Anda di halaman 1dari 2

<p>Your browser does not support iframes.

</p>

Tulisan kali ini adalah kelanjutan dari tulisan “5 Karakter Muslim Sejati [bagian pertama]”.
Silakan disimak.

2. Bersegera Melaksanakan Syariah

Seorang muslim sejati tidak akan menunda-nunda pelaksanaan kewajiban dari Allah yang di-
taklif-kan kepadanya. Inilah karakter muslim sejati yang telah diteladankan oleh generasi terbaik
umat ini, yaitu para shahabat ridhwanullahi ‘alaihim ajma’in.

Sebelum kita membaca keteladanan para shahabat radhiyallahu ‘anhum tentang hal ini, mari kita
simak firman Allah subhanahu wa ta’ala berikut.

‫وسارعوا إلى مغفرة من ربكم وجنة عرضها السموت واألرض أعدت‬


‫للمتقين‬
Artinya: “Dan bersegeralah kalian pada ampunan dari Tuhan kalian dan surga yang luasnya
seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.” (QS. Ali ‘Imran [3]:
133)

Menurut Anas ibn Malik radhiyallahu ‘anhu, tafsir ‘wa saari’uu ilaa maghfiratin(m) min(r)
rabbikum’ adalah ‘bersegeralah untuk takbiratul ihram bersama imam (dalam shalat)’. Menurut
‘Ali ibn Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu maksudnya adalah ‘bersegeralah dalam melaksanakan
berbagai kewajiban’. Menurut ‘Utsman ibn ‘Affan radhiyallahu ‘anhu maksudnya adalah
‘bersegeralah kepada keikhlasan’. Ada juga penafsiran-penafsiran lain yang diajukan para ulama.
Imam al-Qurthubi menjelaskan bahwa ayat ini bersifat umum dan mencakup semua tafsir yang
telah disebutkan (silakan lihat al-Jaami’ li Ahkam al-Qur’an Juz 5 hal 313). Dari sini bisa kita
pahami, ayat ini berisi perintah kepada kita umat Islam untuk bersegera melaksanakan segala
ketaatan kepada Allah ta’ala.

Berikut beberapa riwayat keteladanan dari para shahabat:

‫ أرأيت إن قتلت فأين‬: ‫قال رجل للنبي صلى اهلل عليه وسلم يوم أحد‬
‫ فألقى تمرات في يده ثم قاتل حتى قتل‬، ‫ في الجنة‬: ‫أنـا؟ قال‬
Artinya: “Seorang laki-laki (shahabat) bertanya pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pada
perang Uhud, ‘Tahukah engkau di mana tempatku jika aku terbunuh?’. Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam menjawab, ‘Di surga’. Mendengar jawaban tersebut, laki-laki itu serta-merta
melemparkan buah kurma yang ada di tangannya, kemudian ia terjun ke medan perang hingga
terbunuh.” (HR. al-Bukhari [3740], Muslim [3518], an-Nasai [3103] dan Ahmad [13794])

– ‫عن عائشة قالت يرحم اهلل نساء المهاجراتـ األولى لما أنـزل اهلل‬
‫وليضربن بخمرهن على جيوبهن – شققن مروطهن فاختمرن بها‬
Artinya: “Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau berkata, ‘Semoga Allah merahmati kaum
wanita yang hijrah pertama kali, ketika Allah menurunkan firman-Nya [Dan hendaklah mereka
mengenakan kain kerudung mereka hingga kerah baju mereka (an-Nuur ayat 31)]. Kaum wanita
tersebut merobek kain sarung mereka (untuk dijadikan kerudung) dan menutup kepala mereka
dengannya’.” (HR. al-Bukhari [4387] dan Abu Dawud [3579])

‫عن أنس بن مالك قال كنت أسقي أبا طلحة األنصاري و أبا عبيدة بن‬
‫الجراح و أبي بـن كعب شراباـ من فضيخ وهو تمر فجاءهم آت فقال إن‬
‫الخمر قد حرمت فقال أبوـ طلحة يا أنس قم إلى هذه الجرار فاكسرها‬
‫قـال أنس فقمت إلى مهراس لنا فضربتها بأسفله حتى انكسرت‬
Artinya: “Dari Anas ibn Malik radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata, ‘Suatu hari aku memberi
minum perasan kurma (termasuk khamr) kepada Abu Thalhah al-Anshari, Abu ‘Ubaidah ibn al-
Jarrah dan Ubay ibn Ka’ab (radhiyallahu ‘anhum). Kemudian ada seseorang yang datang dan
berkata, ‘Sesungguhnya khamr telah diharamkan’, Maka Abu Thalhah berkata, ‘Wahai Anas,
berdirilah dan pecahkanlah kendi (tempat perasan kurma) itu!’. Maka aku pun berdiri
mengambil tempat menumbuk biji-bijian milik kami, lalu memukul kendi itu pada bagian
bawahnya hingga kendi itu pecah’.” (HR. al-Bukhari [6712] dan Muslim [3667])

Masih banyak riwayat dari para shahabat dan pembesar umat Islam lainnya yang menunjukkan
bersegeranya mereka dalam melakukan berbagai kebaikan dan ketaatan kepada aturan Allah
ta’ala. Semoga kita mampu mengikuti keteladanan mereka. Wallahul muwaffiq ilaa aqwaamith
thaariq.

Anda mungkin juga menyukai