PENDAHULUAN
menyebabkan hal ini, yakni karena alasan medis, karena usia, atau karena
memang belum “dipercaya” untuk memiliki anak oleh Tuhan. Banyak keluarga
yang mengadopsi anak agar secepat mungkin dikaruniai anak kandung. Namun
ada juga yang mengadopsi anak untuk meringankan beban orang tua kandung si
anak, terlebih lagi jika orang tua kandung anak tersebut berasal dari keluarga yang
tidak mampu. Jika dalam perkawinan itu tidak diperoleh anak berarti tidak ada
kerabat tersebut. Oleh karena itu orang akan melakukan cara apa saja dan
Keluarga yang telah mempunyai anak kandung merasa perlu lagi untuk
anak adalah suatu tindakan mengambil anak orang lain untuk dipelihara dan
yang disepakati bersama dan sah menurut hukum yang berlaku di masyarakat
yang bersangkutan.
Dalam proses pengangkatan anak, anak tidak mempunyai kedudukan yang sah
seperti dalam dunia perdagangan dapat selau terjadi. Pengadaan uang serta
penyerahaan sebagai imbalan kepada yang punya anak dan mereka yang telah
anak yang menjadi suatu bisnis jasa komersial. Karena hal itu sudah bertentangan
Oleh karena itu siapapun yang hendak mengadopsi dan dengan alasan apapun
hendak mengasuh dan mengadopsi anak harus sesuai dengan prosedur yang diatur
dalam hukum. Hal ini untuk mencegah terjadinya Traffiking anak sebab
trafficking bukan saja persoalan penjualan anak untuk eksploitasi baik seksual
3
maupun tenaga, tetapi juga penjualan bayi yang masih dalam kandungan, dan
anak dari lingkungan kekuasaan orang tua (wali yang sah) atau orang lain yang
melalui prosedur yang benar, pemalsuan data, perdagangan anak, bahkan telah
kesejahteraan anak demi masa depan dan kepentingan terbaik bagi anak.
Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2007 ini menjelaskan bahwa bagi orang
tua yang akan mengangkat anak harus memperoleh persetujuan tertulis dari
pemerintah Republik Indonesia. Pengangkatan anak oleh orang tua tunggal hanya
dapat dilakukan setelah mendapat izin dari Menteri. Pemberian izin dapat
Kabupaten Lampung Utara, ada sebagian masyarakat yang tidak memiliki anak
dan melakukan pengangkatan anak tetapi tidak melalui izin dari Dinas Sosial dan
hanya dilakukan berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak antara pihak orang
tua kandung dengan orang tua angkat yang dibuat dengan surat kesepakatan di
bawah tangan, seperti pengangkatan anak yang dilakukan oleh Bapak Sepwanto di
Kelurahan Tanjung Aman yang mengangkat anak dari Ibu Endang. Anak tersebut
Endang mengandung anak tersebut korban pemerkosaan dan tidak memiliki biaya
Erwita Suryati beralamat di Desa Sawo Jajar I yang mengangkat anak dari adik
yang akan ditulis dalam bentuk skripsi dengan judul ”AKIBAT HUKUM
1.2.1. Permasalahan
Berdasarkan rumusan masalah, maka penelitian ini termasuk dalam ruang lingkup
pengangkatan anak.
Hukum Pidana.
2. Kegunaan praktis, hasil penelitian ini berguna sebagai bahan penelitian bidang
Hasil penelitian ini disusun dalam sebuah laporan hasil penelitian berbentuk
BAB I PENDAHULUAN, pada bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah,
penulisan.
pengertian anak dan anak angkat, dasar hukum pengangkatan anak, pengertian
BAB III METODE PENELITIAN, pada bab ini berisikan mengenai metode-
metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini, yaitu pendekatan masalah,
jenis dan sumber data, prosedur pengumpulan dan pengolahan data, serta analisis
data.
BAB V PENUTUP, bab ini merupakan bab terakhir yang berisikan kesimpulan
dari penulisan dan penelitian oleh penulis dan saran-saran penulis guna perbaikan
penelitian.