Anda di halaman 1dari 105

LAPORAN TUGAS AKHIR

EFEKTIVITAS PENERAPAN TEKNIK PERNAPASAN PURSED


LIP BREATHING PADA KLIEN ASMA BRONCHIALE YANG
MENGALAMI KETIDAKEFEKTIFAN JALAN NAFAS DI
WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS TANJUNG AGUNG
TAHUN 2021

RADRA MAHESWARI KHARISMAWITA

NIM : PO.71.20.2.18.067

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG

PRODI KEPERAWATAN BATURAJA

TAHUN 2021
LAPORAN TUGAS AKHIR

EFEKTIVITAS PENERAPAN TEKNIK PERNAPASAN PURSED


LIP BREATHING PADA KLIEN ASMA BRONCHIALE YANG
MENGALAMI KETIDAKEFEKTIFAN JALAN NAFAS DI
WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS TANJUNG AGUNG
TAHUN 2021

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Memperoleh Gelar Ahli Madya Keperawatan

RADRA MAHESWARI KHARISMAWITA

NIM : PO.71.20.2.18.067

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG

PRODI KEPERAWATAN BATURAJA

TAHUN 2021

v
Poltekkes Kemenkes Palembang
vi
Poltekkes Kemenkes Palembang
vii
Poltekkes Kemenkes Palembang
viii
Poltekkes Kemenkes Palembang
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

‘’Sesungguhnya bersama kesukaran itu ada kemudahan. Karena itu bila kau telah
selesai ( mengerjakan yang lain ) dan kepada Tuhan, berharaplah”(QS. Al Insyirah : 6-8)

PERSEMBAHAN

Laporan Tugas Akhir ini saya persembahkan untuk Kedua Orang tua
saya yang sangat saya sayangi dan cintai, Ayah Abdul Moerad Nasution (ALM)
dan Ibu Susnila Mirawati yang telah memberikan dukungan yang sangat besar
dan doa yang luar biasa. Untuk adik yang saya sayangi Jihan Humaira , Untuk
Sahabat-sahabatku yang sudah banyak menyemangati dan mendengarkan keluh
kesah selama menyusun laporan tugas akhir ini. Untuk teman-temanku
seperjuangan angkatan XVII tanpa terkecuali, terimakasih kalian adalah tempat
saling berbagi dan terimakasih kepada pihak-pihak yang terkait dalam
pembuatan Laporan Tugas Akhir ini sampai dengan selesai.

ix
Poltekkes Kemenkes Palembang
Efektivitas Penerapan Teknik Pernafasan Pursed Lip Breathing pada klien Asma
Bronchiale yang mengalami ketidakefektifan jalan nafas di Wilayah Kerja UPTD
Puskesmas Tanjung Agung Tahun 2021

Radra Maheswari Kharismawita


Program Studi D3 Keperawatan Poltekkes Kemenkes Palembang
Jl. Sukabangun 1 Palembang
Email: radramaheswari@student.poltekkespalembang.ac.id

ABSTRAK

Asma adalah penyakit inflamasi (peradangan) kronik saluran nafas yang ditandai
adanya mengi, batuk, dan rasa sesak didada yang berulang dan timbul terutama
pada malam atau menjelang pagi akibat penyumbatan saluran pernapasan.
Penyakit ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat hampir semua Negara
di dunia, diderita oleh anak-anak sampai dewasa dengan derajat penyakit dari
ringan sampai berat bahkan beberapa kasus dapat menyebabkan
mematikan(Kemenkes, 2019). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektivitas
penerapan teknik pernafasan pursed lip breathing terhadap klien asma bronchial
untuk mengatasi ketidakefektifan jalan nafas. Metode yang digunakan pada
Penelitian ini adalah penelitian studi kasus yang menggambarkan penelitian
tentang efektivitas penerapan Teknik pernapasan Pursed Lip Breathing terhadap
ketidakefektifan jalan napas pada penderita Asma Bronchiale. Didapatkan hasil
penelitian bahwa penatalaksanaan untuk mengatasi ketidakefektifan jalan napas
pada klien Asma Bronchiale bisa dilakukan dengan Teknik pernapasan Pursed
Lip Breathing yang rutin, karena Teknik pernapasan Pursed Lip Breathing bisa
mengatasi ketidakefektifan jalan napas. Setelah penulis melaksanakan penerapan
Teknik Pernapasan Pursed Lip Breathing di UPTD Puskesmas Tanjung Agung
selama 3 x kunjungan, maka penulis menyimpulkan bahwa ternyata Teknik
Pernapasan Pursed Lip Breathing efektif untuk mengatasi ketidakefektifan jalan
napas pada klien Asma Bronchiale. Peneliti selanjutnya disarankan dapat
menambah jumlah responden sehingga dapat mengatasi ketidakefektifan jalan
napas lebih banyak dari penelitian ini.
.

Kata kunci : Teknik Pernapasan Pursed Lip Breathing, Asma Bronchiale

x
Poltekkes Kemenkes Palembang
The Effectiveness of the Application of Pursed Lip Breathing Techniques to
Asthma Bronchiale clients who experience ineffective airways in the Work Area
of the UPTD Puskesmas Tanjung Agung in 2021

Radra Maheswari Kharismawita


D3 Nursing Study Program, Poltekkes Kemenkes Palembang
Jl. Sukabangun 1 Palembang
Email: radramaheswari@student.poltekkespalembang.ac.id

ABSTRACT

Asthma is a chronic inflammatory disease (inflammation) of the airways


characterized by repeated wheezing, coughing, and chest tightness and occurs
especially at night or early morning due to obstruction of the respiratory tract.
This disease is still a public health problem in almost all countries in the world,
affects children to adults with a degree of disease from mild to severe and even
some cases can cause death (Ministry of Health, 2019). The Purpose of this
research application of breathing techniques for clients with bronchial asthma to
overcome ineffective airways. Method used on This research is a case study
research which describes the research on the effectiveness of the application of the
Pursed Lip Breathing technique on the ineffectiveness of the airway in patients
with bronchial asthma.The results showed that management to overcome the
ineffectiveness of the airway for Asthma Bronchiale clients can be done with
routine Pursed Lip Breathing techniques, because the Pursed Lip Breathing
technique can overcome the ineffective airway. After the authors implemented the
application of the Pursed Lip Breathing Technique at the Tanjung Agung Public
Health Center UPTD for 3 visits, the authors concluded that the Pursed Lip
Breathing Technique was effective in overcoming the ineffectiveness of the
airway for Asthma Bronchiale clients. Further researchers are advised to get the
number of respondents so that they can overcome the ineffectiveness of the
airway more than this research.

Key words : Pursed Lip Breathing Technique, Asthma Bronchiale

xi
Poltekkes Kemenkes Palembang
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah Subhanahu Wa


Ta’ala , karena Berkat , Rahmat dan Hidayah-Nya penulis dapat
menyelesaikan Laporan Tugas Akhir yang berjudul “ Efektivitas
Penerapan Teknik Pernafasan Pursed Lip Breathing pada klien Asma
Bronchiale yang mengalami ketidakefektifan jalan nafas di Wilayah Kerja
UPTD Puskesmas Tanjung Agung Tahun 2021“ . Penulisan Laporan
Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk
mencapai gelar Ahli Madya Keperawatan di Program Studi DIII
Keperawatan Baturaja Politeknik Kesehatan Palembang.
Penulis menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak pada penyusunan Laporan Tugas Akhir ini, sangatlah sulit
bagi saya menyelesaikan laporan ini. Oleh karena itu, Penulis
mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat :

1.Bapak Muhammad Taswin, S.Si, Apt, MM, M.Kes selaku Direktur


Politeknik Kesehatan Palembang.
2.Ibu Devi Merdianti, S.Pd, S.Kep, M.Kes selaku Ketua Jurusan
Keperawatan Politeknik Kesehatan Palembang.
3.Bapak Gunardi Pome, S.Ag,SKM, S.Kep,M.Kes selaku Ketua Program
Studi DIII Keperawatan Baturaja
4.Bapak Marwan Baits, SKM.MKM selaku pembimbing Akademik
5.Bapak Saprianto,SKM.M.Kes selaku pembimbing utama dalam
Penyusunan Laporan Tugas Akhir
6.Bapak H. Umar Hasan Martadinata, SKM, M.Kes selaku pembimbing
kedua dalam Penyusunan Laporan Tugas Ahir
7.Dosen dan Staf Pengajar Prodi DIII Keperawatan Baturaja
8.Bapak Efsi Sastra, SKM selaku Kepala UPTD Puskesmas Tanjung
Agung Kecamatan Baturaja Timur Kabupaten Ogan Komering Ulu
9.Kedua orang tua dan keluarga saya yang telah memberikan bantuan
dukungan Material dan moral.
10.Teman-teman seperjuangan angkatan XVII dan almamater tercinta.

Semoga bantuan serta budi baik yang telah diberikan kepada


penulis, mendapat balasan dari Allah SWT. Besar harapan penulis agar
Karya Tulis Ilmiah dapat bermanfaat.

Baturaja, April 2021

Penulis

xii
Poltekkes Kemenkes Palembang
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DEPAN........................................................................i


HALAMAN SAMPUL BELAKANG ..............................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................iii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS...............................................v
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN................................................vi
ABSTRAK.........................................................................................................vii
ABSTRACT.........................................................................................................viii
KATA PENGANTAR........................................................................................ix
DAFTAR ISI......................................................................................................x
DAFTAR TABEL..............................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................xiv

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.........................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................4
C. Tujuan Penelitian....................................................................................4
1. Tujuan Umum...................................................................................4
2. Tujuan Khusus..................................................................................4
D. Manfaat Penelitian..................................................................................5
1. Metodologi.......................................................................................5
2. Keilmuan .........................................................................................5
3. Aplikatif ...........................................................................................6
a. Bagi Penulis................................................................................6
b. Bagi Klien, Keluarga dan Masyarakat.......................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Penyakit ....................................................................................7
1. Pengertian Asma...............................................................................8
2. Anatomi Fisiologi Sistem Pernafasan..............................................9
a. Anatomi Sistem Pernafasan........................................................9
b. Fisiologi Sistem Pernafasan.......................................................11
3. Klasifikasi Asma..............................................................................13
4. Etiologi Asma...................................................................................14
5. Patofisiologi......................................................................................15
6. Pathway............................................................................................16
7. Manifestasi Klinis.............................................................................17
8. Pemeriksaan Penunjang....................................................................19
9. Penatalaksanaan................................................................................12
B. Konsep Teknik Penerapan Pursed Lip Breathing...................................21
1. Definisi.............................................................................................21
2. Tujuan...............................................................................................22
3. Teknik Pursed Lip Breathing...........................................................22

xiii
Poltekkes Kemenkes Palembang
4. Tahap Persiapan...............................................................................23
5. Tahap Pelaksanaan ..........................................................................23
BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancangan Studi Kasus..........................................................................25
B. Kerangka Konsep...................................................................................25
C. Subyek Studi Kasus................................................................................26
D. Tempat dan Waktu.................................................................................26
E. Metode dan Instrumen Pengumpulan Data............................................26
F. Etika Studi Kasus...................................................................................28
BAB IV HASIL STUDY KASUS
Hasil Studi Kasus...........................................................................................29
A. Pengkajian..............................................................................................29
B. Analisa Data...........................................................................................35
C. Diagnosa Keperawatan...........................................................................36
D. Rencana Intervensi Keperawatan...........................................................37
E. Implementasi Keperawatan....................................................................39
F. Evaluasi..................................................................................................44

BAB V PEMBAHASAN
Pembahasan Studi Kasus
A. Pengkajian..............................................................................................55
B. Diagnosa Keperawatan...........................................................................57
C. Intervensi Keperawatan..........................................................................58
D. Implementasi Keperawatan....................................................................58
E. Evaluasi Keperawatan............................................................................58

BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................................60
B. Saran.......................................................................................................61

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BIODATA

xiv
Poltekkes Kemenkes Palembang
DAFTAR TABEL
Tabel 7. Manifestasi Klinis................................................................................17
Tabel 4.1 Analisa Data.......................................................................................35
Tabel 4.2 Diagnosa Keperawatan.......................................................................36
Tabel 4.3 Intervensi Keperawatan......................................................................37
Tabel 4.4 Implementasi Keperawatan................................................................39
Tabel 4.5 Evaluasi Hari Ke-1.............................................................................44
Tabel 4.6 Evaluasi Hari Ke-2.............................................................................46
Tabel 4.7 Evaluasi Hari Ke-3.............................................................................48
Tabel Evaluasi Hasil, Kasus 1............................................................................51
Tabel Kriteria Hail, Kasus 1...............................................................................51
Tabel Evaluasi Hasil, Kasus 2............................................................................53
Tabel KrIteria Hasil, Kasus 2.............................................................................53

xv
Poltekkes Kemenkes Palembang
DAFTAR GAMBAR

Gambar 6. Pathway............................................................................................16

xvi
Poltekkes Kemenkes Palembang
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Konsultasi pembimbing 1


Lampiran 2 Lembar Konsultasi pembimbing 2
Lampiran 3 Lembar Kegiatan
Lampiran 4 Surat Izin Studi Kasus
Lampiran 5 Lembar Informed Consent
Lampiran 6 Lembar Instrumen Studi Kasus
Lampiran 7 Data Instrumen Studi Kasus
Lampiran 8 Foto Kegiatan Penelitian

xvii
Poltekkes Kemenkes Palembang
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Organisasi kesehatan dunia World Health Organization (WHO)

tahun 2016 sekitar 235 juta dengan angka kematian lebih dari 80% di

Negara – Negara berkembang. Data prevalensi asma di Amerika Serikat

berdasarkan umur sebesar 7,4% pada dewasa dan 8,6% pada anak-anak,

berdasarkan jenis kelamin 6,3% laki-laki dan 9,0% perempuan, dan

berdasarkan ras sebesar 7,6% ras kulit putih dan 9,9% ras kulit hitam

(NCHS, 2016).

Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2013 mendapatkan

angka prevalensi penyakit asma pada setiap umur di Indonesia adalah

4,5% dengan prevalensi tertinggi di Sulawesi Tengah (7,8%). Sementara

itu, angka kejadian asma di Sumatera Barat sebesar 2,7% . Kejadian asma

terbanyak pada kelompok umur 25-34 tahun, dan mulai menurun pada

kelompok umur >45 tahun..

Menurut Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2016

mendapatkan angka prevalensi di Provinsi Sumatera Selatan terdapat

224.657 jiwa 1.580.517 jiwa penduduk. Pada tahun 2010 di Sumatera

Selatan prevalensi penyakit asma bronkial menurun sekitar 0,46% dari

tahun 2010 sebanyak 2,04% dari 7.450.394 jiwa menjadi 2,5% pada tahun

2016 dengan jumlah jiwa 7.701.528 (Riskesdas, 2016). Di kota Palembang

1
Poltekkes Kemenkes Palembang
2

prevalensi penyakit asma bronkial terus meningkat. Pada tahun 2007

sebesar 0,2% dari 1.468.007 jiwa (Risdeskas, 2007), sedangkan pada tahun

2016 sebanyak 1,27% dari 1.535.900 jiwa (Dinkes,2016). Berdasarkan

laporan PTM puskesmas se-kabupaten OKU Januari – Desember tahun

2015 penyakit asma termasuk urutan kelima di Kabupaten OKU yakni

sebanyak 257 kasus (Dinkes OKU, 2016).

Asma adalah salah satu penyakit tidak menular utama. Asma

termasuk penyakit kronis dimana kondisi saluran udara paru-paru

meradang dan juga menyempit. Asma merupakan penyakit umum

dikalangan anak-anak. Menurut perkiraan World Health Organization

(WHO) terbaru yang dirilis pada Desember 2016, terdapat 383.000

kematian akibat asma pad 2015 (The Global Asthma Report, 2018).

Asma adalah kondisi ketika jalan udara kecil di paru-paru

(Bronkiolus) menyempit sampai ketingkat pernapasan yang biasa menjadi

sulit. Konstriksi atau penyempitan ini berhenti ketika diberikan

pengobatan dan jalan udara kembali ke ukuran semula ketika serangan

asma selesai. Bunyi udara yang menyelinap melalui pembuluh pembuluh

sempit itulah yang menyebabkan suara nafas berciut-ciut yang umum

dihubungkan dengan penderita asma (Dr.Robert dan Jan Hurst, 2010).

Dampak Asma adalah Ketidakmampuan memberikan sekresi

(mukus, darah, sputum kental, dan sebagainya) atau obstruksi (baik

obstruksi parsial ataupun obstruksi total) dan saluran napas untuk

mempertahankan bersihan jalan napas (Hether & Shigemi, 2015)

Poltekkes Kemenkes Palembang


3

Sachdeva, Shaphe, dan Mahajan (2013) latihan pernafasan

dengan teknik pursed lip breathing, hasil penelitian yang dilakukan

tentang keefektifitas Pursed Lip Breathing dapat meningkatkan asupan

oksigen ke paru-paru dan jaringan tubuh. Teknik Pursed Pursed Lip

Breathing belum pernah dilakukan di Puskesmas tanjung agung, dalam

menangani pola napas tidak efektif pada penderita asma bronhciale

terutama pada anak-anak yang bisa dilakukan tanpa butuh biaya tambahan

dan obat-obatan serta dapat dilakukan dalam keadaan sesak atau

tidak,guna menjaga asupan oksigen diparu-paru.

Berdasarkan uraian diatas, Maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian tentang penerapan Teknik Pernapasan Pursed Lip Breathing

untuk Mengatasi Ketidakefektifan jalan nafas pada Penderita Asma

Bronchiale di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Tanjung Agung

Kecamatan Baturaja Barat Kabupaten Ogan Komering Ulu tahun 2021.

Poltekkes Kemenkes Palembang


4

B. Rumusan Masalah

Belum diketahuinya efektivitas penerapan Teknik

Pernapasan Pursed Lip Breathing dapat Mengatasi Ketidakefektifan

jalan nafas Pada Penderita Asma Bronchiale di Wilayah Kerja

UPTD Puskesmas Tanjung Agung Tahun 2021.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui efektivifas penerapan teknik pernapasan

pursed lip breathing untuk mengatasi ketidak efektifan jalan nafas

pada penderita asma bronchiale di wilayah kerja UPTD puskesmas

tanjung Agung Tahun 2021.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui gambaran sebelum dilakukan

penerapan teknik pernapasan pursed lip Breathing pada

penderita asma bronchiale yang mengalami

ketidakefektifan jalan nafas di wilayah kerja UPTD

Puskesmas Tanjung Agung Tahun 2021.

b. Untuk mengetahui gambaran sesudah dilakukan

penerapan teknik pernapasan pursed lip Breathing pada

penderita asma bronchiale yang mengalami

Poltekkes Kemenkes Palembang


5

ketidakefektifan jalan nafas di wilayah kerja UPTD

Puskesmas Tanjung Agung Tahun 2021.

c. Untuk mengetahui manfaat penerapan teknik pernapasan

pursed lip Breathing pada penderita asma bronchiale

yang mengalami ketidakefektifan jalan nafas di wilayah

kerja UPTD Puskesmas Tanjung Agung Tahun 2021.

d. Untuk mengetahui Efektivitas penerapan teknik

pernapasan pursed lip Breathing pada penderita asma

bronchiale yang mengalami ketidakefektifan jalan nafas

di wilayah kerja UPTD Puskesmas Tanjung Agung

Tahun 2021.

D. Manfaat Penelitian

1. Metodologi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat

mengembangkan ilmu keperawatan dalam meningkatkan

mutu dan menambah wawasan, masukan dan referensi

belajar mengajar dalam asuhan keperawatan penerapan

teknik pernapasan pursed lip breathing pada klien asma

bronchiale untuk mengatasi ketidakefektifan jalan nafas.

Poltekkes Kemenkes Palembang


6

2. Keilmuan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat

mengembangkan ilmu pengetahuan tentang keperawatan dan

meningkatkan mutu dan menjadi bahan informasi penerapan

teknik pernapasan pursed lip breathing pada klien asma

bronchiale untuk mengatasi ketidakefektifan jalan nafas.

3. Aplikatif

a. Bagi Penulis

Mempersiapkan mahasiswa dalam meningkatkan

kemampuannya dalam memberikan penerapan teknik

pernapasan pursed lip breathing untuk mengatasi

ketidakefektifan jalan nafas pada penderita asma bronchiale

b. Bagi klien, keluarga dan masyarakat

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi

kepada klien, keluarga dan masyarakat mengenai penerapan

teknik pursed lip breathing untuk mengatasi pola nafas tidak

efektif pada klien asma bronchiale.

Poltekkes Kemenkes Palembang


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Penyakit

Penyakit paru obstruktif menahun (PPOM) merupakan sejumlah

gangguan yang memengaruhi pergerakan udara dari dan ke luar

paru.Gangguan yang penting adalah bronchitis obstruktif, emfisema, dan

asma bronkial.

Bronkhitis Kronis

Gangguan klinis yang ditandai dengan pembentukan mukus

yang berlebihan bronkhus dan dimanifestasikan dalam bentuk

batuk krnois serta membentuk sputum selama 3 bulan dalam

setahun, minimal 2 tahun berturut turut.

Emfisema

Perubahan anatomi parenkim paru ditandai dengan pelebaran

dinding alveolus, duktus alveolar, dan destruksi dinding alveolar

Asma Bronkhial

Suatu penyakit yang ditandai dengan tanggapan reaksi yang

meningkat dari trachea dan bronchus terhadap berbagai macam

rangsangan dengan manifestasi berupa kesukaran bernafasyang

7
Poltekkes Kemenkes Palembang
8

disebabkan oleh penyempitan menyeluruh dari saluran pernafasan.

(Arif Mutaqqin, 2014)

1. Pengertian Asma

Asma adalah suatu keadaan dimana saluran nafas mengalami

penyempitan karena hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu,

yang menyebabkan peradangan, penyempitan ini bersifat berulang

namun reversible, dan diantar episode penyempitan bronkus tersebut

terdapat keadaan ventilasi yang lebih normal (Sylvia A.price, 2015).

Asma adalah kondisi ketika jalan udara kecil di paru-paru

(bronkiolus) menyempit sampai ke tingkat pernapasan yang biasa

menjadi sulit. Konstriksi atau penyempitan ini berhenti ketika

diberikan pengobatan dan jalan udara kembali ke ukuran semula

ketika serangan asma selesai. Bunyi udara yang menyelinap melalui

pembuluh pembuluh sempit itulah yang menyebabkan suara nafas

berciut-ciut yang umum dihubungkan dengan penderita asma

(Dr.Robert dan Jan Hurst, 2010).

Asma merupakan penyakit jalan nafas obstruksi intermiten,

reversible dimana trakea dan bronchi berespon dalam secara

hiperaktif terhadap stimuli tertentu (padila, 2013).

Poltekkes Kemenkes Palembang


9

2. Anatomi Fisiologi Sistem Pernapasan

a. Anatomi Sistem Pernapasan

1) Rongga Hidung

Hidung terdiri atas dua nostril yang merupakan pintu masuk

menuju rongga hidung.  Rongga hidung adalah 2 kantong sempit

yang satu sama lainnya dipisahkan oleh septum.  Dinding rongga

hidung dilapisi oleh mukosa respirasi serta sel epitel batang, 

bersilia,  dan berlapis semu. Mukosa  menyaring,  menghangatkan, 

dan melembabkan udara yang masuk melalui hidung. Vestibulum 

merupakan bagian dari rongga hidung yang berambut dan berfungsi

menyaring partikel-partikel asing berukuran besar agar tidak masuk

ke saluran pernapasan bagian bawah.

2) Faring

Faring (Tekak)  adalah Pipa berotot yang bermula dari dasar

tengkorak dan berakhir sampai persambungannya dengan esofagus

dan batas tulang rawan krikoid. Faring  terdiri atas tiga bagian yang

dinamai berdasarkan letaknya yakni nasofaring (di belakang

hidung),  faring (di belakang mulut)dan laringofaring (di belakang

laring).

Poltekkes Kemenkes Palembang


10

3) Laring

Laring (tenggorok) terletak di antara faring dan trakea. 

Laring disusun oleh 9 kartilago yang disatukan oleh ligamen dan

otot rangka pada tulang di bagian atas dan trakea di bawahnya.

Kartilago  yang terbesar adalah kartilago tiroid dan di depannya

terdapat benjolan subkutaneus yang dikenal sebagai jakun yang

terlihat nyata pada pria. Kartilago Tiroid dibangun oleh dua lempeng

besar yang bersatu di bagian anterior membentuk sebuah sudut

seperti huruf V yang disebut tonjolan laringeal. Kartilago krikoid 

adalah kartilago berbentuk cincin yang terletak di bawah kartilago

tiroid (ini adalah satu-satunya kartilago yang berbentuk lingkaran

lengkap). Kartilago  aritenoid adalah sepasang kartilago yang

menjulang dibelakang krikoid,  dan di atasnya terdapat kartilago

kuneiform dan kornikulata yang sangat kecil. Di atas  kartilago tiroid

terdapat epiglotis, yang berupa katup dan berfungsi  membantu

menutup laring saat menelan makanan.

4) Trakhea

Trakhea adalah sebuah tabung yang berdiameter 2,5 cm

dengan panjang 11 cm. Ujung  trakea bagian bawah bercabang

menjadi 2 bronkhus (bronkhi)  kanan dan kiri. Percabangan  bronkus

kanan dan kiri dikenal sebagai Karina  (carina). 

Poltekkes Kemenkes Palembang


11

5) Bronkhus

Bronkhus (cabang tenggorok)  mempunyai struktur serupa

dengan trakea.  Bronkus kiri dan kanan tidak simetris. Bronkhus 

kanan lebih pendek,  lebih lebar,  dan arahnya hampir vertikal

trakhea. Sebaliknya, bronkhus  kiri lebih panjang,  lebih sempit, dan

sudutnya pun lebih runcing. 

6) Alveoli

Alveoli umumnya dilapisi oleh sel epitel pipih sederhana.

Sel-sel  epitel pipih disebut dengan Sel Tipe 1. Makrofag  alveolar

bertugas berkeliling disekitar epitelium untuk memfagositosis

partikel atau bakteri yang masih dapat masuk ke permukaan alveoli

ini merupakan pertahanan terakhir pada sistem pernapasan. 

7) Paru-Paru

Paru merupakan organ yang elastis, berbentuk kerucut, dan

terletak dalam rongga thoraks.Kedua paru dipisahkan oleh

mediastinum sentral yang berisi jantung dan beberapa pembuluh

darah besar.Paru kanan lebih besar dari paru kiri. Selain itu, paru

juga dibagi menjadi 3 lobus, satu lobus paru kanan dan dua lobus

pada paru kiri (Arif Muttaqin, 2014)

b. Fisiologi Sistem Pernapasan

Poltekkes Kemenkes Palembang


12

 Sistem pernapasan dapat disebut dengan sistem respirasi

yang berarti bernapas kembali. Sistem ini berperan menyediakan

Oksigen (O2) yangdiambil dari atmosfer dan mengeluarkan

karbondioksida (CO2) dari sel-sel (tubuh) menuju ke udara bebas.

Proses bernapas berlangsung dalam beberapa langkah dan

berlangsung dengan dukungan sistem saraf pusat dan sistem

kardiovaskuler. Pada dasarnya sistem pernafasan terdiri atas

rangkaian saluran udara yang menghantarkan udara luar agar dapat

bersetuhan dengan membran kapiler alveoli yang memisahkan

antara sistem pernafasan dan sistem kardiovaskular.

Pernapasan (respirasi)  adalah peristiwa menghirup udara

dari luar yang mengandung oksigen ke dalam tubuh (inspirasi)

serta mengeluarkan udara yang mengandung karbondioksida sisa

oksidasi keluar tubuh (ekspirasi). Proses (respirasi) terjadi karena

adanya perbedaan tekanan antara rongga pleura dan paru. Sistem

saraf pusat memberikan dorongan ritmis dari dalam untuk bernapas

dan secara refleks merangsang otot diafragma dan otot dada yang

akan memberikan tenaga pendorong bagi gerakan udara.

Proses pergerakan gas kedalam dan keluar Paru dipengaruhi

oleh tekanan dan volume. Agar  udara dapat mengalir ke dalam

paru,  tekanan intrapleural harus menjadi negative untuk dapat

menentukan batas atas gradien tekanan antara atmosfer dan

Poltekkes Kemenkes Palembang


13

alveoli sehingga udara masuk dengan mudah ke dalam paru (Arif

Muttaqin, 2014)

3. Klasifikasi

Berdasarkan episodic serangan asma, dapat dibedakan :

a. Asma episodik serangan yang jarang

Biasanya terdapat pada anak usia 3-6 tahun, serangan

umumnya dicetuskan oleh infeksi virus pada saluran

nafas. Frekuensi serangan 3-4x/th. Lamanya serangan

beberapa hari dan langsung menjadi sembuh.

b. Asma episodik sedang

2/3 golongan ini serangan pertama timbul pada usia

sebulan sampai 3 tahun, serangan berhubungan dengan

infeksi saluran nafas akut, pada usia 5-6 tahun dapat

terjadi serangan tanpa infeksi yang jelas.

c. Asma kronik/ persisten

Serangan pertama terjadi pada usia 6 bulan (25%),

sebelum usia 3 tahun (75%), pada 2 tahun pertama (50%)

biasanya serangan episodic pada usia 5-6 tahun akan

lebih jelas terjadi obstruksi jalan nafas yang persisten dan

hampir selalu terdapat wheezing setiap hari. Pada malah

hari sering terganggu oleh batuk/ wheezing dan waktu ke

Poltekkes Kemenkes Palembang


14

waktu serangan yang berat dan sering memerlukan

perawatan rumah sakit (andra & yesi, 2017).

4. Etiologi Asma

Faktor resiko terkuat terjadinya asma adalah kombinasi

predisposisi genetik dengan paparan lingkungan terhadap zat

dan partikel yang dihirup yang dapat memicu reaksi alergi

atau mengganggu saluran nafas seperti :

1. Alergi dalam ruangan (misalnya debu rumah ditempat

tidur, karpet dan perabotan boneka, polusi, dan bulu

binatang peliharaan)

2. Allergen luar ruangan (seperti serbuk sari dan jamur)

3. Asap tembakau

4. Iritasi kimia ditempat kerja

5. Polusi udara

Pemicu lainnya bisa termasuk udara dingin, rangsangan

emosional ekstrem, seperti kemarahan atau ketakutan, dan

latihan fisik bahkan, obat tertentu dapat memicu asma,

misalnya aspirin dan obat anti-inflamasi non-stroid lainnya

(WHO, 2014).

Poltekkes Kemenkes Palembang


15

5. Patofisiologi

Patofisiologi asma terdiri dari fase awal ditandai

dengan kontriksi saluran napas bronkial dan bronkospasme

yang diikuti oedema saluran pernapasan dan produksi mucus

berlebihan bronkospasme dapat disebabkan peningkatan

pelepasan mediator inflamasi seperti histamine,

prostaglandanin dan bradikinin yang dapat memicu

bronkokonstriksi daripada inflamasi. Fase akhir terjadi

setelah beberapa jam dari munculnya onset gejala awal

bermanifestasi sebagai respon inflamasi. Mediator utama dari

inflamasi selama respon asmatik adalah sel darah merah yang

menstimulasi degradasi sel mast dan pelepasan substansi

yang menyerang sel darah putih lain pada area tersebut

(Kelly dan Sorkness, 2011)

Poltekkes Kemenkes Palembang


16

6. Pathway

faktor pencetus serangan Asma : infeksi saluran nafas,


tekanan jiwa, olahraga/kegiatan jasmani yang berat,
obat –obatan, polusi udara, lingkungan kerja.

Hiperaktivitas bronkus Edema mukosa dan dinding dada Hipersekresi mokus

Peningkatan usaha dan frekuensi pernafsan, penggunan otot bantu pernafasan

keluhan sistemis, mual, intake nutrisi Keluhan psikososial,


Ketidak efektifan jalan nafas
tidak adekuat, malaise. Kelemahan Kecemasan, ketidaktahuan
dan keletihan fisik akan prognosis

Kecemasan,
Perubahan pemenuhan nutrisii kurang
Peningkatan kerja pernafasan, ketidaktahuan/
darikebutuhan
hipoksemia secara reversibel gagguan pemenuhanADL pemenuhan informasi

Resiko tinggi ketidakefektifan pola nafas Status asmatikus


Gangguan pertukarangas

Gagal nafas Kematian

Sumber Gambar 6. : Ariff Muttaqin ,Salemba Medika, 2014

Poltekkes Kemenkes Palembang


17

7. Manifestasi Klinis

Tanda dan gejala asma bervariasi sesuai dengan derajat

bronkospasme klasifikasi keparahan eksaserbasi asma

Gejala Ringan Sedang Berat Gagal nafas yang

mungkin terjadi

Dispnea Saat Saat berbicara Pada saat Saat istirahat

beraktivitas istirahat

Bicara Dalam Dalam frasa Dalam kata- Diam

Kalimat kata

Posisi tubuh Mampu Lebih suka Tidak mampu Tidak mampu

duduk berbaring berbaring

Frekuensi Meningkat Meningkat Sering kali >30/menit

pernapasan >30/menit

Penggunaan Biasanya Umumnya ada Biasanya ada Gerakan

obat bantu tidak ada torakoabdominal

pernapasan paradoksial

Suara nafas Mengi sedang Mengi keras Mengi keras Gerakan udara

pada selama saat inspirasi sedikit tanpa

pertengahan ekspirasi dan ekspirasi mengi

sampai akhir

ekdpirasi

Frek jantung <100 100-120 >120 Bradikardi reaktif

Poltekkes Kemenkes Palembang


18

(kali/menit)

Pulsus <10 10-25 Sering >25 Sering kali tidak

paradoksus ada

(mmHg)

Status mental Mungkin Biasanya Biasanya Bingung atau

agitasi agitasi agitasi mengantuk

PEF (% yang >80 50-80 <50/respons <50

diprediksi terhadap

atau terbaik terapi

secara berlangsung

personal <2 jam

Sao2 (% >95 91-95 <91 <91

udara

ruangan)

Pao2 Normal >60 <60 <60

(mmHg ;

udara

ruangan)

Paco2 <42 <42 42 42

(mmHg)

Sumber Tabel 7. : NANDA NIC NOC JILID 1, 2015

Poltekkes Kemenkes Palembang


19

8. Pemeriksaan Penunjang

a. Pengukuran Fungsi paru (Spirometri)

b. Tes Provokasi Bronkhus

c. Pemeriksaan Kulit

d. Pemeriksaan Laboratorium

- Analisa Gas Darah (AGD/Astrup)

- Sputum

- Sel eosinophil

- Pemeriksaan darah rutin dan kimia

e. Pemeriksaan Radiologi (Arif Muttaqin, 2014)

9. Penatalaksanaan

a. Pengobatan Nonfarmakologis

1. Penyuluhan. Penyuluhan ini ditunjukan untuk

peningkatan pengetahuan klien tentang penyakit

asma sehingga klien secara sadar menghindari

faktor-faktor pencetus, menggunakan obat secara

benar, dan berkonsultasi pada tim kesehatan.

2. Menghindari faktor pencetus. Klien perlu dibantu

mengidentifikasi pencetus serangan asma yang

ada pada lingkungannya, diajarkan cara

Poltekkes Kemenkes Palembang


20

menghindari dan mengurangi faktor pencetus,

termasuk intake cairan yang cukup bagi klien

3. Fisioterapi, dapat digunakan untuk

mempermudah pengeluaran mucus. Ini dapat

dilakukan dengan postural drainase, perkusi, dan

fibrasi dada.

b. Pengobatan Farmakologi

a) Agonis beta : metaproterenol (alupent,metrapel).

Bentuknya aerosol, bekerja sangat cepat,

diberikan sebanyak 3-4x semprot, dan jarak

antara semprotan pertama dan kedua adalah 10

menit.

b) Metilxantim, dosis dewasa diberikan 125-200 mg

4 x sehari. Golongan metilxantin adalah

aminofilin dan teofilin. Obat ini diberikan bila

golongan beta agonis tidak memberikan hasil

yang memuaskan.

c) Kortikosteroid, jika agonis beta dan metilxantin

tidak memberikan respons yang baik, harus

diberikan kortikosteroid.

Poltekkes Kemenkes Palembang


21

d) Kromolin dan Iprutropium bromide (atroven).

Kromolin merupakan obat pencegah asma

khususnya untuk anak-anak. Dosis Iprutropioum

B. Konsep Teknik Penerapan Pursed Lip Breathing

1. Definisi

Salah satu bentuk terapi pernapasan yang dapat diberikan

kepada pasien asma adalah Latihan Pursed Lips Breathing (PLB).

Pursed Lips Breathing merupakan suatu teknik pernapasan, dimana

proses ekspirasi dilakukan dengan menahan udara yang dikeluarkan

melalui pengerutan bibir dengan tujuan untuk melambatkan proses

ekspirasi. Membuat bibir mengerucut seolah-olah meniup lilin,

menimbulkan perlawanan melalui saluran udara yang

memungkinkan pengosongan paru-paru secara sempurna kemudian

menggantikannya dengan udara baru dan segar. Pursed Lips

Breathing memungkinkan terjadinya pertukaran udara secara

menyeluruh di paru-paru dan memudahkan untuk bernapas,

memberikan paru-paru tekanan kecil kembali, dan menjaga saluran

udara terbuka untuk waktu yang cukup lama sehingga dapat

memeperlancar proses oksigenisasi di dalam tubuh. Oksigenisasi

yang lancar dapat menurunkan kejadian hiperventilasi dan hipoksia

pada penderita asma (Andri, 2014).

Poltekkes Kemenkes Palembang


22

Pursed Lips Breathing merupakan terapi pernapasan yang

dapat mengurangi obstruksi pernapasan pada pasien asma. Menurut

(Visser, 2011) bahwa Pursed Lips Breathing dapat meningkatkan

tekanan intrabronkial selama proses ekspirasi dan mengakibatkan

peningkatan diameter bronkial sehingga aliran inspirasi dan ekspirasi

menjadi lebih efisien. Tekanan positif intrabronkial mencegah

kolaps pada bronki saat ekspirasi sehingga gejala asma seperti sesak

napas, batuk, mengi dan rasa tertekan di dada dapat diminimalisir.

2. Tujuan

Tujuan dari Pursed Lip Breathing ialah memelihara dan

meningkatkan mobilitas thorax, meningkatkan ventilasi dan volume

paru, mengurangi sesak pada bernafas, mengurangi rasa cemas dan

tegang karena sesak, memberikan manfaat subjektif kepada

penderita (Yose Rizal, 2018)

Tujuan Lain dari pursed lain dari pursed lips breathing ini

adalah untuk membantu klien memperbaiki transport oksigen,

menginduksi pola nafas lambat dan dalam, membantu pasien untuk

mengontrol pernapasan, mencegah kolaps dan melatih otot-otot

ekspirasi untuk memperpanjang ekshalasi dan meingkatkan tekanan

jalan napas selama ekspirasi, dan mengurangi jumlah udara yang

terjebak (Smeltzer & Bare, 2013).

Poltekkes Kemenkes Palembang


23

3. Teknik Pursed Lip Breathing

a. Relaksasikan leher dan pundak

b. Tarik nafas pelan melalui hidung dalam dua hitungan (satu-

dua), jaga mulut agar tertutup, jangan menghirup nafas terlalu

dalam (tarik nafas seperti biasa). Bentuk mulut mengkerut

(mencucu/agak manyun) seperti orang mau bersiul atau

meniup lilin.

c. Hembusan nafas (exhalasi) perlahan dengan posisi mulut tetap

seperti orang bersiul dan lakukan selama empat hitungan (lebih

panjang dari inhalasi) (GOLD, 2017)

4. Tahap Persiapan

a. Persiapan alat

1) Kursi

2) jam

b. Persiapan Pasien

 Memberitahu pasien mengenal tindakan yang akan

dilakukan

 Memberikan penjelasan kepada pasien tentang prasat

yang akan dilakukan dan meminta izinnya

Poltekkes Kemenkes Palembang


24

5. Tahap Pelaksaan

a. Menjaga privasi klien


b. Mengatur posisi untuk duduk dan buat klien senyaman
mungkin
c. Selanjutnya minta pasien menghirup udara melalui hidung
dengan mulut tertutupselama 2 detik jangan terlalu
dalam( bernapas seperti biasa)
d. Kemudianhembuskan melalui mulut selama 4-6detik dengan
posisi mulut seperti mencucu atau meniup lilin
e. Lakukan berulang hingga pola napas nya membaik
f. Melakukan evaluasi tindakan
g. Berpamitan dengan klien
h. Membereskan alat
i. Mencuci tangan
j. Dokumentasikan kegiatan ( Yose Rizal, 2018)

Poltekkes Kemenkes Palembang


25

Poltekkes Kemenkes Palembang


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Studi Kasus

Penelitian studi kasus ini menggunakan desain penelitian deskriptif.

Metode deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan

tujuan utama untuk membuat gambaran atau depskripsi tentang suatu

keadaan secara objektif dengan pendekatan proses keperawatan.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Studi Kepera

watan denganpendekatan penerapan teknik pernapasan Pursed Lip

Breathing untuk mengatasi ketidakefektifan jalan nafas pada klien Asma

Bronchiale .

B. Kerangka Konsep

1. Pasien A

Mengumpulkan Data Mengumpulkan Data


Penerapan Teknik
Analisa Data Analisa Data
Pursed Lip Breathing
Pretest : frekuensi Postest : frekuensi
pernafasan pasien pernafasan pasien

2. Pasien B

Mengumpulkan Data Mengumpulkan Data


Penerapan Teknik
Analisa Data Analisa Data
Pursed Lip Breathing
Pretest :Studi
C. Subyek frekuensi
Kasus Postest : frekuensi
pernafasan pasien pernafasan pasien
26
Poltekkes Kemenkes Palembang
27

Adapun Subyek dalam studi kasus ini melaksanakan penerapan pada

2 klien dengan kasus yang sama yaitu diagnosa Asma Bronchiale.

3. Kriteria Inklusi

a. Klien yang di diagnosa Asma Bronchiale oleh dokter

b. Klien yang mempunyai masalah ketidakefektifan jalan

nafas

c. Klien dengan jenis kelamin perempuan dengan usia 20 – 45

tahun

d. Klien yang bersedia menjadi responden

4. Kriteria Ekslusi

a. Klien tidak bersedia menjadi responden

b. Klien yang tidak mempunyai masalah dengan

ketidakefektifan jalan nafas

D. Tempat dan Waktu

Lokasi studi kasus dilaksanakan di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas

Tanjung Agung Kecamatan Baturaja Barat Kabupaten Ogan Komering Ulu

Tahun 2021. Lama waktu dilakukan selama 3 hari dengan melakukan

kunjungan pasien 3x pertemuan untuk dapat didiagnosa.

E. Metode dan instrumen pengumpulan Data

Instrumen penelitian ini berupa dokumentasi standar asuhan

keperawatan yang dilakukan pada dua klien dengan masalah yang sama

Poltekkes Kemenkes Palembang


28

yaitu Asma Bronchiale, dengan tahap pengkajian, perumusan diagnosis

keperawatan, penyusunan perencanaan, pelaksanaan keperawatan dan

evaluasi keperawatan, cara penerapan teknik pursed lip breathing,

persiapan alat, prosedur penerapan teknik pursed lip breathing.

Metode pengumpulan data yang dilakukan untuk memperoleh data

adalah :

1. Observasi

adalah tindakan yang langsung digunakan kepada klien dengan cara

mengamati keadaan umum dari klien dan untuk mengetahui perubahan

tingkah laku klien.

2. Wawancara

adalah suatu proses tanya jawab yang dilakukan langsung kepada klien

dan keluarganya.

3. Studi Dokumentasi

adalah proses pencatatan yang dilakukan perawat dari keadaan klien,

seperti catatan medis maupun catatan keperawatan dan laboratorium.

4. Studi Kepustakaan

adalah proses untuk mendapatkan dasar teoritis yang adapun sumber

tersebut dari beberapa buku dan sumber lainnya yang bersifat ilmiah.

5. Instrument

Instrument studi kasus ini menggunakan instrument yaitu : SOP dan

Lembar Checklist..

Poltekkes Kemenkes Palembang


29

F. Etika Studi Kasus

Dicantumkan etika yang mendasari suatu penelitian, terdiri dari :

1. Persetujuan dari UPTD Puskesmas Tanjung AgungKabupaten Ogan

Komering Ulu Tahun 2021.

2. Persetujuan menjadi responden (Informed consent)

Informed consent ini berupa lembar persetujuan untuk menjadi

responden. Pemberian informed consent ini bertujuan agar subjek

mengerti maksud dari tujuan penelitian dan mengetahui dampaknya.

Jika subjek bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar

persetujuan dan jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus

menghormati keputusan tersebut.

3. Tanpa nama (Anonimity)

Anonimity menjelaskan bentuk penulisan kuesioner dengan tidak

perlu mencantumkan nama pada lembar pengumpulan data, hanya

menuliskan kode pada lembar pengumpulan data.

4. Kerahasiaan (Confidentiality)

Confidentiality menjelaskan masalah-masalah responden yang

harus dirahasiakan dalam penelitian. Kerahasiaan informasi yang telah

dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti, hanya kelompok data

tertentu yang akan dilaporkan dalam hasil penelitian.

Poltekkes Kemenkes Palembang


BAB IV
HASIL STUDY KASUS

A. Pengkajian

Kasus 1

Nama : Ny. W Nama Suami : Tn. J

Umur : 45 thn Umur : 45 thn

Suku : Ogan Suku : Ogan

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SLTP/Sederajat Pendidikan : SLTP

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Buruh

Alamat : Jl.Let.Tukiran No. 12135 Alamat : Jl. Let. Tukiran

ANAMNESA ( DATA SUBYEKTIF )

Pada Tanggal : 12 april 2021 Pukul : 10.00 Wib

1. Kunjungan Ke : 1

2. Keluhan Utama

 Saat pengkajian : Klien mengatakan masih sering Sesak napas dan

terkadang disertai dengan batuk, klien mengatakan sesak jika udara

terasa dingin, klien mengatakan nyeri kepala dan dada terasa sakit.

3. Pemeriksaan Fisik ( Data Obyektif )

a. Gejala (subyektif)

i. Dispnea : ( ) tidak ada (√) ada

30
Poltekkes Kemenkes Palembang
31

ii. Yang meningkatkan/mengurangi sesak: klien

mengatakan biasanya langsung minum obat dan

minum air hangat untuk mengurangi sesaknya

iii. Penggunaan alat bantu : (√) tidak ada ( ) ada

b. Tanda (obyektif)

i. Pernafasan : cuping hidung

Frekwensi : 26 x/m

ii. Penggunaan alat bantu nafas : tidak ada

iii. Batuk : ada

Sputum (karakteristik sputum) : Kental dan

berwarna kuning kehijauan

 Diet / makan

Makan sehari- hari : Nasi dan Lauk 3x sehari

Perubahan makan yang dialami : Tidak Ada

 Pola Eliminasi

BAK : 5x sehari

BAB : 1-2x sehari

 Aktivitas sehari- hari

Pola istirahat/ tidur : 6-7 jam/hari

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

4. Riwayat Penyakit sistemik yang pernah diderita

 Jantung : Tidak ada

Poltekkes Kemenkes Palembang


32

 Ginjal : Tidak ada

 Asma / TB : ada

 Hepatitis : Tidak ada

 DM : Tidak ada

 Hipertensi : ada

 Epilepsi : Tidak ada

 Riwayat Gemeli : Tidak ada

 Lain- lain : Tidak ada

5. Riwayat penyakit keluarga

 Jantung : Tidak ada

 Hipertensi : Tidak ada

 DM : Tidak ada

 Riwayat Gemeli : Tidak ada

 Riwayat Makrosomia : Tidak ada

Tanda – tanda Vital

Tekanan darah : 130/90 mmHg BB : 48 kg

Denyut nadi : 100 x/m TB : 156 cm

Pernafasan : 26 x/m Suhu : 36,5 C

Wajah

Oedema :( ) ada ( √ ) tidak ada

Coujuntiva :( ) tidak anemis (√ ) Anemis

Sclera :( ) tidak ikterik (√ ) ikterik

Leher

Poltekkes Kemenkes Palembang


33

Pembesaran kelenjar Tyroid : ( ) Ada (√) Tidak ada

Kasus 2

Nama : Nn. M Nama Suami : Belum Menikah

Umur : 23 thn Umur :-

Suku : Ogan Suku :-

Agama : Islam Agama :-

Pendidikan : SMA/Sederajat Pendidikan :-

Pekerjaan : Wirausaha Pekerjaan :-

Alamat : Saung Naga Alamat :-

ANAMNESA ( DATA SUBYEKTIF )

Pada Tanggal : 13 April 2021 Pukul : 10.00

Wib

1. Kunjungan Ke : 1

2. Keluhan Utama

 Saat pengkajian Klien mengatakan masih sering Sesak napas dan

terkadang disertai dengan batuk, klien mengatakan sesak jika udara

terasa dingin, klien mengatakan nyeri kepala dan dada terasa sakit.

3. Pemeriksaan Fisik ( Data Obyektif )

a. Gejala (subyektif)

i. Dispnea : ( ) tidak ada (√) ada

ii. Yang meningkatkan/mengurangi sesak: klien

mengatakan langsung meminum obat jika mulai

merasa sesak

Poltekkes Kemenkes Palembang


34

iii. Penggunaan alat bantu : (√ ) tidak ada ( ) ada

b. Tanda (obyektif)

i. Pernafasan : Cuping hidung

Frekwensi : 24 x/menit

ii. Penggunaan alat bantu nafas : Tidak ada

iii. Batuk : ada

Sputum (karakteristik sputum) : kental

 Diet / makan

Makan sehari- hari : Nasi Biasa dan sayur 3x/hari

Perubahan makan yang dialami : Tidak Ada

 Pola Eliminasi

BAK : 4-5x/hari

BAB : 1-2x/hari

 Aktivitas sehari- hari

Pola istirahat/ tidur : 7-8 jam/hari

Pekerjaan : Wirausaha

4. Riwayat Penyakit sistemik yang pernah diderita

 Jantung : Tidak ada

 Ginjal : Tidak ada

 Asma / TB : Ada

 Hepatitis : Tidak ada

 DM : Tidak ada

 Hipertensi : Tidak ada

Poltekkes Kemenkes Palembang


35

 Epilepsi : Tidak ada

 Riwayat Gemeli : Tidak ada

 Lain- lain : Tidak ada

5. Riwayat penyakit keluarga

 Jantung : Tidak ada

 Hipertensi : Tidak ada

 Asma/TB : Ada

 DM : Tidak ada

 Riwayat Gemeli : Tidak ada

 Riwayat Makrosomia : Tidak ada

Tanda – tanda Vital

Tekanan darah : 120/80 mmHg BB : 62 kg

Denyut nadi : 85 x/m TB : 160 cm

Pernafasan : 24 x/menit Suhu : 36 C

Wajah

Oedema :( ) ada ( √ ) tidak ada

Coujuntiva :( ) tidak anemis (√ ) Anemis

Sclera :( ) tidak ikterik (√ ) ikterik

Leher

Pembesaran kelenjar Tyroid : ( ) Ada (√ ) Tidak ada

Poltekkes Kemenkes Palembang


36

B. Analisa Data

Data Fokus Etiologi Masalah

Kasus I Kasus II

DS : DS : Sekresi yang Bersihan

- Klien mengatakan - Klien mengatakan tertahan jalan

masih sering sesak masih sering sesak pada saluran napas

nafas nafas pernafasan tidak

- Klien mengatakan - Klien mengatakan efektif

sesak disertai dengan sesak disertai dengan

batuk batuk

- Klien mengatakan - Klien mengatakan

sesak jika udara sesak jika udara

terasa dingin terasa dingin dan

- Klien mengatakan sesak jika menghirup

nyeri kepala asap rokok

- Klien mengatakan - Klien mengatakan

dada terasa sakit nyeri kepala

DO : - Klien mengatakan

- Terdengar suara dada terasa sakit

mengi DO :

- Klien tampak gelisah - Terdengar suara

- Klien tampak mengi

bingung

Poltekkes Kemenkes Palembang


37

- Pernafasan cuping - Klien tampak gelisah

hidung - Klien tampak

- Vena jugularis bingung

terlihat jelas - Pernafasan cuping

- TTV : hidung

TD : 130/90 mmHg - Vena jugularis

N : 100x/mnt terlihat jelas

RR : 26x/mnt - TTV :

S : 36,5°C TD : 120/80 mmHg

BB : 48 kg N : 85x/mnt

TB : 156 cm RR : 24x/mnt

S : 36°C

BB : 62 kg

TB : 160 cm

C. Diagnosa Keperawatan

Dari hasil pengkajian yang telah dilaksanakan, penulis dapat merumuskan

diagnosis keperawatan yang muncul pada kedua klien yaitu sebagai berikut :

Kasus I Kasus II

Bersihan jalan napas tidak efektif Bersihan Jalan napas tidak efektif

berhubungan dengan sekresi yang berhubungan dengan sekresi yang

tertahan ditandai dengan tertahan ditandai dengan

Poltekkes Kemenkes Palembang


38

- Terdengar suara mengi - Terdengar suara mengi

- Klien tampak gelisah - Klien tampak gelisah

- Klien tampak bingung - Klien tampak bingung

- Pernafasan cuping hidung - Pernafasan cuping hidung

- Vena jugularis terlihat jelas - Vena jugularis terlihat jelas

- TTV : - TTV :

TD : 130/90 mmHg TD : 120/80 mmHg

N : 100x/mnt N : 85x/mnt

RR : 22x/mnt RR : 20x/mnt

S : 36,5°C S : 36°C

BB : 48 kg BB : 62 kg

D. Rencana Intervensi Keperawatan

Diagnosis Kasus I Kasus II

Tujuan Intervensi Tujuan Intervensi

Bersihan Setelah 1. Monitor TTV Setelah 1. Monitor

jalan dilakukan 2. Ajarkan dilakukan TTV

napas kunjungan teknik kunjungan 2. Ajarkan

tidak rumah pursed-lip rumah teknik

efektif diharapkan Breathing diharapkan pursed-lip

b.d bersihan (dengan bersihan Breathing

sekresi jalan nafas menghirup udara jalan nafas (dengan

yang meningkat melalui hidung meningkat menghirup

tertahan dengan dengan mulut dengan udara melalui

Poltekkes Kemenkes Palembang


39

kriteria hasil: tertutup selama 2 kriteria hasil: hidung dengan

- Produksi detik, kemudian - Produksi mulut tertutup

sputum hembuskan sputum selama 2 detik,

menurun selama 4-6 detik menurun kemudian

- Mengi dengan posisi - Mengi hembuskan

menurun mulut mencucu menurun selama 4-6

- Dispnea atau meniup - Dispnea detik dengan

menurun lilin) menurun posisi mulut

- Gelisah 3. Anjurkan - Gelisah mencucu atau

menurun minum air menurun meniup lilin)

- Pola napas Hangat - Pola napas 3. Anjurkan

membaik membaik minum air

Hangat

Poltekkes Kemenkes Palembang


40

E. Implementasi Keperawatan

1. Kasus I : Ny. W

Diagnosis Klien I :

Tindakan Tanggal Tanggal Tanggal

12 April 2021 14 April 2021 16 April 2021

Respon Klien Respon Klien Respon Klien

(S, O) (S, O) (S, O)

Observasi : S : klien S : klien S : klien mengatakan

- Mengidentifikasi mengatakan siap mengatakan sudah terbiasa dengan

kesiapan klien untuk untuk melakukan mulai teknik pursed-lip

melakukan penerapan penerapan teknik beradaptasi Breathing

teknik Pursed Lip Pursed Lip dengan terapi O : klien tampak rileks

Breathing Breathing yang yang diberikan Klien tampak menyukai

akan diajarkan O : klien penerapan yang

O : klien tampak tampak dilakukan

kooperatif kooperatif

Terapeutik : S : klien S : klien S : klien mengatakan

- Posisikan klien mengatakan akan mengatakan nyaman dengan

dengan posisi yang mencari posisi bahwa posisi penerapan teknik pursed

nyaman, dengan yang nyaman untuk nyaman untuk lip breathing

posisi Semi fowler melakukan melakukan O : klien tampak rileks

- Selanjutnya minta penerapan yaitu penerapan Klien tampak menikmati

Poltekkes Kemenkes Palembang


41

pasien menghirup posisi semi fowler adalah dengan penerapan yang

udara melalui hidung O : klien tampak posisi duduk dilakukan

dengan mulut tertutup kebingungan O : klien

selama 2 detik melakukan tampak

- Kemudian hembuskan penerapan melakukan

melalui mulut selama penerapan

4-6 detik dengan dengan rileks

posisi mulut seperti

mencucu atau meniup

lilin
S : klien mengatakan
S : klien S : klien
- Lakukan berulang
tentang prosedur yang
mengatakan masih mengatakan
hingga pola napasnya
diberikan
bingung dengan memahami
membaik
O : klien tampak
procedure yang tentang
- Mengajurkan klien
memahami apa yang
diberikan prosedur yang
untuk menerapkan
dijelaskan
O : klien tampak di berikan
teknik Pursed Lip
bingung O : klien
Breathing yang telah
tampak mulai
diajarkan pagi dan
mengerti
sore hari

Poltekkes Kemenkes Palembang


42

2. Kasus II : Nn. M

Diagnosis Klien II :

Tindakan Tanggal Tanggal Tanggal

13 April 2021 15 April 2021 17 April 2021

Respon Klien Respon Klien Respon Klien

(S, O) (S, O) (S, O)

Observasi : S : klien S : klien S : klien mengatakan

- Mengidentifi mengatakan siap mengatakan mulai sudah terbiasa dengan

kasi kesiapan klien untuk melakukan beradaptasi teknik pursed-lip

untuk melakukan penerapan teknik dengan terapi Breathing

penerapan teknik Pursed Lip yang diberikan O : klien tampak rileks

Pursed Lip Breathing yang O : klien tampak Klien tampak menyukai

Breathing akan diajarkan kooperatif penerapan yang dilakukan

O : klien tampak

kooperatif

Terapeutik : S : klien S : klien S : klien mengatakan

- Posisikan mengatakan mengatakan nyaman dengan penerapan

klien dengan posisi akan mencari bahwa posisi teknik pursed lip breathing

yang nyaman yaitu posisi yang nyaman untuk O : klien tampak rileks

posisi Semi Fowler nyaman untuk melakukan Klien tampak

- Selanjutnya melakukan penerapan adalah menikmati

Poltekkes Kemenkes Palembang


43

minta pasien penerapan dengan posisi penerapan yang

menghirup udara dengan posisi duduk dilakukan

melalui hidung semi fowler O : klien tampak

dengan mulut O : klien tampak melakukan

tertutup selama 2 kebingungan penerapan dengan

detik melakukan rileks

- Kemudian penerapan

hembuskan melalui

mulut selama 4-6

detik dengan posisi

mulut seperti

mencucu atau

meniup lilin

- Lakukan

berulang hingga

pola napasnya
S : klien mengatakan
membaik S : klien S : klien
tentang prosedur yang
- Mengajurkan mengatakan mengatakan
diberikan
klien untuk masih bingung memahami
O : klien tampak
menerapkan teknik dengan tentang prosedur
memahami apa yang
yang telah diajarkan procedure yang yang di berikan
dijelaskan
pagi dan sore hari diberikan O : klien tampak

O : klien tampak mulai mengerti

Poltekkes Kemenkes Palembang


44

bingung

Poltekkes Kemenkes Palembang


F. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi Hari Ke-1

Kasus 1 Kasus 2

Waktu / Waktu /
Respon Perkembangan Respon Perkembangan
pukul pukul

12 april S : 13 april S :

2021 - klien mengatakan sesak napas 2021 - Klien mengatakan sesak napas terkadang

terkadang juga disertai batuk, jalan juga disertai batuk, jalan napas klien

napas klien terganggu karena adanya terganggu karena adanya sputum yang

sputum yang sulit dikeluarkan. sulit dikeluarkan. penyakitnya kambuh

penyakitnya kambuh jika cuaca dingin, jika cuaca dingin, terkena asap rokok dan

terkena asap rokok dan debu, klien debu, klien mengatakan nyeri kepala dan

mengatakan nyeri kepala dan dada dada terasa sakit

terasa sakit

45
Poltekkes Kemenkes Palembang
46

O: O:

- Klien tampak lemah - Klien tampak lemah

- Terdengar suara mengi - Terdengar suara mengi

- Klien tampak gelisah - Klien tampak gelisah

- Klien tampak bingung - Klien tampak bingung

- Pernafasan cuping hidung - Pernafasan cuping hidung

- Vena jugularis terlihat jelas - Vena jugularis terlihat jelas

- TTV : - TTV :

TD : 130/90 mmHg TD : 120/80 mmHg

N : 100x/mnt N : 85x/mnt

RR : 26x/mnt RR : 24x/mnt

S : 36,5°C S : 36°C

TB : 156 cm TB : 160 cm

BB : 48 kg BB : 62 kg

Poltekkes Kemenkes Palembang


47

A: A:

- Bersihan jalan napas tidak efektif b.d - Bersihan jalan napas tidak efektif b.d

sekresi yang tertahan sekresi yang tertahan

P: P:

- Intervensi dilanjutkan - Intervensi dilanjutkan

Penerapan teknik pernafasan pursed lip Penerapan teknik pernafasan pursed lip

breathing breathing

Evaluasi Hari Ke-2

Kasus 1 Kasus 2

Waktu / Waktu /
Respon Perkembangan Respon Perkembangan
pukul pukul

14 april S: 15 april S:

Poltekkes Kemenkes Palembang


48

2021 - klien mengatakan sesaknya berkurang 2021

- klien mengatakan melakukan - klien mengatakan sesaknya berkurang

penerapannya di pagi hari dan sore hari - klien mengatakan melakukan

O: penerapannya waktu senggang pada pagi

- klien tampak lebih baik dari hari dan sore hari

sebelumnya O:

- TTV : - klien tampak lebih baik dari sebelumnya

TD : 130/80mmHg - TTV :

N : 90x/mnt TD : 110/80mmHg

RR : 24x/mnt N : 80x/mnt

S : 36°C RR : 26x/mnt

TB : 156 cm S : 37°C

BB : 48 kg TB : 160 cm

A: BB : 62 kg

Poltekkes Kemenkes Palembang


49

- Masalah teratasi sebagian A:

P: - Masalah teratasi sebagian

- Intervensi dilanjutkan P:

Penerapan teknik pernafasan pursed lip - Intervensi dilanjutkan

breathing Penerapan teknik pernafasan pursed lip

breathing

Evaluasi Hari Ke-3

Kasus 1 Kasus 2

Waktu / Waktu /
Respon Perkembangan Respon Perkembangan
pukul pukul

16 april S: 17 april S:

2021 - klien mengatakan setelah melakukan 2021 - klien mengatakan setelah melakukan

penerapan ini saat batuk berdahak klien penerapan ini saat batuk berdahak klien

Poltekkes Kemenkes Palembang


50

bisa mengeluarkan sputum dengan bisa mengeluarkan sputum dengan

lancar. lancar.

- Klien mengatakan sudah terbiasa - Klien mengatakan sudah jarang kambuh

dengan teknik yang diajarkan sekarang

- Klien mengatakan nyaman dengan - Klien mengatakan sudah terbiasa dengan

teknik pursed lip breathing teknik yang diajarkan

O: - Klien mengatakan nyaman dengan teknik

- Klien tampak rileks pursed lip breathing

- TTV : O:

TD : 120/80mmHg - Klien tampak rileks

N : 80x/mnt - TTV :

RR : 20x/mnt TD : 120/80mmHg

TB : 156 cm N : 82x/mnt

BB : 48 kg RR : 20x/mnt

Poltekkes Kemenkes Palembang


51

S : 36, 4°C S : 36°C

A: TB : 160 cm

- Masalah teratasi BB : 62 kg

P: A:

- Intervensi dilanjutkan secara mandiri - Masalah teratasi

dirumah P:

Menerapkan teknik pursed lip breathing di pagi - Intervensi dilanjutkan secara mandiri

hari dan sore hari dirumah

Menerapkan teknik pursed lip breathing di pagi

hari dan sore hari

Pagi Hari Sore Hari


Tanggal
Sebelum dilakukan Setelah dilakukan Sebelum dilakukan Setelah dilakukan
Tindakan Tindakan Tindakan Tindakan
12 April 2021 26 x/menit 24 x/menit 25 x/menit 21 x/menit
14 April 2021 24 x/menit 21 x/menit 22 x/menit 20 x/menit

Poltekkes Kemenkes Palembang


52

16 April 2021 20x/menit 18 x/menit 20x/menit 20 x/menit


Kasus 1

Tabel Evaluasi Hasil, Kasus 1

Kriteria Hasil Penelitian


Menurun Cukup Memburuk Sedang Cukup Membaik Meningkat
1 2 3 4 5
Batuk Efektif 
Meningkat Cukup Memburuk Sedang Cukup Membaik Menurun
1 2 3 4 5
Produksi Sputum 
Mengi 
Wheezing
Dispnea 
Ortopnea 
Sulit Bicara
Sianosis
Gelisah 

Poltekkes Kemenkes Palembang


53

Memburuk Cukup Memburuk Sedang Cukup Membaik Membaik


1 2 3 4 5
Frekuensi Napas 
Pola Napas 
Tabel Kriteria Hasil, Kasus 1

Pagi Hari Sore Hari


Tanggal
Sebelum dilakukan Setelah dilakukan Sebelum dilakukan Setelah dilakukan
Tindakan Tindakan Tindakan Tindakan
13 April 2021 24 x/menit 20 x/menit 23 x/menit 21 x/menit
15 April 2021 26 x/menit 22 x/menit 24 x/menit 20 x/menit

Poltekkes Kemenkes Palembang


54

17 April 2021 20 x/menit 18 x/menit 21x/menit 18 x/menit


Kasus 2

Tabel Evaluasi Hasil, Kasus 2

Kriteria Hasil Penelitian


Menurun Cukup Memburuk Sedang Cukup Membaik Meningkat
1 2 3 4 5
Batuk Efektif 
Meningkat Cukup Memburuk Sedang Cukup Membaik Menurun
1 2 3 4 5
Produksi Sputum 
Mengi 
Wheezing
Dispnea 
Ortopnea 
Sulit Bicara
Sianosis
Gelisah 

Poltekkes Kemenkes Palembang


55

Memburuk Cukup Memburuk Sedang Cukup Membaik Membaik


1 2 3 4 5
Frekuensi Napas 
Pola Napas 
Tabel Kriteria Hasil, Kasus 2

Poltekkes Kemenkes Palembang


BAB V

PEMBAHASAN

A. Pengkajian

Hal ini sesuai dengan pendapat (Dermawan, 2012) yang mengatakan

pengkajian adalah pemikiran dasar yang bertujuan untuk mengumpulkan

informasi atau data tentang klien. Agar dapat mengidentifikasi, mengenal

masalah masalah kebutuhan kesehatandan keperawatan klien, baik fisik,

mental, dan lingkungan.

Pengkajian klien pertama dilakukan pada tanggal 12 – 16 April 2021

dengan 3 kali kunjungan, kunjungan pertama yaitu pada tanggal 12 April

2021, kunjungan kedua yaitu pada tanggal 14 April 2021 dan kunjungan

terakhir yaitu pada tanggal 16 April 2021. Hasil pengkajian didapatkan nama

klien adalah Ny.W seorang wanita berumur 45 tahun yang bekerja sebagai

IRT.

Klien menderita penyakit asma sejak 6 tahun yang lalu saat mengandung

anak ke 3.. Klien sudah 2 kali dirawat di rumah sakit karena sakit asma yang

dideritanya. Dalam keluarga klien tidak ada anggota keluarga yang menderita

penyakit yang sama dengan klien. Keluhan yang paling dirasakan klien adalah

sesak napas terkadang juga disertai batuk, jalan napas klien terganggu karena

adanya sputum yang sulit dikeluarkan. Aktifitas pernapasan klien

menggunakan otot bantu pernapasan, pernafasan cuping hidung, dan suara

napas klien terdengar mengi. Klien mengatakan nyeri kepala dan dada terasa

56
Poltekkes Kemenkes Palembang
57

sakit. Yang meningkatkan sesak apabila klien kelelahan dan terpapar asap,

debu, cuaca serta bau-bauan yang menyengat. Yang dapat mengurangi sesak

yakni mengkonsumsi obat dari dokter. Ada keluhan sesak napas setelah

beraktivitas. Frekuensi napas klien 26x/menit. Hasil pemeriksaan tekanan

darah klien 130/90 mmhg, nadi 100x/menit, suhu 36° c .

Pengkajian klien kedua dilakukan pada tanggal 13 – 17 April 2021

dengan 3 kali kunjungan, kunjungan pertama yaitu pada tanggal 13 April 2021,

kunjungan kedua yaitu pada tanggal 15 April 2021 dan kunjungan terakhir

yaitu pada tanggal 17 April 2021. Hasil pengkajian yang didapatkan yaitu

nama klien adalah Nn.M seorang wanita berumur 23 tahun yang bekerja

sebagai pegawai dikonter. Klien seorang muslim yang bertempat tinggal di

Saung Naga.

Klien menderita penyakit asma sejak lahir, Sebelumnya klien tidak pernah

dirawat dirumah sakit. Dalam keluarga klien ada anggota keluarga yang

menderita penyakit yang sama dengan klien yakni ibu klien. Pengkajian hari

pertama didapatkan Pada saat pengkajian dan pemeriksaan fisik pada klien

tanggal 13 April 2021, keluhan yang paling dirasakan klien adalah sesak napas

terkadang juga disertai dengan batuk, jalan napas klien tidak terganggu.

Aktifitas pernapasan klien menggunakan otot bantu pernafasan, pernafasan

cuping hidung, dan suara nafas klien terdengar mengi. Klien mengatakan nyeri

kepala dan dada terasa sakit. Yang meningkatkan sesak apabila klien kelelahan,

terpapar debu, dan cuaca dingin. Yang dapat mengurangi sesak yakni

beristirahat dan apabila sesak tidak kunjung hilang klien akan mengkonsumsi

Poltekkes Kemenkes Palembang


58

obat dari dokter. Ada keluhan sesak napas setelah beraktivitas. Frekuensi napas

klien 24x/menit. Hasil pemeriksaan tekanan darah klien 120/80 mmhg, nadi

85x/menit, suhu 36,5° c .

Dari hasil pengkajian Subjek I dan II didapatkan data umum dan keluhan

berhubungan dengan masalah bersihan jalan nafas, bersihan jalan nafas

diakibatkan oleh sekresi yang tertahan (SDKI, 2017)

B. Diagnosa Keperawatan

Kasus 1

Berdasarkan dari hasil pengkajian yang dilakukan pada Ny. W pada

tanggal 12 April 2021, peneliti dapat merumuskan diagnosa keperawatan yang

muncul pada klien yaitu Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif berhubungan

dengan Sekresi yang tertahan ( D.0001) (SDKI, 2016).

Pada kasus 1 dengan data subjektif:

a. Mengeluh sesak nafas

b. Mengeluh sesak disertai dengan batuk

c. Sputum sulit dikeluarkan

d. Mengeluh nyeri kepala

e. Mengeluh nyeri dada

Kasus 2

Berdasarkan dari hasil pengkajian yang dilakukan pada Nn. M pada

tanggal 13 April 2021, peneliti dapat merumuskan diagnosa keperawatan yang

muncul pada klien yaitu Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif berhubungan

dengan Sekresi yang tertahan ( D.0001) (SDKI, 2016).

Poltekkes Kemenkes Palembang


59

Pada kasus 1 dengan data subjektif:

a. Mengeluh sesak nafas

b. Mengeluh sesak disertai dengan batuk

c. Sputum sulit dikeluarkan

d. Mengeluh nyeri kepala

e. Mengeluh nyeri dada

C. Intervensi Keperawatan

Berdasarkan masalah keperawatan yang dialami klien 1 yaitu Ny. W dan

klien 2 yaitu Nn. M, dengan diagnosis keperawatan yang sama yaitu, Bersihan

Jalan Napas Tidak Efektif berhubungan dengan Sekresi yang tertahan. Maka

penulis dapat menyusun rencana keperawatan yaitu mengajarkan Penerapan

teknik pernapasan Pursed Lip Breathing yang dilakukan 2 kali sehari yaitu pagi

hari dan sore hari.

Pada penelitian ini, intervensi yang dilakukan selaras dengan konsep teori

yang ada, sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan intervensi yang

diberikan pada subjek I dan subjek II (SIKI, 2016)

D. Implementasi Keperawatan

Setelah menyusun rencana keperawatan, selanjutnya adalah pelaksanaan

tindakan keperawatan yang harus sesuai dengan rencana tindakan keperawatan

yang telah ditetapkan. Tindakan keperawatan dilaksanakan dengan 3x kunjungan

yaitu pada tanggal 12-17 April 2021

Implementasi yang peneliti lakukan pada kasus 1 dan 2 yaitu Ny. W dan Nn.

M dengan diagnosis prioritas, tidak mendapat kesulitan karena klien sangat

Poltekkes Kemenkes Palembang


60

kooperatif dan antusias ketika dilakukan penerapan Teknik Pursed Lip Breathing

selama berturut-turut untuk mencegah dan mengatasi kekambuhan asma.

Melihat pengaruh klien pada saat implementasi yaitu terjadi peregangan otot-

otot tubuh bagian atas, saat inspirasi rongga dada membesar, bahu pun ikut

terangkat dan saat ekspirasi rongga dada mengecil.

E. Evaluasi Keperawatan

Proses evaluasi pada klien 1 yaitu Ny.W dan klien 2 yaitu Nn.M dilakukan

dengan mengobservasi kepatuhan klien dalam melakukan latihan, serta

kemampuan klien dalam melaksanakan latihan.

Telah dapat dilihat dari hasil penelitian setelah dilakukan Teknik Pursed Lip

Breathing selama 6 hari dari tanggal 12-17 April 2021 dengan frekuensi 2 kali

dalam sehari yaitu pagi hari dan sore hari. Maka didapatkan hasil perkembangan

yang positif pada klien yaitu , dispnea menurun, penggunaan otot bantu

pernapasan klien cukup menurun, produksi sputum menurun, frekuensi napas

membaik, Klien mengatakan pernapasan nya sudah merasa lebih membaik

semenjak rutin melaksanakan latihan pernapasan pursed lip breathing, dan tidak

sulit lagi mengeluarkan sputum yang tertahan. Maka dapat disimpulkan terdapat

efektivitas penerapan teknik pernapasan pursed lip breathing, karena ada

perubahan yang lebih baik dari sebelumnya

Dikatakan berhasil dalam menerapkan pursed lip breathing dikarenakan

teknik pursed lip breathing merupakan self care atau perawatan diri. Salah satunya

pendekatan rehabilitas paru agar asupan oksigen ke paru normal, sehingga pola

Poltekkes Kemenkes Palembang


61

nafas akan efektif kembali, tidak menggunakan obat-obatan, biaya ringan serta

menurunkan angka kematian. Black hawks, (2014).

melihat penelitian wardiyudi wahyono (2019) yang menyatakan bahwa

terjadi peningkatan pembuangan hasil sputum dengan teknik pursed lip breathing

dalam mengeluarkan sputum pasien asma. Dalam penelitian juga menyebutkan

penerapan teknik pernafasan pursed lip breathing harus dilakukan secara rutin

dikarenakanakan masalah ketidakefektifan pola nafas tidak dapat diatasi dalam

waktu singkat, sebelum faktor yang menjadi pemicu sumbatan jalan napas

berkurang atau hilang.

Poltekkes Kemenkes Palembang


BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah dilakukan pengkajian Ny. W dan Nn. M dengan Masalah

Ketidakefektifan jalan nafas pada klien Asma Bronkial diperoleh data :

Kasus 1 Ny. W frekuensi pernafasan sebelum dilakukan tindakan adalah :

26x/menit dan setelah dilakukan tindakan adalah 18x/menit dan Kasus 2

yaitu Nn. M frekuensi Pernafasan sebelum tindakan adalah : 24x/menit,

setelah dilakukan tindakan adalah 18x/menit

Telah dapat dilihat dari hasil penelitian Frekuensi pernafasan

setelah dilakukan Teknik pernafasan Pursed Lip Breathing selama 3hari dari

tanggal 12-17 April 2021 dengan Frekuensi 2 kali dalam sehari selama

10menit. Terjadi penurunan Frekuensi pernafasan pada kasus 1 dan 2 yaitu

pengukuran pretest dan posttest didapatkan rata rata frekuensi pernafasan 2-

4x/menit.

Maka dapat disimpulkan terdapat efektivitas penerapan teknik

pernafasan pursed lip breathing terhadap klien Asma Bronchiale untuk

Menurunkan frekuensi pernafasan Karena ada perbedaan signifikan antara

laju pernafasan sebelum dan setelah dilakukan penerapan. Selain efektif

mengurangi sesak teknik Pursed Lip Breathing juga dapat meningkatkan

kemampuan membersihkan secret yang tertahan dan mempertahankan jalan

nafas tetap baik.

62
Poltekkes Kemenkes Palembang
63

B. Saran

1. Bagi fasilitas pelayanan kesehatan

Bagi tenaga kesehatan agar dapat meningkatkankan upaya konseling,

informasi dan edukasi kepada pasien mengenai pencegahan kekambuhan

penyakit asma salah satunya adalah dengan melakukan penerapan

Teknik Pernapasan Pursed Lip Breathing.

2. Bagi Pengembangan keilmuan

menambah keluasan ilmu dan teknologi terapan dibidang keperawatan

dalam penerapan Teknik Pernapasan Pursed Lip Breathing pada klien

asma

3. Bagi Peneliti Lanjutan

Diharapkan perawat menerapkan Teknik Pernapasan Pursed Lip

Breathing sebagai salah satu tindakan keperawatan untuk mencegah dan

mengatasi kekambuhan pada pasien yang mengalami asma bronchial.

Hasil penelitian ini akan digunakan sebagai tambahan bagi penelitian

berikutnya yang terkait dengan pengaruh Teknik Pursed Lip Breathing

terhadap penurunan frekuensi kekambuhan pada pasien asma

Poltekkes Kemenkes Palembang


DAFTAR PUSTAKA

Abdurrasyid, Dkk. (2018). Efektivitas Buteyko Breathing Technique dan Pursed Lip
Breathing Technique Terhadap Peningkatan Nilai Arus Puncak Ekspirasi
Pada Asma. (Jurnal Universitas Esa Unggul Jakarta Fakultas Fisioterapi)
Amin, H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan
Nanda Nic-Noc Edisi Revisi Jilid 1. Yogyakarta : Medication Publishing
Arie, Yanti. (2019). Perbedaan Frekuensi Napas Sebelum Dan Sesudah Latihan
Pursed Lip Breathing Pada Pasien Dengan Serangan Asma. (Jurnal
Penelitian Perawat Profesional) p-ISSN 2714-9757
Brunner & Suddarth, (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8.
Jakarta : EGC
Buckman Robert, Hurst Jan (2010). Apa Yang Seharusnya Anda Ketahui Tentang
Mengasuh Anak Yang Menderita Asma. Yogyakarta : Cinta Aji Parama
Dinkes Kabupaten OKU.(2016). Renstra Pembangunan Kesehatan. Prov Sumsel
Kemenkes RI. (2019). STOP FOR ASTHMA. Jakarta Selatan . ISSN 2442-7659
Muttaqin, Arif (2014). Asuhan keperawatan klien dengan gangguan sistem
pernafasan. Jakarta : salemba medika
Padila. (2013). Asuhan Keperwatan Penyakit Dalam. Yogyakarta : Nuha Medika
Rizal, Yose (2018). Pengaruh Pemberian Renang Dan Pursed Lip Breathing
Untuk Mengurangi Sesak Nafas Pada Kondisi Asma Bronkial. (Jurnal
Ilmiah Fisioterapi (JIF) Volume 1 Nomor 01)
Saferi Wijaya, Andra & Mariza Putri, Yessie. (2013). Keperawatan Medikal
Bedah 1 (Keperawatan Dewasa Teori dan Contoh Askep). Yogyakarta :
Nuha Medika
SDKI, DPP & PPNI (2016). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia : Definisi
dan Indikator diagnostik. (Edisi 1). Jakarta : DPPPPNI : EGC
Sitorus, Seven. (2015). Penerapan Praktik Keperawatan Berbasis Bukti Pursed
Lip Breathing Pada Pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronik. (Jurnal
Keperawatan Widya Gantari Volume.2 No 2)
SIKI, DPP & PPNI (2017). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi
dan Tindakan Keperawatan. (Edisi 1). Jakarta : DPPPPNI : EGC
SLKI, DPP & PPNI (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi
dan Kriteria Hasil Keperawatan. (Edisi 1). Jakarta : DPPPPNI : EGC
WHO (2016).Asthma. http://www.who.int/mediacentre/factsheets.html

Poltekkes Kemenkes Palembang


LAMPIRAN

Poltekkes Kemenkes Palembang


Lampiran 1.

Lembar Kegiatan

No Uraian Kegiatan Tanggal Januari Februari Maret April M


1 Pengajuan Judul 15 Januari 2021

2 Konsultasi BAB I 25 Januari 2021

3 Konsultasi BAB II , III 29 Januar 2021

4 Konsultasi REVISI BAB I- III 5 Februari 2021

5 ACC BAB I – Instrumen 8 Februari 2021

7 Seminar Proposal 18 Februari 2021

8 Pengumpulan revisi proposal 24 Februari 2021

9 Pengajuan surat pengambilan data ke 19 Maret 2021


Kesatuan Bangsa dan Politik
10 Pengajuan surat pengambilan data ke 9 April 2021
Puskesmas Tanjung Agung
11 Penelitian Hari ke-1 12 April 2021

Poltekkes Kemenkes Palembang


12 Penelitian Hari ke-2 13 April 2021

13 Penelitian Hari ke-3 14 April 2021

14 Konsultasi BAB IV 21 April 2021

16 Konsultasi BAB V 22 April 2021

15 Konsultasi BAB VI 23 April 2021

16 Revisi BAB IV-VI 24-27 April 2021

17 ACC Laporan Tugas Akhir 30 April 2021

18 Seminar Hasil Laporan Tugas Akhir 6 Mei 2021

19 Pengumpulan Revisi Laporan Tugas Akhir 10 Mei 2021

Poltekkes Kemenkes Palembang


Poltekkes Kemenkes Palembang
Poltekkes Kemenkes Palembang
Poltekkes Kemenkes Palembang
Poltekkes Kemenkes Palembang
Poltekkes Kemenkes Palembang
Poltekkes Kemenkes Palembang
Poltekkes Kemenkes Palembang
Poltekkes Kemenkes Palembang
Poltekkes Kemenkes Palembang
INFORMED CONSENT

(Persetujuan Menjadi Partisipasi)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa saya telah
mendapat penjelasan secara rinci dan telah di mengerti mengenai penelitian yang
akan dilakukan oleh Radra Maheswari Kharismawita dengan Judul Penerapan
Teknik Pernafasan Pursed Lip Breathing pada klien asma bronchiale yang
mengalami ketidakefektifan jalan nafas Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas
Tanjung Agung Tahun2021.

Saya memutuskan setuju untuk ikut berpartisipasi pada penelitian ini


secara sukarela tanpa paksaan. Bila selama penelitian ini saya menginginkan
mengundurkan diri, maka saya dapat mengundurkan sewaktu-waktu tanpa sanksi
apapun.

Baturaja, 2021

Yang Memberi Persetujuan, Peneliti,

(........................................) Radra Maheswari


PO.71.20.2.18.067

Poltekkes Kemenkes Palembang


FORMAT EVALUASI

Pagi Hari Sore Hari


Tanggal
Sebelum dilakukan Setelah dilakukan Sebelum dilakukan Setelah dilakukan
Tindakan Tindakan Tindakan Tindakan

Poltekkes Kemenkes Palembang


KRITERIA HASIL

Kriteria Hasil Penelitian


Menurun Cukup Memburuk Sedang Cukup Membaik Meningkat
1 2 3 4 5
Batuk Efektif
Meningkat Cukup Memburuk Sedang Cukup Membaik Menurun
1 2 3 4 5
Produksi Sputum
Mengi
Wheezing
Dispnea
Ortopnea
Sulit Bicara
Sianosis
Gelisah
Memburuk Cukup Memburuk Sedang Cukup Membaik Membaik
1 2 3 4 5
Frekuensi Napas
Pola Napas

Poltekkes Kemenkes Palembang


SATUAN OPERASIONAL TINDAKAN (SOP)

TEKNIK PERNAPASAN PURSED LIP BREATHING

Pengertian Pursed Lips Breathing merupakan suatu teknik


pernapasan, dimana proses ekspirasi dilakukan
dengan menahan udara yang dikeluarkan melalui
pengerutan bibir dengan tujuan untuk
melambatkan proses ekspirasi. Membuat bibir
mengerucut seolah-olah meniup lilin,
menimbulkan perlawanan melalui saluran udara
yang memungkinkan pengosongan paru-paru
secara sempurna kemudian menggantikannya
dengan udara baru dan segar.
Tujuan a. Membantu pasien memperbaiki transport oksigen
b. Membantu pasien untuk mengontrol pernapasan
c. Mengurangi sesak saat bernafas
d. Mencegah kolaps dan melatih otot-otot ekspirasi
untuk memperpanjang ekshalasi
e. Meningkatkan tekanan jalan napas selama
ekspirasi
Indikasi 1. Pasien asma
2. Pasien emfisema
3. Pasien bronchitis
Kontraindikasi 1. Pasien hipertensi
2. Pasien penyakit jantung
Persiapan Alat 1. Kursi
2. Jam
Persiapan Klien 1. Identifikasi klien denga memeriksa identitas,
riwayat kesehatan, penyakit dan keluhan klien
secara cermat
2. Berikan salam, perkenalkan diridan
identifikasi klien dengan memeriksa identitas

Poltekkes Kemenkes Palembang


klien secara teliti
3. Jelaskan tentang prosedur tindakan yang akan
dilakukan dan berikan kesempatan kepada
klien untuk bertanya
4. Atur posisi klien sehingga merasa nyaman
Persiapan 1. Ciptakan suasana yang aman dan nyaman
Lingkungan
Prosedur Tahap Pra Interaksi
Pelaksanaan 1. Mencuci tangan
2. Menyiapkan alat
Tahap Orientasi
1. Memberikan salam dan menyapa klien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
3. Menanyakan persetujuan klien
Tahap Kerja
1. Menjaga privasi klien
2. Mengatur posisi untuk duduk dan buat klien
senyaman mungkin
3. Selanjutnya minta pasien menghirup udara
melalui hidung dengan mulut tertutupselama 2
detik jangan terlalu dalam( bernapas seperti
biasa)
4. Kemudianhembuskan melalui mulut selama 4-
6detik dengan posisi mulut seperti mencucu
atau meniup lilin
5. Lakukan berulang hingga pola napas nya
membaik
Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Berpamitan dengan klien

Poltekkes Kemenkes Palembang


3. Membereskan alat
4. Mencuci tangan
5. Dokumentasikan kegiatan

Poltekkes Kemenkes Palembang


Poltekkes Kemenkes Palembang
Poltekkes Kemenkes Palembang
Poltekkes Kemenkes Palembang
Poltekkes Kemenkes Palembang
Poltekkes Kemenkes Palembang
Poltekkes Kemenkes Palembang
Poltekkes Kemenkes Palembang
LAMPIRAN FOTO KEGIATAN
KLIEN I

KLIEN II

Poltekkes Kemenkes Palembang


DAFTAR RIWAYAT HIDUP

IDENTITAS DIRI

Nama lengkap : Radra Maheswari Kharismawita

Tempat Tanggal Lahir: Palembang, 27 Mei 2000

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Jl. Mayor Laut Wiratno Komp TNI-AL, Arafuru

IDENTITAS ORANG TUA

Nama Ayah : Abdul Murad Nasution (ALM)

Nama Ibu : Susnila Mirawati

Saudara : Jihan Humaira Noviranita Nasution

RIWAYAT PENDIDIKAN

Tahun 2005-2006 : TK Mawar Melati Palembang

Tahun 2006-2012 : SD Negeri 67 Palembang

Tahun 2012-2015 : SMP Negeri 8 Palembang

Tahun 2015-2018 : SMA Negeri 15 Palembang

Tahun 2018-2021 : Politeknik Kesehatan Kemenkes Palembang Prodi


Keperawatan Baturaja

Poltekkes Kemenkes Palembang

Anda mungkin juga menyukai