Anda di halaman 1dari 1

HKUM4101-1

NASKAH TUGAS MATA KULIAH


UNIVERSITAS TERBUKA
SEMESTER: 2021/22.2 (2022.1)

Fakultas : FHISIP/Fakultas Hukum, Ilmu Sosial dan Ilmu Politik


Kode/Nama MK : HKUM4101/Bahasa dan Terminologi Hukum
Tugas :1

No. Soal
Terjemahan itu kadang-kadang menimbulkan pertanyaan bagi orang awam, misalnya istilah di dalam
hukum adat yang disebut “kawin lari”, sebagai terjemahan dari vlucthuwelijk dan wegloophuwelijk
(Belanda) ataupun “eloping” (Inggris”). Tentu bagi orang awam akan berkata mana ada kawin lari.
Sebenarnya apa yang dimaksud dengan “kawin lari" adalah “berlarian” untuk kawin yang dilakukan oleh
bujang gadis seperti berlaku di Batak, Lampung dan Bali. Kalau di Makassar dikenal dengan Silariang.
Ataupun sebenarnya adalah penyelesaian persoalan pernikahan menurut adat di luar norma ketentuan
adat yang normal/wajar (tanpa ada penyimpangan ketentuan pernikahan) yang dilakukan oleh komunitas
masyarakat adat tersebut.

Contoh lain di dalam istilah-istilah hukum khususnya di dunia peradilan dikenal Presumption of
Innocence, Justice Collaborator, Contempt of Court, Legal Standing, Shifting burden of proof dan
seterusnya. Di dalam istilah hukum perdata Belanda ada juga dikenal verbindtenis, yaitu ada yang
menerjemahkan sebagai “perikatan” ada pula yang menerjemahkan sebagai “perjanjian”. Demikian pula
istilah hukum Belanda “overeenkomst” ada yang menerjemahkan sebagai “perjanjanjian” ada pula yang
menerjemahkan sebagai “persetujuan”. Begitupula dalam hukum pidana terdapat istilah hukum Belanda
yang disebut “straafbaarfeit”, ada yang menerjemahkan sebagai “peristiwa pidana”, ada yang
menerjemahkan sebagai “perbuatan pidana” dan ada pula yang menerjemahkan sebagai “tindak
pidana”. Padahal apa yang dimaksud sebenarnya adalah “peristiwa yang dapat dihukum”. Kemudian
terdapat pula istilah yang telah menjadi kelaziman di kalangan hukum yaitu mengenai istilah
“barangsiapa” terjemahan dari kata Hij die, padahal tentu apa yang dimaksudkan tentunya adalah bukan
“barang kepunyaan siapa”, tetapi “dia yang berbuat” atau “siapapun yang berbuat”. Hal yang demikian ini
tentu dapat membingungkan orang awam dan bagi mereka yang baru belajar hukum.

Pertanyaan:
1. Jelaskan bagaimana cara mengatasi pemakaian istilah bahasa Belanda yang terkadang terjemahannya
tidak sepadan dengan bahasa Indonesia.

2. Susunlah ke dalam 5 kalimat berbahasa Belanda menggunakan kosa-kata berikut penyebutan arti
substansialnya:

2.1… steekt … over

2.2… lopen … door

2.3… let … op

2.4… glijdt … uit

2.5... biedt … aan

1 dari 1

Anda mungkin juga menyukai