Anda di halaman 1dari 10

Nama : Alika Shanya Deivira

NIM : 010001800046
Dr. Elfrida R Gultom, S.H, M.Hum, M.Kn.

HUKUM ACARA PERDATA


Tugas

MACAM-MACAM ALAT BUKTI


Alat Bukti Hukum Acara Perdata Alat Bukti Hukum Acara Pidana
Alat Bukti Hukum Acara Pidana Pasal 184 KUHAP
(Pasal 164 HIR, 1866 BW) Pasal 184 Ket. Saksi
KUHAP
Tulisan/Surat
1. Tulisan/Surat 1. Keterangan Ahli
2. Saksi-Saksi 2. Surat
3. Persangkaan 3. Petunjuk
4. Pengakuan 4. Keterangan Terdakwa
5. Sumpah

BUKTI TULISAN ATAU SURAT


1. Diatur dalam pasal 164 R.Bg/138 HIR, Atau pejabat pembuat akta tanah itu
Pasal 285 R.Bg sampai dengan Pasal sendiri, yang dibuat sejak pemula
305 R.Bg, Pasal 165 HIR, Pasal 167 HIR, dengan sengaja untuk pembuktian.
Stbl. 1867 Nomor 29 dan Pasal 1867 4. Akta autentik adalah akta yang dibuat
sampai dengan Pasal KUHPerdata. dalam bentuk yang ditentukan undang-
2. Alat bukti tulisan terdiri dari : undang oleh atau dihadapan pejabat
- Akta yang berwenang untuk itu ditempat
Akta dapat di bagi menjadi 2, Akta akta dibuat’ (ps. 1868 KUH Perdata).
Otentik dan Akta dibawah Tangan. Dan Akta dibawah tangan adalah akta
- Tulisan bukan Akta yang sengaja dibuat untuk pembuktian
3. Akta adalah surat yang diberikan tanda oleh para pihak tanpa bantuan pejabat
tangan, yang memuat peristiwa- umum.
peristiwa yang menjadi dasar daripada 5. Tulisan bukan Akta ialah setiap tulisan
suatu hak atau perikatan dan dibuat di yang tidak sengaja dijadikan bukti
depan ataupun oleh pegawai umum tentang suatu peristiwa dan tdk di
SAKSI-SAKSI

1. Alat bukti saksi diatur dalam Pasal 165 2. Syarat-syarat alat bukti saksi adalah
R.Bg/139 HIR sampai dengan Pasal 179 sebagai berikut:
R.Bg/152 HIR tentang pemeriksaan - Orang yang Cakap
saksi, Pasal 306 R.Bg/169 HIR sampai - Keterangan Disampaikan di Sidang
dengan Pasal 309 R.Bg/172 HIR Pengadilan
tentang keterangan saksi, serta dalam - Diperiksa Satu Persatu
Pasal 1895, Pasal 1902 sampai dengan - Mengucapkan Sumpah
Pasal 1912 KUHPerdata. - Keterangan Saksi Tidak Sah Sebagai
Alat Bukti
- Keterangan Berdasarkan Alasan
dan Sumber Pengetahuan
- Saling Persesuaian

PERSANGKAAN-PERSANGKAAN

1. Bukti persangkaan diatur dalam Pasal Persangkaan berdasarkan hukum ini


310 R.Bg/Pasal 173 HIR dan Pasal 1915 dapat dibagi lagi menjadi dua jenis
sampai Pasal 1922 KUHPerdata. yaitu:
2. Persangkaan adalah kesimpulan yang - Praesumptiones juris tantum, yaitu
ditarik dari suatu peristiwa yang telah persangkaan berdasarkan hukum
dianggap terbukti, atau peristiwa yang yang memungkinkan adanya
dikenal, kea rah suatau peristiwa yang pembuktian lawan.
belum terbukti. - Praesumptiones juris et de jure,
3. Persangkaan dapat dibagi menjadi 2: yaitu persangkaan berdasarkan
- Persangkaan atas dasar kenyataan hukum yang tidak memungkinkan
- Persangkaan atas dasar pembuktian lawan.
hukum/undang-undang.

PENGAKUAN

1. Pengakuan diatur dalam pasal 311 - Pengakuan Murni adalah


R.Bg/174 HIR, Pasal 312 R.Bg/175 HIR, pengakuan yang sifatnya
Pasal 313 R.Bg/176 HIR serta Pasal sederhana dan sesuai sepenuhnya
1923 sampai dengan pasal 1928 dengan tuntutan pihak lawan.
KUHPerdata. - Dan Pengakuan ada yang Pokok
2. Pengakuan adalah suatu keterangan dan ada pengakuan yang disertai
yang diberikan oleh salah satu pihak tambahan. Pengakuan yang diserat
dalam perkara, baik secara lisan atau tambahan terdiri dari 2 macam,
tertulis yang bersifat membenarkan yaitu Pengakuan dengan Kualifikasi
peristiwa, hak atau hubungan hukum & Pengakuan dengan Klausula.
yang dikemukakan atau didalilkan oleh
pihak lain.
3. 3 Macam Pengakuan

SUMPAH

1. Alat bukti sumpah diatur dalam Pasal 3. Perbedaan Sumpah


182 sampai dengan Pasal 185 - Decissoir
R.Bg/Pasal 155 sampai Pasal 158 HIR, Diminta oleh salah satu pihak
Pasal 314 R.Bg/Pasal 177 HIR, Pasal kepada pihak lawan;
1929 sampai dengan Pasal 1945 Alat bukti kuat yang menentukan
KUHPerdata. keputusan
2. Alat bukti sumpah ada 2 Macam: Dapat dikembalikan;
- Sumpah oleh salah satu pihak Dilakukan dalam tiap keadaan.
memerintahkan kepada pihak - Suppletoir
lawan untuk menggantungkan Diminta oleh Hakim (atas perintah
putusan perkara kepadanya, yakni hakim kepada salah satu pihak);
sumpah pemutus ( Sumpah Merupakan alat bukti tambahan;
decissoir ) Tidak dapat dikembalikan;
- Sumpah yang oleh hakim karena Hanya dilakukan apabila telah ada
jabatannya, diperintahkan kepada bukti permulaan bukti.
salah satu pihak, yakni:
1. Sumpah penambah/pelengkap
2. Sumpah penaksir.
BAGAN PUTUSAN

A. PUTUSAN HAKIM DAN PUTUSAN PENGADILAN

Putusan hakim
ialah suatu pernyataan yang oleh hakim sebagai
pejabat Negara yang diberikan wewenang untuk itu,
diucapkan di persidangan dan bertujuan untuk

Putusan pengadilan
ialah pernyataan hakim yang diucapkan di sidang
pengadilan yang dibuka untuk umum untuk
menyelesaikan atau mengakhiri perkata perdata.
Bentuk penyelesaian perkara di pengadilan dibedakan atas dua, yaitu:
1. PUTUSAN ATAU VONIS
2. PENETAPAN ATAU BESCHIKING
B. SUSUNAN ATAU ISI PUTUSAN
Dalam wujudnya atau bentuknya suatu putusan hakim terdiri dari “kepala” (judul),
pertimbangan dan “amar” atau “dictum”. Susunan putusan terdiri dari 4 bagian yaitu:

Kepala Putusan

Identitas para Pihak

Pertimbangan

Amar
C. MACAM-MACAM PUTUSAN HAKIM

1. Putusan Sela (Tussen Vonnis)


Putusan Sela ialah putusan yang dijatuhkan sebelum putusan akhir yang diadakan
dengan tujuan untuk memungkinkan atau mempermudah kelanjutan pemeriksaan
perkara.

Putusan preparatoir

Putusan interlocutoir

Putusan indcidentel

Putusan provisional
2. Putusan Akhir (eind vonnis)
Putusan Akhir ialah putusan yang mengakhiri perkara pada tingkat pemeriksaan
pengadilan, meliputi pengadilan tingkat pertama, pengadilan tingkat tertinggi, dan
mahkamah agung.

Putusan condemnatoir

Putusan declaratoir

Putusan konstitutif
D. KEKUATAN PUTUSAN HAKIM
HIR/R.Bg sama sekali tidak memuat tentang ketentuan tentang kekuatan putusan hakim
kecuali dalam pasal 180 HIR/191 R.Bg hanya menyebutkan adanya suatu putusan yang telah
mempunyai kekuatan tetap. Pasal 1917 dan 1918 KUHPerdata juga menyebutkan kekuatan
suatu putusan hakim yang telah memperoleh kekuatan mutlak. Sedangkan putusan yang belum
mempunyai kekuatan hukum yang tetap adalah keputusan yang menurut ketentuan
perundang-undangan masih terbuka kesempatan upaya hukum untuk melawan putusan itu.
 3 Kekuataan macam Putusan Hakim:

Kekuatan pembuktian mengikat


putusan hakim itu sebagai dokumen yang merupakan akta otentik menurut
pengertian UU, sehingga tidak mempunyai kekuatan pembuktian mengikat
antara pihak yang berperkara,tetapi membuktikan bahwa telah ada suatu
perkara antara pihak-pihak yang disebutkan dalam putusan itu.

Kekuatan Eksekutorial
yaitu kekuasaan untuk dapat dipaksakan dengan bantuan aparat keamanan
terhadap pihak yang tidak menantinya dengan sukarela.

Kekuatan mengajukan eksepsi


yaitu kekuatan untuk menangkis suatu gugat baru mengenai hal yang sudah
pernah diputus atau mengenaik hal-hak yang sama, berdasarkan asas nebis
in idem (tidak boleh dijatuhkan putusan lagi dalam perkara yang sama).
E. PUTUSAN HAKIM YANG DAPAT DILAKSANAKAN LEBIH DULU
Pasal 180 ayat 1 HIR/191 ayat 1 R.Bg menentukan, pengadilan negeri dapat memerintah
supaya putusan dapat dijalankan lebih dulu walaupun ada perlawanan, atau banding, jika:

Ada surat yang sah (akta otentik) atau tulisan dibawah tangan
menurut UU mempunyai kekuatan bukti

Ada putusan pengadilan sebelumnnya yang sudah


mempunyai kekuatan hukum yang tetap.

Dikabulkannya gugatan yang didahulukan (gugatan


provisional) dalam hal sengeketa tentang hak milik. tetapi
tentang menjalankan lebih dahulu putusan itu sama sekali
tidak dapat menyebabkan orang untuk sandera.

F. PUTUSAN DAN EKSEKUSI

Pengertian eksekusi

eksekusi berasal dari kata "execeuite", artinya melaksanakan putusan


hakim. yang dimaksud ialah melaksanakan secara paksa putusan
pengadilan dengan bantua kekuatan umum, guna menjalankan putusan
pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum yang tetap.
Dasar Hukum

Pasal 195-208 HIR, 224 HIR, atau pasal 206-140 dan


pasal 258 R.Bg mengatur tata cara tindakan eksekusi
yang dilakukan terhadap pihak yang kalah dalam
Hukum Acara Perdata.
Pasal 225 HIR/259 R.Bg mengatur tentang
putusan yang menghukum pihak yang kalah untuk
melakukan perbuatan tertentuk

Anda mungkin juga menyukai