Anda di halaman 1dari 45

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

DENGAN DIAGNOSA GASTRITIS

Disusun Oleh:

1. Putu Anita Eka Putri (19089014005)


2. Komang Karang Adnyani (19089014028)
3. Ni Luh Putu Mira Damayanti (19089014030)
4. Putu Widi Purnama Giri (19089014054)
5. Kadek Yona Ariska (19089014057)

KEPERAWATAN SEMESTER VI
KELOMPOK 6

SEKOLAH ILMU KESEHATAN BULELENGPROGRAM STUDI


S1 KEPERAWATAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Ida Sang Hyang Widhi Wasa / Tuhan

Yang Maha Esa atas rahmatNya, penulis dapat menyelesaikan makalah yang bertajuk

“Asuhan Keperawatan Pada Pasiendengan Diagnosa Gastritis ”. Tidak lupa

penulis mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah

berkontribusi dengan memberikan aspirasinya baik berupa materi ataupun

asumsiasumsi lainnya. Harapan dari penulis semoga makalah ini dapat menambah

wawasan pengetahuan bagi pembaca.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, penulis yakin masih

banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan

kritik maupun saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini

untuk kedepannya.

Singaraja,10 Maret 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 2

1.3 Tujuan Penulisan 2

1.4 Manfaat Penulisan 2

BAB II PEMBAHASAN 4

2. 1 Konsep Dasar Asuhan Keperwatan Gastritis 4

2.2 Asuhan keperawatan Gastritis 14

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gastritis adalah proses inflamasi pada mukosa dan submukosa lambung.

Penyebabnya bisa karena penderita makan tidak teratur, terdapat Helycobacter

pylori, obat-obatan, atau sebab lain misalnya beban pikiran yang berat yang

menimbulkan stres. (Tjokronegoro,2001).

Gastritis yang kerap juga disebut radang lambung dapat menyerang setiap

orang dengan segala usia. Ada sejumlah gejala yang biasa dirasakan penderita sakit

gastritis seperti mual, perut terasa nyeri, perih (kembung dan sesak) pada bagian

atas perut (ulu hati). Biasanya, nafsu makan menurun secara drastis, wajah pucat,

suhu badan naik, keluar keringat dingin, dan sering bersendawa terutama dalam

keadaan lapar. Lesi mukosa akut berupa erosi dan perdarahan akibat faktor-faktor

agresif atau akibat gangguan sirkulasi akut mukosa lambung, pada sebagian besar

kasus merupakan penyakit yang ringan dan sembuh sempurna. Gastritis akut

merupakan kelainan klinis akut yang jelas penyebanya dengan tanda dan gejala

yang khas, biasanya ditemukan sel inflamasi akut dan neutrofil (Price, 2005).

Salah satu bentuk gastritis akut yang manifestasi klinisnya dapat berbentuk

penyakit yang berat adalah gastritis erosiva atau gastritis haemorrhagic, disebut

gastritis haemorrhagic karena penyakit ini dijumpai perdarahan mukosa lambung

dan terjadi erosi yang berarti hilangya kontinuitas mukosa lambung pada beberapa

tempat, menyertai infeksi pada mukosa lambung (Herlan,2001).

Bentuk terberat dari gastritis akut disebabkan oleh mencerna asam atau

1
2

alkali kuat, yang dapat menyebabkan mukosa menjadi ganggren atau perforasi.

Pembentukan jaringan parut dapat terjadi yang mengakibatkan obstruksi pylorus

(Smeltzer & Bare, 2002).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat ditarik rumusan masalah

sebagaiberikut:

1.2.1. Bagaimana Konsep Dasar Asuhan Keperwatan Gastritis?

1.2.2. Bagaimana Asuhan keperawatan Gastritis?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Adapun tujuan umum dalam pembuatan makalah ini adalah untuk membantu

mengetahui dan memahami lebih dalam lagi mengenai Diagnosa Gastritis.

1.3.2 Tujuan Khusus

1.3.2.1 Untuk mengetahui Konsep Dasar Asuhan Keperwatan Gastritis

1.3.2.2 Untuk mengetahui Asuhan keperawatan Gastritis

1.4 Manfaat Penulisan

1.4.1 Manfaat Untuk Penulis

Manfaat bagi penulis yakni agar dapat memenuhi tugas dan untuk mengetahui

lebih dalam mengenai apa itu Gastritis dan memperdalam pemahaman ilmu

pengetahuan.

1.4.2 Manfaat Untuk Pembaca

Manfaat bagi pembaca yakni agar para pembaca dapat mengetahui Asuhan

Keperawatan Gastritis.
3

1.4.3 Manfaat Untuk Instansi

Manfaat bagi instansi yakni agar dapat memenuhi kepentingan mahasiswa

dalam pembuatan tugas sebagai kerangka acuan atau refrensi dalam pembuatan

makalah dan untuk mengetahui atau mengasah kemampuan mahasiswa dalam

mengerjakan tugas Keperawatan Keluarga mengenai Asuhan Keperawatan Gastritis.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dasar PenyakitGastritis

A. Definisi Gastritis

Gastritis adalah proses inflamasi pada mukosa dan submukosa lambung.

Penyebabnya bisa karena penderita makan tidak teratur, terdapat Helycobacter pylori,

obat-obatan, atau sebab lain misalnya beban pikiran yang berat yang menimbulkan

stres. (Tjokronegoro,2001).

Gastritis merupakan salah satu penyakit yang banyak dijumpai di klinik atau ruangan

penyakit dalam dan merupakan salah satu penyakit yang banyak di keluhkan oleh

masyarakat, baik remaja maupun orang dewasa. Gastritis atau sakit pada ulu hati ialah

terjadi peradangan pada makosa dan sub mukosa lambung. Gastritis ditandai dengan

rasa mual muntah, perdarahan pada kasus lanjut, rasa lemah dan nafsu makan menurun

(Gustin, 2016).

Gastritis adalah inflamasi pada dinding gaster terutama pada lapisan mukosa gaster

(Sujono Hadi, 1999, hal: 181). Gastritis adalah peradangan lokal atau penyebaran pada

mukosa lambung dan berkembang dipenuhi bakteri (Charlene. J, 2001, hal: 138).

Gastritisdibagi menjadi 2 yaitu:

a) Gastritis akut

Salah satu bentuk gastritis akut yang sering dijumpai di klinik ialah gastritis

akut erosif. Gastritis akut erosif adalah suatu peradangan mukosa lambung yang

akut dengan kerusakan-kerusakan erosif(Suwindri , Yulius Tiranda, 2021).

4
5

Disebut erosif apabila kerusakan yang terjadi tidak lebih dalam daripada

mukosa muskularis.

b) Gastritis kronis .

Gastritis kronis adalah suatu peradangan bagian permukaan mukosa lambung yang

berkepanjangan yang disebabkan baik oleh ulkus lambung jinak maupun ganas atau

oleh bakteri helicobacter pylori (Brunner dan Suddart, 2000.

B. Penyebab Gastritis

Gastritis terjadi akibat peradangan pada dinding lambung. Dinding lambung tersusun

dari jaringan yang mengandung kelenjar untuk menghasilkan enzim pencernaan dan

asam lambung. Selain itu, dinding lambung juga dapat menghasilkan lendir (mukus)

yang tebal untuk melindungi lapisan mukosa lambung dari kerusakan akibat enzim

pencernaan dan asam lambung. Rusaknya mukus pelindung ini dapat menyebabkan

peradangan pada mukosa lambung.Beberapa hal yang dapat menyebabkan rusaknya

mukus pelindung, adalah:

a. Infeksi bakteri. Infeksi bakteri merupakan salah satu penyebab gastritis yang

cukup sering terjadi, terutama di daerah dengan kebersihan lingkungan yang

kurang baik. Bakteri yang dapat menyebabkan infeksi pada lambung dan

menimbulkan gastritis, cukup banyak jenisnya. Namun, yang paling sering

adalah bakteri Helicobacter pylori. Selain dipengaruhi faktor kebersihan

lingkungan, infeksi bakteri ini juga dipengaruhi oleh pola hidup dan pola makan.
6

b. Pertambahan usia. Seiring bertambahnya usia, lapisan mukosa lambung

akan mengalami penipisan dan melemah. Kondisi inilah yang

menyebabkan gastritis lebih sering terjadi pada lansia dibandingkan

orang yang berusia lebih muda.

c. Berlebihan mengonsumsi minuman beralkohol. Minuman beralkohol

dapat mengikis lapisan mukosa lambung, terutama jika seseorang

sangat sering mengonsumsinya. Pengikisan lapisan mukosa oleh

alkohol dapat menyebabkan iritasi dan peradangan pada dinding

lambung, sehingga mengakibatkan terjadinya gastritis, terutama

gastritis akut.

d. Terlalu sering mengonsumsi obat pereda nyeri. Obat pereda nyeri yang

dikonsumsi terlalu sering dapat menghambat proses regenerasi lapisan

mukosa lambung, yang berujung pada cedera dan pelemahan dinding

lambung, sehingga lebih mudah mengalami peradangan. Beberapa obat

pereda nyeri yang dapat memicu gastritis jika dikonsumsi terlalu sering,

adalah aspirin, ibuprofen, dan naproxen.

e. Autoimun. Gastritis juga dapat terjadi karena dipicu oleh penyakit

autoimun. Gastritis jenis ini disebut gastritis autoimun. Gastritis

autoimun terjadi pada saat sistem imun menyerang dinding lambung,

sehingga menyebabkan peradangan.

Penyebab lain dari gastritis adalah Karena pola makan yang tidak teratur,

Terdapat Helycobacter pylori, obat-obatan, Atau sebab lain misalnya beban

pikiran Yang berat yang menimbulkan stres. (Tjokronegoro,2001)


7

C. Etiologi

Menurut Muttaqin(2011) Penyebab dari gastritis antara lain :

a. Obat-obatan, seperti obat antiinflamasinonsteroid / OAINS (

indometasin, ibuprofen, dan asam salisilat), sulfonamide, steroid,

kokain, agen kemoterapi (mitomisin, 5-fluora-2-deoxyuriine),

salisilat, dan digitalis bersifat mengiritasi mukosa lambung.

b. Minuman beralkohol ; seperti : whisky,vodka, dan gin.

c. Infeksi bakteri ; seperti H. pylor (paling sering), H. heilmanii,

streptococci, staphylococci, proteus spesies, clostridium spesies, E.

coli, tuberculosis, dan secondary syphilis.

d. Infeksi virus oleh Sitomegalovirus

e. Infeksi jamur ; candidiasis, histoplasmosis, dan phycomycosis.

f. Stress fisik yang disebabkan oleh luka bakar, sepsis, trauma,

pembedahan, gagal napas, gagal ginjal, kerusakan susunan saraf

pusat, dan refluks usus lambung.

g. Makanan dan minuman yang bersifat iritan . makanan berbumbu dan

minuman dengan kandungan kafein dan alkohol merupakan agen-

agen iritasi mukosa lambung.

h. Garam empedu, terjadi pada kondisi refluks garam empedu (

komponen penting alkali untuk aktivasi enzim-enzim gastrointestinal)

dari usus kecil ke mukosa lambungsehingga menimbulkan respon

peradangan mukosa.

i. Iskemia, hal ini berhubungan dengan akibat penurunan aliran darah

ke lambung.
8

j. Trauma langsung lambung, berhubungan dengan keseimbangan

antara agresi dan mekanisme pertahanan umtuk menjaga integritas

mukosa, yang dapat menimbulkan respon peradangan pada mukosa

lambung.

D. Patofisiologi

a. Gastritis Akut

Gastritis Akut dapat disebabkan oleh karena stress, zat kimia

obatobatan dan alkohol, makanan yang pedas, panas maupun asam(Anita

Puri, 2012). Pada pasien yang mengalami strees akan terjadi perangsangan

saraf simpatis NV (Nervus Vagus), yang akan meningkatkan produksi asam

klorida (HCl) didalam lambung akan menimbulkan rasa mual, muntah dan

anoreksia.Zat kimia maupun makanan yang merangsang akan menyebabkan

sel epitel kolumner, yang berfungsi untuk menghasilkan mukus mengurangi

produksinya. Sedangkan mukus itu fungsinya untuk memproteksi mukosa

lambungagar tidak ikut tercerna respon mukosa lambung karena penurunan

sekresi mukus bervariasi diantaranya vasodilitasi sel mukosa gaster. Lapisan

mukosa gaster terdapat enzim yang memproduksi asam klorida atau HCl,

terutama daerah fundus.Vasodilitasi mukosa gaster akan menyebabkan

produksi HCl meningkat. Anoreksia juga dapat menyebabkan rasa nyeri, rasa

nyeri ini ditimbulkan oleh karena kontak HCl dengan mukosa gaster. Respon

mukosa lambung akibat penurunan sekresi mukus dapat berupa

pengelupasan. Pengelupasan sel mukosa gaster akan mengakibatkan erosi

memicu timbulnya pendarahan. Pendarahan yang terjadi dapat mengancam

hidup penderita, namun dapat juga berhenti sendiri karena proses regenerasi,
9

sehingga erosi menghilang dalam waktu 24-48 jam setelah pendarahan(Price

dan Wilson, 2000)

b. Gastritis Kronis

Inflamasi lambung yang lama dapat disebabkan oleh ulkus benigna

atau maligna dari lambung atau oleh bakteri helicobactery pylory ( H. pylory

) Gastritis Kronis dapat diklasifikasikan sebagai tipe A / tipe B, tipe A ( sering

disebut sebagai gastritis autoimun) diakibatkan dari perubahan sel parietal,

yang menimbulkan atrofi dan infiltrasi seluler. Hal ini dihubungkan dengan

penyakit autoimun seperti anemia pernisiosa dan terjadi pada fundus atau

korpus dari lambung. Tipe B ( kadang disebut sebagai gastritis )

mempengaruhi antrum dan pylorus ( ujung bawah lambung dekat duodenum

) ini dihubungkan dengan bakteri Pylory. Faktor diet seperti minum panas

atau pedas, penggunaan atau obat-obatan dan alkohol, merokok, atau refluks

isi usus kedalam lambung. ( Smeltzer dan Bare, 2001)

E. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan yang dilakukan mulai dari ujung kaki dengan

menggunakan 4 teknik, yaitu inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi

Menurut doengoes

(2014), data dasar pengkajian pasien gastritis meliputi:

A. Keadaan Umum

1. Tanda-tanda vital

a. Tekanan darah mengalami hipotensi (termasuk postural)

b. Takikardia, disritmia (hipovolemia/hipoksemia). kelemahan/nadi

perifer lemah.
10

c. Pengisian kapiler lambat/perlahan (vasokonstriksi).

d. Pada respirasi tidak mengalami gangguan.

2. Kesadaran

Tingkat kesadaran dapat terganggu, rentak dari cenderung tidur,

disorientasi/bingung. sampai koma (tergantung pada volume

sirkulasi/oksigenasi).

3. Pemeriksaan fisik head to toe

a. Kepala dan Muka

Wajah pucat dan sayu (kekurangan nutrisi), wajah berkerut

b. Mata

Mata cekung (penurunan cairan tubuh). anemis (penurunan oksigen

ke jaringan), konjungtiva pucat dan kering (sukarmin. 2013).

c. Mulut dan Faring

Mukosa bibir kering (penurunan cairan intrasel mukosa). bibir. pecah-

pecah, lidah kotor, ban mulut tidak sedap (penurunan hidrasi bibir dan

personal hygiene) (sukarmin, 2013).

4. Abdomen

a. Inspeksi: keadaan kulit: warna, elastisitas, kering, lembab, besar dan

bentuk abdomen rata atau menonjol. Jika pasien melipat lutut sampai

dada sering merubah posisi, menandakan pasien nyeri

b. Auskultasi Distensi bunyi usus sering hiperaktif selama perdarahan,

dan hipoaktif setelah perdarahan.

c. Perkusi Pada penderita gastritis suara abdomen yang ditemukan

hypertimpani (bising usus meningkat)


11

d. Palpasi Pada pasien gastritis dinding abdomen tegang.

e. Terdapat nyeri tekan pada regio epigastik (terjadi karena distruksi

asam lambung) (Doengoes, 2014).

5. Integumen

Warna kulit pucat, sianosis (tergantung pada jumlah kehilangan darah),

kelemahan kulit/membran mukosa berkeringan (menunjukkan status syok,

nyeri akut, respon psikologik)

F. Pemeriksaan Diagnostic

Pemeriksaan dignostik menurut Dermawan( 2010) dan Doenges( 2000)

sebagai berikut:

a. Radiology: sinar x gastrointestinal bagian atas.

b. Endoskopy: gastroscopy ditemukan muksa yang hiperemik

c. Laboratorium: mengetahui kadar asam hidroklorida

d. EGD (Esofagagastriduodenoskopi): tes diagnostik kunci untuk

perdarahan gastritis dilakukan untuk melihat sisi perdarahan atau

derajat ulkus jaringan atau cidera

e. Pemeriksaan Histopatologi: tampak kerusakan mukosa karena eeros

tidak pernah melewati mukosa muskularis.

G. Therapy

a. Membiasakan makan dengan teratur.

b. Menghindari makanan yang dapat menyebabkan sekresi hcl yang

c. Berlebihan (asam, pedas) d. Menghindari minuman yang dapat

menyebabkan sekresi hci yang


12

d. Berlebihan (kopi, minuman asam dan bersoda) f. Pendidikan

mengenai menghindari alkohol dan kafein

e. Teknik relaksasi seperti dengan olahraga agar dapat menghindari

stress

f. Hentikan kebiasaan merokok dan mengkonsumsi alkohol

g. I istirahat yang cukup

H. Komplikasi

a. Gastritis Akut

1. Perdarahan saluran cerna bagian atas berupa hematemesis dan

melena, dapat berakhir sebagai syok hemoragik.

2. Terjadi ulkus--> hebat

3. Jarang terjadi perforasi Gastritis Kronik

a. Perdarahan saluran cerna bagian atas

b. Ulkus

c. Perforasi

d. Anemia karena gangguan absorbsi vitamin B

e. Penyempitan daerah antrum pilorus.

f. Dihubungkan dengan ca lambung


13

I. WOC

Makanan, zat kimia Merusak mukosa


lambung
(fundus)

Penurunan produksi mukus


Erosi Perdarahan gaster
oleh sel epitel kolumner

Inflamasi
Resiko defisien
Vasodilatasi sel
volume cairan
mukosa lambung
Nyeri Epigastrium

Peningkatan produksi HCL


Menurunkan sensori
untuk makan

Anoreksia, mual, muntah


Nyeri akut

Output berlebih
Kecemasan

Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari Ansietas
kebutuhan tubuh as

Disfungsi Mobilitas
Imobilitas
Gastrountestinal
14

2.2 Asuhan Keperawatan

Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Tn.S Di Desa Lokapaksa

I. DATA UMUM

1. Nama Kepala Keluarga : Tn.S

2. Alamat : Banjar Dinas Gunung Ina, Lokapaksa,

Seririt

3. Usia : 63 Tahun

4. Pendidikan : SLTA/Sederajat

5. Agama : Hindu

6. Pekerjaaan : Transportasi

7. Suku Bangsa : Indonesia

8. Susunan Keluarga :

Hub.
Dgn Kondisi
No Nama JK Umur Pendidikan Pekerjaan Agama
kepala Kesehatan
keluarga

1. Ny.S P Istri 51 Tamat Pedagang Hindu Baik


Tahun SD/Sederajat

2. Nn K P Anak 22 SLTA/Sederajt Belum/Tidak Hindu Baik


Tahun Bekerja
15

9. Genogram :

= Meninggal

= Laki- laki

= P erempuan

= Angota keluarga yang sakit

= Tinggal dalam 1 rumah


16

10. Aktivitas dan Kebersihan Diri

Keluarga Tn.S tidak mempunyai kebiasaan berolahraga

dikarenakan kesibukan masing-masing. Keluarga mempunyai

kebiasaan mandi 2x/hari menggunakan sabun, menyikat gigi

2x/hari, mencuci rambut 2x/minggu, dan mengganti pakaian

1x/hari.

11. Spiritual Keluarga

Tn.S taat beribadah, Ny.S juga rajin mengikuti kegiatan

keagaman yang dilaksanakan di desanya.Tn.S dan Ny S rajin

mengikuti persembahyangan jika ada piodalan. Tidak ada

kegiatan atau nilai agama yang menurut keluarga bertentangan

dengan kesehatan.

12. Pendidikan

Tidak ada anggota keluarga yang sedang mengikuti pendidikan di

luar pendidikan formal (kursus, pelatihan, dll). Semua anggota

keluarga dapat membaca dan menulis. Anggota keluarga tidak

memiliki keterampilan khusus.

13. Tipe Keluarga

Tn S memiliki 2 orang anak, anak pertama sudah menikah dan

anak kedua masih menempuh pendidikan.

14. Status sosial ekonomi keluarga


17

Tn. S yang mempunyai penghasilan sendiri dan menjadi sumber

penghasilan keluarga utama. Penghasilan tersebut digunakan

untuk kepentingan keluarga.

15. Aktivitas Rekreasi Keluarga

Setiap hari Tn. S dalam memenuhi kebutuhan akan rekreasi dan

hiburan biasanya menonton TV. Dan setiap sebulan sekali Tn. S

pergi jalan-jalan Bersama keluarganya.

II. RIWAYAT TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA

a. Tahap perkembangan keluarga saat ini

Keluarga Tn. S masih mempunyai satu anak perempuan. Maka

keluarga Tn. S berada pada tahap perkembangan keluarga dengan

anak dewasa.

b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Saat ini Tn.S telah memenuhi tugas perkembangan, karena anak

pertama sudah menikah dan anak keduanya sedang menempuh

pendidikan dan peran orang tua berjalan.

c. Riwayat keluarga inti

Saat ini Tn.S sedang mengalami Gastritis. Tidak terdapat penyakit

menular dan tidak mempunyai penyakit menurun. Tidak ada

anggota keluarga yang cacat. Ketika sakit, Tn.S langsung

memeriksakan diri ke praktik dokter mandiri.

Riwayat kesehatan Tn.S adalah sebagai berikut :

Kepala keluarga : Tn.S memiliki riwayat penyakit Gastritis

d. Riwayat kelurga sebelumnya


18

Tn.S tidak pernah menderita penyakit parah sebelumnya.

III. LINGKUNGAN

1. Karakteristik rumah dan denah rumah

Luas tanah : 3 are

Luas Rumah : 2 are

Tipe Rumah Tn.s adalah permanent, dengan status rumah milik

pribadi. Rumah Tn.S menggunakan atap genting, dan

menggunkan lantai keramik. Memiliki beberapa ruang yaitu 3

kamar tidur, 1 ruang tamu, 1 dapur, 1 kamar mandi. Jumlah

jendela 12 buah, memiliki ventilasi yang baik, cahaya yang cukup,

dan penerangan dengan lampu listrik. Peletakan perabot rumah

tangga lumayan rapi. Keluarga mempunyai tempat pembuangan

sampah terbuka, dan saluran kotoran septictank, akan tetapi tidak

terlihat. Keluarga mempunyai sumber air sendiri, yaitu sumur,

kualitas air jernih, tidak berbau dan tawar. Jarak antara septictank

dan sumber air lebih dari 14 m. Sumber air minum yang digunakan

keluarga Tn.S ialah air mineral Aqua.

2. Karakteristik tetangga

Tetangga klien yang berada di sekitar rumah sangat ramah-ramah.

Klien tinggal di wilayah pedesaan, jarak rumah satu dengan yang

lain sedikit jauh.

3. Mobilitas geografis keluarga

Sejak Tn.S menikah dengan istrinya keluarga Tn.S tinggal di

bersama dan tidak pernah pindah.


19

4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Meskipun anak pertama Tn.S sudah menikah ia selalu

meluangkan waktu untuk berkunjung ke rumah Tn.S setiap 3

bulan selama 2 kali. Tn.S juga berinteraksi sangat baik dengan

masyarakat yang berada di sekitar.

5. Sistem pendukung keluarga

Keluarga klien memiliki fasilitas kesehatan meliputi tempat tidur

yang nyaman, sumber air bersih, motor sebagai alat transportasi.

Fasilitas layanan kesehatan di wilayah Tn.S berupa Puskesmas

dan praktik dokter mandiri. Jarak fasilitas kesehatan terdekat

kurang dari 5 km dan dapat dijangkau dengan menggunakan

motor. Keluarga Tn.S menggunakan fasilitas kesehatan tersebut

dan yang sering digunakan ialah praktik dokter mandiri.

IV. STRUKTUR KELUARGA

1. Pola komunikasi keluarga

Bahasa komunikasi yang digunakan dalam keluarga dan dengan

masyarakat adalah Bahasa Bali dan Bahasa Indonesia.

2. Struktur kekuatan keluarga

Klien selalu memberi nasehat kepada anaknya, dan bagaimana

cara menyikapi masalah dengan baik.

3. Struktur peran

a. Peran Formal : Tn S hanya menjadi anggota masyarakat

b. Peran Informal : Menjadi suami dan ayah bagi anak-

anaknya, menjadi mennatu serta kakek bagi cucunya.


20

4. Nilai dan norma keluarga

Nilai nilai yang dianut oleh keluarga yaitu tidak ada yang

bertentangan dengan kesehatan. Keluarga meyakini bahwa

kesehatan merupakan hal yang penting. Tn.S mempunyai

kebiasaan mencuci tangan sebelum makan dan menggosok gigi

sebelum tidur.

V. FUNGSI KELUARGA

1. Fungsi Biologis

Jumlah anak yang dimiliki Tn. S adalah 2 anak. 1 anak laki-laki

dan 1 anak perempuan.

2. Fungsi Psikologis

Tn.S tidak merasa kesepian karena selalu dihibur istri dan

anaknya.

3. Fungsi Sosialisasi

Interaksi Tn.S dan anak anaknya terjalin dengan sangat baik,

saling mendukung, bahu membahu, dan saling ketergantungan

masing masing anggota keluarga masih memperhatikan dan

menerapkan sopan santun dalam berperilaku

4. Fungsi Ekonomi

Tn.S memenuhi kebutuhan hidup sehari hari dari uang hasil

pekerjaannya. Selain itu Tn.S menyediakan dana khusus untuk

kesehaan dan mampu menyisihkan pendapatan untuk keperluan

yang tidak terduga.

5. Fungsi Pendidikan
21

Klien menyekolahkan anaknya sampai pendidikan Perguruan

Tinggi

VI. STRES DAN KOPING KELUARGA

1. Stressor jangka pendek dan jangka Panjang

Stresor jangka pendek : Covid-19, Krisis uang

Stresor jangka panjang : Tn.S mengatakan tidak pernah

mengalami stressor jangka panjang.

2. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor

Untuk stress jangka pendek, keluarga mengaku cemas, tidak bisa

tidur. Meskipun demikian Tn.S berusaha untuk tetap tenang.

Strategi koping yang digunakan bila ada permasalahan, Tn.S

berusaha untuk selalu menyelesaikan sendiri atau berdiskusi

bersama istrinya.

3. Strategi adaptasi disfungsional

Keluarga tidak pernah menggunakan kekerasan, perlakuan kejam

kepada anaknya dan tidak memberikan ancaman ancaman dalam

menyelesaikan masalah.

4. Harapan keluarga

Tn. S berharap ia dan anak anaknya serta keluarganya sehat dan

keluarga juga berharap petugas kesehatan dapat memberikan

pelayanan yang baik, tepat, dan cepat kepada siapa saja yang

membutuhkan. Tidak membeda bedakan seseorang dalam

memberikan pelayanan kesehatan, miskin maupun kaya.


22

VII. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG

No Nama organ tanda-tanda vital


Tanda-Tanda Vital Tn. S

1. TD : 130/90
N : 90 x/menit
RR : 20x/mnt S : 37°C
2. Kepala:
a.Rambut Lurus, hitam, pendek, halus, bersih

b. Mata Simetris,konjungtiva ananemis,


pupil isokor, sclera anikterik

c. Hidung Lubang hidung simetris, tidak ada


secret, tidak ada lesi

d. Mulut dan gigi Bibir lembab, bibir hitam.


Gigi sedikit kuning, gigi berlubang.

e. Leher Warna coklat, tidak ada pembesaran


kelenjar tyroid, tidak ada distensi
vena jugularis.

Thorax

a. Paru Bentuk dada simetris, ekspansi dada


simetris.
23

b. Abdomen Warna kulit coklat, tidak ada acites,


dinding perut lebih rendah dari
dinding dada

c. Ekstremitas Anggota gerak lengkap, Tidak ada


luka/bekas luka, tidak ada edema
3. pada ekstremitas atas dan bawah,
kekuatan otot

5 5

5 5

d. Integument Warna Kulit coklat, sedikit kering,

VIII. ANALISA DATA

MASALAH MASALAH
DATA KEPERAWATAN
KESEHATAN

DS : - pasien mengatakan Ketidakmampuan Nyeri Akut


Nyeri ulu hati bila menahan rasa sakit
terlambat makan, pusing,
mual dan terkadang ingin
muntah
DO : tampak meringis,
skala nyeri 5
DS : Pasien mengatakan Ketidaksanggupan Ketidakseimbangan
jarang sarapan pagi keluarga merawat Nutrisi : kurang dari
DO : sakit ulu hati, mual anggota yang sakit kebutuhan tubuh
dan terkadang ingin
muntah
24

DS : Pasien jarang Ketidakmampuan Risiko defisien volume


minum air putih , lebih keluarga dalam cairan
sering kopi melaksanakan
DO : pasien tampak tugas-tugas
dehidrasi kesehatan

DS : Pasien mengatakan Ketidaksanggupan Ansietas


sering merasa khawatir mengatasi masalah
dan tentang penyakitnya kesehatan
DO : Pasien tampak
gelisah
DS: Pasien Mengatakan Ketidaksanggupan Disfungsi Mobilitas
nyeri bagian perut dan mengenal masalah Gastrointestinal
merasa mual. kesehatan
DO: Pasien tampak pucat

IX. SKORING
1. Nyeri akut pada keluarga Tn.S khususnya Tn.S berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah
Tabel :
25

2. Ketidakseimbangan Nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh pada

keluarga Tn.S khususnya Tn.S berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit

Tabel:

3. Resiko defisien volume cairan pada keluarga Tn S khususnya Tn

S berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam

melaksanakan tugas-tugas kesehatan.

Tabel:
26

4. Ansietas pada keluarga Tn S khususnya Tn S berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan.

No. Kriteria Perhitungan Score


1. Sifat masalah Skor x bobot = 1
Skala : - Aktual 3x1
- Risiko Angka tertinggi
- Potensial 3

2. Kemungkinan masalah Skor x bobot = 1


diubah : 1x2
- Dengan mudah Angka tertinggi
- Hanya sebagian 2
- Tidak dapat
3. Potensi masalah untuk Skor x bobot = 2/3
dicegah 2x1
- Tinggi Angka tertinggi
- Cukup 3
- Tidak Dapat
4. Menonjolnya masalah : Skor x bobot = 1/2
27

- Masalah berat 1x1


harus ditangani Angka tertinggi
- Masalah tidak 2
perlu segera
ditangani
- Masalah tidak
dirsakan
Score Total 3

5. Disfungsi mobilitas gastrointestinal keluarga Tn.S khususnya

Tn.S berhubungan dengan ketidakmampuan mengenal masalah

kesehatan.

No. Kriteria Perhitungan Score


1. Sifat masalah Skor x bobot = 2/3
Skala : - Aktual 2x1
- Risiko Angka tertinggi
- Potensial 3

2. Kemungkinan masalah Skor x bobot = 1


diubah : 1x2
- Dengan mudah Angka tertinggi
- Hanya sebagian 2
- Tidak dapat
3. Potensi masalah untuk Skor x bobot = 2/3
dicegah 2x1
- Tinggi Angka tertinggi
- Cukup 3
- Tidak Dapat
4. Menonjolnya masalah : Skor x bobot = 1/2
- Masalah berat 1x1
28

harus ditangani Angka tertinggi


- Masalah tidak 2
perlu segera
ditangani
- Masalah tidak
dirsakan
Score Total 3

X. PRIORITAS MASALAH

a. Nyeri akut pada keluarga Tn.S khususnya Tn.S berhubungan


dengan ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah
b. Ketidakseimbangan Nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh pada

keluarga Tn.S khususnya Tn.S berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.

c. Resiko defisien volume cairan pada keluarga Tn S khususnya Tn S

berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam

melaksanakan tugas-tugas kesehatan.

d. Ansietas pada keluarga Tn S khususnya Tn S berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan.

e. Disfungsi mobilitas gastrointestinal keluarga Tn.S khususnya

Tn.S berhubungan dengan ketidakmampuan mengenal masalah

kesehatan.

XI. DIAGNOSA KEPERAWATAN

a. Nyeri akut pada keluarga Tn.S khususnya Tn.S berhubungan

dengan ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah.


29

b. Ketidakseimbangan Nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh pada

keluarga Tn.S khususnya Tn.S berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.

c. Resiko defisien volume cairan pada keluarga Tn S khususnya Tn S

berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam

melaksanakan tugas-tugas kesehatan.

d. Ansietas pada keluarga Tn S khususnya Tn S berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan.

e. Disfungsi mobilitas gastrointestinal keluarga Tn.S khususnya Tn.S

berhubungan dengan ketidakmampuan mengenal masalah

kesehatan.

XII. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Diagnosa Keperawatan Tujuan


Intervensi
Keluarga Umum Khusus
Nyeri akut pada keluarga Setelah dilakukan - setelah 1. Kaji nyeri,
Tn.S khususnya Tn.S pertemuan selama 3x dilakukan termasuk
berhubungan dengan 45 menit, klien dapat kunjungan 1x45 lokasi,lamanya
ketidakmampuan mengenal masalah mnt keluarga ,intensitas
keluarga dalam mengenal kesehatan yang mampu (skala 0- 10)
masalah. dialami mengenal selidiki dan
masalah gastritis laporkan
- setelah 1x45 mnt perubahan
keluarga mampu nyeri dengan
mengambil tepat.
keputusan untuk 2. Pertahankan
merawat pasien istirahat dengan
posisi semi –
fowler
30

3. Dorong
ambulasi dini.
4. Berikan aktivitas
hiburan
Ketidakseimbangan Setelah dilakukan - -Setelah 1. Timbang berat
Nutrisi : kurang dari pertemuan selama dilakukan badan sesuai
kebutuhan tubuh pada 3x 45 menit, kunjungan 1x45 indikasi
keluarga Tn.S khususnya klien dapat mengenal - Menit keluarga 2. Auskultasi bising
Tn.S berhubungan masalah kesehatan mampu usus
dengan ketidakmampuan yang dialami mengenal, 3. Berikan makanan
keluarga merawat memutuskan dan dalam jumlah
anggota keluarga yang merawat anggota sedikit tapi sering
sakit. keluarga dengan dan teratur.
ketidakseimbang 4. Konsultasi
a n nutrisi dengan ahli gizi.
kurang dari
kebutuhan
- - Setelah
dilakukan
kunjungan 1x45
mnt keluarga
mampu
mengambil
keputusan untuk
mengatasi
kondisi
ketidakseimbanga
n nutrisi kurang
dari kebutuhan
tubuh
Resiko defisien volume Setelah dilakukan - Setelah dilakukan 1. Catat
tindakan keperawatan kunjungan 1x45 karakteristik
31

cairan pada keluarga Tn S selama 3x45 menit, mnt keluarga muntah atau
tidak ada tandatanda mampu mengenal, drainase
khususnya Tn S
dehidrasi memutuskan dan 2. Monitor tanda
berhubungan dengan
merawat vital
ketidakmampuan anggota 3. Awasi masukan
- keluarga dengan dan haluaran
keluarga dalam
defisien volume dihubungkan
melaksanakan tugas-
cairan dengan
tugas kesehatan. - - Setelah perubahan berat
dilakukan badan. Ukur
- kunjungan 1x45 kehilangan darah
mnt keluarga atau cairan
mampu mengambil melalui muntah.
keputusan untuk 4. Pertahankan tirah
mengatasi kondisi baring, mencegah
defisien volume 5. Muntah dan
cairan tegangan saat
defekasi

Ansietas pada keluarga Setelah dilakukan - Setelah dilakukan 1. Gunakan


pertemuan selama kunjungan 1x45 pendekatan
Tn S khususnya Tn S
3x 45 menit, - Menit keluarga yang
berhubungan dengan klien dapat mengenal mampu mengenal, menenangkan
ketidakmampuan masalah kesehatan memutuskan dan 2. Temani pasien
yang dialami merawat anggota untuk
keluarga dalam mengatasi
keluarga dengan mendukung
masalah kesehatan.
ansietas keamanan dan
- Setelah dilakukan menurunkan
kunjungan 1x45 rasa takut
mnt keluarga 3. Dorong pasien
mampu untuk
mengambil mengungkapkan
32

keputusan untuk perasaa,


mengatasi ketakutan dan
masalah ansietas persepsi
4. Libatkan
keluarga untuk
mendampingi
klien

Disfungsi mobilitas Setelah dilakukan - Setelah dilakukan 1. Memonitor TTV


pertemuan selama kunjungan 1x45 2. Memonitor status
gastrointestinal
3x45 menit,klien dapat - Menit keluarga cairan dan
keluarga Tn.S
mengenal masalah mampu mengenal, elektrolit
khususnya Tn.S kesehatanyangdialami. memutuskan dan 3. Catat intake dan
merawat anggota output secara
berhubungan dengan
keluarga dengan akurat
ketidakmampuan Disfungsi 4. Kaji tanda-tanda
mengenal masalah Motilitass Gangguan
Gastrointestinal keseimbangan
kesehatan.
- Setelah dilakukan cairan dan
kunjungan 1x45 elektrolit
mnt keluarga 5. Kolaborasi
mampu mengambil dengan ahli gizi
keputusan untuk jumlah kalori dan
mengatasi masalah jumlah zat gizi
Disfungsi yang dibutuhkan
Motilitass
Gastrointestina
33

XIII. IMPLEMENTASI
No.
Tgl Diagnosa keperawatn Implementasi TTD
DX
10 Nyeri akut pada keluarga 1. mengkaji nyeri, termasuk
Maret Tn.S khususnya Tn.S lokasi, lamanya,
2021 berhubungan dengan intensitas (skala 0-10)
ketidakmampuan keluarga selidiki dan laporkan
1 dalam mengenal masalah. perubahan nyeri dengan
tepat.
2. Mempertahankan istirahat
dengan posisi semi –
fowler
Ketidakseimbangan 1. mentimbang berat badan
Nutrisi : kurang dari sesuai indikasi
kebutuhan tubuh pada 2. meauskultasi bising usus
keluarga Tn.S khususnya
2 Tn.S berhubungan
dengan ketidakmampuan
keluarga merawat
anggota keluarga yang
sakit.
Resiko defisien volume 1. mencatat karakteristik
cairan pada keluarga Tn S muntah atau drainase
khususnya Tn S berhubungan 2. Memonitor tanda vital
3 dengan ketidakmampuan
keluarga dalam
melaksanakan tugas-tugas
kesehatan.
34

1. Ansietas pada keluarga 1. Menggunakan


pendekatan yang
Tn S khususnya Tn S
menenangkan
berhubungan dengan
2. Menemani pasien untuk
4
ketidakmampuan mendukung keamanan
dan menurunkan rasa
keluarga dalam mengatasi
takut
masalah kesehatan

Disfungsi mobilitas 1. Memonitor TTV


2. Memonitor status
gastrointestinal keluarga
cairan dan elektrolit
Tn.S khususnya Tn.S

5 berhubungan dengan

ketidakmampuan

mengenal masalah

kesehatan.

11 Nyeri akut pada keluarga 1. Mendorong ambulasi


Maret Tn.S khususnya Tn.S dini.
2022 berhubungan dengan 2. Memberikan aktivitas
1
ketidakmampuan hiburan
keluarga dalam mengenal
masalah
Ketidakseimbangan 1. memberikan makanan
Nutrisi : kurang dari dalam jumlah sedikit
kebutuhan tubuh pada tapi sering dan teratur.
keluarga Tn.S khususnya 2. mengkonsultasi
2 Tn.S berhubungan denganahli gizi.
dengan ketidakmampuan
keluarga merawat
anggota keluarga yang
sakit.
35

Resiko defisien volume 1. meawasi masukan dan


cairan pada keluarga Tn S haluaran dihubungkan
khususnya Tn S dengan perubahan berat
berhubungan dengan
badan. Ukur kehilangan
ketidakmampuan keluarga
darah atau cairan melalui
3 dalam melaksanakan tugas-
muntah.
tugas kesehatan.
2. mempertahankan tirah
baring, mencegah
muntah dan tegangan
saat defekasi
1. Ansietas pada keluarga 1. Mendorong pasien untuk
mengungkapkan perasaa,
Tn S khususnya Tn S
ketakutan dan persepsi
berhubungan dengan
2. Melibatkan keluarga
4
ketidakmampuan untuk mendampingi klien

keluarga dalam mengatasi

masalah kesehatan.

Disfungsi mobilitas 1. Mencatat intake dan


output secara akurat
gastrointestinal keluarga
2. Mengkaji tanda-tanda
Tn.S khususnya Tn.S
Gangguan keseimbangan

5 berhubungan dengan cairan dan elektrolit

ketidakmampuan

mengenal masalah

kesehatan.

12 Nyeri akut pada keluarga 1. Menjelaskan kepada


Maret Tn.S khususnya Tn.S pasien dan keluarga
2022 1 berhubungan dengan penyebab periode dan
ketidakmampuan pemicu nyeri
keluarga dalam mengenal
36

masalah. 2. Menjelaskan strategi


meredakan nyeri
Ketidakseimbangan 1. Mengidentifikasi
Nutrisi : kurang dari kebutuhan kalori dan
kebutuhan tubuh pada jenis nutrisi
keluarga Tn.S khususnya 2. Memberikan
2 Tn.S berhubungan suplemen makanan.
dengan ketidakmampuan
keluarga merawat
anggota keluarga yang
sakit.
Resiko defisien volume 1. Menghitung kebutuhan
cairan pada keluarga Tn S cairan tiap harinya
khususnya Tn S 2. Mengamati tanda-tanda
3 berhubungan dengan dehidrasi.
ketidakmampuan keluarga
dalam melaksanakan tugas-
tugas kesehatan.
Ansietas pada keluarga Tn 1. Menjelaskan kepada
S khususnya Tn S keluarga pasien tentang
berhubungan dengan cara mengontrol rasa
ketidakmampuan keluarga cemas pada pasien
dalam mengatasi masalah 2. Mengajarkan dan
4
kesehatan. mendorong pasien untuk
menggunakan relaksasi
atau distraksi dalam
menurunkan tingkat
ansietas
Disfungsi mobilitas 1. Menjelaskan kepada
keluarga pasien tentang
5 gastrointestinal keluarga
mengkaji tanda-tanda
Tn.S khususnya Tn.S
37

berhubungan dengan Gangguan keseimbangan


.cairan dan elektrolit
ketidakmampuan
2. Mekolaborasi dengan
mengenal masalah
ahli gizi jumlah kalori
kesehatan. dan jumlah zat gizi yang
dibutuhkan.

XIV. EVALUASI
No Tgl Diagnosa Evaluasi
12 Maret Nyeri akut pada keluarga Tn.S S : Pasien mengatakan
2022 khususnya Tn.S berhubungan mengerti dengan apa yang
dengan ketidakmampuan dilakukan perawat
keluarga dalam mengenal O : klien nampak memahami
1
masalah. apa yang di terangkan perawat
A : Masalah teratasi

P : pertahankan kondisi
12 Maret Ketidakseimbangan Nutrisi : S : Pasien mengatakan
2022 kurang dari kebutuhan tubuh mengerti dengan apa yang
pada keluarga Tn.S dilakukan perawat
2 khususnya Tn.S berhubungan O : klien nampak memahami
dengan ketidakmampuan apa yang di terangkan perawat
keluarga merawat anggota A : Masalah teratasi
keluarga yang sakit P : pertahankan kondisi
12 Maret Resiko defisien volume cairan S : Pasien mengatakan mengerti
2022 pada keluarga Tn S khususnya dengan apa yang dilakukan
3 Tn S berhubungan dengan perawat
ketidakmampuan keluarga O : klien nampak memahami
apa yang di terangkan perawat
38

dalam melaksanakan tugas- A : Masalah teratasi


tugas kesehatan. P : pertahankan kondisi
12 Maret Ansietas pada keluarga Tn S S : Pasien mengatakan mengerti
2022 khususnya Tn S berhubungan dengan apa yang dilakukan
dengan ketidakmampuan perawat
keluarga dalam mengatasi O : klien nampak memahami
4 masalah kesehatan. apa yang di terangkan perawat
Dan dapat menerapakan teknik
leraksasi yang di ajarkan
A : Masalah teratasi
P : pertahankan kondisi
12 Maret Disfungsi mobilitas S : Pasien mengatakan mengerti
2022 gastrointestinal keluarga Tn.S dengan apa yang dilakukan
khususnya Tn.S berhubungan perawat
5 dengan ketidakmampuan O : klien nampak memahami
mengenal masalah kesehatan. apa yang di terangkan perawat
A : Masalah teratasi
P : pertahankan.
39

DOKUMENTASI
40
DAFTAR PUSTAKA

Anita Puri, S. (2012). Hubungan faktor stres dengan kejadian gastritis pada

mahasiswa poltekkes kemenkes tanjung karang. Jurnal Keperawatan,

VIII(1), 66–71.

Suwindri , Yulius Tiranda, W. A. C. N. (2021). FAKTOR PENYEBAB

KEJADIAN GASTRITIS DI INDONESIA : LITERATURE REVIEW.

Jurnal Keperawatan Merdeka (JKM, 1(November), 209–223.

Nanda,2016. Diagnosa Nanda (NIC dan NOC). Jakarta : Perima Medika.

Nanda,2018. Diagnosa Nanda (NIC dan NOC). Jakarta : Perima Medika

Anda mungkin juga menyukai