Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

TANTANGAN PERKEBUNAN DI INDONESIA


“ KAKAO (Theobroma Cacao) ”

Disusun Oleh:

Ardi Halawa : 1954201001


Daniel Alexander :1954201015
Kristian Herefa :1954201033
Muhamad Safrullah : 1954201049
Torovia Malnamari Siagian : 1954201045

PRODI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN


UNIVERSITAS LANCANG KUNING
PEKANBARU
2022

1
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.............................................................................................. i
DAFTAR ISI.............................................................................................................. ii
RINGKASAN............................................................................................................ iv
BAB I. PENDAHULUAN......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ..........................................................................1
1.2 Perumusan Masalah ................................................................................. 1
1.3 Tujuan ..................................................................................................... 2
1.4 Luaran yang Diharapkan.......................................................................... 2
1.5 Kegunaan Program................................................................................... 2
BAB II. GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA ............................................. 4
2.1 Kondisi Umum Lingkungan .................................................................. 4
2.2 Sumber Bahan Baku ................................................................................ 4
2.3 Peluang Dipasar ....................................................................................... 4
BAB III. METODE PELAKSANAAN .................................................................... 6
3.1 Persiapan Dan Pengolahan ....................................................................... 6
3.2 Riset Harga Pasar ..................................................................................... 8
3.3 Pemasaran Produk .................................................................................... 8
BAB IV. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN..................................................... 10
4.1 Anggaran biaya ........................................................................................ 10
4.2 Jadwal kegiatan........................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 11
LAMPIRAN............................................................................................................... 12

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah saya tepat pada waktunya

3
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas yang telah
diberikan oleh dosen Manajemen Perkebunan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang “ Tantangan Perkebunan Kakao di Indonesia” bagi para
pembaca dan juga penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ir. Hamdan Yasid, MP selaku dosen mata
kuliah Manajemen Perkebunan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai bidang studi yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan Makalah ini. Kami menyadari, makalah
yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Pekanbaru, 1 Mei 2022

Kelompok 4

4
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................1

DAFTAR ISI.............................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.........................................................................................................3


1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................3
1.3 Tujuan.......................................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Tanaman Kakao........................................................................................................5


2.2 Klasifikasi Tanaman Kakao.....................................................................................5
2.3 Manfaat Tanaman Kakao.........................................................................................6
2.4 Budidaya Tanaman Kakao.......................................................................................7
2.5 Daerah Penghasil Kakao di Indonesia......................................................................9
2.6 Tantangan dan Peluang Tanaman Kakao di Indonesia..........................................11

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan.............................................................................................................13
3.2 Saran.......................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................14

5
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tanaman kakao berasal dari Amerika Selatan. Dengan tempat tumbuhnya di hutan
hujan tropis, tanaman kakao telah menjadi bagian dari kebudayaan masyarakat selama
2000 tahun. Nama latin tanaman kakao adalah Theobroma Cacao yang berarti makanan
untuk Tuhan.
Masyarakat Aztec dan Mayans di Amerika Tengah telah membudidayakan tanaman
kakao sejak lama, yaitu sebelum kedatangan orang-orang Eropa. Orang-orang Indian
Mesoamerikalah yang pertama kali menciptakan minuman dari serbuk coklat yang
dicampur dengan air dan kemudian diberi perasa seperti: merica, vanili, dan rempah-
rempah lainnya. Minuman ini merupakan minuman spesial yang biasanya
dipersembahkan untuk
Pemerintahan Mayan dan untuk upacara-upacara spesial.(Hariyadi, Ali, & Nurlina,
2017) Masyarakat Mayan menggunakan biji kakao sebagai mata uang (sebagai alat
pembayaran). Pada abad ke-16 sesuai riwayat orang Spanyol seekor kelinci seharga 10
buah kakao dan seekor anak keledai seharga 50 buah kakao.
Masyarakat Spanyol belajar tentang kakao dari masyarakat Indian Aztec pada tahun
1500-an dan mereka kembali ke Eropa dengan membawa makanan baru yang menggoda
ini. Di Spanyo, kakao adalah minuman yang dipersembahkan hanya untuk raja. Mereka
meminumnya selagi masih panas dengan diberi rasa gula dan madu. Secara perlahan
tetapi pasti kakao berkembang ke kerajaan-kerajaan di Eropa dan pada abad ke-17 kakao
menjadi persembahan khusus untuk masyarakat kelas atas.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini ialah:
1. Apa itu tanaman kakao?
2. Apa klasifikasi dari tanaman kakao?
3. Manfaat apa saja yang dapat diperoleh dari pengonsumsian kakao?
4. Bagaimana teknik pembudidayaan tanaman kakao?
5. Daerah mana saja penghasil kakao di Indonesia?
6. Apa saja tantangan dan peluang tanaman kakao di Indonesia?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan pada makalah ini ialah:

6
1. Untuk mengetahui pengertian dari tanaman kakao
2. Untuk mengetahui klasifikasi dari tanaman kakao
3. Untuk mengetahui manfaat yang dapat diperoleh dari pengonsumsian kakao
4. Untuk mengetahui teknik pembudidayaan tanaman kakao
5. Untuk mengetahui daerah mana saja penghasil kakao di Indonesia
6. Untuk mengetahui tantangan dan peluang tanaman kakao di Indonesia

7
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Tanaman Kakao

(Theobroma cacao) merupakan tumbuhan berwujud pohon yang berasal dari Amerika
Selatan. Tanaman kakao yang ditanam di perkebunan pada umumnya adalah kakao jenis
Forastero (bulk cocoa atau kakao lindak), Criolo (fine cocoa atau kakao mulia), dan
hibrida (hasil persilangan antara jenis Forastero dan Criolo). Pada perkebunan –
perkebunan besar biasanya kakao yang dibudidayakan adalah jenis mulia (Tumpal H.S.
Siregar, dkk., 2003).
Di alam pohon kakao dapat mencapai ketinggian 10m. Tetapi didalam pembudidayaan
tingginya dibuat tidak lebih dari 5m dengan tajuk menyamping yang meluas. Hal ini
dilakukan untuk memperbanyak cabang produktif. Bunga kakao, sebagaimana anggota
Sterculiaceae lainnya, tumbuh langsung dari batang (cauliflorous). Bunga sempurna
berukuran kecil (diameter maksimum 3cm), tunggal, namun nampak terangkai karena
sering sejumlah bunga muncul dari satu titik tunas. Penyerbukan bunga dilakukan oleh
serangga (terutama lalat kecil (midge) Forcipomyia, semut bersayap, afid, dan beberapa
lebah Trigona) yang biasanya terjadi pada malam hari1. Bunga siap diserbuki dalam
jangka waktu beberapa hari.
Kakao secara umum adalah tumbuhan menyerbuk silang dan memiliki sistem
inkompatibilitas. Walaupun demikian, beberapa varietas kakao mampu melakukan
penyerbukan sendiri dan menghasilkan jenis komoditi dengan nilai jual yang lebih tinggi.
Buah tumbuh dari bunga yang diserbuki. Ukuran buah jauh lebih besar dari bunganya,
dan berbentuk bulat hingga memanjang. Buah terdiri dari 5 daun buah dan memiliki
ruang dan di dalamnya terdapat biji. Warna buah berubah-ubah.Â
Biji terangkai pada plasenta yang tumbuh dari pangkal buah, di bagian dalam. Biji
dilindungi oleh salut biji (aril) lunak berwarna putih. Dalam istilah pertanian disebut pulp.
Endospermia biji mengandung lemak dengan kadar yang cukup tinggi. Dalam pengolahan
pascapanen, pulp difermentasi selama tiga hari lalu biji dikeringkan di bawah sinar
matahari.

2.2 Klasifikasi Tanaman Kakao

Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta

8
Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Malvales
Family : Malvaceae
Genus : Theobroma
Spesies : Theobroma cacao L.

2.3 Manfaat Tanaman Kakao

Tidak semua jenis kakao dapat memberikan manfaat untuk kesehatan. Hanya kakao
murni atau cokelat hitam yang baik dikonsumsi, bukan kakao yang telah diberi perasa
tambahan atau bahan lainnya. Semakin pahit dan hitam cokelat, semakin banyak
manfaatnya bagi tubuh. Berikut merupakan beberapa manfaat buah kakao bagi tubuh:
1. Menurunkan tekanan darah
Kakao murni atau cokelat hitam dipercaya baik untuk dikonsumsi oleh penderita
hipertensi. Manfaat tersebut diduga berasal dari senyawa nitrogen oksida yang dapat
melebarkan pembuluh darah. Manfaat ini juga didukung oleh penelitian yang
mengungkapkan bahwa konsumsi cokelat hitam selama 2–8 minggu berturut-turut
dapat menurunkan tekanan darah.
2. Menurunkan risiko penyakit jantung
Perannya sebagai penurun tekanan darah membuat kakao juga baik dikonsumsi
untuk mencegah penyakit jantung. Selain nitrogen oksida, manfaat ini juga berasal
dari kandungan antioksidan flavanoid.
3. Menambah stamina
Kakao murni merupakan sumber kalori yang baik, sehingga bisa memberikan
tambahan stamina dan membuat Anda lebih berenergi dalam menjalani aktivitas.
Kakao juga mengandung kafein yang dikenal sebagai stimulan alami yang bisa
membuat Anda tetap fokus dan terjaga.
4. Mencegah pikun dan memelihara fungsi otak
Pikun umumnya terjadi pada lansia. Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa
antioksidan flavanoid yang terkandung di dalam kakao dapat memperlambat proses
penurunan daya ingat pada orang lanjut usia. Efek ini diduga dipengaruhi oleh
manfaat kakao yang dapat melancarkan aliran darah ke otak dan mengurangi dampak
kerusakan sel otak akibat pertambahan usia.
5. Memperbaiki suasana hati (mood)

9
Senyawa theobromine dan kafein yang terkandung di dalam kakao dapat
memengaruhi suasana hati menjadi lebih positif dan meningkatkan rasa waspada. Tak
hanya itu, zat aktif phenethylamine dalam kakao juga dapat meningkatkan produksi
endorfin, yaitu senyawa kimia dalam otak yang berperan dalam melawan stres dan
mengatasi perasaan murung.
6. Memiliki sifat antikanker
Kakao mengandung antioksidan yang tinggi dan bersifat antiradang. Berkat
kandungan dan sifatnya tersebut, kakao dipercaya dapat mencegah pertumbuhan sel
kanker dalam tubuh dan menangkal efek kerusakan sel, sehingga risiko terkena
kanker pun dapat berkurang.
7. Mengendalikan gejala asma
Bubuk kakao murni dipercaya dapat mengurangi kambuhnya gejala pada penderita
asma. Manfaat ini berasal dari senyawa theobromine dan theophylline yang dapat
melebarkan saluran napas, sehingga bisa mengurangi gejala asma.
8. Memperlambat penuaan pada kulit
Kakao mengandung beragam nutrisi yang baik bagi kulit. Selain itu, senyawa
kimia yang bersifat antioksidan dan antiradang juga dapat melancarkan aliran darah
ke kulit. Efek ini diduga berperan dalam memperlambat kerusakan jaringan kulit
akibat paparan sinar matahari dan memperlambat penuaan pada kulit. Meski
demikian, konsumsinya pun perlu dibatasi, sebab sebuah penelitian mengungkapkan
bahwa konsumsi cokelat jangka panjang justru dapat memicu dan memperburuk
jerawat.

2.4 Budidaya Tanaman Kakao

Syarat tumbuh tanaman kakao adalah curah hujan yaitu 1.100 – 3.000 mm per tahun.
Temperaturnya yaitu 30 0C ‐ 32 0C (maksimum) dan 18 0C ‐ 21 0C (minimum). Kakao
tumbuh baik pada tanah dengan pH 6 – 7,5. Sedangkan lingkungan hidup tanaman kakao
yakni hutan tropis yang pada pertumbuhannya memerlukan naungan untuk menghindari
pencahayaan penuh. Berikut merupakan cara pembudidayaan tanaman kakao:

1. Persiapan Lahan
Persiapan lahan yaitu membersihkan lahan dan menggunakan tanaman penutup
tanah seperti tanaman jenis polong-polongan, serta menggunakan tanaman pelindung
seperti Lamtoro, Albazia, dan Gleresidae, yang mana tanaman Ini ditanam setahun

10
sebelum dilakukan penanaman kakao. Selanjutnya juga dilakukan pengolahan tanah
biasanya dilakukan dengan cara mekanis.
2. Pembibitan
Biji kakao yang digunakan untuk benih adalah buah bagian tengah yang masak dan
sehat dari tanaman yang sudah cukup umur, kemudian dibersihkan daging buahnya
menggunakan abu dan segera dikecambahkan. Selain menggunakanbenih biji, cara
terbaik dalam budidaya kakao adalah menggunakan Bibit Sambung pucuk, karena
lebih cepat dalam masa berbuah.
3. Penanaman
Pada penanaman kakao terlebih dahulu dibuat ajir yaitu bisa dari bambu dengan tinggi
tinggi 80 – 100 cm. Penanaman tanaman kakao dilakukan dengan jarak tanam 3 x 3
m, 4 x 2 m, dan 3,5 x 2,5 m dengan ukuran lubang 60 x 60 x 60 cm. Jarak tanam yang
digunakan berdasarkan pada bahan tanam dan besar pohonnya. Sedangkan jarak
tanam pohon pelindungnya adalah 1,5 x 1,5 m tergantung areal yang digunakan.
Dalam penanaman tanaman kakao ada empat pola tanam yang biasa digunakan yaitu:
a. Pola tanam kakao segi empat, dan pohon pelindung segi empat
b. Pola tanam kakao segi empat dan pohon pelindung segi tiga
c. Pola tanam kakao berpagar ganda dan pohon pelindung segitiga
d. Pola tanam kakao berpagar ganda dan pohon pelindung segi empat
4. Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman kakao yang dilakukan adalah dengan melakukan
pemangkasan, penyiangan, penyiraman, pemupukan, serta pengendalian dari hama
dan penyakit.
a. Pemangkasan dilakukan pada tanaman pelindung dan pada tanaman kakao.
Pemangkasan pohon pelindung dilakukan supaya bisa berfungsi dalam jangka
waktu yang lama. Sedangkan Pemangkasan pada tanaman kakao merupakan usaha
meningkatkan produksi dan mempertahankan umur ekonomis tanaman. Dengan
melakukan pemangkasan, akan mencegah serangan hama dan penyakit,
membentuk tajuk pohon, memelihara tanaman, dan memacu produksi.
b. Penyiangan dilakukan untuk membersihkan dan membuang gulma yang
mengganggu tanaman kakao. Sedangkan penyiraman dilakukan untuk membantu
pertumbuhan kakao dan menjaga kelembapan tanah kakao.

11
c. Pemupukan dilakukan dengan cara ditugal. Pemupukan yaitu dengan pemupukan
menggunakan pupuk Urea, TSP, KCl, dan Kieserite (MgSO4), dosis pupuk
berdasarkan umur tanaman kakao.
d. Pengendalian hama dan penyakit pada tanaman kakao dilakukan dengan sanitasi
lahan, tanaman yang terserang dipangkas dan di bakar dan juga menggunakan
pestisida. Hama dan penyakit yang sering menyerang tanaman kakao adalah ulat
kilan (Hyposidea infixaria), ulat jaran atau kuda (Dasychira inclusa), parasa lepida
dan ploneta diducta(Ulat Srengenge), kutu – kutuan (Pseudococcus lilacinus),
Helopeltis antonii, Cacao Mot ( Ngengat Buah), Acrocercops cranerella, penyakit
busuk buah (Phytopthora palmivora), Jamur Upas (Upasia salmonicolor).
5. Panen dan Pasca panen
Panen dilakukan dengan cara memetik buah yang masak dengan memotong
tangkai buahnya dan menyisakan sepertiga bagian tangkai buah. Buah kakao yang
dipetik berumur 5,5 – 6 bulan sejak berbunga, dan berwarna kuning atau merah. Buah
kakao yang dipetik kemudian dimasukkan ke dalam karung kemudian dilakukan
pemecahan buah untuk mengumpulkan bijinya. Dan hasilnya bisa diolah dengan
melakukan fermentasi, pengeringan, dan sortasi.
2.5 Daerah Penghasil Kakao di Indonesia
Indonesia adalah negara penghasil kakao terbesar ketiga di dunia setelah Pantai
Gading dan Ghana. Kakao yang merupakan bahan baku pembuatan coklat yang menjadi
salah satu hasil komoditi ekspor Indonesia. Manisnya hasil ekspor kakao sebagai bahan
baku pembuatan cokelat ini membuat nilai ekspornya bisa menjadi penghasil devisa
negara.
Melansir Publikasi Statistik Kakao Indonesia 2020 oleh BPS dan Publikasi Outlook
Kakao Tahun 2020 yang diterbitkan Kementerian Pertanian (Kementan), berikut adalah
delapan daerah penghasil kakao terbesar di Indonesia.
1. Sulawesi Tengah
Sulawesi Tengah menjadi daerah penghasil kakao terbesar di Indonesia dengan
nilai produksi sebesar 128.154 ton. Jumlah ini menjadi penyumbang terbanyak dari
total produksi kakao Indonesia yang tercatat sebesar 720.660 ton. Adapun total luas
area lahan perkebunan kakao di Sulawesi Tengah mencapai 279.298 hektar. Daerah
utama penghasil kakao di Provinsi Sulawesi Tengah adalah Kabupaten Parigi
Moutong , Kabupaten Poso, Kabupaten Sigi Biromaru, Kabupaten Donggala ,dan
Kabupaten Banggai Kepulauan.

12
2. Sulawesi Tenggara
Sulawesi Tenggara menjadi daerah penghasil kakao dengan nilai produksi sebesar
115.023 ton. Jumlah ini menjadi penyumbang terbanyak kedua dari total produksi
kakao Indonesia. Adapun total luas area lahan perkebunan kakao di Sulawesi
Tenggara mencapai 246.296 hektar. Daerah utama penghasil kakao di Provinsi
Sulawesi Selatan yaitu Kabupaten Luwu Utara dan Kabupaten Luwu.
3. Sulawesi Selatan
Sulawesi Selatan menjadi daerah penghasil kakao dengan nilai produksi sebesar
113.366 ton. Jumlah ini menjadi penyumbang terbanyak ketiga dari total produksi
kakao Indonesia. Adapun total luas area lahan perkebunan kakao di Sulawesi Selatan
mencapai 201.216 hektar. Daerah utama penghasil kakao di Provinsi Sulawesi
Tenggara adalah Kabupaten Kolaka Utara, Kolaka Timur, Kolaka, Konawe, dan
Muna Barat.
4. Sulawesi Barat
Sulawesi Barat menjadi daerah penghasil kakao terbesar di indonesia dengan nilai
produksi sebesar 71.374 ton. Jumlah ini menjadi penyumbang terbanyak keempat dari
total produksi kakao Indonesia. Adapun total luas area lahan perkebunan kakao di
Sulawesi Barat mencapai 144.381 hektar. Daerah utama penghasil kakao di Provinsi
Sulawesi Barat adalah Kabupaten Mamuju, Polewali Mandar, Mamuju Utara,
Mamasa, dan Majene.
5. Lampung
Lampung menjadi daerah penghasil kakao dengan nilai produksi sebesar 58.868
ton. Jumlah ini menjadi penyumbang terbanyak kelima dari total produksi kakao
Indonesia. Adapun total luas area lahan perkebunan kakao di Lampung mencapai
58.868 hektar. Produksi kakao terbesar di Provinsi Lampung dihasilkan di Kabupaten
Tanggamus.
6. Sumatera Barat
Sumatera Barat menjadi daerah penghasil kakao dengan nilai produksi sebesar
43.593 ton. Jumlah ini menjadi penyumbang terbanyak keenam dari total produksi
kakao Indonesia. Adapun total luas area lahan perkebunan kakao di Sumatera Barat
mencapai 79.288 hektar. Daerah penghasil kakao di Provinsi Sumatera Barat antara
lain Kepulauan Mentawai, Pesisir Selatan, Solok, Solok Selatan, Sijunjung, Tanah
Datar, Padang Pariaman, Limapuluh Kota, Agam, Pasaman, Pasaman Barat,
Limapuluh Kota, dan Dharmasraya.

13
7. Aceh
Aceh menjadi penghasil daerah kakao dengan nilai produksi sebesar 41.648 ton.
Jumlah ini menjadi penyumbang terbanyak ketujuh dari total produksi kakao
Indonesia. Adapun total luas area lahan perkebunan kakao di Aceh mencapai 99.359
hektar. Daerah penghasil kakao di Provinsi Aceh antara lain di Kabupaten Aceh
Tenggara, Aceh Timur, Pidie, Bireuen, Aceh Utara, Nagan Raya, dan Pidie Jaya.
8. Sumatera Utara
Sumatera Utara menjadi daerah penghasil kakao dengan nilai produksi sebesar
35.775 ton. Jumlah ini menjadi penyumbang terbanyak kedelapan dari total produksi
kakao Indonesia. Adapun total luas area lahan perkebunan kakao di Sumatera Utara
mencapai 54.598 hektar. Daerah penghasil kakao di Provinsi Sumatera Utara antara
lain Kabupaten Nias Utara, Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Simalungun,
Kabupaten Mandailing Natal, Kabupaten Tapanuli Selatan, dan Kabupaten Nias
Selatan.
2.6 Tantangan dan Peluang Tanaman Kakao di Indonesia
Berdasarkan kondisi dan peluang serta masalah dan tantangan pengembangan kakao.
Akan tetapi produksi biji kakao Indonesia secara signifikan memang terus meningkat
tetapi tidak demikian dengan kualitas biji kakao tersebut. Mutu yang dihasilkan
mengalami penurunan dan beragam, antara lain kurang terfermentasi, tidak cukup kering,
ukuran biji tidak seragam, kadar kulit tinggi, keasaman tinggi, cita rasa sangat rendah.
Meski kakao merupakan salah satu komoditi unggulan namun dalam
pengembangannya banyak menghadapi kendala kendala yang sering dihadapi antara lain:
1. Daya saing produk yang rendah
2. Rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia dari aspek pengetahuan keterampilan
maupun permodalan
3. Potensi dukungan Sumber Daya Alam
4. Produktivitas masih rendah karena rentan terhadap serangan hama penyakit
5. Belum optimalnya pengembangan produk hilir kakao
6. Untuk negara kita perkebunan akan tetap berfugsi sebagai salah satu pilar ekonomi
yang akan memnerikan kontribusi yang signifikan bagi pertumbuhan ekonimi
Indonesia. Hal ini dimungknkan apabila kita dapat memanfaatkan peluang-peluang
yang ada, sebagai berikut
7. SDM Indonesia begitu mellimpah dan diproyeksika akan terus bertambah. SDM
manusia ini dapat menjadi salah satu keunggulan kompetitif perkebunan Indonesia

14
yang merpakan pelaksanaan penggerek proses produksi dan pengembangan ranta
nilai.
8. Kondisi pertanian, didominansi oleh tanaman tua dan rusak sehingga produktifitasnya
rendah
9. Perubahan iklim global akan mengganggu kapasitas(daya hasil dan stabiliisas)
produksi perkebunan pada tigkat nasional dan global sehingga menjadi ancaman
ketahanan pangan, ketahanan energi dan ketahanan ar
10. Kelangkaan ketersedianaan da persaingan pemanfaatan lahan dan air
11. Inovasi Iptek semakin kompleks dan kepemilikanya ekslusf sehingga kemandirian
iptek menjadi prasyarat untuk mewujudkan kedaulatan pertania seara umum dan
perkebunan seara khusus
12. Industri pedagagan sarana dan hasil pekebunann globl semakin dikuasai oleh
sedikitperusahaan multinasional shingga mengancam ekstensi usaha perkebunan skala
keil yang masih domian di Indonesia

Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut, ada beberapa langkah yang


dilakukan yaitu:

1. Peningkatan produktivitas kakao melalui perluasan areal pertanaman, rehabilitasi


kebun dengan menggunakan bibit unggul dan peremajaan kebun yang sudah tua dan
rusak.
2. Peningkatan upaya pengendalian hama penyakit pada tanaman kakao
3. Peningkatan kualitas SDM petani kakao dari sisi budidaya dan inovasi produk
4. Peningkatan infrastruktur pendukung
5. Pengembangan industri pengolahan hasil mulai dari hulu sampai hilir
6. Pengembangan sub sistem penunjang agribisnis kakao yang meliputi bidang usaha
pengadaan sarana produksi, kelembagaan petani dan lembaga keuangan.

Perkebunan kakao masih terbuka lebar karena masih tingginya permintaan pasar
internasional dan domestik, Indonesia harus memanfaatkan peluang tersebut dengan
meningkatkan daya saing produk melalui peningkatan kualitas dan inovasi produk kakao.

15
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kakao merupakan tumbuhan berwujud pohon yang berasal dari Amerika Selatan.
Tanaman kakao yang ditanam di perkebunan pada umumnya adalah kakao jenis Forastero
, Criolo , dan hibrida . Bunga sempurna berukuran kecil , tunggal, namun tampak
terangkai karena sering sejumlah bunga muncul dari satu titik tunas. Penyerbukan bunga
dilakukan oleh serangga terutama lalat kecil yang biasanya terjadi pada malam hari.
Bunga siap diserbuki dalam jangka waktu beberapa hari.
Berdasarkan kondisi dan peluang serta masalah dan tantangan pengembangan kakao.
Akan tetapi produksi biji kakao Indonesia secara signifikan memang terus meningkat
tetapi tidak demikian dengan kualitas biji kakao tersebut. Indonesia begitu mellimpah dan
diproyeksikan akan terus bertambah. Produktivitas kakao melalui perluasan areal
pertanaman, rehabilitasi kebun dengan menggunakan bibit unggul dan peremajaan kebun
yang sudah tua dan rusak. Sub sistem penunjang agribisnis kakao yang meliputi bidang
usaha pengadaan sarana produksi, kelembagaan petani dan lembaga keuangan.
3.2 Saran
Kami selaku penyusun tugas makalah Manajemen Perkebunan tentang “ Tantangan
Perkebunan Kakao di Indonesia ” ini mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya
membangun dari semua pihak terutama dosen pengampu mata kuliah Manajemen
Perkebunan apabila dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan
ataupun kekeliruan dalam penyusunannya.

16
DAFTAR PUSTAKA

http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/91969/TANTANGAN-DAN-PELUANG-
PENGEMBANGAN-KOMODITI-KAKAO-/#:~:text=TANTANGAN%20DAN
%20PELUANG%20PENGEMBANGAN%20KOMODITI%20KAKAO,-Admin%20BPP
%20Blang&text=Daya%20saing%20produk%20yang%20rendah,optimalnya
%20pengembangan%20produk%20hilir%20kakao

https://www.kompasiana.com/megalastriyono8311/5f848fb1d541df60d14c9e22/tantangan-
dan-peluang-pengembangan-prkebunan-kakao

http://disperta.mojokertokab.go.id/artikel/budidaya-tanaman-kakao-1569395271

https://dpkp.jogjaprov.go.id/baca/
Rahasia+Tanaman+Kakao+Produktif+Hingga+Puluhan+Tahun/091020/
b60db590d5c348e7559757425d235593b937347c8910b83c82252bdfcaf9ce46188https://
www.alodokter.com/peningkat-gairah-seksual-bukan-manfaat-utama-kakao

https://regional.kompas.com/read/2022/01/24/151542778/8-daerah-penghasil-kakao-terbesar-
di-indonesia-produksi-terbanyak-ada-di#page2

17

Anda mungkin juga menyukai