Anda di halaman 1dari 7

TUGAS 1 Administrasi Keuangan

1. Sebut dan jelaskan mengenai sumber-sumber penerimaan negara menurut teori !

2. Buatlah tulisan mengenai sumber-sumber pendapatan negara Indonesia saat ini berdasar

pada data APBN. Tulisan tersebut merupakan tulisan anda sendiri, dengan melihat data

pokok APBN terkini yang diterbitkan oleh Kementrian Keuangan.

Jawaban :

1. Sumber-sumber penerimaan negara dibagi menjadi dua sumber yaitu penerimaan pajak

dan penerimaan non pajak.

A. Penerimaan pajak

Penerimaan pajak adalah pembayaran iuran oleh rakyat kepada pemerintah yang

diatur dalam undang-undang tanpa balas jasa secara langsung. Penerimaan negara

berasal dari pajak. Secara garis besar berbagai jenis pajak yang dipungut pemerintah

dapat dibedakan kepada dua golongan yaitu pajak langsung dan pajak tak langsung.

Pajak langsung berarti jenis pungutan pemerintah yang secara langsung

dikumpulkan dari pihak yang wajib membayar pajak. Setiap individu yang bekerja

dan perusahaan yang menjalankan kegiatan dan memperoleh keuntungan wajib

membayar pajak. Sedangkan, Pajak tak langsung adalah pajak yang bebannya dapat

dipindah-pindahkan kepada pihak lain. Diantara jenis pajak tak langsung yang

penting adalah pajak impor dan pajak penjualan. Penerimaan pajak berasal dari

pajak pusat dan pajak daerah:

1) Pajak Pusat (wewenang pemajakan berada di tangan pemerintah pusat)

a) Pajak penghasilan (PPh)

b) Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

c) Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM)


d) Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)

e) Bea Materai

f) Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)

g) Bea Masuk

h) Cukai Tembakau dan Ethil Alkohol beserta Hasil Olahannya

2) Pajak Daerah (wewenang pemajakannya berada di tangan pemerintah daerah)

a) Pajak daerah propinsi

(1) Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Kendaraan di Atas Air;

(2) Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB);

(3) Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) dan Kendaraan di Atas Air,

(4) Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan.

b) Pajak Daerah Kabupaten/Kota

(1) Pajak Hotel dan Restaurant (PHR)

(2) Pajak Restoran

(3) Pajak Hiburan

(4) Pajak Reklame

(5) Pajak Penerangan Jalan

(6) Pajak Pengambilan dan Pengolahan Bahan Galian Golongan C 20

(7) Pajak Parkir.

B. Penerimaan non pajak

Penerimaan non pajak adalah penderimaan negara selain dari pajak. Penerimaan

non pajak berasal dari:

1. Penerimaan yang bersumber dari pengelolaan dana pemerintah, (antara lain

penerimaan jasa giro, sisa anggaran pembangunan, sisa anggaran rutin)


2. Penerimaan dari pemanfaatansumber daya alam (segala kekayaan alam yang

terdapat diatas, permukaandan di dalam bumi yang dikuasai negara, antara lain

royalti di bidang pertambangan)

3. Penerimaan dari hasil-hasil pengelolaan kekayaan negara yang dipisahkan (antara

lain dividen atau bagian laba pemerintah dari BUMN, dana pembangunan

semesta, dan hasil penjualan saham pemerintah dalam BUMN)

4. Penerimaan dari kegiatan pelayanan yang dilaksanakan pemerintah (antara lain

pelayanan pendidikan, pelayanan kesehatan, pelayanan pelatihan, pemberian hak

paten, merek, hak cipta, pemberian visa dan paspor, serta pengelolaan kekayaan

negara yang tidak dipisahkan)

5. Penerimaan berdasarakan putusan pengadilan dan yang berasal dari pengenaan

denda administrasi (antara lain lelang barang rampasan negara dan denda)

6. Penerimaan yang berupa hibah yang merupakan hak pemerintah (adalah

penerimaan negara berupa bantuanhibah dan atau sumbangan dari dalam dan luar

negri baik swasta maupun pemerintah yang menjadi hak pemerintah, kecuali

hibah dalam bentuk natura yang secara langsung untuk mengatasi keadaan darurat

seperti bencana alam atau wabah penyakit yang tidak dicatat dalam APBN)

7. Penerimaan lainnya yang diatur dalam UU tersendiri.

2. Berdasarkan data APBN :

KLASIFIKASI FUNGSI

Kemudian pada Masa Orde Baru sampai dengan APBN 2004, klasifikasi fungsi

dibedakan antara sektor dan sub sektor, misalnya Sektor Pengairan, terdiri dari subsektor

Subsektor Pengembangan dan Pengelolaan Pengairan; Subsektor Pengembangan dan

Pengelolaan Pengairan; dan Subsektor Pengembangan dan Pengelolaan Sumber-sumber


air. Tetapi dengan UU Keuangan Negara, maka rincian belanja menurut fungsi

berdasarkan penjelasan Pasal 11 ayat 5 UU No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

fungsi terdiri dari sebelas 11 fungsi dan 79 sub fungsi. Kesebelas fungsi terdiri adalah:

(1) Pelayanan Pemerintahan Umum; (2) Pertahanan; (3) Ketertiban, Keamanan dan

Hukum; (4) Ekonomi; (5) Perlindungan Lingkungan Hidup; (6) Perumahan dan

Permukiman; (7) Kesehatan; (8) Pariwisata dan Budaya; (9) Agama; (10) Pendidikan;

dan, (11) Perlindungan Sosial. Dalam proses penganggaran, dasar alokasi anggaran

adalah program-program yang diajukan oleh kementerian negara/lembaga. Besaran

anggaran untuk masing-masing fungsi atau sub fungsi merupakan kompilasi anggaran

dari program-program yang termasuk fungsi atau subfungsi yang bersangkutan.

Selanjutnya, kompilasi dari alokasi anggaran tersebut menjadi data statistik yang disusun

mengikuti standar internasional sebagaimana ditetapkan dalam classification of the

functions of government (COFOG) yang dipublikasikan oleh PBB. Dengan demikian,

klasifikasi belanja negara menurut fungsi dapat dipergunakan sebagai alat analisis (tools

of analysis) yang menggambarkan perkembangan belanja suatu negara menurut fungsi,

subfungsi dan program, yang selanjutnya dapat diperbandingkan dengan negara lainnya

yang rincian belanjanya mengikuti COFOG.

KLASIFIKASI BELANJA

1. Menurut ketentuan peraturan perundang-undangan a. UU No. 17 Tahun 2003 tentang

Keuangan Negara Dalam Pasal 15 ayat (5) dan Pasal 20 ayat (5) UU No. 17 Tahun

2003 tentang Keuangan Negara, disebutkan bahwa APBN yang telah disetujui oleh

DPR terinci sampai dengan unit organisasi, fungsi, program, kegiatan dan jenis

belanja. b. PP No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan Belanja

diklasifikasikan menurut ekonomi (jenis belanja), organisasi dan fungsi. Klasifikasi

ekonomi untuk Pemerintah Pusat meliputi belanja operasi (belanja pegawai, belanja
barang, bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial), belanja modal, belanja lain-lain.

Klasifikasi belanja menurut fungsi dibagi menjadi pelayanan umum, pertahanan,

ketertiban dan ketentraman, ekonomi, perlindungan lingkungan hidup, perumahan dan

pemukiman, kesehatan, pariwisata dan budaya, agama, pendidikan, dan perlindungan

sosial.

2. Menurut fungsi artinya klasifikasi ini digunakan sebagai dasar untuk penyusunan

anggaran berbasis kinerja guna memperoleh manfaat sebesar-besarnya. Rincian

belanja Negara menurut fungsi1 antara lain terdiri dari pelayanan umum, pertahanan,

ketertiban dan keamanan, ekonomi, lingkungan hidup, perumahan dan fasilitas umum,

kesehatan, pariwisata, budaya, agama, pendidikan dan perlindungan sosial,

disesuaikan dengan tugas masing-masing Kementerian Negara/Lembaga. Oleh karena

itu program kementerian negara/lembaga harus diarahkan untuk mencapai hasil dan

keluaran yang telah ditetapkan sesuai dengan rencana kerja pemerintah.

3. Menurut jenis belanja Pasal 11 ayat (4) UU No. 17 Tahun 2003 menyebutkan bahwa

belanja negara dalam APBN digunakan untuk keperluan penyelenggaraan tugas

pemerintahan pusat dan pelaksanaan perimbangan keuangan antara pemerintahan

pusat dan pemerintahan daerah :

a. Belanja Pemerintah Pusat

1. Belanja Pegawai

2. Belanja Barang

3. Belanja Modal

4. Pembayaran Bunga Utang

5. Subsidi

6. Hibah

7. Bantuan Sosial
8. Belanja Lain-Lain.

b. Transfer ke Daerah

1. Dana Perimbangan (dana bagi hasil, dana alokasi umum dan dana alokasi khusus),

2. Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian.

Belanja Pegawai adalah belanja kompensasi baik dalam bentuk uang maupun barang

yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang diberikan kepada

Pejabat Negara, PNS dan pegawai yang dipekerjakan oleh pemerintah yang belum

berstatus PNS sebagai imbalan atas pekerjaan yang telah dilaksanakan kecuali

pekerjaan yang berkaitan dengan pembentukan modal. Contoh : gaji, tunjangan,

honorarium, lembur, kontribusi sosial dan lain-lain yang berhubungan dengan pegawai.

Belanja barang adalah pembelian barang dan jasa yang habis pakai untuk memproduksi

barang dan jasa yang dipasarkan maupun yang tidak dipasarkan serta pengadaan barang

yang dimaksudkan untuk diserahkan atau dijual kepada masyarakat dan belanja

perjalanan. Belanja barang ini terdiri dari belanja pengadaan barang dan jasa, belanja

pemeliharaan, dan belanja perjalanan.

APBN ini merupakan perwujudan dari pengelolaan keuangan Negara secara tertib, taat

pada peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan dan

bertanggung jawab sehingga penyelenggara Negara (Pemerintah) setiap tahun

mengajukan Rancangan Undang-Undang (RUU) APBN untuk dibahas bersama DPR.

Jika disetujui maka RUU tersebut ditetapkan menjadi Undang-Undang (UU) APBN

yang berlaku selama 1 (satu) tahun anggaran. Secara garis besar, APBN memiliki

komponen Pendapatan Negara dan Hibah, Belanja Negara, dan Pembiayaan. Anggaran

belanja pada tahun ini, melalui UU Nomor 47 Tahun 2009 tentang Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 2010, ditetapkan sebesar

Rp1.047.666.042.990.000,00 (satu kuadriliun empat puluh tujuh triliun enam ratus


enam puluh enam miliar empat puluh dua juta sembilan ratus sembilan puluh ribu

rupiah).

KLASIFIKASI ORGANISASI

Salah satu implementasi pelaksanaan unified budget adalah pengklasifikasian belanja

pemerintah pusat menurut organisasi, fungsi, dan jenis belanja (klasifikasi ekonomi).

Hal tersebut diatur dalam pasal 11 ayat (5) UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang

Keuangan Negara.Rincian belanja pemerintah pusat menurut organisasi dipengaruhi

oleh perkembangan susunan kementerian negara/lembaga, perkembangan jumlah

bagian anggaran, serta perubahan nomenklatur atau pemisahan suatu unit organisasi

dari organisasi induknya, atau penggabungan organisasi. Selain dialokasikan melalui

K/L, belanja pemerintah pusat juga dialokasikan melalui organisasi Bendahara Umum

Negara (BUN), yang antara lain di dalamnya termasuk alokasi pembayaran bunga

utang, subsidi, belanja hibah, dan belanja lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai