Proposal TAK Sosialisasi
Proposal TAK Sosialisasi
Disusun Oleh:
Etty Yarni (21217023)
Sumini (21217032)
Widi Lestari (21217035)
Nidaul Khasanah (21217047) Darno
(21217038)
Kartika Ekawati (21217042)
Margaretha Tarigan (21217044)
Sandri Yaningsih (21217053)
Pembimbing:
Ns. Tati S, M.Kep, Sp.Kep.J
Maryati, S.Sos, MARS
Ria Simanungkalit, S.A.P, MM
Ns. Yudha Anggit J, S.Kep, M.Kes
Ns. Rian Agus Setiawan, S.Kep
1
KATA PENGANTAR
Rasa syukur kami panjatkan kepada Allah Ta’ala, Tuhan Yang Maha Esa atas
kasih sayang-Nya kepada kami semua, sehingga kami senantiasa diberikan
kesempatan untuk menjalani proses belajar dengan baik.
Terima kasih juga kami haturkan kepada Kordinator praktek profesi keperawatan
Jiwa Ibu Ns. Tati Suryati, M.Kep, S.Kep.J beserta tim dosen pembimbing: Ibu
Maryati, S.Sos, MARS; Ibu Ria Simanungkalit, S.A.P, MM; Bapak Ns. Yudha
Anggit, S.Kep, M.Kes dan Bapak Ns. Rian Agus Setiawan, S.Kep atas bimbingan
dan kesabarannya dalam membagikan ilmu pengetahuannya kepada kami semua.
Sebagaimana yang sering kita dengar, Belajarlah sampai ke Liang lahat, yang
maknanya proses belajar dan mencari kebenaran itu tidak pernah memiliki akhir
sampai kita menghadapi kematian. Kami juga berharap semoga semangat untuk
belajar dan terus mencari segala informasi yang bermanfaat dalam kehidupan
senantiasa menjadi kekuatan bagi kami dalam meraih apa yang kami cita-citakan.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
3
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan terapi aktivitas kelompok sosialisasi pada
klien dengan masalah keperawatan: Isolasi Sosial
2. Apa saja yang perlu diperhatikan dalam mengimplementasikan terapi
aktivitas kelompok sosialisasi pada klien dengan masalah keperawatan:
Isolasi Sosial
3. Bagaimana proses keperawatan pada kegiatan terapi aktivitas
kelompok sosialisasi dengan masalah keperawatan: Isolasi Sosial
C. Tujuan
1. Mahasiswa memahami dan mengerti terapi aktivitas kelompok
sosialisasi (TAKS)
2. Mahasiswa memahami dan mengerti apa saja yang perlu diperhatikan
dalam mengimplementasikan terapi aktivitas kelompok sosialisasi
(TAKS)
3. Mahasiswa memahami dan mengerti bagaimana proses keperawatan
pada kegiatan terapi aktivitas kelompok sosisalisasi
D. Manfaat
1. Bagi Penulis
Meningkatkan pemahaman, pengetahuan dan kemampuan dalam
melakukan implementasi terapi aktivitas kelompok sosialisasi (TAKS)
2. Bagi Institusi
Menjadi sumber referensi dalam mempraktekkan terapi aktivitas
kelompok sosialisasi (TAKS) sebagai salah satu terapi modalitas bagi
klien dengan masalah keperawatan: Isolasi Sosial
4
BAB I PEMBAHASAN
A. Pengertian
1. Pengertian Terapi Aktivitas Kelompok
Kelompok adalah kumpulan individu yang mempunyai hubungan satu
dengan yang lain, saling bergantungan, serta mempunyai norma yang
sama (Stuart dan Sundeen, 1991). Manusia adalah manusia sosial,
hidup berkelompok, dan saling berhubungan untuk memenuhi
kebutuhan sosial. Kebutuhan sosial yang dimaksud antara lain rasa
menjadi milik orang lain atau keluarga, kebutuhan pengakuan orang
lain, kebutuhan penghargaan orang lain, dan kebutuhan pernyataan
diri.
Terapi aktivitas kelompok (TAK) merupakan terapi yang bertujuan
mengubah perilaku klien dengan memanfaatkan dinamika kelompok.
Cara ini cukup efektif karena di dalam kelompok akan terjadi interaksi
satu dengan yang lain, saling mempengaruhi, saling bergantung, dan
terjalin satu perstujuan norma yang diakui bersama, sehingga terbentuk
suatu sistem sosial yang khas dimana di dalamnya terdapat interaksi,
interelasi dan interdependent.
Terapi aktivitas kelompok adalah terapi modalitas yang dilakukan
perawat kepada sekelompok klien yang mempunyai masalah
keperawatan yang sama. Aktivitas yang digunakan sebagai terapi, dan
kelompok digunakan sebagai target asuhan. Di dalam kelompok terjadi
dinamika interaksi yang saling bergantung, saling membutuhkan dan
menjatdi laboratorium tempat klien berlatih perilaku baru yang adaptif
untuk memperbaiki perilaku lama yang maladaptive.
Terapi aktivitas kelompok (TAK) bertujuan memberikan fungsi terapi
bagi anggotanya, yang setiap anggota berkesempatan untuk menerima
dan memberikan umpan balik terhadap anggota yang lain, mencoba
cara baru untuk meningkatkan respon sosial, serta pendidikan,
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah, dan meningkatkan
hubungan interpersonal.
5
2. Pengertian Isolasi Sosial
Isolasi sosial adalah keadaan seorang individu yang mengalami
penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan
orang lain disekitarnya. Pasien mungkin merasa ditolak, tidak diterima,
kesepian, dan tidak mampu membina hubungan yang berarti dengan
orang lain ( Keliat, 2011).
Isolasi sosial atau menarik diri merupakan kondisi ketika individu atau
kelompok mengalami, atau merasakan kebutuhan, atau keinginan
untuk lebih terlibat dalam aktivitas bersama orang lain, tetapi tidak
mampu mewujudkannya (Carpenito, 2009).
Isolasi sosial adalah keadaan dimana seseorang individu mengalami
penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan
orang lain disekitarnya. Pasien mungkin merasa ditolak, tidak diterima,
kesepian, dan tidak mampu membina hubungan yang berarti dengan
orang lain (Purba, dkk. 2008).
Isolasi sosial adalah gangguan dalam berhubungan yang merupakan
mekanisme individu terhadap sesuatu yang mengancam dirinya dengan
cara menghindari interaksi dengan orang lain dan lingkungan (Dalami,
dkk. 2009).
Isolasi sosial adalah pengalaman kesendirian seorang individu yang
diterima sebagai perlakuan dari orang lain serta sebagai kondisi yang
negatif atau mengancam (Wilkinson, 2007).
Isolasi sosial adalah suatu keadaan dimana seseorang individu
mengalami penurunan bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi
dengan orang lain disekitarnya, pasien mungkin merasa ditolak, tidak
diterima, kesepian, dan tidak mampu membina hubungan yang berarti
dan tidak mampu membina hubungan yang berarti dengan orang lain
(Budi Anna Kelliat, 2006 ).
Dampak yang dapat ditimbulkan oleh menarik diri pada klien
skizofrenia adalah ; 1) Kerusakan komunikasi verbal dan non verbal,
2) Gangguan hubungan interpersonal, 3) Gangguan interaksi sosial, 4)
resiko perubahan persepsi sensori (halusinasi). Bila klien menarik diri
tidak cepat teratasi maka akan dapat membahayakan keselamatan diri
6
sendiri maupun orang lain (Budi Anna Kelliat, 2006) Penatalaksanaan
klien dengan riwayat menarik diri dapat dilakukan salah satunya
dengan pemberian intervensi Terapi Aktivitas Kelompok sosialisasi,
yang merupakan salah satu terapi modalitas keperawatan jiwa dalam
sebuah aktifitas secara kolektif dalam rangka pencapaian penyesuaian
psikologis,yang merupakan salah satu terapi modalitas keperawatan
jiwa dalam sebuah aktifitas secara kolektif dalam rangka pencapaian
penyesuaian psikologis, perilaku dan pencapaian adaptasi optimal
pasien. Dalam kegiatan aktifitas kelompok, tujuan ditetapkan
berdasarkan akan kebutuhan dan masalah yang dihadapi oleh sebagian
besar peserta. Terapi Aktivitas Kelompok (TAK): Sosialisasi (TAKS)
adalah upaya memfasilitasi kemampuan sosialisasi sejumlah klien
dengan dengan masalah hubungan sosial.
7
RENCANA TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
Sesi 1: Klien mampu memperkenalkan diri
A. TOPIK
a. TAK sosialisasi (untuk klien dengan menarik diri yang sudah sampai
pada tahap mampu berinteraksi dalam kelompok kecil dan sehat secara
fisik).
8
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Klien dapat meningkatkan hubungan sosial dalam kelompok secara
bertahap.
2. Tujuan Khusus
a. Klien mampu memperkenalkan diri
b. Klien mampu berkenalan dengan anggota keluarga kelompok
c. Klien mampu bertanya dan menjawab pertanyaan tentang
kehidupan pribadi
d. Klien mampu menyampaiakan topic pembicaraan tertentu
dengan anggota kelompok
C. LANDASAN TEORI
Isolasi sosial adalah keadaan seorang individu yang mengalami penurunan atau
bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain disekitarnya.
Pasien mungkin merasa ditolak,tidak diterima, kesepian, dan tidak mampu
membina hubungan yang berarti dengan orang lain ( Keliat, 2011).
Dampak yang dapat ditimbulkan oleh isolasi sosial pada klien skizofrenia
adalah; 1) Kerusakan komunikasi verbal dan non-Verbal, 2) Gangguan
hubungan interpersonal, 3) Gangguan interaksi sosial, 4) resiko perubahan
persepsi sensori (halusinasi). Bila klien menarik diri tidak cepat teratasi maka
akan dapat membahayakan keselamatan diri sendiri maupun orang lain (Budi
Anna Keliat, 2006).
9
aktifitas secara kolektif dalam rangka pencapaian penyesuaian psikologis, yang
merupakan salah satu terapi modalitas keperawatan jiwa dalam sebuah
aktifitas secara kolektif dalam rangka pencapaian penyesuaian psikologis,
perilaku dan pencapaian adaptasi optimal pasien.
D. KLIEN
1. Kriteria Klien
a. Klien dengan isolasi sosial menarik diri dengan kondisi mulai
menunjukkan kamauan untuk melakukan interaksi interpersonal
b. Klien dengan kerusakan komunikasi verbal yang telah berespons sesuai
dengan stimulus yang diberikan
2. Proses seleksi
a. Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria
b. Mengumpulkan klien yang masuk kriteria
c. Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut TAK, meliputi:
menjelaskan tujuan TAK pada klien, rencana kegiatan kelompok dan
aturan main dalam kelompok
(Eko prabowo, 2014)
3. Jumlah klien
Klien yang diikutsertakan sebanyak 5 orang dari ruang Garuda dan
Cendrawasih. Adapun nama-nama klien yang akan mengikuti TAK
adalah sebagai berikut:
Kelompok A Kelompok B
a. Tn. J a. Tn. A
b. Tn. M b. Tn. E
c. Tn. M c. Tn. I
d. Tn. W d. Tn. K
e. Tn. S e. Tn. J
E. PENGORGANISASIAN
Setting Waktu
10
a. Hari /tanggal : Selasa, 17 Oktober 2017
b. Waktu : Pukul 10.00 s/d 10.25 WIB
(fase orientasi 5 menit, fase kerja 15 menit, fase
terminasi 5 menit) 25 menit
Tim Terapis
a. Setting Tempat (Lay Out)
Peserta TAKS dan terapis duduk bersama dalam setengah lingkaran
Co
L
K K
K
K
K
O F
Keterangan :
L : Leader
Co : Co Leader
F : Fasilitator
O : Observer
K : Klien
11
1) Menjelaskan tujuan pelaksanaan TAK
2) Memperkenalkan diri dan memperkenalkan anggotanya untuk
saling mengenal
3) Menjelaskan peraturan kegiatan TAK sebelum kegiatan dimulai
4) Menjelaskan permainan
5) Mampu memotivasi anggota untuk aktif dalam kelompok
6) Mampu memimpin TAK dengan baik
Co.Leader:
1) Sumini, S.Kep (Kelompok A) 2) Sandri
Yaningsih, S.Kep (Kelompok B) Uraian
Tugas:
1) Menyampaikan informasi dari fasilitator ke pemimpin tentang
aktivitas klien
2) Mengambil alih posisi leader jika kegiatan menyimpang
3) Mengingatkan leader tentang waktu
4) Bersama leader menjadi contoh bentuk kerjasama yang baik
5) Membantu leader mengorganisir klien 6) Mengatur alur permainan
Fasilitator:
1) Widi Lestari, S.Kep (Kelompok A) 2)
Margaretha Tarigan, S.Kep (Kelompok B)
Uraian Tugas:
1) Memfasilitasi klien yang kurang aktif
2) Berperan sebagai role model bagi klien selama kegiatan
berlangsung
3) Memperhatikan kehadiran
4) Mempertahankan dan meningkatkan motivasi anggota.
5) Mencegah gangguan atau hambatan terhadap kelompok baik dari
dalam kelompok maupun dari luar kelompok.
6) Memfasilitasi kegiatan TAK
Observer:
12
1) Nidaul Khasanah, S.Kep (Kelompok A)
2) Darno, S.Kep (Kelompok B) Uraian Tugas:
1) Mengobservasi jalannya atau proses kegiatan
2) Mencatat perilaku verbal dan non-verbal klien selama
kegiatan berlangsung
a) Mencatat dan mengamati
(1) Jumlah anggota yang hadir
(2) Daftar hadir
(3) Anggota yang hadir
(4) Topik diskusi
(5) Anggota yang terlambat hadir
(6) Anggota yang aktif
(7) Anggota yang memberi pendapat/ide
b) Mengidentifikasi hal kecil dalam proses.
c) Mencatat, memotivasi strategi untuk kelompok yang
akan datang.
d) Memprediksi respon anggota kelompok pada
session berikutnya.
Alat
1. Bola
2. Buku catatan dan pulpen
3. Jadwal kegiatan harian wbs
13
Metode
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan Tanya jawab
3. Bermain peran/simulasi
G. RENCANA EVALUASI
Struktur
Meliputi rencana TAK, proposal TAK, konsul proposal TAK, izin kepala
ruangan, mempersiapkan tempat.
Proses
a. Meliputi proses kegiatan dari awal sampai akhir
b. Klien dapat memperkenalkan diri dan berkenalan dengan anggota
kelompok.
c. Klien dapat mengungkapkan perasaannya setelah mengikuti TAK
d. Klien dapat bekerjasama dalam permainan sosialisasi kelompok
e. Kegiatan dilaksanakan tepat waktu
f. Leader dan Co. Leader dapat mengarahkan peserta untuk aktif
melaksanakan kegiatan TAK
Hasil
a. 70% klien yang mengikuti permainan dapat mengikuti kegiatan dengan
aktif dari awal sampai selesai.
b. 70% klien dapat meningkatkan komunkasi non-verbal: bergerak mengikuti
instruksi, ekspresi wajah cerah, berani kontak mata.
c. 70% klien dapat meningkatkan komunikasi verbal (menyapa klien lain
atau perawat, mengungkapkan perasaan dengan perawat).
14
H. PROSES PELAKSANAAN
Langkah kegiatan:
1. Persiapan
a. Memilih wbs sesuai dengan indikasi, yaitu: Isolasi sosial
b. Membuat kontrak dengan wbs
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
Pada tahap ini terapis melakukan:
a. Memberi salam terapeutik: salam dari terapis
b. Evaluasi/validasi: Menanyakan perasaan wbs saat ini
c. Kontrak:
• Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu memperkenalkan diri
Menjelaskan aturan main berikut:
- Wbs yang akan meninggalkan kelompok harus meminta
izin kepada terapis
- Lama kegiatan 25 menit
- Setiap wbs mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
3. Tahap kerja
a. Jelaskan kegiatan, yaitu leader akan mengajak wbs beserta fasilitator
dan observer untuk menyanyikan lagu “Disini Senang Disana Senang”
bersama-sama, saat mulai menyanyi bola akan diedarkan berlawanan
dengan arah jarum jam (yaitu kea rah kanan yang sedang memegang
bola), pada saat lagu berhenti maka anggota kelompok yang memegang
bola akan memperkenalkan dirinya dengan menyebutkan” nama
lengkap, nama panggilan dan asal.
b. Mulai kembali menyanyikan lagu dan edarkan bola berlawanan dengan
arah jarum jam
15
e. Ulangi aktivitas b, c dan d sampai semua anggota kelompok
mendapatkan giliran
f. Beri pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompok dengan
memberikan tepuk tangan
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
• Menanyakan perasaan wbs setelah mengikuti TAK
• Memberi pujian atas keberhasilan kelompok
b. Rencana tindak lanjut
• Menganjurkan tiap anggota kelompok memperkenalkan diri
kepada orang lain di kehidupan sehari-hari
• Memasukkan kegiatan memperkenalkan diri pada jadwal
kegiatan harian wbs
c. Kontrak yang akan datang
• Menyepakati kegiatan untuk sesi selanjutnya yaitu: berkenalan
dengan anggota kelompok
• Menyepakati waktu dan tempat kegiatan
I. ANTISIPASI
16
b. Katakan pada klien lain bahwa ada permainan lain yang mungkin dapat
diikuti oleh klien tersebut
c. Jika klien memaksa, beri kesempatan untuk masuk dengan tidak
memberi peran pada permainan tersebut
b. Kemampuan Non-Verbal
1. Kontak mata
2. Duduk Tegak
17
3. Menggunakan bahasa tubuh yang
sesuai
Jumlah
Petunjuk:
1) Di bawah judul nama wbs , tulis nama panggilan wbs yang
mengikuti TAKS
2) Untuk tiap wbs, semua aspek dimulai dengan memberi tanda (√)
jika ditemukan pada wbs, dan (-) jika tidak ditemukan
3) Jumlahkan kemampuan wbs, jika total nilai 3 atau 4 artinya wbs
mampu, dan jika nilai 0, 1 atau 2 berarti wbs belum mampu
2. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki wbs ketika mengikuti TAKS
pada catatan proses keperawatan tiap wbs. Anjurkan wbs memperkenalkan
diri pada wbs lain di ruang rawat dan buat pada jadwal kegiatan harian
wbs.
A. TOPIK
18
karena di dalam kelompok akan terjadi interaksi satu dengan yang lain, saling
mempengaruhi, saling bergantung, dan terjalin satu perstujuan norma yang diakui
bersama, sehingga terbentuk suatu sistem sosial yang khas dimana di dalamnya
terdapat interaksi, interelasi dan interdependent.
Terapi Aktifitas Kelompok berdasarkan masalah keperawatan jiwa yang paling
banyak ditemukan dikelompok sebagai berikut:
g. TAK sosialisasi (untuk klien dengan menarik diri yang sudah sampai
pada tahap mampu berinteraksi dalam kelompok kecil dan sehat secara
fisik).
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Klien dapat meningkatkan hubungan sosial dalam kelompok secara
bertahap.
2. Tujuan Khusus
a. Klien mampu memperkenalkan diri
b. Klien mampu berkenalan dengan anggota keluarga kelompok
c. Klien mampu bertanya dan menjawab pertanyaan tentang kehidupan
pribadi
d. Klien mampu menyampaiakan topic pembicaraan tertentu dengan
anggota kelompok
19
C. LANDASAN TEORI
Dampak yang dapat ditimbulkan oleh isolasi sosial pada klien skizofrenia
adalah; 1) Kerusakan komunikasi verbal dan non-Verbal, 2) Gangguan
hubungan interpersonal, 3) Gangguan interaksi sosial, 4) resiko perubahan
persepsi sensori (halusinasi). Bila klien menarik diri tidak cepat teratasi maka
akan dapat membahayakan keselamatan diri sendiri maupun orang lain (Budi
Anna Keliat, 2006).
D. KLIEN
1. Kriteria Klien
a. Klien dengan isolasi sosial menarik diri dengan kondisi mulai
menunjukkan kamauan untuk melakukan interaksi interpersonal
b. Klien dengan kerusakan komunikasi verbal yang telah berespons sesuai
dengan stimulus yang diberikan
20
2. Proses seleksi
a. Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria
b. Mengumpulkan klien yang masuk kriteria
c. Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut TAK, meliputi:
menjelaskan tujuan TAK pada klien, rencana kegiatan kelompok dan
aturan main dalam kelompok
(Eko prabowo, 2014)
3. Jumlah klien
Klien yang diikutsertakan sebanyak 5 orang dari ruang Garuda dan
Cendrawasih. Adapun nama-nama klien yang akan mengikuti TAK
adalah sebagai berikut:
Kelompok A Kelompok B
f. Tn. J f. Tn. A
g. Tn. M g. Tn. E
h. Tn. M h. Tn. I
i. Tn. W i. Tn. K
j. Tn. S j. Tn. J
E. PENGORGANISASIAN
Setting Waktu
a. Hari /tanggal : Selasa, 17 Oktober 2017
b. Waktu : Pukul 10.30 s/d 10.55 WIB
(fase orientasi 5 menit, fase kerja 15 menit, fase
terminasi 5 menit) 25 menit
c. Tempat : Aula Panti Sosial Bina Laras HS 2
Tim Terapis
a. Setting Tempat (Lay Out)
Peserta TAKS dan terapis duduk bersama dalam setengah lingkaran
21
Co
L
K K
K K
K
O F
Keterangan :
L : Leader
Co : Co Leader
F : Fasilitator
O : Observer
K : Klien
22
1) Menyampaikan informasi dari fasilitator ke pemimpin tentang
aktivitas klien
2) Mengambil alih posisi leader jika kegiatan menyimpang
3) Mengingatkan leader tentang waktu
4) Bersama leader menjadi contoh bentuk kerjasama yang baik
5) Membantu leader mengorganisir klien 6) Mengatur alur permainan
Fasilitator:
1) Nidaul Khasanah, S.Kep (Kelompok A)
2) Darno, S.Kep (Kelompok B) Uraian Tugas:
1) Memfasilitasi klien yang kurang aktif
2) Berperan sebagai role model bagi klien selama kegiatan
berlangsung
3) Memperhatikan kehadiran
4) Mempertahankan dan meningkatkan motivasi anggota
5) Mencegah gangguan atau hambatan terhadap kelompok baik dari
dalam kelompok maupun dari luar kelompok 6) Memfasilitasi kegiatan
TAK
Observer:
1) Etty Yarni, S.Kep (Kelompok A)
2) Kartika Ekawati (Kelompok B) Uraian Tugas:
1) Mengobservasi jalannya atau proses kegiatan
2) Mencatat perilaku verbal dan non-verbal klien selama kegiatan
berlangsung
3) Mencatat dan mengamati
(1) Jumlah anggota yang hadir
(2) Daftar hadir Anggota yang hadir
(3) Topik diskusi
(4) Anggota yang terlambat hadir
(5) Anggota yang aktif
23
(6) Anggota yang memberi pendapat/ide 4)
Mengidentifikasi hal kecil dalam proses.
5) Mencatat, memotivasi strategi untuk kelompok yang akan
datang.
6) Memprediksi respon anggota kelompok pada session
berikutnya.
Alat
1. Bola
2. Buku catatan dan pulpen
3. Jadwal kegiatan harian wbs
Metode
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan Tanya jawab
3. Bermain peran/simulasi
G. RENCANA EVALUASI
Struktur
Meliputi rencana TAK, proposal TAK, konsul proposal TAK, izin kepala
ruangan, mempersiapkan tempat.
Proses
a. Meliputi proses kegiatan dari awal sampai akhir
b. Klien dapat memperkenalkan diri dan berkenalan dengan anggota
kelompok.
c. Klien dapat mengungkapkan perasaannya setelah mengikuti TAK
d. Klien dapat bekerjasama dalam permainan sosialisasi kelompok
e. Kegiatan dilaksanakan tepat waktu
f. Leader dan Co. Leader dapat mengarahkan peserta untuk aktif
melaksanakan kegiatan TAK
24
Hasil
a. 70% klien yang mengikuti permainan dapat mengikuti kegiatan dengan
aktif dari awal sampai selesai.
b. 70% klien dapat meningkatkan komunkasi non-verbal: bergerak mengikuti
instruksi, ekspresi wajah cerah, berani kontak mata.
c. 70% klien dapat meningkatkan komunikasi verbal (menyapa klien lain
atau perawat, mengungkapkan perasaan dengan perawat).
d. 70% klien dapat meningkatkan kemampuan akan kegiatan kelompok
(mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai).
e. 70% klien mampu melakukan hubungan sosial dengan lingkungannya
(mau berinteraksi dengan perawat / klien lain)
H. PROSES PELAKSANAAN
Langkah kegiatan:
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan anggota kelompok (seperti yang sudah
disepakati pada terminasi sesi 1 TAKS)
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
Pada tahap ini terapis melakukan: a.
Memberi salam terapeutik:
• Salam dari terapis
• Peserta dan terapis memakai papan nama/name tag
b. Evaluasi/validasi:
• Menanyakan perasaan wbs saat ini
• Menanyakan apakah wbs telah mencoba memperkenalkan diri
dengan orang lain
c. Kontrak:
Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu memperkenalkan diri
Menjelaskan aturan main berikut:
25
- Wbs yang akan meninggalkan kelompok harus meminta
izin kepada terapis
- Lama kegiatan 25 menit
- Setiap wbs mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
3. Tahap kerja
a. Jelaskan kegiatan, yaitu leader akan mengajak wbs beserta fasilitator
dan observer untuk menyanyikan lagu “Disini Senang Disana Senang”
bersama-sama, saat mulai menyanyi bola akan diedarkan berlawanan
dengan arah jarum jam (yaitu ke arah kanan yang sedang memegang
bola)
b. Pada saat lagu berhenti maka anggota kelompok yang memegang bola
akan mendapat giliran untuk berkenalan dengan anggota kelompok
yang di sebelah kanan dengan cara:
• Memberi salam
• Menyebutkan nama lengkap, nama panggilan dan asal
• Menanyakan nama lengkap, nama panggilan dan asal lawan
bicara
• Dimulai dari terapis sebagai contoh
c. Ulangi a dan b sampai semua anggota kelompok mendapat giliran
d. Beri pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompok dengan
memberikan tepuk tangan
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
• Menanyakan perasaan wbs setelah mengikuti TAK
• Memberi pujian atas keberhasilan kelompok
b. Rencana tindak lanjut
• Menganjurkan tiap anggota kelompok memperkenalkan diri
kepada orang lain di kehidupan sehari-hari
• Memasukkan kegiatan memperkenalkan diri pada jadwal
kegiatan harian wbs
26
• Menyepakati kegiatan untuk sesi selanjutnya yaitu:
bercakapcakap tentang kehidupan pribadi
• Menyepakati waktu dan tempat kegiatan
I. ANTISIPASI
1. Penanganan klien yang tidak aktif saat aktifitas kelompok
a. Memanggil klien
b. Memberi kesempatan kepada klien tersebut untuk menjawab sapaan
perawat atau klien yang lain
2. Bila klien meninggalkan permainan tanpa pamit :
a. Panggil nama klien
b. Tanya alasan klien meninggalkan permainan
c. Berikan penjelasan tentang tujuan permainan dan berikan penjelasan
pada klien bahwa klien dapat melaksanakan keperluannya setelah itu
klien boleh kembali lagi
3. Bila ada klien lain ingin ikut
a. Berikan penjelasan bahwa permainan ini ditujukan pada klien yang
telah dipilih
b. Katakan pada klien lain bahwa ada permainan lain yang mungkin dapat
diikuti oleh klien tersebut
c. Jika klien memaksa, beri kesempatan untuk masuk dengan tidak
memberi peran pada permainan tersebut
Sesi 2: TAKS
27
Kemampuan Berkenalan
a. Kemampuan Verbal
b. Kemampuan Non-Verbal
1. Kontak mata
2. Duduk Tegak
3. Menggunakan bahasa tubuh yang
sesuai
Jumlah
Petunjuk:
1) Di bawah judul nama wbs, tulis nama panggilan wbs yang
mengikuti TAKS
28
2) Untuk tiap wbs, semua aspek dimulai dengan memberi tanda
(√) jika ditemukan pada wbs, dan (-) jika tidak ditemukan 3)
Jumlahkan kemampuan wbs yang ditemukan:
a. Kemampuan verbal, disebut mampu jika mendapat nilai
≥ 4; disebut belum mampu jika mendapat nilai ≤ 3
b. Kemampuan non-verbal, disebut mampu jika mendapat
nilai 3 atau 4; disebut belum mampu jika nilai ≤ 2
2. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki wbs ketika mengikuti TAKS
pada catatan proses keperawatan tiap wbs. Anjurkan wbs
memperkenalkan diri pada wbs lain di ruang rawat dan buat pada jadwal
kegiatan harian wbs.
29