Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. M DENGAN DEMAM TYPHOID

PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Identitas Klien
Nama : Tn.M
Tempat Tanggal Lahir : Sumedang, 15 Fabruari 1946
Umur : 72 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Sumedang
Agama : Islam
Kultur : Sunda
Pendidikan Terakhir : SMP
Pekerjaan : Wiraswasta
Ruangan : Jasmine
Diagnosa Medis : Demam Thypoid
Tanggal Dikaji : 02 Mei 2018
Tanggal Masuk RS : 27 April 2018
No. Medrek : 573796
Nama Penanggung Jawab : Nn.L
Hubungan dengan Klien : Anak

Alasan Masuk Rumah Sakit


Klien mengeluh nyeri dan demam naik turun

Keluhan Utama Saat Pengkajian


Klien mengeluh nyeri pada seluruh bagian kepala, nyeri terasa tajam seperti ditusuk dan serasa
kepala akan pecah. Nyeri berkurang setelah mengkonsumsi obat dan beristirahat. Klien
mengatakan skala nyeri 6 (skala 0-10). Nyeri timbul setiap saat dan kerap timbul pada malam
hari dan mengganggu tidur sehingga tidur lebih sering di pagi atau siang hari.

Riwayat Kesehatan Sekarang


Klien mengatakan demam naik turun sejak 5 hari sebelum masuk rumah sakit yang disertai
nyeri kepala, pasien diperiksakan ke klinik dokter setempat lalu dirujuk ke puskesmas yang
kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah Sumedang pada tanggal 27 April 2018.

Riwayat Kesehatan Dahulu


Keluarga klien mengatakan bahwa klien sering merasakan sakit kepala semenjak ± 10
tahun yang lalu dan membeli obat warung untuk mengatasi sakit kepalanya.

Riwayat keluarga
Keluarga klien mengatakan sekitar 2 tahun lalu terdapat keluarga klien yang tinggal satu rumah
dengan klien mengidap TB paru, selain itu terdapat riwayat kanker otak pada keluarga klien,
yaitu kakak klien. Tidak ada riwayat penyakit hipertensi dan diabetes melitus pada keluarga
pasien.

Kebutuhan dasar (makan, minum, eliminasi, tidur, aktifitas)


Kebutuhan Dasar Sebelum masuk RS Setelah masuk RS
Makan dan Makan : Klien mengatakan makan 1-2x/hari Makan : Klien mengatakan makan 3x/hari
Minum habis 1 porsi. Jenis makanan nasi, sayur, habis 1/2 porsi. Jenis makanan bubur.
sambal, ikan asin. Klien sangat jarang
memakan daging-dagingan. Klien dalam Minum : Klien mengatakan bahwa dalam
sehari jarang makan, klien lebih sering sehari klien minum habis ± 1 liter. Jenis
minum kopi ± 10 kali sehari dan merokok ± 2 minuman air putih. Klien mendapatkan
bungkus sehari. Klien tidak memiliki alergi cairan infus NaCl 0,9% 1500 cc/hari
makanan.

Minum : Klien mengatakan bahwa dalam


sehari klien minum habis ± 1,5 - 2liter. Jenis
minuman air putih, kopi.
Eliminasi BAK BAK : Klien mengatakan BAK ±5-6x/hari, BAK BAK : Klien mengatakan BAK ±7-9x/hari, BAK
& tidak menggunakan alat bantu, warna kuning kira-kira 3 botol air mineral besar (1800 ml),
BAB BAK tidak menggunakan alat bantu, warna
BAB : Klien mengatakan BAB 1x/hari, kuning dan tidak ada keluhan
konsistensi lembek, berwarna kuning, dan BAB : Klien mengatakan BAB 1 hari sekali,
tidak ada keluhan konsistensi lembek berwarna kuning
kecoklatan
Istirahat Klien mengatakan sebelum sakit klien dapat Klien mengatakan selama sakit, klien sulit
tidur dengan nyenyak dengan intensitas tidur nyenyak di malam hari karena rasa
waktu ±7-8 jam nyeri pada kepala yang timbul, Sehingga
Kebutuhan Dasar Sebelum masuk RS Setelah masuk RS
klien sering tidur di pagi atau siang hari.
Kebersihan Keluarga klien mengatakan klien mandi Keluarga klien mengatakan klien mandi
Diri 2x/hari, keramas 1x/hari, gosok gigi 2x/hari, 1x/hari dengan cara diseka waslap oleh
dan menggunting kuku 1 minggu sekali. istrinya, gosok gigi 1x/hari, dan belum
menggunting kuku . Kuku tampak panjang
dan kotor.
Aktivitas Klien bekerja sebagai tukang tambal ban. Selama dirumah sakit klien bedrest dan
aktivitas sehari-hari dibantu sebagian oleh
anaknya

Keadaan Umum
Kondisi umum
Keadaan umum : Penampilan bersih, ekspresi klien tampak tenang,
sesekali meringis nyeri
Kesadaran : Composmentis
GCS : 15 (E4 M6 V5)
Pengkajian Nyeri : Numeric Pain Rating Scale (klien mengatakan
skala nyeri 6 dari skala 0-10)

Tanda-Tanda Vital dan Antropometri


TD : 110/70 mmHg
Nadi : 104 x/menit
Respirasi : 28 x/menit
Suhu : 38,4 0 C
LLA : 25 cm
BB : 61 kg
TB : 165 cm
IMT : 22,4
Status Gizi : Normal
Laki-Laki Perempuan
Kurus < 18 kg/m2 Kurus < 17 kg/m2
2
Normal 18 – 25,0 kg/m Normal 17 - 23 kg/ m2
Kegemukan 25,1 - 27 kg/m2 Kegemukan 23 - 27 kg/m2
2
Obesitas > 27 kg/m Obesitas > 27 kg/m2
Sumber : Pedoman praktis terapi gizi medis Departemen Kesehatan RI 2003

Kebutuhan Cairan dan Nutrisi


Kebutuhan cairan Dewasa (30 -50 ml/kgBB/hari)
Kebutuhan Cairan = 30 s/d 50 ml x 61 kg
= 1830 s/d 3050 ml/hari
IWL Perhari (15 cc/BB/hari)
IWL = 15 cc x 61 kg
= 915 cc/hari
IWL kenaikan suhu = (10% x cairan masuk) x jumlah kenaikan suhu + IWL
normal
= (10% x 2500 cc) x 1 + 915
= 250 + 915
= 1165 cc/hari
Balance Cairan
Intake = 2500 ml (minum 1000 ml, infus NaCl 1500 cc)
Output = BAK 1800 ml/hari, IWL 1165 cc/hari
Balance Cairan = Intake – (Output + IWL)
= 2500 – (1800 + 1165)
= – 465 cc

Kebutuhan gizi dihitung menggunakan rumus Harris Benedict (Basal Energi


Expenditu/BEE.
BEE Pr = 655 + (9,6 BB) + (1,7 TB) – (4,7U)
BEE Lk = 66 + (13,5 BB) + (5 TB) – (6,8 U)
TEE = BEE x Faktor Aktivitas x Faktor Stress
Kebutuhan Kalori
BEE Lk = 66 + (13,5 x 61 kg) + (5 x 165 cm) – (6,8 x 72 tahun)
= 66 + 823,5 + 825 – 489,6
= 1224,9 kcal
TEE = 1224,9 kcal x 1,2 x 1,4
= 2057,8 kcal/hari
Aktivitas Faktor Jenis Trauma/Stress Faktor
Istirahat di 1,2 Tidak ada stres, pasien dalam keadaan 1,3
tempat tidur gizi baik, trauma susunan saraf pusat
Stres ringan; peradangan saluran cerna, 1,4
kanker, bedah efektif, trauma kerangka
moderat, stroke
Stres sedang: sepsis, bedah tulang, luka 1,5
bakar ringan, trauma kerangka mayor
Tidak terikat di 1,3 Stres berat: trauma multiple, sepsis, dan 1,6
tempat tidur bedah multisistem.
Stres sangat berat: luka kepala berat, 1,7
sindroma penyakit pernafasan akut,
luka bakar sedang dan sepsis
Luka bakar berat 2,1

Kebutuhan karbohidrat/hari (40-55%)


40% s/d 55% x 2057,8 kcal = 823,1 s/d 1131,7 kcal

Kebutuhan protein/hari (9-15%)


9% s/d 15% x 2057,8 kcal = 185,2 s/d 308,6 kcal

Kebutuhan lemak/hari (30-35%)


30% s/d 35% x 2057,8 kcal = 617,3 s/d 720,2 kcal
Pengkajian Sistem Neurologi
Kesadaran Compos Mentis, GCS 15 (E4 M6 V5), Orientasi baik (orang, tempat dan waktu),
Komunikasi verbal baik menggunakan Bahasa Sunda dan Bahasa Indonesia, Pupil (isokor,
respon terhadap cahaya +/+, akomodasi +/+), Mata (pergerakan bola mata normal/normal,
fungsi pengelihatan: pandangan kabur, Fungsi pendengaran tidak dapat mendengar dengan
baik/tidak dapat mendengar dengan baik, Fungsi pengecap baik, Kaku kuduk (-), Brudzinski test
(normal), Babinski refleks (-/-).
Pengkajian Sistem Respirasi
Batuk (+), Sputum (-), Oksigen (tidak memakai alat bantu nafas/oksigen bebas), Pola nafas
(reguler), Sesak (-), Suara nafas (vesikuler di semua lapang paru), Ekspansi dada simetris,
Sianosis (-)

Pengkajian Sistem Kardioaskuler


Konjuctiva (anemis), Akral (hangat), Turgor (baik), CRT (< 2 detik), bunyi jantung (Normal S1 S2
reguler), Edema ekstremias atas (-/-), Edema ekstremias bawah (-/-), Edema sakral (-), Nadi
perifer (+)

Pengkajian Sistem Gastrointestinal


Makan (3 x/hari jumlah 1/2 porsi), Sklera (tidak ikterik), Mukosa oral (lembab), Lidah (warna
merah muda terang, bersih, tidak ada lesi), Reflek menelan (+), Refleks mengunyah (+), Mual
(-), Muntah (-), Alat bantu makan (tidak ada, makan per oral), BAB (1 hari sekali dengan
konsistensi lembek, warna kuning kecoklatan), Bising usus (8 x/menit, aktif), Stoma (-), Drain (-)

Pengkajian Sistem Muskuloskeletal


Fraktur (-), Mobilitas (dibantu sebagian)

Lokasi Tonus Otot Kekuatan Otot Sensasi Tremor


Kepala/Leher Normal 5 Normal Tidak Ada
Tangan Kanan Normal 5 Normal Tidak Ada
Tangan Kiri Normal 5 Normal Tidak Ada
Ekstremitas Atas Kanan Normal 5 Normal Tidak Ada
Ekstremitas Atas Kiri Normal 5 Normal Tidak Ada
Ekstremitas Bawah Kanan Normal 5 Normal Tidak Ada
Ekstremitas Bawah Kiri Normal 5 Normal Tidak Ada

Pengkajian Sistem Urogenital


Genitalia (tidak terkaji), BAK (tidak menggunakan bantuan), Kontinensia (+), Keluraan urin
(±1.800 cc/hari), warna urin (kuning keruh)
Pengkajian Sistem Integumen
Warna kulit (sawo matang, normal), Kulit kepala dan rambut (bersih), Integritas kulit (utuh),
Contusion/bruise/lebam (-), Ekimosis/memar (-), Biang keringat/ruam/miliaria (-), Luka (-),
Edema (-), Suhu (hangat).

Pengkajian Psikososial dan Spiritual


Ekspresi wajah : Tenang
Kemampuan Bicara : Baik
Mekanisme Koping : Menyelesaikan masalah sendiri
Agama : Islam
Perubahan pola Ibadah setelah sakit : Klien mengatakan semenjak ia dirawat
di RS tidak melaksanakan shalat 5 waktu karena kondisi
tubuh yang lemah
Respon akibat sakit : Klien mengatakan sakit yang dideritanya ini adalah
ujian dari Allah SWT
Tanggapan terhadap diri setelah sakit : Klien mengatakan merasa tidak berdaya
karena sebagian aktifitas dibantu oleh anaknya
Dukungan lingkungan : Klien mengatakan semua keluarganya mendukung
pengobatan dan perawatan dirinya.

Skrining Nutrisi
No Risiko Nilai Skor
1 Apakah pasien mengalami penurunan BB yang tidak direncanakan?*
Tidak (tidak terjadi penurunan BB dalam 6 bulan terakhir) 0
Tidak yakin (tanyakan apakah baju/celana terasa longgar?) 2
Ya, berapa penurunan BB (kg)?
1-5 1 2
6-10 2
11-15 3
>15 4
Tidak yakin 2
2 Apakah asupan makanan pasien buruk akibat nafsu makan menurun (misalnya
asupan makanan hanya ¾ dari biasanya)**
1
Tidak 0
Ya 1
3 Sakit berat ?*** 1
Tidak 0
No Risiko Nilai Skor
Ya 1
Total Skor 4
Kesimpulan dan tindak lanjut
Total skor ≥ 2 rujuk ke dietisien untuk arassement gizi
Totalskor < 2 skrining ulang 7 hari
Keterangan :
Total skor ≥ 2 : risiko maksimal
*Malnutrisi yang dimaksud dalam hal ini adalah kekurangan gizi
**Asupan makanan yang buruk juga dapat terjadi karena gangguan mengunyah atau menelan
Penurunan berat badan yang tidak direncanakan pada pasien dengan kelebihan berat badan atau obesitas dapat
berisiko terjadinya malnutrisi
***Penyakit yang berisiko terjadinya gangguan gizi diantaranya: dirawat di HCU/ICU, penurunan kesadaran,
kegawatan abdomen (perdarahan, ileus, peritonitis, asites massif, tumor intraabdomen besar, post operasi),
gangguan pernafasan berat, keganasan dengan komplikasi, gagal jantung, gagal ginjal kronik, gagal hati, diabetes
mellitus, atau kondisi sakit berat lain
Skrining Risiko Dekubitus
Aspek 1 2 3 4 Skor
Persepsi Sensori Keterbatasan Sangat terbatas Keterbatasan Tidak ada
3
penuh ringan keterbatasan
Kelembapan Lembab terus - Sangat lembab Kadang-kadang Tidak ada
3
menerus lembab lembab
Aktivitas Di tempat tidur Diatas kursi Kadang-kadang Sering
3
berjalan berjalan
Mobilisasi Tidak dapat Pergerakan Keterbatasan Tidak ada
4
bergerak sangat terbatas ringan keterbatasan
Status Nutrisi Sangat buruk Tidak adekuat Adekuat Baik sekali
2
Friksi/ Gesekan Bermasalah Potensi Tidak ada
3
bermasalah masalah
Total skor 18
Definisi resiko : < 10 = risiko sangat tinggi 15- 18 = berisiko
10 -12 = risiko tinggi ≥19 = risiko rendah / tidak berisiko
13 – 14 = risiko sedang
*Lakukan implementasi pencegahan sesuai dengan kategori risiko

Skrining Risiko Jatuh (Morse Falls)

No Risiko Nilai Skor


1 Riwayat jatuh, yang baru atau dalam 1 bulan terakhir Tidak 0
0
Ya 25
2 Diagnosa medis sekunder >1 Tidak 0
0
Ya 15
3 Alat bantu jalan :
Bed rest/ dibantu perawat 0
0
Penopang, tongkat/ walker 15
Furniture 30
4 Memakai terapi heparin lock / IV Tidak 0
20
Ya 20
5 Cara berpindah/ berjalan:
Normal/bedrest/immobilisasi 0
10
Lemah 10
Terganggu 20
6 Status mental :
Orientasi sesuai kemampuan diri 0 0
Lupa keterbatasan diri 15

Total Skor 30

Definisi resiko :
0–24 = pasien tidak berisiko 25 -45 = risiko rendah >45 = risiko tinggi
*Lakukan implementasi pencegahan sesuai dengan kategori risiko
Skrining Status Fungsional
KETERGANTUNGAN
MANDIRI
(O POIN)
(1 POIN)
AKTIFITAS Memerlukan supervise, Skor
Tidak perlu supervise, arahan,
arahan, bantuan personal
atau bantuan personal
atau asuhan penuh
Mandiri secara penuh Perlu bantuan mandi pada
Memerlukan bantuan hanya pada lebih dari 1 bagian tubuh
satu bagian tubuh, missal: Bantuan saat masuk dan
MANDI punggung, area genital atau keluar kamar mandi atau 0
ekstremitas yang terkena shower
Mandi dilakukan oleh orang
lain
Dapat mengambil pakaian dari Perlu bantuan memakai baju
lemari baju dan laci sendiri
Memakai baju dan pakaian lain Perlu bantuan dipakaikan baju
MEMAKAI BAJU 0
secara lengkap secara komplit
Memerlukan bantuan mengikat
tali sepatu
Dapat pergi ke kamar kecil Perlu bantuan penuh untuk
Dapat naik dan turun dari toilet berpindah ke toilet
TOILETING Dapat merapihkan baju Dapat membersihkan diri 1
Dapat membersihkan area genital Memerlukan pispot atau
tanpa dibantu popok
Dapat berpindah dari dan ke Memerlukan bantuan
tempat tidur atau kursi tanpa berpindah dari tempat tidur
BERPINDAH
bantuan atau kursi 1
TEMPAT
Memerlukan bantuan
berpindah secara penuh
Dapat mengendalikan dan Inkontinensia BAB atau BAK
menahan rasa ingin buang air sebagian atau total
KONTINENSIA 1
kecil (BAK) dan buang air besar
(BAB)
Dapat mengambil makanan dari Memerlukan bantuan
piring ke mulut tanpa bantuan sebagian atau total saat
MAKAN Persiapan makan dapat dilakukan proses makan 0
oleh orang lain Memerlukan metode
parenteral

Total skor 3

Definisi resiko : 6 = Pasien Mandiri


4 = Pasien Ketergantungan Sedang
0 = Pasien Sangat Tergantung
*Lakukan bantuan ADL sesuai dengan tingkat ketergantungan
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal Jenis Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
28 April Hematologi Lengkap
2018 Hemoglobin 11,0 gr/dl 12.3 - 15,3
Leukosit 5.400 /mm3 4.500 - 10.000
Trombosit 221.000 /mm3 150.000 - 450.000
Hematokrit 36,9 % 40 - 52
Hitung Jenis Leukosit
Basofil 1 % 0 -1
Eosinofil 0 % 1-5
Batang 3 % 0-2
Segmen 76 % 20 - 70
Limfosit 15 % 25 - 50
Monosit 5 % 2-8
30 April Imunoserologi
2018 Widal
Anti S. Typhi-O Pos 1/180 CUT OFF: 1/180
Anti S. Typhi-H Pos 1/320 Negatif
Anti S. Paratyphi A O Negatif Negatif
Anti S. Paratyphi A H Negatif Negatif

22. Terapi
No Nama Obat Dosis Indikasi
1 Ceftriaxon 1 x 3 gr Mengatasi berbagai infeksi bakteri dengan
dilarutkan cara menghambat pertumbuhan bakteri atau
dalam NaCl
membunuh bakteri dalam tubuh
100 cc

2 Amitriptilin 3 x 8 mg Membantu meningkatkan mood dan


perasaan senang, mengurangi kecemasan dan
ketegangan, membantu tidur lebih baik.
3 Parasetamol 3 x 2 gr PO Meredakan rasa sakit ringan hingga
menengah serta menurunkan demam.
4 Ericaf 3 x 1 gr PO Mengatasi sakit kepala migrain, kelelahan,
sakit kepala vaskular.
5 Omeprazole 1 x 40 gr Omeprazole adalah obat yang mampu
menurunkan kadar asam yang diproduksi di
dalam lambung. Obat golongan pompa
proton ini digunakan untuk mengobati
No Nama Obat Dosis Indikasi
beberapa kondisi, yaitu nyeri ulu hati,
gastroesophageal reflux disease (GERD), dan
tukak lambung akibat infeksi bakteri H. pylori.

6 Sucralfat 3 x 1 gr Mengobati dan mencegah tukak lambung


serta ulkus duodenum, mengatasi
peradangan lambung dan mencegah
perdarahan saluran cerna.
Analisa Data
Data Etiologi Masalah
DS: Demam typhoid Nyeri
Klien mengeluh nyeri pada kepala seperti ↓
ditusuk dan serasa kepala mau pecah Bakteri masuk ke aliran darah
dengan skala 6/10, nyeri dirasa setiap ↓
saat dan berkurang setelah diberi obat Bakteri mengeluarkan endotoksin
dan istirahat. ↓
Merangsang pelepasan pirogen
DO: oleh leukosit
TD : 110/70 mmHg ↓
Nadi : 104 x/menit Zat ppirogen masuk ke dalam
Respirasi : 28 x/menit darah
Suhu : 38,4 0C ↓
Mencapai hipotalamus

Mempengaruhi termoregulasi

Suhu tubuh meningkat

Vasodilatasi arteri intrakranial

Perubahan aliran darah ke otak

Nyeri kepala

Nyeri akut

DS: Demam tifoid Ketidakefektifan


Klien mengeluh demam naik turun ↓ Termoregulasi
semenjak 10 hari yang lalu. Bakteri menembus usus

DO: Masuk ke aliran darah (bakterimia)
TD : 110/70 mmHg ↓
Nadi : 104 x/menit Bakteri mengeluarkan endotoksin
Respirasi : 28 x/menit ↓
Suhu : 38,4 0C Proses inflamasi jaringan setempat

Merangsang pelepasan zat pirogen
oleh leukosit

Zat pirogen beredar dalam darah
Data Etiologi Masalah

Mencapai hipotalamus
(merangsang set point)

Mempengaruhi termoregulasi

Suhu meningkat/menurun

Ketidakefektifan termoregulasi
DS: Demam tifoid Intoleransi
Pasien mengatakan lemas ↓ aktifitas
Bakteri masuk ke lambung
DO: ↓
Konjunctiva anemis Asam lambung meningkat
Pasien bedrest ↓
Pasien berjalan ke kamar mandi dengan Mual, muntah, anoreksia
diantar anaknya ↓
Pasien makan dengan bantuan anaknya Kelemahan
Hasil skrinning status fungsional: pasien ↓
ketergantungan sedang Intoleransi aktifitas

Diagnosa Keperawatan
Nyeri akut berhubungan dengan proses penyakit
Ketidakefektifan termoregulasi berhubungan dengan proses inflamasi
Intoleransi aktifitas berhubungan dengan proses penyakit
Rencana Tindakan Keperawatan
Nama Pasien : Tn.M Ruangan
: Jasmine
No. Medrek : 573796 Nama
Mahasiswa : Gita Septyana
Dx Perencanaan
Tujuan Intervensi
Setelah dilakukan tindakan Monitor nyeri secara komprehensif (lokasi, Mengetahui karakt
keperawatan, klien dapat karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, reaksi Meningkatnya TT
mengontrol nyeri.
nonverbal, skala dan faktor presipitasi nyeri) peningkatan rasa n
Dengan kriteria hasil:
Klien mengatakan dapat Observasi tanda-tanda vital Posisi yang nyaman
mengontrol rasa nyeri Posisikan klien senyaman mungkin Teknik manajemen
Tanda-tanda vital dalam batas
Ajarkan klien cara mengontrol nyeri non farmakologi dapat diterapkan p
normal
TD 100-120/60-80 mmHg dengan teknik tarik nafas dalam sedang
RR 16-20 x/menit Anjurkan klien untuk beristirahat Dengan beristiraha
HR 60-100 x/menit
Kolaborasi pemberian analgetik menurunkan intens
Ekspresi wajah klien tenang
Klien tidak tampak meringis Analgetik berfungsi
Skor Numeric Pain Rating Scale
berkurang
Setelah dilakukan tindakan Observasi suhu pasien Menetahui suhu pa
keperawatan, suhu tubuh klien
Beri kompres air hangat pada area pebuluh darah Kompres pada are
stabil
Dengan kriteria hasil: besar (leher, ketiak, lipatan paha)
penurunan suhu
Suhu tubuh pasien normal (36,5 Berikan/anjurkan pasien untuk banyak minum
– 37,5 o c) Untuk mengganti ca
Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang
tipis dan mudah menyerap keringat Memberikan rasa

Kolaborasi pemberian cairan intravena menyerap keringat


tubuh.
Kolaborasi pemberian antipiretik

Pemberian cairan s
tubuh yang tinggi.
Antipiretik berfung
Setelah dilakukan tindakan Bantu klien untuk mengidentifikasi aktifitas yang Mengetahui sejau
keperawatan, klien dapat mampu dilakukan beraktifitas
Dx Perencanaan
melakukan ADL dengan mandiri Berikan penguatan positif untuk melakukan aktifitas Memberikan pasien
sesuai kemampuan pasien sehari-hari secara mandiri Aktifitas rutin mela
dengan kriteria hasil:
Berikan aktifitas rutin sehari-hari sesuai kemampuan Istirahat dapat mem
Klien dapat melakukan ADL
mandiri sesuai kemampuan Anjurkan pasien untuk istirahat

Anda mungkin juga menyukai