Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materinya.

Kami sangat berharap semoga makalah “PERUMBUHAN SEKUNDER PADA


BATANG” ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami
berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penulis merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Bangko, Maret 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................i

DAFTAR ISI....................................................................................................................................ii

BAB I...............................................................................................................................................1

PENDAHULUAN...........................................................................................................................1

1.1 Latar belakang...................................................................................................................1

1.2 Rumusan masalah.............................................................................................................1

1.3 Tujuan...............................................................................................................................1

BAB II.............................................................................................................................................2

PEMBAHASAN..............................................................................................................................2

2.1 PERTUMBUHAN SEKUNDER BATANG....................................................................2

Batang Dikotil...........................................................................................................................4

Batang Monokotil....................................................................................................................6

Jaringan Gabus.........................................................................................................................6

2.2 ANOMALI PADA BATANG..........................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Batang merupakan bagian dari tumbuhan yang amat penting, dan mengingat serta
kedudukan batang bagi tubuh tumbuhan, batang dapat disamakan dengan sumbu tubuh
tumbuhan. Pada umumnya batang mempunyai sifat-sifat berikut :
1. Umumnya berbentuk panjang bulat seperti silinder atau dapat pula mempunyai
bentuk lain, akan tetapi selalu bersifat aktinomorf.
2. Terdiri atas ruas-ruas yang masing-masing dibatasi oleh buku-buku dan pada buku-
buku inilah terdapat daun.
3. Biasanya tumbuh ke atas menuju cahaya atau matahari (bersifat fototrop atau
heliotrop)
4. Selalu bertambah panjang di ujungnya, oleh sebab itu sering dikatakan, bahwa batang
mempunyai pertumbuhan yang tidak terbatas.
5. Mengadakan percabangan dan selama hidupnya tumbuhan, tidak digugurkan, kecuali
kadang-kadang cabang atau ranting yang kecil.
6. Umumnya tidak berwarna hijau, kecuali tumbuhan yang umurnya pendek, misalnya
rumput dan waktu batang masih muda.

1.2 Rumusan masalah

1. Bagaimana pertumbuhan skunder pada batang?


2. Bagaimana anomali pada batang?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pertumbuhan skunder pada batang.


2. Untuk mengetahui anomaly pada batang.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PERTUMBUHAN SEKUNDER BATANG

Pertumbuhan batang sekunder merupakan hasil dari keaktifan cambium pembuluh


yang membelah secara terus –menerus sehingga jumlahnya meningkat. Sebagian besar
tumbuhan pembuluh mengalami pertumbuhan sekunder, yang meningkatkan diameter
dan panjangnya. Tubuh sekunder tumbuhan terdiri dari jaringan yang dihasilkan selama
pertumbuhan sekunder diameter. Dua meristem lateral yang berfungsi dari pertumbuhan
sekunder yaitu: kambium pembuluh yang menghasilkan xilem sekunder (kayu) dan
floem, serta kambium gabus, yang menghasilkan suatu penutup keras dan tebal yang
mengantikan epidermis pada batang dan akar. Pertumbuhan sekunder terjadi pada semua
gimnosperma. Pada angiosperma, pertumbuhan pada sekunder berlangsung pada
sebagian besar spesies dikotil tetapi jarang spesies monokotil.
Jaringan yang terbentuk selama pertumbuhan sekunder disebut jaringan sekunder.
Jaringan sekunder ada 2 tipe, yaitu jaringan vascular yang berkembang dari kambium,
dan jaringan gabus serta feloderma yang dibentuk oleh felogen atau kambium gabus.
Cambium yang terdapat diantara xylem dan floem disebut cambium pembuluh
(vaskuler). Sementara, cambium yang terdapat pada berkas pengangkut disebut cambium
antar pembuluh(intervaskuler).
Cambium mengadakan dilatasi,yaitu pembelahan dengan cepat kearah membujur
dan menjari sehingga diameter batang menjadi lebih tebal. Kearah dalam cambium
membentuk xylem sekunder, sedangkan kearah luar membentuk floem sekunder

Pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder terjadi secara bersama pada


bagian batang yang berbeda-beda. Pada saat meristem apikal memanjangkan batang
dengan cara memnghasilakan jaringan primer, termasuk xilem dan floem primer dalam
bentuk berkas pembuluh, pertumbuhan sekunder mulai semakin jauh di bawah tunas.

2
Pertambahan jaringan pembuluh sekunder mengubah bentuk bagian yang lebih tua pada
suatu batang.
Setelah meristem apikal memanjangkan suatu tunas, tubuh primer tumbuhan tunas
muda membuat perubahan dari pertumbuhan primer ke pertumbuhan sekunder dengan
membentuk kambium pembuluh dari sel-sel parenkima yang mampu merubah sel-sel itu
menjadi meristematik kembali. Meristem ini terbentuk dalam suatu lapisan antara xilem
primer dan floem primer dari masing-masing berkas pembuluh dan dalam lempemgan
jaringan dasar di antara berkas. Pita-pita meristematik di dalam berkas dan lempengan
pembuluh menyatu membentuk kambium pembuluh sebagai suatu silinder kontinu yang
tersusun dari sel-sel yang membelah di sekitar xilem primer dan empelur batang.
Lempengan jaringan xilem dan floem, yang sebagian besar terdiri dari paremkim,
berfungsi sebagai sarana sistem transpor radial air dan nutrien di dalam suatu batang
berkayu, serta untuk menyimpan pati dan cadangan makanan lainnya. Sementara
pertumbuhan sekunder barjalan terus-menerus selama bertahun-tahun, lapisan demi
lapisan xilem sekunder akan terakumulasi membentuk kayu. Kayu sebagian besar terdiri
dari trakeid, unusur pembuluh (pada angiosperma), dan serat. Sel-sel ini, mati pada
kematangan fungsional dan memiliki dinding tebal berlignin yang memberi kekerasan
dan kekutan pada kayu.

Cambium biasanya terdiri dari 2 tipe:

1. sel inisial menggelendong, yang selnya memanjang dan berujung runcing. Misalnya
pada batang Sequoia sempervires yang tua
2. sel inisial bersinar, yang selnya banyak dan lebih kecil dari inisial menggelendong

Kedua tipe sel inisial lebih besar pada batang yang tua dari pada batang yang
muda. Unsur yang berorientasi memanjang kedalam organ, seperti unsur trakea, serabut,
parenkim xylem, floem dan unsur lapisan berkembang dari sel inisial menggelendong.
Sel yang berorientasi mendatar dalam organ yang berkembang dari sel inisial jari-jari.

Pada Gymnospermae,bagian kayu maupun kulit kayu mempunyai banyak


pembuluh resin. Pada Monocotyledoneae tidak terdapat pertumbuhan sekunder. Antara
xylem dan floem terdapat parenkim penghubung. Pada batang yang masih muda, titik
tumbuh kecil, tapi semakin lama akan semakin meluas sehingga batang
Monocotyledoneae juga dapat mengalami perbesaran, misalnya pada tumbuhan Palmae.
Jadi pembesaran tidak disebabkan oleh pertumbuhan sekunder, tapi disebabkan karena
melebarnya titik tumbuh.

3
Batang Dikotil

Pada tumbuhan dikotil, selain terdapat jaringan meristem primer juga terdapat
jaringan meristem sekunder. Pertumbuhan sekunder terjadi pada jaringan meristem
sekunder berupa kambium gabus atau gabus. Fungsi kambium gabus adalah sebagai
perlindungan pada pertumbuhan sekunder yaitu pertumbuhan organ tumbuhan menjadi
bertambah besar ukurannya. Contoh tumbuhan yang melakukan pertumbuhan sekunder
adalah pohon jati. Pada awal pertumbuhan, kambium hanya terdapat pada jaringan ikat
pembuluh (vasis) yang disebut kambium intravaskuler atau kambium vasis, kambium ini
dapat tumbuh dengan arah yang berlawanan, yaitu yang tumbuh ke arah luar akan
menjadi xilem dan yang tumbuh kearah dalam akan membentuk floem. Selanjutnya pada
pertumbuhan sel jaringan parenkim yang berada di antara kambium intravaskuler akan
tumbuh dan berubah menjadi kambium baru yang disebut kambium intervaskuler.

Di dalam perkembangannya, kambium intervaskuler akan tersambung dengan


kambium intravaskuler yang membentuk suatu lingkaran konsentris, bentuk lingkaran
konsentris pada tumbuhan dikotil sering disebut dengan lingkaran tahun. Contoh batang
tumbuhan dikotil yang mempunyai lingkaran tahun adalah pohon jati. Bagaimanakah
proses terjadinya lingkaran tahun pada tumbuhan dikotil seperti pohon jati? Lingkaran
tahun pada pohon jati terjadi sebagai akibat dari pertumbuhan sekunder (kambium gabus)
yang berlangsung/berjalan tidak sepanjang tahun. Pertumbuhan sekunder berlangsung
hanya pada musim penghujan karena pada musim penghujan kebutuhan air dan unsur
hara cukup banyak tersedia untuk pertumbuhan tanaman tersebut, dengan proses
pertumbuhan seperti ini akan terbentuk suatu lingkaran yang disebut lingkaran tahun.

Pada umumnya tumbuhan dikotil seperti pohon jati memiliki kulit batang pecah-
pecah atau rusak. Mengapa kulit batang tumbuhan dikotil seperti pohon jati tampak
pecah-pecah atau rusak? Kulit batang jati mengalami pecahpecah, karena adanya
aktivitas kambium yang membentuk jaringan xilem dan floem lebih cepat dari
pertumbuhan kulit, sehingga akan mengakibatkan jaringan kulit paling luar seperti
epidermis dan korteks menjadi rusak atau pecah-pecah. Untuk mencegah terjadinya
kerusakan kulit terluarnya lebih lanjut, maka jaringan yang berada di sebelah dalam kulit
membentuk jaringan pelindung dari kerusakan berupa kambium gabus atau felogen.
Felogen membentuk jaringan yang tumbuh ke arah dalam disebut feloderm yang
selselnya hidup sedangkan jaringan yang tumbuh ke arah luar disebut felem yang sel-
selnya mati. Sebenarnya apakah fungsi dari felogen itu? Felogen berfungsi sebagai
pelindung dari kerusakan sel-sel jaringan bagian dalam yang berada di bawah kulit.

4
Kerusakan dapat terjadi karena banyaknya ruang terbuka yang menyebabkan air dan
oksigen keluar masuk secara bebas.

Pada batang dikotil terdapat lapisan-lapisan dari luar ke dalam :

a. Epidermis

Terdiri atas selaput sel yang tersusun rapat, tidak mempunyai ruang antar sel.
Fungsi epidermis untuk melindungi jaringan di bawahnya. Pada batang yang mengalami
pertumbuhan sekunder, lapisan epidermis digantikan oleh lapisan gabus yang dibentuk
dari kambium gabus.

b. Korteks

Korteks batang disebut juga kulit pertama, terdiri dari beberapa lapis sel, yang
dekat dengan lapisan epidermis tersusun atas jaringan kolenkim, makin ke dalam tersusun
atas jaringan parenkim.

c. Endodermis

Endodermis batang disebut juga kulit dalam, tersusun atas selapis sel, merupakan
lapisan pemisah antara korteks dengan stele. Endodermis tumbuhan Anguiospermae
mengandung zat tepung, tetapi tidak terdapat pada endodermis tumbuhan
Gymnospermae.

d. Stele/ Silinder Pusat

Merupakan lapisan terdalam dari batang. Lapis terluar dari stele disebut perisikel
atau perikambium. lkatan pembuluh pada stele disebut tipe kolateral yang artinya xilem
dan floem.

Pada tumbuhan Dikotil, berkayu keras dan hidupnya menahun, pertumbuhan


menebal sekunder tidak berlangsung terus-menerus, tetapi hanya pada saat air dan zat
hara tersedia cukup, sedang pada musim kering tidak terjadi pertumbuhan sehingga
pertumbuhan menebalnya pada batang tampak berlapis-lapis, setiap lapis menunjukkan
aktivitas pertumbuhan selama satu tahun, lapis-lapis lingkaran tersebut dinamakan
Lingkaran Tahun.

5
Batang Monokotil

Pada batang Monokotil, epidermis terdiri dari satu lapis sel, batas antara korteks
dan stele umumnya tidak jelas. Pada stele monokotil terdapat ikatan pembuluh yang
menyebar dan bertipe kolateral tertutup yang artinya di antara xilem dan floem tidak
ditemukan kambium. Tidak adanya kambium pada Monokotil menyebabkan batang
Monokotil tidak dapat tumbuh membesar, dengan perkataan lain tidak terjadi
pertumbuhan menebal sekunder. Meskipun demikian, ada Monokotil yang dapat
mengadakan pertumbuhan menebal sekunder, misalnya pada pohon Hanjuang (Cordyline
sp) dan pohon Nenas seberang (Agave sp).

Jaringan Gabus

Jaringan gabus merupakan jaringan yang tersusun dari sel-sel parenkim gabus.
Pada tumbuhan dikotil, jaringan gabus dibentuk oleh kambium gabus atau felogen dan
terletak disebelah bawah dari jaringan epidermis. Jaringan gabus yang dibentuk ke arah
dalam disebut feloderm yang merupakan sel-sel hidup, sedangkan sel gabus yang
dibentuk ke arah luar disebut felem dan merupakan sel-sel mati, dengan bentuk sel kotak,
dinding selnya mengalami penebalan oleh suberin, serta bersifat impermeabel (tidak
tembus air ).

Fungsi jaringan gabus adalah untuk melindungi jaringan lain agar tidak
kehilangan banyak air, mengingat sel-sel gabus yang bersifat kedap air. Pada Dikotil,
jaringan gabus dibentuk oleh kambium gabus atau felogen, pembentukan jaringan gabus

6
ke arah dalam berupa sel-sel hidup yang disebut feloderm, ke arah luar berupa sel-sel
mati yang disebut felem.

2.2 ANOMALI PADA BATANG

Kebanyakan tumbuhan mempunyai struktur stele yang normal, tetapi beberapa


tumbuhan mempunyai struktur yang menyimpang. Penyimpangan struktur ini dinamakan
anomaly. Pada tumbuhan bebrbiji tertutup banyak ditemukan berbagai macam anomaly.
Anomaly berasal dari peristiwa seperti berikut.

1. Pertumbuhan sekunder yang tidak normal pada tumbuhan dikotil.


a. Posisi cambium yang abnormal.
b. Aktivitas abnormal dari cambium yang posisinya normal,
c. Pembentukan cambium asesoris dari aktivitasnya.
d. Cambium di luat stele.
e. Floem diantara xylem.
2. Xylem yang tidak mempunyai trakea.
3. Berkas vaskuler tersebar pada tumbuhan dikotil.
4. Kehadiran berkas floem dan xilem yang khusus.
5. Kehadiran berkas vascular meduler.
6. Berkas vaskuler yang terdapat pada korteks.
7. Kehadiran floem intraxilar.
8. Berkas vascular tersusun sebagai lingkaran pada tumbuhan monokotil.
9. Pertumbuhan sekunder pada tumbuhan monokotil.

1. Pertumbuhan Sekunder yang Tidak Normal pada Tumbuhan Dikotil


Beberapa tumbuhan dikotil menampilkan pertumbuhan sekunder yang
menyimpang jauh dari pertumbuhan sekunder yang normal.

a. Posisi Kambium yang Abnormal


Beberapa batang mempunyai struktur menyimpang karena posisi cambium yang tidak
normal.
1) Pada waktu batang masih muda dari Thinouia scanden, cambium terpisah ke dalam
lekukan atau rigi. Setelah stele berkembang ujung rigi terangkat. Pada Sarjania
ichthyoctona, cambium aslinya muncul dalam beberapa pita yang terpisah, masing-
masing mengelilingi bagian-bagian xylem dan floem primer, tipe batang ini tampak
terbentuk dari beberapa batang yang melebur. Pada batang yang tua, kondisi majemuk
ini menjadi lebih jelas karena bagian-bagian dipisahkan antara yang satu dengan yang
lain karena lapisan luar setiap berkas mati dengan hasil perkembangan lapisan

7
periderm. Dengan cara ini terbentuklah batang yang tersusun dari berkas-berkas yang
terletak bersama kurang lebih menyerupaitali-tali pilinan.
2) Pada Bauhinia langsdorffiana, cambium menjadi beberapa bagian. Parenkima xylem
dan floem berkembang pesat, sehingga berkas pengangkut pecah.

b. Aktivitas Abnormal dari Kambium yang Posisinya Normal


Apabila cambium normal melepaskan sel pada beberapa tempat secara tidak
teratur, dan pada tempat-tempat tertentu membentuk xylem lebih banyak disbanding
floem, dan di tempat lainnya membentuk floem lebih banyak disbanding xylem, maka
akan dibentuk silinder xylem yang beralur. Misalnya pada Begonia.
1) Adanya Pasak Floem pada Xilem
Batang muda yang memamerkan/ menampilkan tipe struktur ini pada waktu
dewasa memperlihatkan berkas vascular yang normal. Trakea batang muda diameternya
sempit. Kayu yang terbentuk pada tingkat selanjutnya mengandung trakea yang lebih
lebar. Segera setelah ini tercapai, terjadilah empat alur dengan jarak sama pada xylem
yang meluas hampir mendekati empulur. Cambium terletak pada dasar alur, namun
cambium tidak ada pada permukaan radial alur itu. Berkas floem terbentuk dalam alur.
Kemudian akibat perkembangan maka alur menjadi tertutup lagi (Begonia).
2) Adanya Xilem Bercelah
Xylem bercelah hanya dapat diamati pada batang yang cukup tua. Pertama-tama
pasak floem terbentuk dan kemudian berkas xylem menjadi bercelah akibat dilatasi dan
pembelahan sel pada parenkim kayu dan empulur (misal Begonia).
Pada Aristolochia (tumbuhan liana) beberapa penggal (segmen) cambium hanya
menghasilkan sel-sel parenkim baik kearah dalam maupun luar sehingga dihasilkan
parenkim seperti jejari. Segmen cambium baru itu terus menerus membentuk jejari
parenkim karena itu menambah diameter. Dengan demikian silinder vaskuler (yang
terpecah-pecah oleh jejari lebar) bertambah kelilingnya maka silinder sklerenkim yang
mengelilingi berkas-berkas itu menjadi rusak dan parenkim yang berdekatan tumbuh
masuk kedalam celah.
Pada Bauhinia rubuginosa ada pembatasan aktivitas cambium pada daerah-
daerah tertentu yang mengakibatkan pembentukan batang berpematang. Pada jenis
Bauhinia, batang seperti sabuk terbentuk karena aktivitas terbatas cambium pada tempat-
tempat tertentu. Dalam hal ini cambium lebih aktiv pada dua sisi yang berseberangan.
Pada beberapa tumbuhan memanjat (misal Vitis, Clematis) cambium
interfasikular membentuk hanya parenkim, sehingga berkas vascular semua tetap terpisah
sepanjang pertumbuhann sekunder.

c. Pembentukan Kambium asesoris dan Aktivitasnya

8
Pada batang Bougenvillea, dan anggota Nyctaginaceae lainnya (misal Mirabilis)
beberapa cambium muncul berturut-turut dengan arah sentrifugal. Setiap cambium ini
menghasilkan xylem dan jaringan penghubung (konjugatif) kearah dalam, dan floem serta
jaringan penghubung kea rah luar. Jaringan yang dihasilkan menimbulkan tampilan
lingkaran-lingkaran bekas vascular konsentris yang terbenam dalam jaringan
penghubung.
Anggota Nyctaginaceae yang berupa herba seperti Mirabilis dan Bouganvillea
yang berkayu mempunyai struktur anatomis yang merik karena tumbuhan ini
menunjukan pertumbuhan sekunder yang menyimpang dalam penebalan sumbu. Tipe
pertumbuhan sekunder dalam penebalan yang anomal terjadi oleh perkembangan
lingkaran-lingkaran berkas vascular kolateral secara berturut-turut. Pada tumbuhan herba
suku ini berkas-berkas vascular tetap tenggelam dalam jaringan dasar parenkimastis
sedangkan pada jenis yang berkayu (misal Bougainvillea) dalam jaringan dasar sedikit
prosenkimatis dan berlignin. Kedua tipe jaringan ini berkembang dari cambium yang
berurutan. Pada jenis yang berkayu tidak terjadi diferensiasi yang jelas antara xylem dan
jaringan konjugatif sehingga kadang-kadang pada irisan melintang sumbu, floem tampak
pada bentuk pulau-pulau. Pada kasus tertentu lainnya, pita-pita mirip jejari empulur juga
terlihat dalam jaringan konjugatif.

d. Adanya Kambium Ekstraseluler


Cambium ekstraseluler mumcul di perisikel. Terdapat misalnya pada Amaranthus
dan Achyranthes. Pada Amarnthus cambium dalam bentuk lingkaran penuh sedangkan
pada Achyranthes sebagai pita putus-putus.
Batang Amaranthus menampilkan struktur sekunder anomal. Pada irisan
melintangnya menunjukkan pola garis besar melingkar dengan epidermis satu lapis.
Segera dibawah epidermis terdapat zona koleonkim berlapis yang biasnya terpotong-
potong oleh klorenkima. Pertumbuhan sekunder anomal terjadi akibat perkembangan
meristem ekstrasteler yang baru, yaitu cambium diluar stele didaerah perisikel. Cambium
ini menghasilkan berkas vascular skeunder dan jaringan konjugatif parenkimatis yang
inetrfaskular, ditempat tertentu sel-sel hasil pembelahan cambium berkembang menjadi
berkas vascular sekunder dan ditempat lain membentuk jaringan konjugatif.

e. Adanya Floem Intersilar


Perkembangan floem inetrsilar terjadi karena ada variasi aktivitas cambium.
Floem intersilar selalu sekunder dan terdapat sebgai pulau-pulau yang tenggelam didalam
xylem sekunder. Floem inetrsilar terdapat sebagai pulau-pulau yang tenggelam didalam
xylem sekunder. Floem inetrsilar terdapat pada Combretum, Entada, Salvodora dan
Leptadenia. Pada tumbuhanini, segmen-segmen kecil tertentu dari cambium

9
menghasilkan sel-sel floem kearah dalam periode pendek, sebagai pengganti
pembentukan sel-sel xylem. Setelah periode waktu pendek itu, cambium kembali lagi
berfungsi normal yaitu menghasilkan sel-sel xylem kearah dalam. Dengan demikian
kearah dalam cambium membentuk floem sekunder yang tersebar dalam xylem sekunder.
Proses demikian itu terjadi berulang kali, dan terjadilah pulau-pulau floem sekunder
didalam xylem sekunder.

2. Ketiadaan Trakea Pada Xilem


Umumnya trakea ditemukan pada Xylem tumbuhan biji tertutup. Tetapi pada
beberapa tumbuha ternyata trakea tidak ada dalam xilemnya. Hal demikian terdapat pada
Drimys, Trochodendron, Hydrilla, Ceratophyllum.

3. Berkas vascular tersebar pada tumbuhan dikotil


Berkas vascular dalam bentuk lingkaran adalah tampilan normal pada tumbuhan
dikotil. Namun pada tumbuhan dikotil tertentu, bekas vascular pada batang tersebar, hal
seperti ini anomal. Misalnya pada Peperomia, Piper, Nymphea.

4. Keha tdiran berkas floem dan xylem ekslusif


Pada tumbuahn tertentu ditemukan berkas floem saja yang berada diantara berkas
vascular lainnya yaitu kolateral. Misalnya Cuscuta. Selain itu ada juga tumbuahn yang
mempunyai xylem saja selain berkas vascular kolateral yang normal, misalnya Paeonia.

5. Kehadiran Berkas Vaskular Medular


Pada banyak tumbuhan dikotil, selain berkas vascular normal yang teratur dalam
lingkaran, juga terdapat berkas medular. Berkas medular ini mungkin tersebar atau teratur
dalam lingkaran. Pada umumnya berkas medular ialah primer dan terbentuk secara
normal.
Pada Piper Betle, berkas medular banyak dan tersebar didalam empulur. Pada
Piper excelsum, berkas medular teratur dalam lingkran. Pada Bougenvillea dan Mirabilis
terdapat dua berkas medular besar dipusat yang dikelilingi oleh berkas-berkas yang lebih
kecil.

6. Kehadiran Berkas vascular koteks


Pada beberapa tumbuahn dikotil, limgkaran berkas vascular terdapat didaerah
korteks, berkas-berkas ini tdisebut sebagai berkas korteks atau diinterpretasikan sebagai
lacak daun. Kehadiran berkas vascular korteks telah banyak dipelajari, misalnya pada
tumbuahn suku Begoniaceae, Cactaceae, Casuarinaceae, Cucurbitaceae, Proteaceae,
Oleaceae.

10
7. Kehadiran floem Intersilar
Floem intersilar disebut juga floem dalam, tampil dalam bentuk benang-benang.
Asal usul floem dalam pada sebagian besar tumbuhan adalah primer. Sel-sel floem dalam
seperti yang terdapat pada floem luar keculai bahwa serabut sedikit, dan buluh tapis serta
sel pengiring muncul dalam kelompok kecil, dikelilingi parenkim.
Floem dalam berkembang setelah perkembangan floem luar. Berkas vascular
disebut bikolateral, karena kehadiran floem dalam. Floem dalam terdapat pada 28 suku
tumbuahan dikotil, diantaranya ialah Aslepindaceae, Convolvulaceae, Punicaceae,
Loganiaceae dll.

8. Berkas vascular tersusun sebagai lingkran pada tumbuhan monokotil.


Umumnya irisan melintang batang tumbuhan monokotil memperlihatkan banyak
berkas vascular tersebar. Namun pada Tamus communis (Dioscoreaceae), berkas vascular
teratur dalam lingkaran yang mengelilingi empulur luar. Pada beberapa tumbuahn
monokotil yang bagian pusat batangnya berlubang, berkas-berkas juga teratur dalam
lingkaran, misalnya Oryza, Avena.

9. Pertumbuahan Sekunder pada tumbuhan Monokotil


Pertumbuahn sekunder terjadi pada tumbuhan herba dan tumbuahn berbagai
Liliforaceae (misalnya Agave, Aloe, Sansivera, Yucca dan Dracaena) dan tumbuhan
monokotil lainnya (misalnya palem). Kambium berfungsi pada bagian sumburkas
vascular. Bagian yang telah selesai pertumbuahan memanjangnya. Cambium ini muncul
dalam parenkim yang berada diluar berkas-berkas vascular. Bagian sumbu tempat
pemunculan cambium ini kadang-kadang disebut kaorteks dan kadang-kadang disebut
perisikel.
Pada Dracaena, cambium muncul diparenkim yang berada disebelah luar berkas-
berkas pengangkut terluar, yaitu didaerah yang kadang-kadang disebut sebagai korteks
atau perisikel. Kambium kearah dalam membentuk jaringan yang biasnya berdiferensiasi
menjadi berkas-berkas vascular yang tetap terpisahkan antara yang satu dengan lainnya
oleh jaringan berlignin, kadang-kadang jaringan tetap tidak berlignin dan berdinding
tipis. Cambium tersebut kearah luar menghasilkan sel-sel yang berkembang menjadi
parenkim.
Pada palem, batangnya mengalami penambahan ukuran keliling bukan oleh
aktivitas cambium, melainkan penebalan ukuran tesebut sebagai akibat sel-sel parenkim
pusat dan serabut luar pada selubung berkas vascular yang belum terdiferensiasi penuh
melanjutkan pembelahan, dan penambahan secara berangsur ukuran sel-sel dan ruang
abtar sel jaringan dasar serabut .

11
BAB III
PENUTUP

3. 1 KESIMPULAN
1. Pertumbuhan batang sekunder merupakan hasil dari keaktifan cambium pembuluh
yang membelah secara terus –menerus sehingga jumlahnya meningkat.
2. Jaringan gabus merupakan jaringan yang tersusun dari sel-sel parenkim gabus yang
ada dibawah epidermis
3. Anomali pada batang berasal dari:
a. Pertumbuhan sekunder yang tidak normal pada tumbuhan dikotil.
1) Posisi cambium yang abnormal.
2) Aktivitas abnormal dari cambium yang posisinya normal,
3) Pembentukan cambium asesoris dari aktivitasnya.
4) Cambium di luat stele.
5) Floem diantara xylem.
b. Xylem yang tidak mempunyai trakea.
c. Berkas vaskuler tersebar pada tumbuhan dikotil.
d. Kehadiran berkas floem dan xilem yang khusus.
e. Kehadiran berkas vascular meduler.
f. Berkas vaskuler yang terdapat pada korteks.
g. Kehadiran floem intraxilar.
h. Berkas vascular tersusun sebagai lingkaran pada tumbuhan monokotil.
i. Pertumbuhan sekunder pada tumbuhan monokotil.

12
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/doc/227467696/Pertumbuhan-Sekunder-Batang

13

Anda mungkin juga menyukai