Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“MEGER ,AKUISISI, PERKREDITAN DAN PEMBIAYAAN”


disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Etika Hukum dan Bisnis
Dosen Pengampu : Dudu Risana,M.M

Oleh :

Nezza M Haeckal A.N (NIM. 2102010142)

Dwi Pria Ananda (NIM. 2102010143)

Agung Pitrawan (NIM. 2102010144)

Nisa Atiyah Ulfah (NIM. 2102010145)

M Tegar Filahar (NIM. 2102010146)

Ade Agustina (NIM. 2102010147)

Devi Septiati (NIM. 2102020148)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PERJUANGAN
2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji dan Syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat, taufik
dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Meger,Akuisis,Perkreditan dan
Pembiayaan. Shalawat dan salam kami sampaikan kepada Rasulullah SAW. Atas segala
teladan dan pengorbanan beliau dalam mendidik umatnya agar menjadi manusia berakhlak
mulia.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat baik
untuk kami di pribadi masing-masing, teman-teman, serta orang lain.

Tasikmalaya, April 2022

Penulis

DAFTAR ISI
Kata pengantar
Daftar Isi
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rumusan Masalah
BAB II
PEMBAHASAN

BAB III
PENUTUP

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Merger dan akuisisi menjadi trend bisnis di tahun 1990-an di Amerika Serikat,
yang dimulai dari tahun 1992. Sejak tahun 1992 perusahaan yang melakukan merger
dan akusisi terus meningkat bahkan jika dibandingkan antara tahun 1996 dan 1995
peningkatan merger dan akuisisi meningkat hingga 67% Sorensen (2000). Demikian
pula di Indonesia dengan adanya peraturan perundang-undangan yang mempermudah
masuknya investor asing, merger, dan akuisisi, maka pelaksanaan merger dan
akuisisi semakin meningkat. Perubahan yang signifikan dalam lingkungan bisnis
seperti globalisasi, regulasi, kemajuan teknologi komputer, dan telekomunikasi, serta
fragmentasi pasar telah menciptakan persaingan yang sangat ketat. Respon
perusahaan-perusahaan terhadap meningkatnya persaingan ini sangat beragam. Ada
yang memilih untuk memfokuskan resources pada suatu segmen tertentu yang lebih
kecil, ada yang tetap bertahan dengan apa yang dilakukannya selama ini dan ada pula
yang menggabungkan diri menjadi suatu perusahaan besar dalam industri. Pilihan
yang terakhir ini merupakan bagian upaya restrukturisasi perusahaan agar sinergi,
baik melalui pencapaian economic of scale dan financial economic, pemanfaatan
complementary resources, dan peningkatan reksi pasar. Merger dan akuisisi menjadi
strategi yang dipilih perusahaan untuk merealisasikan sinergi yang menjanjikan itu.
Merger dan akuisisi merupakan strategi penggabungan usaha yang biasa
dilakukan oleh perusahaan sejak lama. Pada dasarnya pengertian antara merger dan
akuisisi berbeda satu sama lainnya. Merger merupakan suatu penggabungan usaha
yang dilakukan dengan cara menggabungkan diri dengan perusahaan lain, sedangkan
akuisisi adalah suatu bentuk penggabungan usaha yang dilakukan dengan cara
mengambil alih perusahaan lain. Merger dan akuisisi memang berbeda tetapi
keduanya mempunyai persamaan dalam konteks penggabungan usaha. Penelitian
yang dilakukan oleh Rachmawati dan Tandelilin (2001) berfokus pada persaingan
tersebut sehingga membicarakan meger berarti juga membicarakan akuisisi .

Pengertian kredit menurut Undang-Undang Perbankan nomor 10 tahun 1998 adalah


sebagai berikut: “Penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan
pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka
waktu tertentu dengan pemberian bunga.” Menurut Kasmir pengertian pembiayaan
sebagai berikut:“Penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang
mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut
setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.”

Jadi dapat disimpulkan kredit dan/atau pembiayaan merupakan salah satu jenis
pelayanan jasa suatu bank baik bank konvensional ataupun bank syariah yang mana
bank memberikan jasa peminjaman uang kepada masyarakat pada bank konvensional
atau bank membiayai pembelian sesuatu dalam bentuk pinjaman kepada masyarakat
pada bank yang berbasis syariah.

B. PERMASALAHAN KASUS
1. Pengertian Meger, Akuisisi,Perkreditan dan Pembiayaan
2. Jenis Jenis Mager dan Akuisisi
3. Perbedaan Kredit dan Pembiayaan
4. Alasan alasan Meger dan Akuisisi
5. Kelebihan dan kekurangan Meger dan Akuisisi

BAB 2

PEMBAHASAN

1. Pengertian Meger,Akuisisi,Perkreditan dan Pembiayaan


Merger adalah penggabungan dua perusahaan menjadi satu, dimana perusahaan
yang me-merger mengambil/membeli semua assets dan liabilities perusahaan yang
di-merger dengan begitu perusahaan yang me-merger memiliki paling tidak 50%
saham dan perusahaan yang di-merger berhenti beroperasi dan pemegang sahamnya
menerima sejumlah uang tunai atau saham di perusahaan yang baru (Brealey, Myers,
& Marcus, 1999, p.598).

Definisi merger yang lain yaitu sebagai penyerapan dari suatu perusahaan oleh
perusahaan yang lain. Dalam hal ini perusahaan yang membeli akan melanjutkan
nama dan identitasnya. Perusahaan pembeli juga akan mengambil baik aset maupun
kewajiban perusahaan yang dibeli. Setelah merger, perusahaan yang dibeli akan
kehilangan/berhenti beroperasi (Harianto dan Sudomo, 2001, p.640).

Akuisisi adalah pengambil-alihan (takeover) sebuah perusahaan dengan


membeli saham atau aset perusahaan tersebut, perusahaan yang dibeli tetap ada.
(Brealey, Myers, & Marcus, 1999, p.598).

Kredit merupakan fasilitas keuangan yang memungkinkan seseorang atau


badan usaha meminjam uang untuk membeli produk dan membayarnya kembali
dalam jangka waktu yang ditentukan dengan dikenakan bunga. Berdasarkan Undang-
Undang Perbankan, kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat
disamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan ata kesepakatan pinjam-meminjam
antara bank dan pihak lain, yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi
utangnya seteah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Kredit disediakan
oleh bank umum konvensional, BPR, dan Pegadaian.

Sementara itu, pembiayaan merupakan dukungan pendanaan untuk kebutuhan


atau pengadaan barang / aset / jasa tertentu yang mekanisme umumnya melibatkan
tiga pihak yaitu pihak pemberi pendanaan, pihak penyedia barang/ aset/ jasa tertentu,
dan pihak yang memanfaatkan barang/ aset/ jasa tertentu. Produk pembiayaan
disediakan oleh bank umum syariah/ unit usaha syariah/ BPRS, dan perusahaan
pembiayaan. Namun, terdapat pula mekanisme yang hanya melibatkan dua pihak
seperti pembiayaan emas di bank/BPR Syariah dan pembiayaan dengan cara jual dan
sewa balik (sale and lease back).

2. Jenis jenis Mager dan Akuisisi

Menurut Damodaran 2001, suatu perusahaan dapat diakuisisi perusahaan lain dengan
beberapa cara, yaitu :

a) Merger

Pada merger, para direktur kedua pihak setuju untuk bergabung dengan persetujuan
para pemegang saham. Pada umumnya, penggabungan ini disetujui oleh paling
sedikit 50% shareholder dari target firm dan bidding firm. Pada akhirnya target firm
akan menghilang (dengan atau tanpa proses likuidasi) dan menjadi bagian dari
bidding firm.

b) Konsolidasi

Setelah proses merger selesai, sebuah perusahaan baru tercipta dan pemegang saham
kedua belah pihak menerima saham baru di perusahaan ini.

c) Tender offer

Terjadi ketika sebuah perusahaan membeli saham yang beredar perusahaan lain tanpa
persetujuan manajemen target firm, dan disebut tender offer karena merupakan
hostile takeover. Target firm akan tetap bertahan selama tetap ada penolakan
terhadap penawaran. Banyak tender offer yang kemudian berubah menjadi merger
karena bidding firm berhasil mengambil alih kontrol target firm.

d) Acquisistion of assets

Sebuah perusahaan membeli aset perusahaan lain melalui persetujuan pemegang


saham target firm.

3. Perbedaan Perkreditan, Pembiayaan,Meger dan Akuisisi

a. Pengertian
Kredit adalah fasilitas keuangan/finansial dimana individu maupun badan
usaha bisa meminjam dana dalam jumlah tertentu yang akan dipergunakannya untuk
membeli suatu produk maupun memenuhi kebutuhan. Pinjaman dana tersebut
nantinya akan dikembalikan oleh peminjam (debitur) dalam jangka waktu yang telah
ditentukan. Berdasarkan pengertian kredit menurut Undang-Undang (UU),
perbankan adalah suatu proses penyediaan dana ataupun tagihan yang dapat
dipersamakan yang dibuat melalui persetujuan pinjam meminjam antara pihak bank
dan pihak peminjam. Kewajiban peminjam adalah mengembalikan pinjamannya
tersebut dalam jangka waktu tertentu disertai dengan bunga. Pembiayaan adalah
dukungan berupa pendanaan ataupun pengadaan barang, aset dan jasa tertentu yang
dibutuhkan oleh nasabah.

b. Pihak yang Terlibat

Kredit hanya melibatkan dua pihak saja yaitu antara nasabah sebagai pihak
yang meminjam (debitur) dan lembaga keuangan seperti bank sebagai kreditur atau
pemberi pinjaman. Pembiayaan melibatkan tiga pihak yaitu nasabah sebagai
pengguna barang/ aset/ jasa yang disediakan, pihak bank/lembaga keuangan sebagai
pemberi dana dan pihak vendor/penyedia barang/aset maupun jasa.

c. Mekanisme

Mekanisme dalam kredit yaitu nasabah mengajukan permohonan pinjaman


kepada pihak bank/penyedia dana kemudian akan dilakukan analisis kelayakan.
Setelah nasabah bersangkutan dianggap layak mendapatkan pinjaman dengan
memperhitungkan risikonya maka kredit akan dicairkan. Pembiayaan menggunakan
mekanisme dimana nasabah mengajukan permohonan atas barang/aset/jasa yang
dibutuhkan kemudian pihak pemilik dana (bank/lembaga keuangan non bank) akan
membelinya dari vendor untuk dijual kembali kepada nasabah. Selanjutnya nasabah
akan membayarnya secara tunai maupun dicicil/kredit.

4. Penyedia Dana
Kredit biasanya penyedia dananya adalah bank konvensional, BPR serta
pegadaian. Pembiayaan pada umumnya bisa diperoleh dari bank-bank syariah,
lembaga keuangan penyelenggara produk syariah dan perusahaan pembiayaan.
Meskipun pembiayaan melibatkan tiga pihak dalam prosesnya ada juga yang terdiri
dari dua pihak saja. Umumnya terjadi pada jenis pembiayaan emas yang dilakukan di
bank atau lembaga keuangan syariah. Mekanisme yang sama juga berlaku untuk jenis
pembiayaan dengan sistem jual dan sewa balik atau dikenal sebagai sale and lease
back.

a. Meger .
 Dua perusahaan bergabung untuk membentuk perusahaan baru.
 Kedua perusahaan membubarkan diri dan membentuk perusahaan baru.
 Cenderung dilakukan oleh dua perusahaan dengan jenis dan ukuran yang sama.
 Imum perusahaan yang melakukan merger adalah tiga.
 Lebih banyak persyaratan dan formalitas hukum yang harus diselesaikan.

b. Akuisisi
 Perusahaan membeli perusahaan lain dan mendapatkan kendali atasnya.
 Kedua perusahaan tidak kehilangan eksistensinya.
 Ada kecenderungan perusahaan besar mengendalikan perusahaan yang lebih kecil.
 Jumlah minimum perusahaan yang terlibat dalam strategi pengakuisisian adalah
dua.
 Sedikit persyaratan dan formalitas hukum yang harus diselesaikan.

5. Alasan alasan melakukan Meger dan Akuisisi


Ada beberapa alasan perusahaan melakukan penggabungan baik melalui merger
maupun akuisisi, yaitu :

1) Pertumbuhan atau diversifikasi

Perusahaan yang menginginkan pertumbuhan yang cepat, baik ukuran, pasar


saham, maupun diversifikasi usaha dapat melakukan merger maupun akuisisi.
Perusahaan tidak memiliki resiko adanya produk baru. Selain itu, jika melakukan
ekspansi dengan merger dan akuisisi, maka perusahaan dapat mengurangi perusahaan
pesaing atau mengurangi persaingan.

2) Sinergi

Sinergi dapat tercapai ketika merger menghasilkan tingkat skala ekonomi


(economies of scale). Tingkat skala ekonomi terjadi karena perpaduan biaya
overhead meningkatkan pendapatan yang lebih besar daripada jumlah pendapatan
perusahaan ketika tidak merger. Sinergi tampak jelas ketika perusahaan yang
melakukan merger berada dalam bisnis yang sama karena fungsi dan tenaga kerja
yang berlebihan dapat dihilangkan.

3) Meningkatkan dana

Banyak perusahaan tidak dapat memperoleh dana untuk melakukan ekspansi


internal, tetapi dapat memperoleh dana untuk melakukan ekspansi eksternal.
Perusahaan tersebut menggabungkan diri dengan perusahaan yang memiliki
likuiditas tinggi sehingga menyebabkan peningkatan daya pinjam perusahaan dan
penurunan kewajiban keuangan. Hal ini memungkinkan meningkatnya dana dengan
biaya rendah.

4) Menambah ketrampilan manajemen atau teknologi

Beberapa perusahaan tidak dapat berkembang dengan baik karena tidak adanya
efisiensi pada manajemennya atau kurangnya teknologi. Perusahaan yang tidak dapat
mengefisiensikan manajemennya dan tidak dapat membayar untuk mengembangkan
teknologinya, dapat menggabungkan diri dengan perusahaan yang memiliki
manajemen atau teknologi yang ahli.

5) Pertimbangan pajak

Perusahaan dapat membawa kerugian pajak sampai lebih 20 tahun ke depan


atau sampai kerugian pajak dapat tertutupi. Perusahaan yang memiliki kerugian pajak
dapat melakukan akuisisi dengan perusahaan yang menghasilkan laba untuk
memanfaatkan kerugian pajak. Pada kasus ini perusahaan yang mengakuisisi akan
menaikkan kombinasi pendapatan setelah pajak dengan mengurangkan pendapatan
sebelum pajak dari perusahaan yang diakuisisi.Bagaimanapun merger tidak hanya
dikarenakan keuntungan dari pajak, tetapi berdasarkan dari tujuan memaksimisasi
kesejahteraan pemilik.

6) Meningkatkan likuiditas pemilik

Merger antar perusahaan memungkinkan perusahaan memiliki likuiditas yang


lebih besar. Jika perusahaan lebih besar, maka pasar saham akan lebih luas dan
saham lebih mudah diperoleh sehingga lebih likuid dibandingkan dengan perusahaan
yang lebih kecil.

7) Melindungi diri dari pengambilalihan

Hal ini terjadi ketika sebuah perusahaan menjadi incaran pengambilalihan yang
tidak bersahabat. Target firm mengakuisisi perusahaan lain, dan membiayai
pengambilalihannya dengan hutang, karena beban hutang ini, kewajiban perusahaan
menjadi terlalu tinggi untuk ditanggung oleh bidding firm yang berminat.

6. Kelebihan dan kekurangan Meger, Akuisisi, Perkreditan dan Pembiayaan


 Kelebihan Merger Pengambilalihan melalui merger lebih sederhana dan lebih
murah dibanding pengambilalihan yang lain.
 Kekurangan Merger Dibandingkan akuisisi merger memiliki beberapa
kekurangan, yaitu harus ada persetujuan dari para pemegang saham masing-
masing perusahaan, sedangkan untuk mendapatkan persetujuan tersebut
diperlukan waktu yang lama.
 Kelebihan dan Kekurangan Akuisisi

Kelebihan Akuisisi Keuntungan-keuntungan akuisisi saham dan akuisisi aset adalah


sebagai berikut:

 Akuisisi Saham tidak memerlukan rapat pemegang saham dan suara pemegang saham
sehingga jika pemegang saham tidak menyukai tawaran Bidding firm, mereka dapat
menahan sahamnya dan tidak menjual kepada pihak Bidding firm.
 Dalam Akusisi Saham, perusahaan yang membeli dapat berurusan langsung dengan
pemegang saham perusahaan yang dibeli dengan melakukan tender offer sehingga
tidak diperlukan persetujuan manajemen perusahaan.
 Karena tidak memerlukan persetujuan manajemen dan komisaris perusahaan, akuisisi
saham dapat digunakan untuk pengambilalihan perusahaan yang tidak bersahabat
(hostile takeover).
 Akuisisi Aset memerlukan suara pemegang saham tetapi tidak memerlukan mayoritas
suara pemegang saham seperti pada akuisisi saham sehingga tidak ada halangan bagi
pemegang saham minoritas jika mereka tidak menyetujui akuisisi.

 Kerugian-kerugian akuisisi saham dan akuisisi aset sebagai berikut :


Jika cukup banyak pemegang saham minoritas yang tidak menyetujui pengambilalihan
tersebut, maka akuisisi akan batal. Pada umumnya anggaran dasar perusahaan
menentukan paling sedikit dua per tiga (sekitar 67%) suara setuju pada akuisisi agar
akuisisi terjadi, Apabila perusahaan mengambil alih seluruh saham yang dibeli maka
terjadi merger. Pada dasarnya pembelian setiap aset dalam akuisisi aset harus secara
hukum dibalik nama sehingga menimbulkan biaya legal yang tinggi.
BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan

Merger dan akuisisi bisa saja digabungkan karena dapat meningkatkan beberapa kriteria bagi
perusahaan seperti diversfikasi perusahaan, sinergi perusahaan, peningkatan dana perusahaan,
menambah keterampilan,manajemen, dan teknologi perusahaan, pertimbangan pajak perusahaan,
meningkatkan likuiditas, melindungi dari pengambil alihan.

Sedangkan kredit/perkreditan merupakan fasilitas keuangan nya yang memungkinkan seseorang


atau badan usaha meminjam uang untuk membeli produk dan membayarnya kembali dalam
jangka waktu yang ditentukan dengan dikenakan bunga.

Sementara itu, pembiayaan merupakan dukungan pendanaan nya untuk kebutuhan atau
pengadaan barang, aset atau jasa tertentu yang mekanisme umumnya melibatkan tiga pihak yaitu
pihak pemberi dana, pihak penyedia barang,aset,jasa tertentu, dan pihak yang memanfaatkan
barang,aset, atau jasa tertentu.

B. Saran

1. Bagi Akademisi

Dengan hasil penelitian yang diperoleh diharapkan bermanfaat bagi akademisi sebagai bahan
referensi dalam mempelajari teori mengenai kegiatan merger dan akuisisi.

2. Bagi Penelitian Selanjutnya

a. Periode penelitian sebaiknya diperpanjang, mengingat para investor lebih melihat prediksi
jangka panjang dibanding prediksi jangka waktu yang relatif pendek.

b. Perlunya penambahan pada sampel penelitian.

c. Bagi penelitian selanjutnya hendaknya melakukan pengukuran kinerja keuangan dengan


variabel rasio keuangan yang lain atau metode lain, sehingga dapat meningkatkan kualitas hasil
penelitian.
3. Bagi perusahaan

Bagi perusahaan yang akan melakukan kegiatan merger dan akuisisi sebaiknya melakukan
persiapan yang baik sebelum memutuskan untuk melakukan merger dan akuisisi. Seperti melihat
kondisi perusahaan yang akan diakuisisi apakah dalam keadaan baik atau buruk. Karena
berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian ini, bahwa merger dan akuisisi menunjukan
penurunan terhadap semua kinerja keuangan perusahaan. Sehingga pihak perusahaan harus
benarbenar mempertimbangan kebijakannya apakah akan melakukan merger dan akuisisi atau
tidak.

4. Bagi Investor

Bagi investor sebaiknya lebih berhati-hati dalam menginvestasikan dananya pada perusahaan
yang melakukan merger dan akuisisi karena kegiatan merger dan akuisisi tidak selalu membawa
dampak yang baik bagi perusahaan. Pada penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa
terjadi perbedaan yang signifikan yaitu penurunan pada rasio NPM, ROI, ROE, EPS, TATO. Hal
ini menjelaskan bahwa perusahaan mengalami penurunan kinerja keuangan setelah melakukan
aktivitas merger dan akuisisi.

Anda mungkin juga menyukai