Anda di halaman 1dari 7

XII Agroindustri SMKN 1 Temanggung 2020

PENYIMPANAN DAN PENGGUDANGAN:


Serangan Hama dan Penyakit dalam Penyimpanan dan
Penggudangan

17a Juwita Ratna Sari, S.P, Gr.


Kompetensi Keahlian Agroindustri
Email: juwi.ratnasari@gmail.com

1. Pendahuluan
2. Bahan Kajian 1: Serangan Hama dan Penyakit dalam Penyimpanan dan
Penggudangan Hasil Pertanian
2.1 Faktor yang Mempengaruhi Serangan Hama Penyakit
2.2 Tipe-Tipe Serangan Hama dan Penyakit
2.3 Kerusakan Akibat Serangan Hama dan Penyakit
Rangkuman
Referensi
Tugas

1. PENDAHULUAN
Pada pengolahan bahan hasil pertanian, penyimpanan dan penggudangan merupakan
faktor penting dalam menjaga kuantitas serta kualitas produk pertanian. Kompetensi
dasar pada modul ini yaitu “Mendeteksi Serangan Hama dan Penyakit dalam
Penyimpanan dan Penggudangan Bahan Hasil Pertanian”. Pokok bahasan yang akan
dipelajari meliputi faktor dan tipe serangan hama penyakit penyimpanan dan
penggudangan, kerusakan akibat serangan hama penyakit dalam penyimpanan dan
penggudangan serta cara dalam menangani serangan hama dan penyakit dalam
penyimpanan dan penggudangan.

Modul ini memuat materi yang akan dipelajari dalam 5 kali tatap muka. Modul ini tidak
memuat seluruh materi terkait serangan hama dan penyakit dalam penyimpanan dan
penggudangan, oleh karena itu diharapkan siswa proaktif mencari informasi tambahan
melalui sumber-sumber atau media lain.

TUJUAN PEMBELAJARAN:
Dengan mempelajari materi ini, diharapkan peserta didik mampu:
a. menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi serangan hama dan penyakit
b. menentukan tipe-tipe serangan hama dan penyakit dalam penyimpanan dan
penggudangan
c. menentukan gejala kerusakan akibat serangan hama dan penyakit melakukan
pengawasan terhadap serangan hama dan penyakit pada penyimpanan dan
penggudangan

1
XII Agroindustri SMKN 1 Temanggung 2020

PERTEMUAN 1
BAHAN KAJIAN: SERANGAN HAMA DAN PENYAKIT DALAM PENYIMPANAN
DAN PENGGUDANGAN

3.1 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SERANGAN HAMA DAN PENYAKIT DALAM


PENYIMPANAN DAN PENGGUDANGAN

Faktor-raktor yang mempengaruhi serangan hama dan penyakit dalam penyimpanan


dan penggudangan yaitu sebagai berikut:
a. Serangga
Kejadian dan perkembangan serangan serangga tergantung pada beberapa faktor seperti
asal serangga, makanan tersedia, suhu, air, udara, kondisi bahan pakan, kehadiran organisme lain
dan upaya untuk membasmi hama. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan populasi
sebagian besar spesies serangga adalah suhu, kelembaban relatif dan kadar air bahan pakan.
Kandungan nutrisi dan sifat fisik bahan pakan turut serta menentukan tingkat serangan oleh
serangga. Kandungan air yang tinggi (di atas 16%) menyebabkan bahan pakan menjadi lembut
dan mudah diserang.
Serangga yang menyerang bahan pakan mempunyai suhu optimum dimana populasi
dapat berkembang dengan cepat. Sebagian besar spesies serangga hama tropis mempunyai suhu
optimum sekitar 28oC. Kelembaban relatif (relative humidity, RH) mempengaruhi laju
peningkatan populasi serangga. Kadar air bahan pakan berhubungan erat dengan kelembaban
relatif. Kadar air yang rendah beriringan dengan kelembaban relatif yang rendah memberikan
proteksi terhadap serangan serangga.
b. Tikus
Tikus merupakan salah satu hewan rodentia yang menjadi hama dalam penyimpanan
bahan pakan. Tikus tidak hanya memakan bahan pakan tetapi juga suka membuat lubang pada
kantong pakan yang menyebabkan kebocoran. Kebocoran akan memicu perkembangan agen
perusak pakan lain terutama serangga. Tikus dapat berperan sebagai agen penyebar jamur dalam
gudang karena tingkah laku tikus yang suka berpindah tempat. Tikus umumnya menyukai bahan
makanan yang mempunyai karbohidrat dan kandungan air yang tinggi. Tikus menyukai hampir
90% macam bahan makanan.
c. Mikrobiologi
Fungi tidak aktif pada bahan pakan dengan kadar air rendah, tetapi peningkatan kadar
air bahan akan merangsang perkembangan spora. Setiap fungi memerlukan tingkat kadar air dan
temperatur yang spesifik untuk perkecambahan dan perkembangan. Aktivitas dan respirasi
mikroorganisme dan serangga yang berlangsung di dalam tempat menyimpanan dapat
menghasilkan panas, meningkatkan suhu dan membentuk titik panas. Peningkatan panas akan
mampu memicu peningkatan kadar air. Puncak produksi panas terjadi pada suhu 27oC dan kadar
air 27%. Interaksi suhu dan kadar air yang meningkat memacu perkembangan dan per tumbuhan
kapang. Pengaruh terhadap bahan pakan adalah penurunan kualitas akibat perubahan kompos
isi dan serangan kapang yang makin meningkat, kehilangan berat dan pada kondisi tertentu
produksi panas yang ber lebihan dapat menyebabkan kebakaran.

Gambar 1. Hama serangga Gambar 2. Hama tikus Gambar 3. Mikrobiologi

2
XII Agroindustri SMKN 1 Temanggung 2020

3.2 TIPE-TIPE SERANGAN HAMA DAN PENYAKIT DALAM PENYIMPANAN DAN


PENGGUDANGAN

Tipe-tipe serangan hama dan penyakit dalam penyimpanan dan penggudangan bahan
hasil pertanian dapat digolongkan berdasarkan jenis hama dan penyakit yang menyerang. Hama
dan penyakit tersebut meliputi, serangga, tikus, bakteri dan jamur. Berikut ini tipe serangan yang
terjadi pada bahan pangan:

a. Serangga
Serangga mengambil dan memakan zat makanan dari bahan baku dan menyebabkan ke
rusakan lapisan pelindung bahan. Selain kerusakan secara fisik, karena sifat serangga yang suka
bermigrasi, serangga juga dapat memindahkan spora jamur perusak bahan pakan dan membuka
jalan bagi kontaminasi jamur atau kapang yang menghasilkan mikotoksin. Serangga perusak
bahan pakan antara lain ngengat, penggerek dan kumbang.
b. Tikus
Kerusakan yang ditimbulkan akibat serangan tikus terjadi terhadap bahan pakan dan
perlengkapan bangunan dan tempat penyimpanan. Tikus memakan dan merusak bahan
makanan. Tikus mengkonsumsi bahan makanan ekuivalen dengan 7 persen berat badan per hari.
Tikus dengan berat badan 300-350 gr mampu mengkonsumsi bahan makanan sekitar 20-25
gram per hari atau sekitar 7-9 kg per tahun. Kerusakan bahan makanan yang ditimbulkan bukan
semata karena jumlah bahan makanan yang dikonsumsi tetapi juga akibat kontaminasi oleh feses,
urin dan bulu. Kontaminasi bahan makanan akan menurunkan kualitas bahan. Kebiasaan untuk
mengerat dan membuat lubang menyebabkan kerusakan perlengkapan bangunan penyimpanan.
Tikus membuat lubang pada karung dan dapat merusak kabel listrik. Tikus juga bertanggung
jawab terhadap proses penularan berbagai jenis penyakit berbahaya ke manusia seperti tifoid,
paratifoid dan scabies.
c. Mikrobiologi
Mikroorganisme perusak bahan pakan dapat berupa bakteri, khamir, kapang dan jamur.
Intensitas serangan bakteri dan khamir terhadap bahan pakan yang disimpan jarang terjadi.
Kerusakan lebih sering terjadi olah serangan kapang dan jamur. Bakteri dapat berbahaya tetapi
dapat juga bermanfaat. Karakteristik bakteri yang penting adalah besarnya kemampuan untuk
berkembangbiak dan menghasilkan racun yang mematikan. Bakteri yang dapat menjadi
kontaminan dalam penyimpanan bahan pakan adalah Salmonella, Escherichia coli, Bacillus cereus
dan Listeria monocytogenesis.
Keberadaan bakteri dalam bahan pakan yang disimpan mengindikasikan telah terjadi
serangan lebih awal oleh burung dan tikus yang dapat terjadi selama proses pemanenan,
pengangkutan dan penyimpanan dan produksi. Bakteri Salmonella merupakan salah satu bakteri
yang paling umum terdapat di dalam bahan baku. Bakteri Salmonella bisa ditemukan pada tiap
tahapan dalam proses produksi, pengepakan, pengangkutan dan penyimpanan.
Bahan pakan seperti tepung ikan, tepung darah, tepung tulang beresiko tinggi untuk
dicemari oleh Salmonella. Salmonella biasanya tidak mempengaruhi rupa, bau atau rasa dari
pakan sehingga sulit dideteksi secara sederhana. Proses penggilingan bahan pakan sebelum
disimpan diduga turut memberikan kontribusi terhadap masuknya mikroorganisme ke dalam
bahan baku. Kapang dan jamur merupakan mikroorganisme utama penyebab kerusakan bahan
pakan. Kapang digolongkan menjadi kapang lapangan yang merusak tanaman, kapang gudang
yang merusak bahan pakan yang disimpan dan kapang busuk lanjut yang menyerang biji-bijian.
Kapang dari genus Aspergillus, Fusarium dan Penicillium merupakan kontaminan utama dalam
bahan pakan yang disimpan.

3
XII Agroindustri SMKN 1 Temanggung 2020

PERTEMUAN 2 dan 3
BAHAN KAJIAN: KERUSAKAN AKIBAT SERANGAN HAMA DAN PENYAKIT DALAM
PENYIMPANAN DAN PENGGUDANGAN

Kerusakan yang akibat adanya aktivitas hama dan penyakit dapat digolongkan seperti
berikut:

a. Kerusakan Akibat Serangan Serangga


Kerusakan yang ditimbulkan oleh serangan serangga berupa kerusakan fisik dan
kimiawi. Kerusakan secara fisik terjadi akibat kontaminasi bahan pakan oleh kotoran, jaring,
bagian tubuh dan bau kotoran. Serangga memakan dan merusak struktur fisik bahan pakan,
seperti berlubang, hancur dan memicu pertumbuhan mikroorganisme lain. Aktivitas makan yang
dilakukan oleh serangga menyebabkan bahan pakan kehilangan berat. Kerusakan secara kimiawi
menyebabkan penurunan kualitas bahan. Bahan pakan yang disimpan dapat mengalami
beberapa perubahan kimiawi yang dapat merubah rasa dan nilai nutrisi. Serangga hama mampu
mempercepat perubahan kimiawi berbahaya. Sekresi enzim lipase oleh serangga mampu
meningkatkan proses kerusakan secara kimiawi.

Serangan serangga dapat meningkatkan panas bahan pakan. Saat populasi serangga
telah mencapai kepadatan tertentu, aktivitas metaboliknya mengeluarkan lebih banyak panas
dari yang dapat dihilangkan. Kerapatan populasi yang sangat tinggi dapat meningkatkan suhu
hingga mencapai 45oC dan bila diikuti dengan kehadiran mikroorganisme, seperti jamur, suhu
dapat mendekati 75oC.
b. Kerusakan Akibat Serangan Tikus
Kerusakan yang ditimbulkan akibat serangan tikus terjadi terhadap bahan pakan dan
perlengkapan bangunan dan tempat penyimpanan. Tikus memakan dan merusak bahan
makanan. Tikus mengkonsumsi bahan makanan ekuivalen dengan 7 persen berat badan per hari.
Tikus dengan berat badan 300-350 gr mampu mengkonsumsi bahan makanan sekitar 20-25
gram per hari atau sekitar 7-9 kg per tahun. Kerusakan bahan makana n yang ditimbulkan bukan
semata karena jumlah bahan makanan yang dikonsumsi tetapi juga akibat kontaminasi oleh feses,
urin dan bulu. Kontaminasi bahan makanan akan menurunkan kualitas bahan. Kebiasaan untuk
mengerat dan membuat lubang menyebabkan kerusakan perlengkapan bangunan penyimpanan.
Tikus membuat lubang pada karung dan dapat merusak kabel listrik. Tikus juga bertanggung
jawab terhadap proses penularan berbagai jenis penyakit berbahaya ke manusia seperti tifoid,
paratifoid dan scabies.
c. Kerusakan Akibat Mikroorganisme
Serangan bahan pakan oleh mikroorganisme dapat menyebabkan perubahan fisik yang
terjadi sebagai akibat langsung dari pertumbuhan kapang dan jamur. Bahan pakan yang diserang
kapang dapat mengalami perubahan bentuk, warna, rasa dan bau. Perubahan bentuk terjadi
karena adanya penggumpalan terhadap bahan yang diserang.

Aktivitas kapang di dalam bahan pakan yang disimpan tidak dapat diketahui sampai
terjadinya kerusakan yang serius. Kapang melakukan aktifitas tidak pada bagian permukaan
tetapi pada bagian dalam tempat penyimpanan. Fungi tidak aktif pada bahan pakan dengan kadar
air rendah, tetapi peningkatan kadar air bahan akan merangsang perkembangan spora. Setiap
fungi memerlukan tingkat kadar air dan temperatur yang spesifik untuk perkecambahan dan
perkembangan. Untuk berkembang fungi akan menghancurkan nutrien dengan bantuan aktivitas
enzimnya dan menghasilkan air yang memungkinkan peningkatan kolonisasi. Aktivitas dan
respirasi mikroorganisme dan serangga yang berlangsung di dalam tempat menyimpanan dapat
menghasilkan panas, meningkatkan suhu dan membentuk titik panas.

4
XII Agroindustri SMKN 1 Temanggung 2020

Peningkatan panas akan mampu memicu peningkat an kadar air. Puncak produksi panas
terjadi pada suhu 27oC dan kadar air 27%. Interaksi suhu dan kadar air yang meningkat memacu
perkembangan dan pertumbuhan kapang. Pengaruh terhadap bahan pakan adalah penurunan
kualitas akibat perubahan komposisi dan serangan kapang yang makin meningkat, kehilangan
berat dan pada kondisi tertentu produksi panas yang berlebihan dapat menyebabkan kebakaran.
Akibat lain yang lebih berbahaya adalah kerusakan secara kimiawi sebagai akibat dari produksi
metabolit yaitu mikotoksin. Mikotoksin (mycotoxin, myco: fungi, kapang, atau jamur; toxin:
racun) merupakan produk metabolit sekunder yang dihasilkan oleh kapang yang tumbuh pada
substrat organik.

RANGKUMAN
1. Kerusakan biologis atau mikrobiologis. Diakibatkan oleh serangga, tungau, hewan pengerat, burung
dan binatang besar, jamur, dan bakteri
2. Kerusakan kimia atau biokimia. Adanya reaksi kimia yang terkandung pada produk.
3. Kerusakan fisik atau mekanis. Akibat penanganan pasca panen yang tidak tepat.
4. Kerusakan fisiologis. Akibatkan oleh tumbuhnya tunas pada biji, perubahan kadar air yang terlalu
cepat.
5. Kerusakan bahan pangan dapat disebabkan oleh faktor pertumbuhan dan aktivitas mikroba
terutama bakteri, ragi dan kapang, aktivitas enzim-enzim di dalam bahan pangan, serangga, parasit
dan tikus, suhu termasuk suhu pemanasan dan pendinginan, kadar air, udara terutama oksigen,
kadar air, sinar, air, pH dan jangka waktu penyimpanan.
6. Faktor-raktor yang mempengaruhi serangan hama hudang serangga, tikus, dan
mikroorganisme berbeda satu dengan lainnya.
7. Tipe-tipe serangan hama dan penyakit dalam penyimpanan dan penggudangan bahan hasil
pertanian dapat digolongkan berdasarkan serangan serangga, tikus, bakteri dan jamur.
8. Kerusakan yang akibat adanya aktivitas hama dan penyakit dapat digolongkan berdasarkan
faktor penyebab kerusakan.

REFERENSI
Bagian Pertanian. 1988. Penyimpanan dan Penggudangan IV. STM Pembangunan. Temanggung.
Diyahwati, A. Sukainah, dan E. Putri. 2018. Penyimpanan dan Penggudangan: Tipe-Tipe Kerusakan pada
Penyimpanan dan Penggudangan. Ristekdikti. Jakarta.
Faizal, Achmad. 2015. Bulog Identifikasi 2 Jenis Kutu yang "Hantui" Raskin.
https://regional.kompas.com/read/2015/07/14/17240851/Bulog.Identifikasi.2.Jenis.Kutu.yang.H
antui.Raskin.
Pratomo, Moedjijarto dan Rizal Syarif. 1979. Penggudangan Hasil Pertanian 1. NV. Sapdodadi. Jakarta.
Suparjo. 2016. Teknik Penyimpanan Pakan: Kerusakan Bahan Pakan Selama Penyimpanan. Fakultas
Peternakan Universitas Jambi. Jambi.
Taufiqurrahman. 2012. Warga Resah Hama Tikus Serang Padi di
Lumbung. https://internasional.kompas.com/read/2012/09/17/20182845/Warga.Resah.Hama.Tikus.Sera
ng.Padi.di.Lumbung.

5
XII Agroindustri SMKN 1 Temanggung 2020

ANALISIS

1. Analisislah penyebab, gejala, dan cara menanggulangi serangan hama pada artikel di bawah
ini!
Studi Kasus 1 (untuk absen ganjil)

Warga Resah Hama Tikus Serang Padi di Lumbung

PAMEKASAN, KOMPAS.com - Warga di Desa Lancar, Kecamatan


Larangan, Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, diresahkan dengan serangan
hama tikus yang menyerang lumbung padi dan lumbung jagung. Padi dan
jangung itu menjadi sasaran empuk di tengah musim kemarau panjang ini.
Sebab di sawah dan tegal warga, sudah tidak tersedia tanaman yang biasa
dimakan tikus. Raudah (50), warga asal Dusun Sumber mengatakan, padi
yang disimpannya dua bulan terakhir terus berkurang. Padi yang disimpan
dengan karung, dimakan tikus satu per satu. "Tadi saya lihat sudah separuh
karung yang dihabiskan. Padahal minggu kemarin juga demikian," katanya,
Senin (17/9/2012).
Dipastikan kalau padinya dimakan tikus, di bagian bawah lumbung
padi itu terdapat padi yang sudah tinggal kulitnya. Selain itu, imbuh Raudah,
di dalam kamar penyimpanan padinya itu, terdapat lubang-lubang yang
sudah diuruk. "Kalau siang hari masuk ke sarangnya itu. Baru malam hari
tikus itu memakan padi saya," tandasnya. Senada dengan Raudah, Muslimah
juga mengaku jagungnya beberapa minggu ini dimakan tikus. "Kalau jangung
hanya dikupas kulitnya dan dimakan separuh bijinya, separuhnya lagi
dibiarkan begitu saja," kata Muslimah, tetangga Raudah.
Untuk membasmi hama tikus itu, warga sudah mencoba
menggunakan alat perangkap, tapi belum efektif karena yang masuk
perangkap hanya satu ekor. Cara lain dengan memberi umpan makanan yang
sudah diberi obat. Namun justru tidak dimakan, "Biasanya petugas dari
Dinas Pertanian yang bisa membasminya dengan pengasapan di sarangnya
sehinggga tikus itu mati di dalam sarangnya tanpa ada bau ke permukaan,"
ujar Muslimah. Dengan serangan tikus itu, ketersediaan padi dan jagung
warga semakin menipis. Apalagi musim kemarau tahun ini masih akan
berlangsung lama. "Saya berharap pemerintah ambil tindakan untuk
membasmi tikus yang meresahkan ini," harap Raudah.

6
XII Agroindustri SMKN 1 Temanggung 2020

Studi Kasus 2 (untuk absen genap)

Bulog Identifikasi 2 Jenis Kutu yang "Hantui" Raskin

SIDOARJO, KOMPAS.com - Penyaluran beras untuk masyarakat miskin


(raskin) kerap dikeluhkan oleh warga penerima manfaat. Salah satunya karena
hama kutu yang masih ada di dalam raskin ikut disalurkan. Bulog selaku penyalur
beras raskin lantas menyatakan "perang" dengan populasi kutu, khususnya yang
masih ada di raskin. Perang terhadap kutu di raskin itu dilakukan dengan
penyemprotan rutin dan fumigasi. "Fumigasi hanya memastikan kutu saja, tapi telur
kutu masih berpotensi menetas selama sepekan atau dua pekan setelah fumigasi.
Karena itu harus cepat disalurkan, untuk memotong rantai perkembang biakan
kutu dalam beras," kata Kepala Subdivre Surabaya Utara, Bulog Jatim, Suharto
Djabar, Selasa (14/7/2015) saat sidak gudang Beras Bulog di Kecamatan Buduran,
Sidoarjo.
Ada dua jenis kutu yang berkembang biak dalam beras, khususnya raskin,
kata Suharto, yakni kutu Rhizophillus dan Rhizopertha. "Kutu Rhizopillus muncul
saat beras di tangan petani dan penggilingan, kutu itu dibawa masuk hingga ke
gudang. Sementara Rhizopertha muncul saat beras berada sekitar enam bulan di
gudang," kata Suharto. Hama kutu Rhizopertha semula adalah hama di tanaman
kayu, yang berevolusi dan menyerang beras. Hama ini bertelur di dalam biji beras
setelah dilubangi. Kutu jenis Rhizopertha itu dinilainya lebih berbahaya, karena
mampu menghancurkan bulir beras. Realisasi penyaluran raskin di Jatim semester
pertama tahun ini mencapai 94 persen. Dari total pagu enam bulan sebesar 257.172
ton, raskin yang telah terdistribusikan mencapai total 242.826 ton. Raskin tersebut
untuk 2.857.469 Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat (RTSPM), dengan kuota
beras sebanyak 514.344.420 kg pertahun atau 42.862.035 kilogram per bulan.

PROPAGASI

Kerjakan beberapa soal di bawah ini dalam selembar kertas kemudian kirimkan
pada link Google Form yang nanti akan dibagikan!
1. Sebutkan tipe tipe kerusakan pada bahan pertanian, serta jelaskan 3 contoh
kerusakan pada bahan pertanian!
2. Jelaskan faktor apa saja yang mempengaruhi serangan hama dan penyakit dalam
penyimpanan dan penggudangan, lalu beri 3 contoh serangan hama dan penyakit
berserta gejala serangan!
3. Jelaskan perbedaan kerusakan akibat serangan tikus dan serangga!
4. Berikan contoh kerusakan bahan hasil pertanian yang pernah Anda temui dalam
kehidupan sehari-hari!
5. Bagaimana cara mengatasi kerusakan bahan (pada soal nomor 4) yang pernah Anda
ketahui?

Anda mungkin juga menyukai