahap agar
diperoleh interval yang tidak terlalu panjang. Pada percobaan
pemanasan yang dilakukan menggunakan suhu yang rendah
- Tekanan Udara. Tekanan udara mempengaruhi titik didih suatu
zat. Dalam perccobaan yang dilakukan labu destilat tertutup rapat,
mulai dari sebelum melakukan destilasi hingga dilakukan destilasi
dengan menutup menggunakan alumunium foil dan tutup gabus.
- Banyaknya zat yang digunakan. Pada percobaan digunakan 20
ml masing-masing dari zat.

H. KESIMPULAN

1. Destilasi merupakan metode yang sangat baik untuk memurnikan zat


cair. Sebuah zat misalnya memiliki wujud cair, dapat mengandung
molekul atau atom-atom yang tersusun berdekatan, namun data
bergerak bebas walaupun dengan energy yang berlainan. Ketika suatu
molekul zat cair mendekati perbatasan fasa uap cair, maka molekul
tersebut, jika memiliki energi yang cukup, dapat berubah dari fasa
cair menjadi fasa gas. Hanya molekul-molekul yang memiliki
energetika yang cukup yang dapat mengatasi gaya yang mengikat
antarmolekul dalam fasa cair sehingga dapat melepaskan diri ke
dalam fasa gas. Prinsip kerja destilasi yaitu ” jika  suatu zat pada
larutan tidak sama- sama menguap, berarti uap larutan akan memiliki 
komponen yang beda dengan larutan yang aslinya”. Apabila  salah
satu dari zat menguap, berarti pemisahannya akan terjadi secara
sempurna. Namun apabila  kedua zat tersebut menguap, maka  proses
pemisahannya hanya terjadi secara sebagian namun destilat ataupun
produk akan memipunyai kaya daripada  komponen dibandingkan
larutan yang  aslinya.
2. Suhu awal adalah 30℃ dan suhu ketika cairan pertama menetes di
Erlenmeyer adalah 69℃ pada menit ke 5 dan Suhu konstan berada
pada rentang waktu menit ke-4,5 hingga menit ke-6
3. Adapun volume akhir n-heksana yang didapatkan dari percobaan
tersebut adalah sebanyak 11 mLdan dengan suhu awal sebanyak
20mL. suhu awal dan suhu akhir seharusnya sama, namun saat
ditengah percobaan n-heksana keluar melalui celah join T dan
kondensor
4. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kenaikan titikdidih
senyawa organik yaitu pemanasan, tekanan udara dan banyak zat
yang digunakan.
DAFTAR PUSTAKA

Azzahra, Tasya Aliefa., 2017, Analisis Metrologi Tentang Pengaruh Tekanan


Udara Pada Titik Tripel Air Sebagai Standar Skala Pengukuran
Termometer. Tugas Akhir, D3 Metrologi dan Instrumentasi UGM

Ginting. 2019. Kimia Organik. Penuntun Praktikum. Laboratorium Kimia


Organik Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara Medan

Kumar, dll. 2017. Green solvents and technologies for oil extraction from
oilseeds. Chemistry Central Journal. 11:9

Kuntaarsa, 2021. EKSTRAKSI BIJI KETUMBAR DENGAN MEMPERGUNAKAN


PELARUT N-HEKSANA. JURNAL TEKNOLOGI
TECHNOSCIENTIA. Vol. 14 No. 1

Permana, D. (2006). Intisari Kimia SMA. Bandung: Pustaka Setia.

Rahayu, Siti. 2017. Isolasi Pektin dari Kulit Pepaya (Carica Papaya L.) dengan
Metode Refluks Menggunakan Pelarut HCl Encer. Palembang:
Politeknik Negeri Sriwijaya

Roni. 2021. Kimia Organik. Palembang: NoerFikri Offset

Svehla, G., Hadyana Pudjaatmaka, Setiono. (1985). [Textbook of Macro and


Semimicro Qualitative Inorganic Analysis .Bahasa.Indonesia] Buku
Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro (Ed.5,
Jil.2). Jakarta: Kalman Media Pusaka.

Yapin, Muzakki., 2002, Analisis Regresi Linear Multivariabel : Hubungan


Kuantitatif Struktur Molekul dan Sifat Fisika (Titik didih, Titik Leleh
dan Kerapatan) berbagai senyawa Organik, Skripsi Program Studi
Ilmu Kimia Program Pascasarjana UGM

Anda mungkin juga menyukai