Disusun Oleh :
Siti Naily Rohmah (0402519030)
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
Melalui kegiatan pengamatan video what are stem cells, siswa dapat menjelaskan konsep dasar sel
punca, pengertian, karakteristik dan jenis stem cell (sel punca).
Melalui kegiatan pengamatan gambar siswa mampu menjelaskan jenis-jenis stem cell (sel punca).
Melalui diskusi kelompok siswa mampu menjelaskan perbedaan sel punca embrionik dan sel punca
dewasa.
Melalui kegiatan mengkaji atau menganalisis informasi apliklasi sel punca, dari berbagai media
informasi, siswa dapat menyebutkan dan mejelaskan contoh sel punca dalam aplikasi klinis
C. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan (15 Menit)
Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk memulai pembelajaran, memeriksa
kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman peserta didik dengan
materi/tema/kegiatan sebelumnya serta mengajukan pertanyaan untuk mengingat dan menghubungkan dengan
materi selanjutnya.
Menyampaikan motivasi tentang apa yang dapat diperoleh (tujuan & manfaat) dengan mempelajari materi :
pengertian sel punca, karakteristiksel punca, jenis-jenis sel punca, contoh sel punca dalam aplikasi klinis.
Menjelaskan hal-hal yang akan dipelajari, kompetensi yang akan dicapai, serta model belajar yang akan
ditempuh yaitu mengunakan model pembelajaran PBL.
Kegiatan Inti ( 150 Menit )
Kegiatan Peserta didik diberi motivasi dan panduan untuk melihat, mengamati, membaca dan
Literasi menuliskannya kembali. Mereka mengamati video dan bahan bacaan (suplemen
pembelajaran) terkait materi sel punca, yang terdiri dari pengertian sel punca,
karakteristik sel punca, jenis-jenis sel punca, contoh aplikasi sel punca dalam aplikasi
klinis.
Critical Guru memberikan kesempatan untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin hal yang belum
Thinking dipahami, dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik.
Pertanyaan ini harus tetap berkaitan dengan materi yang dipelajari (sel punca).
Collaboration Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk mendiskusikan, mengumpulkan
informasi, mempresentasikan ulang, dan saling bertukar informasi mengenai perbedaan sel
punca embrionik dan sel punca dewasa serta contohsel punca dalam aplikasi klinis.
Peserta didik mempresentasikan hasil kerja kelompok atau individu secara klasikal,
Communication mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan kemudian ditanggapi kembali oleh
kelompok atau individu yang mempresentasikan
Guru dan peserta didik membuat kesimpulan tentang hal-hal yang telah dipelajari terkait
Creativity
materi sel punca, yang terdiri dari pengertian sel punca, karakteristik sel punca, jenis-
jenis sel punca, contoh aplikasi sel punca dalam aplikasi klinis. Peserta didik kemudian
diberi kesempatan untuk menanyakan kembali hal-hal yang belum dipahami
Kegiatan Penutup (15 Menit)
Peserta didik membuat rangkuman/simpulan pelajaran tentang point-point penting yang muncul dalam
kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan.
Guru membuat rangkuman/simpulan pelajaran.tentang point-point penting yang muncul dalam kegiatan
pembelajaran yang baru dilakukan.
Mengetahui
Kepala Sekolah SMA 1 Tanjung Pelita Guru Mata Pelajaran
Kompetensi Inti
Kompetensi dasar
indikator
Sumber : https://materikimia.com/urutan-organisasi-kehidupan-manusia-mulai-dari-yang-terkecil-sampai-yang-terbesar/
Mari Berdiskusi
1. Berdasarkan gambar 9,
jelaskan perbedaan
anatara embryonic stem
cells dan adult stem
cells.
2. Carilah informasi
tambahan dari sumber
terpercaya terkait
aplikasi klinis dari sel
punca embrionik dan
sel punca dewasa.
Gambar 9. Perbedaan sel punca ebrionik dan sel punca dewasa
Sumber: https://www.referensibiologi.com/
Gambar 10. Sarang sel punca di berbagai jaringan. (A) Sel punca kulit terletak di daerah tonjolan folikel
rambut, di kelenjar sebasea, dan di lapisan bawah epidermis. (B) Sel punca usul halus terletak di dekat
pangkalan kripti, di atas sel paneth. (C) Sel punca dalam hepar (sel oval) terletak di kanal hering (panah
tebal)., struktur yang menghubungkan duktus empedu (panah tipis) ke hepatosit parenkim.
Sumber : Abbas (2020).
Potensi sel punca
C.
dalam aplikasi klinis
Ilmu pengetahuan dewasa ini semakin maju dan semakin
berkembang pesat seiring dengan upaya manusia untuk
memperbaiki dan meningkatkan kulitas kehidupan. Salah satu ilmu
pengetahuan yang berkembang sangat pesat adalah kultur sel.
Kultur sel menjadi salah satu konsep solusi dalam homogenisasi
suatu penelitian maupun produksi rekayasa. Hal ini dimungkinkan Gambar 11 . Sel induk yang ditanam
karena kultur sel mampu meminimalisir besarnya variasi yang di laboratorium membawa banyak
potensi bagi perkembangan manusia
terjadi selama proses penelitian. Penelitian terkini melaporkan dan medis.
Sumber: bio.unsoed.ac.id
keterlibatan sel kultur sebagai terapi berbasis sel dalam berbagai
penyakit metabolik dan atau degenerasi. Fakta diatas menunjukan
bahwa terjadi peningkatan penggunaan sel kultur pada dekade kini.
https://www.youtube.com/watch?v=U
V7T9JsxdXA
Selain aplikasi sel punca yang telah disebutkan diatas, ditingkat dunia sel punca dan
rekayasa jaringan (tissue engineering) merupakan salah satu fokus penelitian khususnya
dalam kaitannya dengan terapi sel dan pengobatan regeneratif.
Berdasarkan karakteristik sel punca yang dapat berdiferensiasi menjadi seluruh tipe sel
dalam tubuh, dimanfaatkan dalam bidang kedokteran untuk terapi sel, menggantikan sel organ
atau jaringan yang rusak. Terapi sel punca digunakan untuk berbagai macam penyakit
degeneratif, yaitu penyakit akibat kerusakan sel-sel dalam jaringan atau organ. Contoh
penyakit degeneratif diantaranya stroke (gangguan pasokan darah ke otak), diabetes mellitus
(gangguan metabolisme insulin), aterosklerosisi (peradangan pembuluh darah), dll.
Selain itu karakter sel punca yang dapat memperbaharui diri merupakan hal unik sel
punca yang tidak dimiliki sel lain. Kemampuan pembaharuan diri ini memungkinkan sel
punca diperbanyak secara in-vito dalam laboratorium untuk kepentingan berbagai riset.
Konsep pembaharuan diri berimplikasi bahwa sel punca endogenous dalam jaringan tubuh
akan selalu berada dalam jumlah yang stabil sekalipun sebagian besar sel punca mengalami
diferensiasi ketika terjadi cidera jaringan. Aktivitas diferensiasi dan pembaharuan sel punca
menunjukkan kemampuan ploriferasi sel punca yang lebih tinggi dibanding sel lain.
Refleksi :
https://www.youtube.com/wa
tch?v=8gEl_DVMNLE
https://www.youtube.com/
watch?v=3Cm1Ju_mOgg
Bio News
Potensi sel punca pluripotensi terinduksi sebagai -
Biotrends
Pada tahun 2006, peneliti dari Jepang yang bernama Shinya Yamanaka dan Kazthozi
Takahashi telah berhasil menemukan teknoogi baru sel punca dengan menggunakan sel dewasa
yang diprogram ulang sehingga memiliki sifat pluripotensi seperti halnya pada sel punca embrionik
sehingga mampu berkembang menjadi seluruh sel tubuh. Yamanaka dan timnya melakukan uji coba
pada sel somatic dari mouse embryonic fibroblast (MEFs) dan fibroblast kulit manusia (human skin
fibroblast) dengan melakukan transformasi gabungan 4 gen penyandi Oct4, Sox2, Klf4 dan c-Myc.
Pada eksperimen awal mereka menggunakan retrivirus sebagai “kendaraan” bagi keempat gen
tersebut untuk diintroduksikan ke dalam genom. Pada metode ini, gen tersebut memprogram ulang
sel somatic menjadi seperti sel punca embrionik yang memiliki sifat pluripotensi. Teknologi
dinamakan sel puca pluripotensi terinduksi (induced pluripotent stem (iPS) cells).
Pengembangan sel iPS memiliki konsep pengembangan teknologi yang menabjubkan, tetapi
teknologi ini juga memiliki kelemahan, yaitu ketika adanya integrasi dari keempat gen ke dalam
genom pada sistem retrovirus yang memungkinkan terbentuknya kanker. Oleh karena itu para
peneliti mencoba untuk menemukan sistem vector lain yang lebih aman untuk mencegah integrasi
gen-gen tersebut pada genom. Terdapat beberapa cara untuk memprogram ulang sel kulit manusia
untuk dibentuk seperti sel punca embrionik tanpa menggunakan sistem retrovirus.
Teknik transfer plasmid dan transduksi adenovirus telah dikembangkan sebagai vector
“kendaraan” untuk menggantikan sistem transduksi retrovirus. Metode tersebut sudah teruji dapat
menghindari integrasi genomik dan pembentukan sel tumor. Akan tetapi karakter dari transfeksi gen
transien pada sistem plasmid menyebabkan efisiensi dari program ulang sel somatic tersebut
menjadi lebih rendah dibandingkan transduksi retrovirus. Oleh karena itu pada tahun 2008 para
peneliti mengembangkan strategi baru untuk meningkatkan efisiensi dari program ulang sel somatik
dengan tetap menghindari integrasi gen ke dalam genom.
Hasil paparan penelitian di atas menunjuukan bahwa teknologi sel iPS yang dikembangakan
Yamanaka memeiliki potensi yang sangat besar sebagai terapi sel punca untuk pengonbatan
penyakit degenerative. Disamping itu teknologi sel iPS dapat menyediakan model untuk penelitian
mekanisme penyakit dan dapat digunakan untuk pengembangan pengobatan personal.
Sumber : https://studylibid.com/doc/240840/potensi-sel-punca-pluripotensi-terinduksi-sebagai---
biotr...
JELAJAH TOPIK
1. Apa topik atau tema utama yang diangkat dalam artikel diatas ?
Jawab
3. Sebutkan dampak positif dan negative dari teknologi yang telah dikembangkan
oleh Yamanaka dan timnya !
Jawab
Bersama teman satu kelompok Anda, carilah di internet, majalah, atau surat
Eksplorasi kabar, artikel yang berhubungan dengan pengembangan aplikasi sel punca dalam
kehidupan. Buatlah analisis bagaimana teknologi sel punca yang Anda temukan
diaplikasikan dalam kehidupan, serta apa dampat positif dan negatif dari
teknologi tersebut! Presentasikan hasil kerja kelompok anda di depan kelas!
Daftar Pustaka
Aster, Kumar Abbas.(2020). Buku ajar patologi robbins, 10th Indonesia edition. Singapore:
Elsivier
Hadisaputri, Yuni Elsa & Rizky Abdulah. (2018). Sel kultur dasar. Sleman: Deepublish.
Hoogduijn, M. J. (2013). Morphology and size of stem cells from mouse and whale:
observational study. BMJ 2013;347:f6833 doi: 10.1136/bmj.f6833, 1-5.
Ma'at, Suprapto. (2011). Teknik dasar kultur sel. Surabaya: Pusat Penerbit dan Percetakan
Unair (AUP)
Hari, Tanggal :
Kelompok :
Anggota : 1.
2.
3.
4.
5.
KD 3.4 : Menganalisis keterkaitan antara struktur jaringan, letak dan fungsi organ
pada hewan.
Indikator : 3.8.4 Menjelaskan stem cell (sel punca)
Tujuan : 1. Siswa dapat menjelaskan perbedaan jenis sel punca embrionik dan sel
punca dewasa, dengan pencarian informasi melalui internet, majalah
maupun buku.
A. Informasi
Berdasarkan sumbernya stem cells (sel punca) dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu :
1. Embryonic stem cell adalah sel punca yang diperoleh atau diisolasi dari embrio. Sel
punca embrionik berasal dari embrio pada stadium awal sampai dengan blastokista.
2. Sel punca dewasa adalah sel yang berasal dari jaringan dewasa dengan kemampuan
memperbaharui diri dan berdiferensiasi menjadi sel yang sesuai dengan jaringan
asalnya.
B. Alat dan Bahan:
Alat tulis lengkap, LKPD
C. Petunjuk Belajar :
1. Bentuklah kelompok diskusi, yang terdiri dari 6 orang !
2. Bersama kelompok anda buatlah kliping yang berisi informasi tetang ciri-ciri
perembangbiakan dan siklus hidup tumbuahan sesuai dengan nama tumbuhan yang
kelompok anda dapatkan!
3. Anda dapat mencarisumber informasi dari buku pelajaran, laporan penelitian atau
internet!
4. Presentasikan hasil diskusi yang anda lakukan di depan kelas!
5. Kumpulkan hasil kliping yang telah anda buat kepada guru!
D. Pertanyaan Diskusi
1. Dengan bantuan gambar di bawah ini jelaskan perbedaan antara sel punca embrionik
dan sel punca dewasa !
2. Carilah informari tambahan terkait tugas kalian melalui internet maupun sumber lain
yang relefan, lengkapi dengan contoh aplikasi klinis sel punca embrionik dan sel
punca dewasa!
INSTRUMEN PENILAIAN DISKUSI
Judul Kegiatan : Diskusi perbedaan sel punca embrionik dan sel punca dewasa
Tanggal Penilaian :
Kelas :
Aspek Penilaian
Sikap Keaktifan Wawasan Kemampuan Kerja Total
No Nama Presentasi
Mengemukakan Sama Nilai
Pendapat
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Mengetahui
Kepala Sekolah SMA 1 Tanjung Pelita Guru Mata Pelajaran