Anda di halaman 1dari 8

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK STIMULUS SENSORIK

MENULIS DI GRIYA LANSIA KARAWANG

(Tugas Ini Bertujuan Untuk Menyelesaikan Tugas Keperawatan Gerontik)

Disusun Oleh Kelompok 3

Afriyani sri Agustin 0101019002

Alfiah lestari 0101019004

Darmi antika 0101019017

Dede ardiansyah 0101019019

Khusnul khazizah 0101019030

AKADEMI KEPERAWATAN BHAKTI HUSADA CIKARANG


BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) merupakan salah satu terapi modalitas sebagai bentuk
psikoterapi yang dilakukan oleh sekelompok klien dengan jalan berdiskusi satu sama lain
yang dipimpin dan diarahkan seorang terapis atau petugas kesehatan jiwa yang terlatih. Salah
satu jenis terapi aktivitas kelompok untuk klien gangguan interaksi sosial menarik diri adalah
terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori. Terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori
adalah upaya menstimulasi semua pancaindra (sensori) agar memberi respon yang adekuat.
(Kelliat B.A Akemat 2014). Terapi ini diberikan karena klien tidak mampu berespon dengan
lingkungan sosialnya.
Kerusakan interaksi sosial merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan
orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain atau suatu tindakan melepaskan diri
baik perhatian maupun minatnya terhadap lingkungan sosial secara langsung (Rawlins,
2003). Kerusakan interaksi sosial terjadi apabila individu menemukan kesulitan dalam
membina hubungan secara terbuka dengan orang lain. Pemutusan proses hubungan terkait
erat dengan ketidakpuasan individu terhadap proses hubungan yang disebabkan oleh
kurangnya peran serta dan tidak mampu berespon dengan lingkungan sosialnya, kondisi ini
dapat mengembangkan rasa tidak percaya diri dan keinginan menghindar dari orang lain.
Apabila tingkah laku tersebut tidak segera ditanggulangi dapat menyebabkan klien
mengalami gangguan jiwa yang lebih berat seperti munculnya halusinasi, risiko mencederai
diri dan orang lain dan penurunan minat kebutuhan dasar psikologis. Asuhan keperawatan
klien dengan kerusakan interaksi sosial dilakukan dengan pendekatan individu dan
pendekatan kelompok. Hal ini dapat dilakukan terapi aktivitas kelompok, penggunaan
kelompok dalam praktek keperawatan jiwa memberikan. dampak positif dalam upaya
pencegahan kekambuhan serta pemulihan harga diri klien selama dirawat di Rumah Sakit.
Dinamika kelompok membantu klien meningkatkan perilaku adaptif serta mengurangi
perilaku maladaptif.
Berdasarkan uraian diatas penggunaan terapi aktivitas kelompok dapat memberikan
dampak positif dan dapat membantu klien meningkatkan perilaku adaptif serta mengurangi
perilaku maladaptif terutama pada pasien dengan kerusakan interaksi sosial yang salah
satunya disebabkan oleh ketidakmampuan berespon dengan lingkungan sosialnya.

Salah satu terapi aktivitas kelompok yang mempunyai tujuan agar klien mampu
memberikan respon dan dapat mengekspresikan perasaan adalah terapi aktivitas kelompok
stimulasi sensori. Dengan terapi aktivitas kelompok stimulasi senson klien dapat
menggunakan semua panca inderanya untuk merespon stimulus yang diberikan, sehingga
klien dapat memberi respon yang adekuat, dengan kemampuan memberi respon terutama
terhadap lingkungan diharapkan klien mampu meningkatkan hubungan sosial dengan orang
lain.
B. Rencana keperawatan
1. Diagnosa keperawataan
Isolasi sosial dan harga diri rendah
2. Tujuan Umum
Klien mampu mengekspresikan perasaan dan harapan melalui music
3. Tujuan Khusus
a. Klien dapat menggambarkan perasaan melalui music
b. Terjadi peribahan perilaku adaptif sesuai yang diinginkan
c. Klien dmampu menyampaikan perasaan tentang manfaat dari kegiatan TAK
stimulus sensosik yang dilakukan
BAB II
SISTEMATIKA KEGIATAN

A. Kriteria Klien
Semua lansia di Griya Lansia Karawang
B. Pelaksanaan
Hari/ Tanggal : rabu / 6 april 2022
Waktu : 09.00 WIB
Tempat : taman
C. Rencana Kegiatan
1. Kegiatan : mendengarkan
2. Materi : menggambarkan perasaan melalui music
3. Media : musik, lembar balik
4. Denah ruang pertemuan

Keterangan :

= Terapis/ Perawat

= Peserta /lansia

D. Susunan Kepantian Dan Uraian Tugas

Moderator + Instruktur = Dede Ardiansyah


Penyaji + Instruktur = Afriyani Sri Agustin
Fasilitator + Instruktur = Khusnul Khazizah
Notulen + Instruktur = Darmi Antika
Dokumentasi + Instruktur = Alfiah Lestari
E. Uraian Tugas diantaranya :
Moderator = Memipin jalannya acara kegiatan
Penyaji = Menyampaikan materi tentang penyakit hipertensi secara singkat
Instruktur = Mengajarkan para lansia untuk senam lansia dengan hiepertensi
Notulen = Membuat notulen mulai dari perencanaan, persiapan, pelaksanaan,
evaluasi dan pelaporan.
Fasilitator = Mengarahkan dan membantu klien dalam melakukan senam
Dokumentasi = Mendokumentasi jalannya kegiatan.

F. Susunan Acara
No Langkah-langkah Waktu Kegiatan Mahasiswa Kegiatan
Sasaran
1 Pembukaan 5 menit Memberi salam. Memperhatikan
Memperkenalkan diri. Menjawab
Menjelaskan maksud dan salam
tujuan.
2 Penjelasan 5 menit Pejelasan aturan main Mengikuti
kegiatan
penyuluhan
sampai selesai
3 Demontrasi dengan music 20 menit Melakukan demontrasi Peserta ikut
dengan menyalakan berperan aktif
music dalam
mendengarkan
music
4 Evalusia 5 menit Moderator menanyakan Memberikan
perasaan peserta dan pertanyaan
menulisnya dalam kertas tentang
yang dibagi perasaannya
setelah
mendgarkan
music
5 Penutup 5 menit Memberi salam Menjawab
salam
G. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Peserta sudah diberitahu satu hari sebelumnya
b. Media sudah disiapkan
c. Materi sudah siap
d. Satuan acara sudah disiapkan
2. Evaluasi proses
a. Klien kooperatif saat mendengarkan materi yang disampaikan
b. Klien memperhatikan saat terapis mendemonstrasikan mendengarkan music
dilakukan
3. Evalusia Hasil
a. Peserta berjumlah 5 orang
b. Klien mampu memahami tentang perasaan diri sendiri
c. Klien mampu menggambarkan dan menilis tentang perasaannya
BAB III
MATERI PENYULUHAN

1. Terapi aktivitas kelompok Stimulasi sensori adalah upaya untuk menstimulasi semua
pancaindera (sensori) agar memberi respon yang adekuat (Keliat, 2009)
2. Terapi aktivitas kelompok:stimulasi sensori merupakan aktivitas yang digunakan untuk
memberikan stimulasi pada sensori klien, kemudian diobservasi reaksi sensori klien
berupa ekspresi emosi atau perasaan melalui gerakan tubuh, ekspresi muka, ucapan.
Terapi aktivitas kelompok untuk menstimulasi sensori pada penderita yang mengalami
kemunduran fungsi sensoris.
Teknik yang digunakan meliputi fasilitas penggunaan pancaindera dan kemampuan
mengekpresikan stimulus baik dari internal maupun eksternal (Purwaningsih, 2009). Jadi,
terapi stimulasi sensori merupakan jenis terapi dengan menstimulasi sensori klien untuk
mendapatkan reaksi emosi atau perasaan melalui gerakan tubuh, ekspresi, dan ucapan.
AKTIVITAS DAN INDIKASI
Klien yang mempunyai indikasi TAK-Stimulasi Sensori adalah klien isolasi sosial, menarik
diri, harga diri rendah yang disertai dengan kurang komunikasi verbal. Aktivitas Stimulasi
sensori dapat berupa stimulus terhadap penglihatan, pendengaran dan lain-lain, seperti
gambar, video. tarian, dan nyanyian.
Hal yang harus diperhatikan:
1. Jika klien pergi atau meninggalkan ruangan terapis mengingatkan kontrak yang telah
disepakati.
2. Jika pasien diam fasilitator membujuk klien untuk berbicara jika klien tetap tidak mau
berbicara terapis atau leader meningkatkan motivasi klien dengan mengatakan " Yang
lain bisa pasti Bapak bias
3. Jika klien melakukan hal-hal yang tidak di inginkan (amuk, Mengganggu pasien lain.
ribut) terapis mengingatkan tentang aturan permainan.
DAFTAR PUSTAKA
https://mimbaruntan.com/pentingnya-terapi-stimulasi-sensorik-pada-lansia-citizen-reporter/
Arifin. Yasir. 2009. Terapi Kelompok. 23 Mei 2009. Arifin Yasir: Blog (Diakses 04 april 2022)
http://httpyasirblogspotcom.blogspot.com/2009/05/terapi
http://kumpulanmaterikeperawatan.blogspot.com/2011/05/laporan terapi-aktivitas
kelompok.html

Anda mungkin juga menyukai