2
Senyawa Aromatik Heterosiklik :
Piridin dan Pirol
◦ Beberapa senyawa aromatik mengandung atom selain karbon,
yaitu N,S,O,P
◦ Senyawa aromatik yang memiliki elemen lain selain karbon pada
cincinnya disebut senyawa aromatik heterosiklik, contohnya
piridin, pirol dan furan.
◦ Senyawa siklik yang hanya mengandung atom karbon sebagai
penyusun cincinnya disebut karbosiklik.
3
Piridin, Pirol & Furan
4
Piridin
◦ Senyawa aromatik heterosiklik cincin 6 yang mengandung atom nitrogen pada
cincinnya.
◦ Struktur elektron menyerupai benzena (6 elektron)
◦ Pasangan elektron bebas nitrogen tidak ikut dalam sisitem aromatis
(perpendicular orbital)
◦ Piridina adalah senyawa basa lemah bila dibandingkan dengan senyawa amina,
tetapi terjadinya protonasi tidak mempengaruhi kearomatisan piridin.
5
Pirol
◦ Senyawa aromatik heterosiklik cincin 5 yang memiliki atom nitrogen
pada cincinnya.
◦ Sistem elektron menyerupai siklopentadienil anion.
◦ Terdapat 4 karbon hibridisasi sp2-, 4 p orbital (perpendicular to the
ring) dan 4 p elektron.
◦ Atom nitrogen hibridisasi sp2-, dan pasangan elektron bebasnya
menempati orbital p (6 electrons)
◦ Karena pasangan elektron bebas berada di dalam cincin aromatis,
maka protonasi merusak kearomatisan pirol.
◦ Hal ini menyebabkan pirol sebagai basa yang sangat lemah.
6
Senyawa Aromatik Polisiklik :
◦ Beberapa senyawa aromatis merupakan senyawa yang memiliki cincin lebih
dari satu.
◦ Contoh :
7
Reaksi pada Benzena
8
Substitusi Aromatik Elektrofilik
Contoh reaksi substitusi elektrofilik aromatik adalah reaksi benzena dengan
bromin.
Kationik intermediat pertama kali diusulkan oleh G. W. Wheland dari
University of Chicago, oleh karena itu sering disebut sebagai the Wheland
intermediate
9
Brominasi Benzena
Adisi bromin pada benzena melalui dua tahap :
elektron sebagai nukleofil terhadap Br2 (in a complex with FeBr3),
membentuk kationik intermediat hasil reaksi antara benzena dan kation
bromin.
Bentuk intermediate ini tidak aromatik dan energi tinggi
10
Nitrasi pada Cincin Aromatik
Kombinasi antara asam nitrat dan asam sulfat menghasilkan NO2+ (ion
nitronium)
Reaksi ion nitronium dengan benzena menghasilkan nitrobenzena.
11
Sulfonasi Aromatik
◦ Substitusi H pada cincin benzena dengan SO3 (sulfonation)
◦ Reaksi benzena dengan campuran asam sulfat dan SO3
◦ Spesies reaktif adalah sulfur trioksida atau asam konyugasinya
◦ Reaksi melalui intermediat dan bersifat reversible
12
Alkilasi pada Cincin Aromatik :
Reaksi Friedel–Crafts Reaction
13
Asilasi Fiedel-Crafts
Reaksi klorida asam (RCOCl) dan suatu inti aromatik dengan adanya AlCl3
introduces acyl group, COR
Benzene with acetyl chloride yields acetophenone
14
Mekanisme Asilasi Friedel-Crafts
◦ Sama dengan reaksi alkilasi.
◦ Elektrofil Reaktif : kation asil yang distabilisasi resonansi
◦ Kation asil tidak mengalami penataan ulang
15
Reaksi-reaksi Benzena
16
Efek Substituen pada Cincin Aromatis
17
18
Substituen sebagai
Aktivator/
Deaktivator
19
Efek Substituen :
◦ Berupa inductive effects dan resonance effects
20
Efek Induktif :
◦ Dikontrol oleh elektronegativitas dan polaritas ikatan pada
gugus fungsi
◦ Halogen, C=O, CN, and NO2 penarik (withdraw) elektron
melalui ikatan s yang terhubung dengan cincin aromatis
◦ Gugus alkil adalah pendorong (donate) elektron
21
Efek Resonansi – Electron Withdrawal
◦ C=O, CN, NO2 substituen penarik (withdraw) elektron dari
cincin aromatik melalui resonansi
◦ Elektron mengalir dari cincin ke substituent
◦ Look for a double (or triple) bond connected to the ring by
a single bond
22
Efek Resonansi – Electron Donation
◦ Halogen, OH, alkoksil (OR) dan substituen amino bersifat pendorong (donate)
elektron
◦ Elektron mengalir dari substituent ke cincin
◦ Efek paling besar pada posisi orto dan para
◦ Look for a lone pair on an atom attached to the ring
23
SEMANGAT
BELAJARNYA
24