“EL-SYIFA”
Jl. R.E. Martadinata No. 108 Ancaran- Kuningan – Jawa Barat
Telp. ( 0232 ) 876240 Fax. 876240
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Pernyataan Tujuan
Tujuan dari bab ini adalah untuk:
• Memberikan gambaran tentang program pelatihan triase dan menekankan peran pelatihan
dalam mengoptimalkan konsistensi dalam melakukan triase
• Mendiskusikan tujuan sistem triase dalam konteks pemberian pelayanan kesehatan pada fase
akut.
1.2 Hasil Pembelajaran
Setelah menyelesaikan bab ini, peserta akan memiliki pemahaman yang jelas tentang
tujuan program pelatihan triase dan strukturnya serta bagaimana system triage ini dapat
diterapkan di tempat kerja peserta.
Peserta juga akan mengembangkan apresiasi tentang pembangunan nasional dan
internasional yang membentuk dasar dari triage di instalasi gawat darurat di Australia. Mereka
juga akan dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi konsistensi pelaksanan triase
dalam konteksnya.
1.3 Tujuan Pembelajaran
• Menyebutkan tujuan dan kegunaan sistem triase di UGD.
• Mampu membedakan tujuan system triage militer dengan sistem triage bencana dengan system
triage di Instalasi gawat darurat.
• Mendefinisikan “urgensi”
• membuat perbedaan antara konsep urgensi, keparahan dan kompleksitas penyakit dan cedera.
• Membandingkan dan membedakan kategori dasar dari Australasian Triage Scale (ATS) dengan
Canadian Triage and Actuity scale (CTAS), Manchester Triage Scale (MTS), dan Emergensi
Severity Index (ESI).
Kata Kunci
• Sebuah sistem triase adalah merupakan struktur penting dimana semua pasien yang datang
diprioritaskan menggunakan skala peringkat yang terstandar.Tujuan dari sistem triase adalah
untuk memastikan bahwa tingkat perawatan gawat darurat yang diberikan sesuai dengan
kriteria klinis.
• 'Urgensi' ditentukan menurut kondisi pasien pada saat datang di UGD.
1
RUMAH SAKIT UMUM
“EL-SYIFA”
Jl. R.E. Martadinata No. 108 Ancaran- Kuningan – Jawa Barat
Telp. ( 0232 ) 876240 Fax. 876240
• Sebuah skala triase lima tingkat adalah metode yang valid dan dapat diandalkan untuk
mengelompokkan pasien di UGD.
• Program ini bagian dari pembentukan strategi nasional yang bertujuan untuk mengoptimalkan
konsistensi triase menggunakan ATS.
partemn Kesehatan dan Penuaan - Darurat Triage Kit Pendidikan
1.42Isi Program
Program ini bertujuan untuk memberikan pendekatan nasional yang konsisten dalam
memberikan pelatihan kepada perawat sebelum bertugas sebagai perawat triase, khususnya
konsistensi dari penerapan Australasian Triage Scale (ATS).
Strategi dari program pelatihan ini adalah mengintegrasikan bukti (evidence ) menjadi
serangkaian paket pelatihan. Materi pelatihan ini digunakan untuk melakukan triase oleh klinisi
di Instalasi gawat darurat rumah sakit dan mereka yang bekerja di pelayanan kesehatan daerah
terpencil dan pedesaan yang membuat keputusan triage sebagai bagian dari peran mereka dalam
pelayanan kesehatan
Program ini memberikan strategi pengajaran untuk membantu para pendidik dalam
penyampaian pelatihan triase khususnya untuk perawat di instalasi gawat darurat yang sudah
berpengalaman.Daerah pedesaan dan terpencil materi ini dapat digunakan sebagai materi
pembelajaran mandiri.
2
RUMAH SAKIT UMUM
“EL-SYIFA”
Jl. R.E. Martadinata No. 108 Ancaran- Kuningan – Jawa Barat
Telp. ( 0232 ) 876240 Fax. 876240
Tiap bab terdiri dari ringkasan poin kunci yang terkait dengan topik, rencana
pembelajaran, kegiatan belajar dan daftar pustaka , termasuk bahan yang dapat diakses melalui
internet, pembahasan tentang lieratur berbasis bukti, artikel penelitian dan tulisan opini dari para
ahli. Ringkasan dari setiap materi kepustakaan juga diberikan, untuk menunjukkan bagaimana
materi pelatihan ini dapat digunakan untuk memberikan pelatihan dan / atau praktek.
* Klinisi didefinisikan sebagai perawat terdaftar atau praktisi medis yang melakukan
triase.Depaen Kesehatan dan Penuaan - Darurat Triage Kit Pendidikan3
Implementasi program
Proses untuk mengimplementasikan program meliputi langkah-langkah berikut:
1. Pemilihan peserta yang tepat.
Pemilihan peserta yang diperbolehkan mengikuti program pelatihan ditentukan
berdasarkan kebijakan dan peraturan yang berlaku di rumah sakit tersebut akan. Organisasi
pelaksana pelatihan akan bertanggung jawab untuk menetapkan kriteria yang
berhubungan dengan tingkat pengalaman peserta di instalasi gawat darurat dan kualifikasi yang
dibutuhkan untuk mengikuti program pelatihan ini.Yang terpenting, tidak ada jumlah minimum
peserta yang dibutuhkan, namun hal ini diharapkan bagi peserta untuk memiliki kesempatan
untuk melakukan diskusi kelompok antar peserta selama program pelatihan.
3
RUMAH SAKIT UMUM
“EL-SYIFA”
Jl. R.E. Martadinata No. 108 Ancaran- Kuningan – Jawa Barat
Telp. ( 0232 ) 876240 Fax. 876240
1.6 Definisi
Sistem Triage: Proses di mana seorang klinisi menilai tingkat urgensi pasien.
Triage: sistem triase adalah struktur dasar di mana semua pasien yang datang dikategorikan ke
dalam kelompok tertentu dengan menggunakan standar skala penilaian urgensi atau struktur .
Re-triase: status klinis adalah merupakan kondisi yang dinamis. Jika terjadi perubahan status
klinis yang akan berdampak pada perubahan kategori triase, atau jika didapatkan informasi
tambahan tentang kondisi pasien yang akan mempengaruhi urgensi (lihat di bawah), maka triage
ulang harus dilakukan. Ketika seorang pasien kembali diprioritaskan, kode triase awal dan kode
triase selanjutnya harus didokumentasikan. Alasan untuk melakukan triage ulang juga harus
didokumentasikan.
4
RUMAH SAKIT UMUM
“EL-SYIFA”
Jl. R.E. Martadinata No. 108 Ancaran- Kuningan – Jawa Barat
Telp. ( 0232 ) 876240 Fax. 876240
pelayananan medis yang definitive pasti akan meningkatkan dampak pelayanan kesehatan bagi
pasien.
5
RUMAH SAKIT UMUM
“EL-SYIFA”
Jl. R.E. Martadinata No. 108 Ancaran- Kuningan – Jawa Barat
Telp. ( 0232 ) 876240 Fax. 876240
1. Sebagai Sebuah tempat masuk tunggal untuk semua pasien datang ( bersifat ambulans
dan non-bersifat ambulans), sehingga semua pasien memperoleh proses penilaian yang
sama.
4. Didapatnya data yang tepat waktu untuk kebutuhan pemberian pelayanan , termasuk
sistem untuk memberitahukan kedatangan pasien dengan ambulan dan pelayanan gawat
darurat lainnya.
2. Validitas: skala harus mengukur apa yang dirancang untuk mengukur, yaitu harus
mengukur urgensi klinis sebagai lawan dari tingkat keparahan atau kompleksitas
penyakit atau beberapa aspek lain dari presentasi atau lingkungan instalasi gawat
darurat.
6
RUMAH SAKIT UMUM
“EL-SYIFA”
Jl. R.E. Martadinata No. 108 Ancaran- Kuningan – Jawa Barat
Telp. ( 0232 ) 876240 Fax. 876240
4. Keselamatan: keputusan Triage harus sesuai dengan kriteria klinis yang obyektif
dan harus mengoptimalkan waktu untuk intervensi medis. Selain itu, skala triase
harus cukup peka untuk menidentifikasi masalah pasien.
Australasian Triage Scalea (ATS), sebelumnya National Triage Scale (NTS)
National Triage Scale (NTS) telah dilaksanakan pada tahun 1993, menjadi sistem
triase pertama yang digunakan instalasi gawat darurat rumah sakit pemerintah di seluruh
Australia. Pada akhir 1990-an, NTS mengalami perbaikan dan kemudian berganti nama menjadi
Australasia Triage Skala (ATS).rtem
en Kesehatan dan Penuaan - Darurat Triage Kit Pendidikan
ATS memiliki lima kategori:
1. Immediately life-threatening (Dengan segera mengancam nyawa (kategori 1)
ATS telah disahkan oleh Australasian College Emergency Medicine dan diadopsi dalam
indikator kinerja oleh the Australian Council on Healthcare Standards.
7
RUMAH SAKIT UMUM
“EL-SYIFA”
Jl. R.E. Martadinata No. 108 Ancaran- Kuningan – Jawa Barat
Telp. ( 0232 ) 876240 Fax. 876240
• 'Under-triase' di mana pasien menerima kode triase yang lebih rendah dari tingkat
mereka yang sebenarnya (sebagaimana ditentukan oleh indikator klinis dan
8
RUMAH SAKIT UMUM
“EL-SYIFA”
Jl. R.E. Martadinata No. 108 Ancaran- Kuningan – Jawa Barat
Telp. ( 0232 ) 876240 Fax. 876240
9
RUMAH SAKIT UMUM
“EL-SYIFA”
Jl. R.E. Martadinata No. 108 Ancaran- Kuningan – Jawa Barat
Telp. ( 0232 ) 876240 Fax. 876240
BAB 2
SKALA TRIAGE AUSTRALIAN
Kata Kunci
• ATS bertujuan untuk memberikan penilaian tepat waktu untuk semua orang yang datang ke
UGD berdasarkan kriteria klinis.
• Waktu yang diperlukan untuk penanganan yang tertera pada kategori ATS menggambarkan
waktu maksimum yang aman bagi pasien untuk bisa menunggu memperoleh penilaian medis
dan pengobatan.
• Keputusan untuk mengalokasikan kode triase menggunakan ATS harus memerlukan waktu
tidak lebih dari lima menit.
• Setiap pasien yang datang ke UGD harus dinilai sebagai episode unik dari penyakit / cedera
yang bersifat individu.
10
RUMAH SAKIT UMUM
“EL-SYIFA”
Jl. R.E. Martadinata No. 108 Ancaran- Kuningan – Jawa Barat
Telp. ( 0232 ) 876240 Fax. 876240
2.4 Materi
Philosophy
Filosofi yang mendasari penggunaan ATS didasarkan pada nilai-nilai keadilan dan efisiensi
dalam pelayanan kesehatan. ATS telah dirancang untuk memberikan penilaian yang tepat waktu
dan intervensi medis yang tepat waktu untuk semua orang yang datang ke UGD. dampak dari
kerangka ini adalah secara prinsip bahwa baik itu secara klinis atau etis adalah tidak wajar untuk
membiarkan pasien menunggu lebih lama dari dua jam untuk memperoleh perawatan medis
dalam di UGD.
Pengembangan
FitzGerald (1989) pertama menguji validitas dan reliabilitas dari Ipswich Triage Scale
(ITS), yang merupakan adaptasi dari Box Hill Hospital System. Dia menguji korelasi antara
kode triase dan ukuran hasil, termasuk angka kematian rumah sakit dan angka kunjungan.
Diinformasikan oleh penelitian ini, pengembangan dan pelaksanaan National Triage Scale
(NTS) di seluruh Australia terjadi pada tahun 1993.
Pelaksanaan selanjutnya dari ATS didukung oleh proses konsultasi oleh Departemen
Kesehatan Keluarga Services Persemakmuran dengan klinisi dan badan-badan profesional yang
penting di seluruh Australia. Penelitian oleh Whitby, Leraci et al. (1997) digunakan di ATS
untuk menggambarkan fitur klinis yang terkait dengan urgensi dan untuk mengembangkan
deskripsi yang lebih komprehensif dari masing-masing dari lima kategori triase.
Dalam kerangka ATS, urgensi merupakan tingkat dari risiko klinis pasien dan tingkat
keparahan gejala penyakit pasien. Kekuatan ATS terletak dalam penggunaan deskriptor
fisiologis untuk menentukan keluhan umum pasien kedalam kategori triase yang sesuai.
Pendekatan ini dapat mempercepat pengambilan keputusan dengan mengurangi waktu yang
dibutuhkan untuk menentukan kode triase.
11
RUMAH SAKIT UMUM
“EL-SYIFA”
Jl. R.E. Martadinata No. 108 Ancaran- Kuningan – Jawa Barat
Telp. ( 0232 ) 876240 Fax. 876240
Aplikasi
Penerapan ATS ditopang oleh perumusan keluhan utama, yang diidentifikasi dari riwayat
penyakit singkat dari penyakit dan cedera saat ini. Keputusan Triage menggunakan skala yang
dibuat berdasarkan observasi penampilan umum, fokus pada riwayat klinis dan data fisiologis.
Klinisi yang melakukan peran harus memiliki pengalaman dalam penilaian dan penanganan
berbagai penyakit dan cedera. Mereka juga harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan
organisasi untuk melakukan peran. Penilaian kesesuaian mereka untuk melakukan peran
ini juga harus dinilai secara individu untuk secara konsisten dan mandiri membuat keputusan
klinis dalam lingkungan yang dibatasi waktu.
Departemen Kes
Hasil
Waktu –sampai mendapat pengobatan
Waktu –sampai mendapat pengobatan, kriteria waktu yang melekat pada kategori ATS
menggambarkan waktu maksimum yang ideal pasien yang aman untuk bisa menunggu untuk
penilaian medis dan pengobatan. Sejauh mana kriteria ini dapat dipenuhi secara rutin dievaluasi
berdasarkan standar kinerja yang direkomendasikan secara nasional untuk masing-masing dari
lima kategori ATS. Ambang batas kinerja indikator ini dijelaskan dalam dokumen kebijakan
ATS dari perhimpunan Kedokteran Gawat Darurat Australia secara jelas dan rinci pada Tabel
2.1.
Tabel 2.1 :Katagori ATS untuk pengukuran tingkat ketajaman dan penilaian kinerja
12
RUMAH SAKIT UMUM
“EL-SYIFA”
Jl. R.E. Martadinata No. 108 Ancaran- Kuningan – Jawa Barat
Telp. ( 0232 ) 876240 Fax. 876240
Konsistensi triase
Tingkat dimana klinisi menyepakati alokasi kode triase seluruh populasi adalah
menndakan keandalan dari ATS.
Selama lebih dari satu dekade, penelitian telah dilakukan untuk menilai pencapaian
konsistensi triase dengan menggunakan ATS. Meskipun penelitian telah membantu dalam
memahami cara-cara yang digunakan para perawat menggunakan ATS, mereka juga berulang
kali menyoroti kesulitan yang berhubungan dengan mengukur konsistensi triase dalam praktek
klinis.
Untuk alasan ini, evaluasi konsistensi triase dilakukan pada makro, bukan tingkat mikro.
Sebagai contoh, distribusi presentasi di lima kategori dari ATS, biasa disebut sebagai 'jejak
kaki”, sangat membantu dalam menilai konsistensi. Ini dapatdibandingkan antara UGD dengan
profil demografi yang mirip untuk mendeteksi sistemik dari under atau over triase.
ATS kategori Pengobatan
Faktor-faktor yang triase mempengaruhi keputusan-keputusan menggunakan ATS
Sejumlah faktor-faktor non-klinis diketahui mengancam keandalan dan kegunaan skala
triase dengan lima tingkat. Faktor-faktor ini berhubungan dengan pasien dan pengaruh
lingkungan .
Faktor lingkungan seperti ketenagaan ,tingkat keterampilan dan tingkat aktivitas UGD
tidak harus mempengaruhi alokasi.
Potensi seseorang untuk meninggalkan UGD tanpa pengobatan medis
tidak dianggap sebagai alasan yang sah untuk meng-upgrade kode triase. Selain itu, hati-hati
harus dilakukan ketika seorang orang pasien sering datang dan memiliki keluhan yang sama atau
mirip datang ke UGD. Dalam situasi seperti itu adalah penting bahwa setiap kunjungan akan
dinilai dan diprioritaskan sebagai episode baru. Frekuensi presentasi ke UGD tidak boleh
mempengaruhi alokasi kode triase.
13
RUMAH SAKIT UMUM
“EL-SYIFA”
Jl. R.E. Martadinata No. 108 Ancaran- Kuningan – Jawa Barat
Telp. ( 0232 ) 876240 Fax. 876240
BAB 3
DASAR-DASAR TRIASE
14
RUMAH SAKIT UMUM
“EL-SYIFA”
Jl. R.E. Martadinata No. 108 Ancaran- Kuningan – Jawa Barat
Telp. ( 0232 ) 876240 Fax. 876240
Kata Kunci
• Mengidentifikasi dan mengelola risiko diri, pasien dan lingkungan adalah asas pertama latihan
triase aman.
• Pertama gambaran penampilan umum harus selalu dipertimbangkan ketika membuat keputusan
triase.
• Selalu tanyakan pertanyaan 'Apakah orang ini terlihat sakit? "
• Pendekatan survei primer digunakan untuk mengidentifikasi dan memperbaiki kondisi yang
mengancam jiwa di triase.
• Kondisi lain di mana intervensi yang tepat waktu secara signifikan dapat mempengaruhi hasil
(seperti trombolisis, penangkal atau manajemen asam atau alkali splash ke mata) juga harus
terdeteksi pada triase.
• Akses perawatan darurat pada waktu yang tepat dapat meningkatkan hasil pasien.
• Identifikasi awal dari kelainan fisiologis di triase dapat menginformasikan fokus penilaian
medis yang sedang berlangsung dan penyelidikan.
3.4 Materi
Latar Belakang
Adanya kelainan fisiologis, kegagalan untuk mengenali dan mengobatinya, dan usia yang
lebih tua dari 65 tahun diketahui sebagai faktor risiko untuk hasil yang buruk. Respon Tepat
waktu terhadap temuan klinis abnormal telah terbukti mengurangi angka kesakitan dan kematian
pada pasien sakit kritis.
Deskriptor klinis ATS yang diinformasikan oleh penelitian menjadi prediktor hasil
dalam kondisi sakit kritis / cedera dan kriteria penilaian klinis yang relevan. Aplikasi yang
benar ini informasi juga penting untuk pengenalan tepat waktu dan perawatan pasien memburuk
dan dengan demikian menjamin re-triase.
Pendekatan survei primer dianjurkan untuk mengidentifikasi dan memperbaiki kondisi
yang mengancam nyawa di triase. Tabel 4.1 memberikan ringkasan diskriminator fisiologis
dewasa untuk ATS, yang menggunakan format survei primer.
15
RUMAH SAKIT UMUM
“EL-SYIFA”
Jl. R.E. Martadinata No. 108 Ancaran- Kuningan – Jawa Barat
Telp. ( 0232 ) 876240 Fax. 876240
Disability GCS < 9 GCS 9 - 12 GCS > 12 GCS normal GCS normal
Faktor risiko untuk penyakit serius / cedera - usia, riwayat risiko tinggi, mekanisme cedera, faktor risiko jantung, efek dari obat-obatan
atau alkohol,ruam dan perubahan dalam suhu tubuh - harus dipertimbangkan secara jelas dalam riwayat penyakit dan data fisiologis.
Beberapa faktor risiko
= Meningkatkan risiko cedera serius / penyakit. Adanya satu atau lebih faktor risiko dapt digunakan sebagai pertimbangan untuk
mengalokasikan Level triage ke yang lebih tinggi.
16
RUMAH SAKIT UMUM
“EL-SYIFA”
Jl. R.E. Martadinata No. 108 Ancaran- Kuningan – Jawa Barat
Telp. ( 0232 ) 876240 Fax. 876240
4. membedakan
predictor dari hasil
yang buruk dari data
lain yang
dikumpulkan
selama pengkajian di
6. Mengalokasikan staf Menetapkan katagory ATS yang sesuai
untuk pasien, termasuk dalam menanggapi hasil penilaian data
5.Mengidentifikasi pasien serah terima singkat
klinis .
yang memiliki
ehatan bukti atau -
dan Penuaan Darurat Triage Kitkepada staf
Pendidikan
resiko tinggi
21
Ini adalah langkah pertama untuk praktek yang aman di triase. Perawat Triage harus
memahami protocol keamanan internal. Selain itu, perawat Triage harus memperhatikan
17
RUMAH SAKIT UMUM
“EL-SYIFA”
Jl. R.E. Martadinata No. 108 Ancaran- Kuningan – Jawa Barat
Telp. ( 0232 ) 876240 Fax. 876240
standar pencegahan setiap kali ada potensi pajanan terhadap darah atau cairan tubuh lainnya.
Perawat Triage harus menyadari risiko yang terkait dengan meninggalkan daerah triase untuk
mengambil pasien dari kendaraan atau area penerimaan rumah sakit. Kebijakan lokal akan
menentukan prosedure dalam hal ini, tetapi prinsip umum adalah bahwa meja triase
seharusnya tidak pernah ditinggalkan dan anggota staf tidak boleh menempatkan dirinya
dalam situasi di mana bantuan tambahan tidak dapat dimobilisasi.
Sebagai bagian dari menjaga lingkungan yang aman, perawat Triage harus
memastikan bahwa peralatan untuk memberikan bantuan hidup dasar (-Bag valve and mask
dan suplai oksigen) tersedia di triase. Demikian juga, diperlukan peralatan yang sesuai
dengan standar kewaspadaan (standard precaution ). Pada awal tiap shift, para perawat
Triage harus melakukan pemeriksaan keselamatan dasar dan lingkungan area kerja untuk
mengoptimalkan keamanan lingkungan dan pasien.
2. Penampilan umum
18
RUMAH SAKIT UMUM
“EL-SYIFA”
Jl. R.E. Martadinata No. 108 Ancaran- Kuningan – Jawa Barat
Telp. ( 0232 ) 876240 Fax. 876240
4. Breathing
Penilaian pernapasan meliputi penentuan frekuensi pernapasan dan kerja pernapasan.
Pasien dengan bukti disfungsi pernapasan selama penilaian triase harus dialokasikan pada
kategori triage tinggi (lihat Tabel 4.1).
Pasien dialokasikan untuk kategori triage rendah (ATS 4 atau 5) harus memiliki fungsi
pernafasan normal.
Hal ini penting untuk mendeteksi hypoxaemia. Hal ini dapat dideteksi dengan
menggunakan pulse oksimetri.
5. Sirkulasi
Penilaian sirkulasi meliputi penentuan denyut jantung, nadi dan karakteristik
nadi , indikator kulit, asupan dan haluaran oral . Adalah penting bahwa hipotensi seharusnya
terdeteksi selama penilaian triase untuk memfasilitasi penanganan dini dan aggressive. Meskipun
tidak mungkin untuk mengukur tekanan darah pada triase, indikator lain status hemodinamik
harus dipertimbangkan, meliputi nadi perifer, status kulit, tingkat kesadaran dan perubahan
denyut jantung.
Pasien dengan bukti gangguan hemodinamik (hipotensi, hipertensi berat, takikardia atau
bradikardia) selama penilaian triase harus dialokasikan kategori triage tinggi (lihat Diagram
4.1).
Pasien dialokasikan untuk kategori triage rendah (ATS 4 atau 5) harus memiliki fungsi
peredaran darah normal.
6. Disablity
Penilaian ini meliputi penentuan AVPU (lihat Gambar 4.1) GCS dan / atau tingkat kemampuan
aktivitas, penilaian kehilangan kesadaran, dan penilaian nyeri. perubahan tingkat kesadaran
adalah indikator penting dari risiko penyakit serius atau cedera. Pasien dengan kelainan tingkat
kesadaran harus dialokasikan untuk kategori triage yang lebih tinggi (Diagram 4.1).
Figur 4,1 skala AVPU
A: alert ( sadar )
V: beresponse terhadap suara ( verbal )
Departemen Kesehatan dan Penuaan - Daruratterhadap
P: beresponse Triage Kitnyeri
Pendidikan
( Pain )
23 bertujuan
tidak bertujuan
Response flexi
Response ektensi
U: unresponsive ( tidak berespon )
19
RUMAH SAKIT UMUM
“EL-SYIFA”
Jl. R.E. Martadinata No. 108 Ancaran- Kuningan – Jawa Barat
Telp. ( 0232 ) 876240 Fax. 876240
Cedera pada mata dilakukan secara hati – hati dan berdasarkan mekanisme cedera dan potensial
terajdinya kegagalan pengelihatan berkepanjangan. Tabel 4.2 menunjukkan pertimbangan untuk
mentriase cedera mata menggunakan descriptor ATS
C24
Lingkungan
Penilaian suhu. Hipotermia dan hipertermia adalah indikator klinis yang penting dan perlu untuk
diidentifikasi di triase.
Pertimbangan Lainnya
Faktor risiko lain yang harus dipertimbangkan dalam penilaian triase. Pada pasien yang dengan
parameter fisiologis normal pada saat triase, adalah sebagai berikut:
1. Usia yang ekstrim (sangat muda atau sangat tua) memerlukan perbedaan fisiologis yang
meningkatkan risiko penyakit serius dan cedera, pasien tersebut memiliki penurunan cadangan
fisiologis dan perubahan respon , dan dapat hadir dengan tanda-tanda dan gejala non-spesifik.
20
RUMAH SAKIT UMUM
“EL-SYIFA”
Jl. R.E. Martadinata No. 108 Ancaran- Kuningan – Jawa Barat
Telp. ( 0232 ) 876240 Fax. 876240
2. Kondisi berisiko tinggi termasuk penyakit kronis, gangguan kognitif, defisit komunikasi,
beberapa co-morbiditas, keracunan atau sakit parah mungkin memerlukan alokasi ke kategori
ATS tinggi.
3. Pasien dengan tanda risiko tinggi, seperti riwayat perilaku kekerasan.
4. Pasien Trauma harus dialokasikan dalam kategori ATS berdasarkan urgensi klinis.
Ada mekanisme spesifik cedera yang berhubungan dengan risiko cedera yang mengancam
kehidupan yang perlu dimasukkan dalam keputusan triase. Contohnya termasuk kendaraan
yang terguling, kematian penumpang kendaraan yang sama, terpental dari kendaraan, dan
jatuh dari ketinggian lebih dari tiga meter.
5. Adanya ruam juga perlu diwaspadai oleh perawat Triage terhadap kemungkinan penyakit
serius seperti anafilaksis atau penyakit meningokokus, namun jenis presentasi biasanya akan
memiliki abnormalitas bersamaan pada survey primer
.
• Re-triase - lihat definisi dalam Bab 1.
Memprioritaskan beberapa pasien di triage
Meskipun tidak ada penelitian yang berkaitan dengan triage beberapa yang datang secara
bersamaan, pendekatan primery survey secara teoritis digunakan memprioritaskan pasien
berdasarkan kondisi yang mengancam nyawa . Pendekatan ini berarti bahwa pasien dengan
masalah jalan nafas harus didahulukan dari pasien dengan masalah pernapasan, yang
didahulukan dari pasien dengan masalah sirkulasi.Tabel 4.1 menguraikan pendekatan survei
primer untuk memprioritaskan pasien.
21
RUMAH SAKIT UMUM
“EL-SYIFA”
Jl. R.E. Martadinata No. 108 Ancaran- Kuningan – Jawa Barat
Telp. ( 0232 ) 876240 Fax. 876240
BAB 4
PENILAIAN NYERI DI TRIASE
Ese
hatan dan Penuaan - Darurat Triage Kit Pen
4.4 Materi
Nyeri adalah gejala yang paling umum dilaporkan oleh pasien yang datang ke UGD.
Penilaian Awal nyeri memungkinkan manajemen yang efektif dan untuk mengurangi penderitaan
22
RUMAH SAKIT UMUM
“EL-SYIFA”
Jl. R.E. Martadinata No. 108 Ancaran- Kuningan – Jawa Barat
Telp. ( 0232 ) 876240 Fax. 876240
pasien.Nyeri merupakan respon terhadap potensi kerusakan jaringan atau aktual, dan melibatkan
respon fisiologis, perilaku dan emosional. Laporan dari Pasien sendiri dianggap
sebagai standar emas untuk mengukur rasa sakit.
Pengalaman nyeri diakui bersifat subjektif, individual dan separah apa yang
dilaporkan pasien. Namun, pengenalan ini tidak meluas dalam praktek klinis, khususnya di
UGD, dengan banyak penelitian menunjukkan rasa sakit yang sering tidak dikenali, penilaian
yang buruk, dan tidak diobati dengan tepat.
Nyeri dapat bersifat akut atau kronis. Sakit kronis berbeda dari nyeri akut dalam hal ini
nyeri kronik biasanya dirasakan pasien selama lebih dari tiga bulan. Sakit kronis memiliki
potensi untuk tidak diobati dengan tepat. Kejadian nyeri kronis meningkat di populasi Negara
Barat, dengan memperkirakan bahwa sepertiga dari penduduk Australia mengalami sakit kronis
dan umumnya terkait dengan orang tua.
ATS telah memasukan beratnya nyeri sebagai faktor dalam menentukan kode triase.
Dimasukkannya persepsi rasa sakit sebagai diskriminator fisiologis dalam penilaian triase adalah
merupakan pengakuan terhadap kedua faktor manusiawi yang terkait dengan memberikan
perawatan kepada anggota masyarakat, dan efek fisiologis rasa sakit. Efek terakhir ini
termasuk peningkatan risiko infeksi, penyembuhan yang tertunda, dan meningkatkan stress pada
fungsi selular dan stabilitas sistem organ.
1. Penilaian nyeri
Penilaian harus berusaha untuk menentukan mekanisme yang menimbulkan rasa sakit,
faktor-faktor lain yang mempengaruhi pengalaman nyeri, dan bagaimana rasa sakit telah
mempengaruhi kapasitas fisik, emosi dan perilaku.
Seperti pengalaman rasa sakit itu sendiri, penilaian rasa sakit memerlukan pendekatan
multifaset, tidak alat satupun yang mampu memberikan pengukuran yang objektif dari rasa
sakit.
23
RUMAH SAKIT UMUM
“EL-SYIFA”
Jl. R.E. Martadinata No. 108 Ancaran- Kuningan – Jawa Barat
Telp. ( 0232 ) 876240 Fax. 876240
Laporan dari pasien dianggap metode yang paling dapat diandalkan menentukan beratnya
nyeri. Beberapa alat telah diciptakan untuk membantu mengukur nyeri pasien melalui laporan
dari psieni. Namun, tidak ada alat tunggal yang tepat untuk penilaian semua itu, dan perawat
harus memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam menggunakan berbagai alat pengkaji rasa
sakit yang dapat digunakan bila diperlukan, tergantung pada usia dan faktor-faktor budaya
seperti bahasa.
Skala keparahan nyeri yang sesuai untuk digunakan di triage meliputi skala penilaian
numerik (numeric rating scale )(NRS), yang juga dikenal sebagai skor nyeri verbal (verbal pain
score )(VPS), dan skala analog visual (visual analoge scale )(VAS). Ini menyediakan kurang
lebih 100 titik skala (NRS / VPS), atau skala 100 mm (VAS). Untuk beberapa pasien, skala
deskriptor verbal mungkin lebih cocok, dengan menggunakan istilah-istilah seperti, 'nyeri ringan
' 'tidak sakit', 'nyeri sedang ' dan nyeri berat', atau deskriptor lain yang sesuai seperti yang
diidentifikasi oleh pasien.
Untuk anak-anak kecil, skala pengukuran Wong-Baker FACES digunakan secara
lazim. Skala ini juga telah diadaptasi untuk digunakan l dalam populasi lain, misalnya pada
pasien yang terbatas dengan kemampuan untuk berkomunikasi dalam bahasa Inggris Namun,
praktik ini telah menimbulkan kecaman yang mungkin akan ditafsirkan sebagai merendahkan
pasien dewasa. Beberapa alat yang spesifik untuk budaya tertentu baik untuk dewasa dan anak-
anak telah dikembangkan dengan penekanan bahwa pelayanan harus peka dan responsif
terhadap isu-isu budaya. Memang, variasi budaya perlu dipertimbangkan dalam penerapan alat
penilaian nyeri.
Abbey Pain Scale(' Abbey ') adalah method Australia yang telah dirancang untuk
mengukur beratnya nyeri pada orang yang memiliki demensia dan tidak dapat menyampaikan
pengalaman nyeri mereka. Alat ini memberikan pendekatan yang sistematis untuk mengukur
beratnya nyeri di triase. Skor total dihitung dari tanggapan terhadap enam item, masing-masing
dengan skor maksimal tiga poin ( tidak nyeri = 0; nyeri berat = 3). Dari total kemungkinan 18
poin, skor 0-2 dinilai 'tidak sakit', 3-7 dinilai 'ringan', 8-13 dinilai 'sedang ', dan> 14 dinilai
'berat'.
Skala keparahan nyeri juga dapat digunakan untuk mengkategorikan laporan oleh pasien
ke dalamkatagori ringan, sedang atau berat. Kategorisasi tersebut dapat membantu dalam
menentukan suatu analgesia yang tepat melalui pengembangan algoritma pemberian analgesik
untuk pasien anak dan dewasa.
24
RUMAH SAKIT UMUM
“EL-SYIFA”
Jl. R.E. Martadinata No. 108 Ancaran- Kuningan – Jawa Barat
Telp. ( 0232 ) 876240 Fax. 876240
25
RUMAH SAKIT UMUM
“EL-SYIFA”
Jl. R.E. Martadinata No. 108 Ancaran- Kuningan – Jawa Barat
Telp. ( 0232 ) 876240 Fax. 876240
kebijakan dan prosedur dari institusi, dan harus dipertimbangkan oleh masing-masing bagian ,
dengan mempertimbangkan organisasi secara fisik dari daerah triase dan kemampuan untuk
menilai kembali, memantau dan mengevaluasi pasien.
26
RUMAH SAKIT UMUM
“EL-SYIFA”
Jl. R.E. Martadinata No. 108 Ancaran- Kuningan – Jawa Barat
Telp. ( 0232 ) 876240 Fax. 876240
BAB 5
TRIASE PADA PEDIATRI
5.3Tujuan belajar
• Mendiskusikan penerapan ATS untuk populasi pediatrik.
• Identifikasi gambaran dari penyakit serius pada anak-anak.
• Membandingkan alat penilaian yang ada dan mempertimbangkan nilai yang didapat untuk
pengambilan keputusan triage untuk populasi ini.
• Menggunakan pendekatan fisiologis untuk menentukan tingkat urgensi klinis dan menerapkan
ATS kepada anak-anak yang datang ke UGD
Kata Kunci
• Prioritas klinis dan prinsip-prinsip urgensi untuk bayi, anak-anak dan remaja adalah sama
seperti yang digunakan pada orang dewasa.
• Menentukan tingkat membutuhkan pengenalan dari penyakit serius, beberapa gambaran
penyakit yang mungkin berbeda pada bayi dan anak-anak.
• Penilaian dari orang tua dan kapasitas mereka untuk mengidentifikasi penyimpangan dari
normal pada tingkat perkembangan anak-anak idak boleh dianggap remeh.
ertemen Kesehatan dan Penuaan - Darurat Triage Kit Pendidikan
5.4 Materi
Bayi dan anak-anak kecil berbeda dari orang dewasa secara fisiologis dan
psikologis. Anak dan remaja juga secara perkembangan berbeda dari orang dewasa. Prinsip-
prinsip penilaian pediatrik adalah sama seperti untuk penilaian dewasa, namun, usia
mempengaruhi pola presentasi, penilaian dan manajemen, anak-anak rentan terhadap kproses
prburukan yang cepat.
27
RUMAH SAKIT UMUM
“EL-SYIFA”
Jl. R.E. Martadinata No. 108 Ancaran- Kuningan – Jawa Barat
Telp. ( 0232 ) 876240 Fax. 876240
Konsistensi triase perlu dioptimalkan untuk populasi ini ketika usia, data historis dan
presentasi klinis digunakan dalam penilaian triase.
Pengkajian riwayat pada pediatri mengandalkan informasi yang diberikan oleh pengantar
dan kadang-kadang oleh anak atau orang muda. Sangat penting untuk mengembangkan
hubungan dengan pasien dan pengantar dalam rangka untuk memperoleh informasi maksimum
dalam waktu yang relatif singkat.
Menafsirkan makna dari informasi yang diberikan oleh pengantar adalah tantangan
tambahan ketika mentriage anak-anak, informasi yang diberikan dalam konteks ini akan
dipengaruhi oleh pengetahuan dan pengalaman pengantar pasien.
Pentingnya privasi untuk orang tua, anak-anak dan anak muda di
triase tidak boleh diabaikan.Masalah kesehatan yang ringan mungkin menjadi kesempatan bagi
orang tua untuk mencari bantuan mengenai isu-isu sensitive
. Kaum muda memiliki kebutuhan mental dan emosional yang tinggi dan membutuhkan
privasi yang lebih besar. Mereka mungkin ingin mendiskusikan masalah kesehatan mereka tanpa
kehadiran orang tua mereka.(Lihat Bab 5 untuk pedoman triase yang berhubungan dengan
masalah kesehatan mental.)
1. Urgensi Klinis
Sejumlah gambaran klinis telah ditemukan secara signifikan dapat memprediksi penyakit
serius pada bayi dan anak-anak muda.
Hewson et al. 90 menunjukkan nilai parameter mudah dinilai secara positif dalam
mengidentifikasi bayi dengan penyakit serius, termasuk tingkat aktivitas, kewaspadaan, suhu
kulit, pola makan dan output cairan. Secara khusus, parameter berikut dapat memprediksi
penyakit serius:
• Penurunan asupan makanan (<asupan ½ dari normal selama 24 jam )
• Kesulitan Pernapasan
• Memiliki kurang dari empat popok basah dalam 24 jam
• Penurunan aktivitas
• Mengantuk
• Menjadi pucat dan panas
• demam pada anak di bawah tiga bulan.
DepateBeberapa alat penilaian menggunakan tanda tersebut pada penyakit serius bayi dan anak
kecil di triase sebagai dasar pengambilan keputusan. Ini termasuk Triage Observasi Tool dan
SAVE CHILD . Pengamatan Skala Yale alat lain yang mungkin dapat membantu dalam
mendeteksi bakteremia pada bayi .
28
RUMAH SAKIT UMUM
“EL-SYIFA”
Jl. R.E. Martadinata No. 108 Ancaran- Kuningan – Jawa Barat
Telp. ( 0232 ) 876240 Fax. 876240
data klinis yang berkontribusi pada penilaian urgensi dapat diperoleh dari mengamati
penampilan umum seorang anak yang datang ke UGD. Hal ini penting dalam kasus di
mana pemeriksaan kemungkinan akan membuat anak dan bayi marah, hal ini akan
membuat pemeriksaan lebih lanjut sulit.
Airway
Evaluasi saluran udara akan berkonsentrasi pada penentukan patensi jalan nafas.
Stridor merupakan indikator penyumbatan saluran napas, dan karena itu menunjukkan
kondisi yang perlu dtangani segera.
Evaluasi obstruksi jalan napas pada bayi dan anak-anak harus dilakukan dengan
menilai kerja pernapasan.Manajemen tulang belakang servikal bentuk komponen
evaluasi jalan nafas jika pasien datang debgan riwayat trauma.
Pengkajian dan pengelolaan anak yang kemungkinan cedera servikal sangat
menantang dan dapat meningkatkan urgensi dari pasien.
Breathing
Secara luas diakui bahwa bayi dan anak-anak kemampuan mentoleransi gangguan
pernapasan sangat buruk, dan peningkatan kerja pernafasan telah terbukti menjadi
indikator penyakit serius pada bayi.
Kerja pernapasan dan status mental merupakan indikator yang paling berguna dari
keparahan asma. Parameter-parameter ini juga dianggap dapat memprediksi keparahan
pada bayi dan anak-anak muda dengan ganguan respirasi .
Meskipun adanya peningkatan tingkat pernapasan, retraksi, nasal falring dan
berbagai tanda-tanda klinis lainnya adalah indikasi penyakit yang signifikan,
ketidakhadiran tanda /gejala tersebut tidak selalu menjadi prediktor negatif dari penyakit
serius.
Perawat triage didorong untuk menggunakan sejumlah parameter untuk membuat
penilaian gangguan pernafasan.
Sirkulasi
Hipotensi adalah suatu tanda yang sangat terlambat dari gangguan hemodinamik
pada bayi dan anak-anak. Penilaian awal harus bergantung pada penampilan umum, nadi
dan waktu pengisian ulang kapiler central.
29
RUMAH SAKIT UMUM
“EL-SYIFA”
Jl. R.E. Martadinata No. 108 Ancaran- Kuningan – Jawa Barat
Telp. ( 0232 ) 876240 Fax. 876240
• Pucat pada bayi merupakan temuan yang signifikan dan indikator penyakit serius.
• Waktu pengisian ulang kapiler merupakan indikator perfusi central dan merupakan
ukuran tidak langsung fungsi kardiovaskular.
Estimasi dari tingkat dehidrasi sangat penting - lihat Tabel 8.1.
Tanda Keparahan
Ringan Sedang berat
Kondisi Umum Haus, gelisah, agitasi Haus, gelisah, mudah Menarik diri, mengantuk atau
tersinggung koma; pernapasan cepat
Nadi Normal Cepat, lemah Cepat, lemah
Fontanele anterior normal Cekung Sangat cekung
mata normal Cowong Sangat cowong
Air mata Normal Tidak ada Tidak ada
Membrane mukosa Sedikit kering Kering Kering
Turgor kulit Normal Menurun Menurun
Urine Normal Berkurang, pekat Tidak dalam beberapa jam
Penurunan BB 4-5 % 6-9 % 10%
Disability
30
RUMAH SAKIT UMUM
“EL-SYIFA”
Jl. R.E. Martadinata No. 108 Ancaran- Kuningan – Jawa Barat
Telp. ( 0232 ) 876240 Fax. 876240
Riwayat penyakit dapat dikumpulkan dari sejumlah sumber, termasuk anak dan / atau
pengasuh.
Mekanisme cedera anak – anak berbeda dari orang dewasa dengan riwayat
trauma. Mekanisme cedera merupakan bagian penting dari penilaian, seperti pada orang
dewasa, dan dapat digunakan untuk memprediksi pola cedera. Misalnya, fraktur greenstick
khas pada anak muda karena terjatuh. Perlindungan terhadap anak – anak perlu
diperhatikan.
Hal ini penting untuk memastikan riw menular, seperti cacar air.yat mengalami penyakit
infeksi seperti cacar.
Riwayat penyakit dahulu
Co- morbid harus dievaluasi untuk mengetahui kemungkinan dampak pada kondisi akut
mereka dan urgensi klinis. Sebagai contoh, bayi prematur atau anak-anak dengan penyakit
jantung bawaan atau penyakit paru-paru memiliki kecenderungan yang lebih besar untuk
mengalami disfungsi kardiorespirasi yang signifikan akibat infeksi saluran pernapasan.
Riwayat penyakit dahulu Pediatri juga harus mempertimbangkan riwayat perinatal dan
imunisasi.
Tabel 8.2 menunjukkan diskriminator fisiologis anak untuk ATS menggunakan metode
surveyprimer
31
RUMAH SAKIT UMUM
“EL-SYIFA”
Jl. R.E. Martadinata No. 108 Ancaran- Kuningan – Jawa Barat
Telp. ( 0232 ) 876240 Fax. 876240
32
RUMAH SAKIT UMUM
“EL-SYIFA”
Jl. R.E. Martadinata No. 108 Ancaran- Kuningan – Jawa Barat
Telp. ( 0232 ) 876240 Fax. 876240
Disability GCS <9 GCS 9-12 GCS >13 GGCS normal GGCS normal
Penurunan Penurunan tidak ada tidak ada
aktifitas aktifitas penurunan GCS penurunan GCS
pada pada dari sebelumnya dari sebelumnya
tingkat tingkat
Penurunan Tidak ada
berat : sedang :
aktifitas pada Penurunan
Tidak ada Lethargia
tingkat ringan : aktifitas :
kontak
mata Kontak Diam tapi ada Bermain
Penurunan mata jika kontak mata
tonus otot dirangsang tersenyum
Berinteraksi
dengan orang tua
33
RUMAH SAKIT UMUM
“EL-SYIFA”
Jl. R.E. Martadinata No. 108 Ancaran- Kuningan – Jawa Barat
Telp. ( 0232 ) 876240 Fax. 876240
34
RUMAH SAKIT UMUM
“EL-SYIFA”
Jl. R.E. Martadinata No. 108 Ancaran- Kuningan – Jawa Barat
Telp. ( 0232 ) 876240 Fax. 876240
35
RUMAH SAKIT UMUM
“EL-SYIFA”
Jl. R.E. Martadinata No. 108 Ancaran- Kuningan – Jawa Barat
Telp. ( 0232 ) 876240 Fax. 876240
BAB 6
KEHAMILAN PADA TRIASE
36
RUMAH SAKIT UMUM
“EL-SYIFA”
Jl. R.E. Martadinata No. 108 Ancaran- Kuningan – Jawa Barat
Telp. ( 0232 ) 876240 Fax. 876240
Kata Kunci
• Semua wanita usia subur harus dianggap hamil sampai terbukti sebaliknya.
• Penilaian yang urgensi harus dilakukan baik pada ibu dan janin.
• Peningkatan Tekranan darah tinggi merupakan tanda perburukan: semakin tinggi tekanan
darah pemeriksaan semakin mendesak.
• Wanita hamil berada pada mempunyai sejumlah kondisi beresiko, meliputi pendarahan otak,
trombosis otak, radang paru-paru berat, aritmia atrium, trombosis vena dan embolus, diseksi
arteri spontan, cholelithiasis dan pielonefritis, daripada wanita tidak hamil dalam usia subur .
• Presentasi mungkin termasuk kekhawatiran tentang manifestasi normal dan perkembangan
kehamilan.
6.4 Materi
1. Triage dan pasien hamil
Seorang wanita hamil yang datang ke UGD memberikan sejumlah tantangan unik bagi perawat
Triage.
• Perawat Triage harus memahami adaptasi fisiologis dan anatomi normal dari kehamilan karena
ini akan mempengaruhi penilaian.
• Proses triage harus mempertimbangkan keselamatan ibu dan janin dan potensi ancaman untuk
keduanya.
• Wanita hamil dapat datang dengan penyakit tertentu.
Gambaran dari beberapa penyakit dimodifikasi oleh kehamilan dan beberapa penyakit hanya
terjadi pada kehamilan.
Kehamilan dan primery survey
Airway
Setiap wanita hamil yang datang ke UGD yang berpotensi mengalami gangguan jalan napas
memerlukan perhatian medis segera. Wanita hamil sering sulit diintubasi
karena ukuran pasien, posisi pasien dan kebutuhan obat induksi yang berbeda akibat perubahan
fisiologis kardiovaskular.
Pernafasan
37
RUMAH SAKIT UMUM
“EL-SYIFA”
Jl. R.E. Martadinata No. 108 Ancaran- Kuningan – Jawa Barat
Telp. ( 0232 ) 876240 Fax. 876240
38
RUMAH SAKIT UMUM
“EL-SYIFA”
Jl. R.E. Martadinata No. 108 Ancaran- Kuningan – Jawa Barat
Telp. ( 0232 ) 876240 Fax. 876240
5. Embolus paru relatif sering terjadi selama kehamilan karena perubahan dalam sistem
koagulasi yang berhubungan dengan kehamilan.
6. Dalam kasus trauma, semua kriteria trauma harus diperhatikan. pertimbangan termasuk
trauma pada plasenta, uterus atau janin, terutama pada trimester ketiga ketika janin
sedang tumbuh. Tanda-tanda vital ibu mungkin dapat tetap stabil bahkan ketika
kehilangan sepertiga dari volume darah .
7. Perlakuan awal yang terbaik untuk janin adalah resusitasi optimum dari ibu.
39
RUMAH SAKIT UMUM
“EL-SYIFA”
Jl. R.E. Martadinata No. 108 Ancaran- Kuningan – Jawa Barat
Telp. ( 0232 ) 876240 Fax. 876240
. Hipertensi (> 140/90) adalah tanda penting terutama untuk memperingatkan Perawat
Triage pada masalah yang lebihserius. Adanya gejala-gejala terkait preeklampsia
berat menndakan perlunya penilaian medis yang mendesak. Antara lain:
• Sakit kepala
• Gangguan Visual
• Nyeri epigastrium
• nyeri kuadran kanan (kuadran kanan atas) atas
Edema Non-dependen.
Wanita hamil tersebut beresiko kejang dan abruption plasenta, dan janin memiliki risiko
tinggi insufisiensi plasenta.
Ada korelasi antara derajat hipertensi dengan komplikasi seperti pendarahan otak.
• Perdarahan antepartum didefinisikan sebagai kehilangan darah dari vagina > 15 mL pada 20
minggu kehamilan.
• Penyebab umum meliputi praevia plasenta dan plasenta.
• Pada plasenta praevia, kehilangan darah biasanya terlihat pada vagina dan tidak selalu disertai
dengan rasa sakit.
• Pada Abruptio plasenta, gejala utama adalah sakit perut. Kehilangan darah mungkin
tersembunyi antara plasenta dan rahim. Perubahan Hemodinamik hanya terlihat dengan
pendarahan besar, berdarah lebih kecil mungkin sulit untuk mendeteksi atau lebih
mudah dideteksi dengan cardiotocograph abnormal (CTG).Tanda-tanda utama dan gejalanya
adalah perubahan hemodinamik yang terkait dengan shock hipovolemik dan sakit perut.
40
RUMAH SAKIT UMUM
“EL-SYIFA”
Jl. R.E. Martadinata No. 108 Ancaran- Kuningan – Jawa Barat
Telp. ( 0232 ) 876240 Fax. 876240
• Perubahan Mayor pada tekanan darah (baik tinggi atau rendah) tidak ditoleransi oleh janin.
• Perdarahan aktif vagina pada kehamilan merupakan risiko bagi janin.
• Nyeri perut selama kehamilan mungkin merupakan suatu proses patologis mengancam janin.
• Wanita hamil biasanya dapat merasakan gerakan janin 18-20 minggu kehamilan. Sebuah pola
pergerakan janin regular merupakan tandameyakinkankesejahteraan janin. Tidak ada
atau gerakan janin berkurang memerlukan penilaian awal.
Departemen Kesehatan dan Penuaan - Darurat Triage Kit Pendidikan
41
RUMAH SAKIT UMUM
“EL-SYIFA”
Jl. R.E. Martadinata No. 108 Ancaran- Kuningan – Jawa Barat
Telp. ( 0232 ) 876240 Fax. 876240
BAB 7
TRIAGE PADA KESEHATAN JIWA
42
RUMAH SAKIT UMUM
“EL-SYIFA”
Jl. R.E. Martadinata No. 108 Ancaran- Kuningan – Jawa Barat
Telp. ( 0232 ) 876240 Fax. 876240
7.4 Materi
1 . Latar Belakang
Sejak akhir 1990-an sejumlah alat telah dikembangkan dan disempurnakan untuk
mengoptimalkan konsistensi triase untuk pasien yang datang ke UGD dengan gangguan perilaku
akut atau penyakit mental primer. Sebagai contoh, di New South Wales, Sutherland Hospital
mengembangkan pedoman triase kesehatan mental bagi UGD. Di Tasmania, Smart, Pollard dan
Walpole (1999) memperkenalkan empat poin skala triage kesehatan mental yang akan digunakan
bersama dengan ATS. Di Victoria, evaluasi lebih lanjut dari alat Tasmania menemukan
perbedaan digunakan sesuai dengan pelatihan khusus, dan menyarankan bahwa pendidikan lebih
lanjut diperlukan untuk meningkatkan pemanfaatan alat ini. Kemudian, Departemen Kesehatan
New South Wales menerapkan pedoman management kesehatan mental di UGD. Sydney Area
Health service (SESAHS) melanjutkan untuk mengembangkan triage kesehatan mental dengan
lima tingkat untuk meningkatkan konsistensi triase pada kunjungan pasien kesehatan mental.
2. Pendekatan
Ada dua langkah yang penting dalam menentukan waktu untuk pengobatan untuk orang dengan
gangguan kesehatan mental: memperoleh data penilaian yang akurat dan menerapkan kode ATS
sesuai.
Kedua langkah harus dilakukan dengan kesadaran akan faktor risiko yang merugikan
(membahayakan diri dan menyakiti orang lain). Secara khusus, risiko tinggi berhubungan dengan
kegagalan dari kondisi sebelumnya baik pada fase akut atau gangguan mental yang berat.
3. Penilaian
Pasien mungkin akan dibawa ke UGD oleh polisi, ambulans, pekerja komunitas
kesehatan mental atau anggota keluarga, serta datang sendiri.
Pendekatan primer-survei yang biasa untuk menilai semua pasien yang masuk harus
diselesaikan sebelum memulai penilaian kesehatan mental. Hal ini meliputi menanyakan kepada
pasien mengapa mereka berada di UGD hari ini, dan siapa yang membawa mereka. Adalah
penting untuk terbuka, mendengarkan isyarat verbal, mengklarifikasi, dan tidak menghakimi.
Penilaian ini tidak dimaksudkan untuk membuat diagnosis, tetapi untuk menentukan urgensi dan
mengidentifikasi kebutuhan mendesak untuk pengobatan.
Penyakit psikotik, penyakit depresi, percobaan bunuh diri, pikiran untuk bunuh diri,
kecemasan, krisis situasional akut, ganguan akibat zat, dan gejala fisik tidak disertai adanya
penyakit adalah gambaran yang paling umum dari gangguan kesehatan mental di triase.
43
RUMAH SAKIT UMUM
“EL-SYIFA”
Jl. R.E. Martadinata No. 108 Ancaran- Kuningan – Jawa Barat
Telp. ( 0232 ) 876240 Fax. 876240
Selalu menjaga keselamatan Anda dan keselamatan orang lain. Jika perilaku pasien
meningkat, cari bantuan segera.
DepartePerlu diketahui juga bahwa tidak semua perilaku agresif dikaitkan dengan penyakit
mental. Beberapa perilaku agresif dikaitkan dengan penyakit organik seperti hipoglikemia,
delirium, cedera otak atau intoksikasi. Kelainan organik ini merupakan penyebab perilaku yang
tidak biasa dan mengganggu, mungkin terlihat seperti penyakit mental padahal sebenarnya
bukan. Saling mempengaruhi antara, psikologis dan sosial-budaya faktor biologis yang
berhubungan dengan penuaan kadang membuat sulit untuk secara jelas mengidentifikasi
masalah-masalah kesehatan mental.
4. ABC dari penilaian kesehatan mental
ABC dari penilaian kesehatan mental adalah sebagai berikut.
Appearance (Penampilan)
Apa yang anda observasi pada status emosional pasien saat ini?
• Apakah mereka datar, sedih, menangis, stres atau cemas?
• Apakah ekspresi emosi mereka berubah dengan cepat?
• Apakah emosi mereka tidak konsisten dengan apa yang mereka bicarakan?
• Apakah mereka terlalu bahagia?
Informasi ini memberikan isyarat ketika menilai suasana hati seseorang.
Behaviour (Perilaku)
44
RUMAH SAKIT UMUM
“EL-SYIFA”
Jl. R.E. Martadinata No. 108 Ancaran- Kuningan – Jawa Barat
Telp. ( 0232 ) 876240 Fax. 876240
45
RUMAH SAKIT UMUM
“EL-SYIFA”
Jl. R.E. Martadinata No. 108 Ancaran- Kuningan – Jawa Barat
Telp. ( 0232 ) 876240 Fax. 876240
Misalnya, apakah pasien memberitahu Anda bahwa mereka berpikir tentang bunuh diri,
ingin menyakiti orang lain, khawatir tentang apa yang orang pikirkan tentang mereka,
mengkhawatirkan bahwa pikiran mereka tidak masuk akal, takut bahwa mereka kehilangan
kendali, merasa sesuatu yang mengerikan akan terjadi kepada mereka, dan / atau merasa
tidak mampu mengatasi segala sesuatu yang telah terjadi pada mereka akhir-akhir ini
sehubungan dengan stressors baru-baru ini?
Kemungkinan pertanyaan:
• 'Apakah Anda merasa putus asa tentang segala sesuatu? "
• 'Apakah Anda merasa bahwa seseorang atau sesuatu yang membuat Anda berpikir hal-hal
ini? "
• 'Apakah anda sedang diberitahu untuk menyakiti diri sendiri dan / atau orang lain? "
• 'Apakah anda merasa menjalani hidup yang tidak layak ? emen Kesehatan dan Penuaan –
Da Kunjungan di UGD untuk pasien yang menyakiti diri atau risiko mencederai diri
sangat umum dan meningkat, pada semua kelompok umur.Terlepas dari motivasi atau niat,
perilaku tersebut terkait dengan risiko tinggi kematian. Pertimbangkan penggunaan Undang-
Undang Kesehatan Mental 2000 dan penilaian risiko (seperti penghapusan senjata dan
observasi ketat).
Kemungkinan pertanyaan:
• 'Seberapa sering anda memiliki pikiran? "
• 'Apakah Anda memiliki rencana apa yang mungkin Anda lakukan? "
• 'Apakah Anda memiliki akses ke tablet / pistol?
Pertimbangan lain
Pertimbangan lain dalam penilaian kesehatan mental meliputi:
Dimentia
Demensia adalah masalah umum. Ini bukan diagnosis akan tetapi merupakan sekelompok
gejala progresif, yang paling umum adalah:
• kehilangan memori dan kebingungan
46
RUMAH SAKIT UMUM
“EL-SYIFA”
Jl. R.E. Martadinata No. 108 Ancaran- Kuningan – Jawa Barat
Telp. ( 0232 ) 876240 Fax. 876240
• penurunan intelektual
• Perubahan kepribadian.
Subtipe meliputi:
• demensia vaskular
• Penyakit Alzheimer
• demensia alkohol.
Komplikasi demensia meliputi:
• Delirium
• sakit fisik
• depresi
• gejala psikotik.
Delirium
Delirium bukanlah gangguan tetapi sindrom klinis. Ini adalah penyebab banyak penderitaan
dan cacat dan memberikan kontribusi besar terhadap morbiditas dan kematian. Ini adalah
suatu kondisi organik reversibel yang ditandai dengan:
• fluktuasi keadaan sadar
• agitasi psikomotor
• Pikiran yang tidak terorganisir.
• gangguan persepsi, misalnya, halusinasi.
Pemuda
Depresi merupakan masalah kesehatan mental yang paling umum untuk orang muda dan
merupakan faktor risiko untuk perilaku bunuh diri.
47
RUMAH SAKIT UMUM
“EL-SYIFA”
Jl. R.E. Martadinata No. 108 Ancaran- Kuningan – Jawa Barat
Telp. ( 0232 ) 876240 Fax. 876240
Psikostimulan
Psikostimulan adalah kelompok obat yang merangsang sistem saraf pusat,
menyebabkan perasaan kepercayaan diri palsu, euforia, kewaspadaan dan energi.
Psikostimulan umum meliputi metamfetamin (meth, crystal meth, es, dasar), yang
amphetamine (kecepatan) derivatif.
Psikostimulan dapat menghasilkan gejala yang mirip dengan psikosis paranoid,
termasuk delusi penganiayaan, halusinasi visual dan auditori aneh, dan ledakan kekerasan.
Gejala tidak terkait dengan waktu menelan obat atau dosis yang digunakan.
Penilaian dan pengelolaan yang cepat dan aman dari gangguan perilaku
akut dan komplikasi medis adalah prioritas.
Menerapkan ATS
Panduan yang berbasis bukti yang terdapat pada Tabel 5.1 harus digunakan bersama
dengan ATS.
48
RUMAH SAKIT UMUM
“EL-SYIFA”
Jl. R.E. Martadinata No. 108 Ancaran- Kuningan – Jawa Barat
Telp. ( 0232 ) 876240 Fax. 876240
49
RUMAH SAKIT UMUM
“EL-SYIFA”
Jl. R.E. Martadinata No. 108 Ancaran- Kuningan – Jawa Barat
Telp. ( 0232 ) 876240 Fax. 876240
halusinasi) pertimbangkan
Pengamatan
visual
- 1:1 observasi
berkelanjuatn
rasio 1:1 - Intoksikasi oleh
narkoba dan alkohol bisa
(Lihat definisi di
menyebabkan eskalasi
bawah)
perilaku yang
memerlukan manajemen.
50
RUMAH SAKIT UMUM
“EL-SYIFA”
Jl. R.E. Martadinata No. 108 Ancaran- Kuningan – Jawa Barat
Telp. ( 0232 ) 876240 Fax. 876240
51
RUMAH SAKIT UMUM
“EL-SYIFA”
Jl. R.E. Martadinata No. 108 Ancaran- Kuningan – Jawa Barat
Telp. ( 0232 ) 876240 Fax. 876240
- Kegelisahan
Kehadiran - mengganggu
gejala psikotik
- Agitasi
- Halusinasi
- Agresivitas
- Delusions
- peningkatan distress
- Paranoid
- Beritahu security bahwa
- gangguan proses pasien di UGD
pikir
- Intoksikasi oleh
- Aneh / perilaku narkoba dan alkohol bisa
gelisah menyebabkan eskalasi
perilaku yang
mengharuskan
Kehadiran manajemen
gangguan mood
52
RUMAH SAKIT UMUM
“EL-SYIFA”
Jl. R.E. Martadinata No. 108 Ancaran- Kuningan – Jawa Barat
Telp. ( 0232 ) 876240 Fax. 876240
- Gejala depresi
berat
- menarik diri /
tidak komunikatif
- Peningkatan
mood atau mood
irritabel
53
RUMAH SAKIT UMUM
“EL-SYIFA”
Jl. R.E. Martadinata No. 108 Ancaran- Kuningan – Jawa Barat
Telp. ( 0232 ) 876240 Fax. 876240
diri - Agresivitas
- Diketahui pasien
dengan riwayat
kronis
gejala psikotik
- ada gangguan
54
RUMAH SAKIT UMUM
“EL-SYIFA”
Jl. R.E. Martadinata No. 108 Ancaran- Kuningan – Jawa Barat
Telp. ( 0232 ) 876240 Fax. 876240
kesehatan mental
non-akut
- Diketahui pasien
dengan riwayat
gejala somatik
kronis yang tidak
dapat dijelaskan
- Permintaan
untuk pengobatan
- dampak buruk
minor dari obat
- masalah
Keuangan, sosial,
akomodasi,
atau hubungan
55
RUMAH SAKIT UMUM
“EL-SYIFA”
Jl. R.E. Martadinata No. 108 Ancaran- Kuningan – Jawa Barat
Telp. ( 0232 ) 876240 Fax. 876240
Definisi :
Pengawasan visual terus-menerus = orang yang berada di bawah pengamatan visual langsung
di setiap saat
pengawasan ketat/ rutin = pengamatan pada interval maksimum setiap 10 menit
pengawasan rutin Intermittent = pengamatan pada interval maksimum setiap 30 menit
pengawasan Umum = pemeriksaan ruang tunggu pada interval maksimal 1 jam
* prinsip Manajemen dapat berbeda sesuai dengan protokol pelayanan kesehatan individu dan
fasilitas.
56
RUMAH SAKIT UMUM
“EL-SYIFA”
Jl. R.E. Martadinata No. 108 Ancaran- Kuningan – Jawa Barat
Telp. ( 0232 ) 876240 Fax. 876240
BAB 8
ISU MEDICO LEGAL
2. Persetujuan
Lima unsur persetujuan adalah sebagai berikut:
1. Persetujuan harus diberikan secara sukarela.
2. Seseorang harus memiliki kapasitas hukum untuk memberi izin.
3. Persetujuan harus diberitahu.
4. Persetujuan harus spesifik.
5. Persetujuan harus mencakup apa yang sebenarnya dilakukan.
Departemen Kesehatan dan Penuaan - Darurat Triage Kit Pendidikan
58
RUMAH SAKIT UMUM
“EL-SYIFA”
Jl. R.E. Martadinata No. 108 Ancaran- Kuningan – Jawa Barat
Telp. ( 0232 ) 876240 Fax. 876240
Ketiadaan salah satu elemen membuat persetujuan tidak valid. Persetujuan dapat diberikan
dalam beberapa cara:
1. Persetujuan Tersirat (Implied consent ): persetujuan tersirat adalah yang paling
mudah. Dengan persetujuan tersirat, berdasarkan pasien penyajian di daerah triase untuk
dinilai tidak selalu diartikan sebagai persetujuan, namun persetujuan sering tersirat oleh
perilaku pasien.Persetujuan tersirat menjadi kurang ditentukan jika pasien bingung atau tidak
dapat berkomunikasi karena alasan lain.
2. Persetujuan Verbal: Bentuk persetujuan yang lebih valid dari persetujuan tersirat. Sebagai
contoh, jika Perawat Triage menyatakan bahwa ia akan menanyakan pasien beberapa
pertanyaan, dan pasien setuju untuk ini, ini berarti persetujuan lisan.
3. Persetujuan tertulis: Bentuk persetujuan bukanlah sesuatu yang harus diperoleh oleh perawat
Triage selama penilaian, namun harus ada kebijakan dan prosedur lokal mengenai memperoleh
persetujuan tertulis.
Kewajiban adalah suatu tugas yang diakui oleh hukum, dan perawat yang bertugas
untuk pasien adalah untuk memberikan tingkat perawatan untuk semua pasien . Perawat Triage
kemudian memiliki kewajiban untuk mencoba melindungi pasien dari bahaya atau cedera,
memastikan standar yang perawatan memadai.
Skala seperti ATS juga digunakan untuk membimbing pengambilan keputusan, mengingat
bahwa ATS adalah panduan untuk perawatan.
Ada keadaan tertentu ketika perawat Triage mungkin terpaksa menahan pasien karena
jika perawat meninggalkan mereka akan menimbulkan risiko merugikan diri sendiri atau orang
lain di masyarakat.Tindakan tersebut dilindungi oleh undang-undang (yang berbeda dalam
yurisdiksi yang berbeda) dan dapat dimulai dengan prinsip kebutuhan menurut hukum umum.
Adalah penting bahwa keadaan tersebut segera dirujuk ke dokter senior yang bertugas.
Proporsi pasien yang tidak menunggu untuk perawatan medis di UGD mungkin
sampai 20 persen dari kunjungan. Hal ini dianggap kegagalan untuk mengakses sistem
59
RUMAH SAKIT UMUM
“EL-SYIFA”
Jl. R.E. Martadinata No. 108 Ancaran- Kuningan – Jawa Barat
Telp. ( 0232 ) 876240 Fax. 876240
kesehatan .Pasien dapat memilih untuk meninggalkan rumah sakit tanpa terlihat oleh staf
medis di UGD, dan jika pasien kompeten perawat Triage tidak bisa menahan mereka.
Namun,Perawat Triage memiliki tanggung jawab untuk memperingatkan pasiean dan
dkonsekuensi dari keputusan seperti itu, dan dokumentasi yang sesuai untuk merekam keputusan
ini harus diselesaikan oleh pasien dan harus ada saksi.
DepartNamun, pasien yang memiliki gangguan kognitif dari penggunaan narkoba, penggunaan
alkohol atau penyakit mental beresiko mengalami peristiwa-peristiwa buruk dalam situasi seperti
itu. Perawat Triage karena itu harus sadar akan tanggung jawab pada kasus-kasus tersebut.
Perawat Triage harus menyadari tanggung jawab-nya dengan pasien dan mematuhi setiap
kebijakan lokal atau protokol.
4. Kelalaian
Kelalaian hukum bervariasi antara negara dan bisa saja mengalami perubahan signifikan.
Perawat memiliki tanggung jawab untuk berperilaku dengan cara yang wajar. Jika ada
pelanggaran dari pendekatan ini yang menyebabkan cedera kepada yang lain, pelanggaran ini
merupakan kelalaian.
5. Persyaratan Dokumentasi
Rekam medis adalah metode komunikasi bagi anggota tim perawatan kesehatan. rekam
medis harus akurat, jelas dan ringkas. Hal ini juga diharapkan bahwa catatan akan mudah diakses
dan dapat dimengerti.
Dokumentasi setiap interaksi antara saat melakukan triage antara perawat dan pasien dan
/ atau lainnya yang signifikan adalah bagaian lain dari akuntabilitas dalam praktik.
Australasian College of emergency medicine (ACEM) dalam pedoman secara jelas menyatakan
tentang informasi minimum yang diperlukan untuk dicatat pada setiap episode triase.
60
RUMAH SAKIT UMUM
“EL-SYIFA”
Jl. R.E. Martadinata No. 108 Ancaran- Kuningan – Jawa Barat
Telp. ( 0232 ) 876240 Fax. 876240
6. Kerahasiaan
Profesional kesehatan harus menyimpan setiap informasi yang telah disediakan dan
dipercayakan kepada mereka. Hal ini juga diharapkan bahwa pasien menerima privasi dari para
profesional kesehatan. perlindungan diperlukan untuk melindungi informasi pasien. Ini
termasuk bagian dari legislasi kesehatan fedral tingkat dan negara.
Perawat Triage juga memiliki tanggung jawab untuk memastikan privasi pasien yang
patut dihormati baik selama penilaian triase maupun selama pasien menunggu di ruang tunggu.
Kebijakan rumah sakit mengenai privasi dan hak pasien juga harus siap diakses oleh perawat
Triage.
61
RUMAH SAKIT UMUM
“EL-SYIFA”
Jl. R.E. Martadinata No. 108 Ancaran- Kuningan – Jawa Barat
Telp. ( 0232 ) 876240 Fax. 876240
Seorang petugas kesehatan wajib untuk menjaga informasi medis pasien secara
pribadi dan rahasia.Namun, dalam keadaan tertentu ada persyaratan hukum untuk
mengesampingkan privasi pasien dan kerahasiaannya, misalnya, anak-anak yang beresiko.Jika
tidak, suatu pelanggaran privasi pasien merupakan pelanggaran tugas perawatan.
7. Kewajib Melaporkan tanggung jawab
Jika ada kecurigaan bahwa anak atau anak-anak membutuhkan perawatan atau mungkin
sedang dianiaya, perawat memiliki tanggung jawab hukum untuk melaporkan kepada pihak
berwenang yang relevan dan mengacu pada yurisdiksi mereka.
Meskipun laporan ini tidak mungkin terjadi dari meja triase, perawat perlu menyadari
persyaratan hukum dan prosedur dan persyaratan dokumentasi rumah sakit, dalam rangka untuk
memenuhi kewajiban-kewajiban ini.
Ditetapkan di Kuningan
Pada tanggal 1 Desember 2018
Direktur RSU El-Syifa,
dr. Supardi
NIK. 0717. RSES. 332
62