MAKALAH KEGAWATDARURATAN - KEL.V New
MAKALAH KEGAWATDARURATAN - KEL.V New
Oleh :
KELOMPOK :V
ANGGOTA :
KELAS/SEMESTER : II B / IV
KATA PENGANTAR
1|Page
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang "Pencatatan dan Pelaporan Mutasi Obat
dan Perbekes Saat Bencana" dengan baik. Adapun tujuan dibuatnya makalah ini yaitu untuk
menambah wawasan mahasiswa mengenai pencatatan dan pelaporan mutasi obat dan perbekes
saat bencana dan untuk memenuhi tugas mata kuliah Kegawatdaruratan
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini, masih banyak terdapat
kesalahan. Maka dari itu, kami mengharapkan masukan yang dapat kami jadikan sebagai
motivasi untuk menyempurnakan makalah ini, oleh karena itu kami mohon maaf apabila terdapat
kesalahan dan harap untuk dimaklumi.
Kelompok V
2|Page
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I. PENDAHULUAN 4
2.1. Pelaporan dan Pencatatan Mutasi Obat dan Perbekes pada Kondisi Bencana 5
2.2. Prosedur Pencatatan dan Pelaporan Mutasi Obat dan Perbekes pada Kondisi
Bencana 6
2.3. Faktor yang Mempengaruhi Pencatatan dan Pelaporan Mutasi Obat dan Perbekes
pada Kondisi Bencana 10
3.1 Kesimpulan 11
3.2 Saran 11
DAFTAR PUSTAKA 12
3|Page
BAB I
PENDAHULUAN
4|Page
dijadikan rujukan bagi semua stakeholder dan instansi terkait, termasuk donatur yang
akan memberikan sumbangan.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu Pelaporan dan Pencatatan Mutasi Obat dan Perbekes pada Kondisi Bencana?
2. Bagaimana Prosedur Pencatatan dan Pelaporan Mutasi Obat dan Perbekes pada
Kondisi Bencana?
3.Apa Faktor yang Mempengaruhi Pencatatan dan Pelaporan Mutasi Obat dan Perbekes
Pada kondisi bencana?
1.3. TUJUAN
1.Mengetahui pelaporan dan pelaporan mutasi obat dan perbekes pada kondisi bencana
2.Mengetahui prosedur pencatatan dan pelaporan mutasi obat dan perbekes pada kondisi.
Bencana
3.Mengetahui faktor yang mempengaruhi pencatatan dan pelaporan mutasi obat dan
5|Page
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pelaporan dan Pencatatan Mutasi Obat dan Perbekes pada Kondisi Bencana
Pelaporan dan pencatatan merupakan bentuk pertanggungjawaban masing-masing
tingkat pelayanan kepada organisasi diatasnya dan sebagai bahan evaluasi pelaksanaan
kegiatan pengelolaan obat dan perbekalan kesehatan di daerah bencana.
Pelaporan dilakukan secara harian, mingguan, atau bulanan yang meliputi
penerimaan, pemakaian dan sisa stok. Pencatatan pada tahap tanggap darurat dilakukan
oleh tenaga kesehatan untuk mengendalikan persediaan dengan menggunakan kartu stok
2. 1. 1 Tujuan
Tujuan pencatatan untuk menyatukan semua keluar masuknya perbekalan farmasi
atau pun barang medis habis pakai di lingkungan instalasi farmasi, sebagai
persyaratan dari Kementerian Kesehatan dan BPOM, serta menjamin agar barang-
barang yang ada dalam persediaan digunakan secara efisien sesuai kebutuhan
sehingga tidak terjadi kekurangan atau bahkan setiap kejadian penumpukkan stok
obat tidak terjadi.
Adapun beberapa tujuan pelaporan dan pencatatan obat dan perbekes saat
bencana, yaitu :
a) Sebagai bukti yang menyatakan bahwa kegiatan telah dilaksanakan sesuai
rencana.
b) Sumber informasi dan data dalam merencanakan kebutuhan selanjutnya.
c) Sumber data untuk melakukan pengendalian dan pengaturan sediaan obat.
d) Sumber data membuat laporan.
e) Tersedianya data yang akurat untuk evaluasi.
f) Tersedianya informasi yang tepat dan jelas.
g) Tersedianya arsip yang untuk memudahkan pencarian data surat dan laporan.
h) Mengetahui kekurangan yang terjadi dalam perbekalan obat.
6|Page
i) Laporan diadakan bertujuan untuk menyediakan data, informasi yang sebagai
bahan evaluasi juga memudahkan penelusuran surat dan tersedianya arsip
yang laporan.
2. 1. 2 Manfaat
Manfaat dari pencatatan dan pelaporan mutasi obat dan perbekes saat bencana
ialah :
1. Penggunaan anggaran yang tumpah tindih dan tidak tepat guna.
2. Menyamakan tanggapan antara pemakai obat dan penyedia anggaran.
3. Mengestimasikan dengan tepat kebutuhan obat.
4. Sebagai koordinasi antara penyedia anggaran dan pemakai obat.
5. Pemanfaatan dana pengadaan obat lebih optimal.
6. Untuk mengetahui persediaan perbekalan farmasi dengan cepat.
7. Bentuk pertanggungjawaban bagi petugas penyimpanan dan
pendistribusian.
2.2. Prosedur Pencatatan dan Pelaporan Mutasi Obat dan Perbekes pada Kondisi
Bencana
Pencatatan, pelaporan obat serta bahan farmasi yang dibutuhkan adalah suatu
aktivitas yang memiliki tujuan untuk membuat obat, serta bahan secara tertib, baik yang
diterima,ditaruh, digunakan di Puskesmas atau unit pelayanan kesehatan yang lain.
2. 2. 1 Pencatatan Mutasi Obat dan Perbekes Saat Bencana
Data yang dikumpulkan dan dicatat saat bencana, setiap pemindahan obat
(pengeluaran, pendapatan, lenyap, hancur atau kadaluarsa) tercatat pada kartu
stok. Serta apabila pencatatan dilakukan melalui sistem Online maka data dapat
lebih tepat waktu atau mendekati waktu mutasi sebenarnya.
Pencatatan manual berbasis yaitu setiap pencatatan memiliki bentuk dan
kegunaan kertas yang berbeda
a. Catatan Penyimpanan
Informasi tentang obat dalam masa penyimpanan, dan terdiri dari banyak
kartu stok yang memiliki informasi lebih mendalam tentang spesifikasi obat-
obatan.
b. Catatan Transaksi
7|Page
Informasi tentang produk yang keluar masuk instalasi farmasi melalui cara
transaksi, misal catatan penjualan dan pembelian atau pemesanan obat.
c. Catatan Pemakaian (Komsumsi)
Informasi tentang produk yang dikonsumsi oleh pasien, atau yang digunakan
oleh penyedia layanan kesehatan.
2. 2. 2 Pelaporan Mutasi Obat dan Perbekes Saat Bencana
Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO) adalah suatu
format yang digunakan oleh Puskesmas untuk melaporkan keadaan obat dan
pengajuan permintaan obat, selain itu LPLPO diharapkan dapat menyediakan data
yang cukup dan benar yang diperlukan kapan saja oleh unit diatasnya untuk
melaksanakan fungsi-fungsi pengelolaan obat dengan baik serta pengaturan dan
pengendalian terhadap unit dibawahnya.
Pembuatan LPLPO 3 rangkap ditujukan pada Kepala Dinas Kesehatan,
Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota, serta Puskesmas. Setelah melalui Instalasi
Farmasi Kabupaten/Kota membagikan LPLPO ke Dinkes Kabupaten/Kota, buat
pengisian jumlah yang diserahkan. Sehabis LPLPO yang sudah diajukan diparaf
bersama ketua Dinas Kabupaten/Kota hingga tiap tiap rangkap hendak diberikan
kepada Kepala Dinas Kesehatan, Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota serta satu
rangkap LPLPO hendak dibalikkan di pusat kesehatan masyarakat.
2. 2. 3 Sarana Pelaporan dan Pencatatan Obat dan Perbekes Saat Bencana
Saana yang digunakan untuk mencapai tujuan dari pencatatan serta pelaporan obat
di Puskesmas merupakan kartu stok, SBBK serta Lembar Permintaan Obat
(LPLPO).
a. Kartu Stok
Nama obat ataupun bahan farmasi, wujud sediaan serta kekuatan obat
ataupun sediaan sediaan farmasi, jumlah persediaan, bertepatan pada
penerimaan, angka dokumen serta asal penerimaan, jumlah yang diterima,
angka yang diterima, angka dokumen serta tujuan, jumlah yang diserahkan,
angka batch serta kedaluwarsa tiap penerimaan ataupun Sejumlah obat serta
sediaan bahan farmasi, serta dibubuhi paraf ataupun fakta diri petugas yang
ditunjuk adalah informasi yang wajib dicatat dalam kartu stok. Pencatatan
8|Page
stok bisa dicoba secara manual maupun elektronik yang terkomputerisasi
dengan sistem yang sudah divalidasi, berusaha mencari serta bisa dicetak.
Kartu stok obat memiliki guna sebagai berikut:
b. SBBK (Surat Bukti Barang Keluar)
SBBK adalah Surat yang dikeluarkan untuk menjadi bukti ketika terdapat
barang yang dikeluarkan oleh puskesmas, salah satu barang tersebut dapat
berupa obat-obatan atau sebuah perbekalan farmasi. SBBK memiliki fungsi
sebagai berikut:
a) Sebagai alat bukti pengiriman barang kepada UPT lainnya.
b) Sebagai alat bantu pendeteksi kegiatan logistik.
c. Lembar Permintaan Obat (LPLPO).
LPLPO merupakan Laporan Penggunaan serta Lembar Permohonan
(LPLPO) berbentuk formulir khusus yang digunakan oleh pelayanan
kesehatan untuk memberitahukan jumlah ketersediaan obat serta sediaan
bahan farmasi serta digunakan untuk permintaan obat yang dicoba oleh
sarana pelayanan (Puskesmas).
Adapun fungsi dari LPLPO, yaitu :
a) Bukti pelaksanaan kegiatan pengeluaran obat di Unit Pengelola Obat
Publik dan Perbekalan Kesehatan.
b) Sebagai bukti dari obat yang diterima oleh Rumah Sakit atau Puskesmas
c) Sebagai surat pengantar atas permintaan atau pesanan obat dari
Puskesmas yang ditujukan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
Isi dari LPLPO yaitu :
a) Nomor dan tanggal pelaporan dan/atau permintaan
b) Nama Puskesmas yang bersangkutan
c) Nama Kecamatan menurut daerah kerja Puskesmas
d) Nama Kabupaten/Kota menurut daerah Kecamatan yang bersangkutan
e) Nama Puskesmas yang bersangkutan
f) Bulan yang bersangkutan untuk satuan kerja Puskesmas
g) Jika hanya melaporkan data dan residu stok obat yang digunakan dalam
nama bulan yang bersangkutan
9|Page
h) Jika ingin mengajukan permintaan obat (termasuk pelaporan data obat)
yang diisikan menggunakan periode distribusi obat yang bersangkutan
2. 2. 4 Alur Pelaporan dan Pencatatan Obat dan Perbekes Saat Bencana
Unit Pelayanan Kesehatan :
a. Pos kesehatan/pustu melakukan pelaporan kepada puskesmas
menggunakan form permintaan obat dan perbekalan kesehatan
(Formulir 2).
b. Puskesmas melaporkan penggunaan obat dan perbekalan kesehatan
menggunakan form mutasi obat dan perbekalan kesehatan seminggu
sekali selama bencana kepada dinas kesehatan kabupaten/kota disertai
jumlah pasien yang dilayani dan jenis penyakit yang terjadi (Formulir
6).
c. Dinas kesehatan kabupaten/kota melaporkan mutasi obat dan
perbekalan kesehatan kepada dinas kesehatan provinsi menggunakan
form mutasi obat dan perbekalan kesehatan dengan tembusan kepada
Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian
Kesehatan { Formulir 7).
d. Dinas kesehatan provinsi melaporkan mutasi obat dan perbekalan
kesehatan kepada Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat
Kesehatan c.q Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan
dengan menggunakan form mutasi obat dan perbekalan kesehatan
(Formulir 8).
10 | P a g e
2.3. Faktor yang Mempengaruhi Pencatatan dan Pelaporan Mutasi Obat dan
Faktor pendukungnya yaitu adanya dukungan dari masyarakat dan BPBD, serta kerja
sinergitas antara pemerintah dan masyarakat, serta kurangnya tenaga relawan dan
11 | P a g e
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Pengelolaan obat adalah sebuah kegiatan yang meliputi bagian persiapan, penyediaan,
perolehan, pengarsipan, pengontrolan, penulisan, serta pemberitahuan obat nan dikelola
dengan maksimal buat mengklaim teraihnya ketentuan total serta tipe perlengkapan farmasi
serta memakai asal muasal daya misalnya daya, anggaran, serta fitur lunak pada rangka
mencapai akhir nan diresmikan pada bermacam taraf unit kerja.
12 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Website :
https://id.scribd.com/document/504663798/Kelompok-7-Makalah-Pencatatan-dan-Pelaporan-
Obat-dan-Bahan-Farmasi (Diakses pada Selasa, 17 Mei 2022)
https://prezi.com/lva24jk2dqll/pengelolaan-obat-dan-perbekalan-farmasi-pada-saat-bencana/
Diakses pada Rabu, 18 Mei 2022, Pukul 16.45 WITA )
https://pdfcoffee.com/tugas-bencana-manajemen-obat-dan-pembekalan-kesehatan-pdf-free.html
(Diakses pada Rabu, 18 Mei 2022, Pukul 17.15 WITA )
https://media.neliti.com/media/publications/319468-implementasi-kebijakan-penanggulangan-
be-29f818a2.pdf (Diakses pada Rabu, 18 Mei 2022, Pukul 18.20 WITA )
https://lib.ui.ac.id/helper/viewKoleksi.jsp?
id=71660&lokasi=06&template=abstrak.detail.template (Diakses pada Rabu, 18 Mei
2022, Pukul 20.22 WITA )
13 | P a g e