Kata Pengantar
Puji Tuhan. Setelah melewati berbagai macam perbaikan akhirnya STFSP bisa
menghasilkan Buku Pedoman Teknis Penulisan Skripsi seperti ini.
Buku pedoman ini merupakan penyempurnaan dari buku pedoman serupa yang
pernah dipakai oleh STF Seminari Pineleng dan disusun oleh para pendahulu
kami. Karena perkembangan jaman dirasa perlu untuk memperbaiki dan membuat
penyesuaian seperlunya bagi buku Pedoman Teknis Penulisan Skripsi itu. Untuk
itu disampaikan kepada semua pihak, baik dosen maupun mahasiswa yang telah
terlibat aktif dalam proses itu. Secara khusus kami menyampaikan terima kasih
kepada Om Welly Lumi yang telah mengerjakan pengetikan awal, Sdr. Isye Rares
yang telah memperhatikan kesalahan ketik, dan kepada Prof. Dr. Johanis
Ohoitimur yang telah memperhatikan finalisasi teks secara keseluruhan. Berkat
kerjasama yang baik ini buku ini telah menjadi buku pedoman bersama yang
dapat diberlakukan di STF Seminari Pineleng.
Harapan kami Pedoman Teknis ini dapat membantu segenap civitas akademika,
khususnya mahasiswa, dalam penulisan skripsi secara baik dan benar.
Tim Revisi
Gregorius Hertanto Dwi Wibowo
Pedoman Teknis Penulisan Skripsi STFSP 2
DAFTAR ISI
I. KETENTUAN UMUM............................................................5
A. Pengertian ‘Skripsi’..........................................................5
H. Ujian Skripsi...................................................................10
A. Kertas..............................................................................12
B. Pengetikan......................................................................12
C. Penomoran Halaman......................................................13
D. Angka.............................................................................14
E. Satuan.............................................................................17
F. Simbol.............................................................................18
G. Tabel...............................................................................18
Pedoman Teknis Penulisan Skripsi STFSP 3
H. Gambar...........................................................................20
I. Cetak Miring...................................................................22
M. Membuat Kutipan...........................................................26
N. Catatan Kaki...................................................................29
A. Cara Penyusunan............................................................45
KEPUSTAKAAN..........................................................................57
Pedoman Teknis Penulisan Skripsi STFSP 4
I. KETENTUAN UMUM
A. Pengertian ‘Skripsi’
4. Judul skripsi dengan tema dan topik yang kurang lebih sama, hanya
boleh diambil setelah jangka waktu 5 (lima) tahun.
Pedoman Teknis Penulisan Skripsi STFSP 5
3. Proposal skripsi ditulis dengan spasi ganda (2), diketik pada kertas
berukuran A4 (kuarto), sebanyak-banyaknya 10 halaman, dan
ditandatangani oleh mahasiswa calon penulis dan dosen
pembimbing proposal skripsi, serta ditanda-tangani sebagai
persetujuan oleh Ketua Program Studi.
4. Naskah skripsi yang akan diuji harus dalam bentuk final sesuai
dengan ketentuan teknis sebagaimana diatur dalam pedoman ini dan
setelah mendapat persetujuan dari dosen pembimbing dan ketua
program studi.
H. Ujian Skripsi
7. Nilai Final dari sebuah skripsi yang sudah diuji berlaku sah bila
mahasiswa selambat-lambatnya satu bulan sesudah ujian
dilaksanakan menyerahkan skripsi final hasil perbaikan, dengan
ditandatangani oleh ketiga dosen penguji.
Pedoman Teknis Penulisan Skripsi STFSP 11
A. Kertas
B. Pengetikan
yang melebihi (3) tiga baris, diketik dengan spasi tunggal (satu
spasi).
4. Awal suatu paragraf dan catatan kaki, yaitu catatan di bagian bawah
suatu halaman, dimulai dengan tabulasi (indent) 1,27 cm (0,5 Inch)
ke dalam.
5. Kutipan yang melebihi tiga (3) baris diketik dengan tabulasi 1,27
cm (0,5 Inch) ke dalam dari batas margin kiri dan kanan.
6. Kalimat lanjutan setelah koma, titik, titik ganda, titik koma diketik
satu ketukan setelah tanda-tanda tersebut.
C. Penomoran Halaman
D. Angka
Misalnya:
atau
Misalnya:
Misalnya:
10. Besaran bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata
ditulis dengan huruf, kecuali jika beberapa lambang bilangan
dipakai secara berurutan, seperti dalam perincian dan pemaparan.
Misalnya:
E. Satuan
F. Simbol
2. Simbol dapat terdiri dari satu atau dua huruf. Simbol dapat diberi
subskrip atau superskrip atau keduanya. Subskrip dapat berupa
huruf atau angka atau keduanya, demikian juga superskrip.
Beberapa simbol ditulis dengan cetak miring. Sebagai petunjuk
umum, pilihan simbol yang sudah lazim digunakan pada bidang
anda.
3. Simbol satuan derajat (o), menit (’), dan detik (‘’) untuk ukuran
diketik mengikuti angkanya tanpa spasi. Contoh 5o, 10’, 20’’.
Simbol satuan lainnya didahului dengan satu spasi, misalnya 4 kg,
5 cm, 6 %
G. Tabel
1. Tabel dibuat pada kertas naskah. Huruf dan angka tabel harus
diketik. Kolom-kolom tabel disusun sedemikian rupa sehingga
tabel mudah dibaca. Jarak suatu angka dengan angka di bawah atau
angka di atasnya boleh satu atau dua spasi. Yang penting adalah
agar tabel mudah dibaca. Dalam program komputer dapat
digunakan program Lotus atau Microsoft Excell atau menggunakan
Pedoman Teknis Penulisan Skripsi STFSP 17
5. Di atas garis batas atas tabel dituliskan nomor dan judul tabel.
Jika tabel terdiri atas dua baris atau lebih, maka baris-baris tersebut
dipisahkan dengan satu spasi. Penomoran tabel harus bebas dari
penomoran bab.
6. Baris pertama judul tabel harus terletak tiga spasi di bawah garis
terakhir teks, sedangkan baris terakhir judul harus terletak dua spasi
di atas garis batas atas tabel.
9. Tabel yang memuat data yang dikutip dari beberapa sumber, tiap
kumpulan data dari satu sumber diberi superskrip, dan superskrip
tersebut dijelaskan pada catatan kaki di bawah tabel. Sumber
tersebut dapat pula dituliskan pada satu kolom khusus pada tabel,
dalam hal ini tidak diperlukan superskrip.
H. Gambar
6. Kalimat pertama pada gambar adalah nomor dan judul gambar yang
tercantum pada halaman daftar gambar dan ilustrasi.
Pedoman Teknis Penulisan Skripsi STFSP 19
9. Judul atau nama gambar ditulis dengan huruf kecil, kecuali huruf
pertama kata pertama yang ditulis dengan huruf besar. Baris-baris
judul gambar dipisahkan oleh jarak atau spasi. Untuk judul gambar
yang lebih dari satu baris menggunakan jarak satu spasi. Judul
gambar diletakkan di tengah secara simetrik, dua spasi di bawah
gambar.
10. Potret hitam putih dan potret warna yang dicetak dengan komputer
langsung pada kertas yang digunakan untuk skripsi dapat diterima.
Potret ditempatkan pada kertas naskah. Potret dianggap gambar
karena itu diberi nomor dan judul seperti halnya gambar.
I. Cetak Miring
1. Huruf miring (italic) harus sama besar dengan huruf untuk naskah.
2. Cetak miring digunakan untuk judul buku dan untuk nama majalah
ilmiah.
Pedoman Teknis Penulisan Skripsi STFSP 20
3. Pada umumnya cetak miring digunakan pada kata atau istilah untuk
memberi penekanan khusus, menarik perhatian. Dalam hal ini,
cetak miring pada suatu istilah hanya dipakai pada waktu istilah itu
muncul untuk pertama kali dalam naskah. Perlu ditambahkan,
bahwa cetak miring seperti ini jangan terlalu sering dipakai sebab
akan menghilangkan arti penekanan khusus tadi. Istilah atau bahasa
asing dalam teks, dituliskan dengan cetak miring.
Sebagian dari cara penulisan judul bab dan judul sub bab sudah
diterangkan di muka.
1. Judul bab didahului oleh bab yang ditulis dengan huruf besar
diikuti oleh nomor bab yang ditulis dengan angka Arab, ukuran
huruf 14 dan dicetak tebal (bold), seperti misalnya BAB 1 (tanpa
titik). Bab dan nomornya tersebut diketik empat spasi di bawah
batas tepi atas tanpa diakhiri titik di belakang angka dan diletakkan
secara simetrik (centered) dalam batas kertas yang boleh diketik.
Setiap bab baru harus ditulis pada halaman baru.
2. Judul bab diketik dua spasi di bawah nomor bab. Judul bab ditulis
dengan huruf besar (capital) ukuran 14 dan dicetak tebal (bold)
tanpa diakhiri titik di belakang huruf terakhir. Jika judul bab terdiri
dari dua baris maka baris kedua dimulai dengan baris baru dengan
jarak satu spasi. Judul bab diletakkan secara simetrik dalam batas
kertas yang boleh diketik.
Contoh:
Pedoman Teknis Penulisan Skripsi STFSP 22
Catatan:
- Kecuali kata depan dan kata hubung, setiap kata dalam judul bagian
(heading) dimulai dengan huruf besar.
- Namun bila kata depan itu merupakan awal dari judul, kata depan
itu diawali huruf besar.
M. Membuat Kutipan
2. Ketelitian pengutipan
Contoh:
f. Jika dalam kutipan itu terdapat bagian yang aneh dan anda ingin
memperbaikinya, maka perbaikan itu harus ditempatkan dalam
kurung-siku [....].
3. Pengetikan kutipan
a. Kutipan diketik dengan font yang sama dengan font teks skripsi
(font 12).
b. Jika kutipan tidak lebih dari tiga baris ketikan, kutipan tersebut
dimasukkan dalam paragraf yang sama dengan yang lain atau
paragraf regular. Teks kutipan harus diapit tanda petik pada
awal dan pada akhir (“....”). Jenis kutipan ini disebut “bentuk
kutipan biasa”.
c. Jika kutipan terdiri dari empat atau lebih baris ketikan, kutipan
harus diketik dengan spasi tunggal sebagai alinea baru yang
dikedalamankan pengetikannya (indentation 0,5”), dan tanpa
tanda petik. Jenis kutipan ini disebut “kutipan blok”
Contoh:
N. Catatan Kaki
c. Catatan kaki yang lebih dari dua baris diketik dengan satu spasi.
d. Catatan kaki diketik dengan font yang sama dengan font teks
skripsi, baris pertama agak ke dalam sejajar dengan baris
paragraf dan baris-baris berikutnya, diketik sejajar dengan
baris-baris yang lain dalam naskah.
f. Nomor urut diberi dalam angka Arab dan tidak diberi tanda apa
pun juga.
a. Buku
Contoh:
b. Artikel
Contoh:
c. Buku/Artikel
5. Penggunaan Ibid
(loco citato, di tempat atau halaman yang sama yang baru saja
disebutkan). Dua singkatan terakhir ini sudah tidak lazim
dipakai oleh para penulis masa kini.
3) Ibid. tidak dipakai apabila telah ada catatan kaki lain yang
menyelinginya.
Triumph (New York: Duell, Sloan and Pearce 1952), hlm. 34.
4
Ibid.
5
Ibid., hlm. 27.
6
Ibid., II. hlm. 95. (II = nomor volume).
Pedoman Teknis Penulisan Skripsi STFSP 31
a. Satu Pengarang
b. Dua Pengarang/Editor
c. Tiga Pengarang
Catatan:
f. Terjemahan
Catatan:
Catatan:
i. Ensiklopedi
atau
Pedoman Teknis Penulisan Skripsi STFSP 34
Catatan:
j. Surat Kabar
Catatan:
Catatan:
l. “Terkutip dalam”
Catatan:
Contoh:
A. Cara Penyusunan
4. Jika pengarang yang sama mempunyai dua atau lebih karya yang
akan diurutkan, maka pada penyebutan pertama namanya ditulis
lengkap, sedangkan pada urutan kedua dan seterusnya boleh
diberikan garis datar yang diakhiri dengan titik (------------.).
8. Jarak antara garis dalam butir pustaka diketik dengan satu spasi jika
panjangnya lebih dari satu baris ketikan.
Pedoman Teknis Penulisan Skripsi STFSP 41
9. Bila dalam urutan nama yang sama, terdapat buku yang ditulis oleh
penulis yang sama bersama orang lain, nam penulis tersebut ditulis
lagi.
1. Buku:
Contoh :
a. Satu Pengarang
Hazairan. Demokrasi Pancasila. Jakarta: Tintamas, 1970.
Catatan:
Misalnya:
5. Jika ada lebih dari satu nama kota, maka diambil nama
yang pertama.
b. Dua Pengarang
Sihombing, L. Herman dan Mahjudin Saleh. Hukum Adat
Minangkabau dalam Pengadilan Sumatra Barat. Bandung:
Alumni, 1957.
Catatan:
Judul dan sub-judul dipisahkan oleh tanda baca “titik dua” (:).
Hanya nama pertama yang diurutkan menurut ketentuan Daftar
Pustaka. Karena itu dalam contoh di atas Mahjudin Saleh, Lis
Rosenthal, dan Rebecca M. Valette tak dibalikkan sebagaimana
tata penyusunan Daftar Pustaka.
Pedoman Teknis Penulisan Skripsi STFSP 43
c. Tiga Pengarang
Catatan:
5. Terjemahan
Catatan:
6. Ensiklopedia
Catatan:
Catatan:
Catatan:
a. Konsili-konsili:
b. Ensiklik paus-paus:
Pedoman Teknis Penulisan Skripsi STFSP 48
1. Konsili-konsili:
2. Ensiklik Paus-paus:
Pedoman Teknis Penulisan Skripsi STFSP 49
3. Dokumen KWI
KEPUSTAKAAN
Parera, Jos Daniel. Menulis Tertib dan Sistematik. Edisi kedua. Jakarta:
Erlangga, 1987.
SKRIPSI
Oleh:
MANADO
2012
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
Mengetahui,*
Ketua,
* Dalam bagian ini ada perbedaan antara sebelum dan sesudah ujian. Sebelum ujian
yang bertanda tangan adalah Ketua Program Studi masing-masing. Setelah diuji, barulah
Ketua STF bertanda tangan.
Pedoman Teknis Penulisan Skripsi STFSP 53
Diterima dan disetujui oleh Panitia Intern Skripsi Sarjana Strata-1 Sekolah
Tinggi Filsafat Seminari Pineleng
berdasarkan surat keputusan STF Seminari Pineleng
Nomor : 079 / K / X / 2011 tertanggal 03 Oktober 2011
PENGUJI :
“Tanpa Allah
kita tidak dapat berbuat apa-apa”
(St. Agustinus)