Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

ANALISIS KUALITAS LINGKUNGAN

“ Bahaya Vibrasi bagi Lingkungan “

Dosen Pembimbing
Dr. Amrizal Arief. M.Kes
NIDN 0005015808

OLEH

Suci Septria Asmi ( 2010070120036 )

PRODI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji dan Syukur kita sampaikan kehadirat Allah SWT karena
berkah rahmat dan ridho-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas saya untuk
membuat makalah ini dengan baik serta tepat pada waktunya.
Makalah yang berjudul “ Bahaya Vibrasi bagi Lingkungan “ ini bisa
diselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak sehingga memudahkan saya dalam
menyelesaikan tantangan dan hambatan dalam membuat makalah ini. Oleh karena itu,
saya sampaikan ucapan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada semua pihak
yang telah membantu saya dalam menyelesaikan makalah ini.
Sebelumnya, saya sampaikan juga ucapan terima kasih kepada Dosen
Pembimbing saya yaitu Bapak Dr. Amrizal Arief, M.Kes yang telah memberi arahan
kepada saya tentang hal – hal yang belum saya ketahui.
Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan – kekurangan mendasar
dalam makalah ini. Oleh karena itu, saya berharap pembaca untuk memberikan saran
maupun kritik yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah selanjutnya.
Demikianlah dari saya, akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kepentingan kita bersama.

Lima Puluh Kota, 8 Maret 2022

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..............................................................................................1

KATA PENGANTAR............................................................................................2

DAFTAR ISI...........................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4
1.1 Latar Belakang............................................................................................4
1.2 Identifikasi Masalah....................................................................................5
1.3 Rumusan Masalah.......................................................................................5
1.4 Tujuan ........................................................................................................5
1.5 Manfaat.......................................................................................................6

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................7
2.1 Lingkungan dan Lingkungan Fisik.................................................................7
2.2 Vibrasi ............................................................................................................7
2.3 Metode Pengukuran Vibrasi.........................................................................11
2.4 Klasifikasi Vibrasi .......................................................................................14
2.5 Cara Pengendalian Risiko Vibrasi................................................................16

BAB III PENUTUP..............................................................................................19


3.1 Simpulan...................................................................................................19
3.2 Saran.........................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................21
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan merupakan salah satu hak asasi manusia dan modal investasi di dalam
pembangunan suatu bangsa. Kesehatan perlu dipelihara, ditingkatkan, dan
diupayakan oleh setiap manusia. Banyak faktor yang mempengaruhi derajat
kesehatan dalam masyarakat, salah satunya yaitu dipengaruhi oleh lingkungan fisik.
Lingkungan fisik memiliki pengaruh yang besar terhadap kesehatan manusia. Oleh
karena itu, perlu upaya dalam meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap
pentingnya kesehatan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor di lingkungan manusia
termasuk faktor fisik.

Lingkungan hidup yang baik memiliki suatu interaksi yang harmonis dan
seimbang antar komponen lingkungan hidup. Stabilitas keseimbangan dan keserasian
interaksi antar komponen lingkungan tersebut tergantung pada usaha manusia.
Manusia adalah komponen lingkungan hidup yang paling dominan dalam
mempengaruhi lingkungan. Sebaliknya lingkungan pun mempengaruhi manusia.
Sehingga terdapat hubungan yang saling mempengaruhi antar manusia dan
lingkungan hidupnya. Jika fungsi dalam mata rantai ekosistem tersebut terganggu dan
gangguan itu melampaui kemampuan ekosistem untuk memulihkan diri secara alami,
maka akan meyababkan masalah lingkungan hidup.

Semakin meningkatnya jumlah penduduk perkotaan, semakin besar pula masalah


lingkungan hidup perkotaan yang akan dihadapi. Kenaikan jumlah penduduk di
perkotaan ini erat kaitannya dengan pesatnya industrialisasi. Industrialisasi, yang
berlangsung dalam proses pembangunan, pada hakekatnya merupakan upaya untuk
meningkatkan pemanfaatan berbagai faktor, misalnya sumber alam, keahlian
manusia, modal, dan teknologi, secara berkesinambungan. Begitu juga dengan
banyaknya peningkatan kebutuhan masyarakat, semakin banyak kegiatan industri
yang berlangsung; sehingga, semakin besar pula tekanan untuk meningkatkan faktor -
faktor tersebut.

Kemajuan teknologi yang diikuti dengan perkembangan industri menciptakan


kenikmatan dan kesejahteran materil bagi manusia, akan tetapi sebaliknya apabila
kemajuan dan perkembangan tersebut tidak dikendalikan dapat menimbulkan
pencemaran yang berupa bahaya, kerugian dan gangguangangguan dalam
kelangsungan hidup manusia, terutama industri-industri yang menghasilkan produk
sampling. Bahaya dan gangguan tersebut bersifat negatif dan pada taraf tertentu dapat
menggangu kelestarian lingkungan, lebih jauh lingkungan tidak dapat dimanfaaatkan
sebagaimana kualitas sebenarnya. Oleh karena itu, perlu adanya upaya yang tepat
dalam menganalisa kualitas lingkungan agar tetap berada pada taraf yang baik dan
tidak tercemar agar tidak mempengaruhi kesehatan manusia di lingkungan tersebut.
1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk membahas


permasalahan terkait “ Bahaya Vibrasi bagi Lingkungan “.

1.3 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Lingkungan dan Lingkungan Fisik ?


2. Apa yang dimaksud dengan Vibrasi ?
3. Bagaimana metode pengukuran vibrasi ?
4. Apa saja klasifikasi vibrasi ?
5. Bagaimana cara pengendalian risiko vibrasi ?

1.4 Tujuan

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian
ini adalah sebagai berikut :
1. Menjelaskan pengertian dari Lingkungan dan Lingkungan Fisik.
2. Menguraikan pengertian vibrasi.
3. Mengidentifikasi dan menggambarkan metode pengukuran vibrasi.
4. Mengemukakan klasifikasi dari vibrasi.
5. Mengemukakan dan menjelaskan cara pengendalian risiko vibrasi.

1.5 Manfaat

Makalah ini bermanfaat untuk :

1.5.1 Bagi Penulis :


a. Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam pembuatan makalah.
b. Menambah pengetahuan dan wawasan tentang Bahaya Vibrasi bagi
Lingkungan.
c. Memenuhi tugas mandiri mata kuliah Analisis Kualitas Lingkungan, yaitu “
Menulis makalah tentang Bahaya Vibrasi bagi Lingkungan. “

1.5.2 Bagi Pembaca :


a. Menambah pengetahuan pembaca mengenai Bahaya Vibrasi bagi Lingkungan.
b. Memberikan gambaran tentang Bahaya Vibrasi bagi Lingkungan.
c. Memberi penjelasan tentang Bahaya Vibrasi bagi Lingkungan.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Lingkungan dan Lingkungan Fisik

Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan


sumber daya alam seperti tanah, flora, fauna, air, energy surya, mineral, dan lain
sebagainya yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam perairan dengan
kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia. Lingkungan juga diartikan sebagai
segala benda, kondisi, keadaan, dan pengaruh yang terdapat dalam ruangan yang
ditemati makhluk hidup dan mempengaruhi hal hidup termasuk kehidupan manusia.
Sedangkan, menurut Sri Hayati lingkungan diartikan sebagai kesatuan antara suatu
ruang dan seluruh benda serta keadaan makhluk hidup yang ada di dalamnya,
kesatuan tersebut mencakup makhluk hidup dan perilakunya baik manusia ataupun
makhluk hidup lain yang saling mempengaruhi demi melangsungkan kehidupannya.
Secara garis besar, unsur lingkungan hidup terdiri atas lingkungan biotik, abiotic, dan
social budaya.
Sedangkan, lingkungan fisik adalah segala sesuatu yang berada disekitar makhluk
hidup dan tidak bernyawa, seperti air,kelembapan, udara,suhu, angina, vibrasi atau
getaran, dan benda mati lainnya. Menurut Ahmadi dan Uhbiyati ( 2011 ), lingkungan
fisik adalah lingkungan yang berada di sekitar mahkluk hidup baik meliputi tanah,
rumah, udara, serta benda mati lainnya. Lingkungan fisik mengacu kepada benda
nyata atau materi dan kondisi atau keadaan yang mengelilingi kehidupan manusia
dalam kehidupan sehari – hari. Lingkungan fisik dapat disimpulkan sebagai semua
keadaan atau kondisi yang berada di sekitar makhluk hidup yang akan mempengaruhi
kehidupan manusia atau makhluk hidup lainnya baik secara langsung maupun secara
tidak langsung.

2.2 Vibrasi atau Getaran

Vibrasi atau getaran adalah gerak bolak-balik suatu objek dari titik
kesetimbangannya ( rest position ). Vibrasi atau getaran juga diartikan sebagai
gerakan yang teratur dari benda atau media dengan arah bolak-balik dari kedudukan
keseimbangan. Vibrasi berhubungan dengan gerak osilasi objek, yakni gerak berulang
pada suatu benda. Sebenarnya, vibrasi adalah salah satu jenis gerak osilasi, tepatnya
gerak osilasi mekanis. Sebagai objek yang memiliki massa dan elastisitas, mesin pun
dapat mengalami vibrasi hingga derajat tertentu. Getaran terjadi saat mesin atau alat
dijalankan dengan motor, sehingga pengaruhnya bersifat mekanis. Getaran ialah
gerakan ossilasi disekitar titik. Vibrasi yaitu gerakan yang dapat disebabkan oleh
getaran udara atau getaran mekanis, misalnya mesin atau alat-alat mekanis lainnya.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa vibrasi atau getaran adalah suatu factor fisik yang
menjalar ke tubuh manusia, mulai dari tangan sampai keseluruh tubuh turut bergetar (
oscilation ) akibat getaran peralatan mekanis yang dipergunakan dalam tempat kerja.
Vibrasi atau getaran mempunyai tiga parameter yang dapat dijadikan sebagai
tolak ukur, parameter tersebut yaitu sebagai berikut :
a. Amplitudo
Amplitudo adalah ukuran atau besarnya sinyal vibrasi yang dihasilkan.
Amplitudo dari sinyal vibrasi mengidentifikasikan besarnya gangguan yang
terjadi, dimana semakin tinggi amplitudo yang ditunjukkan menunjukkan
makin besar ganguan yang terjadi, dan besarnya amplitudo tergantung pada
tipe mesin yang digunakan. Pada mesin yang masih bagus dan baru, tingkat
vibrasinya biasanya bersifat relatif.
b. Frekuensi
Frekuensi adalah banyaknya periode getaran yang terjadi dalam satu putaran
waktu. Besarnya frekuensi yang timbul saat terjadinya vibrasi dapat
mengindikasikan jenis - jenis ganguan yang terjadi. Gangguan yang terjadi
pada mesin sering menghasilkan frekuensi yang jelas atau mengasilkan
contoh frekuensi yang dapat dijadikan sebagai bahan pengamatan. Frekuensi
biasanya ditunjukkan dalam bentuk Cycle Per Menit ( CPM ) atau biasanya
disebut dengan instilah Hertz ( Hz ).
c. Phase Vibrasi
Phase adalah penggambaran akhir dari pada karakteristik suatu getaran atau
vibrasi yang terjadi pada suatu mesin. Phase juga diartikan sebagai
perpindahan atau perobahan posisi pada bagian bagian yang bergetar secara
relatif untuk menentukan titik referensi atau titik awal pada bagian lain yang
bergetar.

2.3 Metode Pengukuran Vibrasi

Pengukuran vibrasi dapat dilakukan dengan memanfaatkan vibration analyser


atau Vibration Meter. Vibration analyser adalah peralatan yang dapat mengukur
amplitudo, frekuensi getaran objekv, dan dapat menyajikan data spektrum getaran
yang bisa digunakan untuk analisis kerusakan mesin. Pengukuran vibrasi pada mesin
juga memerlukan transduser. Transduser berfungsi mengubah sinyal getaran menjadi
sinyal listrik. Biasanya, transduser yang digunakan pada alat ukur vibrasi adalah jenis
acceleration karena kapasitas jangkauan frekuensinya luas ( 10-10000 Hz ) sehingga
bisa mengidentifikasi kerusakan pada mesin. Tujuan pengukuran vibrasi adalah
mengetahui data yang berkaitan dengan vibrasi objek, dimana data tersebut kemudian
dijadikan patokan dalam menilai kondisi objek. Mesin industri yang selalu
beroperasi, maka pengukuran vibrasi sebaiknya dilakukan secara rutin. Pengukuran
juga sebaiknya dilakukan sebelum dan setelah perbaikan mesin. Salah satu
pengukuran lingkungan yang dilakukan di tempat kerja adalah pengukuran getaran
yang dilakukan pada titik-titik yang terdapat kontak atau terdapat aktifitas dari
pekerja. Beberapa peralatan yang digunakan untuk pengukuran getaran :
a) Alat penangkap getaran ( Accelerometer atau seismometer )
b) Alat ukur atau alat analisis getaran ( Vibration meter atau vibration analyzer )
c) Tapis pita 1/3 oktaf atau pita sempit ( Filter 1/3 oktaf atau Narrow Band )
d) Pencatat tingkat getaran ( Level atau X – Y recorder )
e) Alat analisis pengukur tingkat getaran ( FFT Analyzer ).
Berdasarkan Kepmenaker Nomor : Kep-51.Men/1999, NAB adalah standar faktor
tempat kerja yang dapat diterima oleh tenaga kerja tanpa mengakibatkan penyakit
atau gangguan kesehatan, dalam pekerjaan sehari-hari untuk waktu tidak melebihi 8
jam sehari atau 40 jam seminggu. Nilai NAB getaran alat kerja yang kontak langsung
maupun tidak langsung pada lengan dan tangan tenaga kerja ditetapkan sebesar 4
meter per detik kuadrat ( m/det2 ).

2.4 Klasifikasi Vibrasi

Vibrasi diklasifiksikan ke dalam dua jenis vibrasi atau getaran yang umum
ditemukan, yaitu sebagai berikut :
1) Getaran Bebas
Jenis getaran ini terjadi karena objek berosilasi, tepatnya karena gaya di dalam
objek bekerja sendiri ( Inherent ), sehingga, getaran bebas terjadi tanpa adanya
stimulus dari luar objek. Gaya dapat bekerja karena adanya sebuah sistem
dinamis yang terbentuk dari distribusi massa. Getaran bebas adalah getaran
yang terjadi pada system itu sendiri tanpa mendapat gaya dari luar system.
Getaran bebas berlaku apabila pergerakan disebabkan oleh gravity atau daya
yang tersimpan seperti pergerakkan bandul atau pegas. Getaran pegas yang
ada pada getaran bebas bergantung pada maasa beban, dan periode tidak
bergantung pada amplitudo.

2) Getaran Paksa
Getaran paksa adalah getaran yang terjadi akibat rangsangan gaya dari luar.
Jika rangsangan tersebut berosilasi, maka system dipaksa utnuk bergetar
pada frekuensi rangsangan. Gaya dari luar objek berosilasi dengan frekuensi
stimulus sehingga memaksa sistem di dalam objek untuk bergetar. Jika
frekuensi rangsangan sama dengan salah satu frekuensi natural sistem, maka
akan didapat keadaan resonansi, dan osilasi besar yang berbahaya mungkin
akan terjadi.

Sedangkan, menurut akibat yang ditimbulkan terhadap tubuh getaran dapat


dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut :
1) Getaran Setempat
Getaran setempat adalah getaran yang ditimbulkan suatu mesin yang
menimbulkan efek getaran pada bagian tubuh yang setempat. Biasanya bagian
tubuh yang terkena getaran yaitu lengan tangan sehingga sering disebut Hand
Arm Vibration. Hand arm Vibration disebabkan oleh pengoperasian peralatan
tangan bertenaga ( Hand-held Power Tools ). Getaran jenis ini biasanya
dialami oleh tenaga kerja yang diperkerjakan pada operator gergaji rantai,
tukang semprot, potong rumput, gerinda, penempa palu.
Menurut buku saku K3 Sucofindo tahun 2020, efek getaran pada tangan ini
dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Kelainan pada peredaran darah dan persyarafan ( vibration white ƒinger ).
b. Kerusakan pada persendian dan tulang-tulang.

Efek getaran pada tangan lengan ini lebih mudah dijelaskan daripada
menguraikan patofisiologisnya. Efek ini disebut sebagai sindroma getaran
tangan lengan ( Hand Vibration Arm Syndrome = HVAS ) yang terdiri
sebagai berikut :
a) Efek vaskuler-pemucatan episodik pada buku jari ujung yang
bertambah parah pada suhu dingin ( fenomena raynaud )
b) Efek neurologik-buku jari ujung mengalami kesemutan total dan
baal.

2) Getaran Menyeluruh
Getaran menyeluruh merupakan getaran yang ditimbulkan oleh suatu mesin
yang berdampak pada seluruh tubuh. Getaran ini diteruskan dari mesin
melalui kaki atau pantat karena desain alas duduk yang kurang baik. Getaran
seluruh tubuh biasanya dialami pengemudi kendaraan, seperti traktor, bus,
helikopter, atau bahkan kapal. Efek yang timbul tergantung kepada jaringan
manusia itu sendiri, seperti :
a) Vibrasi dengan frekuensi 3-6 Hz untuk bagian thorax ( dada dan perut )
b) Vibrasi dengan frekuensi 20-30 Hz untuk bagian kepala
c) Vibrasi dengan frekuensi 100-150 Hz untuk rahang

Di samping rasa tidak ketidaknyamanan yang ditimbulkan oleh goyangan


organ tersebut , menurut beberapa penelitian, telah dilaporkan efek jangka
lama yang menimbulkan orteoartritis tulang belakang.

2.5 Cara Pengendalian Risiko Vibrasi


Dalam mengendalikan resiko yang harus kita kendalikan adalah pekerjaan yang
memiliki tingkat resiko paling tinggi kemudian sedang dan selanjutnya resiko rendah.
Pengendalian resiko pada vibrasi atau getaran dapat dilakukan dengan beberapa
tindakan, di antaranya meliputi :
1. Engineering Control
Pemasangan vibration damper untuk meredam getaran. Peredam getaran ini
dapat berupa pegas atau bantalan peredam yang dapat dibuat dari karet,
gabus atau bahan lain yang dapat meredam getaran. Design tempat kerja agar
pekerja tidak menerima beban berlebihan dari perlatan yang digunakan.
2. Administratif Kontrol
Pengaturan jadwal kerja atau pergantian shif kerja untuk mengurangi
pemaparn getaran pada pekerja.
3. Subtitution
Penggantian metode kerja, misalnya dengan automasi atau mekanisasi kerja
dan penggantian alat yang sudah tua atau memiliki vibrasi tinggi dengan
alat-alat yang tingkat getarannya rendah.
4. Maintenance
Melakukan pemeriksaan secara berkala tentang vibrasi yang terdapat pada
peralatan atau mesin dengan alat ukur getaran unutk mengetahui tingkat
vibrasi mesin.
5. Alat Pelindung Diri ( APD )
Memilih APD yang sesuai harus dengan memperhatiakn tipe vibrasinya,
untuk getaran menyeluruh sebaiknya menggunakan APD full Body
protection yang terbuat dari bahan karet atau kulit, selain itu pakain
pelindung ini harus juga bias menjaga pekerja tetap hangat dan kering untuk
mencegah terjadinya pengembangan Vibration White Finger. Sedangkan
untuk getaran setempat atau hand-arm vibration sebaiknya menggunakan
sarung tangan yang terbuat dari bahan karet atau kulit.
6. Pemeriksaan Kesehatan
Penyediaan pemeriksaan kesehatan pada semua pekerja sangat penting, hal
ini dilakukan untuk mengetahui kemungkinan adanya faktor kesehatan
pekerja yang mengakibatkan seorang pekerja mengalami resiko vibrasi.
Tujuan pemeriksaan kesehatan yaitu :
a. Mengidentifikasi seseorang yang terpapar getaran yang mungkin
mereka hanya mengalami resiko tertentu misalnya gangguan
pembuluh darah seperti Raynaud's Disease.
b. Mengidentifikasi penyakit yang berkaitan dengan vibrasi sejak awal
pada pekerja yang terpapar terus-menerus.
c. Mencegah berkembangnya suatu penyakit yang akhirnya dapat
menyebabkan cacat
d. Mengecek kefektifan dari pengendalian vibrasi yang telah dilakukan.
Terdapat tiga program pemeriksaan kesehatan yang dapat di laksanakan
dalam perusahaan :
1. Sebelum Bekerja.
Pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja ini dilakukan pada pekerja
baru atau pekerja yang baru bekerja di lingkungan yang terpapar
getaran. Contohnya, pekerja yang menderita kelainan pembuluh
darah, kelainan jantung , arthritis, kelainan saraf harus dihindarkan
dari paparan getaran.
2. Pemeriksaan Berkala.
Pemeriksaan berkala dapat dilakukan pada pekerja yang sudah lama
bekerja dan mengalami paparan, pemeriksaan berkala ini bertujuan
untuk mengontrol kondisi kesehatan pekerja. Biasanya pemeriksaan
berkala dilakukan setahun sekali.
3. Pemeriksaan Khusus.
Pemariksaan kesehatan secara khusus ini dilakukan pada pekerja-
pekerja yang mengalami keluhan-keluhan akibat terpapar getaran.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan

Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan


sumber daya alam seperti tanah, flora, fauna, air, energy surya, mineral, dan lain
sebagainya yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam perairan dengan
kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia. Lingkungan fisik adalah semua keadaan
atau kondisi yang berada di sekitar makhluk hidup yang akan mempengaruhi
kehidupan manusia atau makhluk hidup lainnya baik secara langsung maupun secara
tidak langsung. Salah satu unsur lingkungan fisik adalah vibrasi. Vibrasi atau getaran
adalah suatu factor fisik yang menjalar ke tubuh manusia, mulai dari tangan sampai
keseluruh tubuh turut bergetar ( oscilation ) akibat getaran peralatan mekanis yang
dipergunakan dalam tempat kerja. Vibrasi memiliki tiga parameter yang dapat
dijadikan sebagai tolak ukur, yaitu amplitude, frekuensi, dan phase vibration.
Pengukuran vibrasi dapat dilakukan dengan memanfaatkan vibration analyser
atau Vibration Meter. Vibration analyser adalah peralatan yang dapat mengukur
amplitudo, frekuensi getaran objekv, dan dapat menyajikan data spektrum getaran
yang bisa digunakan untuk analisis kerusakan mesin. Pengukuran vibrasi pada mesin
juga memerlukan transduser. Transduser berfungsi mengubah sinyal getaran menjadi
sinyal listrik. Berdasarkan Kepmenaker Nomor : Kep-51.Men/1999, NAB adalah
standar faktor tempat kerja yang dapat diterima oleh tenaga kerja tanpa
mengakibatkan penyakit atau gangguan kesehatan, dalam pekerjaan sehari-hari untuk
waktu tidak melebihi 8 jam sehari atau 40 jam seminggu. Nilai NAB getaran alat
kerja yang kontak langsung maupun tidak langsung pada lengan dan tangan tenaga
kerja ditetapkan sebesar 4 meter per detik kuadrat ( m/det2 ).
Vibrasi diklasifiksikan ke dalam dua jenis vibrasi atau getaran yang umum
ditemukan, yaitu getaran bebas dan getaran paksa. Sedangkan, menurut akibat yang
ditimbulkan terhadap tubuh getaran dibagi menjadi getaran setempat dan getaran
menyeluruh. Pengendalian resiko pada vibrasi atau getaran dapat dilakukan dengan
beberapa tindakan, seperti Engineering Control, Administrative Control, Substitution,
Maintenance, APD, dan Pemeriksaan Kesehatan.

3.2 Saran

1. Bagi Pemerintah dan Pemangku Kebijakan


a. Berupaya mengeluarkan kebijakan yang akan menguntungkan berbagai
sektor terutama kesehatan.
b. Memperhatikan setiap sektor agar semuanya berjalan sesuai tujuan
nasional yaitu mewujudkan pembangunan nasional.
c. Mengeluarkan peraturan K3 bagi setiap peusahaan untuk menjamin
kesehatan pekerja.

2. Bagi Tenaga Kesehatan


a. Memberikan penyuluhan terkait K3 kepada sasaran dengan baik dan
benar.
b. Meningkatkan pemeriksaan kesehatan terhadap pekerja dengan tingkat
vibrasi tinggi.

Berdasarkan materi tentang Bahaya Vibrasi bagi Lingkungan yang bisa saya
uraikan dalam makalah ini, tentunya memiliki banyak kekurangan dan kelemahan
karena terbatasnya pengetahuan dan referensi yang saya punya. Sehubungan dengan
kekurangan makalah ini saya harapkan kepada pembaca memberikan saran dan kritik
yang membangun demi tercapainya makalah yang lebih baik di masa yang akan
datang.
DAFTAR PUSTAKA

Anies. 2015. Gangguan Kesehatan akibat Vibrasi Tinggi. Jawa Tengah : FK


Universitas Diponegoro.

Samara, D. 2016. Diagnosis Dan Penatalaksanaan Hand-Arm Vibration Syndrome


Pada Pekerja Pengguna Alat Yang Bergetar. Jakarta : Jurnal Universa Mediciana
Trisakti, Vol 25 No.3.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25608/4/Chapter%20II.pdf Diakses
pada tanggal 10 Maret 2022 pukul 19.30

http://arekteknik.com/vibration.html Diakses pada tanggal 10 Maret 2022 pukul 19.35

http://batikyogya.wordpress.com/2007/08/16/63/ Diakses pada tanggal 10 Maret 2022


pukul 19.37

http://qodirnet.blogspot.com/2009/10/penyakit-akibat-getaran.html Diakses pada 10


Maret 2022 tanggal pukul 19.40

http://www.rider-system.net/2009/10/getaran.html Diakses pada tanggal 10 Maret


2022 pukul 19.44

Anda mungkin juga menyukai