Anda di halaman 1dari 8

CRITICAL BOOK REVIEW

MK. ATLETIK
PRODI S1 PJKR

Skor Nilai:

CRITICAL BOOK REVIEW

NAMA MAHASISWA : SYAHPRICAP SILALAHI


NIM : 6213311082
DOSEN PENGAMPU : Raswin, S.Pd., M.Pd
MATA KULIAH : ATLETIK

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN JASMANI DAN REKREASI


FAKULTAS KEOLAHRGAAN – UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN

Mei 2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Harmoko (2005), kecerdasan emosi dapat diartikan kemampuan untuk mengenali, mengelola,
dan mengekspresikan dengan tepat, termasuk untuk memotivasi diri sendiri, mengenali emosi
orang lain, serta membina hubungan dengan orang lain. Jelas bila seorang individu mempunyai
kecerdasan emosi tinggi, dapat hidup lebih bahagia dan sukses karena percaya diri serta mampu
menguasai emosi atau mempunyai kesehatan mental yang baik.

Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa anak-anak dengan masa dewasa, sehingga
pada masa ini emosi remaja tidak stabil Masa remaja adalah masa goncang yang terkenal dengan
berkecamuknya perubahan-perubahan emosional. Perubahan-perubahan emosional pada remaja di
pengaruhi oleh faktor-faktor dari dalam individu itu sendiri dan faktor dari lingkungan.

Perkembangan emosi remaja merupakan suatu proses menuju kedewasaan. Pada usia remaja
cenderung memperhatikan penampilannya dan mulai tertarik dengan lawan jenis sehingga perlu
pengawasan dari orang tua agar perkembangan emosi anaknya mengarah pada emosi yang positif.

Seringnya terjadi penyimpangan dalam usia remaja di sekolah sehingga perlu upaya-upaya
yang dilakukan dalam mengembangkan emosi remaja agar emosinya dapat terkontrol dan
mengarah ke hal-hal yang positif sehingga dapat memperbaiki moral remaja.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang terdapat dalam makalah “Critical Book Report Atletik” ini adalah :
1. Apa identitas buku yang dibandingkan ?
2. Bagaimana ringkasan buku yang dibandingkan ?
3. Apa kelemahan dan kelebihan kedua buku yang dibandingkan ?
4. Apa kesimpulan yang didapat sesudah membandingkan kedua buku ?
1.2 Tujuan Masalah
Tujuan dalam pembuatan makalah “Atletik” adalah untuk memenuhi salah satu kriteria
penilaian tugas matakuliah dan untuk menjawab yang menjadi pertanyaan dalam rumusan masalah
yaitu mengetahui :
1. Identitas buku yang dibandingkan.
2. Ringkasan kedua buku yang dibandingkan.
3. Kelemahan dan kelebihan kedua buku serta kesimpulannya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. IDENTITAS BUKU
A. Buku Pertama
Judul buku : MENGAJAR DAN MELATIH ATLETIK
Penulis : Dr.Didik Zafar Sidik, M.Pd
Penerbit : PT REMAJA ROSDAKARYA
Tahun Terbit : 2010
ISBN : 978-979-692-000-6
Jumlah Halaman : 128 hlm
Cover Buku

B. Buku Kedua
Judul buku : COMPETITION RULES EDISI 2020
Penulis : IAAF
Penerbit : WORLD ATHLETICS
Tahun Terbit : 2020
ISBN :-
Jumlah Halaman : 223 hlm
Cover Buku :
2.2 Ringkasan Isi Buku

A. RINGKASAN BUKU 1

DASAR-DASAR LARI

Nomor lari merupakan nomor yang disebut sebagai non teknik, kerena lari
merupakan aktivitas alami yang ralatif sederhana jika dibandingkan dengan nomor
lompat tinggi galah atau nomor lontar martil.

Nomor lari dalam cabang atletik yang memperlombakan


yaitu
 Lari jarak pendek yang dikenal dengan nomor lari spirnt (termasuk lari
gawang)
 nomor lari jarak menengah (mulai jarak 800m, 1500m, 300m
st.ch)
 nomor lari jarak jauh (5.000m dan 10.000m),serta lari
marathon (42.195m).
 selain itu , ada juga nomor jalan cepat (10km, 20 km).
nomor-nomor tersebut diperlombakan utuk atlet yang tergolong kategori diatas junior
nomor lari sprint adalah salah satu nomor dalam cabang atletik yang terdiri dari jarak
lari 60 m sampai 400 m ditambah dengan nomor lari gawang.

Mengajarkan tenik lari Poin


– poin penekanan
Meningkatkan kemampuan reaksi
Meningkat kan frekuensi langkah
Menambah panjang langkah
Latihan-latihan tambahan dan latihan terfokus pada:
- Gerakan kaki mencakar
- Pelurusan badan penuh
- Gerakan lengan yang kuat namun relaks.
 Suatu variasi permainan yang luas berkenaan dengan lari dan lari gawang.

Poin-poin yangharus dihindari:


Hanya berkonsentrasi pada beberapa latihan dan drill saja Lari sprint dengan
usaha maksimum tanpa variasi jarak
Kelelahan ketika berlatih pada kecepatan maksimum. Kontak tumit ketika
lari sprint.

START JONGKOK (CROUCH


START)

Start jongkok dibagi empat fase:


 Posisi “BERSEDIAA”;
 Posisi “SIAAAP”
 Gerakan dorong (drive)
 Lari akselerasi
1. Dalam posisi “Bersedia” sprinter telah siap pada balok start dan mengambil
sikap awal.
2. Dalam posisi “siaaap” sprinter bergerak keposisi start secara
optimal.
3. Dalam fase dorong, sprinter meninggalkan balok start dan melakukan
langkah pertama lari.
4. Dalam fase lari percepatan, sprinter menambah kecepatan
lari dan melakukan transisi ke gerakan berlari.

DASAR-DASAR LOMPATAR-DASAR LOMPAT

Gerakan-gerakan pada nomor lompat dapat dirinci dalam empat fase utam :
a) Awalan.
b) Bertolak.
c) Melayang
d) Dan pendaratan

1) Lompat jauh
 Dalam fase awalan (approach), pelompat melakukan
akselerasi dengan kecepatan maksimal yang dapat dikontrol.
 Dalam fase tolakan (take off), lompatan menghasikan
kecepatan vertical dan meminimalisasi hilangnya kecepatan horizontal.
 Dalam fase melanyang, pelompat melakukan persiapan untuk mendarat.
Tiga teknik melayang dapat digunakan: teknik sailing, hang, dan
hitchkick/walking in the air.
 Dalam fase mendarat, pelompat memaksimalkan jarak
potensi pada jalur melayang dan meminimalisasi hilangnya jarak saat
menyentuh dalam pendaratan.

JALAN CEPAT

FASE TOPANG TUNGGAL


1. Topang depan bertujuan untuk memperkecil daya penghambat

Karakteristik teknik
 Penempatan kaki depan adalah aktif dengan
gerak penyapuan ke belakang.
 Fase perlambatan sesingkat mungkin.
 Lutut tungkai depan harus diluluskan.
 Tungkai ayun melewati tungkai topang dengan lutut dan tungkai bawah
dipertahankan tetap rendah.

2. Topang belaKang bertujuan untuk mempersiapkan


percepatan dan untuk mempersiapkan fase topang ganda.

Karakteristik teknik
 Tungkai topang lurus.
 tungkai vggvtgv

B. RINGKASAN ISI BUKU II

Pada buku yang kedua ini isinya hanyalah peraturan-peraturan yang ada di atletik
dalam taraf standart internasional yang dikeluarkan langsung oleh organisasi atletik dunia
yaitu IAAF, International Association of Athletics Federation.

6
2.3 PERBANDINGAN KEDUA BUKU
A. Kelebihan dan Kelemahan Buku Pertama
a. Kelebihan Buku Pertama
Kelebihan buku yang pertama, buku ini menjelaskan semua pengertian
nomor-nomor lomba yang ada di atletik. Bukan hanya menjelaskan, buku ini
juga mengajarkan bagaimana cara melakukan atau melatih nomor-nomor
yang ada pada atletik.

b. Kelemahan Buku Pertama


Kelemahan yang ada pada buku pertama ini yaitu tidak adanya
rangkuman dari setiap bab maupun rangkuman dari akhir buku tersebut.

B. Kelebihan dan Kelemahan Buku Kedua


a. Kelebihan Buku Kedua
Kelebihan buku ini yaitu dalam isinya buku ini menjelaskan semua peraturan-
peraturan yang ada di nomor-nomor cabang olahraga atletik dengan detail. Semua
dijelaskan dengan rinci. Bukan hanya peraturan, buku ini juga menjelaskan
mengenai wasit dan juri-juri pada nomor-nomor cabang olahraga atletik.
b. Kelemahan Buku Kedua
Kelemahan yang pada buku yang kedua ini yaitu tidak adanya penjelasan
mengenai apa itu atletik.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Emosi yang paling sering dirasakan remaja adalah emosi marah, takut, cemas, kecewa
dan cinta. Gangguan emosi yang dialami remaja dapat menjadi sumber tingkah laku nakal.
Oleh karena itu hal-hal yang menyebabkan emosi remaja terganggu perlu dihindari. Cara
yang sangat penting untuk menghindari gangguan emosi pada remaja yaitu memenuhi
kebutuhan-kebutuhan fisik dan psikologis. Yaitu kebutuhan makan, pakaian dan bergerak,
kebutuhan mendapatkan status, kebutuhan untuk diakrabi, kebutuhan untuk berprestasi,
kebutuhan untuk mandiri dan kebutuhan memiliki filsafat hidup.

7
3.2 Saran

Usaha untuk mengembangkan emosi remaja, yaitu :adanya model dari orang tua dan
guru serta orang dewasa lainnya dalam melahirkan emosi-emosi negatif,adanya latihan
beremosi secara terprogram di keluarga dan di sekolah, mempelajari secara mendalam
kondisi-kondisi yang cenderung menyebabkan emosi negatif remaja muncul dan menghindari
kondisi-kondisi itu, membantu remaja mengatasi berbagai masalah pribadinya dengan
mendorongnya membicarakan masalah pribadi itu kepada orang-orang yang dipercayainya.

Anda mungkin juga menyukai