Anda di halaman 1dari 3

NAMA : KRISDAYANTI

NIM : 18742011034

FAKULTAS : HUKUM (PAGI)

MATKUL : HUKUM ACARA PERDATA

Soal :

1.Apa yang dimaksud dengan gugat rekonvensi

2. Sebutkan alat -alat bukti yang sah

3. Bagaimana syarat mengajukan PK(Peninjauan Kembali)

Jawaban :

1. Pasal 132 huruf (a) Herziene Inlandsch Reglement (“HIR”) mendefinisikan


rekonvensi adalah gugatan yang diajukan tergugat sebagai gugatan balasan terhadap gugatan
yang diajukan penggugat kepadanya. Gugatan rekonvensi tersebut diajukan tergugat kepada
Pengadilan Negeri, pada saat berlangsung proses pemeriksaan gugatan yang diajukan
penggugat. 

2. Macam – macam alat bukti dalam hukum acara Perdata

1. Alat Bukti Surat

Dalam peradilan perkara, Alat bukti surat merupakan alat bukti yang penting
dan paling utama. Alat bukti surat melingkupi surat otentik dan surat dibagikan
tangan (tidak otentik). Surat yang diterbitkan surat-surat Notaris (akta notaris), dan
atau surat-surat yang dikeluarkan oleh pejabat- pejabat yang dikeluarkan dikeluarkan
surat tersebut

2. Alat Bukti Saksi

Saksi melihat seseorang yang melihat, mendengarkan atau mendengar sendiri


kejadian (atau peristiwa hukum) yang diperkarakan. Dalam peradilan perdata dikenal
istilah Unus testis nullus testis (Pasal 1905 KUHPer, Pasal 169 HIR), seorang saksi
saja tanpa alat bukti lain yang dapat dipercaya, sehingga minimal pemilihan yang
diminta minimal 2 orang pengunjung.

3. Alat Bukti Pengakuan

Pengakuan adalah sebuah pernyataan yang dikemukakan salah satu pihak


kepada pihak lain dalam proses penerimaan suatu perkara. Dengan mewakili salah
satu pihak maka tidak diperlukan lagi untuk pembuktian. (Pasal 1923 KUHPerdata,
Pasal 174 HIR)

4. Alat Bukti Sumpah

Di dalam Acara Hukum Perdata dikenal ada 2 macam sumpah, yaitu:

1. Sumpah Penambah (Subsisoir) adalah sumpah yang dilakukan jika diperlukan


alat bukti lain akan tetapi paling tidak atau tidak memenuhi persyaratan yang
telah ditentukan oleh Undang-undang. Contohnya sumpah yang dilakukan
terhadap alat bukti yang tidak memenuhi syarat sebagai alat bukti, sehingga
sumpah yang diperlukan untuk melegalisasi alat bukti tersebut.

2. Sumpah Pemutus (Decesoir) yaitu sumpah yang dilakukan karena tidak


memiliki alat bukti yang sama sama sekali.

5. Alat Bukti Persangkaan Hakim

Dalam Pasal 1915 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (“KUHPerdata”)


yang berbunyi: Persangkaan adalah kesimpulan yang oleh undang-undang atau oleh
hakim ditarik dari satu peristiwa yang diketahui umum ke arah suatu peristiwa yang
tidak terkenal.dalam Pasal 1915 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
(“KUHPerdata”) yang berbunyi: Persangkaan adalah kesimpulan yang oleh undang-
undang atau oleh hakim ditarik dari satu peristiwa yang diketahui umum ke arah
suatu peristiwa yang tidak terkenal.

3. Syarat-syarat pengajuan PK (Peninjauan Kembali) sebagai berikut :

- Terdapat dua atau lebih putusan yang saling bertentangan. Hal ini merupakan syarat mutlak
lahirnya putusan yang saling bertentangan antara yang satu dengan yang lain. Paling tidak
harus ada dua putusan. Baru bisa terjadi saling bertentangan antara putusan yang satu dengan
yang lain.

- Pihak yang telibat dalam Putusan perkara yang saling bertentangan tersebut adalah sama.

- Mengenai soal atau dasar yang sama. Kedua putusan yang saling bertentangan itu
terkandung soal yang sama atau dasar yang sama. Kalau soal atau dasar masalahnya berbeda,
meskipun pihak-pihaknya sama, tidak memenuhi alasan Peninjauan Kembali.

- Oleh Pengadilan yang sama atau sama tingkatnya.

- Putusan yang terakhir dan bertentangan itu telah Berkekuatan Hukum Tetap, dan telah
diberitahukan putusan itu kepada pihak yang berperkara. jadi, agar terpenuhi syarat tersebut,
maka harus saling berhadapan dua atau lebih putusan yang sama-sama Berkekuatan Hukum
Tetap.

Anda mungkin juga menyukai