Anda di halaman 1dari 22

RENCANA PELAKSANAAN

PEMBELAJARAN (RPP) dan SUPLEMEN


PEMBELAJARAN BIOLOGI SMA/MA
KELAS XI SEMESTER 1

STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN HEWAN


(STEM CELL (SEL PUNCA))

Disusun Oleh :
Siti Naily Rohmah (0402519030)

Pendidikan Ipa Konsentrasi Biologi


Pascasarjana Universitas Negeri Semarang
Jalan Kelud Utara III, Semarang 50237
Email: Pascasarjana@mail.unnes.ac.id
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Sekolah : SMA 1 Tanjung Pelita


Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : XI / Ganjil
Materi Pokok : Struktur dan Fungsi Jaringan Hewan
Sub Materi : Stem Cell (Sel Punca)
Alokasi Waktu : 2 Jam Pelajaran @45 Menit
Pertemuan : Ke-3

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
 Melalui kegiatan pengamatan video what are stem cells, siswa dapat menjelaskan konsep dasar sel
punca, pengertian, karakteristik dan jenis stem cell (sel punca).
 Melalui kegiatan pengamatan gambar siswa mampu menjelaskan jenis-jenis stem cell (sel punca).
 Melalui diskusi kelompok siswa mampu menjelaskan perbedaan sel punca embrionik dan sel punca
dewasa.
 Melalui kegiatan mengkaji atau menganalisis informasi apliklasi sel punca, dari berbagai media
informasi, siswa dapat menyebutkan dan mejelaskan contoh sel punca dalam aplikasi klinis

B. Media/alat, Bahan dan Sumber Belajar


Media : LKPD, Lembar penilaian
Alat/Bahan : Spidol, papan tulis, video, Laptop & LCD
Sumber Belajar : Suplemen pembelajaran sub materi Stem Cell (Sel Punca), Internet, Surat kabar

C. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan (15 Menit)
Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk memulai pembelajaran, memeriksa
kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman peserta didik dengan
materi/tema/kegiatan sebelumnya serta mengajukan pertanyaan untuk mengingat dan menghubungkan dengan
materi selanjutnya.
Menyampaikan motivasi tentang apa yang dapat diperoleh (tujuan & manfaat) dengan mempelajari materi :
pengertian sel punca, karakteristiksel punca, jenis-jenis sel punca, contoh sel punca dalam aplikasi klinis.
Menjelaskan hal-hal yang akan dipelajari, kompetensi yang akan dicapai, serta model belajar yang akan
ditempuh yaitu mengunakan model pembelajaran PBL.
Kegiatan Inti ( 150 Menit )
Kegiatan Peserta didik diberi motivasi dan panduan untuk melihat, mengamati, membaca dan
Literasi menuliskannya kembali. Mereka mengamati video dan bahan bacaan (suplemen
pembelajaran) terkait materi sel punca, yang terdiri dari pengertian sel punca,
karakteristik sel punca, jenis-jenis sel punca, contoh aplikasi sel punca dalam aplikasi
klinis.
Critical Guru memberikan kesempatan untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin hal yang belum
Thinking dipahami, dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik.
Pertanyaan ini harus tetap berkaitan dengan materi yang dipelajari (sel punca).
Collaboration Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk mendiskusikan, mengumpulkan
informasi, mempresentasikan ulang, dan saling bertukar informasi mengenai perbedaan sel
punca embrionik dan sel punca dewasa serta contohsel punca dalam aplikasi klinis.
Peserta didik mempresentasikan hasil kerja kelompok atau individu secara klasikal,
Communication mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan kemudian ditanggapi kembali oleh
kelompok atau individu yang mempresentasikan
Guru dan peserta didik membuat kesimpulan tentang hal-hal yang telah dipelajari terkait
Creativity
materi sel punca, yang terdiri dari pengertian sel punca, karakteristik sel punca, jenis-
jenis sel punca, contoh aplikasi sel punca dalam aplikasi klinis. Peserta didik kemudian
diberi kesempatan untuk menanyakan kembali hal-hal yang belum dipahami
Kegiatan Penutup (15 Menit)
Peserta didik membuat rangkuman/simpulan pelajaran tentang point-point penting yang muncul dalam
kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan.
Guru membuat rangkuman/simpulan pelajaran.tentang point-point penting yang muncul dalam kegiatan
pembelajaran yang baru dilakukan.

D. Penilaian Hasil Pembelajaran


- Penilaian Pengetahuan berupa tes tertulis pilihan ganda & tertulis uraian, tes lisan / observasi terhadap
diskusi tanya jawab dan percakapan serta penugasan
- Penilaian Keterampilan berupa penilaian unjuk kerja, penilaian proyek, penilaian produk dan penilaian
portofolio

Kudus, 5 Januari 2021

Mengetahui
Kepala Sekolah SMA 1 Tanjung Pelita Guru Mata Pelajaran

Siti Naily Rohmah Siti Naily Rohmah


NIM : 0402519030 NIM : 0402519030
Suplemen Pembelajaran
Stem Cell (Sel Punca)

Kompetensi Inti

3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,


konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.

Kompetensi dasar

3.4. Menganalisis keterkaitan antara struktur jaringan, letak


dan fungsi organ pada hewan.

indikator

3.4.1 Menganalisis jenis dan ciri-ciri jaringan pada hewan (jaringan


epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf).

3.4.2 Menjelaskan organ-organ penyusun sistem organ pada tubuh


manusia.

3.4.3 Menjelaskan sistem organ pada manusia

3.4.4 Menjelaskan stem cell (sel punca)

3.4.5 Menjelaskan abnormalitas sel-sel pada penyakit tumor atau


kanker dan penyebabnya.
4. Stem cell (sel punca)
Tujuan mempelajari kegiatan 4 yaitu :

1. Melalui kegiatan pengamatan video what are stem


cells dan literasi, siswa dapat menjelaskan konsep
dasar sel punca, pengertian, karakteristik dan jenis
stem cell (sel punca).
2. Melalui kegiatan pengamatan gambar siswa mampu
menjelaskan jenis-jenis stem cell (sel punca).
3. Melalui diskusi kelompok siswa mampu menjelaskan
perbedaan sel punca embrionik dan sel punca dewasa.
4. Melalui kegiatan mengkaji atau menganalisis
informasi dari berbagai media terkait apliklasi sel
punca dalam kehidupan sehari-hari, siswa dapat
menyebutkan dan mejelaskan contoh sel punca dalam
aplikasi klinis
4. Stem Cells (Sel Punca)

Sumber : https://materikimia.com/urutan-organisasi-kehidupan-manusia-mulai-dari-yang-terkecil-sampai-yang-terbesar/

Pada pertemuan sebelumnya, Anda telah


mempelajari berbagai jenis jaringan penyusun organ
pada hewan/ manusia. Perhatikan gambar di atas.
Gambar tersebut menunjukkan jenis-jenis jaringan
penyusun organ tubuh hewan/ manusia. Masih ingatkah
anda dengan jenis jaringan, letak serta fungsi jaringan
tersebut dalam tubuh hewan/ manusia? Coba
kemukakan pendapat anda!

Apakah kalian pernah berpikir bagaimana


jaringan dalam tubuh kita tumbuh dan berkembang?
Bagaimana jika sel atau jaringan dalam tubuh kita
rusak? Adakah cara untuk menggantikan sel atau
jaringan yang telah rusak atau hilang?

Pada sub bab ini anda akan mempelajari sel yang


menjadi awal mula dari pertumbuhan sel lain yang
menyusun keseluruhan tubuh organisme (stem cell).
Setelah mempelajari materi pada sub bab ini, Anda
diharapkan dapat menjelaskan karakteristik, jenis, dan
aplikasi klinis dari stem cell (sel punca).
Karakteristik stem
A.
cell (sel punca)

Tubuh kita terdiri dari berbagai jenis sel. Kebanyakan


sel dikhususkan untuk melakukan fungsi tertentu, seperti sel
darah merah yang membawa oksigen ke seluruh tubuh.

Sel punca/ sel induk/ sel batang (bahasa inggris : stem


cell) adalah sel yang tidak/belum terspesialisasi dan
mempunyai potensi untuk berkembang menjadi berbagai
jenis sel yang spesifik yang membentuk berbagai jaringan
tubuh. Sel punca mempunyai dua ciri khas yaitu :

1. Kemampuan untuk berdiferensiasi menjadi sel lain


(differentiate).
2. Kemampuan untuk memperbaharui atau
meregenerasi dirinya sendiri (self renew/ self
regenerate) dalam menghasilkan turunan identik
dengan sel induk.
Kemampuan untuk berdifferensiasi
memungkinkan sel punca berkembang
menjadi berbagai sel lain misalnya sel saraf,
sel otot, dan lain-lainnya (Gambar 2).
Kemampuan untuk memperbaharui dirinya
sendiri memungkinkan sel punca membuat
salinan dirinya sendiri melalui pembelahan
sel. Kemampuan memperbanyak diri dapat
dilakukan berulang kali bahkan diduga
tidak terbatas dan dapat dipertahankan
dalam waktu lama. Gambar 2. Diferensiasi sel punca
Sumber: https://commons.wikimedia.org/
Sel punca (stem cell) adalah sel induk yang menjadi asal dari segala jenis sel di tubuh
manusia. Karena sifat tersebut sel punca diyakini dapat digunakan untuk mengisi dan
memperbaharui jaringan yang rusak akibat berbagai penyakit degeneratif, aotoimun dan
keganasan misalnya, memperbaiki sel otot dan jaringan otak atau saraf dan pembuluh darah
baru pada pasien stroke, memperbaharui organ ginjal yang rusak, terapi anti penuaan dan
mengganti kulit pada pasien luka bakar. Penemuan sel punca pada tubuh manusia
memberikan harapan baru bagi pengobatan penyakit degeneratif dan penyakit yang tidak ada
obatnya seperti, kanker, autoimun, kerusakan saraf tulang belakang, persendian, diabetes,
cerebral plasy, Alzheimer, penyakit jantung, penyakit kelainan genetik dan lain-lain.

Diferensiasi seluler adalah


proses di mana sel berubah
dari satu jenis sel ke sel
lainnya menjadi tipe yang
lebih terspesialisasi.
Diferensiasi terjadi berkali-
kali selama perkembangan
organisme multiseluler
karena ia berubah dari zigot
menjadi sistem jaringan dan
jenis sel yang kompleks.

Gambara 3. Ilustrasi yang menunjukkan sel punca yang


menghasilkan lebih banyak sel punca atau sel khusus.
Sumber : Genom Research Limited

Secara umum sel punca memiliki karakteristik morfologi


berupa inti sel (nucleus) yang besar bila dilihat dari
perbandingan antara nukleus dengan sitoplasmanya. Selain itu
stem cells juga memiliki kecenderungan untuk tumbuh
membentuk koloni berlapis yang kompak (compact multilayered
colonies). Karakteristik lain yang dimiliki oleh stem cells adalah
fase G1 yang pendek pada siklus selnya, serta memiliki aktivitas Gambar 4. Morphology of cultured
whale mesenchymal stem cells
telomerase yang tinggi, dan ukuran telomere yang lebih panjang after four subcultures
Sumber: (Hoogduijn, 2013)
bila dibandingkan dengan sel-sel pada umumnya.
jenis stem cells (sel
B.
punca)

Berdasarkan sumbernya stem cells (sel punca) dapat


dikelompokkan menjadi dua yaitu :

1. Sel punca embrionik (Embryonic stem cell, ESC)


Embryonic stem cell adalah sel punca yang diperoleh
atau diisolasi dari embrio. Sel punca embrionik berasal
dari embrio pada stadium awal sampai dengan
blastokista. Sel punca embrionik bersifat pluripotent,
artinya sel-sel yang dapat berdiferensiasi menjadi semua
jenis sel dalam tubuh, namun tidak dapat membentuk
Gambar 5. Sel punca embrionik
suatu organisme baru. Sel punca ini mampu dalam kultur sel
Sumber : wikipedia
berdiferensiasi menjadi tiga lapisan embrionik yaitu
ektoderm, mesoderm dan endoderm.

Gambar 6. Karakteristik sel punca embrionik


Sumber : https://stemcells.nih.gov/info/Regenerative_Medicine/2006Chapter1.htm
Gambar 7. Sel punca embrional. Zigot yang dibentuk oleh persatuan sel sperma dan ovum
membelah untuk membentuk blastokista, dan massa sel bagian dalam blastokista menghasilkan
embrio. Sel-sel pluripotent dari bagian massa sel, dikenal sebagai sel punca embrionik/
embryonic stem (ES) cells, dapat diinduksi dengan berdiferensiasi menjadi beberapa jenis sel
dengan garis keturunan yang berbeda-beda. Pada embrio, sel punca pluripotent dapat membelah
secara asimetris untuk menghasilkan residu sel ES yang stabil selain menghasilkan populasi
dengan kapasitas perkembangan yang lebih terbatas, yang pada akhirnya menghasilkan sel punca
yang hanya dapat menghasilkan garis keturunan tertentu. Sel ES dapat dibiakkan secara in vitro
diinduksi untuk menghasilkan sel-sel dari ketiga lapisan germal.
Sember: Abbas(2020).

2. Adult stem cells (sel punca dewasa)


Sel punca dewasa adalah sel yang berasal dari jaringan
dewasa dengan kemampuan memperbaharui diri dan
berdiferensiasi menjadi sel yang sesuai dengan jaringan
asalnya. Pada umumnya sel punca dewasa hanya
menghasilkan satu atau beberapa jenis sel yang
berhubungan dengan jaringan asalnya. Artinya sel punca
dewasa memiliki diferensiasi terbatas yang bersifat
spesifik sesuai asal jaringan sel tersebut. Sel punca dewasa Gambar 8. Sel punca mesenkimal
dibedakan menjadi dua jenis yaitu sel punca hematopoetik dari sumsum tulang belakang
Sumber : wikipedia
dan sel punca mesenkimal.
Contoh paling umum tentang sel punca dewasa adalah
sel darah merah. Jika kita mendaki gunung bersalju,
peningkatan kebutuhan oksigen segera dipenuhi begitu
ginjal merespon dengan mensekresikan hormone tertentu
ke darah. Hormone ini mengirim sinyal ke sumsum tulang
untuk diferensiasi sel punca menjadi lebih banyak sel
darah merah untuk memenuhi kebutuhan tubuh.

Mari Berdiskusi

Diskusikan dengan teman


sekelompokmu !

1. Berdasarkan gambar 9,
jelaskan perbedaan
anatara embryonic stem
cells dan adult stem
cells.
2. Carilah informasi
tambahan dari sumber
terpercaya terkait
aplikasi klinis dari sel
punca embrionik dan
sel punca dewasa.
Gambar 9. Perbedaan sel punca ebrionik dan sel punca dewasa
Sumber: https://www.referensibiologi.com/

Gambar 10. Sarang sel punca di berbagai jaringan. (A) Sel punca kulit terletak di daerah tonjolan folikel
rambut, di kelenjar sebasea, dan di lapisan bawah epidermis. (B) Sel punca usul halus terletak di dekat
pangkalan kripti, di atas sel paneth. (C) Sel punca dalam hepar (sel oval) terletak di kanal hering (panah
tebal)., struktur yang menghubungkan duktus empedu (panah tipis) ke hepatosit parenkim.
Sumber : Abbas (2020).
Potensi sel punca
C.
dalam aplikasi klinis
Ilmu pengetahuan dewasa ini semakin maju dan semakin
berkembang pesat seiring dengan upaya manusia untuk
memperbaiki dan meningkatkan kulitas kehidupan. Salah satu ilmu
pengetahuan yang berkembang sangat pesat adalah kultur sel.
Kultur sel menjadi salah satu konsep solusi dalam homogenisasi
suatu penelitian maupun produksi rekayasa. Hal ini dimungkinkan Gambar 11 . Sel induk yang ditanam
karena kultur sel mampu meminimalisir besarnya variasi yang di laboratorium membawa banyak
potensi bagi perkembangan manusia
terjadi selama proses penelitian. Penelitian terkini melaporkan dan medis.
Sumber: bio.unsoed.ac.id
keterlibatan sel kultur sebagai terapi berbasis sel dalam berbagai
penyakit metabolik dan atau degenerasi. Fakta diatas menunjukan
bahwa terjadi peningkatan penggunaan sel kultur pada dekade kini.

Kultur sel adalah cara atau teknik untuk mempropagasi


(perkembangbiakan) sebuah sel secara in-vitro melalui penyemaian
sel, termasuk stem cell (sel punca) pada tempat yang berisi medium
dengan kondisi tertentu. Kultur sel dapat berupa sel primer dan atau
cell line yang tumbuh dan proliferasi membentuk monolayer.

Subkultur adalah proses pentrasnferan atau pemindahkan


sel kultur dari kultur sebelumnya yang telah mencapai konfluens
80% ke dalam media pertumbuhan baru, sehingga memungkinkan
sel kultur tersebut berkembangbiak kembali. Subkultur dikaitkan
dengan proses passage (masa inkubasi) dan seleksi terhadap
kandidat sel yang akan dilakukan subkultur kembali, terutama
terhadap kemampuan proliferasi. Kultur sel primer dan subkultur
dijelaskan pada gambar 10.
Gambar 12. Subkultur
Sumber : (Putra, 2019)
Sel primer yang dikultur pada medium dengan kondisi
tertentu akan tumbuh dan berkembang biak hingga konfluens 80%,
sehingga dapat digunakan untuk kepentingan riset dasar atau
aplikasi klinis di samping dilakukan subkultur kembali.
Kultur primer merupakan kultur sel yang didapat dari
migrasi sel primer asal eksplan jaringan primer (potongan irisan
kecil) dan atau sel primer hasil proses disosiasi mekanik/enzimatik. In-Vitro (berarti “di dalam
Sel primer yang dikultur pada kondisi tertentu akan mencapai kaca”) adalah istilah yang
dipakai dalam biologi untuk
kondisi konfluens, yaitu kondisi dimana sel mengisi seluruh menyebutkan kultur suatu
sel, jaringan, atau bagian
permukaan ruangan disk kultur sehingga perlu dilakukan upaya organ tertentu yang
ditumbuhkan di atas medium
pemindahan ke media lain yang dikenal sebagai proses panen sel
secara aseptik dalam ruang
(harvest) yang diikuti dengan subkultur (passage). Sel primer yang yang terkendali, sehingga
bagian jaringan tersebut
dihasilkan dari kultur eksplan atau disosiasi mekanik/enzimatik dapat memperbanyak diri
dan meregenerasi.
akan menempel pada substrat solid dan terus berproliferasi
membentuk monolayer. Sel kultur hasil passage kedua ini disebut
sebagai cell line. Secara teoritis isolasi dan kultur sel primer dapat
dilakukan melalui 2 teknik dasar :

1. Teknik kultur eksplan jaringan

2. Teknik kultur disosiasi jaringan

Sel primer yang telah tumbuh dan berkembangbiak dengan


baik hingga mencapai konfluens kemudian diseleksi untuk proses
selanjutnya baik untuk kepentingan riset maupun subkultur. Seleksi
sel primer hasil kultur eksplan didasarkan atas kemampuan sel
tersebut dalam bermigrasi, sedangkan seleksi sel hasil proses
subkultur atas kemampuan dalam proliferasi.

Gambar 13. Kultur primer


Kultur sel bertujuan untuk kepentingan berbagai penelitian
dengan teknik eksplan dan
dasar dan atau klinik, baik bidang biologi molekuler, bioteknologi disosiasi mekanik.

hingga aplikasi klinik. Hal ini terlihat pada pencapaian hasil


ekspansi sel kultur yang terus meningkat di berbagai bidang
molekuler seperti tissue engineering yang melahirkan konsep
kloning danteknologi reprogrammingsel yang melahirkan iPS yaitu
rekayasa sel matur menjadi sel punca embrionik dengan
menginduksi berbagai faktor transkripsi pada sel matur via
lentivirus. Sel kultur juga dapat dimanfaatkan dalam terapi berbasis
sel, termasuk transplantasi sel punca pada berbagai penyakit
metabolik atau degenerasi.
Sel punca juga ditumbuhkan melalui kultur untuk
menciptakan kulit yang bisa dicangkokkan pada luka bakar. Contoh
lain kultur sel punca adalah kultur daging. Daging yang Kultur sel
ditumbuhkan di laboratorium bisa dianggap lebih bermanfaat bagi primer merupakan kultur
yang dimulai dari sel,
kesehatan dan lingkungan dibandingkan daging konvensional. jaringan, organ yang
diperoleh langsung dari
Pertumbuhan sel yang sempurna membutuhkan kondisi organisme asalnya,
tertentu guna mempertahankan keberlangsungan fungsi sedangkan cell line
ialah kultur yang
metabolisme. Hal ini dilakukan dengan cara meniru kondisi diperoleh dari subkultur
fisiologis kultur, yaitu kondisi kultur yang telah disesuaikan dengan pertama dari kultur primer

kondisi in-vivo, sehingga sel kultur dapat beradaptasi dengan baik


pada kondisi tersebut. Kondisi fisiologis diantaranya suhu (37oC),
pH (7,2-7,4) atau netral, osmolaritas dan tekanan CO2. Selain
dipengaruhi oleh kondisi fisiologis pertumbuhan sel juga
dipengaruhi oleh kondisi lingkungan mikroseluler kultur berupa
disk/flask yaitu permukaan tempat dimana sel kultur melekat dan
tumbuh dan media kultur berupa nutrisi yang terdiri dari asam
amino, faktor pertumbuhan dan hormonal. Kondisi optimal kultu
sel dapat di lada gambar 12.

Gambar 14. Kondisi optimum kultur Berikan disediakan link video


proses kultur sel primer dan cell
line
https://www.youtube.com/watch?v=9B
vTFowr0rI

https://www.youtube.com/watch?v=U
V7T9JsxdXA
Selain aplikasi sel punca yang telah disebutkan diatas, ditingkat dunia sel punca dan
rekayasa jaringan (tissue engineering) merupakan salah satu fokus penelitian khususnya
dalam kaitannya dengan terapi sel dan pengobatan regeneratif.

Berdasarkan karakteristik sel punca yang dapat berdiferensiasi menjadi seluruh tipe sel
dalam tubuh, dimanfaatkan dalam bidang kedokteran untuk terapi sel, menggantikan sel organ
atau jaringan yang rusak. Terapi sel punca digunakan untuk berbagai macam penyakit
degeneratif, yaitu penyakit akibat kerusakan sel-sel dalam jaringan atau organ. Contoh
penyakit degeneratif diantaranya stroke (gangguan pasokan darah ke otak), diabetes mellitus
(gangguan metabolisme insulin), aterosklerosisi (peradangan pembuluh darah), dll.

Selain itu karakter sel punca yang dapat memperbaharui diri merupakan hal unik sel
punca yang tidak dimiliki sel lain. Kemampuan pembaharuan diri ini memungkinkan sel
punca diperbanyak secara in-vito dalam laboratorium untuk kepentingan berbagai riset.
Konsep pembaharuan diri berimplikasi bahwa sel punca endogenous dalam jaringan tubuh
akan selalu berada dalam jumlah yang stabil sekalipun sebagian besar sel punca mengalami
diferensiasi ketika terjadi cidera jaringan. Aktivitas diferensiasi dan pembaharuan sel punca
menunjukkan kemampuan ploriferasi sel punca yang lebih tinggi dibanding sel lain.

Gambar 15. Terapi sel punca penutup jantung untuk


mengatasi gagal jantung

Refleksi :

https://www.youtube.com/wa
tch?v=8gEl_DVMNLE

https://www.youtube.com/
watch?v=3Cm1Ju_mOgg
Bio News
Potensi sel punca pluripotensi terinduksi sebagai -
Biotrends

Pada tahun 2006, peneliti dari Jepang yang bernama Shinya Yamanaka dan Kazthozi
Takahashi telah berhasil menemukan teknoogi baru sel punca dengan menggunakan sel dewasa
yang diprogram ulang sehingga memiliki sifat pluripotensi seperti halnya pada sel punca embrionik
sehingga mampu berkembang menjadi seluruh sel tubuh. Yamanaka dan timnya melakukan uji coba
pada sel somatic dari mouse embryonic fibroblast (MEFs) dan fibroblast kulit manusia (human skin
fibroblast) dengan melakukan transformasi gabungan 4 gen penyandi Oct4, Sox2, Klf4 dan c-Myc.
Pada eksperimen awal mereka menggunakan retrivirus sebagai “kendaraan” bagi keempat gen
tersebut untuk diintroduksikan ke dalam genom. Pada metode ini, gen tersebut memprogram ulang
sel somatic menjadi seperti sel punca embrionik yang memiliki sifat pluripotensi. Teknologi
dinamakan sel puca pluripotensi terinduksi (induced pluripotent stem (iPS) cells).

Gambar prosedur untul iPS dari MEFs

Pengembangan sel iPS memiliki konsep pengembangan teknologi yang menabjubkan, tetapi
teknologi ini juga memiliki kelemahan, yaitu ketika adanya integrasi dari keempat gen ke dalam
genom pada sistem retrovirus yang memungkinkan terbentuknya kanker. Oleh karena itu para
peneliti mencoba untuk menemukan sistem vector lain yang lebih aman untuk mencegah integrasi
gen-gen tersebut pada genom. Terdapat beberapa cara untuk memprogram ulang sel kulit manusia
untuk dibentuk seperti sel punca embrionik tanpa menggunakan sistem retrovirus.
Teknik transfer plasmid dan transduksi adenovirus telah dikembangkan sebagai vector
“kendaraan” untuk menggantikan sistem transduksi retrovirus. Metode tersebut sudah teruji dapat
menghindari integrasi genomik dan pembentukan sel tumor. Akan tetapi karakter dari transfeksi gen
transien pada sistem plasmid menyebabkan efisiensi dari program ulang sel somatic tersebut
menjadi lebih rendah dibandingkan transduksi retrovirus. Oleh karena itu pada tahun 2008 para
peneliti mengembangkan strategi baru untuk meningkatkan efisiensi dari program ulang sel somatik
dengan tetap menghindari integrasi gen ke dalam genom.

Mereka mengkombinasikan sistem adenovirusdengan suatu senyawa kimia untuk


meningkatkan efisiensi. Hasilnya menunjukkan adanya signifikansi peningkatan efisiensi
pemograman ulang sel somatic menjadi seperti sel punca embrionik baik pada pemograman ulang
MEFs dan juga pada fibroblast kulit manusia ketika keempat gen tersebut dikombinasikan dengan
suatu inhibitor histon deasetilase yang berupa asam valporat (VPA). Walaupun hasil eksperimen
menunjukkan data yang positif tetapi tetap diperlukan analisis lebih lanjut untuk membuktikan
mekanisme yang jelas dan pengamatan kemungkinan adanya efek samping terkait dengan
penggabungan VAP.

Hasil paparan penelitian di atas menunjuukan bahwa teknologi sel iPS yang dikembangakan
Yamanaka memeiliki potensi yang sangat besar sebagai terapi sel punca untuk pengonbatan
penyakit degenerative. Disamping itu teknologi sel iPS dapat menyediakan model untuk penelitian
mekanisme penyakit dan dapat digunakan untuk pengembangan pengobatan personal.

Gambar prosedur untul iPS dari manusia

Sumber : https://studylibid.com/doc/240840/potensi-sel-punca-pluripotensi-terinduksi-sebagai---
biotr...
JELAJAH TOPIK

1. Apa topik atau tema utama yang diangkat dalam artikel diatas ?
Jawab

2. Dengan menggunakan bahasa Anda sendiri jelaskan bagaimana perkembangan


toknologi yang dikembangkan oleh Yamanaka dan timnya !
Jawab

3. Sebutkan dampak positif dan negative dari teknologi yang telah dikembangkan
oleh Yamanaka dan timnya !
Jawab

Bersama teman satu kelompok Anda, carilah di internet, majalah, atau surat
Eksplorasi kabar, artikel yang berhubungan dengan pengembangan aplikasi sel punca dalam
kehidupan. Buatlah analisis bagaimana teknologi sel punca yang Anda temukan
diaplikasikan dalam kehidupan, serta apa dampat positif dan negatif dari
teknologi tersebut! Presentasikan hasil kerja kelompok anda di depan kelas!
Daftar Pustaka

Aster, Kumar Abbas.(2020). Buku ajar patologi robbins, 10th Indonesia edition. Singapore:
Elsivier

Hadisaputri, Yuni Elsa & Rizky Abdulah. (2018). Sel kultur dasar. Sleman: Deepublish.

Hoogduijn, M. J. (2013). Morphology and size of stem cells from mouse and whale:
observational study. BMJ 2013;347:f6833 doi: 10.1136/bmj.f6833, 1-5.

Ma'at, Suprapto. (2011). Teknik dasar kultur sel. Surabaya: Pusat Penerbit dan Percetakan
Unair (AUP)

Putra, A. (2019). Basic molecular stem cell. Semarang: Unissula press.


LAMPIRAN
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
Struktur dan Fungsi Jaringan Hewan
(Sel Punca)

Hari, Tanggal :
Kelompok :
Anggota : 1.
2.
3.
4.
5.

KD 3.4 : Menganalisis keterkaitan antara struktur jaringan, letak dan fungsi organ
pada hewan.
Indikator : 3.8.4 Menjelaskan stem cell (sel punca)
Tujuan : 1. Siswa dapat menjelaskan perbedaan jenis sel punca embrionik dan sel
punca dewasa, dengan pencarian informasi melalui internet, majalah
maupun buku.
A. Informasi
Berdasarkan sumbernya stem cells (sel punca) dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu :
1. Embryonic stem cell adalah sel punca yang diperoleh atau diisolasi dari embrio. Sel
punca embrionik berasal dari embrio pada stadium awal sampai dengan blastokista.
2. Sel punca dewasa adalah sel yang berasal dari jaringan dewasa dengan kemampuan
memperbaharui diri dan berdiferensiasi menjadi sel yang sesuai dengan jaringan
asalnya.
B. Alat dan Bahan:
Alat tulis lengkap, LKPD
C. Petunjuk Belajar :
1. Bentuklah kelompok diskusi, yang terdiri dari 6 orang !
2. Bersama kelompok anda buatlah kliping yang berisi informasi tetang ciri-ciri
perembangbiakan dan siklus hidup tumbuahan sesuai dengan nama tumbuhan yang
kelompok anda dapatkan!
3. Anda dapat mencarisumber informasi dari buku pelajaran, laporan penelitian atau
internet!
4. Presentasikan hasil diskusi yang anda lakukan di depan kelas!
5. Kumpulkan hasil kliping yang telah anda buat kepada guru!
D. Pertanyaan Diskusi
1. Dengan bantuan gambar di bawah ini jelaskan perbedaan antara sel punca embrionik
dan sel punca dewasa !

2. Carilah informari tambahan terkait tugas kalian melalui internet maupun sumber lain
yang relefan, lengkapi dengan contoh aplikasi klinis sel punca embrionik dan sel
punca dewasa!
INSTRUMEN PENILAIAN DISKUSI

Aspek Penilaian : Afektif

Judul Kegiatan : Diskusi perbedaan sel punca embrionik dan sel punca dewasa

Tanggal Penilaian :

Kelas :

Aspek Penilaian
Sikap Keaktifan Wawasan Kemampuan Kerja Total
No Nama Presentasi
Mengemukakan Sama Nilai
Pendapat
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Kudus, 5 Januari 2021

Mengetahui
Kepala Sekolah SMA 1 Tanjung Pelita Guru Mata Pelajaran

Siti Naily Rohmah Siti Naily Rohmah


NIM : 0402519030 NIM : 0402519030

Anda mungkin juga menyukai