Nomor : 121/PER-DIR/RSGMM2100/II/2019
Tentang:
PEDOMAN PELAYANAN
PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT (PKRS)
Menimbang
:
1. Bahwa dalam upaya meningkatkan Penyelenggaraan Promosi
Kesehatan di lingkungan Rumah Sakit Grha MM2100 yang efektif
dan efisien sesuai standar pelayanan yang berlaku, maka
diperlukan Pedoman Pelayanan Promosi Kesehatan Rumah Sakit
Grha MM2100
Mengingat
:
1. Undang-Undang RI No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
MEMUTUSKAN
Menetapkan
:
PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT GRHA MM2100
TENTANG PEDOMAN PELAYANAN PROMOSI KESEHATAN
RUMAH SAKIT (PKRS)
1
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
BAB II
Pasal 2
Pasal 3
2
a. Direktur Rumah Sakit;
b. Unit-Unit dan Instalasi dalam RS Grha MM2100
c. profesional pemberi asuhan di RS Grha MM2100
BAB III
MANAJEMEN PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT
Pasal 4
a. pengkajian;
b. perencanaan;
c. pelaksanaan; dan
d. monitoring dan evaluasi.
Pasal 5
a. data demografi;
b. data penyakit;
c. data kunjungan; dan
d. data perilaku.
3. Pengkajian bagi SDM Rumah Sakit dilaksanakan dengan menggunakan instrumen identifikasi
perilaku.
Pasal 6
3
4. Perencanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkan oleh Ketua UNIT PKRS
dan disetujui oleh Direktur Rumah Sakit.
Pasal 7
Pasal 8
BAB IV
STANDAR PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT
Pasal 9
1. Rumah Sakit melaksanakan asesmen Promosi Kesehatan bagi Pasien, Keluarga Pasien,
SDM Rumah Sakit, Pengunjung Rumah Sakit, dan Masyarakat Sekitar Rumah Sakit;
2. Rumah Sakit melaksanakan intervensi Promosi Kesehatan; dan
3. Rumah Sakit melaksanakan monitoring dan evaluasi Promosi Kesehatan.
Pasal 10
4
Pasal 11
Pasal 12
Pasal 13
Ketentuan lebih lanjut mengenai pemenuhan management PKRS dan standar PKRS tercantum
dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur ini.
BAB V
ORGANISASI
Pasal 14
Pasal 15
1. melaksanakan perencanaan;
2. melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan PKRS;
3. melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat bidang
kesehatan;
4. menggerakkan Masyarakat Sekitar Rumah Sakit untuk mengidentifikasi dan
menyelesaikan masalah kesehatan pada setiap tingkat masyarakat yang bekerjasama
dengan kelompok masyarakat peduli kesehatan serta sektor lain terkait;
5. menyusun pedoman/panduan, Standar Prosedur Operasional (SPO), pelaksanaan, dan
regulasi internal PKRS;
6. membuat dan/atau mengembangkan media Promosi Kesehatan;
5
7. memberikan rekomendasi sebagai bahan perUNITbangan kepada Kepala atau Direktur
Rumah Sakit;
8. melaksanakan pencatatan, pelaporan, pemantauan, dan penilaian pelaksanaan Promosi
Kesehatan yang terintegrasi;
9. melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia penyelenggara PKRS;
10. melaksanakan pengembangan metode dan penelitian;
11. mengoordinasikan pelaksanaan pelayanan PKRS yang terintegrasi dengan profesional
pemberi asuhan (PPA) pada setiap Unit pelayanan di Rumah Sakit; dan
12. mendorong terwujudnya Rumah Sakit sebagai tempat kerja yang sehat dan aman.
BAB VI
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 16
Pada saat Peraturan Direktur ini mulai berlaku, seluruh Rumah Sakit harus menyesuaikan dengan
ketentuan dalam Peraturan Direktur ini paling lambat 6 (enam) bulan sejak Peraturan Direktur ini
diundangkan.
BAB VII
PENUTUP
Pasal 17
Ditetapkan di : Cibitung
Pada tanggal : 4 Februari 2019
Rumah Sakit Grha MM2100
6
Lampiran Peraturan Direktur Rumah Sakit Grha MM2100
Nomor : 121/PER-DIR/RSGMM2100/II/2019
Tanggal : 4 Februari 2019
Tentang : Pedoman Pelayanan Promosi
Kesehatan Rumah Sakit
PEDOMAN PELAYANAN
PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT
BAB I
PENDAHULUAN
A. PENGERTIAN
Sebagaimana tercantum dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
1114/MENKES/SK/VII/2005 tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di
Daerah,prinsip dasar promosi kesehatan rumah sakit adalah upaya untuk meningkatkan
kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat,
agar mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang
bersumberdaya masyarakat, sesuai sosial budaya setempat dan didukung kebijakan
publik yang berwawasan kesehatan.
Menolong diri sendiri artinya masyarakat mampu menghadapi masalah- masalah
kesehatan potensial (yang mengancam) dengan cara mncegahnya, dan mengatasi masalah-
masalah kesehatan yang sudah terjadi dengan cara menanganinya secara efektif serta efesien.
Dengan kata lain, masyarakatmampu berperilaku hidup bersih dan sehat dalam rangka
memecahkan masalah-masalah kesehatan yang dihadapinya (problem solving), baik
masalah-masalah kesehatan yang sudah diderita maupun yang potensial (mengancam), secara
mandiri (dalam batas-batas tertentu). Jika definisi itu diterapkan di rumah sakit, maka dapat
dibuat rumusan sebagai berikut: Promosi Kesehatan oleh Rumah Sakit (PKRS) adalah upaya
untuk meningkatkan kemampuannpasien, klien, dan kelompok- kelompok masyrakat, agar
pasien dapat mandiri dalam mempercepat kesembuhan dan rehabilitasinya, klien dan
kelompok-kelompok masyarakat dapat mandiri dalam meningkatkan kesehatan, mencegah
masalah-masalah kesehatan, dan mengembangkan upaya kesehatan bersumber daya
masyarakat,melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan Bersama mereka, sesuai sosial budaya
mereka, serta didukung kebijakan publik yang berwawasan kesehatan.
B. TUJUAN
Memberikan edukasi dan informasi kepada pasien yang perlu penjelasan lebih dalam tentang
penyakitnya secara holistic.
Tujuan Khusus
Rawat Inap : Memberikan edukasi dan informasi kepada pasien yang perlu penjelasan lebih
dalam mengenai penyakitnya pada saat awal perawatan, selama perawatan dan ketika pasien
akan pulang
Rawat Jalan: memberikan edukasi dan informasi kepada pasiendankeluarga mengenai
kondisi penyakitnya dan memberikan saran tentang diit, perawatan dan pengobatan di rumah.
7
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
a. Fungsional ahli
1). Pendidikan minimal S 1 Kesehatan
b. Fungsional terampil
1) Pendidikan minimal D3 Kesehatan
2) Memiliki sertifikat pelatihan jabatan fungsional
3. Tenaga Fungsional khusus edukator
a. Minimal D 3 Kesehatan
8
a. Pendidikan minimal SMA sederajat
b. Memiliki kompetensi desain multimedia
Sarjana / D3 IT 1 2 1
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Distribusi ketenagaan pelayanan promosi kesehatan di lakukan sesuai dengan ruang
lingkup pelayanan sebagai berikut :
9
C. PENGATURAN JAGA
Pola pengaturan jaga disesuaikan dengan beban kerja dengan prinsip pengeloaan yang efektif
dan efisien.
1. Pelayanan edukasi dilakukan setiap hari Senin-Jum’at mulai pkl. 08.00 – 14.00 WIB
2. Pelayanan edukasi di rawat inap dilakukan sesuai dengan kondisi pasien.
3. Pelayanan edukasi ke masyarakat sekitar rumah sakit
10
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. DENAH RUANG
Ruang penyuluhan PKRS dapat digunakan oleh setiap uit PKRS dan terletak di sebelah
admission rawat jalan dan customer service unit. Suasana dalam ruang PKRS dibina
sedemikian rupa sehingga tenang dan kondusif dalam menyampaikan informasi dan
promosi kesehatan bagi pasien dan klien.
B. STANDAR FASILITAS
1. Ruangan kantor
2. Meja
3. Kuris
4. Computer + printer
5. Formulir
6. Leaflet
7. Poster
8. Banner
9. White board
10. Speaker/TOA
11
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
12
sumbing ,demam berdarah, demam typhoid dan diare. Pemberian promosi
kesehatan dapat dilaksanakan di setiap instalasi rumah sakit dan oleh personel
medis yang berkompetensidi bidang tersebut terutama rawat inap, rawat
jalan, penunjang medis, fisioterapi, farmasi dan lain-lain. Informasi diluar
kategori 10 penyakit terbanyak disampaikan secara lisan oleh subunit panitia
PKRS baik diseluruh instalasi rumah sakit maupun di suatu ruangan PKRS
khusus.
B. TATALAKSANA
Promosi kesehatan Rumah sakit adalah suatu tim rumah sakit yang terdiri dari
tim medis dan non medis yang berperan dalam menyediakan, menyampaikan informasi
medis serta mengedukasi pasien rumah sakit mengenai kondisi yang berhubungan dengan
penyakit pasien di area rumah sakit yaitu rawat inap (saat dirawat dan sebelum pasien
pulang), rawat jalan, IGD dan penunjang medis. Tim tersebut merupakan titik akhir
pelayanan tim medis RS. GRHA MM2100. Pelayanan panitia PKRS terdiri dari pelayanan
promosi kesehatan dan informasi yang berhubungan dengan pasien dari 7 subunit panitia
PKRS yang terintegrasi. Unit- unit tersebut adalah Customer Service (CS), Medical
Information for Patient Care (MIPC), Gizi, Keperawatan (perawatan dan bidan), Fisioterapi
(Ft), Farmasi, Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) dan Rekam Medis (RM).
1. Rawat Inap
a. Apabila pasien baru masuk kedalam kategori 10 penyakit terbanyak di ruang rawat
inap RS. GRHA MM2100, perawat mengidentifikasi kebutuhan informasi dan
edukasi yang dibutuhkan oleh pasien sebagai edukasi kolaboratif yaitu pemberian
edukasi kepada pasien yang membutuhkan informasi dari lebih dari satu subunit
PKRS yaitu Medical Informasi, farmasi, fisiotererapi, keperawatan, PPI dan Gizi.
Hal ini dimaksudkan untuk memastikan informasi dan edukasi yang diberikan
kepada pasien baik di rawat inap maupun rawat jalan, sesuai dengan kondisi
penyakitnya dan diberikan secara holistik. Maka perawat memberikan edukasi
sesuai SPO pemberian edukasi kolaboratif.
b. Apabila pasien baru tidak masuk kedalaman kategori 10 penyakit terbanyak maka
edukasi diserahkan kepada DPJP atau dokter ruangan atau subunit PKRS yang
terkait.
c. Apabila pasien dan/ keluarga yang sedang dirawat di ruang rawat inap
membutuhkan informasi yang lebih dalam mengenai perjalanan penyakit, evaluasi,
rencana terapi dan lainlain, maka perawat dapat meminta bantuan DPJP/ dokter
ruangan atau subunit panitia PKRS yang terkait.
d. Apabila pasien sudah diperbolehkan pulang oleh DPJP, maka pemberian informasi
akan diberikan sesuai dengan poin 1-3 diatas ( apabila masih membutuhkan).
e. Pemberi informasi medis dan edukasi yang berhubungan dengan Clinical pathway
adalah dokter ruangan/ DPJP dan informasipasienpulang dapat diberikan oleh
perawat.
f. Setiap pasien yang diedukasi WAJIB di catat nama, no rekam medik, DPJP,
diagnosa dan kode pamflet pemberian edukasi (bila tersedia) atau ringkasan poin-poin
edukasi secara tertulis bila tidak terdapat dalam pamflet yang tersedia.
g. Pemberian edukasi dan informasi dilaksanakan sesuai dengan SPO pemberian
edukasi dan SPO pemberian edukasi kolaboratif.
13
h. Pencatatan pasien yang teredukasi sesuai dengan SPO pencatatan LOGBOOK
i. Pemberian edukasi harus dilakukan selambat-lambatnya 1 x 24 jam dari waktu
DPJP mendiagnosis pasien
j. Apabila ada pertanyaan pasien yang tidak dapat dijawab saat itu juga oleh DPJP,
PPJP, dokter ruangan atau subunit panitia PKRS terkait, maka jawaban
standard yang akan diberikan adalah sebagai berikut: “Saya belum ada jawaban
mengenai pertanyaan tersebut namun akan saya konfirmasikan kepada dokter
spesialis yang merawat anda dan akan saya sampaikan jawaban pertanyaan anda
secepatnya. Mohon memberikan nomer telpon yang dapat dihubungi”.
k. Disetiap unit terkait akan disediakan 1 folder berisi lembar edukasi dari unit yang
bersangkutan, dijaga agar tetap tersedia ( 50 lembar per materi/bulan)
2. Rawat jalan
a. Apabila pasien rawat jalan yang datang berobat masuk kedalam kategori 3 penyakit
terbanyak, maka di ruang rawat jalan RS. GRHA MM2100, perawat mengidentifikasi
kebutuhan informasi dan edukasi yang dibutuhkan oleh pasien sebagai edukasi
kolaboratif yaitu pemberian edukasi kepada pasien yang membutuhkan informasi
lebih dari satu subunit PKRS yaitu Medical Informasi, farmasi, fisiotererapi,
keperawatan, PPI dan Gizi. Hal ini dimaksudkan untuk memastikan informasi dan
edukasi yang diberikan kepada pasien baik di rawat inap maupun rawat jalan, sesuai
dengan kondisi penyakitnya dan diberikan secara holistik. Maka perawat
memberikan edukasi sesuai SPO pemberian edukasi kolaboratif.
b. Apabila pasien datang pada saat jam kerja (Senin- Sabtu, pkl 08.00-14.00) maka
pasien dapat dijelaskan verbal dan diberikan leaflet edukasi sesuai dengan
penyakitnya oleh subunit terkait
c. Apabila pasien ini dijelaskan lebih dalam mengenai informasi terkait penyakitnya
oleh subunit tertentu, maka pasien diharuskan membuat perjanjian pada hari kerja
berikutnya.Apabila pasien tidak masuk kedalam 3 penyakit terbanyak maka
informasi akan diberikan oleh DPJP terkait/ dokter jaga atau dokter medical
information (pada jam kerja)
14
BAB V
LOGISTIK
Dalam menjalankan tugas-tugas di unit kerja Marketing, tidak luput dari kebutuhan akan
peralatan dan perlengkapan logistik untuk menunjang kinerja, adapun peralatan yang digunakan
oleh unit kerja Marketing adalah sebagai berikut :
15
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
Sasaran Keselamatan Pasien merupakan syarat untuk diterapkan disemua rumah sakit
yang diakreditasi oleh Komisi Akreditasi Rumah Sakit. Penyusunan sasaran ini mengacu kepada
Nine Life Saving Patient Safety Solutions dari WHO Patient Safety (2007) yang digunakan juga
oleh Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit PERSI (KKPRS PERSI), dan dari Joint
Commission International (JCI). Maksud dari Sasaran Keselamatan Pasien adalah mendorong
perbaikan spesifik dalam keselamatan pasien. Sasaran menyoroti bagian-bagian yang bermasalah
dalam pelayanan kesehatan dan menjelaskan bukti serta solusi dari consensus berbasis bukti dan
keahlian atas permasalahan ini.
Diakui bahwa desian sistem yang baik secara instrinsik adalah untuk memberikan
pelayanan kesehatan yang aman dan bermutu tinggi, sedapat mungkin sasaran secara umum
difokuskan pada solusi-solusi yang menyeluruh.
16
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
1. KEDARURATAN (EMERGENCY)
Keadaan yang mengancam nyawa individu atau kelompok di lingkungan Rumah Sakit
sehingga menyebabkan ketidakberdayaan yang melakukan respon intervensi sesegar
mungkin untuk menghindari kematian dan atau kecelakaan.
2. BENCANA (DISASTER)
Adalah suatu rangkaian peristiwa yang terjadi secara mendadak akibat fenomena alam
atau akibat ulah manusia yang menimbulkan dampak terhadapt pola kehidupan normal
beserta lingkungan, sehingga diperlukan darurat dan luar biasa menyelamatkan korban.
3. EVAKUASI
Adalah prosedur untuk memindahkan seluruh penghuni Rumah Sakit ke tempat aman dalam
rangka menghindari banyak korban akibat bencana (merujuk SPO ketentuan evakusi)
a. Fire Safety
Ketika menemukan apai, segera lakukan RACE :
R-Remove : Pindahkan psaien atau korban yang berada langsung dalam bahaya
b. Evakuasi
1) Jika membutuhkan evakuasi, bantuan pasien dan pengunjung untuk keluar
melalui emergency exit terdekat atau jalur alternative lainnya sesuai interuksi
dari petugas berwenang, yaitu Komandan Regu (Danru,
17
atauSupervisor Keamanan.
2) Evakuasi dialkukan dengan merujuk pada Prosedur K3RS “Penanggulangan
dan Evakuasi Kebakaran” dan “ Evakuasi (kode orange)”
3) Kumpul dan laporkan diri anda (beserta pasien dan pengunjung) di lokasi
assembly point yang sudah ditentukan.
5. KEAMANAN (SECURITY)
a. Semua Petugas, Dokter dan tamu harus memakai tanda pengenal pada saat berada di
lingkungan RS Grha MM2100 Anggaota HHG.
b. Laporkan pada security (di pesawat 1111) jika melihat :
1) Orang yang mencurigakan
2) Barang-barang yang mencurigakan
18
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Indikator mutu di Rumah Sakit Grha MM2100yang digunakan adalah mutu pelayanan
kesehatan dipengaruhi oleh ada tidaknya kritikan dan keluhan dari pasiennya, lembaga sosial atau
swadaya masyarakat dan bahkan pemerintah sekalipun.
Sedangkan indikator mutu yang di gunakan dalam unit kerja Marketing adalah Mengukur
mutu pelayanan dengan indikator tercapainya target Asuransi dan Perusahaan melalui peningkatan
jumlah pasien yang berkunjung dan bekerjasama dengan Rumah Sakit Grha MM2100 untuk
melakukan pemeriksaaan kesehatan baik rawat jalan, rawat inap atau medical check up (MCU).
Dokter Refferal yang mengirimkan pasien rujukan ke Rumah Sakit Grha MM2100 dan Media
Cetak maupun Elektronik untuk dokter yang menjadi nara sumber berita, talkhsow kesehatan, atau
liputan. Sedangkan untuk brosur dan fasilitas informasi lainnya dapat menjadi branding Rumah
Sakit Grha MM2100kepada pasien, pengunjung, masyarakat sekitar dan semua orang yang melihat
Brand Rumah Sakit Grha MM2100dimanapun berada.
19
BAB IX
PENUTUP
Pedoman Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) ini disusun agar menjadi acuan dalam
pengembangan kegiatan PKRS dan pengembangan Akreditasi Rumah Sakit yang berhubungan
dengan promosi kesehatan. Pedoman ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan upaya
meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan Rumah sakit. Sebagai penutup kiranya dapat
diingatkan kembali bahwa PKRS bukanlah urusan mereka yang bertugas di unit PKRS saja, PKRS
adalah tanggung jawab dari Direksi RS, dan menjadi urusan (tugas) bagi hampir sleuruh jajaran
RS. Yang paling penting dilaksanakan dalam rangka PKRS adalah upayaupaya pemberdayaan,
baik pmeberdayaan terhadap pasien (rawat jalan dan rawat inap) maupun terhadapa klien sehat.
Namun demikian, upaya-upaya pemberdayaan ini akan lebih berhasil, jika didukung oleh
upayaupaya bina suasana dan advokasi. Bina suasana dilakukan terhadapa mereka yang paling
berpengaruh terhadap pasien/klien. Sedangkan advokasi dilakukan terhadap mereka yang dapat
mendukung.membantu RS dari segi kebijakan (peraturan perundang-undangan) dan sumber daya,
dalam rangka memberdayakan pasien/klien. Banyak sekali peluang untuk melaksanakan PKRS,
dan peluang-peluang tersebut harus dapat dimanfaatkan dengan baik, sesuai dengan fungsi dari
peluang yang bersangkutan.
Ditetapkan di : Cibitung
Pada tanggal : 4 Februari 2019
Rumah Sakit Grha MM2100
20