Anda di halaman 1dari 114

BUNGA RAMPAI

PENYELENGGARAAN
PERUMAHAN DI
INDONESIA
#PRAKTIK TERBAIK OLEH DAERAH
SAMBUTAN

2
BUNGA RAMPAI
PENYELENGGARAAN
PERUMAHAN DI
INDONESIA
#PRAKTIK TERBAIK OLEH DAERAH
SAMBUTAN

M. BASUKI HADIMOELJONO
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Sebuah Kontribusi Nyata untuk


Peningkatan Kompetensi SDM
bidang Perumahan dan
Kawasan Permukiman
Kementerian PUPR yang sejak tahun 2015 dipercaya untuk mampu menyediakan
tempat tinggal yang layak untuk kesejahteraan bangsa Indonesia telah
mengusahakan dengan langkah nyata melalui Program Sejuta Rumah. Program
ini menunjukkan arah positif, dapat dilihat dari capaiannya yang tiap tahun
mengalami peningkatan, bahkan pada tahun 2018 telah melampaui target.
Keberhasilan pencapaian Program Sejuta Rumah, tentu tidak semata-mata hasil
kerja keras dari Pemerintah Pusat saja tetapi ada kontribusi dari Pemerintah
Daerah, yang dengan inisiatif dan inovasinya turut mendorong keberhasilan
pelaksanaan program ini.

Seiring dengan pesan Presiden Joko Widodo dalam pidato pertama usai
pelantikan pada Minggu 20 Oktober 2019 yang kembali memprioritaskan
pembangunan SDM dan infrastruktur pada 5 (lima) tahun ke depan. Kementerian
PUPR berkomitmen melanjutkan amanah tambahan untuk mendukung misi
penguatan SDM, yang telah diberikan sejak tahun 2019. Amanah tersebut
menuntut kita untuk terus meningkatkan kompetensi dari para penyelenggara
urusan pemerintahan bidang PUPR, dari tingkat pusat hingga daerah.

4
Buku ini khusus mendokumentasikan praktik
baik dari 5 (lima) daerah yang berhasil dalam
menyelenggarakan urusan perumahan dan kawasan
permukiman di daerahnya menjadi lebih efisien,
efektif, lebih transparan, dan mampu memberikan
pelayanan publik yang lebih baik.

Upaya peningkatan kompetensi dapat dimulai dengan cara pembelajaran


horizontal, yang dapat dilakukan melalui studi banding, melakukan
benchmarking, maupun meniru praktik baik, dimana salah satunya adalah
melalui buku. Buku yang ada di tangan kita ini, merupakan sebuah wujud
pengelolaan pengetahuan (knowledge management) bidang perumahan
dan kawasan permukiman, yang ditujukan sebagai alat bantu dalam
pembelajaran horisontal antar para penyelenggara bidang perumahan dan
kawasan permukiman. Buku ini khusus mendokumentasikan praktik baik dari
5 (lima) daerah yang berhasil dalam menyelenggarakan urusan perumahan
dan kawasan permukiman di daerahnya menjadi lebih efisien, efektif, lebih
transparan, dan mampu memberikan pelayanan publik yang lebih baik. Cara
maupun strategi yang dilakukan oleh daerah-daerah tersebut diharapkan
dapat ditiru atau dimodifikasi oleh daerah lain, dengan demikian proses
peningkatan kompetensi SDM bidang perumahan dan kawasan permukiman
di daerah dapat terjadi secara meluas.

5
PENGANTAR

KHALAWI ABDUL HAMID


Direktur Jenderal Penyediaan Perumahan

Inisiatif dan Inovasi untuk


Perumahan yang Lebih Baik
P embangunan bidang perumahan dan kawasan permukiman merupakan salah
satu urusan wajib pemerintah sebagaimana diatur Undang-Undang No.23 Tahun
2014. Hal ini membawa konsekuensi bahwa setiap daerah harus menyelenggarakan
pembangunan bidang perumahan dan kawasan permukiman secara menyeluruh, mulai
dari perencanaan hingga evaluasi pencapaian kinerja dalam pemenuhan pelayanan
publik bidang perumahan dan kawasan permukiman.

Untuk memastikan proses penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman


di daerah terlaksana dengan baik, Kementerian PUPR, melalui Direktorat Jenderal
Penyediaan Perumahan melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap
penyelenggaraan urusan perumahan dan kawasan permukiman. Pembinaan dilakukan
dalam bentuk fasilitasi yang meliputi kegiatan penguatan kapasitas dan bimbingan
teknis.

Pembinaan yang dilakukan merupakan bentuk pelaksanaan amanat dari PP No.14 Tahun
2016 tentang Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman dan PP No.12
Tahun 2017 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah. Melalui pembinaan yang telah dilakukan, kami berharap pemerintah daerah

6
dapat lebih memahami tentang urgensi
urusan PKP dan mampu melaksanakan
penyelenggaraan urusan PKP dengan
Buku ini memuat berbagai semestinya.
cerita keberhasilan program
dan kegiatan, yang semoga Kami gembira dan bangga karena ternyata
dapat menginspirasi dari beberapa daerah yang telah dibina
dan memotivasi daerah- menunjukkan hasil kinerja yang memuaskan.
Beberapa dari mereka, bahkan mampu
daerah lain yang tengah
melahirkan inovasi dan terobosan-terobosan
melaksanakan program dan
menarik yang dapat menjadi bahan
kegiatan serupa, namun masih pembelajaran bagi daerah-daerah lain.
mengalami beberapa kendala.
Jangan patah semangat Buku ini memuat berbagai cerita keberhasilan
karena keberhasilan yang program dan kegiatan, yang semoga dapat
telah diraih oleh beberapa menginspirasi dan memotivasi daerah-daerah
lain yang tengah melaksanakan program dan
daerah menunjukkan bahwa
kegiatan serupa, namun masih mengalami
tidak ada yang tidak mungkin.
beberapa kendala. Jangan patah semangat
karena keberhasilan yang telah diraih oleh
beberapa daerah menunjukkan bahwa
tidak ada yang tidak mungkin, sepanjang
seluruh pemangku kepentingan memiliki
visi yang sama dan bersedia bekerja sama,
bergandengan tangan menyelesaikan setiap
persoalan dengan semangat yang sama.
Selamat membaca.

7
DAFTAR ISI

Sambutan
Pengantar
Daftar Isi
JAWA TENGAH SUMATERA BARAT
Data, Menjadi Tonggak Inspirasi Kesuksesan Perda
Penyelenggaraan RP3KP
Perumahan yang Efektif,
4 Efisien, dan Akuntabel

PENDAHULUAN
Praktik Terbaik
Penyelenggaraan 18 34
Pembangunan
Perumahan

12

8
NUSA TENGGARA YOGYAKARTA GORONTALO
BARAT Koordinasi dan Sinergi Skema Pembiayaan
Strategi dan Sinergi dalam Penyelenggaraan Alternatif Untuk
Mengubah Wajah Muram Perumahan Pemenuhan Akses
Bantaran Sungai Perumahan
di Kelurahan Banjar

50 66 86

9
Pendahuluan
Pemerintah Wajib
Menyelenggarakan
Urusan Perumahan
dan Kawasan
Permukiman
U rusan perumahan sebagai urusan pemerintahan wajib pelayanan dasar seperti
tercantum dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah mengharuskan setiap tingkatan pemerintahan untuk menyelenggarakan
urusan perumahan dan kawasan permukiman. Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah Provinsi maupun Kabupaten/Kota berdasarkan Undang-Undang Nomor 1
Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman bertindak sebagai Pembina
penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman, yang melakukan pembinaan
dalam perencanaan, pengaturan, pengendalian, dan pengawasan.

Pemerintah daerah sebagai nakhoda penyelenggaraan urusan perumahan dan


kawasan permukiman, dalam melaksanakan pembinaan, Pemerintah Provinsi maupun
Pemerintah Kabupaten/Kota mempunyai beberapa tugas dan wewenang untuk
dilaksanakan agar sektor perumahan dan kawasan permukiman di daerah dapat
berfungsi baik dalam memberikan pelayanan publik paling optimal untuk kesejahteraan
masyarakatnya.

Salah satu tugas Pemerintah Pusat sebagai wujud pembinaan penyelenggaraan urusan
perumahan dan kawasan permukiman adalah melakukan atau mendorong penelitian

12
dan pengembangan penyelenggaraan perumahan Pemerintah daerah ini telah mempunyai kesadaran
dan kawasan permukiman. Dalam rangka tugas akan pentingnya urusan PKP sebagai pengungkit
tersebut, Pemerintah Pusat melakukan pengelolaan percepatan pembangunan daerah dan sekaligus
pengetahuan atas berbagai upaya praktik baik melaksanakan mandat UU No. 23 Tahun 2014, yang
yang telah dilakukan oleh beberapa pemerintah menyatakan bahwa urusan PKP adalah urusan
daerah, yang berani melakukan terobosan maupun pemerintahan wajib pelayanan dasar, yang berarti
yang berkomitmen serta berinisiatif tinggi dalam urusan ini harus diselenggarakan tanpa terkecuali
penyelenggaraan perumahan dan kawasan oleh daerah.
permukiman untuk daerahnya.
Pemerintah daerah ini mempunyai inisiatif dan
Praktik Terbaik (Best Practices) Penyelenggaraan menjadi cukup kreatif dalam melaksanakan tugas dan
Urusan Perumahan dan Kawasan Permukiman wewenang dalam penyelenggaraan perumahan dan
Dalam kondisi masih belum lengkapnya berbagai kawasan permukiman. Tugas dan wewenang yang
peraturan pendukung penyelenggaraan urusan telah dilakukan Pemerintah Daerah dengan baik,
perumahan dan kawasan permukiman yang menjadi antara lain: pendataan; perencanaan bidang PKP;
acuan bagi daerah, terdapat Pemerintah Daerah yang fasilitasi penyediaan PKP; pemberdayaan pemangku
berani memprioritaskan urusan PKP sebagai agenda kepentingan, kolaborasi dan kerja sama dalam
pembangunan daerahnya. penyelenggaraan PKP.

13
Pemerintah Menyediakan Perumahan dan Permukiman Bagi Masyarakat

pemberdayaan pemangku kepentingan, kolaborasi


Praktik pendataan dicontohkan dengan apik oleh serta kerja sama dicontohkan oleh Provinsi NTB
Provinsi Jawa Tengah dan Kabupaten Jepara; praktik dalam penanganan RTLH dan kekumuhan; Provinsi
perencanaan bidang PKP hingga berhasil di tingkat DIY dalam penanganan huntara dan huntap pasca
legislasi dicontohkan oleh Provinsi Sumatera Barat; bencana gempa dan erupsi Merapi; dan Provinsi
dan praktik baik fasilitasi penyediaan PKP dan Gorontalo dalam fasilitasi untuk membuka akses
pembiayaan perumahan bagi MBR.

14
Praktik terbaik penyelenggaraan urusan PKP yang
telah dilakukan oleh daerah tersebut diharapkan bisa
dijadikan contoh atau menjadi inspirasi bagi daerah
lainnya untuk selanjutnya ditiru dan/atau dimodifikasi
sesuai dengan kebutuhan serta karakteristik
daerahnya.

15
Jawa Tengah:
Data, Menjadi
Tonggak
Penyelenggaraan
Perumahan yang
Efektif, Efisien,
dan Akuntabel
Data, Menjadi
Tonggak
Penyelenggaraan
Perumahan yang
Efektif, Efisien, dan
Akuntabel

D
ata itu mahal, namun biaya pembangunan
akan menjadi jauh lebih mahal jika didasarkan
pada data yang tidak akurat atau bahkan salah.
Jika data yang dijadikan acuan dalam perencanaan,
pembangunan maupun pembuatan keputusan
adalah salah, maka permasalahan yang coba
diselesaikan justru tidak terpecahkan dan malah
berpotensi memunculkan masalah baru lainnya,
dan jika data yang menjadi acuan adalah valid, maka
penanganannya pun akan benar dan akurat.

Tidak dapat dipungkiri bahwa ketersediaan data yang


akurat sangat penting dalam penyelenggaraan perumahan
dan kawasan permukiman (PKP). Ketidakberesan data sering
dituding sebagai sumber masalah yang menghambat efektivitas pelaksanaan program-
program bidang PKP, seperti program penanganan RTLH, program penanganan PSU,
program pembangunan rumah susun (rusun) atau rumah khusus (rusus), program
pembangunan hunian tetap (huntap), hingga program bantuan pembiayaan perumahan.

18
“Hal yang paling utama dalam penanganan suatu
masalah adalah data. Data harus valid karena
jika tidak, dapat menimbulkan masalah dalam
penanganan”.

Drs. BUDI WIBOWO, MSi.


Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman
Provinsi Jawa Tengah

Akibat data yang tidak akurat, masyarakat yang mengimplementasikan SDS dalam pembangunan
seharusnya menerima bantuan malah tidak menerima daerahnya. SDS ini dianggap Pemprov Jawa Tengah
bantuan, sementara yang tidak berhak menerima sebagai upaya hijrah menuju keterbukaan informasi
malah mendapatkan bantuan. dan smart cities. Sistem ini terintegrasi untuk
menyajikan data yang akurat, lengkap, akuntabel, up
Menyadari hal itu, Dinas Perumahan Rakyat dan to date, serta mudah diakses.
Kawasan Permukiman Provinsi Jawa Tengah
menempatkan pendataan PKP sebagai salah satu Pewujudan SDS yang komprehensif mensyaratkan
kegiatan yang perlu diutamakan, ditandai dengan adanya kontribusi berupa data sektoral sesuai
keberadaan satu seksi yang khusus menangani urusan kewenangan secara periodik, pengelolaan data
pendataan yaitu: Seksi Pengelolaan Data Perumahan, sektoral secara baik, pembaruan data sektoral yang
Kawasan Permukiman dan Pertanahan. Seksi ini lah menjadi kewenangan, serta mengintegrasikan
yang kemudian mengembangkan aplikasi untuk aplikasi pengelolaan data dan layanan publik dengan
pengelolaan data PKP di Provinsi Jawa Tengah. aplikasi SDS Pemerintah Provinsi. SDS Pemerintah
Provinsi ini akan terintegrasi juga dengan SDS di
Jawa Tengah Berkomitmen Mengintegrasikan tingkat kabupaten/kota. Hal ini yang mendorong
Data dengan Sistem Informasi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) sebagai
Pengembangan Sistem Informasi di Provinsi Jawa perangkat teknis sektoral di Provinsi Jawa Tengah
Tengah merupakan bentuk komitmen Gubernur Jawa bergegas mengembangkan aplikasi sistem informasi
Tengah untuk memberlakukan Single Data System sektoral sesuai kewenangannya, termasuk Dinas
(SDS) dalam pembangunan daerahnya. Komitmen Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman
tersebut diwujudkan dalam penerbitan Peraturan yang mengembangkan aplikasi Sistem Informasi
Gubernur No. 20/2017 perubahan atas Peraturan Perumahan (SIMPERUM) dan Sistem Informasi
Gubernur No. 52/2016 tentang Single Data System. Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah pun menjadi (SIM-PKP).
satu-satunya pemerintah provinsi yang sudah

19
Data, Menjadi Tonggak Penyelenggaraan Perumahan yang Efektif, Efisien, dan Akuntabel

Skema Pengembangan SDS Provinsi Jawa Tengah

SIMPERUM dan SIM-PKP: Inovasi Pengelolaan Data Kedua aplikasi sistem informasi tersebut
PKP yang Akurat dan Terkini dikembangkan untuk menjawab tantangan
Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman penyediaan data PKP yang akurat dan terkini.
Provinsi Jawa Tengah, melalui Seksi Pengelolaan Data Selain itu, aplikasi ini merupakan ikhtiar untuk
Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan, mewujudkan akuntabilitas dalam penyelenggaraan
mengembangkan Sistem Informasi Perumahan urusan perumahan dan kawasan permukiman. Data
(SIMPERUM) dan Sistem Informasi Perumahan, dan informasi yang disajikan berdasarkan dimensi,
Kawasan Permukiman, dan Pertanahan (SIM-PKP). variabel, dan parameter yang umum digunakan
SIMPERUM merupakan aplikasi yang dikembangkan dalam penyelenggaraan perumahan dan kawasan
khusus untuk mengelola data Rumah Tidak Layak permukiman. Dengan demikian data dan informasi
Huni (RTLH). SIM-PKP merupakan aplikasi yang yang disampaikan akan mendekati valid dan reliable
dikembangkan untuk mengelola data PKP secara sebagai landasan dalam mempertanggungjawabkan
menyeluruh. hasil penyelenggaraan program perumahan dan
kawasan permukiman di Jawa Tengah.

20
SIM-PKP dikembangkan dari hasil kegiatan Berbeda dengan SIM-PKP yang mengelola data
pengembangan basis data PKP yang difasilitasi dan informasi berbagai program dan kegiatan
oleh pemerintah pusat melalui Ditjen Penyediaan terkait perumahan dan kawasan permukiman,
Perumahan. Basis data PKP yang telah ada diformat termasuk: penanganan backlog; penanganan RTLH;
dalam e-basis data PKP dan dikemas menjadi SIM- penanganan perumahan kumuh dan permukiman
PKP. Konten SIM-PKP memuat dashboard, data kumuh; penanganan PSU; penyediaan rumah umum;
umum, dan data sektor perumahan, permukiman, penyaluran fasilitasi pembiayaan perumahan; dan
dan pertanahan. SIM-PKP dapat membantu Dinas program lainnya terkait sektor perumahan dan
Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Provinsi kawasan permukiman, SIMPERUM difokuskan untuk
Jawa Tengah dalam perencanaan, pengalokasian pengelolaan data dan informasi dalam penanganan
program dan kegiatan, monitoring dan evaluasi, serta RTLH, termasuk informasi sumber pembiayaannya.
perumusan kebijakan sektor PKP menjadi lebih cepat
dan akurat.

(link: http://si.disperakim.jatengprov.go.id/)

21
22
Data, Menjadi Tonggak Penyelenggaraan Perumahan yang Efektif, Efisien, dan Akuntabel

SIMPERUM Provinsi terintegrasi dengan SIMPERUM kota yang sudah mengembangkan aplikasi
kabupaten/kota sehingga ada sinkronisasi data penanganan RTLH dan telah terkoneksi dengan
yang dinamis. SIMPERUM Provinsi diarahkan untuk SIMPERUM Provinsi Jawa Tengah adalah Kabupaten
dapat terkoneksi dengan SIMPERUM atau aplikasi Jepara.
sistem informasi penanganan RTLH di kabupaten/
kota. Setiap kabupaten/kota dapat melakukan Jepara Merintis Pendataan yang Akurat
input data kapanpun dan langsung tersambung Keresahan serta kebingungan yang meliputi
dengan SIMPERUM Provinsi sehingga perubahan Ir. Ashar Ekanto pada tahun 2017 ketika diberi
data SIMPERUM Provinsi sangat dinamis mengikuti amanat memimpin Dinas Perumahan Rakyat dan
perubahan atau input data yang dilakukan oleh Kawasan Permukiman Kabupaten Jepara yang baru
kabupaten/kota. saja dibentuk saat itu, segera diteliti asal muasal
penyebabnya dan ditemukan bahwa ketiadaan
Saat ini Provinsi Jawa Tengah masih terus mendorong basis data perumahan yang memadai adalah akar
dan memberikan bimbingan teknis ke kabupaten/kota dari permasalahan. Disperakim Kabupaten Jepara
di seluruh Provinsi Jawa Tengah untuk pengembangan membutuhkan data fisik, sedangkan yang dipunyai
aplikasi penanganan RTLH atau SIMPERUM di adalah data kemiskinan sehingga rawan terjadi
kabupaten/kota dan menghubungkannya dengan missmatch program. Hasil validasi menyebabkan
SIMPERUM Provinsi Jawa Tengah. Daerah kabupaten/ terjadi penyusutan dari data awal dengan asumsi

Strategi Jawa Tengah dalam Pengembangan Data dan Pengembangan Aplikasi Pendataan PKP

24
“Dulu, kita tidak bisa menjawab setiap kali ditanya
tentang perumahan, kita kebingungan. Ternyata
setelah kita teliti, yang menjadi permasalahan utama
adalah basis data. Kita tidak mempunyai basis data
yang mumpuni”.

Ir. ASHAR EKANTO


Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman
Kabupaten Jepara

kemiskinan, sebanyak 61 ribu unit RTLH menyusut primer dengan penerjunan langsung Tim Fasilitator
menjadi 16 ribu unit RTLH. Validasi ulang dari data Lapangan (TFL) ke lapangan untuk melakukan validasi
yang telah susut menjadi 16 ribu unit RTLH ditemukan data maupun verifikasi. Validasi dilakukan secara
bahwa indikator RTLH yang digunakan hanya dengan sensus dengan mendata RTLH dengan berbasis nama
kriteria Kementerian PUPR saja, padahal pasti ada RTLH dan alamat (by name by address) beserta koordinatnya.
di luar kriteria Kementerian PUPR sehingga berpotensi
terjadi kenaikan data unit RTLH di Kabupaten Jepara. Langkah berikutnya yang dilakukan Disperakim
Segera setelahnya, pak Ashar bertekad meyakinkan Kabupaten Jepara adalah pembuatan aplikasi sistem
DPRD Kabupaten Jepara untuk bisa menganggarkan informasi pendataan perumahan yang dinamakan
kegiatan pendataan di Dinas yang dipimpinnya. SIM-RTLH Kabupaten Jepara. Keunggulan dari
SIM-RTLH yang dikembangkan Kabupaten adalah
Perjuangan pak Ashar untuk mewujudkan basis sudah memadukan dengan data Nomor Induk
data perumahan berbuah dengan pengalokasian Kependudukan (NIK) yang berarti SIM-RTLH ini
dana dari tahun 2017 hingga tahun 2019 ini sudah sudah berbasis NIK sehingga lebih aman dan dapat
mencapai nilai sebesar 700 juta rupiah untuk kegiatan meminamilisir ketidaktepatan sasaran penerima
pembangunan basis data perumahan di Kabupaten program serta mencegah data ganda. Semua data
Jepara. Kegiatan pendataan di Kabupaten Jepara yang didapatkan dari TFL dan telah diverifikasi
pun mempunyai alokasi anggaran rutin untuk bisa selanjutnya dimasukkan ke dalam SIM-RTLH, sehingga
menampung kebutuhan update data secara rutin. data-data di SIM-RTLH benar-benar valid dan akurat.

Disperakim Kabupaten Jepara juga melakukan


gebrakan dalam membangun basis data perumahan
di daerahnya, yaitu dengan melakukan pendataan

25
Data, Menjadi Tonggak Penyelenggaraan Perumahan yang Efektif, Efisien, dan Akuntabel

Selanjutnya aplikasi SIM-RTLH Kabupaten Jepara ini SIM-RTLH Kabupaten Jepara: Pegangan
pun diintegrasikan dengan SIMPERUM Provinsi Jawa Penyediaan Perumahan Secara Kolaboratif
Tengah yang berkonsentrasi dalam pendataan RTLH. Kehadiran SIM-RTLH ini sangat membantu Disperakim
Integrasi aplikasi sistem antara Provinsi Jawa Tengah Kabupaten Jepara dalam melakukan penanganan
dengan Kabupaten Jepara (server to server) ini telah RTLH. Disperakim Kabupaten Jepara dapat dengan
memudahkan koordinasi dan komunikasi antara dua mudah melakukan pembagian target penyediaan
tingkatan pemerintahan yang berbeda menjadi lebih perumahan dengan berbagai sumber pendanaan
efisien dan efektif. potensial yang ada di Kabupaten Jepara.

Strategi pengkinian data yang berkembang dinamis Berpegang dari SIM-RTLH yang dipunyai,
di masyarakat pun dirancang oleh Disperakim Disperakim mampu mendorong Bupati Jepara
Kabupaten Jepara dengan melibatkan seluruh desa untuk mengeluarkan edaran agar setiap desa wajib
yang ada di wilayah Kabupaten Jepara. Disperakim menganggarkan bantuan sosial RTLH sebanyak 5
Kabupaten Jepara membentuk tim dengan anggota unit dengan besaran 15 juta rupiah per unit. Selain
dari seluruh desa, yang mana setiap satu desa diambil itu Disperakim juga berani mendorong perusahaan-
satu orang petugas yang akan mewakili desanya perusahaan yang berada di sekitar kantong-kantong
dalam updating data rutin. Anggota tersebut bertugas RTLH agar mengalokasikan dana CSR nya untuk
untuk mengirim updating data desa ke Disperakim perbaikan RTLH bagi warga di sekitar perusahaannya.
Kabupaten Jepara.

Strategi Disperakim Kabupaten Jepara Mengembangkan Pendataan Perumahan

26
Disperakim Kabupaten Jepara pun dapat dengan tentang karakteristik penerima bantuan, dan diiringi
mudah memberikan rekomendasi calon penerima dengan sosialisasi yang tepat maka konflik atau
bantuan sesuai dengan kriteria dari BAZNAS Provinsi protes dari masyarakat dalam pelaksanaan bantuan
maupun BAZNAS Kabupaten Jepara, yang kini mulai RTLH tidak ada.
ikut dalam pengentasan RTLH di Kabupaten Jepara.
Bantuan RTLH dari dana pusat, APBD Provinsi maupun Berangkat dari Provinsi Jawa Tengah dan Kabupaten
APBD Kabupaten Jepara juga dapat teralokasikan Jepara yang serius menggarap pendataan perumahan,
dengan tepat sesuai dengan pola bantuan yang tampaknya dapat dipetik pelajaran bahwa data
diberikan. adalah sebuah sumber daya yang sangat penting
dalam proses pembangunan untuk mewujudkan
SIM-RTLH Kabupaten Jepara ini juga dapat kesejahteraan masyarakat secara adil dan merata.
mengantisipasi konflik yang umum terjadi di Membangun data memang mahal, tetapi akan lebih
masyarakat akibat kecemburuan besaran nilai mahal akibatnya jika membangun dan bertindak
bantuan yang berbeda karena sumber pembiayaan tanpa data yang akurat.
yang berbeda. SIM-RTLH yang berbasis NIK ini secara
transparan dapat memberikan informasi umum

27
Data, Menjadi Tonggak Penyelenggaraan Perumahan yang Efektif, Efisien, dan Akuntabel

(link: https://sim-rtlh.jepara.go.id/ )

Pengelolaan data di Jawa Tengah dipicu Pemanfaat aktif SIM-PKP saat ini masih di
dari gerakan yang diinisiasi oleh Gubernur internal Disperakim Jawa Tengah sedangkan
untuk memberlakukan SDS di semua OPD di pemanfaat SIMPERUM selain internal, seluruh
Provinsi Jawa Tengah. Dinas PKP Kab/Kota di Jawa Tengah dan
Pemerintah Pusat telah bisa mengakses.
Motivasi Disperakim Jawa Tengah yang
sangat perhatian dalam pengelolaan data Tahapan yang dilakukan untuk
adalah untuk mencegah salah sasaran mengembangkan pengelolaan Data PKP di
dalam pemberian bantuan dari Pemerintah Jawa Tengah:
Pusat maupun Pemerintah Daerah serta 1. Membangun sistem;
untuk mencegah timbulnya konflik dalam 2. Sosialisasi dan bimbingan teknis ke
penanganan. seluruh Dinas PKP kab/kota di Jawa
Tengah;
Disperakim Jawa Tengah mengembangkan 3. Dinas PKP kab/kota melakukan input data;
SIM-PKP, untuk mengelola data PKP secara 4. Integrasi dan pengelolaan data oleh
keseluruhan dan SIMPERUM, khusus untuk Disperakim Jawa Tengah.
mengelola data terkait bantuan untuk Rumah
Tidak Layak Huni (RTLH).

28
"Kami masih membangun sistem induk (SIM-
PKP), yang mana sistem ini akan membawahi
sistem PKP yang ada (termasuk SIMPERUM).
Mekanisme menggunakan sistem induk ini
masih dalam penyempurnaan. Untuk SIMPERUM
ini untuk memfasilitasi masyarakat agar dapat
memperbaiki rumah sendiri secara swadaya atau
kami bantu fasilitasi untuk pembangunan baru. Jadi
yang kita fasilitasi adalah bagaimana daerah tersebut
dapat mengurangi angka backlog secara bertahap."

ANGELA Y. MANDARIKA, ST., MSc., MEng.


Kasi Pengelolaan Data Perumahan, Kawasan Permukiman, dan
Pertanahan Disperakim Provinsi Jawa Tengah

“Sekarang (pekerjaan) kami menjadi lebih ringan, tidak


lagi repot melayani permintaan data berkali-kali dari
Provinsi. Padahal terkadang data yang diminta sudah
pernah kami sampaikan. Dengan sistem ini, Provinsi
bisa tinggal mengakses langsung SIM-RTLH kami.”

ANANG PRIO PAMBUDI


Staf Disperakim Kabupaten Jepara

29
Testimoni, Warga Penerima Program, Jawa Tengah

30
31
Sumatera
Barat:
Inspirasi
Kesuksesan
Perda RP3KP
Inspirasi
Kesuksesan
Perda RP3KP

P rovinsi Sumatera Barat (Sumbar) berada di baris terdepan


pada Program Perumahan dan Kawasan Permukiman
(PKP). Sumbar berhasil mengelola dan menerjemahkan
Program PKP ke dalam beragam program dan
kebijakan provinsi. Salah satu bentuk keberhasilannya
adalah Provinsi Sumbar telah menyusun Rencana
Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan
Kawasan Permukiman (RP3KP) dan membawanya ke
ranah regulasi hingga, akhirnya, disahkan sebagai
Peraturan Daerah (Perda) No. 7 Tahun 2016 tentang
RP3KP Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016—2035.

RP3KP Provinsi Sumatera Barat disusun sebagai Rencana


Induk Pembangunan bidang perumahan dan permukiman
jangka panjang Provinsi Sumatera Barat, sebagai dasar dan arah
dalam perencanaan program perumahan. Inisiasi penyusunan RP3KP telah dimulai pada
tahun 2015 sebagai tindak lanjut kegiatan penguatan kelembagaan bidang Perumahan
dan Permukiman oleh Direktorat Perencanaan Perumahan. Penyusunan RP3KP Provinsi

34
Sumatera Barat diprakarsai oleh Pokja PKP dibawah Pusat memiliki kegiatan untuk program-programnya,
koordinasi Dinas Pekerjaan Umum bidang Cipta Karya provinsi memiliki kepentingan untuk menjalankan
bidang perumahan dan permukiman yang sekarang amanatnya, sedangkan kabupaten/kota perlu
telah menjadi Dinas Perumahan, Permukiman dan didorong untuk menjadikan perumahan dan
Pertanahan sejak tahun 2017. Proses penyusunan permukiman sebagai prioritas pembangunannya.
RP3KP Sumatera Barat, yaitu:
(i) identifikasi faktor strategis Pembangunan Permasalahan tersebut semakin terasa sejak
Perumahan dan Perumahan jangka panjang; ditetapkannya UU No. 23 Tahun 2014, yang
(ii) menetapkan isu strategis dan arah pembangunan menegaskan bahwa penanganan Masyarakat
bidang perumahan; Berpenghasilan Rendah (MBR) merupakan tanggung
(iii) menetapkan strategi/skenario dan program jawab Pemerintah Pusat. Pemenuhan akses MBR
pembangunan bidang perumahan dan langsung ditangani Pusat ke kabupaten/kota,
permukiman dengan mempertimbangkan Perda tanpa melibatkan provinsi. Di sisi lain, provinsi
RTRW; memiliki kepentingan untuk mengetahui progres
(iv) proses legalisasi RP3KP sampai disahkannya pembangunan perumahan yang berlangsung di
RP3KP dalam Perda. kabupaten/kotanya dari waktu ke waktu.

Inspirasi Terdepan Selain persoalan di atas, penyelenggaraan perumahan


Pembangunan perumahan dan permukiman memiliki dan permukiman juga dihadapkan pada permasalahan
sejumlah isu dan permasalahan yang cukup kompleks teknis lainnya, seperti belum tersedianya data
serta bersifat multisektoral dan multiaktor. Sebelum dan dokumen perencanaan sektor perumahan di
tersusunnya RP3KP kegiatan yang terkait perumahan daerah. Kemudian, harga lahan di perkotaan yang
dan permukiman belum dilaksanakan secara tidak terjangkau oleh MBR; perizinan pembangunan
terintegrasi. perumahan yang tidak efisien; supply-demand
perumahan yang masih belum seimbang, terutama
Dalam hal ini, banyak pihak yang melaksanakan untuk MBR; serta keterbatasan kapasitas Sumber Daya
kegiatan tersebut secara terpisah-pisah. Pemerintah Manusia (SDM).

35
Inspirasi Kesuksesan Perda RP3KP

“Permasalahan pembangunan perumahan ini bersifat aksi yang berkelanjutan. Persoalan riil ini terkait
multidimensi. Sebagian berada dalam kontrol Dinas penanganan backlog dan penurunan angka Rumah
Perkimtan dan sebagian lain berada pada ranah Tak Layak Huni (RTLH).
dinas lain sehingga perlu dipertemukan,” jelas Kepala
Dinas Perumahan, Permukiman, dan Pertanahan Kendati demikian, keberhasilan Provinsi Sumbar
(Perkimtan) Provinsi Sumbar, Chandra Mustika. dalam menyusun RP3KP menjadikan Sumbar sebagai
satu-satunya provinsi yang telah berhasil menetapkan
Kini, meskipun telah memiliki Perda RP3KP, Provinsi RP3KP dan mengesahkannya sebagai Perda. Hal ini,
Sumbar pun masih dihadapkan pada permasalahan tentu saja, menginspirasi dan memotivasi provinsi
riil yang harus disikapi secara efektif dan dengan lainnya.

36
Beberapa daerah, bahkan datang langsung ke Sumbar RP3KP Menuju Regulasi
untuk belajar dari dekat mengenai faktor kunci dan Penyusunan RP3KP Provinsi Sumbar hingga menjadi
proses regulasi RP3KP yang efektif hingga sampai ke Perda tidaklah semudah membalikkan telapak tangan.
ranah regulasi. Di antara provinsi yang berkunjung ke Melainkan, dibutuhkan proses yang panjang dan kerja
Sumbar adalah Bali, Kalimantan Timur, dan Jawa Barat. keras yang dibalut sinergi harmonis dari berbagai
Selain terlahirnya Perda RP3KP, kinerja terbaik Provinsi pihak. Provinsi Sumbar sendiri membutuhkan waktu
Sumbar dalam merespon Program Perumahan dan sekitar 5 tahun (2011—2016) untuk menyusun RP3KP
Permukiman adalah sebagai provinsi pertama yang hingga berhasil mengesahkannya sebagai Perda.
telah membentuk Pokja Air Minum dan Penyehatan Proses penyusunan dan pengesahan Perda RP3KP
Lingkungan (Pokja AMPL) serta Pokja Perumahan dan Provinsi Sumbar dapat dilihat pada bagan di bawah
Permukiman (Pokja PKP). Tak hanya membentuk Pokja, ini.
Provinsi Sumbar juga memfasilitasi pembentukan
Pokja AMPL dan Pokja PKP di semua kabupaten/kota.

PERJALANAN PROSES PENYUSUNAN DAN PENGESAHAN PERDA RP3KP

37
Inspirasi Kesuksesan Perda RP3KP

“Tahun 2013 saya menjabat Bidang Perkim, Dinas


Prasarana Jalan dan Permukiman. Saya ditunjuk untuk
membidangi perumahan dan permukiman. Pada saat
itu ada sedikit pertanyaan saya, karena saya orang
Bina Marga, saat masuk ke Perkim, apa sih pekerjaan
Perkim? Jadi perkim mengurusi pengembangan
dan pembangunan perumahan, dasarnya apa?
Mungkin dari UU tata ruang, dari RTRW Provinsi. Jadi
kemudian sesuai amanat UU, harus ada Perda RP3KP.
Akhirnya saya a jukan ke Gubernur, surat edaran agar
seluruh kab/kota harus membentuk RP3KP. Edaran itu
kami sebarkan ke 19 kab/kota.”

IR. FATRIARMAN NOER


Dinas PUPR Provinsi Sumatera Barat

RP3KP bukan sekadar pemenuhan kewajiban provinsi Di samping itu, agar RP3KP tidak hanya sekadar
atas ketetapan dari Pusat. Akan tetapi, penyusunan rencana dan wacana, Provinsi Sumbar pun merasa
RP3KP didorong oleh motivasi dan kepedulian perlu adanya rangka regulasi yang jelas untuk
terhadap isu perumahan dan permukiman yang mendukung RP3KP. Sebelum menjatuhkan pilihan
dihadapi, baik di masa sekarang maupun masa regulasi pada Peraturan Daerah, Provinsi Sumbar
mendatang. Kepedulian ini pun diwujudkan dengan juga mendapatkan rekomendasi dari Kemendagri
aksi yang dimulai dari pengidentifikasian isu-isu untuk menggunakan kerangka regulasi berbentuk
terkait perumahan dan permukiman, yang kemudian, Peraturan Kepala Daerah (Perkada).
ditindaklanjuti dengan penetapan dan penjabaran
strategi ke dalam arahan kebijakan, strategi, serta Namun demikian, Pemerintah Provinsi Sumbar
program. berpandangan, jika hanya dalam bentuk Perkada,
jaminan RP3KP akan diacu sebagai dasar
Adapun RP3KP Provinsi disusun berdasarkan ranah pembangunan perumahan yang tidak terjamin
peran dan tugas provinsi yang, nantinya akan keberlanjutannya. Karenanya, meskipun dibutuhkan
diturunkan secara lebih detail ke tingkat kabupaten/ perjuangan dan kesabaran ekstra, akhirnya
kota, karena inti perencanaan teknis dari RP3KP Pemerintah Provinsi Sumbar memutuskan untuk
berada di tingkat kabupaten/kota. Karena itu memilih jalur Perda. Hal ini dilakukan untuk menjaga
provinsi melakukan langkah demi langkah untuk dan menjamin keberlanjutan hasilnya.
mendorong kabupaten/kota dalam menyusun
RP3KP. Di antaranya, dengan melakukan sinkronisasi “Ketika kami memutuskan untuk memilih jalur Perda,
data, menetapkan isu strategis, hingga menetapkan maka kami dihadapkan pada persoalan klasik yaitu,
grand strategy di tingkat provinsi. “Bagaimana caranya meyakinkan legislatif?’ Namun,

38
kami beruntung karena memperoleh dukungan penuh program perumahan dan permukiman dengan arah
dari DPRD dan dinas lainnya sehingga prosesnya sejak yang tepat.
prolegda sampai disahkannya Perda RP3KP, seluruh
prosesnya berjalan lancar. Tidak ditemukan adanya Lalu apa manfaat nyata dari keberadaan RP3KP
hambatan yang berarti,” jelas Chandra. Provinsi terhadap pembangunan perumahan dan
permukiman di provinsi dan kabupaten/kota?
“Kunci keberhasilannya adalah hubungan baik dengan Manfaatnya adalah sebagai berikut :
anggota legislatif yang dibangun dan dipelihara 1. Sebagai acuan dalam revisi RPJP dan RPJMD
secara berkelanjutan tanpa mengurangi rasa hormat Provinsi Sumbar 2016—2021
terhadap kewenangan masing-masing. Kerangka 2. Sebagai bahan masukan penyusunan Renstra
regulasi dan sinergi dalam penyiapan RP3KP ini pun OPD (Dinas Perkimtan Provinsi Sumbar)
akan menjadi faktor kunci keberlanjutan PKP di masa 3. Sebagai acuan penyusunan RP3KP kabupaten/
yang akan datang,” tambahnya. kota
4. Sebagai masukan evaluasi revisi RTRW Provinsi
Perda RP3KP yang telah ditetapkan harus dilaksanakan Sumbar 2012—2032
oleh seluruh pemangku kepentingan di daerah 5. Sebagai data acuan dalam merumuskan Kebijakan
dalam penyelenggaraan pembangunan perumahan Perencanaan Bidang PKP
dan permukiman. Hal ini merupakan harapan para 6. Sebagai alat pengendalian Program PKP serta
champion yang telah mengawal penyusunan hingga acuan pelaksanaan monitoring dan evaluasi
terbitnya regulasi RP3KP. Baik RP3KP Provinsi maupun 7. Sebagai dasar penetapan Spm Bidang PKP.
kabupaten/kota dapat menjadikan RP3KP sebagai
acuan dalam penyelenggaraan pembangunan serta

PROSES REGULASI RP3KP PROVINSI SUMATERA BARAT

39
Inspirasi Kesuksesan Perda RP3KP

Adapun, ringkasan RP3KP Provinsi Sumbar telah kota untuk penyusunan RP3KP. Pokja PKP dimotori
dirangkum dalam tabel di bawah ini. oleh para champion yang senantiasa mendorong
kabupaten/kota untuk memiliki perencanaan induk
Bersinergi Hadapi Tantangan perumahan dan permukiman dengan menyusun
Keberhasilan Provinsi Sumbar dalam menyusun RP3KP RP3KP.
tak terlepas dari sepak terjang Pokja PKP Provinsi
yang telah melakukan beragam upaya strategis Dalam tugasnya, Pokja PKP tidak berjalan sendiri.
demi terwujudnya program-program PKP. Pokja PKP Dengan menggandeng berbagai pihak terkait, Pokja
Provinsi berperan penting dalam melakukan sosialisasi PKP bersinergi demi terlaksananya pembangunan
dan advokasi serta bimbingan kepada kabupaten/ Perumahan dan Permukiman yang berkelanjutan.

RINGKASAN RP3KP PROVINSI SUMATERA BARAT


VISI:
Pembangunan perumahan dan kawasan permukiman yang aman terhadap bencana, terintegrasi, terkoordinasi, dan
berkelanjutan di Provinsi Sumatera Barat.

Misi
(1) Mendorong terwujudnya pembangunan perumahan dan kawasan permukiman yang aman terhadap bencana.
(2) Memfasilitasi dan mendorong terciptanya iklim yang kondusif di dalam perencanaan dan penyelenggaraan perumahan
dan permukiman.
(3) Meningkatkan kualitas pelayanan publik dibidang perumahan dan permukiman.
(4) Meningkatkan kualitas prasarana dasar (PSU) lingkungan permukiman.
(5) Meningkatkan kapasitas kelembagaan dan pembiayaan untuk pengembangan permukiman dan infrastruktur.
(6) Meningkatkan pembinaan dan pengendalian pembangunan permukiman

TUJUAN KEBIJAKAN
(1) Terpenuhinya kebutuhan hunian yang layak huni dan (1) peningkatan kemampuan dan keterlibatan aktif para
terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat di Provinsi pelaku dalam penyediaan hunian layak huni dan
Sumatera Barat terjangkau beserta penyediaan PSU pendukungnya
(2) Terwujudnya perumahan dan permukiman yang sehat, (2) penyediaan perumahan, permukiman, dan lingkungan
aman, harmonis dan berkelanjutan yang mendukung hunian agar kualitas terpelihara dan bertambah baik
pengembangan jatidiri, kemandirian, dan produktivitas (3) pencegahan tumbuh dan berkembangnya perumahan
penghuninya kumuh dan permukiman kumuh serta mencegah
(3) Terwujudnya penataan dan keseimbangan munculnya lokasi perumahan kumuh dan permukiman
perkembangan wilayah serta penyebaran penduduk kumuh baru
yang proporsional melalui pertumbuhan lingkungan (4) penerapan azas pembangunan berkelanjutan dalam
hunian dan kawasan permukiman yang sesuai dengan pembangunan perumahan dan kawasan permukiman
tata ruang (5) penciptaan hunian pada kawasan non-permukiman
(4) Terlaksananya peningkatan kapasitas semua pelaku di perkotaan dan perdesaan dengan penerapan
terkait dalam bidang PKP dalam hal penyediaan pemanfaatan ruang yang efisien dan berkeadilan
hunian yang layak huni dan terjangkau, penyelesaian (6) peningkatan kualitas perencanaan, pengawasan
masalah backlog hunian, dan pengurangan perluasan dan pengendalian perumahan, permukiman dan
perumahan kumuh dan permukiman kumuh. infrastruktur.

40
Salah satu entitas organisasi yang juga memiliki Dalam sinergi ini, PKK menjadi garda terdepan dalam
peran strategis dalam penyelenggaraan program penjaringan data/informasi mengenai status keluarga
PKP adalah Program Kesejahteraan Keluarga (PKK). yang membutuhkan penanganan untuk peningkatan
PKK memiliki 10 program pokok yang, salah satunya kualitas rumah layak huni.
adalah mengenai perumahan dan permukiman.

41
Inspirasi Kesuksesan Perda RP3KP

Ibu Opet dan suami, penerima manfaat Program BSPS

Dengan mengusung visi yang sama, yakni semua yang kami usulkan disetujui dengan berbagai
mewujudkan kesejahteraan masyarakat, Dinas pertimbangan, khususnya terkait jumlah RTLH yang
Perkimtan dan PKK bersinergi dalam proses usulan bisa dilayani berdasarkan alokasi dari Pusat,” ujar Ibu
Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS). Data Fatmawati yang aktif dalam kegiatan PKK.
masyarakat/keluarga yang membutuhkan bantuan
peningkatan kualitas rumah kemudian diserahkan Ditambahkannya kemudian bahwa permasalahan
PKK kepada Dinas Perkimtan. lain muncul manakala masyarakat penerima BSPS
kesulitan untuk menyelesaikan rumah tersebut. Hal
“Kontribusi kami adalah memberikan informasi ini disebabkan karena bantuan yang diberikan hanya
yang akurat tentang calon rumah tangga potensial berupa material, sedangkan mereka tidak mampu
yang layak diusulkan untuk mendapatkan BSPS. menyediakan biaya tenaga kerja, sementara, tidak
Data tersebut kami sampaikan ke Dinas Perkimtan semua daerah menerapkan sistem gotong royong.
untuk diseleksi lebih lanjut dan ditetapkan. Tidak

42
“Harapan kami, ke depannya ada kejelasan tentang Tantangan berikutnya adalah memastikan bahwa
kriteria dan persyaratan penerima bantuan agar lebih setiap daerah (kabupaten/kota) telah menyusun
efektif. Dengan demikian, nantinya PKK hanya akan RP3KP dan yang terpenting telah menerapkannya
mengusulkan keluarga yang benar-benar berpotensi dalam program kegiatan secara nyata.
akan diterima dan mampu menyediakan/menambah
biaya perbaikan rumah secara swadaya. Sementara Penyediaan lahan juga menjadi tantangan sekaligus
untuk keluarga yang benar-benar tidak mampu, tidak merupakan konsekuensi yang harus dihadapi dalam
perlu dipaksakan. Sebagai gantinya, dapat diberikan penyediaan perumahan bagi MBR. Begitu pula
bantuan sosial,” tegasnya. dengan penyediaan kawasan dalam rangka perbaikan
lingkungan yang menjadi pekerjaan rumah bagi
Di tengah keberhasilan pelaksanaan Program PKP, provinsi dan kabupaten/kota. Untuk itulah, perlu
Provinsi Sumbar masih dihadapkan pada sejumlah dicari solusi dalam mengatasi persoalan lahan.
tantangan, yaitu mendapatkan sumber pembiayaan
untuk PKP Provinsi, mengingat terbatasnya Dengan bersinergi, diharapkan berbagai persoalan
kemampuan APBD Provinsi yang dialokasi untuk dan tantangan yang dihadapi dapat terselesaikan
program PKP setiap tahunnya. dengan baik dan dalam program-program PKP
dapat terlaksana dengan baik dan, tentunya, terjaga
keberlanjutannya.

43
Testimoni, Warga Penerima Program, Sumatera Barat

RP3KP Provinsi Sumatera Barat disusun Dinas Perumahan, Permukiman dan Pertanahan
sebagai Rencana Induk Pembangunan bidang sejak tahun 2017. Proses penyusunan RP3KP
perumahan dan permukiman jangka panjang Sumatera Barat, yaitu :
Provinsi Sumatera Barat, sebagai dasar dan 1. Identifikasi faktor strategis Pembangunan
arah dalam perencanaan program perumahan. Perumahan dan Perumahan jangka panjang;
Inisiasi penyusunan RP3KP telah dimulai pada 2. Menetapkan isu strategis dan arah
tahun 2015 sebagai tindak lanjut kegiatan pembangunan bidang perumahan;
penguatan kelembagaan bidang Perumahan 3. Menetapkan strategi/skenario dan program
dan Permukiman oleh Direktorat Perencanaan pembangunan bidang perumahan dan
Perumahan. Penyusunan RP3KP Provinsi permukiman dengan mempertimbangan
Sumatera Barat diprakarsai oleh Pokja PKP Perda RTRW;
dibawah koordinasi Dinas Pekerjaan Umum 4. Proses legalisasi RP3KP sampai disahkannya
bidang Cipta Karya bidang perumahan dan RP3KP dalam Perda.
permukiman yang sekarang telah menjadi

M ungkin kalau tidak dibantu, tidak akan bangun rumah seperti ini.
Saat bilang kepada nenek mamak untuk membangun rumah,
membicarakan maksud dan tujuan, menentukan hari baik, bersama
wali nigari. Dimana ada masalah, dalam rapat itu dibicarakan dan
dicari penyelesaiannya.

IBU OPET
Penerima BSPS Nagari Tiku Utara
Kecamatan Tanjung Mutiara

44
"Yang paling terasa manfaatnya, Perda (RP3KP) ini
sebagai bahan menyusun tupoksi kita. Renstra kita
mengacu pada Perda RP3KP. Data RP3KP merupakan
data yang kita pegang karena data ini sudah di-Perda-
kan, walaupun datanya masih diperdebatkan, minimal
ada legalisasinya. Jadi starting poin kita menyusun
Renstra itu dari sini (RP3KP). RP3KP juga menjadi dasar
memberi masukan terhadap revisi RTRW".

USRA DENI, ST.


Sekretaris Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan
Pertanahan Provinsi Sumatera Barat

Sumatera Barat juga yang pertama membuat (Perda)


tata ruang di Indonesia. Berdasarkan dari tata ruang
ini, kita susun RP3KP, yang juga nomor 1 di Indonesia.
Sampai sekarang jadi tempat studi banding, dari
Banten, Kalimantan, Kendari, dari mana–mana untuk
diskusi RP3KP.

Ir. CHANDRA MUSTIKA


Kepala Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan
Pertanahan
Provinsi Sumatera Barat

45
46
47
Nusa Tenggara
Barat:
Strategi
dan Sinergi
Mengubah
Wajah Muram
Bantaran Sungai
di Kelurahan
Banjar
Strategi dan Sinergi
Mengubah Wajah
Muram Bantaran
Sungai di Kelurahan
Banjar

R umah Tidak Layak Huni (RTLH) merupakan isu strategis


yang menjadi prioritas dalam Program Perumahan dan
Permukiman (PKP) di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).
Melalui Program KOTAKU, sinergi Pemda, Pokja, dan
masyarakat telah mengubah wajah bantaran sungai
di Kelurahan Banjar. Bantaran sungai yang semula
merupakan kawasan permukiman kumuh, kini
bertransformasi menjadi kawasan eco-wisata yang
memberikan manfaat, baik secara ekonomi maupun
kesehatan lingkungan secara berkelanjutan.

Isu, Potensi, dan Peluang


Penyelenggaraan Perumahan dan Permukiman di
Provinsi Nusa Tenggara Barat masih dihadapkan pada
berbagai isu dan permasalahan. Dari aspek penataan ruang,
isu yang dihadapi adalah adanya kebutuhan penataan ruang yang lebih efektif, yaitu
yang memperhatikan kebutuhan dan kepentingan penyelenggaraan pembangunan
perumahan. Adapun permasalahan penataan ruang yang dihadapi adalah banyaknya
permukiman pada belt area.

50
Bantaran sungai kini menjadi tempat 'kongkow' yang menyenangkan bagi warga Kelurahan Banjar

Lalu, terkait peran penyedia perumahan, isu yang Di Provinsi NTB, RTLH tercatat sebanyak 110 ribu unit
dihadapi adalah belum terjalin sinergi yang baik dengan parameter Atap, Lantai, dan Dinding (ALADIN).
antara kebijakan tata ruang dan penyedia perumahan Penanganan RTLH, baik di tingkat provinsi maupun
sehingga menimbulkan permasalahan tersendiri. kabupaten/kota, dilaksanakan melalui kegiatan
Misalnya saja, lahan yang telah disiapkan pengembang pemugaran dan peningkatan kualitas perumahan.
untuk perumahan tidak bisa dimanfaatkan karena
tidak sesuai dengan kebijakan tata ruang. Strategi percepatan penanganan RTLH di NTB
adalah upaya sistematis provinsi dalam menangani
Sebagai daerah wisata, isu yang dihadapi terkait RTLH dengan memanfaatkan berbagai sumber daya
dengan penataan kualitas lingkungan adalah berbasis lokal dan program-program dari pusat.
bagaimana menciptakan kualitas lingkungan yang Alasan yang mendasari upaya percepatan ini adalah
mampu memberikan kenyamanan bagi wisatawan. RTLH merupakan isu dan permasalahan strategis yang
Dalam hal ini, tentunya perlu dibangun kepedulian harus segera ditangani selaras dengan posisi NTB
masyarakat guna menciptakan kondisi perumahan sebagai kawasan wisata bagi dalam negeri maupun
dan lingkungan yang sehat dan nyaman. mancanegara. Kepedulian NTB terhadap penanganan
RTLH telah dimulai sebelum diluncurkannya program
Isu berikutnya yang menjadi prioritas dalam BSPS karena penanganan RTLH telah masuk dalam
penyelenggaraan pembangunan perumahan dan program prioritas Pemerintah Daerah dalam Renstra.
permukiman adalah Rumah Tidak Layak Huni (RTLH).

51
Strategi dan Sinergi Mengubah Wa jah Muram Bantaran Sungai di Kelurahan Banjar

Penanganan RTLH di NTB selain memanfaatkan RTLH dan calon penerima manfaat terakomodasi
peluang dan potensi yang ada di Pemerintah Provinsi, secara maksimal;
Pemerintah Kabupaten/Kota, masyarakat, maupun ii. penetapan target yang terukur untuk semua
lembaga-lembaga terkait, juga melibatkan Program kabupaten/kota;
KOTAKU yang merupakan program dari Pusat. Program iii. pengembangan dan pemanfaatan sumber daya
KOTAKU bertujuan untuk mendukung dan membantu lokal untuk pembiayaan/pendanaan;
mewujudkan penataan kawasan kumuh. Selain itu, iv. melakukan monitoring secara berkala.
adanya promosi dalam pelaksanaan sosialisasi dan
diseminasi melalui forum, media elektronik (TV, Potensi dan peluang berikutnya adalah keswadayaan
radio dan media cetak) juga memberikan dampak masyarakat, peran Pemerintah Kabupaten/Kota, dan
yang cukup signifikan dalam mempengaruhi para kegiatan BAZNAS di kabupaten/kota dan provinsi.
pemangku kepentingan pada penanganan RTLH di Skema penanganan melalui Badan Amil Zakat
Provinsi NTB. Nasional (BAZNAS) ini telah berlangsung sejak tahun
2009. Skema inipun menjadi keunggulan NTB dalam
Upaya strategis yang dilakukan NTB dalam memecahkan permasalahan RTLH. Dalam hal ini,
penanganan RTLH antara lain: skema BAZNAS mampu mengisi kekosongan yang
i. melalui jalur regulasi daerah yaitu Peraturan tidak memungkinkan dijawab melalui KOTAKU,
Gubernur tentang penanganan RTLH dengan Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS),
definisi dan batasan yang mengakomodasi kondisi maupun swadaya murni masyarakat.

52
Ada kolaborasi yang aktif di Provinsi Nusa Tenggara
Barat. Kita perbaiki semuanya yang kekurangan. Bagi
BAZNAS, dengan status masyarakat berpenghasilan
rendah; yang penting MBR, kita bantu; yang penting
rumahnya tidak layak huni, kita bantu. Pada
prinsipnya, ada solusi yang sistematis. Masalah
isu rumah, BSPS dan BP2BT kan sudah ada. Kita
kolaborasikan hal tersebut, agar tidak terjadi
tumpang tindih.

H. MAHSAR MALACCA
Ketua BAZNAS Kota Mataram

Berbagi Peran dan Tanggung Jawab MBR dengan mengkolaborasikan dengan ranah
Penyelenggaraan perumahan dan kawasan penanganan kemiskinan. Berdasarkan UU No. 1
permukiman menjadi fungsi dan peran yang Tahun 2011, daerah memiliki tanggung jawab
dijalankan Dinas Perumahan dan Permukiman dalam penanganan perumahan dalam arti yang
(Perkim), yang dibentuk pada tahun 2017 berdasarkan luas, termasuk sebagai bagian dari penanganan
Peraturan Gubernur No. 50 Tahun 2016. Dalam kemiskinan. Dengan demikian, Pemerintah Provinsi
penanganan isu prioritas, yakni RTLH, Dinas Perkim dan Kabupaten/Kota dapat langsung bergerak dan
Provinsi NTB telah merumuskan strategi pendekatan melaksanakan strategi penanganan RTLH.
penanganan yang progresif. Strategi tersebut terdiri
dari (1) Perencanaan terukur dan pembagian tugas Di sisi lain, Pemerintah Daerah pun harus bijak dan
yang jelas antara provinsi dan kabupaten/kota, (2) cerdas dalam mengantisipasi permasalahan terkait
Memaksimalkan BAZNAS yang relatif masih jarang hak dan kewajiban masyarakat. Setiap program
dilakukan di provinsi lain, serta (3) Memaksimalkan memiliki kebijakan dan ketentuan masing-masing
peran KOTAKU dalam penanganan kawasan kumuh. dalam penanganan RTLH. Dalam hal ini, penanganan
RTLH dilaksanakan dengan skema bantuan penuh dan
adapula bantuan yang bersifat stimulan. Dalam kaitan
Provinsi NTB menyiasati batasan wewenang pada ini, tentunya ada kriteria teknis yang bisa dipenuhi
UU 23 Tahun 2014 untuk penyediaan rumah bagi dan ada yang tidak bisa dipenuhi masyarakat.

53
Strategi dan Sinergi Mengubah Wa jah Muram Bantaran Sungai di Kelurahan Banjar

“Fokus kami adalah bagaimana agar seluruh program dan DAK perumahan. Strategi ini diiharapkan dapat
dapat berjalan dan berkontribusi efektif serta tidak memperkecil potensi masalah yang tidak diinginkan.
menimbulkan kecemburuan masyarakat akibat
perbedaan treatment,” jelas Kepala Dinas Perumahan Penanganan RTLH guna menyediakan akses
dan Permukiman (Perkim) Provinsi NTB, Ir. I Gusti perumahan juga dihadapkan pada persoalan definisi
Bagus Sugihartha, M.T. RTLH yang sangat bervariasi. Hal ini, tentunya, akan
berdampak pada perencanaan kinerja perumahan
Strategi yang dijalankan adalah setiap program karena tidak mungkin menggunakan ukuran-ukuran
tidak serta merta langsung digulirkan ke tengah yang variatif.
masyarakat, akan tetapi, dialokasikan sesuai dengan
karakteristik masyarakat berdasarkan kemampuan Oleh karena itu, untuk kemudahan dalam perencanaan
dan persyaratannya. Langkah paling strategis dan dan perhitungan agregat kinerja penanganan RTLH,
praktis adalah digulirkan satu jenis program/proyek Provinsi NTB menempuh kebijakan dalam penetapan
untuk satu lokasi. Dengan demikian, lokasi Program definisi yang menggunakan parameter ALADIN
BSPS akan berbeda dengan lokasi bantuan BAZNAS dengan ukuran 7 m2 per orang. Dari definisi tersebut,

54
“ Keberhasilan penanganan RTLH yang penting adalah
koordinasi secara intens.”

Ir. I GUSTI BAGUS SUGIHARTHA, M.T.


Kepala Dinas Perumahan dan Permukimanan (Perkim) NTB

ditetapkanlah target 110 ribu RTLH yang dijadikan berevolusi menjadi Pokja PKP hingga kini. Esensinya
dasar dalam perencanaan dan monitoring capaian adalah forum bersama. Karena ini adalah forum
kinerjanya. kepedulian, maka posisi dinas setara dengan
pemangku lainnya. Kami berdiri sejajar, berjalan
Faktor Keberhasilan beriringan dalam satu visi, yaitu meningkatkan
Keberhasilan Provinsi NTB dalam penanganan kualitas dan penyediaan perumahan yang efektif dan
RTLH ditunjukkan dalam hasil yang nyata, yaitu (1) berkelanjutan,” ujar Gusti.
Adanya komitmen dinas dan pemangku kebijakan
daerah terhadap isu perkim, (2) Perencanaan yang Pemerintah NTB sungguh beruntung karena
terukur diselaraskan dengan kebijakan provinsi, (3) mendapat dukungan penuh dari para pemangku
Dukungan masyarakat pemangku peduli perumahan kepentingannya. Dukungan terutama datang dari
(Pokja PKP), (4) Sosialisasi dan advokasi berkelanjutan, para champion yang terjun langsung dan selalu siap
(5) Sinergi dengan program-program terkait, dan (6) siaga dalam menangani berbagai permasalahan
Hubungan sinergis antar pemangku kepentingan perumahan dan permukiman. Salah seorang
dalam mewujudkan target penanganan RTLH. champion yang memiliki kepedulian tinggi adalah
(Bapak Rudi Razak), seorang purnatugas dari Dinas
Sejak awal, penanganan perumahan dan permukiman PU yang saat ini aktif sebagai akademisi di Universitas
di NTB mendapat respon positif dari para pemangku Muhammadiyah Mataram.
kepentingannya. Respon positif yang didasari
kepedulian terhadap kondisi perkim di NTB ini pun Bapak Rudi Razak ini memiliki jaringan yang kuat,
diwujudkan dengan pembentukan Forum Perumahan. baik di Pemkot Mataram maupun Pemprov NTB.
Forum ini tidak semata-mata diprakarsai oleh Dinas Beliau juga selalu aktif dalam menyampaikan ide,
Perkim Provinsi NTB, melainkan, berangkat dari rasa masukan, dan pandangan mengenai berbagai hal
keterpanggilan banyak pihak, termasuk perguruan terkait penanganan perumahan dan permukiman,
tinggi, swasta, pengembang, dan tokoh masyarakat. khususnya penyelesaian permasalahan kawasan
“Forum Perumahan yang kami bentuk ini kemudian kumuh.

55
PENERIMA MANFAAT PROGRAM BSPS
PROVINSI NTB

Kondisi bangunan
SEBELUM dapat program BSPS

Kondisi bangunan
SETELAH dapat program BSPS

56
57
Strategi dan Sinergi Mengubah Wa jah Muram Bantaran Sungai di Kelurahan Banjar

Bantaran sungai di Kelurahan Banjar kini tertata lebih baik

Beliau juga bertindak aktif sebagai motor penggerak Mengubah Wajah Bantaran Sungai
dalam proses sosialisasi dan advokasi. Hingga Salah satu contoh nyata keberhasilan Provinsi NTB
berhasil membawa isu penanganan perumahan dan dalam penataan ruang dan lingkungan adalah
permukiman dalam dialog interaktif melalui media penanganan kawasan kumuh dan RTLH di bantaran
Radio Republik Indonesia (RRI) dan televisi lokal. sungai di Kelurahan Banjar, Kota Mataram. Daerah
Penyiaran sosialisasi melalui media elektronik ini bantaran sungai ini merupakan kawasan permukiman
sekaligus sebagai media advokasi kepada pemangku padat penduduk dan kumuh. Kondisi ini semakin
kebijakan dan masyarakat.

58
diperparah dengan perilaku buruk warganya yang Tanggul ini pun kini telah menjadi tempat favorit
membuang sampah, bahkan BAB di sungai. warga untuk berinteraksi sosial.

Namun, kini, wajah muram sungai di Kelurahan Banjar Di sepanjang bantaran sungai juga telah dibangun
pun tak ada lagi. Daerah bantaran sungai ini telah jalan. Jalan yang sebelumnya hanya selebar 1 meter
bersolek dan bertransformasi menjadi kawasan eco- telah dilebarkan dan dibangun sehingga memberikan
wisata. Di sepanjang bantaran sungai, telah dibangun kenyamanan bagi pengguna jalan. Warga ataupun
tanggul yang dilengkapi lampu-lampu penerang. pengunjung yang ingin menikmati sunset bisa

59
Strategi dan Sinergi Mengubah Wa jah Muram Bantaran Sungai di Kelurahan Banjar

Pemerintah NTB sungguh beruntung karena mendapat


dukungan penuh dari para pemangku kepentingannya.
Dukungan terutama datang dari para champion yang
terjun langsung dan selalu siap siaga dalam menangani
berbagai permasalahan perumahan dan permukiman.

menelusuri jalan di sepanjang bantaran sungai ini lingkungan ini juga sekaligus sebagai upaya untuk
hingga ke bibir pantai. mengubah perilaku masyarakat agar berperilaku
hidup bersih dan sehat (PHBS).
Tak perlu menempuh perjalanan jauh hingga ke
Pantai Senggigi, di sini pun warga bisa menikmati Untuk mengubah imej sungai dari tempat
sunset layaknya wisatawan. Tak hanya daerah bantaran pembuangan sampah dan kotoran menjadi tempat
sungai yang dipercantik, sungainya pun kini sudah yang bernilai ekonomis, tidak cukup hanya dengan
sangat bersih. Bahkan, pengunjung bisa mengarungi memberikan penjelasan secara teknis. Namun, di
sungai dengan kano-kano wisata yang tersedia. sini, diperlukan upaya untuk membangun motivasi
dan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga
Kondisi daerah bantaran sungai di Kelurahan kebersihan dan lingkungan sekitar sungai. Bukan
Banjar kini, sesuai dengan harapan saat penataan hanya untuk menjadikannya bernilai ekonomis, tetapi
kawasan kumuh dimulai pertama kali. Kala itu, juga untuk mewujudkan kesehatan lingkungan secara
penataan kawasan bantaran sungai dimaksudkan berkelanjutan.
untuk mengubahnya menjadi kawasan eco-wisata.
Karenanya, konsep penataan lingkungan dipadukan Di sisi lain, juga sangat penting untuk memberikan
dengan upaya penciptaan peluang kegiatan ekonomi pemahaman kepada masyarakat mengenai
masyarakat. konsekuensi dan implikasi yang akan dihadapi dan
diterima oleh masyarakat dengan penuh kerelaan
Dengan demikian, penataan tidak hanya akan atas berbagai perubahan yang akan dilakukan.
memperbaiki lingkungan, tetapi juga meningkatkan Untuk menyongsong kehidupan yang lebih baik di
ekonomi masyarakat untuk mendukung kemandirian masa depan, memang diperlukan pengorbanan di
dalam memelihara dan merawat keberlanjutannya. masa kini. Seperti misalnya, masyarakat di bantaran
Yang tak kalah penting adalah program penataan sungai yang harus merelakan lahannya untuk

60
perbaikan lingkungan. Tak dipungkiri, hal ini tentunya yang terjadi saat ini tidak akan pernah terpecahkan
menimbulkan kekhawatiran, mengingat luasan hingga masa mendatang. Sebaliknya, jika warga
rumah yang sudah sempit masih harus dikurangi lagi memilih untuk berubah, maka warga mendapatkan
luasannya untuk pelebaran jalan maupun perbaikan kesempatan untuk menyongsong kehidupan yang
lingkungan lainnya. lebih baik di masa depan, meskipun harus diawali
dengan pengorbanan di masa kini.
Manakala, warga memilih untuk bertahan apa
adanya dengan kondisi saat ini, maka masalah besar

Strategi percepatan penanganan RTLH di perumahan dan permukiman kabupaten/


NTB adalah upaya sistematis provinsi dalam kota serta Pokja PKP sebagai promotor dalam
menangani RTLH dengan memanfaatkan pelaksanaan sosialisasi dan diseminasi melalui
berbagai sumber daya berbasis lokal dan forum, media elektronik (TV, radio dan media
program-program dari pusat. Alasan yang cetak). Upaya strategis yang dilakukan NTB
mendasari upaya percepatan ini adalah RTLH dalam penanganan RTLH antara lain
merupakan isu dan permasalahan strategis yang 1. Melalui jalur regulasi daerah melalui
harus segera ditangani selaras dengan posisi Peraturan Gubernur tentang penanganan
NTB sebagai daerah wisata bagi wisatawan RTLH dengan definisi dan batasan yang
dalam negeri maupun mancanegara. Kepedulian mengakomodasi kondisi RTLH dan calon
NTB terhadap penanganan RTLH telah dimulai penerima manfaat terakomodasi secara
sebelum diluncurkannya program BSPS karena maksimal;
penanganan RTLH telah masuk dalam program 2. Penetapan target yang terukur untuk semua
pada Renstra Dinas. kabupaten/kota;
3. Pengembangan dan pemanfaatan sumber
Pihak-pihak yang dilibatkan dalam percepatan daya lokal untuk pembiayaan/pendanaan;
penanganan RTLH ini adalah dinas terkait 4. Melakukan monitoring secara berkala.
di lingkungan OPD provinsi, seluruh dinas

61
62
63
Yogyakarta:
Koordinasi dan
Sinergi
dalam
Penyelenggaran
Perumahan
Koordinasi dan
Sinergi dalam
Penyelenggaran
Perumahan

J
ika anda ingin melihat bagaimana penyelenggaraan
pembangunan bidang perumahan dan
permukiman yang sarat dengan keterbukaan
dan proses akuntabilitas yang tinggi Provinsi DIY
adalah salah satu contoh daerah yang bisa dijadikan
inspirasi yang baik. Pengalaman praktis dan bisa
dicontoh daerah lain dari DIY adalah sinergi
dalam penyelenggaraan perumahan masyarakat
khususnya dalam melibatkan peran masyarakat.
Pengalaman lain yang juga menarik untuk disimak
adalah bagaimana Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan
dan Energi Sumber Daya Mineral (PUP-ESDM) DIY
memberdayakan masyarakat dalam penanganan
perumahan pasca bencana gempa tektonik dan bencana
gunung merapi.

Daerah Istimewa Yogyakarta yang dikenal dengan kota mahasiswa dengan ratusan
ribu mahasiswa yang bermukim dari berbagai kota memiliki dinamika yang khas
dalam pemenuhan akses perumahan bagi masyarakat. Pesatnya pertumbuhan

66
Huntap Dongkelsari, Yogyakarta

penduduk dan pendatang yang mengadu nasib Forum pembangunan antar daerah yang memberikan
di Yogyakarta membawa konsekuensi tingginya perhatian terhadap sinergitas kebijakan antar daerah
permintaan tempat tinggal sehingga menjadikan DIY khususnya dalam pemenuhan akses air minum
memiliki dinamika tersendiri dalam penyelenggaraan dan sanitasi terwadahi dalam Sekretariat Bersama
perumahan dan permukiman. Kepedulian HRC, Yogyakarta, Sleman, dan Bantul (Sekber Kartamantul)
relawan untuk penataan kawasan bantaran Kalicode, merupakan contoh upaya membangun sinergi
dan peran pakar seperti Prof Budi Prayitno dari UGM kebijakan pembangunan yang bersifat lintas wilayah
merupakan aset sumber daya manusia yang sangat untuk mewujudkan kualitas layanan publik terhadap
bernilai sumbangsihnya terhadap pembangunan kebutuhan dasar yang efektif dan berkelanjutan di
sektor perumahan dan ikut menjadikan Yogyakarta DIY.
sebagai daerah yang inspiratif dalam hal sinergi
penyelenggaraan perumahan.

67
Koordinasi dan Sinergi dalam Penyelenggaraan Perumahan

Pokja PKP DIY, yang diberi nama “Dewan Perumahan


DIY” merupakan wadah resmi yang dibentuk juga juga memiliki arah dan kebijakan yang harus
pemerintah DIY sebagai bagian integral sekaligus diperhatikan. Untuk menghasilkan kebijakan dan
sebagai mitra pemerintah dalam penyelenggaraan strategi penyelenggaraan yang efektif maka upaya
pembangunan perumahan dan permukiman. Dalam koordinasi dan sinergi menjadi pilihan wajib yang
Dewan Perumahan ini para penggiat dari unsur harus ditempuh.
pemerintah dan non pemerintah khususnya dari
kalangan asosiasi perumahan, akademisi dan praktisi Sinergi dalam konteks pembangunan perumahan
perumahan dan kawasan permukiman bertemu dan kawasan permukiman di DIY adalah keterlibatan
dalam serangkaian agenda terjadwal untuk diskusi, semua pihak yang peduli baik dari dinas terkait
mengangkat isu aktual perumahan dan permukiman, maupun masyarakat. Upaya sinergi yang telah
mengkritisi dan memberikan rekomendasi sebagai dilakukan DIY melalui Dinas PUP-ESDM telah
bentuk kontribusi aktif kepada pemerintah daerah menemukan hasilnya yaitu kepedulian para pihak
dalam penyelenggaraan perumahan yang efektif dan untuk ikut terlibat dalam proses penyelenggaraan
berkelanjutan. perumahan yang kini pengalamannya telah
memberikan inspirasi bagi daerah lain. Makna
Sebagaimana pengalaman di tempat lain, aktifnya sinergi yang bisa ditangkap dari pengalaman DIY
Dewan Perumahan tidak lepas dari peran champion adalah menempatkan masyarakat dan penggiat
atau focal point yang senantiasa mendedikasikan setara dengan pelaku dari unsur pemerintah dalam
kegiatannya untuk kepentingan masyarakat sekaligus mewujudkan efektivitas keberlanjutan pembangunan
membantu pemerintah dalam mendapatkan solusi bidang perumahan. Apa yang menjadi keinginan
yang efektif. Focal point dari unsur non pemerintah masyarakat dibaca dan ditemukan substansi
dalam bidang perumahan dan permukiman kebutuhannya. Apa yang menjadi aspirasi dan
yang cukup dikenal publik adalah HRC yang aktif masukan masyarakat peduli didengarkan dan diambil
melakukan kajian dan advokasi bidang perumahan sisi relevansinya dalam pengembangan kebijakan dan
dan permukiman. Karena kapasitasnya tersebut. selanjutnya pemerintah penggiat ke dalam rencana
HRC menjadi sekretariat Dewan Perumahan dan program dan kegiatan operasional.
kantor HRC sering dijadikan tempat pertemuan para
penggiat dan pertemuan rutin Dewan Perumahan. Pengalaman sinergi DIY dalam penyelenggaraan
perumahan paling tidak dilihat dari pengalaman
Arti Sinergi Bagi Dinas Perumahan dan DIY dalam penanganan rumah pasca bencana dan
Permukiman sinergi Pemerintah DIY dengan para pemangku yang
Dinas PUP-ESDM DIY menyadari sepenuhnya bahwa tergabung dalam Dewan Perumahan.
pembangunan perumahan dan permukiman
memiliki spektrum isu dan permasalahan yang Pengalaman DIY Penanganan Rumah Pasca
cukup luas. Penyelenggaraan perumahan tidak Bencana
hanya persoalan menyediakan, akan tetapi juga Dalam konteks penyelesaian isu perumahan dan
menyangkut keinginan/harapan warga, mengikuti bencana, identik dengan “ingat Jogja, ingat bencana
keinginan saja juga tidak akan menyelesaikan gempa dan erupsi Merapi”. Kedua jenis bencana ini
permasalahan yang sebenarnya karena pemerintah menyisakan pekerjaan rumah dalam penyelesaian

68
Rumah Dome menjadi salah satu tujuan wisata di Yogyakarta

permasalahan rumah yang hilang dan/atau rusak Masyarakat DIY mempunyai sikap yang khas dalam
berat yang diakibatkan oleh dampak bencana menghadapi kejadian bencana yang dialaminya,
tersebut. Gempa Jogja pada tahun 2006 dan erupsi yaitu ingin segera bangkit dari penderitaan. Mereka
gunung Merapi pada tahun 2010 berdampak serius sepenuhnya sadar, ini adalah ujian dari Tuhan dan
terhadap rumah penduduk, mulai dari rusak ringan, tidak meratapi secara berkepanjangan. Mereka
rusak sedang, rusak berat, hingga hilang, yang dengan segera bangkit dan berupaya dengan segala
semuanya membutuhkan perhatian dan intervensi kekuatannya untuk menyelesaikan masalahnya sambil
dari Pemerintah DIY. menunggu bantuan dari pemerintah. Ini adalah
modal dasar terhadap efektivitas Pemerintah Daerah

69
Koordinasi dan Sinergi dalam Penyelenggaraan Perumahan

dalam mengatasi permasalahan dari tahap tanggap pasca bencana menuntut upaya koordinasi dan
darurat ke tahap pemulihan dan tahap rekonstruksi sinergi yang maksimal dengan pusat dan pihak lain
dalam memecahkan permasalahan perumahan. dalam perencanaan, pembiayaan dan penanganan
yang tepat dalam pelaksanaan untuk memastikan
Ribuan rumah hancur dari kedua bencana tersebut, pembangunan tersebut berkelanjutan.
tindakan segera harus dilakukan tetapi dana
yang telah dialokasikan dalam DIPA pasti tidak Sinergi Perencanaan
cukup bahkan untuk penanganan tempat tinggal Dinas PUP-ESDM memahami bahwa keberlanjutan
sementarapun juga tidak cukup. Koordinasi dan pembangunan perumahan pasca bencana akan
sinergi yang dibangun Pemerintah Provinsi dengan ditentukan pada kualitas dan akurasi perencanaan
melibatkan berbagai pihak cukup membantu secara untuk menjawab permasalahan dengan tepat.
signifikan dalam memulai penanganan rumah secara Perencanaan yang menjadi fokus dan perhatian Dinas
darurat dan langkah penanganan masa pemulihan. PUP-ESDM adalah efisiensi dan efektivitas;

Semua daerah jika menerima ujian seperti DIY • Efisiensi artinya bagaimana menjawab
pasti juga melakukan langkah serupa. Ada satu hal permasalahan pemenuhan akses perumahan
yang menarik yaitu komitmen dalam perencanaan yang cepat dan bagaimana menjawab
penanganan untuk memastikan hasil pembangunan keterbatasan alokasi dana dari pemerintah
menjawab permasalahan secara maksimal dan dengan memanfaatkan potensi sumber-sumber
berkelanjutan, artinya pemerintah memiliki arah pembiayaan dari sumber lainnya.
yang tepat dalam penanganan berikutnya dan • Efektivitas artinya bagaimana memastikan
masyarakat juga melakukan upaya maksimal lanjutan pembangunan perumahan mampu menjawab
untuk mengatasi masalah tersebut. Kesamaan visi permasalah riil yang dihadapi masyarakat korban
pemerintah dan kesadaran masyarakat untuk segera bencana sekaligus menjawab harapan pemerintah
bangkit menjadikan pengalaman DIY ini layak untuk daerah rumah akan dihuni, dikelola secara
dicontoh bagi daerah lain yang memiliki potensi risiko berkelanjutan di tangan masyarakat sendiri.
bencana.
Sinergi dalam perencanaan yang dilakukan oleh
Pada bencana gempa masyarakat tetap bisa Dinas PUP-ESDM DIY adalah menemukenali kondisi
membangun dan memperbaiki di tempat semua kerusakan yang sebenarnya, apa harapan masyarakat
dengan meningkatkan kualitas konstruksinya. terhadap jenis dan bentuk rumah yang diinginkan,
Akan tetapi, untuk bencana erupsi Gunung Merapi pendekatan/model penanganan dalam pembangunan
mengharuskan masyarakat rela untuk di relokasi dan pengelolaan pasca pembangunan yang
di tempat yang lebih aman. Ini berarti masyarakat diharapkan masyarakat.
akan memulai kehidupan baru dengan lingkungan
yang baru. Implikasinya adalah pendekatan Dalam proses menemukenali harapan dan keinginan
penanganan perumahan dari kedua jenis bencana masyarakat ini dilakukan dengan cepat dengan
tersebut berbeda. Dalam penanganan perumahan melibatkan beberapa pihak termasuk anggota Dewan

70
Salah satu desa yang hancur akibat erupsi Gunung Merapi

Perumahan, fasilitator yang disiapkan oleh Pemerintah keputusan utama pada tahap tanggap darurat
Daerah serta para relawan dan masyarakat peduli dan pada tahap pemulihan. Rumah bantuan
lainnya. Dari sinergi dalam perencanaan ini Dinas PUP- yang diberikan dirancang sedemikian rupa yang
ESDM DIY menemukan pola kecenderungan harapan memungkinkan masyarakat mengembangkan sendiri
dan kebutuhan masyarakat dan ditindaklanjuti dengan tanpa merusak bangunan induk bantuan pemerintah.
perencanaan bentuk dan ukuran rumah sesuai dengan
ketersediaan alokasi dana dan ketersediaan lahan yang Hasil identifikasi kebutuhan di lapangan ini
telah dialokasikan pemerintah untuk setiap KK. menghasilkan data by name by address masyarakat
yang akan dibantu sebagai dasar usulan alokasi dana
Hasil dari sinergi perencanaan ini adalah kebijakan APBD dan APBN tahap pemulihan bencana.
untuk menempatkan masyarakat sebagai pengambil

71
72
Hunian Tetap Dongkelsari, Yogyakarta yang tertata baik lingkungannya

73
Koordinasi dan Sinergi dalam Penyelenggaraan Perumahan

Sinergi Pembiayaan Masyarakat yang terkena dampak bencana secara


Sinergi pendanaan dalam penanganan perumahan umum memahami bahwa semua keinginan tidak
pasca bencana adalah perubahan alokasi anggaran mungkin bisa sepenuhnya diatasi atau diselesaikan
tahun berjalan dari dana APBD Provinsi dan dengan dana bantuan dan mereka memahami pada
Kabupaten/Kota serta dana APBN. akhirnya mereka juga harus mengupayakan sendiri jika
ingin mengembangkannya. “Saya menemukan cara
Disamping dana dari pemerintah, pembiayaan pandang masyarakat yang terkena dampak bencana,
pembangunan rumah juga didapatkan dari Corporate bencana adalah ujian dan mereka sendiri yang harus
Social Responsibility (CSR) atau Non Government bangkit untuk berdiri kembali setelah ujian, apa yang
Organization (NGO) dan salah satu contoh hasil dilakukan oleh pemerintah adalah bantuan untuk
pembangunan rumah bantuan dari CSR/NGO adalah meringankan dalam menjawab permasalahannya
“Rumah Dome” dalam satu kompleks dengan atap dan untuk bisa kembali sebagaimana keadaan
kubah yang sekarang masyarakat menyebutnya sebelumnya, mereka paham bahwa saya harus
dengan komplek rumah teletubbies. Pertimbangan menyelesaikan sendiri, ” kata Ir. Mansyur (mantan
rumah beratap kubah ini adalah pertimbangan kepala Dinas PUP-ESDM DIY).
keamanan dari risiko bencana gempa. Dapat
disimpulkan bahwa bentuk bantuan yang diterima Sinergi dalam Pelaksanaan
oleh masyarakat dari pemerintah berupa bantuan Sinergi dalam pelaksanaan penanganan perumahan
stimulan perbaikan rumah berdasarkan tingkat masyarakat terkena dampak bencana melibatkan
kerusakan untuk gempa tektonik di Kabupaten Bantul. pihak-pihak terkait. Bencana adalah kejadian di luar
Sedangkan bantuan dari NGO berupa bantuan penuh kemampuan dan di luar perencanaan sedangkan
yang dikelola langsung oleh pemberi bantuan (rumah untuk penanganannya menuntut waktu yang
dome) untuk kasus gempa tektonik. cepat. Jika mengandalkan biaya sebagaimana

Strategi sinergi untuk pemberdayaan masyarakat 4. Melibatkan semua dinas terkait dan sinergi
dalam penanganan perumahan pasca bencana di DIY: Dinas Provinsi dan Kabupaten serta Satker dalam
1. Menempatkan masyarakat sebagai pengambil penyiapan alokasi dana
keputusan utama 5. Mempertimbangkan kearifan lokal atas bentuk
2. Menyiapkan fasilitator untuk mendampingi dan model bangunan, cara pengelolaan di tingkat
masyarakat masyarakat serta dalam penetapan aturan yang
3. Membentuk kelompok masyarakat penerima akan mereka sepakati sendiri
bantuan untuk mengorganisir sendiri pelaksanaan 6. Menekankan pemahaman kepada masyarakat
pembangunan berbasis kelompok bahwa peran pemerintah adalah membantu dan
memfasilitasi.

74
yang ditetapkan dalam DIPA yang direncanakan perumahan pasca bencana (pada tahap darurat)
tahun sebelumnya, maka hal ini tidak mungkin bisa terkontrol dan terukur. Pekerjaan besar dalam masa
menyelesaikan dengan cepat untuk penanganan darurat telah dilakukan secara sinergis dan pekerjaan
rumah pasca bencana tersebut. besar berikutnya yang menuntut perhatian dan
pengendalian yang efektif adalah tahap rekonstruksi
Dinas PUP-ESDM DIY dan Dinas PU Kabupaten/Kota yang telah dimulai dengan revisi DIPA masing-
duduk bersama untuk mencari solusi yang tepat. masing dinas.
Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota
melakukan perubahan alokasi dana tahun berjalan, Upaya yang dilakukan Dinas PUP-ESDM pada tahap
meski masih belum mampu menjawab kebutuhan. rekonstruksi antara lain:
• Menurunkan tim untuk terjun di masing-masing
Pemerintah DIY mengalokasikan sumber pembiayaan daerah/lokasi bencana.
untuk menangani rumah pasca bencana erupsi • Memfasilitasi pembentukan kelompok di
Gunung Merapi dan gempa tektonik. Masyarakat masyarakat dalam rangka pelaksanaan pemberian
korban erupsi Merapi direlokasi ke tempat yang bantuan.
lebih aman dan Pemerintah DIY menyiapkan kavling • Memfasilitasi pelaksanaan rembug warga
siap bangun hingga proses legalisasinya. Dalam (pertemuan masyarakat) untuk mengindentifikasi
mengawal pelaksanaan penanganan perumahan kebutuhan, harapan dan keinginan mengenai
setiap pemerintah kabupaten/kota membentuk PPK rumah yang akan dibangun.
dan provinsi mengeluarkan petunjuk pelaksanaan • Pertemuan koordinasi antara pelaku/dinas
untuk memastikan seluruh kegiatan penanganan

Letusan Gunung Merapi di tahun 2010 mengakibatkan


banyak masyarakat yang kehilangan tempat
tinggal. Hingga tahun 2011, kami tinggal di huntara.
Tahun 2012 kami mulai membangun huntap dengan
mengutamakan luasan untuk berkumpul, keluarga dan
ruang tamu. Kami membangunnya dengan bergotong
royong karena jika mengandalkan tukang akan
kesulitan hingga akhirnya target penyelesaian dalam
setahun tercapai. Huntap bisa kami huni di tahun 2013.

TOTOK HARTANTO
Kepala Padukuhan Gungan, Huntap Dongkelsari

75
Koordinasi dan Sinergi dalam Penyelenggaraan Perumahan

Rumah Dome, Yogyakarta

76
Rumah Dome:
Rumah Ramah Gempa
Memasuki komplek “rumah dome” terasa berada rumah ini saya memiliki usaha kerajinan kripik ares dan
di dunia fantasi dan seolah berada di negeri rempeyek bayam”, kata Suryono, salah satu penghuni
teletubbies karena semua rumah di sini memiliki Rumah Dome. Konstruksi rumah ini dirancang tahan
bentuk unik bulat setengah bola. Disebut rumah terhadap risiko gempa dengan struktur tulangan
dome karena semua atapnya berbentuk kubah. yang saling menyambung membentuk lingkaran.
Rumah dalam satu komplek ini sebanyak 71 unit/ Walaupun setengah bulat tetapi nyaman, ada ruang
KK dilengkapi fasilitas MCK setiap 12 KK/blok, 1 tamu, kamar tidur, dapur dan ruang keluarga di
mushola, 1 aula pertemuan warga dan satu unit bagian atas yang cukup lapang.
rumah untuk BUMDes atau kegiatan ekonomi.
Rumah Dome ini dibangun atas bantuan NGO Seiring perkembangan waktu, rumah ini menjadi
luar negeri WANGO dan Domes for The World tempat kunjungan wisatawan yang ingin melihat
(DFTW), yang menaruh kepeduliannya terhadap keunikan komplek dalam suasana dan nuansa yang
bencana gempa di Yogyakarta pada tahun berbeda dengan perumahan pada umumnya dan
2010 Sumbangan dari perusahaan lokal adalah sebagian rumah difungsikan sebagai homestay
perusahaan cat Avian yang menyumbang cat komersial. Sadar bahwa kompleks ini unik dan selalu
untuk semua rumah dome ini. banyak pengunjung akhirnya warga masyarakat
mengelolanya sebagai tempat kunjungan wisata.
Rumah ini unik karena hanya ada satu komplek
rumah dengan model dan bentuk ini di wilayah Untuk mendorong peningkatan ekonomi masyarakat
Jogja dan mungkin di Indonesia. “Saya merasa beberapa rumah tangga mendapatkan pelatihan
senang tinggal di rumah ini, walaupun awalnya untuk pengembangangan industri rumah tangga
canggung sekarang sudah terbiasa, walaupun untuk dipasarkan kepada setiap pengunjung antara
kelihatannya kecil tetapi cukup lega karena di lain; kripik ares (bonggol pisang), rempeyek bayam,
lantai atas ada ruang keluarga yang cukup luas. Di bakpia dan lain-lain.

77
Koordinasi dan Sinergi dalam Penyelenggaraan Perumahan

KARTAMANTUL, forum sinergi


antar daerah untuk layanan publik
Sektor infrastruktur yang ditangani melalui sekretariat
bersama Kartamantul adalah sektor transportasi, jalan
dan air minum. Memang tidak ada yang langsung
berkaitan dengan penanganan perumahan secara
khusus. Akan tetapi untuk sektor air minum memiliki
kaitan secara langsung dengan layanan dasar
masyarakat di kawasan perumahan dan permukiman.
Pengalaman penting yang dipetik dari sekretariat
bersama Kartamantul ini adalah upaya maksimal
DIY dalam mewujudkan layanan publik yang
bersinggungan dengan kebutuhan dasar masyarakat.

Sekber Kartamantul adalah sekretariat bersama Fungsi koordinasi, mediasi dan fasilitasi serta inisiasi
(sekber) antar daerah dalam pengelolaan sarana dan perubahan yang lebih baik menjadi pembelajaran
prasarana Aglomerasi Perkotaan Yogyakarta antara kunci yang bisa dipetik dan telah diterapkan melalui
Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman dan Kabupaten peran Pokja PKP. Perbedaan spesifik peran Pokja
Bantul dalam rangka mewujudkan pengelolaan PKP dengan Sekber Kartamantul adalah fokusnya.
layanan publik yang bersifat lintas daerah yang efektif. Untuk Sekber Kartamantul fokus pada sarana dan
Sekber Kartamantul mengemban misi; melakukan prasarana dan kebijakan pengelolaannya, sedangkan
negosiasi, mediasi, koordinasi dan fasilitasi dalam Pokja PKP fokus pada kebijakan menyeluruh
proses pengambilan keputusan kebijakan layanan terkait perencanaan dan pelaksanaan serta upaya
publik yang adil dan mampu menjawab permasalahan. keberlanjutan pembangunan sektor perumahan,
Disamping itu, Sekber Kartamantul juga membangun sehingga pihak-pihak yang terlibat berasal dari
jaringan kerja yang kuat antar daerah, memberikan berbagai latar belakang disiplin keilmuan baik sosial,
inisiasi perubahan dan rekomendasi kebijakan yang ekonomi, teknik dan kebijakan publik. Dengan
lebih baik dalam pengelolaan sarana dan prasana dimilikinya Sekber Kartamantul dan POKJA PKP
perkotaan lintas daerah. menjadi lengkaplah komponen partisipasi publik
dalam pembangunan khususnya bidang perumahan
dan permukiman.

78
Beberapa warga memanfaatkan aliran air yang bersih untuk memelihara ikan

79
Koordinasi dan Sinergi dalam Penyelenggaraan Perumahan

Kemitraan dengan pemangku kepentingan adalah bahwa isu dan permasalahan perumahan
dalam penyelenggaraan perumahan di DIY tidak semuanya bisa ditangani dan diatasi oleh
adalah pelibatan anggota Dewan Perumahan birokrasi dari OPD sendiri.
dari unsur non OPD dan institusi profesional
bidang perumahan dalam memberikan masukan Saat ini, Dinas PUP-ESDM didukung oleh
dan keterlibatannya pada proses perencanaan peran para pemangku kepentingan dari
dan pengembangan kebijakan bidang unsur perguruan tinggi, swasta dan lembaga
perumahan. Alasan mendasar pelibatan para swadaya masyarakat (LSM) sebagai mitra dalam
pemangku kepentingan dan pemberdayaan pengembangan kebijakan dan dukungan aksi
masyarakat dalam penyelenggaraan perumahan tematik khususnya pembinaan masyarakat.

80
Kegiatan kemitraan yang dilakukan selama ini 3. Aksi tematik Dewan Perumahan
meliputi: dalam bentuk diskusi, kajian dan
1. Penyelenggaraan forum koordinasi dilakukan penyusunan masterplan penataan
sejak tahun 2015 melalui Dewan Perumahan kawasan, penanganan kebencanaan,
(Pokja PKP); rencana pembangunan perumahan bagi
2. Pertemuan rutin Dewan Perumahan masyarakat.
diselenggarakan secara bergantian di
sekretariat (kantor HRC), kantor Dinas PUP-
ESDM, kampus, atau kantor REI DIY;

81
82
Huntap Dongkelsari, Yogyakarta dengan Gunung Merapi menjadi latar belakangnya
Gorontalo:
Skema
Pembiayaan
Alternatif
untuk
Pemenuhan
Akses
Perumahan
Skema Pembiayaan
Alternatif untuk
Pemenuhan Akses
Perumahan

P
emerintah Provinsi Gorontalo, dalam hal ini Dinas
Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman
(PRKP) berinisiatif melibatkan lembaga jasa
keuangan BRI dan Bank Kesejahteraan Ekonomi
untuk pembiayaan alternatif dengan skema mikro
non subsidi untuk pemenuhan akses perumahan
masyarakat. Metode terobosan ini diinspirasi
oleh kegiatan uji coba Pembiayaan Swadaya Mikro
Perumahan (PSMP) yang sebelumnya telah diinisiasi
oleh Ditjen Pembiayaan Perumahan pada tahun
2017.

Rendahnya Daya Beli Menjadi Tantangan


Penyelenggaraan pembangunan perumahan dan kawasan
permukiman di Gorontalo diwarnai beberapa isu yaitu tingginya angka
backlog kepemilikan rumah (53.296 unit), masih tingginya jumlah Rumah Tidak Layak
Huni (RTLH) sebesar 19.864 unit, luasnya kawasan kumuh serta layanan air minum dan
sanitasi yang masih terbatas.

86
Di tengah kondisi tersebut, pemerintah provinsi sebagaimana digambarkan dalam Rencana Jangka
Gorontalo memiliki target pembangunan bidang PKP Menengah Daerah (RJMD) sebagai berikut:

87
Skema Pembiayaan Alternatif untuk Pemenuhan Akses Perumahan

Pemerintah daerah menyadari bahwa pemerintah Bukan Kredit Rumah Tapi Pembiayaan Untuk
berkewajiban memenuhi akses perumahan Membangun Rumah Secara Bertahap
masyarakat yang belum sesuai target tersebut, Berbagai program bantuan perumahan telah dilakukan
dan terus berupaya menciptakan terobosan untuk di Gorontalo, termasuk program Bantuan Stimulan
mengatasinya. Namun demikian, pemenuhan akan Perumahan Swadaya (BSPS) atau yang dikenal
tempat tinggal yang layak menghadapi beberapa dengan sebagai program bedah rumah. Namun
kendala terutama rendahnya daya beli rumah, demikian tingginya permintaan masyarakat dan
khususnya Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) terbatasnya jumlah yang dialokasikan untuk program
yang berpenghasilan tidak tetap dan tidak mampu. tersebut tidak dapat menjawab semua permasalahan
bidang perumahan. Masyarakat membutuhkan akses
Kebiasaan yang Memacu Kebutuhan Perumahan pembiayaan yang keberadaannya harus diupayakan
Masyarakat Gorontalo memiliki budaya untuk tinggal oleh pemerintah.
di rumah sendiri setelah berkeluarga. Bagi mereka
tinggal di rumah sendiri apapun kondisinya jauh lebih Untuk memberikan solusi yang jitu, terlebih dahulu
baik dibandingkan tinggal menumpang ditempat perlu diketahui secara tepat karakteristik masyarakat
orang lain, orang tua atau keluarga. Dengan prinsip dan kebutuhannya. Untuk Gorontalo, masyarakat
tersebut biasanya masyarakat Gorontalo membangun membutuhkan biaya untuk membangun rumah
rumah sendiri sesuai batas kemampuannya. permanen dan biaya untuk memperbaiki rumah
tinggal.
Pembangunannya dilakukan secara bertahap. Dari
kondisi seadanya yang seringkali kurang layak, Masyarakat mengatakan dengan jelas bahwa mereka
kemudian terus diperbaiki sesuai kemampuannya. membutuhkan akses pembiayaan. Mengangsur atau
Dalam kondisi ketika bahan bangunan semakin membayar bunga pinjaman tidak menjadi masalah
mahal, mereka umumnya tidak bisa melanjutkan bagi mereka. Mereka juga memiliki keinginan kuat
pembangunan sehingga selamanya mereka tinggal di untuk mengatasi masalahnya melalui pinjaman bank,
rumah yang tidak layak huni. layaknya Kredit Usaha Rakyat (KUR) tetapi dengan
fungsi yang berbeda. Bukan untuk modal kerja, tapi
Keinginan untuk memperbaiki huniannya bukan tidak untuk perbaikan rumah.
ada, tetapi mereka tidak memiliki akses pembiayaan
ke Bank maupun Kredit Pembiayaan Rumah (KPR). Dengan demikian maka ketersediaan akses
MBR yang kebanyakan tidak memiliki pekerjaan pembiayaan untuk perbaikan rumah tinggal agar
dan penghasilan tetap maupun slip gaji tidak bisa menjadi layak huni sangat diharapkan untuk
menjangkaunya. Permasalahan ini nyata dan banyak mengatasi permasalahan perumahan bagi MBR di
dialami oleh masyarakat. Mereka mengharapkan Gorontalo.
solusi. Dalam kondisi inilah kehadiran pemerintah
sangat diperlukan.

88
Salah satu kegiatan pendampingan komunitas

Mengembangkan dari Program Uji Coba oleh pemerintah pusat bekerja melakukan pemetaan
Pembiayaan Swadaya Mikro Perumahan (PSMP) dengan mengumpulkan berbagai informasi penting
Uji coba Pembiayaan Swadaya Mikro Perumahan termasuk kelayakan dan kemampuan pembiayaan
oleh Ditjen Pembiayaan Perumahan pada tahun perumahan non subsidi.
2017 rupanya memberikan perspektif baru bagi
pemerintah provinsi. Saat proses di lapangan, TABIP mendapatkan berbagai
informasi penting yang pada intinya menunjukkan
Gagasan untuk memfasilitasi MBR dengan bank dalam besarnya keinginan dan kebutuhan masyarakat untuk
rangka penyelenggaraan pembiayaan perumahan memiliki rumah. Namun, keinginan tesebut terhalang
ini ternyata direspon positif dari Bappeda dan Dinas ketiadaan sumber pembiayaan yang mudah diakses
PRKP. Untuk menindaklanjuti gagasan ini, Tenaga Ahli oleh MBR atau masyarakat yang bekerja di sektor
Pembiayaan Perumahan (TABIP) yang ditugaskan informal.

89
90
91
Skema Pembiayaan Alternatif untuk Pemenuhan Akses Perumahan

Konsep Matang dan Skema yang Mudah, Adapun Lembaga Jasa Keuangan (LJK) yang terlibat
Menarik Minat Masyarakat dalam pelaksanaan Program PSMP ini adalah Bank
Merespon rencana kegiatan uji coba PSMP tersebut, Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Limboto melalui unit
Pemerintah Provinsi kemudian memberikan batasan Batudaa, Unit Limboto, Unit Telaga dan Unit Telaga Biru
dan arahan kebijakan serta menunjuk Badan dengan sasaran masyarakat MBR dan Non Fixed Income
Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (NFI), sedangkan Bank Kesejahteraan Ekonomi (BKE)
(Bapppeda) Provinsi Gorontalo sebagai SKPD Pelaksana melalui Koperasi Eka Prasetya dengan sasaran Aparatur
Program Pembiayaan Swadaya Mikro Perumahan Sipil Negara (ASN).
(PSMP) di Provinsi Gorontalo. Pilot Project program
diputuskan pada Rakor Pokja PKP Kabupaten Gorontalo Program PSMP ini dirancang untuk menjembatani MBR
yang dalam pelaksanaan programnya akan dibantu dan NFI agar memperoleh fasilitas pembiayaan dari
oleh TABIP dan Tim Pelaksana di tingkat Kabupaten. perbankan dalam membangun rumah secara bertahap,
Rumah Inti Tumbuh (RIT). Mekanisme kerjasama antara
Pemerintah dengan LJK mengacu pada MoU antara
Kementerian PUPR dengan LJK (Bank BRI dan BKE).

92
K ami melakukan sosialisasi dan audiensi kepada
kepala cabang perbankan, lurah, camat dan
kepala desa secara door to door. Kami menjembatani
agar terjadi kepercayaan antara MBR dengan pihak
perbankan. Tujuan kami ke depan, memberikan
pemahaman kepada masyarakat, agar bisa secara
mandiri mengakses perbankan tanpa perlu difasilitasi
lagi.

BUDIYANTO SIDIKI S.Sos, M.Si.


Kepala Bappeda Provinsi Gorontalo

Program ini murni program pembiayaan yang biaya tukang, perbaikan sanitasi/jamban serta fasilitas
melibatkan LJK sebagai sumber pendanaan, dan air minum), verifikasi penilaian akhir kelayakan, akad
bukan merupakan bantuan yang bersifat subsidi. kredit, tenor dan besaran angsuran setiap bulan
Karena menggunakan dana pihak LJK (BRI dan BKE) hingga penagihan.
maka masyarakat komunitas calon debitur diwajibkan
mengembalikan pinjaman berdasarkan besaran Melalui proses ini, diharapkan masyarakat
angsuran yang telah ditetapkan. mendapatkan pemahaman yang lengkap sehingga
tidak ada lagi pertanyaan dan keraguan saat
Besaran angsuran tersebut didasarkan pada besaran pelaksanaannya.
plafon pinjaman/pembiayaan yang diberikan
LJK kepada debitur sedangkan penggunaan Membangkitkan Keswadayaan Masyarakat
dananya harus dipergunakan untuk kepentingan Pelaksanaan skema pembiayaan perumahan yang
pembangunan Rumah Inti Tumbuh (RIT), atau dilakukan di Gorontalo cukup efektif, karena dilakukan
renovasi seperti penambahan ruang kamar, perbaikan melalui komunikasi yang intensif antara berbagai
dapur, pagar dan lainnya. Penggunaan dana untuk pihak yang terlibat, diantaranya LJK, perangkat dusun
keperluan lain, tidak diperkenankan, atau ditolak. dan tokoh masyarakat. Komunikasi yang intensif ini
Keputusan ini sepenuhnya menjadi kewenangan LJK. sangat memudahkan untuk mendapatkan calon yang
layak dan sesuai dengan kriteria yang ditetapkan.
Untuk memastikan masyarakat mendapatkan
informasi yang jelas mengenai produknya, pemerintah Keberhasilan program ini dapat dilihat dari realisasi
dibantu tenaga pendamping mensosialisasikan capaian program. Dalam tahun 2017 masa uji coba
produk secara lengkap. Dari cara pengajuan, PSMP di Gorontalo telah merealisasikan kredit
peruntukan (membangun, memperbaiki rumah pembiayaan perumahan bagi 15 KK dengan profil
secara bertahap termasuk pembelian material dan sebagai berikut:

93
Skema Pembiayaan Alternatif untuk Pemenuhan Akses Perumahan

KAB NAMA JUMLAH MASA KONSEP


GORONTALO DEBITUR ALAMAT PEKERJAAN KREDIT TENOR RUMAH INTI
PSMP (TH.) TUMBUH (RIT)
Rustam Yaud Ds. Kayubulan Nelayan 10 juta 2 Bangun Dapur

Asura Yasin Ds. Kayubulan Pedagang (Kios 10 juta 2 Bangun WC


Harian)
Kec. Batudaa
Pantai
Khadijah Katili Ds. Kayubulan Pedagang (Onderdil) 15 juta 2 Bangun Teras

Sihapni Ds. Kayubulan Pedagang (Kios 10 juta 2 Bangun Kamar


Harian)

Irvan Daud Ds. Hutu’o Tukang 10 juta 2 Renovasi Dapur

Hendrawati M Ds. Biyonga Pembantu 15 juta 2 Renovasi Dapur

Iswan Insan Ds. Biyonga Pemborong 10 juta 2 Bangun Rumah


Kec. Limboto
Kamsir Pauba Ds. Biyonga Wartawan 10 juta 2 Bangun Rumah

Fatma Sune Ds. Biyonga Penjual Sayur 10 juta 2 Renovasi Dapur

Rahima Silo Ds. Biyonga Pedagang 10 juta 2 Renovasi Dapur

Hamida Ds. Bulota Penjahit Gorden 10 juta 2 Plester Jendela

Kartin Domili Ds. Bulota Penyewaan Bentor 10 juta 2 Renovasi Rumah

Limboto Abubakar L Ds. Bulota Honorarium 15 juta 2 Bangun Dapur

Siska Djuko Ds. Bulota Pedagang di Pasar 12,5 juta 2 Bangun Dapur

Warni Dali Ds. Bulota Penjual Batang 10 juta 2 Bangun Rumah


Bawang

Pendampingan TAPP 167.5jt.

Total Perbankan Langsung 62.5jt.

Realisasi 230jt.

Disamping keberhasilan yang ditunjukkan dari jumlah Dengan cara tersebut, masyarakat peserta program
realisasi, program PSMP di sisi lain ternyata dapat dapat menyelesaikan pembangunan rumahnya
memicu kesadaran masyarakat untuk membangun dengan lebih cepat dan lebih baik. Prinsip mereka
secara swadaya. Di samping pinjaman yang diterima, berjuang sekarang atau nanti sama saja, jadi kenapa
masyarakat peserta program juga berusaha sendiri tidak sekarang saja? Sekali lagi terbukti bahwa
untuk mendapatkan tambahan biaya dari sumber lain kehadiran pemerintah, meskipun terlihat sederhana
yang diupayakan oleh keluarga mereka. terbukti mampu mengubah banyak hal. Kini semakin
banyak MBR di Provinsi Gorontalo yang menempati
rumah yang layak huni yang telah lama mereka
idamkan.

94
S aya merasa sangat terbantu dengan adanya
program PSMP ini. Saya memiliki keinginan
untuk merenovasi rumah, tapi tidak punya dana.
Awal mulanya, saya tidak mengerti bagaimana
mengakses bank, bahkan saya tidak mempunyai
aksesnya. Namun, ada tim lapangan yang datang
memberikan sosialisasi mengenai program PSMP dan
saya pun tertarik. Alhamdulillah, setelah melewati
beberapa proses, mulai dari pengumpulan dokumen
identitas diri, hingga tahap peminjaman dana ke
pihak perbankan, saya dapat merenovasi rumah dan
membangun mushola di sampingnya.

KAMSIL
Warga Penerima PSMP Kecamatan Batudaa Kabupaten Gorontalo

Kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah tenaga pendamping masyarakat dan Lembaga
Provinsi Gorontalo dalam pemenuhan kebutuhan Jasa Keuangan yaitu BRI, Bank Kesejahteraan
perumahan dilakukan melalui pembiayaan Ekonomi (BKE) serta Koperasi Universitas
mikro. Pemerintah Provinsi Gorontalo merespon Gorontalo untuk penyaluran pembiayaan
permintaan MBR terhadap rumah layak huni yang dari BKE. Kegiatan inovasi pembiayaan ini
tidak tertangani melalui skema pembiayaan reguler dilaksanakan melalui tahap:
(KPR-FLPP) dikarenakan tidak dapat memenuhi 1. Sosialisasi kepada masyarakat dilakukan oleh
syarat dan kriteria yang ditetapkan. Alasan utama fasilitator;
dilaksanakannya upaya ini karena kebutuhan 2. Penjaringan minat dan pendampingan dalam
masyarakat di sektor perumahan semakin tinggi. proses penyiapan persyaratan administratif;
Upaya pemenuhan akses perumahan bagi 3. Pra verifikasi/validasi persyaratan untuk
MBR melalui pembiayaan mikro di Kabupaten memastikan calon yang diusulkan memenuhi
Gorontalo telah dimulai sejak tahun 2017 setelah kriteria, baik untuk BRI maupun BKE dilakukan
diperkenalkan oleh Ditjen Pembiayaan Perumahan oleh fasilitator;
Kementerian PUPR, dan provinsi memberikan 4. Pengajuan usulan pembiayaan ke BRI dan
respon yang baik. BKE;
5. Verifikasi oleh LJK yang bersangkutan;
Pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan ini 6. Pencairan dan pelaksanaan pembangunan.
adalah: Bappeda Provinsi, Dinas PRKP, fasilitator/

95
PERSPEKTIF

BUDI PRAYITNO
Arsitek dan Perencana Kota
Direktur PUSPERKIM UGM,
Pusat Kajian Perumahan dan
Pengembangan Perkotaan
Universitas Gadjah Mada

Rumah Susun Tingkat Tinggi:


Lompatan Budaya dan Perilaku
Huni dalam Penanganan
Kekumuhan

F enomena hyper urbanization di Indonesia, khususnya di kota-kota besar, ditunjukkan


dengan tumbuhnya kawasan modern. Di sisi lain, keterbatasan lahan dan sumber
daya perkotaan tak mampu mengakomodasi tingginya laju urbanisasi yang—salah
satunya—memunculkan kekumuhan di perkotaan. Maka, intensifikasi perkotaan
dengan pola pemadatan (high density) lahan dan bangunan pun menjadi satu-satunya
solusi dan strategi untuk mewujudkan kawasan perkotaan yang berkelanjutan. Solusi
itu pun diterjemahkan ke dalam program pembangunan yang berkonsep kota padu
(compact city).

Kota Padu
Kota padu merupakan konsep pembangunan yang mengusung sistem hunian modern,
yaitu berupa menara hunian bertingkat, yang terintegrasi dengan sarana layanan
publik dan sistem transportasi publik. Hal ini sesuai dengan prinsip pemadatan (high
density) terhadap lahan dan bangunan secara padu. Dalam hal ini, harus seiring dengan
penyiapan perilaku penggunaan lahan dan bangunan secara efektif dan efisien serta
pengurangan jarak tempuh perjalanan dan penggunaan transportasi publik.

96 96
Pembangunan hunian bertingkat dalam sistem kota padu ini bukanlah tren semata.
Melainkan, sebuah konsekuensi logis dan keharusan dalam sebuah perencanaan
dan pengelolaan perkotaan dengan tingkat intensitas yang cukup tinggi di tengah
keterbatasan lahan dan sumber daya perkotaan.

Pembangunan hunian bertingkat ini pun menjadi salah satu upaya Pemerintah dalam
menangani kekumuhan di Indonesia melalui Program Sejuta Rumah demi terwujudnya
Indonesia Bebas Kumuh 2019 (Gerakan 100-0-100). Seperti yang sedang dilaksanakan di
Jakarta, yaitu pembangunan rumah susun (rusun) sederhana bertingkat tinggi dengan
kapasitas 6.300 unit.

Rusun setinggi 27 lantai itu dibangun di dua lokasi, yakni di Pasar Rumput dan Pasar
Minggu. Rusun yang mulai dibangun di tahun 2016 ini diperuntukkan bagi warga yang
telah direlokasi dari kawasan permukiman kumuh di bantaran Sungai Ciliwung, Jakarta.

Pembangunan rusun dalam skala besar juga dilaksanakan Perum Perumnas yang
bekerja sama dengan PT Jakarta Propertindo (JakPro). Dalam proyek kerja sama ini, akan
dibangun 40 menara rusun berkapasitas 18.000 unit hunian yang diperuntukkan bagi
Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). Rusun ini dibangun di atas lahan seluas 22,4
hektar di Kemayoran.

97
Lompatan Budaya dan Perilaku Huni dalam Penanganan Kekumuhan

Sebagai kota padu, rusun di kawasan Kemayoran ini, Pembangunan hunian bertingkat secara masif ini
nantinya akan terintegrasi dengan perlintasan kereta diharapkan mampu mengatasi kekumuhan yang
ringan (light rail transit – LRT) koridor VII. Kemudian, terjadi hampir di seluruh wilayah Tanah Air. Namun,
juga didukung dengan beragam fasilitas komersial dan realisasinya tak semudah membalikkan telapak
rekrasi berupa ruang terbuka hijau yang terhubung tangan. Salah satu tantangan terbesar adalah adanya
dengan sistem transportasi massal. lompatan budaya dan perilaku huni yang rentan
terhadap timbulnya kekumuhan vertikal.
Perumnas juga akan membangun 20 menara rusun di
Cengkareng serta 200 menara di beberapa lokasi, yaitu Oleh karena itu, diperlukan kajian secara cepat dan
Bekasi, Bandung, Semarang, Surabaya, Palembang, mendalam terhadap pola transformasi adaptif budaya
Medan, dan Makassar. Selain membangun rusun baru, dan perilaku huni dari budaya bermukim masyarakat
Pemerintah juga merevitalisasi rusun bertingkat 4 di di permukiman tapak kampung menjadi budaya
Kebon Kacang, Jakarta. Rusun yang dibangun tahun bermukim bertingkat tinggi.
1980 ini akan direvitalisasi menjadi rusun tingkat 20
lantai.

98
Transformasi Adaptif
Idealnya, transformasi adaptif dari budaya dan perilaku Transformasi adaptif ini juga dipengaruhi oleh kondisi
huni berlangsung secara bertahap dan memakan sosial ekonomi masyarakatnya. Pada masyarakat
waktu yang cukup lama, hingga hitungan berskala berpenghasilan menengah ke atas yang mempunyai
puluhan tahun. Dalam hal ini, pengalaman transformasi budaya dan perilaku huni perkotaan tidak memerlukan
adaptif di Singapura, Hongkong, Cina, dan Jepang proses transformasi adaptif. Namun, tidak demikian
dapat menjadi best practices. dengan MBR yang sebelumnya menghuni rumah tapak
di kawasan permukiman kumuh.
Pada tahap awal, di tahun 1970-an, mereka
membangun rusun bertingkat 4 hingga 6 lantai (walk Perbedaan pola perilaku huni antara masyarakat
up flat/apartment). Baru sekitar 10 tahun kemudian, berpenghasilan menengah ke atas dengan MBR
dilakukan peremajaan menjadi rusun bertingkat adalah mulai dari tingkat privasi hingga interaksi
sedang, yaitu 8—10 lantai (mid-rise apartment), yang ketetanggaannya. Misalnya saja, pada rusun yang
dilengkapi fasilitas lift. Pembangunan hunian vertikal dihuni MBR, pintu unit hunian senantiasa terbuka dan
bertingkat lebih dari 10 lantai baru dilaksanakan hanya tertutup saat tengah malam.
setelah melewati beberapa dekade berikutnya.

99
Lompatan Budaya dan Perilaku Huni dalam Penanganan Kekumuhan

Begitupun dengan pemanfaatan ruang teras pembiaran kondisi kerusakan yang berujung pada
sebagai ruang semiprivat dan koridor sebagai ruang kekumuhan serta berisiko timbulnya kriminalitas.
semipublik. Koridor dimanfaatkan sebagai area
interaksi sosial. Bahkan, tak jarang penghuni yang Pembelajaran
menggunakan koridor, teras, atau ruang-ruang Keberadaan Balitbang memiliki peran penting dalam
kantong komunal sebagai tempat berdagang ataupun mengawal, mulai dari proses perencanaan model
menyimpan barang (gudang). yang tepat sampai dengan proses kepenghunian
(pengelolaan dan pengawasan). Tanpa pengawalan
Pola peluberan (ekstensi) dari teritori ruang privat dan pengawasan, dapat berpotensi pada risiko
hunian ke arah teritori semiprivat, semipublik, atau terjadinya fenomena Pruitt Igoe. Kegagalan penataan
bahkan teritori publik ini memang kerap terjadi, permukiman kumuh di Pruitt Igoe, St, Louis, Amerika
yang pada akhirnya mengakibatkan penyempitan Serikat menjadi sebuah pembelajaran berharga bagi
dimensi ruang publik, seperti koridor. Bukan hanya para arsitek dan perencana kota dalam merekayasa
penyempitan, hal tersebut juga dapat menyebabkan hunian tingkat tinggi dalam sebuah sistem kota padu.
berkurangnya fungsi pencahayaan dan penghawaan.
Misalnya saja, area balkon yang dijadikan sebagai Di tahun 1950-an, pembangunan rusun Pruitt Igoe
tempat menjemur ataupun sebagai ruang makan dan dimaksudkan untuk menata kawasan perkotaan.
ruang tidur tambahan dengan cara menutup area Awalnya, Pruit Igoe direncanakan sebagai kawasan
balkon. hunian dengan bangunan 2 hingga 3 lantai. Namun,
Walikota St. Louis—Joseph Darst mengubahnya
Memang, tanpa kajian dan pendalaman konsep, menjadi bangunan hunian 11 lantai dengan
perencanaan, dan perancangan yang baik dan tepat, pertimbangan efisiensi.
rusun sederhana yang dibangun akan rentan terhadap
risiko terjadinya kekumuhan vertikal. Fenomena ini Pembelajaran berharga dari Pruitt Igoe adalah bahwa
telah terjadi di beberapa rusun bertingkat rendah pengkajian yang cukup mendalam tidak cukup hanya
di Jakarta. Salah satunya, rusun bertingkat sedang 4 dari aspek efisiensi. Melainkan, juga harus mencermati
hingga 5 lantai di wilayah Penjaringan, Jakarta Utara, perubahan perilaku huni yang melompat dari hunian
yang kini menjadi kawasan padat dan kumuh vertikal. tapak ke hunian vertikal tinggi guna memitigasi risiko
kekumuhan vertikal.
Dengan demikian, pengentasan kekumuhan tidak
hanya dilakukan dengan pembangunan rusun bagi Tak ayal, kawasan yang didesain oleh arsitek Minoru
MBR. Melainkan, harus diikuti pula dengan penyiapan Yamasaki dan dibangun pada tahun 1950-an ini pun
kemampuan MBR dalam memelihara fasilitas mulai ditinggalkan penghuninya setelah 8 tahun
hunian. Di sisi lain, pengelola kota pun harus mampu dihuni. Bangunan yang pernah mendapat pujian dari
menjaga keberlanjutan program subsidi sehingga Architecture Forum dan Architectural Record ini pun,
minimnya biaya pemeliharaan tidak akan dialami. pada akhirnya, dihancurkan (demolish) di tahun 1972
Biaya pemeliharaan yang minim akan berakibat pada akibat kekumuhan yang dialaminya.

100
Kejadian yang dialami Pruitt Igoe ini mengundang kepemilikan (sense of belonging) yang menyebabkan
keprihatinan dan ketertarikan sejumlah pihak untuk lemahnya kesadaran untuk memeliharanya sebagai
meneliti dan menelaah fenomena ini lebih lanjut. ruang semiprivat.
Salah satunya, Katherin G. Bristol. Dalam sebuah artikel
hasil penelitiannya, Katherin menyebutkan bahwa Hasil penelitian lainnya yang dilakukan seorang
kesalahan desain yang menyebabkan lemahnya arsitek, John Pipkin, menyimpulkan kegagalan Pruitt
pengawasan akibat terjadinya ruang-ruang negatif Igoe disebabkan oleh ketidaksesuaian tingkat sosial
berupa kekumuhan menjadi penyebab kegagalan dan ekonomi penghuninya. Hal tersebut ditunjukkan
pembangunan kawasan menara hunian terpadu. dengan hubungan respon budaya dan perilaku huni
dengan desain hunian berkonstruksi tingkat tinggi.
Di antara kesalahan desain yang ditemukan Katherin
adalah konsep skip-stop elevator yang digunakan. Sementara itu, banyak pula penelitian terkait
Konsep tersebut mendesain lift yang hanya terbuka transformasi adaptif yang menunjukkan bahwa
pada setiap tiga lantai. Tujuannya adalah untuk tingkat kemampuan transformasi adaptif sangat
efisiensi biaya operasional. Area tempat lift terbuka bervariasi dari setiap budaya. Ada budaya yang
dilengkapi dengan faslitas bersama, seperti laundry mampu melakukannya dengan cepat, tetapi adapula
dan gudang penyimpanan. yang membutuhkan waktu lebih lama. Hal ini sangat
bergantung pada kemampuan kinerja program
Namun, akibat lemahnya pengawasan, area tersebut pendampingan dan pengawasannya.
menjadi kumuh dan sering terjadi kriminalitas.
Lemahnya pengawasan oleh penghuni juga Fenomena yang dialami Pruitt Igoe maupun Rusun
disebabkan kesalahan desain, di mana posisi area Penjaringan di Jakarta Utara, diharapkan dapat
lift yang terpisah dari unit hunian. Belum lagi, waktu menjadi pembelajaran bagi pengembangan hunian
tunggu yang cukup lama di dalam lift, menyebabkan bertingkat di Tanah Air. Dengan perencanaan,
terjadinya perusakan. Bahkan, tidak jarang yang penanganan, serta pengelolaan yang tepat,
menjadikan lift sebagai toilet umum. Selain Katherin, pembangunan rusun dapat menjadi langkah dan
Oscar Newman juga meneliti kesalahan desain pada solusi tepat dalam mengatasi kekumuhan di berbagai
Pruitt Igoe. Newman menemukan bahwa kesalahan wilayah di Indonesia. Hal ini, tentunya, akan berujung
desain berupa tidak tersedianya area semipublik. pada tercapainya target Indonesia Bebas Kumuh di
Hal tersebut berpotensi melemahkan hubungan tahun 2019.
ketetanggaan (neighboring) atau jejaring sosial
informal sehingga tidak adanya kepedulian (empathy)
dan kepercayaan (trust) yang terbangun.

Newman juga menemukan desain koridor yang terlalu


panjang dan tidak dapat terlihat secara keseluruhan
dari unit hunian. Hal ini mengakibatkan hilangnya rasa

101
Penutup
PENUTUP

Penutup

S
ejak tahun 2015, Ditjen Penyediaan Perumahan
secara intensif melakukan pembinaan dan
penguatan kapasitas daerah dalam penyelenggaraan
perumahan dan permukiman khususnya perencanaan
dan penguatan kelembagaan. Kegiatan dilakukan
di tingkat provinsi dengan tiga fokus yaitu materi;
1) penyusunan Rencana Pembangunan Perumahan
dan Pengembangan Kawasan Permukiman (RP3KP),
2) pembentukan dan penguatan kemandirian
Pokja PKP dan 3) pengembangan sistem informasi
(pendataan) perumahan.

Pertimbangan strategis fokus pembinaan perencanaan


perumahan di daerah adalah sebagai berikut:
1. Rencana Pembangunan Perumahan dan Pengembangan
Kawasan Permukiman (RP3KP) menjadi tolok ukur perhatian daerah
terhadap sektor perumahan dan permukiman.
2. Sektor perumahan melibatkan banyak sektor dan aktor dan memerlukan wadah
sinergi dan koordinasi.

104
3. Basis data dan ketersediaan data yang ter-update Pembangunan basis data perumahan dan kawasan
menjadi kebutuhan dasar dalam pelaksanaan permukiman, penyusunan RP3KP, dan penguatan
monitoring kinerja pembangunan sektor Pokja PKP serta Forum PKP menjadi satu kesatuan
perumahan dan permukiman. pendekatan dalam penguatan kapasitas daerah dalam
4. Sistem perencanaan, keterlibatan para perencanaan dan penyelenggaraan perumahan
pemangku dan sistem informasi perumahan dan kawasan permukiman. Ketersediaan basis data
menjadi satu kesatuan faktor kunci keberhasilan yang akurat akan menghasilkan perencanaan yang
penyelenggaraan pembangunan perumahan dan efektif dan relevan untuk menjawab permasalahan.
pengembangan kawasan permukiman. Didukung peran Dinas PKP dan Pokja PKP yang efektif
maka rencana pembangunan bidang perumahan
dan pengembangan kawasan permukiman dapat
dijalankan secara optimal.

105
PENUTUP

Pembelajaran lapangan dalam penyelenggaraan menjadi permasalahan yang lebih serius, yang
perumahan dan permukiman di beberapa daerah antara lain disebabkan karena keterbatasan lahan
menunjukkan hasil yang beragam. Ada beberapa dan mahalnya harga rumah.
daerah yang masih memerlukan perhatian dan 3. Adanya kesadaran kritis bahwa upaya mengatasi
penanganan khusus. isu pemenuhan akses perumahan tidak cukup
direspon secara normatif, akan tetapi diperlukan
Faktor kunci keberhasilan penyelenggaraan urusan upaya inovatif berbasis kearifan lokal dengan
perumahan dan kawasan permukiman di lima daerah prinsip melibatkan peran semua pihak untuk
adalah sebagai berikut: mendukung percepatan pemenuhan akses
1. Pentingnya komitmen pemangku kebijakan perumahan bagi masyarakat.
dalam menempatkan perumahan dan kawasan 4. Sosok champion daerah yang memiliki integritas
permukiman sebagai prioritas pembangunan di dan kepedulian tinggi di bidang PKP memegang
daerah. peranan penting dalam mengawal dan
2. Adanya kesadaran kritis para pemangku memastikan pembangunan bidang PKP berjalan
kepentingan bidang perumahan bahwa dengan baik serta menjawab permasalahan
pemenuhan akses perumahan merupakan isu perumahan yang dihadapi masyarakat.
strategis yang harus direspon segera sebelum

106
Beberapa contoh keberhasilan dari daerah yang bisa 3. Upaya yang ditempuh dalam rangka percepatan
dijadikan pembelajaran dalam penyelenggaraan PKP penanganan rumah tidak layak huni sebagaimana
dari 5 provinsi adalah sebagai berikut: dilaksanakan di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB)
1. Provinsi Jawa Tengah menempatkan pentingnya merupakan langkah strategis dalam pemenuhan
ketersediaan data yang akurat sebagai prioritas kebutuhan perumahan. Komitmen NTB mengatasi
dalam mendukung penyelenggaraan program isu RTLH dilakukan melalui jalur regulasi yang
perumahan dan kawasan permukiman. Kesadaran menjadikan penanganan RTLH sebagai bagian
akan pentingnya ketersediaan data yang akurat dari strategi pengentasan kemiskinan.
diwujudkan dengan pengembangan SIM-PKP dan 4. Keberhasilan Provinsi DIY dalam memberdayakan
Sistem Informasi Perumahan (SIMPERUM) sebagai masyarakat dan pemangku kebijakan bidang
landasan perencanaan program. SIM-PKP akan perumahan diperoleh dengan melibatkan dan
terhubung dengan SDS Provinsi dan SIMPERUM memberdayakan masyarakat melalui koordinasi
mengintegrasikan data-data dari Kabupaten/ Kota dan sinergitas antar kelompok masyarakat peduli
di Jawa Tengah yang memberikan kemudahan yang tergabung dalam Dewan Perumahan.
bagi provinsi saat menyusun perencanaan dan 5. Percepatan pemenuhan akses perumahan bagi
usulan program RTLH. MBR melalui pembiayaan alternatif dengan skema
2. Penyusunan RP3KP sampai ke tingkat Peraturan pembiayaan mikro non subsidi ditunjukkan oleh
Daerah dapat memberikan kepastian hukum bagi Provinsi Gorontalo, yaitu dengan melibatkan BRI
provinsi untuk menempatkan pembangunan PKP dan Bank Kesejahteraan Ekonomi dan melakukan
sebagai prioritas pembangunan sebagaimana penjaringan calon debitur secara gerilya terjun
dilakukan di Provinsi Sumatera Barat. Kepastian langsung sosialisasi ke masyarakat. Strategi yang
hukum ini akan mempermudah pengarusutamaan dilakukan oleh Provinsi Gorontalo ini merupakan
pembangunan bidang PKP di Provinsi maupun sebuah inisiatif mengembangkan program
Kabupaten dan Kota. pembiayaan swadaya mikro perumahan (PSMP)
dari Ditjen Pembiayaan Perumahan agar dapat
sampai ke target sasaran secara efektif.

107
Daftar Istilah
ALADIN : Atap, Lantai dan Dinding
AMPL : Air Minum Dan Penyehatan Lingkungan
APBD : Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah
APBN : Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara
ASN : Aparatur Sipil Negara
BACKLOG RUMAH : Salah satu indikator yang digunakan oleh pemerintah sebagaimana
tertuang dalam rencana strategis (Renstra) maupun rencana
pembangunan jangka menengah (RPJMN) yang terkait bidang
perumahan untuk mengukur jumlah kebutuhan rumah di Indonesia
BAZNAS : Badan Amil Zakat Nasional
BEST PRACTICES : Dapat didefinisikan sebagai suatu cara paling efisien (upaya paling
sedikit) dan efektif (hasil terbaik) untuk menyelesaikan suatu tugas,
berdasarkan suatu prosedur yang dapat diulangi yang telah terbukti
manjur untuk banyak orang dalam jangka waktu yang cukup lama.
BKE : Bank Kesejahteraan Ekonomi
BNBA : By Name By Address
BP2BT : Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan adalah bantuan
pemerintah yang diberikan satu kali untuk pembayaran uang muka
atas pembelian Rumah atau sebagian biaya atas pembangunan Rumah
swadaya melalui BP2BT yang disalurkan kepada MBR yang memenuhi
persyaratan
BSPS : Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya
CSR : Corporate Social Responsibility
DAK : Dana Alokasi Khusus
DFTW : Domes for The world
DIPA : Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
DPRD : Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
ECO-WISATA : Merupakan salah satu kegiatan pariwisata yang berwawasan
lingkungan dengan mengutamakan aspek konservasi alam, aspek
pemberdayaan sosial budaya ekonomi masyarakat lokal serta aspek
pembelajaran dan pendidikan.
HUNTAP : Hunian Tetap
KOTAKU : Kota Tanpa Kumuh
KPR : Kredit Pemilikan Rumah
LJK : Lembaga Jasa Keuangan
LRT : Light Rail Transit

108
MBR : Masyarakat berpenghasilan rendah
MOU : Memorandum of Understanding
NFI : Non Fixed Income
NGO : Non Governmnet Organization
NIK : Nomor Induk Kependudukan
OPD : Organisasi perangkat daerah
PERDA : Peraturan Daerah
PERKADA : Peraturan Kepala Daerah
PERKIMTAN : Dinas Perumahan, Permukiman, dan Pertanahan
PKK : Program Kesejahteraan Keluarga
PKP : Perumahan dan kawasan permukiman
POKJA : Kelompok kerja
PROLEGDA : Program Legislasi Daerah adalah instrumen perencanaan program
pembentukan Peraturan Daerah yang disusun secara berencana,
terpadu dan sistematis
PSMP : Pembiayaan Swadaya Mikro Perumahan
PSU : Prasarana, Sarana dan Utilitas
REI : Real Estate Indonesia
RIT : Rumah Inti Tumbuh
RP3KP : Rencana pembangunan dan pengembangan perumahan dan kawasan
permukiman
RPJMD : Rencana pembangunan jangka menengah daerah
RRI : Radio Republik Indonesia
RTLH : Rumah Tidak Layak Huni
RTRW : Rencana Tata Ruang Wilayah
RUSUN : Rumah susun
RUSUS : Rumah khusus
SDM : Sumber Daya Manusia
SDS : Single Data System
SIMPERUM : Sistem Informasi Perumahan
SIM-PKP : Sistem informasi Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan
SIM-RTLH : Sistem informasi Rumah Tidak Layak Huni
SKPD : Satuan kerja perangkat daerah
SMART CITIES : Merupakan sebuah visi pengembangan perkotaan untuk mengintegrasikan
teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dan teknologi Internet of things
(IoT) dengan cara yang aman untuk mengelola aset kota
SNVT : Satker Non-Vertikal Tertentu
TABIP : Tenaga Ahli Pembiayaan Perumahan
TFL : Tim Fasilitatos Lapangan
UU : Undang - Undang

109
110
111
Tim Penyusun

Pengarah :
Khalawi AH.
Dwityo A. Soeranto
Sutji Mintarti

Penulis :
Nurul Puspita
Subari Mustar

Penyunting :
Linda Haryanti
Salsabila Imtiyas

Pengumpul Data :
Sufial Siddik Harahap; Yudho Martono; Ratna Wahyu Purbasari;
Fitriadi Pujasakti Putri Cendikiawati; Ruddy Octavian; M. Rizky Prioko ;
Sandy Widya Pratama; Prabowo Rifqi

Kontributor Artikel:
Budi Prayitno

Foto :
Ristyan Mega Putra

Tata Grafis :
Dagu Komunika

112
113
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL PENYEDIAAN PERUMAHAN
Jl. Pattimura No. 20, Kebayoran Baru - Jakarta Selatan

Anda mungkin juga menyukai