Anda di halaman 1dari 47

KIMIA ORGANIK 1

Prodi Farmasi
Fakultas Farmasi dan Sains
BENZENA AROMATIS TERSUBTITUSI
Pertemuan 14
Firman Allah SWT: Qs. Az-Zariyat: 49)
BENZENA TERSUBTITUSI
• Cincin Benzen mengalami reaksi Subtitusi Elekrofilik Aromatis
(SEA).
• Subtituen yang menggantikan satu atom H pada cincin
benzen mempengaruhi electron density pada inti benzen → ↑
electron density (electron donating) atau ↓ electron density
(electron withdrawing)→ Inductive effects
• Peningkatan atau penurunan electron density pada inti benzen
mempengaruhi kemampuan inti benzen pada reaksi SEA
berikutnya.
EFEK INDUKSI
Subtituen gugus NH2 → withdraws electron density
Subtituen gugus CH3 → donates electron density

4
EFEK RESONANSI

Pengaruh resonansi
pada subtituen Pengaruh Resonansi electron-donating → pada atom Z yg
memiliki PEB atau  memiliki PEB→ directly bonded to a benzene ring.
bonds → ↑ muatan (-)
pada inti benzen

5
• Pengaruh Resonansi electron-withdrawing pada benzun tersubtitusi yang memiliki
rumus umun C6H5-Y=Z, dimana Z lebih elektronegatif daripada Y.
• Pada Benzaldehyde (C6H5CHO) → 7 struktur resonansi → 3 struktur inti benzen
bermuatan positif → gugus CHO (karbaldehid) → withdrawing electrons karena
pengaruh resonansi

6
• Dalam memprediksi benzen tersubtitusi → lebih atau kurang s electron rich daripada
inti benzen benzene → perlu mempertimbangkan → efek induksi dan resonansi
• Contoh: alkyl groups merupakan electron donating karena efek induksi → tidak ada
efek induksi → karena tidak memiliki pasangan elektron tidak terika atau  bonds →
Benzen tersubtitsi alkil → lebih kaya elektron daripada inti benzen

7
• Efek induksi dan resonansi umumnya terjadi pada senyawa dengan struktur umum → C6H5-
Y=Z (Z more electronegative than Y) → senyawa electron withdrawing.

8
• Senyawa berikut menggambarkan sifat struktur umum sebagai subtituen →
electron-donating & electron withdrawing.

9
Subtitusi Elektrofilik Aromatik (SEA) & Benzen Tersubtitusi
• SEA merupakan reaksi umum yang terjadi pada semua senyawa aromatis
sepertipolycyclic aromatic hydrocarbons, heterocycles, and substituted benzene
derivatives.
• Adanya subtituen mempengaruhi dua faktor pada reaksi SEA yaitu:
1. Laju reaksi — Benzen tersubtitusi bereaksi lebih cepat atau lebih lambat dari
inti benzen.
2. Arah subtituen — Gugus baru akan masuk pada posisi ortho, meta, atau para
dari subtituen awal. Identitas substituen pertama menentukan posisi
substituen masuk kedua
10
• Toluen (metilbenzen) → bereaksi lebih cepat daripada inti benzen pada semua reaksi
subtitusi
• Gugus CH3 (electron-donating) lebih mengaktifkan (aktivator) cincin benzen pada
serangan elektrofilik.
• Produk Ortho & para mendominasi→Gugus CH3 disebut gugus pengarah ortho, para.

11
• Nitrobenzen → bereaksi lebih lambat daripada inti benzen pada semua reaksi
subtitusi
• Gugus NO2 (electron-withdrawing) kurang mengaktifkan (deaktivator) cincin
benzen pada serangan elektrofilik.
• Produk meta mendominasi→Gugus NO2 disebut gugus pengarah meta.

12
Jenis Subtituen pada Benzen Aromatis dibagi menjadi 3 tipe :

13
• Subtituen gugus Halogen mempunyai kelas tersendiri.
• Catatn Penting:

15
• Untuk memahami bagaimana substituen mengaktifkan atau menonaktifkan cincin, kita harus
mempertimbangkan langkah pertama dalam substitusi aromatik elektrofilik.
• Langkah pertama melibatkan penambahan elektrofil (E+) untuk membentuk karbokation stabil
resonansi.
• Postulat Hammond memungkinkan untuk memprediksi laju relatif reaksi dengan melihat stabilitas
intermediet karbokation

16
• Prinsip inductive effects and resonance effects → prediksi kestabilan karbokation

17
Gambar Diagram Energi → Pengaruh electron-withdrawing & electron-donating groups
pada energi transition state → laju penentu reaksi.

Figure 18.6 Energy


diagrams comparing
the rate of
electrophilic
substitution of
substituted benzenes

18
GUGUS
AKTIVATOR-
DEAKTIVATOR
INTI BENZEN
Efek Orientasi pada Benzene Tersubtitusi
◼ Ada dua tipe umum pengarah ortho, para dan
satu tipe umum pengarah meta.
◼ Semua pengarah orto, para adalah gugus R atau
memiliki pasangan elektron tidak terikat (PEB)
pada atom yang terikat pada cincin benzena.
◼ Semua pengarah meta memiliki muatan positif
penuh atau sebagian pada atom yang terikat
pada cincin benzena.

20
Untuk mengevaluasi efek dari substituen yang diberikan, kita
dapat menggunakan prosedur bertahap berikut:

21
• Gugus CH3 mengarahkan
serangan elektrofilik orto dan para
ke dirinya sendiri karena efek
induktif pendonor elektron
menstabilkan intermediet
karbokation

22
Gugus NH2 mengarahkan
serangan elektrofilik orto
dan para ke dirinya
sendiri karena intermediet
karbokation memiliki
stabilisasi resonansi
tambahan.
Pada gugus NO2 (pengarah
meta) serangan meta terjadi
karena serangan pada posisi
orto dan para memberikan
perantara karbokation yang
tidak stabil.

24
Kesimpulan:
1. Semua gugus pengarah
orto, para kecuali gugus
Halogen mengaktifkan
cincin benzen
2. Semua gugus pengarah
meta mendeaktivkan cincin
benzen
3. Gugus Halogen
mendeaktivkan cincin Figure 18.7
benzen The reactivity and directing
effects of common substituted
benezenes

25
Keterbatasan pada
Electrophilic Aromatic
Substitutions (EAS)
• Cincin benzena yang
diaktivasi oleh gugus
pendonor elektron yang
kuat—OH, NH2, dan
turunannya (OR, NHR, dan
NR2) → mengalami
polihalogenasi ketika diberi
perlakuan dengan X2 dan
FeX3.

26
• Cincin benzena yang dinonaktifkan oleh gugus penarik elektron yang kuat (yaitu, salah satu
direktur meta) tidak cukup kaya elektron untuk menjalani reaksi Friedel-Crafts

• Reaksi Friedel-Crafts juga tidak terjadi dengan gugus NH2 karena kompleks yang terbentuk
antara gugus NH2 dan katalis AlCl3 menonaktifkan cincin menuju reaksi Friedel-Crafts.

27
• Perlakuan benzena dengan alkil halida dan AlCl3 menempatkan gugus R donor
elektron pada cincin. Karena gugus R mengaktifkan cincin, produk teralkilasi
(C6H5R) sekarang lebih reaktif daripada benzena itu sendiri menuju substitusi lebih
lanjut, dan bereaksi lagi dengan RCl untuk menghasilkan produk polialkilasi.

• Polisubstitusi tidak terjadi dengan asilasi Friedel-Crafts.

28
Benzen Terdisubtitusi

1. Ketika efek pengarah dari dua kelompok diperkuat, substituen baru terletak pada
posisi yang diarahkan oleh kedua gugus pengarah.

29
2. Jika efek pegarahan dari dua gugus saling bertentangan → aktivator yang
lebih kuat “menang”.

30
3. Tidak ada substitusi yang terjadi antara dua substituen meta karena crowding

31
SINTESIS TURUNAN BENZEN
Dalam benzena tersubstitusi, efek pengarah menunjukkan substituen mana yang
harus ditambahkan ke cincin terlebih dahulu.

Mari kita pertimbangkan konsekuensi dari brominasi pertama diikuti oleh nitrasi, dan
nitrasi pertama, diikuti oleh brominasi.

32
Jalur I → di mana
brominasi mendahului
nitrasi, menghasilkan
produk yang
diinginkan. Jalur II →
isomer meta yang tidak
diinginkan.
Halogenasi pada Alkyl Benzenes
Ikatan C-H benzilik lebih lemah daripada kebanyakan ikatan C-H hibridisasi sp3
lainnya, karena homolisis membentuk radikal benzilik yang distabilkan resonansi.

Akibatnya, alkil benzena mengalami


brominasi selektif pada ikatan C-H benzilik
lemah di bawah kondisi radikal untuk
membentuk halida benzilik.
34
Reaksi
Brominasi pada
gugus Benzilik

35
Alkil benzena mengalami dua reaksi yang berbeda tergantung pada kondisi reaksi :

◼ Dengan Br2 dan FeBr3 (kondisi ionik), substitusi aromatik elektrofilik terjadi, menghasilkan penggantian
H oleh Br pada cincin aromatik untuk membentuk isomer orto dan para.
◼ Dengan Br2 dan cahaya atau panas (kondisi radikal), substitusi H oleh Br terjadi pada karbon benzilik
dari gugus alkil.

36
Reaksi Oksidasi & Reduksi pada
Benzen tersubtitusi
Arenes yang mengandung
setidaknya satu ikatan C-H
benzilik dioksidasi dengan
KMnO4 menjadi asam benzoat.

Substrat dengan lebih dari satu


gugus alkil dioksidasi menjadi
asam dikarboksilat. Senyawa
tanpa hidrogen benzilik bersifat
inert terhadap oksidasi.
37
Gugus Keton yang terbentuk sebagai produk asilasi Friedel-Crafts dapat direduksi
menjadi alkil benzena dengan dua metode berbeda:

1. Reduksi Clemmensen →
menggunakan seng dan
merkuri dengan adanya
asam kuat.
2. Reduksi Wolff-Kishner →
menggunakan hidrazin
(NH2NH2) dan basa kuat
(KOH).

38
Ada 2 cara berbeda memasukkan gugus Alkil
pada cincin Benzen :
1. Metode satu langkah
menggunakan alkilasi Friedel-
Crafts.
2. Metode dua langkah
menggunakan asilasi Friedel-
Crafts untuk membentuk keton,
Figure 18.8
diikuti dengan reduksi. Two methods to prepare an
alkyl benzene

39
Meskipun metode dua
langkah tampak lebih
bundar, metode ini harus
digunakan untuk
mensintesis alkil benzena
tertentu yang tidak dapat
dibuat dengan alkilasi
Friedel-Crafts satu langkah
karena penataan ulang.

40
Gugus nitro (NO2) yang telah dimasukkan pada cincin benzena melalui nitrasi
dengan asam kuat dapat dengan mudah direduksi menjadi gugus amino (NH2)
dalam berbagai kondisi.

41
Tahapan Reaksi Sintesis
Turunan Benzen

info@uhamka.ac.id (021)73944451
42
www.uhamka.ac.id uhamkaid Uhamka @UhamkaID
Reaksi Sandmeyer & Reaksi terkait
ion Benzendiazonium

Manfaat zat antara garam


aril diazonium →
Menghasilkan substituen aril
yang tidak dapat diakses,
seperti -OH, -F, dan -CN.

Sandmeyer reaction: promoted by Cu(I) salts

43
RINGKASAN
REAKSI PADA
BENZEN
AROMATIK

www.uhamka.ac.id info@uhamka.ac.id (021)73944451 uhamkaid Uhamka @UhamkaID


RINGKASAN
REAKSI PADA
BENZEN
AROMATIK

(R-CO)2O

www.uhamka.ac.id info@uhamka.ac.id (021)73944451 uhamkaid Uhamka @UhamkaID


SOAL LATIHAN
1. Rancanglah sintesis untuk senyawa berikut dari benzena:
a. m-chloro benzene sulfonate acid
b. p-nitro toluene
c. o-hidroxy benzoate acid
d. 2-bromo-4-chloro-aniline
e. m-nitro toluene
f. p-methyl aniline
2. Prediksikan produk brominasi utama dari senyawa berikut:
a. p-amino phenol
b. m-ethyl benzoate
c. O-chloro aniline
d. m-nitro benzene sulfonate acid
3. Prediksi hasil utama dari reaksi berikut:
a. Nitration of bromo benzene
b. Chlorination of phenol
c. Bromination of aniline

www.uhamka.ac.id info@uhamka.ac.id (021)73944451 uhamkaid Uhamka @UhamkaID


TERIMA KASIH

www.uhamka.ac.id info@uhamka.ac.id (021)73944451 uhamkaid Uhamka @UhamkaID

Anda mungkin juga menyukai