Anda di halaman 1dari 7

Nama : Reby Muhammad Sidiq

NPM : 211000164
Kelas : D

Quiz Menjelan UAS Pengantar Hukum Indonesia

1.Tujuan hukum pidana sebagai sanksi hukum untuk melindungi masyarakat dan mengatur apa
saja perbuatan yang dilarang oleh undang-undang
Membuat Jera Pelaku Kejahatan
Tujuan hukum pidana yang pertama adalah untuk membuat jera orang-orang yang pernah
melakukan kejahatan. Selain itu, hukum dapat membatasi gerak seseorang dalam melakukan
berbagai aktivitas, sehingga hukum berperan penting dalam mencegah terjadinya perilaku yang
menyimpang.

• Melindungi Kepentingan Bersama


Setiap manusia pada dasarnya membutuhkan perlindungan dari manusia lainnya. Sehingga,
tujuan hukum pidana juga untuk memberikan perlindungan terhadap kepentingan bersama.
Adanya rasa terlindungi dan berkeadilan ini dapat tercapai apabila manusia menegakkan hukum
dengan baik.

• Mencegah Terjadinya Konflik


Tujuan hukum pidana lainnya yaitu mencegah gejala-gejala sosial yang tidak sehat. Hukum
diciptakan dalam rangka melindungi serta menjaga kepentingan bersama agar keadilan sosial
dapat terwujud.

Tujuan hukum di Indonesia masih belum tercapai secara mutlak sekalipun Indonesia dikenal
sebagai negara hukum seperti yang tercantum dalam UUD 1945 pasal 1 ayat 3 karena penegak
hukum yang sebenarnya punya hak dan wewenang untuk memutuskan suatu keputusan lebih
mementingkan kepentingan pribadi dibanding dengan kepentingan rakyat.

2. Pandangan saya tuntutan yang diberikan masih kurang adil sebab meyebabkan seseorang
lumpuh selama 2 tahun dan lumpuh sampai mental dirinya kena dan mengakibatkan meninggal
dunia menurut saya tidak tepat, karena dari biaya berobat biaya kehidupannya selama dia lumpuh
tidak sebanding dengan denda 10jt tersebut, Dan lagi jika hanya 4.5 tahun untuk hukuman
penjara sepatutnya jika batas maksimal 5 tahun maksimalkan hukumannya dan dendanya
ditambahkan begitu, Gaga Muhammad mendapatkan dakwaan pasal 310 ayat 3 UU No.22 tahun
2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang berbunyi 'setiap orang yang mengemudikan
Kendaraan Bermotor yang karena kelalaiannya mengakibatkan Kecelakaan Lalu Lintas dengan
korban luka berat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 229 ayat (4), dipidana dengan pidana
penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp10.000.000,00 (sepuluh juta
rupiah), Gaga Muhammad mendapatkan hukuman 4,5 tahun penjara dan denda Rp.

10.000.00,00, Kita tidak bisa mengelak dengan apa yang sudah tertulis, jadi hakim hanya
menjalankan kewajiban yang ada

3. Bila berdasarkan pada KUHPerdata atau Kitab Undang Undang Hukum Perdata. Maka
sistematika dari hukum perdata ini terdiri atas Buku I tentang Orang, Buku II tentang Benda,
Buku III tentang Perikatan, dan Buku IV tentang Pembuktian dan Daluarsa.

4. Hutang piutang adalah wilayah koridor hukum perdata, yakni aturan yang mengatur hubungan
antara orang yang satu dengan orang yang lainnya, dengan menitikberatkan
apabila dibuat suatu perjanjian. Yakni perjanjian yang berdasarkan hukum yang diatur pada Pasal
1320 KUHPerd, meliputi antara lain:
• Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya.
Bahwa semua pihak menyetujui materi yang diperjanjikan, tidak ada paksaan atau dibawah
tekanan.
pada kepentingan perorangan atau pribadi.
Hutang – Piutang dianggap sah secara hukum

• Cakap untuk membuat perjanjian.


Kata mampu dalam hal ini adalah bahwa para pihak telah dewasa, tidak dibawah pengawasan
karena prerilaku yang tidak stabil dan bukan orang-orang yang dalam undang-undang dilarang
membuat suatu perjanjian tertentu.
• Mengenai suatu hal tertentu.
Perjanjian yang dilakukan menyangkut obyek/hal yang jelas.
• Suatu sebab yang halal.
Adalah bahwa perjanjian dilakukan dengan itikad baik bukan ditujukan untuk suatu kejahatan
atau perbuatan melawan hukum.

5. Hukum tata negara (dalam arti sempit) dan bersama-sama hukum administrasi negara
dinamakan hukum tata negara (dalam arti luas).Kedua bagian hukum ini (hukum tata negara dan
hukum administrasi), saling berhubungan erat. Hukum negara (dalam arti sempit) tanpa bantuan
hukum administrasi tidak dapat dipahami, demikian pula sebaliknya. Menurut Kranenburg,
Hukum Tata Negara dengan Hukum Administrasi Negara tidak terdapat adanya perbedaan secara
tegas. Adanyapun perbedaan tersebut pada dasarnya dikarenakan perkembangan zaman saja, dan
pada dasar nya hanya untuk pembelajaran saja. Menurutnya, Hukum Tata Negara adalah
sekumpulan peraturan hukum yang memuat serta mengatur struktur umum darisuatu
pemerintahan dalam suatu negara, misalnya : Undang-undang Dasar. Sedangkan Hukum
Administrasi Negara adalah sekumpulan aturan hukum yang memuat ketentuan secara khusus
dari Hukum tata negara tersebut, misalnya :Hukum Pajak.

6. • Undang-Undang 51 tahun 2009 tentang pengadilan tata usaha negara- negara. Tugas dan
wewenang yaitu meneruskan sengketa yang timbul di bidang tata usaha negara ke pengadilan
tata usaha negara dan pengadilan tinggi tata usaha negara, penting untuk di perhatikan panitera
adalah salah satu pejabat dipengadilan yang bertanggug jawab untuk membantu hakim dalam
melaksanakan tugas tugas administratif, terkait tugas dan wewenang dapat berpedoman kepada
keputusan ketua mahkamah agung republic indonesia nomor KMA/012/SK/III/1993.

7.Pajak adalah pungutan wajib yang dibayar rakyat untuk negara dan akan digunakan untuk
kepentingan pemerintah dan masyarakat umum. Rakyat yang membayar pajak tidak akan
merasakan manfaat dari pajak secara langsung, karena pajak digunakan untuk kepentingan
umum, bukan untuk kepentingan pribadi. Sedangkan retribusi adalah pungutan Daerah sebagai
pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan
oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau Badan.

8. Amnesti pajak adalah pengampunan pajak. Berdasarkan UU No 11 Tahun 2016 mengenai


amnesti pajak, amnesti pajak adalah penghapusan pajak terutang, tidak dikenai sanksi
administrasi perpajakan dan sanksi pidana dalam perpajakan, dengan cara mengeluarkan harta
dan membayar Uang Tebusan.
Cocok karena amnesti pajak adalah kebijakan yang menghapus pajak terutang tanpa adanya
sanksi berupa denda administrasi perpajakan dan sanksi pidana. Jenis pajak yang memperoleh
pengampunan pajak atau amnesti pajak adalah kewajiban pajak PPN (Pajak Pertambahan Nilai),
pajak penghasilan, dan pajak penjualan terhadap barang berharga/mewah, sehingga masyarakat
merasa nyaman.

9. Re judicata atau keputusan tetap pengadilan


keputusan tetap suatu pengadilan menjadi suatu prinsip umum dan di pegang teguh, sebagai
landasan pembentuk kaidah hukum internasional. Contohnya keputusan- keputusan hakim
terkenal dari British Prize Court - Lord Stowell (1745-1836), yang mengetuai mahkamah
tersebut pada waktu perang Napoleon. Kemudian menurut Marshall C.J. dari Mahkamah Agung
Amerika Serikat, menerangkan bahwasanya keputusan-keputusan pengadilan setiap negara
menunjukkan bagaimana hukum

internasional pada hal-hal tertentu, di mengerti negara-negara tersebut, dan yang akan di
pertimbangkan pada kaidah hukum yang berlaku di daerah ini.
• Nullum Crimen Sine Lege
pasal 22 dan 23 statuta roma menjelaskan mengenai asas Nullum Crimen Sine Lege, yaitu suatu
asas hukum umum internasional yang menerangkan bahwa tidak ada seorangpun yang dapat
bertanggung jawab secara pidana berdasarkan Statuta kecuali tindakan tersebut waktu dilakukan
merupakan suatu tindak pidana yang diatur dalam Yuridiksi Mahkamah. Menurut sejarahnya,
tujuan diterapkannya prinsip tersebut
adalah untuk menghindari kesewenang-wenangan hukum. Mahkamah Internasional dapat
sewenang-wenang menghukum seseorang yang melakukan suatu perbuatan dengan serta-merta
menyatakan bahwa perbuatan tersebut adalah kejahatan atau perbuatan pidana, padahal ketika

perbuatan itu dilakukan, Statuta tidak menyatakan perbuatan itu sebagai perbuatan pidana.
Prinsip ini sendiri mulai diterima di Eropa pada akhir abad ke-19. Hazewinkel-Suringa, seorang
ahli hukum Belanda, juga memakai kata-kata dalam bahasa Belanda untuk menjelaskan prinsip
tersebut, yaitu ”Geen delict, geen straf zonder een voorfgaande strafbepaling” yang artinya
bahwa sesuatu perbuatan yang dilarang atau pengabaian sesuatu yang diharuskan dan diancam
dengan pidana maka perbatan atau pengabaian tersebut harus tercantum di dalam undang-undang
pidana, dalam hal ini yang adalah Statuta Roma. Moelyatno menulis bahwa prinsip tersebut
mengandung tiga pengertian:
1)Tidak ada perbuatan yang dilarang dan diancam dengan pidana kalau hal itu terlebih dahulu
belum dinyatakan dalam suatu aturan undang-undang.
2)Untuk menentukan adanya perbuatan pidana tidak boleh digunakan analogi (kiyas). 3)Aturan-
aturan hukum pidana tidak berlaku surut.
Dengan adanya prinsip tersebut, maka Mahkamah Internasional hanya dapat
menjatuhi hukuman pidana kepada seorang terpidana sesuai dengan Statuta.
• Asas konsensualisme/ Free will
Asas konsensualisme mengandung arti bahwa perjanjian itu terjadi sejak saat tercapainya kata
sepakat antara pihak-pihak mengenai pokok perjanjian, mengenai saat terjadinya kesepakatan
dalam suatu perjanjian. Asas konsensualisme juga dapat dilihat dalam Pasal 1320 ayat (1)
KUHPerdata. Pada pasal tersebut ditentukan bahwa salah satu syarat sahnya perjanjian adalah
adanya kata kesepakatan antara kedua belah pihak. Asas ini merupakan asas yang menyatakan
bahwa perjanjian pada umumnya

tidak diadakan secara formal, melainkan cukup dengan adanya kesepakatan kedua belah pihak.
Kesepakatan adalah persesuaian antara kehendak dan pernyataan yang dibuat oleh kedua belah
pihak. Contoh penerapan prinsip umum hukum "Konsensualisme" adalah pada prosedur beracara
di Mahkamah Internasional (International Court Of Justice), dimana proses beracara hanya dapat
dilakukan setelah adanya kemauan dan kesepakatan bersama dari para pihak yang akan beracara.
Jadi Mahkamah internasional tidak akan memulai memeriksa/mengadili sebuah perkara sebelum
para pihak yang bersengketa menyetujui bersama untuk
menyelesaikan perkaranya di Mahkamah Internasional. Hal ini didasarkan atas prinsip/asas
konsensualisme (free will), dimana Mahkamah Internasional beserta negara-negara yang
bersengketa di dalamnya sangat menjunjung dan menghargai prinsip Konsensualisme tersebut.
• Asas Kebebasan Berkontrak / freedom of contract
Sutan Remy Sjandeini[4] mengemukakan, dari mempelajari hukum perjanjian negara- negara
lain dapat disimpulkan bahwa asas kebebasan berkontrak sifatnya universal, artinya berlaku juga
pada hukum perjanjian negara-negara lain, mempunyai ruang lingkup yang sama seperti juga
ruang lingkup asas kebebasan berkontrak dalam hukum perjanjian Indonesia.
• Prinsip Yurisdiksi Teritorial(ratione loci)
Mahkamah konstitusi memiliki yurisdiksi atas kejahatan-kejahatan yang dilakukan odi wilayah
negara-negara pihak tanpa memandang kewarganegaraan dari pelaku. prinsip umum tersebut
dijelasakan dalam Pasal 12 ayat 2(a) dari statuta. mahkamah juga memilki atas kejatan-kejahatan
yang dilakukan negara-negara yang menerima yuridiksinya atas dasar ad hoc dan diwilayah yang

ditunjuk oleh Dewan Keamanan. konvensi Genoside tahun 1948 beberapapresden mengenai
gagasan bahwa suatu
mahkamah pidana internasional dapat memilki yurisdiksi atas kejahatn-kejahatan yang
dilakukan di wilayah negara lain.
• Singel Narcotic Drugs Convention
convention ini dibuat pada tahun 1961, adalah untuk memberi BANTUAN narkotika
CONTROL kepada negara negara di dunia, untuk menanggulangi lalu lintas ilegal narkotika baik
internasional maupun regional, memberikan bantuan perawatan ketagihan obat-obatan terlarang
terutama untuk negara - negara sedang berkembang, hingga pemberian dana PBB untuk
Pengendalian Penyalahgunaan Narkotika. dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa maksud dari "Singel Narcotic Drugs Convention" adalah
sebuah prinsip hukum umum yang berkaitan dengan pencegahan dan memberantas Narkotika
dengan kerjasama Internasional untuk mewujudkan rasa damai dan aman di dunia, dan perlu
diketahui juga bahwa prinsip hukum ini termasuk prinsip hukum yang paling banyak di setujui
oleh negara - negara di dunia.
• Prinsip-prinsip hukum umum yang diakui oleh bangsa-bangsa yang beradap
Yang dimaksud dengan prinsip- prinsip hukum umum adalah asas asas yang mendasari sistem
hukum modern. Salah satu asas itu adalah pacta sunt
servanda. Pacta sunt servanda adalah pepatah dalam bahasa romawi yang berarti setiap janji
mengikat atau tiap tiap janji harus ditepati. Dijelmakan dalam pasal 1338 KUHP yang berbunyi “
semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undangbagi mereka yang
membuatnya."
Sebagaimana diketahui, dalam hubungan antara negara satu dengan negara lain, diadakan
perjanjian dalam segala lapangan guna memperlancar hubungan tersebut. Oleh karena itu, pada
hakikatnya tidak ada kekuasaan yang lebih tinggi daripada kekuasaan negara, maka tidak ada
suatu kekuasaan yang dapat memaksakan kehendaknya untuk melakukan pengawasan, agar
perjanjian itu dapat dilaksanakan sebaik-baiknya. Asas ini bermaksud untuk memberikan
pedoman bagi tiap-tiap negara lain berdasarkan sesuatu perjanjian.
• jus cogens
dalam sistematik Konvensi Wina 1969 tentang Hukum Perjanjian Internasional dimuat dalam
Bagian V yang mengatur hal pembatalan, berhenti berlakunya dalam penundaan berlakunya
perjanjian. Dalam bagian V Konvensi ini beberapa alasan dapat diajukan, misalnya untuk
pembatalan suatu perjanjian dengan adanya pelanggaral terhadap ketentuan-ketentuan tertentu
dalam hukum nasional negara
peserta yang berkenaan dengan kuasa penuh dari negara pengirim (Pasal 46 dan 47 Konvensi),
adanya unsur kesalahan (Pasal 48), adanya unsur penipuan (Pasal 49) dan unsur kelicikan (Pasal
50)
• General principle of law
Sebuah ajaran pengoptimalan hukum atau aturan hukum yang harus diikuti sejauh mungkin.
Sebagai bagian dari hukum, prinsip-prinsip umum hukum mengikat tidak mewakili keadaan
normatif dengan cara yang eksplisit norma hukum dilakukan, tetapi dapat dilihat sebagai aturan-
aturan hukum yang harus diikuti sejauh mungkin. Karena

mereka tidak membawa kaku seperti kekuatan mengikat sebagai norma-norma dari tatanan
hukum yang benar, prinsip-prinsip ini disebut "pengoptimalan ajaran". Sebagai contoh, prinsip
yang berasal dari hukum Romawi yang menyatakan bahwa perjanjian harus dijaga (pacta sunt
servanda) adalah peradilan umum titik tolak yang terdapat banyak pengecualian. Oleh karena itu
dimungkinkan untuk dibebaskan dari terlalu keras dan kurang adil kewajiban kontrak atas dasar,
antara lain, prinsip akal sehat. Hukum Finlandia mencakup berbagai prinsip-prinsip umum
hukum membawa validitas hukum yang dapat saling bertentangan tanpa berlaku demikian
mereka yang
terpengaruh.
• Asas Legalitas as the general principle of law
Pada Jaman Romawi Kuno dikenal adanya istilah criminal extra ordinaria, yang berarti
kejahatan-kejahatan yang tidak disebutkan dalam undang-undang. Ketika hukum Romawi kuno
diterima oleh raja-raja Eropa Barat, istilah criminal extra ordinaria diterima pula. Kondisi ini
kemudian memungkinkan raja-raja yang berkuasa untuk bertindak sewenang-wenang terhadap
perbuatan-perbuatan –yang dikatakan jahat-, namun belum diatur di dalam undang-undang.
Lahirnya Magna Charta Libertatum di Inggris pada 1215 merupakan salah bentuk reaksi
terhadap praktik kesewenang-wenangan raja di masa itu. Ini adalah fase pertama ketika manusia
mulai memikirkan dan memperjuangkan hak-haknya sebagai manusia. Upaya penghormatan
terhadap hak-hak asasi manusia sebenarnya telah ada sebelum lahirnya Magna Charta. Kitab suci
agama Hindu, Veda, telah membicarakan perlunya penghormatan atas hak- hak asasi manusia
sejak 3000 tahun yang lalu. Piagam Madinah yang ditandatangani Nabi Muhammad SAW pada
abad ke 6 Masehi, sebenarnya juga merupakan deklarasi kesepakatan penghormatan terhadap
hak-hak asasi manusia.

10. Syarat-syarat penting dalam melakukan perjanjian internasional :


1. Adanya beberapa negara yang tergabung dalam sebuah organisasi
2. Setuju dan bersedia dalam membuat sebuah jaringan atau ikatan hukum tertentu.
3. Bisa melakukan mufakat dan sepakat dalam membuat sebuah perjanjian
4. Mau dan bersedia dalam menanggung baragam akibat maupun segala masalah hukum yang
kemungkinan terjadi nantinya bila kesepakatan ini terjadi.
Konsekuensi melanggar perjanjian internasional yaitu
status sebagai “anggota” sebuah perjanjian internasional wajib tunduk pada isi perjanjian
tersebut. Namun, sebelum menjadi anggota, negara tersebut harus menempuh prosedur
pengesahan atau disebut “pernyataan mengikat diri”.

11. Dalam UU Nomor 16 Tahun 2019 ini diatur bahwa batas minimal menikah bagi laki-laki dan
perempuan yang akan menikah berada pada usia 19 tahun. Saya setuju karena calon pengantin
dinilai telah matang jiwa raganya untuk dapat melangsungkan perkawinan agar dapat
mewujudkan tujuan perkawinan secara baik tanpa berakhir pada perceraian dan mendapat
keturunan yang sehat dan berkualitas. Diharapkan juga dengan batas umur 19 tahun bagi wanita
untuk kawin, akan membuat laju kelahiran yang lebih rendah dan menurunkan resiko kematian
ibu dan anak. Selain itu juga dapat terpenuhinya hak-hak anak sehingga mengoptimalkan tumbuh

kembang anak termasuk pendampingan orang tua serta memberikan akses anak terhadap
pendidikan setinggi mungkin.

12. Hukum poligami di Indonesia dapat dilakukan, sepanjang poligami tersebut dilakukan sesuai
dengan hukum poligami yang berlaku di Indonesia dan memenuhi sejumlah syarat-syarat
poligami. Dasar hukum poligami dapat kita jumpai dalam Pasal 3 ayat (2) UU Perkawinan.
Namun nikah siri bertentangan dengan peraturan perundangan-undangan yaitu UU No. 1 tahun
1974 tentang Perkawinan. Karena pernikahan harus dilakukan sesuai ajaran agama.
Menurut pandangan saya mengenai poligami yaitu memang benar poligami di sahkan apabila
terdapat alasan yang jelas seperti wanita yang ditinggal suaminya karena gugur di medan perang,
tetapi zaman sekarang poligami sering di salah gunakan sehingga menimbulkan

konflik karena tidak adanya keadilan di antara istri – istrinya. Sedangkan nikah siri yang saya
ketahui yaitu pernikahan yang terjadi tidak di catatkan oleh negara sehingga jika terjadi apa- apa
dalam rumah tangga sulit untuk mendapat perlindungan dari negara

Anda mungkin juga menyukai