Revisi Ke 9 Irene Vio Halini Ginting (1801011450) .
Revisi Ke 9 Irene Vio Halini Ginting (1801011450) .
(SOLANUM MURICATUM)
SKRIPSI
Oleh:
1
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN...........................................................................
LEMBAR PANITIA PENGUJI.......................................................................
LEMBAR PERNYATAAN ..............................................................................
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .........................................................................
ABSTRAK .........................................................................................................
ABSTRACT ........................................................................................................
KATA PENGANTAR.......................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................
DAFTAR TABEL .............................................................................................
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................6
1.1. Latar Belakang ..............................................................................6
1.2. Rumusan Masalah .........................................................................7
1.3. Tujuan Penelitian...........................................................................7
1.4. Hipotesa.........................................................................................7
1.5. Manfaat Penelitian.........................................................................8
1.6. Kerangka Konsep Penelitian .........................................................8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .....................................................................9
2.1. Klasifikasi Tanaman Pepino ......................................................10
2.1.1. Morfologi Tumbuhan .....................................................10
2.1.2. Manfaat Buah Pepino Sebagai Kosmetik ......................13
2.1.3. Manfaat Beta Karoten Dalam Pepino ............................14
2.2. Perlindungan Kulit .....................................................................24
2.3. Kosmetik Untuk Kulit ................................................................26
2.3.1. Kosmetika Pelembap ......................................................26
2.3.2. Komponen Pelembap .....................................................26
2.4. Jenis Jenis Pelembap Pada Kulit ................................................29
2.5. Bahan Bahan Dalam Sediaan Gel ..............................................30
2.6. Skin Analyzer ............................................................................31
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar
iii
DAFTAR TABEL
Tabel
Tabel 2.2.2. Tabel Penelitian Terkait Buah Pepino ........................................20
Tabel 3.7. Formulasi Sediaan Hand Body Gel Sari Buah Pepino ................33
Tabel 3.7.6. Pengukuran Kelembapan Kulit dengan Skin Analyzer ..............38
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Kolumbia, Chili dan Peru. Kata pepino berasal dari bahasa Spanyol yang berarti
Pepino ini mulai dikenal di Indonesia pada akhir tahun 2000, Tanaman ini dikenal
dengan berbagai nama antara lain melodi, puspita, merong, husada dewa, cabai
manis, timun manis, dan lain lain. Di Indonesia, tanaman ini awalnya ditemukan di
daerah Dieng sehingga disebut Melon Dieng, dan disingkat dengan Melodi. (1,3).
Tekstur pada buah pepino berair, memiliki aroma wangi, rasanya sedikit manis dan
tubuh manusia. Buah pepino memiliki kandungan protein, vitamin C, asam organik,
dan asam amino yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Pepino terbukti rendah lemak
karena 95% kandungannya adalah air (2). Setiap 100 gram buah pepino terkandung
0,1 gram protein, 4,9- 6,4 gula, 48-68 mg vitamin C, 119-153 mg asamorganik, dan
Buah pepino mengandung berbagai zat gizi yang berguna untuk kesehatan,
terutama dalam bentuk mineral dan berbagai vitamin. Buah pepino bersifat
perishable (mudah rusak) sehingga umur penyimpanan nya pendek. (5) Untuk
memperpanjang masa penyimpanan buah pepino menjadi lebih lama, maka salah
5
6
satu cara yang bisa dilakukan adalah pengolahan buah pepino menjadi produk
ataupun sediaan (6). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Husnah (2017) pada uji
mempunyai golongan senyawa antioksidan berupa asam askorbat dan alkaloid yang
radikal bebas baru (7). Selain itu, oleh Indah (2021) bahwa ekstrak buah pepino
dengan konsentrasi 2%, 4%, dan 6% dapat di formulasi kan sebagai masker gel peel
off dengan kandungan antioksidan tinggi pada buah pepino, dan kadar ekstrak yang
paling baik adalah 4%. (8). Dan pada penelitian oleh Hamsinah (2020)
melakukan optimasi bahan pengikat dengan sediaan granul dan diperoleh sediaan
granul yang baik juga memiliki aktifitas antioksidan yang optimal (9).
peneliti tertarik melakukan penelitian yaitu Formulasi Gel Hand Body Sari Buah
adalah:
2. Pada konsentrasi berapakah sediaan hand body dari buah pepino paling
2. Untuk mengetahui konsentrasi berapakah yang paling baik dari sari buah
body.
1.4. Hipotesa
adalah:
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah untuk menambah wawasan ilmu
pengetahuan tentang formulasi sediaan gel hand body sari buah pepino
meningkatkan daya dan hasil guna dari buah pepino (Solanum Muricatum)
yaitu tidak hanya sebagai bahan pangan, tetapi juga dapat digunakan dalam
TINJAUAN PUSTAKA
dengan terung. Di Indonesia buah ini pertama kali didatangkan pada masa
penjajahan Belanda. Pepino dapat tumbuh subur dan berkembang dengan baik pada
dataran tinggi seperti Kawasan puncak. Buah ini banyak di budidayakan di daerah
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Magnoliophyta
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae
Subfamily : Solanoideae
Genus : Solanum
Spesies : Muricatum
9
10
Buah pepino memiliki bentuk dan ukuran yang bervariasi, ada yang berbentuk
seperti tetesan air mata, bulat telur, oval, atau panjang menyerupai terung. Beratnya
bisa mencapai 1/4 kg dengan panjang ± 15 cm. Daging buahnya beraroma khas,
bertekstur lembut, dan berair, dengan biji yang bisa dimakan. Secara umum pepino
memiliki warna dasar hijau dengan lekukan corak garis cokelat yang akan berubah
menjadi kekuningan bila buah telah matang. ada juga pepino berwarna dasar ungu
Buah pepino mengandung vitamin C dalam kadar yang tinggi karena itu
sangat cocok untuk mengobati sariawan, meningkatkan daya tahan tubuh dan
menurunkan tekanan darah selain itu vitamin C juga bertindak sebagai antioksidan
konsumsi pepino dalam bentuk segar dengan cara dimakan langsung atau di jus (8).
11
Karena beta karoten efeketif pada konsentrasi rendah oksigen sehinga melengkapi
sifat antioksidan vitamin E yang efektif pada konsentrasi tinggi oksiegen. Jenis
antioksidan ini juga dikenal sebagai unsur pencegah kanker khususnya kanker kulit
untuk melawan serangan radikal bebas, penyebab penuaan dini, dan berbagai jenis
sehingga tubuh tidak mudah terserang penyakit. Vitamin C sangat baik untuk
merawat kecantikan kulit dan mencegah penuaan dini seperti keriput di wajah,
vitamin C juga berfungsi sebagai antioksidan yang dapat menangkal radikal bebas
yang masuk kedalam tubuh melalui makanan yang di goreng atau di panggang.
Pepino dikenal sebagai sumber karoten, 27 mg per 100 gram daging buah.
Beta karoten merupakan pro vitamin A yang didalam tubuh akan diubah menjadi
Beta karoten merupakan jenis antioksidan yang berperan penting dalam mengurangi
dapat menstabilkan radikal berinti karbon. Karena beta karoten efektif pada
yang efektif pada konsentrasi tinggi oksigen Jenis antioksidan ini juga dikenal
sebagai unsur pencegah kanker, khususnya kanker kulit dan . Beta karoten dapat
menjangkau banyak bagian tubuh dalam waktu relative lebih lama daripada vitamin
Kandungan beta karoten terlihat dari daging buah pepino yang berwarna orange
muda dan ditunjukkan oleh pemaparan kandungan gizi buah Pepino menurut Uji
1. Formulasi Dan 2021 Media Farmasi p. Indah,Muhamma Pada penelitian ini digunakan 3
d sri, Suryanita.
Aktifitas antioksidan issn-0216 formulasi dengan konsentrasi 2%, 4%
“Masker Gel Peel 0962 Vol. 17 No.2. bahwa konsentrasi yang paling baik
2. Pengembangan 2020 Jurnal Farmasi Hamsinah, Ririn. Pada penelitian ini digunakan 3
3 Pengujian 2021 Jurnal dunia Siti Fatimah Pada penelitian ini digunakan 3
Hanum, Hendri
antioksidan serbuk Farmasi Volume Faisal, Poppy formulasi di F1 sebanyak 2,5gr, F2
Methalina
effervescent sari No 6 no 1, Matondang. 3gr, F3 3,5gr. Diperoleh hasil bahwa
buah pepino Desember 2021 33- konsentrasi yang terbaik yaitu pada
berasa.
4. Formulasi Jelly Jurnal Farmasi Dinar Festy Pada penelitian ini digunakan 3
Luma Eluyun
Drink buah Pepino Galenika (Galenika formulasi dengan konsentrasi 0,6%,
Secara alami, kulit sudah berusaha melindungi dirinya beserta organ organ
di bawah nya dari bahaya sinar UV matahari, antara lain dengan membentuk butir
butir pigmen kulit (melanin) yang sedikit banyak memantulkan kembali sinar
matahari. Jika kulit terpapar sinar matahari maka timbul dua tipe reaksi melanin
yaitu:
noda hitam pada kulit bisa terjadi. Secara artifisial, ada dua cara perlindungan kulit,
yaitu:
terkena matahari terik seperti hal nya di negara tropis di Indonesia dapat
Kosmetik dikenal manusia sejak berabad abad yang lalu, Pada abad ke 19
pemakaian kosmetik mulai mendapat perhatian, yaitu selain untuk kecantikan juga
kesehatan, Perkembangan ilmu kosmetik serta industri nya baru dimulai secara
besar besaran pada abad ke 20 (Wall, Jellinek, 1970). Kosmetik menjadi salah satu
manusia, baik laki laki dan perempuan sejak dari lahir. Produk produk itu dipakai
secara berulang setiap hari dan diseluruh tubuh mulai dari rambut sampai ujung
seperti salep, krim, lotion, minyak, dan gel. Salah satu produk kosmetik yang
banyak digunakan adalah kosmetik pelembab. Istilah pelembab atau dikenal dengan
17
sebutan emolien adalah penambahan air ke dalam kulit dan meningkatkan kapasitas
pengikatan air pada SC. Lapisan SC adalah struktur yang interaktif dan dinamis,
SC (16).
Pelembab menjadi salah satu produk yang banyak diminati oleh konsumen,
dengan cara menyediakan air ke kulit dan meningkatkan oklusi untuk mengurangi
TEWL. Hal itu juga mencakup celah kulit dan memberikan lapisan film pelindung
yaitu humektan, oklusif, emolien, dan konstituen pelembab alami atau esensial
protein. Humektan adalah zat yang dapat menarik air jika dioleskan pada kulit.
Secara teoritis dapat meningkatkan hidrasi SC. Bahan humektan yang umumnya
digunakan termasuk gliserin, sorbitol, urea, asam alfa hidroksi, dan glukosa. Selain
itu, sifat higroskopis dimiliki oleh beberapa humektan, diantaranya asam alfa
terjadi secara transepidermal bukan berasal dari lingkungan. Karena itu, penguapan
terus terjadi dari kulit yang dapat memperburuk kondisi kulit dan menyebabkan
kulit menjadi kasar. Konsentrasi yang tinggi pada beberapa humektan, diantaranya
urea, gliserin, dan propilen glikol dapat menjadi penyebab terjadinya iritasi dan
harus dihindari pada individu yang memiliki kulit sensitif. Oklusif secara fisik dapat
mempertahankan kadar air. Lanolin adalah salah satu zat digunakan sebagai oklusif
dan telah lama digunakan sebagai pelembab tunggal. Oklusif terdiri dari berbagai
campuran, seperti ester, diester, hidroksi ester yang memiliki berat molekul yang
tinggi, lanolin alkohol, dan asam lanolin. Namun lanolin bisa dikatakan cukup
efektif untuk meminimalkan terjadinya penguapan dan juga dermatitis. Oleh sebab
19
itu, penggunaan lanolin harus dibatasi pada individu yang memiliki jenis kulit yang
sensitif. Selain lanolin, petrolatum juga telah banyak digunakan sebagai pelembab.
Seiring meningkatnya permasalah kesehatan dan juga lingkungan, saat ini telah
dikembangkan derivat petroleum dari minyak bumi yang menjadi alternatif. Bahan
tersebut, diantaranya dimeticon dan zinc dioxide. Beberapa oklusif diantaranya juga
a. Gel
Gel, merupakan sistem semi padat terdiri dari suspensi yang dibuat dari
partikel anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar, terpenetrasi oleh
suatu cairan, Gel kadang kadang disebut jelly. Gel umumnya mengandung air,
etanol dan minyak dapat digunakan sebagai fase pembawa. Sebagai contoh, minyak
mineral dapat dikombinasi dengan resin polietilena untuk membentuk dasar salep
berminyak. Gel dapat digunakan untuk obat yang pemberiannya secara topikal atau
Produk kosmetik dalam bentuk gel berkisar dari hand body yang kental,
hand body yang kental lebih mudah dibuat, yaitu dengan menambahkan sedikit
demi sedikit gallant padat ke dalam fase cair yang diaduk terus menerus dengan
cepat memakai propeller yang digerakkan oleh turbin. Cara pembuatan gel kental
yang tidak bisa mengalir lebih sulit, karena pada produk akhirnya udara tidak bisa
keluar dari dalam nya seperti hal nya pada hand body kental. Gel kental harus dibuat
dalam ruang hampa udara atau dilakukan melalui proses pembuangan udara yang
20
b. Krim
mengandung tidak kurang dari 60% air, dimaksudkan untuk pemakaian luar dengan
cara dioleskan pada bagian kulit yang sakit (Anief, 1999). Dua tipe krim yaitu krim
tipe minyak dalam air (m/a) dan air dalam minyak (a/m). Sediaan krim m/a
mempunyai pengaruh dalam jumlah dan kecepatan zat aktif yang diabsorpsi. Zat
aktif dalam sediaan krim masuk ke dalam basis atau zat pembawa yang akan
membawa obat untuk kontak pada permukaan kulit. Beberapa keuntungan sediaan
krim diantaranya lebih mudah diaplikasikan, nyaman digunakan, tidak lengket dan
mudah dicuci dengan air, dibandingkan dengan sediaan salep, gel dan pasta. Selain
itu, basis krim tipe m/a dapat meningkatkan dan memperbaiki kelembaban kulit
sehingga kandungan air pada kulit lebih baik dan kulit pun menjadi kenyal dan
lentur. (13)
c. Lotion
mengandung air lebih banyak. Sediaan ini memiliki beberapa sifat, yaitu sebagai
sumber lembab bagi kulit, memberi lapisan minyak yang hampir sama dengan
sebum, membuat tangan dan badan menjadi lembut, tetapi tidak berasa berminyak
Lotion adalah emulsi cair yang terdiri dari fase minyak dan fase air yang distabilkan
oleh emulgator, mengandung satu atau lebih bahan aktif di dalamnya. Konsistensi
yang berbentuk cair memungkinkan pemakaian yang cepat dan merata pada
permukaan kulit, sehingga mudah menyebar dan segera kering setelah pengolesan
serta meninggalkan lapisan tipis pada permukaan kulit. (Lachman dkk., 1994).
Untuk mencegah pemisahan dua fase (fase minyak dan fase air), maka ditambahkan
yang dapat berfungsi sebagai agen pengalkali lotion, juga sebagai agen pengemulsi
d. Salep
Salep merupakan sediaan setengah padat yang ditujukan untuk pemakaian topikal
pada kulit atau selaput lendir. formulasi salep dibutuhkan adanya suatu basis
salep.basis salep sendiri merupakan zat pembawa yang bersifat inaktif dari sediaan
topikal dapat berupa bentuk cair atau padat yang membawa bahan aktif untuk
berkontak dengan kulit. Pemilihan basis salep merupakan salah satu hal yang harus
diperhatikan dalam pembuatan salep. Basis salep yang digunakan dalam sebuah
formulasi obat harus bersifat inert dengan kata lain tidak merusak ataupun
Bahan pembentuk gel atau biasa disebut dengan gelling agent adalah
macam sediaan obat dan sediaan kosmetik. Jenis-jenis bahan pembentukan gel
kental pada gel yang diinginkan. Pemilihan gelling agent dalam sediaan farmasi dan
kosmetik harus inert, aman, tidak bereaksi dengan komponen lain (17).
seperti carbomer, turunan selulosa seperti karboksil metil selulosa atau hidroksi
propil metil selulosa, dan getah alam seperti tragakan. Selain itu dapat juga
dioksida, gelatin, guar gum, polivinil alkohol, dan Natrium alginat (17).
a. CMC Na
hidroksil yang terlibat dalam reaksi substitusi), serta panjang rantai dari struktur
CMC berfungsi sebagai bahan pengental yang akan membentuk sistem dispersi
koloid dan meningkatkan viskositas. Ketika Na-CMC terdispersi dalam air, butir-
butir Na-CMC yang bersifat hidrofilik akan menyerap air dan terjadi
pembengkakan. (18)
23
b. Gliserin
Gliserin adalah cairan kental tidak berwarna dan tidak berbau. Cairan tersebut
bercampur dengan air dan alkohol yang diperoleh dari lemak hewani atau nabati
atau dari fermentasi glukosa. Gliserin atau gliserol digunakan sebagai bahan
(19) .
d. Propilen glikol
Propilen glikol merupakan cairan kental, jernih, tidak berwarna, rasa khas,
praktis tidak berbau. dapat bercampur dengan air, aseton, kloroform, larut dalam
eter, dan dalam beberapa minyak esensial, tidak dapat bercampur dengan minyak
lemak.
untuk zat-zat yang yang tidak stabil atau tidak dapat larut dalam air. Dalam kondisi
biasa, propilen glikol stabil dalam wadah yang tertutup baik dan juga merupakan
suatu zat kimia yang stabil bila dicampur dengan gliserin, air, atau alcohol, Propilen
glikol secara umum merupakan pelarut yang lebih baik dari gliserin dan dapat
e. Nipagin
Nipagin adalah nama dagang untuk senyawa metil hidroksi benzoat, yaitu
senyawa ester metil dari asam p-hidroksibenzoat. Senyawa ini merupakan bahan
tambahan pangan senyawa turunan asam benzoat, yang berfungsi sebagai bahan
antimikroba atau pengawet. Senyawa ini sering juga dikenal dengan nama metil
paraben.
benzoat secara alami juga bisa ditemukan pada jamur, kayu manis, dan cengkeh.
BTP pengawet; senyawa yang paling banyak ditemukan adalah metil dan atau etil
hidroksi benzoat. Dan BTP pengawet yang saat ini sedang diributkan adalah metil
f. Aquades
menggunakan penukar ion, osmosis balik, atau proses lain yang sesuai. Dibuat dari
dokter yang tidak hanya meliputi lapisan kulit teratas, melainkan juga mampu
memperlihatkan sisi lebih dalam dari lapisan kulit. Tambahan rangkaian sensor
kamera yang terpasang pada Skin analyzer menampilkan hasil dengan cepat dan
akurat. (21) .
parameter uji meliputi pengukuran kadar air (Moisture), besar pori (Pore), dan
kondisi awal kulit sukarelawan bertujuan untuk melihat seberapa besar pengaruh
krim ekstrak kayu manis dalam memulihkan kulit yang mengalami penuaan dini.
(21) .
Instrumen ini adalah jenis monitor kelembapan digital presisi tinggi untuk
alat ini mudah dioperasikan, mudah dibawa, dan memiliki kinerja yang baik saat
26
digunakan. Monitor kelembaban digital untuk kulit dapat digunakan sebagai alat
pemasaran kecantikan atau salon kecantikan, untuk melakukan tes kulit, yang juga
Dalam rangka untuk menilai respon individu untuk perawatan medis atau
besar terbatas pada evaluasi visual menurut sebuah gol atau sistem scaling. Terlepas
dari berbagai penilaian yang diterbitkan dan sistem skala untuk menilai perubahan
topografi kulit, tidak satupun yang telah dijadikan sebagai standar. Selain itu,
perangkat yang dirancang untuk mendiagnosis keadaan pada kulit. Skin analyzer
meliputi lapisan kulit teratas, melainkan juga mampu memperlihatkan sisi lebih
dalam dari lapisan kulit. Tambahan rangkaian sensor kamera yang terpasang pada
kemampuan pengamatan semata. Hal ini dapat dijadikan diagnosis yang bersifat
subjektif dan bergantung pada persepsi para dokter. Pemeriksaan seperti ini
memiliki kekurangan pada sisi analisis secara klinis-instrumental dan tidak adanya
METODOLOGI PENELITIAN
membuat sediaan gel hand body dari sari buah Pepino (Solanum Muricatum)
Helvetia Medan.
daerah lain. Sampel yang digunakan dalam metode penelitian ini adalah buah
3.Berat 0,70-1 kg
4.Berbentuk lonjong
27
28
3.2.4. Sukarelawan
sehingga lebih mudah dan di amati bila ada reaksi yang terjadi pada kulit
3.3.1. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah pH meter, visko meter,
beaker glass, gelas ukur, timbangan digital, kaca datar, sudip, batang pengaduk,
cawan penguap, pipet tetes, lumpang dan alu, objek glass, wadah, kertas perkamen
3.3.2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam pembuatan hand body gel pelembab ini adalah
Aquadest.
Buah pepino yang segar 4 Kg dikupas dari kulitnya, kemudian buah pepino
yang telah dikupas diperoleh, dicuci hinga bersih lalu dipotong menjadi 4 bagian
dan diparut dengan parutan kelapa. Kemudian diperas menggunakan kain flanel,
29
sari buah pepino yang diperoleh dipekatkan di penangas air hingga diperoleh hasil
sari buah pepino kemudian hasil sari yang telah dipekatkan dimasukan kedalam
Gel Hand Body dibuat dalam 3 formula yang dibedakan oleh konsentrasi
ekstrak buah pepino. Masing masing gel mengandung ekstrak buah pepino yaitu
1%.5%.7%. masing masing sebanyak 50gr dalam komposisi basis yang sama.
Bahan Berat
CMC Na 5%
Gliserin 10%
Propilenglikol 5%
Nipagin 0,2 gr
Aquades ad 100ml
Sumber: Tranggono, Retno, I,S. Latifah F. Buku Pegangan Dasar Kosmetologil. j. 1–2
30
Tabel 3.5. Tabel Modifikasi sediaan gel hand body sari buah pepino (Solanum
Muricatum
Keterangan:
F0= blanko
dahulu sesuai dengan formulasi. Pembuatan gel hand body dari sari buah pepino
nipagin 0,2gr, dan sisa aquadest hingga bobot gel menjadi 50 ml dengan cara terus
dilakukan penggerusan hingga terbentuk gel dan ditambahkan ekstrak buah pepino
dan 1% oleum rosae secukup nya. Untuk pembuatan gel dengan konsentrasi 5% dan
7% dilakukan dengan cara yang sama sesuai dengan berat masing masing bahan,
Setelah itu masukkan ke wadah yang sesuai, ketiga formulasi gel disimpan pada
Uji organoleptis gel dilakukan dengan cara mengamati tekstur, warna, dan
Untuk mengetahui ada tidaknya efek samping tersebut maka dilakukan uji
3.6.4. Uji pH
Uji daya sebar dilakukan dengan cara sebanyak 0,5 gram sediaan gel
ditimbang dan diletakan di tengah atas kaca datar kemudian di letakan kaca
datar lain diatas massa gel tersebut. Kemudian diberi beban tambahan 150
untuk tidak memakai produk topikal seperti pelembab di lokasi uji selama
satu minggu sebelum dan selama penelitian. Lokasi uji adalah kulit lengan
Parameter
Pengukuran Dehidrasi Normal Hidrasi
Kelembaban (moisture) 0-29% 30-50% 51-100%
Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis data secara tabulasi.
memasukkan data ke dalam tabel. Hasil yang diperoleh dari pengujian uji stabilitas,
uji homogenitas, uji organoleptik, pengukuran PH, uji iritasi, uji daya sebar,
selanjutnya data yang diperoleh dari hasil penelitian diolah dengan sistematik, yaitu
Antioksidan Sediaan Masker Gel Peel-Off Dari Ekstrak Etanol Buah Pepino
7. Ningsih, A. W., Klau, I. C. S., Wardani, E. P., & Farmasi, B. (2021). Studi
Formulasi Hand Body Lotion Ekstrak Etanol Kunyit (Curcuma. 2(1), 32–37.
8. Andriani K. (2017) Formulasi Sediaan Krim Dari Sari Buah Nanas (Ananas
34
35
12. Bukit LK (2017) Penetapan Kadar Metil Paraben, Propil Paraben, dan
Tinggi.
13. Departemen Kesehatan RI. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta Depkes
RI. 1995;1064.
14. Hasanah, Uswatun D. 2017 Formulasi Gel Ekstrak Etanol Daun Kelor
15. Astuti, Dwi Puji D. (2017) Formulasi Dan Uji Stabilitas Fisik Sediaan Gel
Farmaka. 15(1):176–84.
16. Ningsih, A. W., Klau, I. C. S., Wardani, E. P., & Farmasi, B. 2021. Studi
Formulasi Hand Body Lotion Ekstrak Etanol Kunyit (Curcuma. 2(1), 32–37.
36
17. Siregar, Anisah A. 2017 Karakterisasi edible film dari tepung tapioka
19. Nurhidayah N. 2013 Isolasi dan Pengukuran Aktivitas Enzim Bromelin dari
Ekstrak Kasar Batang Nanas (Ananas commosus) Berdasarkan Variasi pH. UIN
21. Putri karina. G 2013. Formulasi Sediaan Losio Tangan Dan Badan
Selanjutnyaditambahkan
gliserin 2,5g, propilenglikol Kemudian digerus
1,25g, nipagin 0,2g perlahan sampai
dan sisa aquadest hingga membentuk dasar
bobot gel 50 ml. gel yang homogen.
Masukkan ke wadah
yangsesuai, setelah itu
ketiga formulasi gel
disimpan ditempat yang
gelap dan dingin.
38
=50-8,95
=41,05ml
berat larutan
- Konsentrasi 1% = 1
x100 = 1g
100
- Konsentrasi 5% = 5
x100 = 5g
100
- Konsentrasi 7% = 7
x100 = 7g
100
39
Buah Pepino 4 Kg
Dikupas
Di peras menggunakan
kain flanel
Dipekatkan
dipenangas air
Hasil pemekatan
… ml