PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Hukum
(S.H) Pada Program Studi Hukum Keluarga Islam (HKI) Pada Jurusan Syariah
(STAIN MAJENE)
OLEH:
RESKI FAUZIYYAH
NIM : 20156118004
STAIN MAJENE20
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL .........................................................................………….i
DAFTAR ISI .........................................................................................…………ii
BAB I PENDAHULUAN .....................................................................………... 1
A. Latar Belakang Masalah....................................................................………... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................………... 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian..........................................................……….. .6
D. Fokus Penelitian Dan Deskripsi Fokus..............................................………...6
E. Kajian Pustaka...................................................................................………... 7
BAB II KAJIAN TEORITIS................................................................…….… 10
A. Adopsi ..............................................................................................………. 10
1. Pengertian Adopsi .........................................................................………. 10
2. Sejarah Adopsi ..............................................................................………. 13
3. Dasar Hukum ...............................................................................………. 14
4. Syarat-syarat adopsi.......................................................................………. 16
5. Tujuan pengangkatan anak.............................................................………. 17
BAB III METODOLOGI PENELITIAN...........................................………. 18
A.Jenis dan Lokasi Penelitian...............................................................………. 18
B. Pendekatan Penelitian.......................................................................………. 18
C. Sumber Data.....................................................................................………. 19
D. Teknik Pengumpulan data................................................................………. 20
E. Instrumen Penelitian........................................................................………..22
F. Teknik Pengolahan dan Analisa Data..............................................………..23
G. Pengujian Keabsahan Data..............................................................………..24
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
pengangkatan anak yang diperbolehkan dalam islam tentu saja yang memiliki arti
anak kandung.
merupakan salah satu cara untuk menolong sesama manusia, karena adopsi
dengan pengertian menangkat anak orang lain untuk diperlakukan sebagai anak
sendiri tanpa mengubah status anak tersebut menjadi anak kandung adalah adopsi
yang diperbolehkan dalam islam dan itu merupakan suatu perbutan yang sangat
mulia.
posisi anak angkat dalam keluarga tidak sama dengan anak kandung. Maka dari
itu, tidak ada hubungan khusus antara anak yang diangkat dengan orang tua
apabila kita menengok kembali kepada tujuan dari pengngkatan anak tersebut,
maka pengangkat anak dilakukan atas dasar tolong menolong sesama manusia.
1
Pengangkatan anak di Indonesia telah menjadi kebutuhan masyarakat dan
menjadi bagian dari sistem hukum kekeluargaan, oleh karena itu lembaga
keinginan alami tersebut terganjal oleh takdir dari Allah SWT. Yang mana
semuanya adalah ketetapan dari Allah SWT. Yang tidak bisa ditolak dan
dihindari. Sebagai seorang manusia hanya bisa berusaha dengan berbagai cara
untuk mencapai keinginan yang manusiawi tersebut, namun Allah lah pemberi
takdir.
Dalam bahasa arab disebut juga dengan tabanni yang diartikan dengan mengambil
anak angkat. Mengangkat anak saat ini tidak hanya untuk kepentingan orang tua
angkat saja tetapi juga untuk kepentingan anak angkat itu sendiri.
merupakan amal baik yang sangat dianjurkan sebab di dalamnya terdapat unsur
tolong menolong, maka sudah menjadi keharusan bagi orang Islam yang mampu
2
secara finansial atau orang yang belum dianugrahi anak atau siapa saja untuk
keturunan (anak), maka tujuan perkawinan dianggap telah tercapai dan proses
Masalah adopsi bukanlah sebuah masalah baru, masalah adopsi sudah ada
sejak sebelum islam datang. Sebelum diangkat menjadi Rasul, Rasulullah SAW
sendiri mengangkat Zaid bin Haritsah sebagai anak, adan bahkan zaid mendapat
panggilan sebagai Zaid bin Muhammad padahal ayah dan ibu Zaid terkenal,
untuk meluruskan prilaku orang Arab Jahiliah dalam mengangkat anak, yaitu
Surat al-Ahzab ayat 4 dan 5 yang di dalamnya berisi sebuah larangan untuk
menasabkan anak angkat kepada bapak angkat, namun anak angkat harus tetap
baru. Sejak zaman dahulu telah dilakukan pengangkatan anak dengan cara dan
alasan yang berbeda-beda, sesuai dengan keadaan hukum yang hidup serta
1
Soeryono Soekanto, Hukum Adat Indonesia, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2001), h. 251.
3
berkembang di daerah yang bersangkutan. Ada yang bermotif agar keluarga yang
tidak punya anak memperoleh anak (dijadikan anank kandung) untuk meneruskan
garis keturunannya. Ada juga yang cenderung untuk dijadikan sebagai pancingan
bagi orang tua angkatnya yang dalam waktu yang cukup lama belum dianugrahi
anak.
penyejahteraan anak baik yang berupa perlindungan terhadap dirinya kini maupun
perlindungan terhadap masa depannya nanti. Anak juga memiliki hak asasai
manusia yang wajib dijamin dan dilindungi baik oleh orang tua, masyarakat
maupun pemerintah.
yang diharapkan dapat menjadi teman bagi anak yang telah dimilikinya,sebagai
rasa belas kasihan terhadap anak terlantar, dan juga terhadap anak yatim piatu.2
2
M.Budiarto, Pengangkatan Anak DiTinjau Dari Segi Hukum, (Jakarta: Akademika
Pressindo,1985), h. 10.
4
Untuk melaksanakan ketentuan tentang pengangkatan anak sebagaimana
kesejahteraan anak, demi masa depan dan kepentingan terbaik bagi anak.
menasabkan anak angkat dengan Bapak angkatnya dan juga sudah masuk ke
dalam daftar kartu keluarga serta dalam mengangkat anak tidak diajukan ke
pengadilan. Dan selanjutnya salah satu diantara keluarga tersebut ada yang
5
B. Rumusan Masalah
Tinambung?
kec.tinambung
1. Tujuan Penelitian
2. Manfaat Penelitian
melakukan adopsi.
1. Fokus Penelitian
hukum islam.
6
2. Deskripsi Fokus
Berdasarkan judul tersebut, maka deskripsi fokus penelitian ini adalah sebagai
berikut:
b. Adopsi anak adalah mengambil anak orang lain untuk diasuh dan dididik
c. Hukum Islam atau syariat islam adalah sistem kaidah-kaidah yang didasarkan
pada wahyu Allah SWT dan Sunnah Rasul mengenai tingkah laku mukallaf
(orang yang sudah dapat dibebani kewajiban) dan diakui dan diyakini, yang
E. Kajian Pustaka
peneliti ,mengutip beberapa skripsi yang terkait dengan persoalan yang akan
diteliti sehingga akan dilihat suatu perbedaan tujuan yang akan dicapai. Penelitian
7
1. Zakiah aL-Farhani dalam skripsinya yang berjudul “Proses Pengangkatan
ilmiah yang sudah diteliti oleh Zakia al- Farhani yaitu proses
penglihatan anak dari lingkungan kekuasaan orang tua atau wali yang sah
putusan pengadilan.
Dalam karya ilmiah Zakiah al Farhani dan peneliti memiliki persamaan tema
yang sangat besar yaitu mengenai adopsi, tetapi terdapat juga perbedaan agar
tidak terjadi plagiasi, dalam penelitian yang dilakukan oleh Zakia al Farhani
2. Lenni4 dalam skripsinya yang berjudul “Adopsi dalam Hukum Islam dan
3
Skripsi Zakia al-Farhani, Proses Pengangkatan Anak (Adopsi) Dalam Preskfektif
Hukum Islam (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2011)
4
Lenni, “Adopsi dalam Persfektif Hukum Islam Dan Adat Betawi Serta Implikasinya
Terhadap Kewarisan,” (Skripsi S1 Fakultas Syariah Dan Hukum, Universitas Islam Negeri Jakarta,
2006).
8
kewarisan memiliki kesamaan, diantara anak angkat tidak mendapatkan
bagian warisan dari orang tua angkatya akan tetapi anak angkatnya diberi
bagian dalam bentuk hibah atau wasiat. Dan nasab anak angkatnya
9
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Adopsi
a.Pengertian Adopsi
Adopsi berasal dari kata adoptie bahasa Belanda, atau adopt (adoption)
dalam bahasa inggris yang berarti pengangkatan anak, mengangkat anak. Dalam
bahasa arab disebut tabanni yang menurut prof Mahmud Yunus di artikan dengan
seseorang anak dari lingkungan kekuasaan keluarga orang tua yang sah/walinya
yang sah/orang lain yang bertanggung jawab atas perawatan, pendidikan dan
tidak dapat dianggap hanya sebagai hasil kesepakatan antara para pihak semata,
suatu hubungan hukum yang sah bagi anak angkat dengan lingkungan keluarga
5
Muderis Zaini, Adopsi Suatu Tinjauan Dari Tiga Sistem Hukum (Jakarta: sinar grafika,
2002), 4.
6
Erna Sofwan Sjukrie, 1992, Lembaga Pengangkatan Anak, Mahkamah Agung RI, hlm.
17
10
perbuatan pengangkatan anak bukanlah suatu perbuatan hukum yang dapat terjadi
pada suatu saat seperti halnya dengan penyerahan barang, melainkan merupakan
kesungguhan, cinta kasih dan kesadaran yang penuh akan segala akibat dari
pengangkatan anak.
dimana status anak berubah menjadi seperti anak kandung, tidak dibenarkan
Al-Qur’an dan sunah Rasul. Hukum Islam adalah hukum yang dibuat untuk
kemaslahatan hidup manusia. Jurnal Dinamika Hukum Vol. 9 N0. 2 Mei 2009 154
dan oleh karenanya Hukum Islam sudah seharusnya mampu memberikan jalan
keluar dan petunjuk terhadap kehidupan manusia baik dalam bentuk sebagai
jawaban, terhadap suatu persoalan yang muncul maupun dalam bentuk aturan,
yang dibuat untuk menata kehidupan manusia itu sendiri. Hukum Islam dituntut
untuk dapat menjawab persoalan yang muncul sejalan dengan perkem-bangan dan
perubahan yang terjadi di masyarakat, oleh karena Hukum Islam hidup di tengah-
masyarakat tersebut.
Pengangkatan anak dalam Islam sama sekali tidak merubah hukum, nasab,
dan mahram antara anak angkat dan orang tua angkatnya. Perubahan yang terjadi
1. mengambil anak orang lain untuk diasuh dan dididik dengan penuh perhatian
dan kasih sayang, tanpa diberikan status anak kandung, kepadanya cuma ia
2. mengambil anak orang lain sebagai anak sendiri dan ia diberi status sebagai
anak kandung, sehingga ia berhak memakai nama keturunan (nasab) orang tua
angkatnya dan saling mewarisi harta peninggalan, serta hak-hak orang lain
sebagai akibat hukum antara anak angkat dan orang tua angkat.
pengertian pada nomor pertama adalah lebih sesuai dengan pengangkatan anak
yang dilandasi menurut Hukum Islam, karena tujuan pengangkatan anak hanya
dengan harapan anak tersebut terangkat derajatnya baik secara moril maupun
materiil.
7
Nasroen Haron dkk, 1996, Ensiklopedi hukum Islam, Jakarta : PT Ichtiar Baru Van
Hoeve, hlm. 29
12
b. Menurut Wahbah Al-Zuhaili pengangkatan anak (tabanni) adalah
menasbkan seorang anak kepada orang lain yang bukan nasabnya harus
dibatalkan.8
bangsa lain sebelum kedatangan islam, seperti yang dipraktikkan bangsa Yunani,
Romawi, India, dan beberapa bangsa pada zaman kuno. Dikalangan bangsa Arab
sebelum Islam (masa jahiliah) istilah pengangkatan anak dikenal dengan at-
melakukannya terhadap Zmaid Bin Haritsah, ia adalah pemuda Arab yang sejak
8
Sasmiar, “Pengangkatan Anak Ditinaju Dari Hukum Islam Dan Peraturan Pemerintah
No.54 Tahun 2007 Tentang Pengangkatan Anak”, Ilmu Hukum, (Jambi: Fakultas Hukum
Universitas Jambi), 4.
9
Wahbah al-Zuhaidi, |AL-Fiqih Al- Islami Wa al- Adilathu, juz 9, (Bairut, Dar al-Fikr
Al-Ma’ashir), h. 271.
10
Muderis Zaini, Adopsi Suatu Tinjauan Dari Tiga Sistem Hukum, (Jakarta: Sinar
Grafika, 2002), h. 53.
13
kecil telah dijadikan tawanan perang, dan dibeli oleh Khadijah sehingga ketika
Khadijah telah menikah dengan Nabi, diberikannya Zaid Bin Haritsah kepada
beliau. Setelah kabar seperti ini didengar oleh orang tua Zaid, mereka berusaha
kembali mengambil Zaid dari tangan Nabi, sehingga Nabi menawarkan pilihan
untk tetap tinggal bersama beliau atau mengikuti orangtuanya. Akan tetapi Zaid
dan mengukuhkan bahwa Zaid adalah anak Muhammad bukan anak Haritsah,
sampai akhirnya turun wahyu sebagi koreksi terhadap sikap masyarakat yang
menganggap Zaid anak Muhammad bukan zaid anak haritsah. Wahyu yang
dimaksud terdapat dalam Al-Qur’an Surah Al-Ahzab (33) ayat 4 dan 5.11
a. Surah al-Ashab
Terjemahannya:
11
M. Nuril Irfan, Nasab Dan Status anak dalam hukum islam (Jakarta: amzah, 2012), 56-
57.
14
Sebelum Rasulullah diutus menjadi Rasul, beliau mengangkat zaid ibn
haritsah sebagai anak angkatnya. Zaid adalah seorang budak ynag ditawan oleh
Khalil, seorang penduduk Tiamah, dari Tanah Syam. Zaid dibeli oleh hakim ibn
Hizam ibn Khuwailid, lalu diberikan kepada makciknya, Siti Khadijah. Khadijah
memberikan Zaid tersebut kepada Nabi, maka Nabi pun memerdekakan dia dan
sependapat menetapkan bahwa ayat ini turun berkenaan dengan Zaid Ibn
Haritsah. “ Ibn Umar menyatakan dirinya tidak pernah memanggil Zaid Ibn
Haritsah, tetapi Zaid ibn Muhammad, sehingga turun ayat yang artinya:
panggilah mereka dengan nama ayah mereka, itu lebih adil di sisi Allah.
Dalam hal pengangkatan anak, kita mengetahui apa saja yang bolebh dan
tidak boleh dilakukan oleh orang tua angkat. Untuk menghindari dari hal-hal
a. Tidak memutuskan hubungan darah an tara anak yang diangkat dengan orng
b. Anak angkat tidak berkedudukan sebagai ahli waris dari orang tua angkat,
melainkan tetap sebagai ahli waris dari orang tua kandungnya, demikian
12
Departemen Agama RI, An Nur Al Quran Terjemah (Bandung: Fokusmedia, 2010),
418.
13
Muderis Zaini, Adopsi Suatu Tinjaun Tiga Sistem Hukum, h. 54.
15
juga orang tua angkat tidak berkedudukan sebagai ahli waris dari anak
angkatnya.
c. Hubungan keharta bendaan antara anak angkat dengan orang tua angkatnya
d. Anak angkat tidak boleh mempergunakan nama orang tua angkatnya secara
e. Orang tua angkat tidak dapat bertindak sebagai wali dalam perkawinan
f. Anatara anak yang diangkat dengan orang tua angkat seharusnya sama-sama
orang yang beragama islam, agar sianak tetap pada agama yang dianutnya.
pangan layaknya anak kandung sendiri. Adapun dalam hal nasab, anak tersebut
nasaabnya tetap pada ayah kandungnya karena antara anak angkat dengan orang
tua angkat tidak ada sama sekali hubungan nasab yang dapat mempunyai hak
keluarga yang tidak mempunyai anak kandung. Disamping itu maksud dari
14
Yusuf Qardhawi, Halal dan Haram Dalam Islam, (Surakarta: Era Intermedia, 2005), h.
319.
16
pengangkatan anak disini adalah unruk mempertahankan ikatan perkawinan
perkembangan motivasi dari pengangkatan anak kini telah berubah yakni demi
pengangkatan anak merupakan salah satu solusi bagi pasangan suami istri yang
belum atau tisak dikaruniai anak. Dengan harapan kehidiupan rumah tangga
akan berjalan harmonis karena salah satu unsur keluarga telah terpenuhi. 15 Sedan
gkan menurut Musthofa Sy. Secara garis besar ada dua tujuan utama
terbaik bagi anak.16 Lebih dari itu, tujuan pengangkatan anak yang dikehendaki
oleh al-Qur’an dan Hadits di atas lebih pada aspek tolong menolong kepada
sesama manusia, khususnya bagi mereka yang kurang mampu. Tujuan ini
setidaknya dimotivasi oleh firman Allah SWT. dalam Q.S. al-Maidah [5]: 32
15
Andi Syamsu Alam dan M. Fauzan, Hukum, 30.
16
Musthofa Sy, Pengangkatan, hlm. 42
17
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
yang akan dibahas dan gambaran dari masalah tersebut secara jelas dan akurat.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis menggunakan dua jenis metode penelitian
gambaran yang terorganisir dengan baik dan lengkap mengenai unit sosial
tersebut.17
primer.
B. Pendekatan Penelitian
berikut:
17
Edi Kusnadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Ramayana Pers, 2008), h. 19.
18
1. Pendekatan Teoretis, pendekatan ini dapat digunakan untuk memahami
C. Sumber data
primer dapat diartikan sebagai sumber data yang diperoleh langsung dari
sumber data asli. Adapun sumber data primer dalam karya ilmiah ini
18
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2006), h. 114
19
Husein Umar, Metodologi Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis, ( Jakarta:
Rajagrafindo Persada, 2009), h.42.
19
orang lain ataupun dokumen.20 Sumber data sekunder juga dapat
akan menghasilkan data sekunder atau disebut juga data tersedia. Adapun
data sekunder dalam karya ilmiah ini berupa, buku-buku yang berkaitan
untuk perbaikan.
data berupa:
1. Observasi
20
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif , Kualitatif,dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2014), h. 137.
21
W.Gulo, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT. Grasindo, 2005), h. 110. .
20
Tahap observasi, dimana dilakukan untuk memperoleh gambaran yang
bersifat umum dan relatif menyeluruh, tentang apa yang tercakup di dalam
2. Wawancara
3. Dokumentasi
22
Salim, & Syahrum, Metodologi Penelitian Kualitatiif, (Bandung: Ciptapusaka Media,
2012), h. 119
23
W.Gulo, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT. Grasindo, 2005), h. 110.
24
Riduawan,Metode & Teknik Penyusunan Tesis.(Bandung: Alfabeta, 2006), hal. 105
21
peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, data yang rilevan
Kecamatan Tinambung.
E. Instrument Penelitian
22
Instrumen kedua yang merupakan instrumen penunjang dalam
penelitian.
pengantar.25
25
Ihwan Wahid Minu, Peranan Zakat Dalam Penanggulangan Kemiskinan Kota
Makassar (studi kasus baznas kota makassar) (Tesis, Program Pasca Sarjana UIN Alauddin
Makassar, 2017), h.31
23
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini merujuk
Adapun bentuk yang lazim digunakan pada data kualitatif terdahulu adalah
menyimpang.
24
Untuk menguji keabsahan data yang didapat sehingga benar-benar
melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif. Hal ini
kejenuhan.
25
26