Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN TUTORIAL

(MODUL 1 SKENARIO 7 : INFEKSI MENULAR SEKSUAL)

Tutor : dr. Rosdiana Sahabuddin, Sp.OG

Disusun Oleh Kelompok 7 :

Ketua Kelompok: Frizmitha Zalzabilah Marissangan (105421106719)


Sekretaris Kelompok: Nur Rahmah Awaliah (105421106319)
1. Magfira Awalia (105421106219)
2. Shafira Sahabuddin (105421106419)
3. A. Faiqah Angraini (105421106519)
4. Alfiana Mulyadi (105421106619)
5. Wardatul Jannah Yunus (105421106818)
6. Nurul Safitri (105421106819)
7. Natasya Amelia Reski (105421106918)
8. Andi Nurhalisa (105421106919)

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMADIYAH MAKASSAR

TAHUN 2022

KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa.Atas
rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas penulisan laporan
tutorial modul “Infeksi Menular Seksual (IMS)” dengan tepat waktu. Tidak lupa
shalawat serta salam tercurah kepada Rasulullah SAW yang syafa’atnya kita
nantikan kelak.

Kami juga ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada setiap pihak
yang telah mampu dalam penyusunan laporan ini selama masa tutorial khususnya
dr. Rosdiana Sahabuddin, Sp.OG pembimbing kami dan juga dokter penguji
OSOCA, yang telah membantu selama proses PBL berlangsung dan kepada ketua
maupun teman-teman yang mambantu dalam bentuk materi, sehingga laporan
hasil tutorial modul dapat diselesaikan dengan baik.

Penulis menyadari laporan ini masih memerlukan penyempurnaan,


terutama pada bagian isi.Kami menerima segala bentuk kritik dan saran pembaca
demi penyempurnaan laporan ini.Apabila terdapat banyak kesalahan pada
makalah ini, kami memohon maaf.

Demikian yang dapat kami sampaikan.Akhir kata, semoga penulisan


laporan ini dapat bermanfaat. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Makassar, 23 Maret 2022

Kelompok 7
SKENARIO 7
Nona M, usia 29 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan luka pada bibir
kemaluan dan anus sejak 2 bulan lalu, awalnya benjolan berwarna merah yang
tidak terasa nyeri lalu secara perlahan pecah dan menimbulkan beberapa luka
yang berwarna merah terang seperti daging dan mudah berdarah. Riwayat
melakukan hubungan seksual dengan tiga orang laki-laki dalam 2 bulan terakhir
dan melakukan hubungan seksual sebelum muncul benjolan pada kemaluan.
Pada pemeriksaan fisis didapatkan ulkus dengan granulasi pada labium minus dan
perineum, berbentuk bulat, berwarna merah terang seperti daging (beefy red
appearance), mudah berdarah, tidak teratur, dasar kotor, keluar sekret amis
berwarna kecoklatan.

METODE PBL : 7 JUMP

1. ASPEK SENTRAL
ANATOMI ORGAN GENITALIA WANITA

a. Vulva (Pukas)
Vulva merupakan organ yang tampak dari luar dan berbentuk lonjong
dengan ukuran panjang dari muka kebelakang.Vulva terdiri atas mons
pubis, labia mayora, labia minora, klitoris, vestibulum, dan hymen.
b. Labia Minora
Merupakan bibir kecil yang berasal dari lipatan tipis dari kulit sebelah
dalam labia mayora. Kedua lipatan labia minora bertemu di atas klitoris
yang disebut preputium klitoridis dan bertemu di bawah klitoris disebut
frenulum klitoridis. Kebelakang labia minora bersatu membentuk fossa
navikulare (fourchette). Labia minora mengandung banyak glandula
sebacea dan ujung-ujung syaraf yang sensitif.
c. Perineum
Terletak diantara vulva dan anus. Panjangnya rata-rata 4 cm. Perineum
merupakan daerah yang biasanya dilakukan episiotomy pada saat
persalinan untuk melebarkan jalan lahir.

HISTOLOGI ORGAN GENITALIA WANITA


a. Labium Minora

• Terdapat lateral vestibulum


• Sebelah luar ditutupi oleh labium mayor
• Epitel berlapis gepeng tak bertanduk tanpa folikel rambut
• Dibawah epitel terdapat jaringan ikat + banyak capiler membentuk
papilla masuk epitel
• Permukaan dalam atau luar terdapat kelenjar sebasea dan kelenjar
keringat.
b. Vulva
Genitalia eksterna atau vulva, meliputi beberapa struktur, semua dilapisi
epitel berlapis gepeng
• Vestibulum: suatu ruang yang dindingnya mencakup kelenjar
vestibular tubuloasinar
• Sepasang labia minora: lipatan kulit tanpa folikel rambut tetapi
dengan banyak kelenjar sebasea

2. INFORMASI TAMBAHAN
ANAMNESIS
a. Nona M, usia 29 tahun
b. Terdapat luka pada bibir kemaluan dan anus sejak 2 bulan lalu
c. Riwayat melakukan hubungan seksual dengan 3 orang pria dalam 2
bulan terakhir
d. Melakukan hubungan seksual sebelum muncul benjolan pada
kemaluan
PEMERIKSAAN FISIK
a. Tanda vital dalam batas normal
b. Didapatkan ulkus dengan granulasi pada labium minus dan perineum,
berbentuk bulat, berwarna merah terang seperti daging (beefy red
appearance), mudah berdarah, tidak teratur, dasar kotor, keluar sekret
amis berwarna kecoklatan

3. HUBUNGAN ASPEK SENTRAL DENGAN DATA


PATOMEKANISME ULKUS
Manifestasi penyakit dimulai dengan adanya nodul subkutan atau papul
yang kemudian berkembang menjadi ulkus pada tempat inokulasi. Bakteri
bermultipikasi dan melalui aliran limfe ke kelenjar getah bening. Ulkus
kemudian meluas secara perlahan sepanjang lipatan genital dan menyebar
secara langsung atau secara autoinokulasi kea rah yang berdekatan. Pada
kelenjar getah beningbakteri ini menyebabkan relative sedikit patologi,
tetapi bermigrasi ke permukaan kulit menimbulkan abses yang disebut
dengan pseudobubo yang jika pecah dapat menyebabkan ulkus di region
inguinal

4. HUBUNGAN SEBAB AKIBAT


a. Seks bebas
Hubungan seksual tanpa pengaman dan berganti-ganti pasangan serta
higienitas buruk
b. Oral seks
Pasangan yang terinfeksi atau melakukan hubungan seksual melalui
anus
c. Infeksi
Terjadi transmisi kuman melalui mukosa kulit dan selaput lendir pada
kemaluan
d. Inflamasi
Terjadi reaksi antara sel limfosit, sel radang, dan kuman sehingga
membentuk tanda radang akut
e. Lesi pada kemaluan
Reaksi tersebut memicu terbentuknya lesi pada mukosa kulit
kemaluan pasien dengan berbagai macam konsistensi dari terasa keras,
kenyal, lunak disertai abses pada bibir kemaluan dan anus
f. Abses pada anus
Abses yang terdapat pada anus akan memecah saat waktu defekasi
atau adanya gesekan dan membentuk fistula pada perianal.
5. HIPOTESIS
a. Diagnosis Banding

Ciri khas Granuloma Sifilis Herpes Genital


Inguinale

Masa 1-4 weeks 2-4 weeks 2-7 days


Inkubasi

Jumlah Lesi Single or multiple Usually 1 Multiple

Tampilan Defined or irregular Defined ulcer Superficial,grouped


Lesi pada ulcer; hypertrophic vesicles or
genital or verrucous ulcerations

Base/dasar Red, beefy Red,smooth,shiny Red,smooth


rough,usually friable

Pain/Nyeri Rare Rare Common

b. Patomekanisme Granuloma Inguinale


• Penyakit ini diawali dengan adanya nodul subkutan tunggal atau multiple
yang kemudian nodus tersebut akan menyebar ke area inguinale. Lama
kelamaan nodul itu akan membesar dengan permukaan yang lembut bila
diraba dan berwarna merah seperti warna daging. Meski tidak terasa
nyeri, benjolan ini akan mudah mengalami erosi bila tergesek.
• Kemudian nodul itu akan berkembang menjadi ulkus pada tempat
inokulasi bakteri bermultiplikasi, dan melalui aliran limfa kelenjar getah
bening ulkus kemudian meluas secara perlahan sepanjang lipatan
genitalia dan menyebar secara langsung atau secara auto inokulasi ke
area yang berdekatan pada kelenjar getah bening bakteri ini
menyebabkan relative sedikit perubahan patologi tetapi bermigrasi
kepermukaan kulit menimbulkan abses yang disebut pseudobubo yang
jika pecah menyebabkan ulkus di regio inguinal dan menimbulkan bau
tidak sedap
• luka yang terbentuk semakin dalam dan membentuk jaringan fibrotik di
sekitar selangkangan
6. LANKAH DIAGNOSIS
a. Anamnesis :
• Nona M, usia 29 tahun
• Terdapat luka pada bibir kemaluan dan anus sejak 2 bulan lalu
• Awal:benjolan berwarna merah tidak terasa nyeri
• Perlahan pecah dan menimbulkan beberapa luka yang berwarna
merah terang seperti daging dan mudah berdarah
• Riwayat melakukan hubungan seksual dengan 3 orang pria dalam 2
bulan terakhir
• Melakukan hubungan seksual sebelum muncul benjolan pada
kemaluan
b. GejalaKlinis lain:
• Tidak ada gejala sistemik
• Perdarahan atau discharge vagina
• Hematoskezia
• Hematuria
• Penyakit inflamasi pelvis
• Massa didaerah pelvis
• Infeksi sekunder oleh kuma anaerob  nyeri dan discharge berbau
busuk
c. Pemeriksaan Fisik :
• TTV: Dalambatas normal
• Didapatkan ulkus dengan granulasi pada labium minus dan
perineum, berbentuk bulat, berwarna merah terang seperti daging
(beefy red appearance), mudah berdarah, tidak teratur, dasar kotor,
keluar sekret amis berwarna kecoklatan.
d. Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaanmikroskopis (stained smears)
Badan Donovan terlihat baik dengan pewarnaan Giemsa, Wright,
dan Leishman. Rapi-diff adalah versi cepat yang berguna dari
pewarnaan Giemsa. Pendekatan diagnosis ini telah
direkomendasikan secara konsisten sebagai metode yang sederhana
dan dapat diandalkan.
1) Pengecatan Giemsa, dapat digunakan untuk mengecat apusan
jaringan yang diambil dengan cara menggulingkan swab secara
ringan sepanjang lesi dan kemudian diaatas kaca deck glass.
Didapatkan histiosit dengan badan Donovan (Donovan bodies).

2) Pengecatan Leishman atau Wright. Diagnosis donovanosis


ditegakkan dengan ditemukannya badan Donovan intraasellar di
dalam sel mononuclear yang besar pada specimen, baik dari
jaringan maupun sampel biopsy yang diambil dari tempat lesi.
3) Pengecatan lain; Delafield’s hematoxylin-eosin, pinocyonole, dan
Rapi Diff (modifikasi Giemsa).
• Biopsi
Pemeriksaan biopsy dilakukan pada lesi yang aktif. Dibutuhkan
untuk lesi yang kecil, kering, sklerotik atau nekrotik dengan super
infeksi yang berat, setiap lesi yang dicurigai keganasan, dan lesi
yang lebih jarang pada mulut, anus, serviks, dan uterus.
Pemeriksaan bahan biopsy lebih memakan waktu dan mungkin
melibatkan ketidaknyamanan yang lebih besar bagi pasien. Hasil
yang baik dapat diperoleh dengan melakukan tiga kali biopsi punch
atau snip 3–5 mm dan menempatkannya dalam larutan
formalin/salin 10%. Apusan untuk diagnosis yang lebih cepat dapat
dilakukan dengan mengoleskan permukaan inferior salah satu
specimen biopsy kekaca objek, menghindari penyebaran kembali
ke area manapun dan berhenti ketika specimen menjadi kering.
Jaringan biopsy dapat diperiksa dengan pewarnaan yang
direkomendasikan untuk pewarnaan dan juga dengan pewarnaan
perak atau Giemsa.
• Pemeriksaan histologis
Pemeriksaan histologist dilakukan setelah melakukan biopsy pada
lesi yang aktif. Pemeriksaan ini akan memberikan hasil terbaik bila
dilakukan dengan pengecatan Giemsa atau perak. Gambaran
histologys memperlihatkan adanya peradangan menahun dengan
inflitrasi sel plasma dan leukosit polimorfonuklir, sedangkan
dermis menunjukkan inflitrat selular yang padat dengan sejumlah
besar sel plasma, dengan sedikit sel neutrofil polimorfonuklir dan
sangat sedikit sel limfosit, sel endotel membengkak, dengan
fibrosis dan edema dapat prominen pada beberapa pasien.
Epidermis ada tepi ulkus seringkali menunjukkan berbagai
tingkatan hyperplasia, dari akan thosis ringan hingga hyperplasia
pseudo epitel iomatosis.

Histopatologi menunjukkan adanya badan Donovan. Pewarnaan


Warthin-Starry (Kreditgambar: Profesor Luis Carlos de Lima
Ferreira).
• Kultur
Kultur yang berhasil telah dilaporkan pada sel mononuclear darah
perifer manusia dan pada sel Hep-2. Sejauh ini teknik tersebut
hanya berhasil dimanfaatkan oleh dua laboratorium penelitian di
luar Inggris (Darwin dan Durban). Pra-perawatan specimen dengan
antibiotic seperti vankomisin dan metronidazol diperlukan untuk
menghilangkan kontaminan.
• PCR (Polymerase chain reaction)
Hanya digunakan untuk tujuan penelitian

7. DIAGNOSIS
a. Terapi
Farmakologi:
• Lini pertama: Azitromisin 1 gram per oral 1x/minggu atau 500
mg/hariselama 3 minggu.
• Lini kedua:
- Doksisiklin 2 x 100mg/hari minimal selama 3 minggu
- Ciprofloksasin 2 x 750mg/hari minimal selama 3 minggu
- Eritromisin 4 x 500mg/hari minimal selama 3 minggu
- Trimethoprim-sulfamethoxazole (160mg/800mg) tablet per
oral 2x/hari minimal selama 3 minggu
• Keadaan Khusus
- Granuloma inguinale dengan Kehamilan Doksisiklin tidak
boleh diberikan pada trimester kedua dan ketiga kehamilan
karena dapat menyebabkan diskolorasi gigi dan tulang.
Ciprofloksasin dilaporkan dapat merusak kartilago pada
animal studi. Oleh karena itu, perempuan yang hamil dan
menyusui dapat diberikan pengobatan golongan makrolide
(azitromisin atau eritromisin).
- Infeksi HIV Pasien dengan infeksi granuloma inguinale dan
HIV memperoleh  pengobatan  yang  sama  dengan  pasien
granuloma inguinale tanpa HIV. Antibiotik tambahan dapat
diberikan jika tidak ada perbaikan dalam beberapa hari
setelah pengobatan. Antibiotik yang menjadi  pilihan  yaitu 
aminoglikosida (gentamisin 1mg/kgBB intravena setiap 8
jam).

Non-Farmakologi

• Menjaga kebersihan, mengikuti anjuran dokter


• Rutin memeriksakan diri kedokter dan meminum obat secara
teratur
b. Pencegahan
• Tidak melakukan kontak seksual baik secara genital-genital, oro-
genital,maupunano-genital dengan banyak partner. Melakukan kontak
seksualhanya dengan satu orang.
• Melakukan tes untuk PMS termasuk HIV.
• Setiap individu yang melakukan kontak seksual dengan
penderitagranulomainguinale dalam 60 hari harus melakukan
pemeriksaan dandiberikan pengobatan.
• Jika seorang perempuan berencana untuk hamil atau sedang
hamildilakukan tes untuk PMS dan HIV segera mungkin sebelum bayi
lahir.
• Anak yang dilahirkan dari ibu penderita granolomainguinale yang
tidakdiobati diberikan profilaksis azitromisin 20mg/kg selama 3 hari.
• Memberikan penyuluhan dan pendidikan mengenai PMS dan HIV
sertalayanan untuk mencegah IMS. Jika terinfeksi maka sangat penting
untuk mengurangi penyebaran PMS dan HIV serta memastikan bahwa
pasienyang berisiko tinggi tertular atau menularkan penyakit diberi alat
untuk melindungi diri sendiri dan orang lain dari infeksi
c. Komplikasi
• Karsinoma
Komplikasi yang paling serius adalah karsinoma, dilaporkan terjadi
pada 0,25% penderita, termasuk didalamnya adalah karsinoma sel
skuamosa dan karsinoma sel basal. Selain itu bila lesi menyembuh
terjadi fibrosis sehingga terbentuk struktur dan fimosis
menyebabkan deformitas dan mengganggu fungsinya.
• Elefantiasis genital
Elefantiasis genital dapat terjadi akibat destruksi dari limfatik.
• HIV
Donovanosis dapat menyebar ke ekstra genital dan meningkatkan
risiko terkena HIV, dan bila terjadi bersama maka dapat terjadi
ulkus yang persisten yang membutuhkan terapi antibiotic jangka
panjang.
• Autoamputasi penis
Autoamputasi penis pernah dilaporkan pada laki-laki penderita
HIV-2 dengan donovanosis
d. Prevalensi
Penyakit ini terdistribusi di kedua hemisfer dan endemic didaerah
China Tenggara, India timur, Australia barat, dan beberapa negara di
Amerika Tengah, Selatan dan Utara, serta India Barat. Sekarang ini
ditemukan secara sporadic di negara-negara berkembang, di papua,
papua Nugini, Afrika Selatan – Kwazulu-Natal, dan Transvaal Timur,
bagian India dan Brazil, dan komunitas aborigin di Australia.
Puncak insidens infeksi donovanosis ini terjadi pada usia decade 3,
70% kasus terjadi pada usia 20-40 tahun. Beberapa peneliti
mengatakan angka donovanosis pada laki-laki dan perempuan berbeda,
ada yang melaporkan banyak ditemukan pada laki-laki daripada pada
permpuan (dengan rasio 0,13:1), tetapi ada yang melaporkan banyak
ditemukan pada perempuan (dengan rasio 7:1). Perbedaan ini mungkin
disebabkan adanya perbedaan proses seleksi pasien dalam penelitian
tersebut.

ASPEK AIK

Syahwat merupakan titik terlemah yang memungkinkan setan dapat


berbisik dengan bujuk rayunya melalui celah-celah yang ada, untuk memalingkan
tujuan-tujuan pokok manusia di dalam kehidupan. Ketika naluri syahwat atau
gairah seks telah menjadi penguasa yang merusak jiwa manusia, kita akan
menemukan bahwa Islam telah menempatkan alat pengontrol, menetapkan
undang-undang, menundukkan jalan, dan menegakkan rambu-rambu yang
mengontrol setiap gerakannya di dalam semua lini kehidupan. Seperti yang
disebutkan dalam firman Allah SWT. Didalam Q.S An-Nur Ayat 30:

Artinya:
“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: Hendaklah mereka menahan
pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci
bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.”
(Q.S An-Nur: 30)

Maka dari itu, syahwat yang dimiliki manusia akan mendorongnya untuk lebih
condong kepada lawan jenisnya. Dengan kecondongan syahwat ini, masing-
masing dari laki-laki dan perempuan diperintahkan untuk bersatu dalam ikatan
pernikahan. Dan juga sebaiknya perilaku berhubungan seksual agar ditujukan
pada pasangan halal masing-masing, tidak berzina apalagi berpasangan dengan
sesama jenis.

Allah berfirman, “Dia mengetahui (pandangan) mata yang khianat dan apa yang
disembunyikan oleh hati.”(Al-Ghafir: 19)

Karena perilaku seks bebas yang keji ini berawal dari pandangan mata, Allah
mendahulukan perintah memalingkan pandangan mata daripada perintah menjaga
kemaluan. Banyak musibah besar yang berasal dari pandangan mata, ibarat
kobaran api yang besar yang berasal dari bunga api. Mulanya hanya pandangan,
kemudian khayalan, lalu langkah nyata, dan setelah itu, tindak kejahatan besar
berupa seks bebas atau zina. Dan Rasulullah shallallahu alaihi wassalam bersabda:

“Apabila seorang hamba berzina, keluarlah iman darinya, lalu iman itu seperti
naungan (di atas kepalanya). Apabila dia telah bertobat darinya, kembalilah iman
itu kepadanya.” (HR. Abu Dawuddan at-Tirmidzi, dinyatakan shahih oleh al-
Albani dalam ash–Shahihah)
DAFTAR PUSTAKA

1. Buku Ajar Anatomi, UMSIDA Press. Universitas Muhammadiyah


Sidoarjo: 2020
2. Mescher AL. Junqueira’s basic histology: Text and atlas (14 th Edition).
New York, USA: McGraw – Hill Education; 2016
3. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FK UI Edisi 7. 2016
4. Richens J.. The diagnosis and treatment of donovanosis (granuloma
inguinale). Genitourin Med. 67 (6): 441–52. PMC 1194766. PMID
1774048. 1991
5. Buku Ajar Ilmu penyakit dalam PAPDI FK UI Edisi 6. 2014
6. Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Stiyohadi B, Syam AF. Buku ajar ilmu
penyakit dalam jilid I. VI. Jakarta: Interna Publishing. 2014
7. Junior, Walter Belda. Donovanosis. Department of Dermatology, Faculty
of Medicine, Universidade de São Paulo, São Paulo, SP, Brazi. 2020.
8. Al-Qur’an dan Hadist

Anda mungkin juga menyukai