Anda di halaman 1dari 10

TEORI NORMATIF MEDIA Dimas

Prasetya, M.A .
PENGANTAR

 Teori normatif media pertama kali dikenalkan oleh


Fred Siebert, Theodore Peterson dan Wilbur
Schramm pada sebuah buku yang berjudul “Four
Theories of the Press”
 Penggunaan istilah teori normatif media dimulai
pada saat ekskalasi perang dingin Amerika melawan
komunis dan soviet.
 Teori normatif media juga seringkali disebut sebagai
teori barat media massa.
KONSEP TEORI NORMATIF MEDIA

 Teori normatif media menggambarkan kondisi ideal


bagi sebuah sistem media yang diatur dan dikelola
oleh pemerintah, pemegang kekuasaan dan publik.
 Umumnya setiap bangsa/negara menganut teori
normatif media yang khas sesuai dengan kondisi
politik atau pemerintahan negara tersebut.
 Gagasan utama teori ini adalah bagaimana media
seharusnya, diharapkan, dikelola atau bertindak
untuk kepentingan publik secara keseluruhan.
 Teori ini berfokus terhadap hubungan antara media
dan pemerintah dibanding media dengan khalayak.
PERTANYAAN2 YANG DAPAT MEMBANTU
DALAM MEMAHAMI TEORI NORMATIF MEDIA

 Apakah media dapat mempublikasikan atau


menyiarkan segala macam konten dan mendapatkan
keuntungan yang lebih dengan waktu yang singkat?
 Apakah media dapat menghasilkan informasi
seputar kepentingan umum meskipun tidak ada
keuntungan yang diterima?
 Apakah media dapat berpartisipasi pada setiap isu
dan dapat memecahkan masalah sosial yang ada?
 Apakah media harus menyiarkan konten dengan
rating tinggi meskipun konten tersebut mengandung
unsur kekerasan yang parah?
Berdasarkan buku “Four Theories of the Press” terdapat
empat teori normatif media atau pers yang diambil
berdasarkan studi mengenai penerapan teori normatif
media dari berbagai negara. Keempat teori tersebut
adalah:
1. Teori pers otoriter
2. Teori pers bebas
3. Teori pers tanggung jawab sosial
4. Teori pers Soviet
1. TEORI PERS OTORITER

 Teori pers otoriter secara sederhana


menggambarkan bahwa segala bentuk komunikasi
dari pada pers berada dibawah kontrol/kendali dari
elit pemerintahan/birokrasi (pemerintah otoriter).
 Pemerintah otoriter memiliki kepentingan untuk
mengontrol media untuk melindungi dan menjaga
masyarakatnya dari berita-berita yang mengancam
keamanan nasional dari segala bentuk informasi.
 Pemerintah memiliki wewenang mutlak untuk
memberikan dan mencabut lisensi media dan juga
membuat sensor-sensor terhadap konten tertentu.
2. TEORI PERS BEBAS

 Teori pers bebas atau kebebasan pers lahir pada


abad 16 di Eropa yang merupakan kebalikan dari ide
atau pemikiran dari teori pers otoriter.
 Teori ini berangkat dari gugatan kepada ide otoriter
dan menyatakan bahwa pemikiran setiap individu
memiliki kebebasan untuk berpikir dan berpendapat.
 Pers bebas berarti bebas dari segala bentuk otoritas
atau kontrol termasuk sensor dari pemerintah yang
berkuasa.
 Pada teori ini pers tidak membatasi segala bentuk
informasi yang beredar termasuk informasi yang
negatif.
3.TEORI PERS TANGGUNG JAWAB SOSIAL

 Di pertengahan abad ke 20 teori ini mulai


berkembang dan digunakan oleh negara berkembang
dan negara dunia ketiga. Kelahiran teori ini
dikaitkan dengan Komisi Kebebasan Pers di Amerika
tahun 1949.
 Teori pers tanggung jawab sosial membuka
kebebasan pers tanpa sensor namun pada saat
bersama konten yang disampaikan berdasarkan
diskusi di muka publik & berdasar regulasi khusus.
 Teori ini berada diantara teori otoriter dan teori pers
bebas dikarenakan teori ini memberikan kebebasan
media namun di satu sisi terdapat kontrol dari
lembaga independen yang difasilitasi pemerintah.
4. TEORI MEDIA SOVIET

 Teori media Soviet merupakan imitasi prinsip Lenin


yang diambil dari ideologi Carl Marx dan Engel. Teori
ini menyebut pemerintah mengambil kontrol total
semua media dan komunikasi untuk melayani kelas
pekerja dengan segala kepentingannya.
 Teori ini menjelaskan tujuan dari media massa
adalah untuk mengedukasi massa dari kelas pekerja
(buruh) dan mereka dapat memberikan umpan balik
kepada pemerintah (komunikasi dua arah).
 Pers dikuasai oleh pemerintah dan pemerintah
menyediakan informasi, pendidikan, hiburan,
motivasi, yang bertujuan membentuk ikantan yang
kuat antar komunitas kelas pekerja.
Penutup
 Pada teori pers otoriter, media dikontrol dan
disensor oleh Menteri pada suatu negara
sedangkan pada pers liberal, pers bekerja secara
bebas tanpa ada intervensi dari pemerintah.
 Pada teori tanggung jawab sosial, pers bertindak
secara bebas namun juga terikat pada peraturan
atau kebijakan tertentu. Sedangkan pada teori
media Soviet, semua kontrol dari media berada di
bawah pemimpin negara.

Anda mungkin juga menyukai