NIM: 210405501041
Kelas/angkatan: C/2021
Soal-Soal :
1. Anak tunadaksa merupakan kelompok anak berkebutuhan khusus yang paling heterogen dan
beragam. Jelaskan dan beri minimal satu contoh dengan rinci ( Dari segi kelainan atau dari segi
kecerdasan atau yang lain).
2. Tidak semua anak tunadaksa termasuk golongan anak berkebutuhan khusus. Jelaskan dengan
memberikan contoh.
3. Salah satu jenis anak tunadaksa adalah jenis anak Cerebral Palsy. Buat penjelasan analisis
tentang rentang kemampuan intelektual dan kemampuan aktifitas hidup sehari- hari yang
dimiliki anak Cerebral Palsy.
4. Klasifikasi anak tunadaksa berdasarkan topografi. Jelaskan satu persatu
5. Arah pendidikan bagi ada yang bersifat akademik ada juga yang bersifat rehabilitatif. Jelaskan
secara singkat maksud perkataan di atas.
Jawab:
1. Anak tuna daksa dapat didefinisikan sebagai penyandang bentuk kelainan atau kecacatan
pada system otot, tulang dan persendian yang dapat mengakibatkan gangguan koordinasi,
komunikasi, adaptasi, mobilisasi, dan gangguan perkembangan keutuhan pribadi. Anak
tunadaksa dikatakan paling beragam atau heterogen karena factor penyebabnya yang
sangat beragam dan juga klasifikasi yang beragam. Biasanya dikatakan heterogen juga
ketika anak tuna daksa memiliki lebih dari satu jenis kelainan. Contohnya cerebral palsy
yaitu campuran antara spastic dan dyskinetik.
1) Berdasarkan Jenis Kecacatannya
a. Cacat fisiknya saja namun tingkat kecerdasannya normal, sehingga bisa
bersekolah dengan anak normal (inklusi).
b. Cacat fisik disertai gangguan kecerdasan, bicara, perilaku, dll (cacat ganda).
Tingkat kecerdasannya berentang, dan kelainannya bervariasi. Sehingga
membutuhkan layanan pendidikan individual.
2. Tidak semua anak tunadaksa termasuk golongan anak berkebutuhan khusus, karena
tunadaksa terdiri dari tiga golongan kecacatan:
a. Golongan ringan adalah mereka yang dapat berjalan tanpa menggunakan alat, dapat
menolong dirinya sendiri dalam kehidupan sehari-hari,hidup bersama sama dengan
anak normal lainnya, meskipun cacat tetapi tidak mengganggu kehidupan dan
pendidikannya.
b. Golongan sedang ialah mereka yang membutuhkan treatment/latihan khusus untuk
bicara, berjalan, dan mengurus dirinya sendiri, golongan ini memerlukan alat-lat
khusus untuk membantu gerakannya, seperti brace untuk membantu penyangga kaki,
kruk/tongkat sebagai penopang dalam berjalan.
c. Golongan berat: Golongan ini yang tetap membutuhkan perawatan dalam ambulasi,
bicara, dan menolong dirinya sendiri, mereka tidak dapat hidup mandiri ditengah
tengah masyarakat.
Berdasarkan golongannya anak tunadaksa ringan mengalami hambatan fisik tapi anak ini
masih bisa hidup sehari-hari bersama anak normal lainnya dan mempunyai kemandirian
bukan termasuk kedalam golongan anak berkebutuhan khusus. Sedangkan anak
tunadaksa yang digolongkan kedalam anak berkebutuhan khusus ialah anak yang
mengalami disfungsi pada anggota geraknya atau mereka membutuhkan perawatan
maupun latihan khusus dan membutuhkan alat untuk membantu aktivitas sehari-hari,
sehingga harus mendapatkan pelayanan yang individual. Contohnya yaitu: Tunadaksa
bukan ABK: normalnya anak memiliki lima jari namun pada kasus tunadaksa ringan anak
memiliki lebih dari lima jari atau kurang dari lima jari, hal ini menunjukkan bahwa
mereka bisa hidup layaknya anak normal meski memiliki keterbatasan fisik. Sedangkan
yang termasuk dalam kategori ABK seperti anak penderita cerebral palsy, polio karena
membutuhkan alat bantu dalam menjalani kehidupan sehari-hrinya