ESSAY
MANAJEMEN INTELEGENSI DALAM MENYIKAPI PAHAM RADIKALISME DI
INDONESIA
Pendahuluan
Salah satu kecerdasan atau intelegensi yang ada di dalam diri manusia
adalah intelegensi spiritual. Intelegensi spiritual merupakan kecerdasan yang
berasal dari dalam hati, membuat manusia menjadi kreatif apabila mereka
berhadapan dengan masalah pribadi, dan mencoba menemukan makna yang
tersirat didalamnya, serta mencari jalan keluar dengan tenang sehingga
mendapatkan kedamaian hati. Dengan adanya kecerdasan spiritual ini akan
membuat seseorang dapat mengenal dan memahami diri nya sepenuhnya
sebagai makhluk spiritual maupun sebagai bagian dari alam semesta. Oleh
karenanya, kecerdasan spiritual ini akan membuat seseorang apabila ia
bertindak akan memperhitungkan makna dan akibat dari tindakannya tersebut.
Untuk itu di masa sekarang ini kecerdasan spiritual sangat di perlukan untuk
membentengi diri dari pemikiranpemikiran yang ada dimasyarakat yang
merusak yang bisa mengakibat perbuatan yang negatif dan merugikan banyak
orang. Salah satu pemikiran yang berkembang di masyarakat yaitu paham
radikalisme.
orang lain untuk selalu berinteraksi agar hidup lebih bermakna. Kecerdasan
Spiritual bisa menolong seseorang memperbaiki dan membangun dirinya
secara menyeluruh dengan selalu berfikiran baik dalam menanggapi setiap
peristiwa yang dialaminya, Serta membuat seseorang mempunyai kemampuan
untuk mengetahui yang mana yang termasuk perbuatan baik dan yang mana
termasuk perbuatan jahat.
1. Proses untuk membangun diri menjadi pribadi yang selalu berpikiran positif,
penuh kedamaian, serta berpandangan luas dan bijaksana dalam menyikapi
setiap peristiwa yang terjadi.
2. Upaya mengarahkan setiap perbuatan yang dilakukan untuk selalu mengikuti
kemampuan pribadinya yang mempunyai keahlian transenden, serta kesadaran
yang besar untuk melewati kehidupan dengan menggunakan pengetahuan
spiritual untuk mencari jalan keluar tentang permasalahan hidup.
3. Suatu sikap bertanggung jawab kepada diri sendiri maupun orang lain dalam
mengatur cara berhubungan dengan tuhan, manusia, alam, dan bahkan diri
sendiri, untuk menggapai hasil yang baik sesuai dengan apa yang di harapkan
sejak awal.
4. Cara pengawasan terhadap diri dalam melakukan suatu tindakan, dimana
tindakan tersebut apakah perbuatan yang baik atau perbuatan yang jahat.
Radikalisme
sesuatu yang baru yang tidak sama. Radikalisme secara umum diketahui
sebagai pergerakan sosial yang menuju kepada sesuatu yang bersifat
menyimpang. Setidaknya pandangan itu yang dipaparkan oleh Lukman Hakim,
Wakil Kepala LIPI, di dalam buku “Islam dan Radikalisme di Indonesia” yang di
kemukakannya dalam bagian pengantar buku tersebut. Dari pemaparan
demikian, maka muncul istilah anti Barat, ekstrem, teroris, dan anti Amerika.
Radikalisme Di Indonesia
yang dilakukan oleh rezim berkuasa. Selain itu menurut Ahmad Rizky,
penyebab munculnya radikalisme di Indonesia hampir semuanya terjadi akibat
munculnya kesenjangan sosial dan ekonomi yang disebabkan adanya pihak-
pihak tertentu yang menguasai akses pada modal dan kedudukan pada saat
era pergerakan
nasional.
jihad hujjah (dilaksanakan dalam beradu pendapat dengan pemeluk agama lain
dengan mengemukakan argumentasi yang kuat). Pada tataran global
radikalisme sekarang ini, menurut Syamsul Rijal menuju kepada agama. Hal ini
disebabkan krisis identitas yang berakhir pada reaksi dan resistensi terhadap
barat yang memmbesarkan kolonialisasi di dunia muslim dan mulai terbaginhya
dunia muslim ke dalam berbagai negara bangsa (nation-state). Inti dari
radikalisme adalah menginginkan terciptanya perubahan terhadap suatu
pemerintahan di masyarakat. Tujuan dari radikalisme adalah kedudukan dan
mengambil alih politik dengan berpedoman atau memanfaatkan golongan,
kumpulankumpulan primordial (suku, bangsa, ras, keyakinan, keagamaan, dan
kepercayaan). Radikalisme tumbuh subur di indonesia juga disebabkan
minimnya jenjang pendidikan. Sehingga akibat dari minimnya pendidikan yang
diperoleh masyarakat mengakibatkan sedikit informasi pengetahuan yang
didapat, ditambah dengan pemahaman agama yang kurang mengakibatkan
seseorang dengan gampangnya menerima informasi keagamaan dari orang
yang dianggap tinggi keilmuannya tanpa dipahami dulu apakah informasi itu
benar atau salah, akibatnya dari hal ini akan menjadi bumerang jika informasi
didapat dari orang yang salah.
9
dan faktor lingkungan. faktor bawaan ini adalah faktor yang sudah ada sejak
manusia lahir kedunia sebagaimana yang di tegaskan dalam hadits nabi yang
menyatakan “setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah”. Para pakar hadits
menafsirkan kata ”fitrah” sebagai potensi bertuhan atau beragama. Sedangkan
faktor lingkungan adalah faktor yang berasal dari luar diri manusia, seperti
pendidikan yang di berikan dalam lingkungan keluarga. Keluarga merupakan
pendidikan pertama bagi seseorang dalam pembentukan serta pengembangan
jiwa keagamaan dan kecerdasan spiritual anak. Keluarga merupakan
lingkungan utama sebab seorang anak yang lahir pertamatama mendapat
bimbingan dan didikan adalah dari keluarga dan Sebagian besar kehidupannya
di habiskan di lingkungan keluarga
Penutup
Daftar Pustaka