Anda di halaman 1dari 2

Jika saya mempunyai kasus perdata, maka bukti yang harus saya persiapkan sesuai yang

ditentukan dalam undang-undang (Pasal 164 HIR, Pasal 289 RBg, Pasal 1865 KUHPerdata),
yaitu sebagai berikut:

a. Tulisan atau surat (KUHPerdata Pasal 1867 dan seterusnya);


Alat bukti tulisan diatur dalam Pasal 138, 165, 167 HIR, Pasal 285-305 RBg, S. 1867 No.
29 dan Pasal 1867-1894 KUHPerdata (dalam Rv diatur pada Pasal 138-147). Tulisan atau
surat sebagai alat bukti dibagi menjadi dua, yaitu akta dan bukan akta. Akta sendiri lebih
lanjut dibagi menjadi akta autentik dan akta di bawah tangan. Sementara itu, akta autentik
dibedakan akta pejabat dan akta pihak.

b. Kesaksian (KUHPerdata Pasal 1895);


Alat bukti kesaksian diatur dalam Pasal 139-152; 168-172 HIR, Pasal 165-179 RBg, 1895,
dan 1902-1912 KUHPerdata. Kesaksian adalah keterangan yang diberikan secara lisan, di
bawah sumpah, oleh seseorang yang bukan merupakan pihak beperkara mengenai
peristiwa yang menjadi sengketa berdasarkan apa yang dilihat, didengar, atau dialami
sendiri.

c. Persangkaan (KUHPerdata Pasal 1915);


Pengertian persangkaan sebagai alat bukti didapati dalam Pasal 1915 KUHPerdata yang
mengatakan persangkaan-persangkaan adalah kesimpulan-kesimpulan yang oleh undang-
undang atau oleh hakim ditarik dari suatu peristiwa yang dikenal kea rah suatu peristiwa
yang tidak dikenal. Dalam Pasal 1915 KUHPerdata juga ditegaskan bahwa ada dua macam
persangkaan, yaitu persangkaan yang menurut undang-undang (wettelijke vermoedens,
praesumtiones juris) dan yang merupakan kesimpulan-kesimpulan yang ditarik oleh hakim
(rechterlijke vermoedens, preasumtiones facti).

d. Pengakuan (KUHPerdata Pasal 1923 dan seterusnya);


Pengakuan (bekentenis) diatur dalam Pasal 174, 175, dan 176 HIR, Pasal 311, 312 dan 313
RBg, dan Pasal 1923-1928 KUHPerdata. Pengakuan adalah pernyataan salah satu pihak
beperkara, secara lisan, baik dilakukan sendiri maupun oleh orang lain dengan kuasa
istimewa, yang membenarkan baik seluruhnya maupun Sebagian dari peristiwa, haka tau
hubungan hukum yang dikemukakan oleh pihak lawan.

e. Sumpah (KUHPerdata Pasal 1929 dan seterusnya)


Alat bukti sumpah diatur dalam Pasal 155-158, 177 HIR, 182-185, 314 RBg, dan 1929-
1945 KUHPerdata. SUmpah harus diucapkan sendiri oleh orang yang melakukan
perbuatan atau peristiwa yang menjadi sengketa, kecuali karena alasan yang khusus. Atas
izin hakim, dapat diucapkan oleh seorang kuasa istimewa. Kuasa tersebut diberikan
dengan akta autentik yang isinya secara saksama dan perinci menyebutkan apa yang akan
diucapkan dalam sumpah tersebut (Pasal 157 HIR, 184 RBg).
Lazimnya sumpah dilakukan dalam sidang pemeriksaan perkara yang diadakan dalam
kantor pengadilan. Namun, karena alasan yang penting, misalnya pihak yang bersumpah
tidak berjalan karena sakit, dimungkinkan sumpah diadakan di tempat pihak yang
bersumpah berada. Sumpah harus disaksikan oleh pihak lawan supaya ia dapat melihat dan
mendengar sendiri adanya dan isi sumpah. Setidak-tidaknya pihak lawan ini sudah
dipanggil menurut hukum, tetapi tidak dating. Dalam hal demikian, sumpah dapat terus
dilangsungkan tanpa hadirnya pihak lawan (Pasal 158 HIR, 185 RBg).
Selain kelima macam alat bukti yang ditentukan dalam Pasal 164 HIR tersebut, HIR ataupun
RBg masih menentukan alat-alat bukti lain sebagai berikut:

a. Pemeriksaan tempat (Pasal 153 HIR, 180 RBg);


Pemeriksaan setempat adalah pemeriksaan sebuah perkara oleh hakim karena jabatannya
dilakukan di luar gedung pengadilan, di tempat peristiwa terjadi, agar hakim dapat melihat
dengan mata kepala sendiri sehingga memperoleh gambaran yang dapat memberi
kepastian tentang peristiwa yang menjadi sengketa.

b. Keterangan ahli (Pasal 154 HIR, 181 RBg);


Keterangan ahli adalah keterangan yang diberikan oleh seorang yang ahli dalam
bidangnya.

c. Pembukuan (Pasal 167 HIR, 296 RBg).


Pembukuan adalah tulisan sebagai alat bukti bukan akta. Menurut Pasal 167 HIR, 296
RBg, hakim bebas, mengingat hal-hal yang khusus memberikan suatu kekuatan
pembuktian yang menguntungkan kepada pembukuan seseorang.

Demikian bukti-bukti yang harus saya persiapkan dalam menghadapi suatu kasus perdata.
Mohon koreksi dan tanggapannya. Terimakasih.

Dasar Hukum:
- Herzien Inlandsch Reglement (H.I.R)
- Rechtsreglemen voor de Buitengesten (RBg)
- Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata)

Sumber:
- Materi Inisasi 5
- H.R. Benny Riyanto. 2021. Buku Materi Pokok (BMP) HKUM4405 Hukum Acara
Perdata. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka. Hlm. 8.21-8.39

Anda mungkin juga menyukai