Anda di halaman 1dari 10

Sistem Informasi Akuntansi

KASUS Perusahaan Industri Textil


PT. UNGGULTEX

Dibuat Oleh :
Pricilia
31199039

Kwik Kian Gie


School of Business
2022
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan
hidayah-Nya, penulis bisa menyelesaikan paper ini.
Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Edi selaku dosen Mata
Kuliah Sistem Informasi Akuntansi yang telah membantu penulis dalam mengerjakan paper
ini.
Penulis menyadari ada kekurangan pada paper ini. Oleh sebab itu, saran dan kritik
senantiasa diharapkan demi perbaikan karya penulis. Penulis juga berharap semoga paper
ini mampu memberikan manfaat bagi yang membaca.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Gambaran Umum Perusahaan


PT. UNGGULTEX adalah suatu perusahaan industri tekstil, yang berkedudukan di Bandung
didirikan sejak tahun 2005 berdasarkan akta notaries MTSH, SH. M.H No. 5/2005 dan telah
diumumkan di Lembar Negara No 7xxxx56. dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga (AD/ART) susunan pengurus adalah sebagai berikut: Tuan MTH sebagai komisaris
utama, Tuan TLM sebagai komisaris 1 dan DLM sebagai komisaris 2 sedangkan direktur Utama
adalah DSL.
Strutkur kepemilikan saham adalah sebagai berikut:

Tuan MTH sebanyak 225 lembar


Tuan TLM sebanyak 175 lembar
Tuan DLM sebanyak 325 lembar
Tuan DSL sebanyak 275 lembar
Dengan nilai nominal per lembar adalah 10.000.000,-

Kegiatan utama PT UNGGULTEX di bagi dalam dua bagian yaitu:


1. Proses Produksi Pertenunan (Knitting)
Yaitu proses produksi yang merubah benang menjadi kain grey (kain mentah) dengan
berbagai ukuran yaitu 60’S, 30’S dan20”S Kapasitas mesin pertenunan (knitting) untuk 1
buah mesin menghasilkan kurang lebih 50 kg kain GREY dalam waktu 8 jam tanpa berhenti,
mesin yang dimiliki perusahaan 20 unit.
Catatan: makin besar ukuran benang makin berat kain yang dihasilkan. Dalam proses
produksi alat ukur yang digunakan adalah kilogram (kg) untuk benang maupun kain (1
kilogram benang menghasilkan kurang lebih 0,95 kilogram kain grey netto). Selesai di
produksi di bagian Knitting, hasil produksi kain (kain grey) diserahkan ke gudang kain grey
untuk disimpan sesuai dengan ukuran kain grey tersebut yaitu 60”s, 30”s atau 20”s dan hanya
ada satu jenis kain yang dihasilkan yaitu polyster. Selain itu juga dicatat ke dalam kartu
barang dan kartu gudang. Setelah itu kain grey dapat dijual atau diporses lebih lanjut menjadi
kain jadi.
Bahan baku utama adalah benang polyester. Hasil produksi diukur dengan satuan berat
kilogram (kg) dalam bentuk gulungan yang disebut pis. 1 Pis beratnya antara 45 sampai 50
kilogram). Kain grey yang dihasilkan dapat dijual ke Industri Pencelupan lain atau di proses
lebih lanjut ke departemen berikutnya yaitu pencelupan (coloring)
2. Proses Pencelupan atau pewarnaan (Coloring)
Diawali dari kain grey yang sudah ada di gudang kain grey kemudian di buat menjadi
lembaran kain kemudian di celup sesuai dengan warna yang diinginkan pelanggan
(berdasarkan pesanan) atau berdasarkan contoh warna yang ada pada catalog perusahaan.
Departemen pewarnaan dan pencelupan mempunyai laboratorium uji warna untuk
memastikan formulasi yang digunakan dalam pewarnaan tersebut sesuai dengan yang
dikehendaki pelanggan atau berdasarkan catalog.
Mesin celup yang dimiliki oleh perusahaan ada sebanyak 10 unit dengan kapasitas 1 mesin
celup adalah 50 kilogram. Waktu pengerjaan 1 kali pencelupan sekitar 4 sampai 5 jam
tergantung kepekatan warna.
3. Departemen finishing yaitu melakukan pengeringan terhadap kain jadi yang telah di celup
setelah pengeringan di steam setelah itu di gulung dalam gulungan kain jadi (pis) diberi
plastic pelindung dan diberi label serta diberi identitas lain (nomor Lot, Berat bersih, kode
warna dll) yang diperlukan setelah itu diserahkan ke gudang kain jadi untuk disimpan dan
dikirim ke pelanggan sesuai dengan surat jalan dari bagian penjualan. Mesin gulung yang
dimiliki perusahaan sebanyak 5 unit dengan kapasitas 1 gulungan adalah sebanyak 50
kilogram.
4. Pembeli atau Pelanggan adalah perusahaan industri garment dan toko kain (pengecer) dengan
sistem FOB destination jangka waktu kredit 45 hari dari tanggal terima barang.

Seluruh hasil produksi baik kain grey (dapat dijual) maupun kain warna (kain jadi)
dipasarkan di dalam negeri terutama industri garment. Daerah Pemasaran Pulau Jawa dan Bali.

Penjualan kepada industri garment dilakukan berdasarkan perjanjian kerjasama dalam bentuk
kontrak untuk jangka waktu tertentu dan harga serta kondisi penjualan telah disepakati dalam
kontrak kerjasama tersebut. Pembayaran dilakukan dengan transfer ke Bank Perusahaan
berdasarkan jangka waktu yang telah disepakati syarat pengiriman FOB penerima.

1. Aktivitas Penjualan
a. Penjualan kain grey
 Tenaga Pramujual Perusahaan (salesman) mendatangi pelanggan (perusahaan
pencelupan) atau perusahaan pencelupan memesan berdasarkan order pesanan (OP) ke
Perusahaan melalui faximili atau telepon, atau media lain yang lebih modern.
 Selanjutnya oleh administrasi penjualan dibuat ke dalam formulir sales order (SO)
dengan melampirkan order pesanan dari pelanggan.
 Sales order diberikan ke Manager Penjualan untuk di approval (apakah penjualan tersebut
bisa ditindaklanjuti atau tidak dengan melihat database pelanggan) setelah di approval
dikembalikan ke administrasi penjualan untuk dibuatkan delivery order (DO) melalui
system computer sebanyak 5 lembar dengan pendistribusian sebagai berikut:
1. Asli dan copy pertama untuk pelanggan setelah di tandatangani dan di cap DO asli
dikirim kembali keperusahaan dan dicatat dalam buku expedisi dan diserahkan ke
bagian keuangan untuk dibuatkan Faktur Penjualan/Invoice (Inv).
2. Copy ke dua untuk arsip di bagian gudang grey dan dicatat ke dalam kartu barang dan
kartu gudang.
3. Copy ke tiga diserahkan ke bagian expedisi untuk dicatat ke dalam buku expedisi dan
diarsip dibagian expedisi.
4. Copy ke empat arsip di administrasi penjualan.
 Arsip DO di bagian penjualan di buat buku penjualan harian dan dilaporkan pada
akhir bulan berdasarkan kelompok / kode kain grey yaitu 60’S, 30’S dan 20’S.
 Bagian gudang menyelenggarakan pencatatan keluar masuknya kain grey di kartu
persediaan dan kartu barang. Membuat laporan bulanan mutasi kain grey.
 Bagian expedisi meyelenggarakan buku expedisi yang berisi antara lain No. DO,
nama Pelanggan, Jenis dan Jumlah kain grey yang dikirim, nama penerima dan
cap perusahaan penerima. Setelah dicatat maka DO asli diserahkan ke bagian
adminsitrasi penjualan untuk dibuatkan Faktur Penjualan/Invoice (Inv) dan
Faktur Pajak penjualan.
 Faktur Penjualan/Invoice (Inv) dibuat rangkap 4 dan didistribusikan sebagai
berikut:
1. Asli dan copy ke 1untuk bagian keuangan untuk diarsip berdasarkan tanggal
jatuh temponya dilampirkan dengan DO Asli yang sudah ditandatangani oleh
pembeli/pelanggan.
2. Copy ke 2 untuk bagian akuntansi dicatat dalam kartu piutang per debitur.
3. Copy ke arsip bagian administrasi penjualan disusun berdasarkan nomor urut
faktur penjualan/invoice (Inv) sebagai dasar untuk membuat laporan
penjualan bulanan.
Faktur pajak penjualan dibuat 1 rangkap: asli untuk pembeli dan copy ke 1 untuk
arsip dibagian akuntansi disusun berdasarkan nomor urut seri faktur pajak.

b.Penjualan kain jadi


 Diawali dengan surat pesanan dari pelanggan disertai dengan contoh potongan kain
berwarna yang diinginkan oleh pelanggan. Atau pelanggan membuat surat pesanan
dengan mencantumkan code warna yang ada pada katalog perusahaan, serta ukuran kain
dan jumlah kain yang diinginkan.
 Selanjutnya bagian administrasi penjualan membuat surat perintah uji warna (color
matching) ke bagian laboratorium disertai dengan contoh kain dari pelanggan atau code
warna yang ada di katalog perusahaan.
 Bagian laboratorium menerbitkan laporan hasil uji warna (color matching report) dalam
tiga sparasi warna sebanyak 4 exempar, 3 exemplar diserahkan ke bagian administrasi
penjualan 1 exemplar di arsip di bagian laboratorium.
 Selanjutnya bagian administrasi penjualan menyerahkan 2 exemplar ke pelanggan untuk
di approval Color Matching Report warna mana yang disepakati dari tiga sparasi warna
hasil uji laboratorium dengan cara menandatangani nya dan cap perusahaan dan 1
exemplar dikirim kembali ke perusahaan.
 Setelah itu manager penjualan melakukan negosiasi harga dengan pelanggan karena
setiap warna mempunyai harga yang berbeda. Apabila terjadi kesepakatan maka
administrasi penjualan membuat surat perjanjian kerjasama dan ditandatangani oleh
pelanggan dan manager penjualan.
 Setelah itu bagian administrasi membuat surat order produksi ke departemen pencelupan
untuk membuat kain jadi sesuai dengan sparasi warna yang telah disepakati.
 Setelah produk selesai sistem dan prosedur penjualan sama dengan sistem dan prosedur
penjualan kain grey.

Pengiriman barang ke pelanggan dilakukan oleh armada yang dimiliki oleh


perusahaan untuk wilayah kerja Jawa barat dan DKI untuk diluar Jawa Barat dan DKI,
melalui jasa angkutan pihak ke tiga (cargo) yang datang ke perusahaan setiap hari senin, rabu
dan jumat. Untuk dikirim ke pelanggan garment berdasarkan kesepakatan tanggal yang
ditandatangani pada surat pesanan dengan syarat FOT destination. Setelah itu Deliveri Order
(DO) asli kembali keperusahaan setelah di cap dan ditandatangani oleh industri garment
untuk dibuatkan Faktur panjualan dan Faktur pajak selanjutnya diserahkan ke bagian
keuangan untuk diarsip sampai jatuh tempo.
Apabila ada retur penjualan maka dipelajari terlebih dahulu retur tersebut
penyebabnya apa, ada tiga hal yang dapat diakui retur oleh perusahaan:
 Retur karena kesalahan pengiriman, atau
 Retur disebabkan karena tidak sesuai dengan warna yang telah disepakati maka dapat
diterima apabila barang tersebut 3 (tiga) hari setelah barang diterima oleh industri
garment.
 Retur disebabkan kemasan rusak dalam perjalanan atau penanganan yang tidak benar
sesuai instruksi dalam master box dalam perjalanan.

2. Aktivitas produksi
Untuk memulai produksi PPIC membuat lot record yang berfungsi sebagai turn
around document dengan memasukkan angka sebanyak 6 digit dilengkapi dengan dokumen –
dokumen pendukung seperti permintaan bahan – bahan produksi sesuai dengan komposisi
yang telah distandarisasi serta dokumen permintaan bahan kimia untuk pencelupan. Lot
record dibuat rangkap 2 (dua) dengan pendistribusian asli berfungsi sebagai turn around
document, copy pertama diberikan kepada penanggungjawab produksi, copy kedua untuk
arsip di bagian PPIC.
Lot record ada dua jenis yaitu lot record untuk proses produksi benang ke kain grey
dan dari kain grey ke kain jadi.

Selanjutnya gudang bahan produksi menyiapkan barang – barang yang diperlukan


dengan cara penimbangan, dan setelah itu diserahkan ke penanggungjawab produksi untuk
diproses lebih lanjut. Gudang yang dimiliki perusahaan ada 4 buah yaitu (1) gudang benang,
(2) gudang bahan kimia, (3) gudang kain grey, dan (4) gudang kain jadi.

Setiap proses produksi ada pengujian kualtias (quality control) oleh bagian
laboratorium yang independen dari awal proses sampai akhir proses produksi. Dengan
memberikan hasil uji laboratorium dalam bentuk stiker warna sebagai berikut: hijau telah
lolos uji dan dapat diteruskan proses produksinya, kuning dalam proses pengujian dan belum
dapat diteruskan proses produksinya, sedangkan merah ditolak yaitu tidak memenuhi standar
yang ditetapkan perusahaan, dan tidak dapat diteruskan proses produksinya.

Kegiatan produksi di awali dengan Manager Pabrik dibantu oleh bagian PPIC dan
Laboratorium membuat scedule rencana produksi harian baik untuk kain grey maupun
pencelupan sesuai dengan mesin yang dimiliki sebagai berikut:
Mesin Knitting 10 unit dengan pembagian:
3 unit untuk memproduksi kain grey ukuran 60’S
2 unit untuk memproduksi kain grey ukuran 30’S
5 unit untuk memproduksi kain grey ukuran 20’S
Catatan;
Permintaan kain grey ukuran 20’S lebih banyak dibandingkan dengan yang lain karena
tekstur kainnya lebih halus dan rapat.
Sedangkan untuk mesin celup sesuai dengan banyaknya pesanan yang diterima dari bagaian
penjualan.
Selanjutnya Contoh warna (color Maching Report Approval) yang telah disetujui oleh
pelanggan maka bagian administrasi penjualan membuat surat order produksi ke manager
Pabrik dan PPIC untuk dibuatkan kain jadi sesuai dengan sparasi warna yang disetujui.
Bagian laboratorium akan menerbitkan formulasi untuk contoh warna yang disetujui ke
bagian PPIC untuk dihitung berapa kebutuhan bahan kimia, bahan pembantu dan lain lain.

Kegiatan produksi dikelompokkan ke dalam tiga departemen yaitu departemen


pertenunan (knitting) dan departemen pencelupan (pewarnaan/coloring) serta departemen
packaging (kemasan sekunder) selanjutnya diserahkan ke gudang kain jadi untuk disimpan
sebelum didistribusikan. Dengan uraian sebagai berikut:
Kegiatan produksi di bagi dalam 3 departemen yaitu:
1) Departemen produksi (knitting) memproses benang poliester berbagai ukuran
menjadi kain grey berdasarkan kapasitas mesin yang dimiliki perusahaan. Proses kain grey
dibuat berdasarkan schedule yang dibuat oleh PPIC dan diserahkan ke bagian produksi untuk
di buat sesuai dengan schedule produksi harian, tanpa ada pesanan dari pembeli. Hasil kain
grey yang dihasilkan dapat dijual atau digunakan oleh departemen berikutnya. Tahapannya
adalah sebagai berikut: Benang dipintal dengan menggunakan mesin winding sesuai dengan
ukuran sehingga dihasilkan kain grey, kemudian di twisting akhirnya di finishing sehingga
dihasilkan kain grey yang siap dipakai
2) Untuk Penjualan kain grey sesuai dengan prosedur standar perusahaan. Untuk
diproses lebih lanjut harus ada surat permintaan kain grey dari departemen pencelupan.
3) Departemen pencelupan diawali dari color matching dari pembeli yang sudah di
setujui dan surat perintah produksi dari bagian penjualan untuk dibuat sesuai dengan warna
dan standar produksi perusahaan. Selama proses produksi dilakukan uji kualitas oleh bagian
Quality Control untuk mengetahui standar qualitas produksi. Sebelum proses produksi
dimulai dibuat surat permintaan kain grey sesuai dengan ukuran dan bahan kimia untuk
pewarnaan kain dan bahan pembantu lainnya. Selanjutnya diproses sehingga menghasilkan
kain jadi dan diserahkan ke bagian pengemasan sekunder (packaging) untuk dikemas.
4) Departemen packaging melakukan pengemasan atas hasil yang diterima dari bagian
produksi kain jadi dan diberi label, kode produksi dan nomor pesanan. Selanjutnya
diserahkan ke gudang kain jadi untuk disimpan dengan membuat surat penyerahan kain jadi
ke gudang kain jadi. Dan Gudang kain jadi memberikan surat tanda terima kain jadi.
Setelah selesai proses produksi diserahkan ke gudang kain jadi dengan menggunakan surat
pengatar PKJ (Penyerahan Kain Jadi) ke gudang kain jadi. Setelah itu dibuatkan surat jalan
untuk diserahkan kepada pembeli melalui jasa expedisi pihak ketiga yang datang ke
perusahaan untuk mengambil barang dan dikirm ke pembeli berdasarkan surat jalan dan
dicatat ke dalam buku expedisi.
5) Semua dokumen disimpan dalam Lot record yang diterbitkan oleh PPIC dari awal
produksi kain jadi yaitu dari permintaan kain grey dan bahan kimia sampai ke gudang kain
jadi, berfungsi sebagai traveling document (kanban system).

3. Aktivitas Pembelian bahan baku dan keperluan produksi


Pembelian bahan baku utama benang polyester dari perusahaan Lokal. Bahan
pembantu kimia dan lain lain juga dari perusahaan lokal dengan syarat pembayaran 45 hari
FOB destination.
 Pembelian diawali dengan kebutuhan bahan baku benang maupun bahan kimia
berdasarkan EOQ (economic order quantity) dari bagian gudang dan diserahkan ke
bagian PPIC.
 Selanjutnya PPIC menerbitkan Permintaan bahan baku (Benang atau bahan kimia) ke
bagian pembelian dengan di setujui oleh manager pabrik.
 Bagian Pembelian melakukan surat permintaan penawaran harga dari pemasok (supplier)
dengan spesifikasi sesuai standar perusahaan. Setelah itu pemasok memberikan jawaban
dalam bentuk surat penawaran harga.
 Berdasarkan surat penawaran harga dari pemasok maka bagian pembelian dan manager
keuangan memilih pemasok mana yang memenuhi syarat dengan menerbitkan Surat
Pesana (SP) di buat oleh bagian pembelian di setujui oleh Manager Keuangan.
 Berdasarkan SP, pemasok mengirim barang ke perusahaan dengan disertai dokumen
Deliveri Order (DO pemasok) diterima oleh bagian penerimaan barang (Penbar)
selanjutnya dibuat Tanda terima barang sementara untuk diserahkan ke bagian
laboratorium untuk di uji kualitas. DO dari pemasok di tanda tangani dan dicap
perusahaan dan dikembalikan ke pemasok.
 Bagian laboratorium akan menerbitkan hasil uji pembelian barang dengan merekatkan
stiker hijau (untuk accept), stiker merah (untuk riject) dan stiker kuning (untuk menunggu
hasil uji).
 Apabila telah ditempel stiker hijau maka bagian penbar membuat Laporan Penerimaan
Barang (LPB) sebanyak 4 lembar dengan pendistribusian 1. Asli untuk bagian keuangan,
2 Copy pertama untuk bagian pembelian, 3 Copy ke dua untuk bagian akuntansi, 4 copy
ke tiga untuk arsip di gudang.

Aktivitas bagian akuntansi biaya (cost accounting)


Mencatat seluruh aktivitas yang berkaitan produksi diawali dengan turunnya lot
record dari PPIC dihitung berapa penggunaan bahan produksi dengan menggunakan metode
FIFO. Penghitungan pembebanan tenaga kerja langsung dan pembebanan factory overhead
terhadap produk tersebut berdasarkan harga pokok standar. Membuat laporan barang dalam
proses dan barang selesai dalam satu periode tertentu (bulanan).
Sistem akuntansi biaya di bagi dalam dua sistem yaitu:
1) untuk pembuatan kain grey menggunakan proses cost system dengan harga pokok
standar.
2) Untuk pembuatan kain jadi menggunakan job order cost system.

4. Aktivitas penggajian dan pengupahan


Jam kerja normal perusahaan adalah pukul 08.00 s.d 16.00 dengan istirahat 1 jam dari
jam 12.00 s.d jam 13.00. Kecuali hari jumat istirahat dari jam 11.30 s.d jam 13.00 dan pulang
pukul 16.30. Hari sabtu Libur.
Perhitungan upah dibuat mingguan dan dibagian setiap hari jumat berdasarkan data
yang diperoleh dari masing masing departemen.
Semua karyawan adalah pegawai tetap dengan upah sesuai dengan UMR.

5. Aktivitas Penagihan Piutang Usaha


 Berdasarkan Delivery Order yang sudah valid (ditandatangani oleh Pelanggan dan cap
perusahaan) yang diterima dari bagian expedisi bagian administrasi penjualan
menerbitkan Faktur Penjualan dan Faktur Pajak setelah itu diserahkan ke bagian
keuangan untuk dilakukan penagihan pada saat jatuh tempo.
 Invoice di kirim ke pelanggan sebelum jatuh tempo berdasarkan surat pengantar invoice.
 Selanjutnya Pelanggan akan mengembalikan surat pengantar invoice dengan
mencantumkan tanggal pembayaran.
 Pelanggan membayar langsung transfer ke bank account perusahaan, setiap hari bagian
keuangan mencetak (print out) rekening koran berdasarkan USB yang dimilikinya.
 Bagian Keuangan membuat laporan penerimaan piutang harian dan bulanan ke pimpinan
dan bagian akuntansi
 Bagian akuntansi akan menjurnal ke dalam buku besar dan kedalam kartu piutang
pelanggan.
 Bagian akuntansi akan membuat laporan mutasi piutang usaha.

6. Aktivitas Pembayaran Hutang Usaha


Diawali dengan adanya dokumen atas pembelian dan dokumen lain (pengeluaran
operasional) dalam hal ini pembayaran hutang ditekankan kepada pembayaran atas utang
usaha atas pembelian bahan bahan produksi. Diawali dengan adanya dokumen external
berupa Invoice dari Supplier yang dilengkapi dengan:
 Delivery order (valid)
 Receiving report (valid)
 Purchase order (valid)
 Reporting Quality Control (valid)
 Dan lain lain dokumen yang diperlukan
Pada saat jatuh tempo bagian keuangan membuat vocher pembayaran yang diajukan kepada
Manager keuangan untuk di setujui dengan menentukan jenis pembayaran: tunai untuk transaksi di
bawah Rp 10.000.000,- dan bilyet giro atau transfer untuk transaksi di atas Rp 10.000.000,- .
Setelah disetujui dan ditentukan jenis pembayaran maka bagian keuangan membuat bukti keluar kas
untuk pembayaran tunai, pembuatan bilyet giro untuk pembayaran yang menggunakan giro bilyet dan
diajukan kepada manager keuangan untuk ditandatangani dan dibuat surat untuk di kirim ke supplier.
Untuk transfer dibuat bukti transfer bank (formulir dari bank perusahaan) ditandatangani dan
diserahkan ke bank untuk dilaksanakan proses transfer dan divalidasi bukti transfer setelah itu seluruh
dokumen baik untuk pembayaran tunai, bilyet giro dan bukti transfer (valid) diserahkan ke bagian
akuntansi.

7. Aktivitas Pelaporan
Aktivitas pelaporan dibuat oleh seluruh bagian perusahaan yang terlibat sesuai
dengan bidangnya masing masing.
 Untuk bagian penjualan membuat laporan bulanan penjualan ( Sales Monthly Report).
 Untuk bagian pembelian membuat laporan bulanan pembelian (Purchases Monthly
Report).
 Bagian produksi Gray membuat laporan keluar masuknya bahan baku benang dan hasil
produksi kain gray.
 Bagian gudang membuat laporan yang berkaitan dengan keluar masuknya benang, kain
gray, kain jadi dan bahan kimia.
 Bagian produksi membuat laporan hasil produksi kain gray dan kain jadi
 Bagian akuntansi biaya membuat laporan harga pokok produksi kain gray dan kain jadi.
 Bagian keuangan membuat laporan keluar masuk kas besar, kas kecil dan girom serta
buku bank
 Bagian akuntansi membuat laporan keuangan bulanan dengan merangkum semua ledger
dari seluruh kegiatan pada perusahaan.

8. Aktivitas Akuntansi umum dan Perpajakan


Menyelenggarakan buku sebagai berikut:
1) Buku Kas Besar dan Kecil
2) Buku Bank
3) Buku Besar Piutang dan kartu Piutang Dagang
4) Buku Penjualan
5) Buku Besar Hutang dan Kartu Hutang Dagang
6) Buku Pembelian
7) Laporan PPN Masa bulanan
8) Laporan PPh pasal 21 karyawan dan PPh pasal 25 Badan
9) Membuat laporan keuangan secara berkala
10) Kode Rekening
11) Dan lain – lain.
1.2 Struktur Organisasi

Anda mungkin juga menyukai