Nidya
2. Servisistis
Patofisiologi
a. Cerviks kelihatan normal, hanya pada pemeriksaan mikroskopik ditemukan
infiltrasi endokopik dalam stroma endocerviks. Cervicitis ini tidak menimbulkan
gejala, kecuali pengeluaran sekret yang agak putih kekuningan.
b. Disini pada portio uteri sekitar ostium uteri eksternum tampak daerah
kemerah-merahan yang tidak terpisah secara jelas dan epitel portio
disekitarnya, sekret dikeluarkan terdiri atas mukus bercampur nanah.
c. Sobekan pada cerviks uteri disini lebih luas dan mucosa endocerviks lebih
kelihatan dari luar (eksotropion). Mukosa dalam keadaan demikian itu mudah
kena infeksi dari vagina, karena radang menahun, cerviks bisa menjadi
hipertropis dan mengeras : sekret bertambah banyak.
GEJALA KLINIS
Kebanyakan wanita yang mengalami servisitis tidak memperlihatkan gejala
apapun. Keadaan tersebut dapat dijumpai hanya setelah dilakukan pemeriksaan
atau uji berkala.
Tanda-tanda dan gejala-gejala, jika ada, meliputi:
Luah (discharge) vagina berwarna kelabu atau kuning pucat.
Perdarahan vagina abnormal, seperti perdarahan pascasanggama atau antar
haid.
Nyeri sanggama (dispareunia).
Berkemih yang sukar, nyeri, dan sering.
Nyeri panggul atau perut atau demam, pada keadaan yang jarang.
KLASIFIKASI
1. Cervicitis Akut
Cervicities akut ialah infeksi yang diawali di endocerviks dan ditemukan pada
gonorrhoe, dan pada infeksi post-abortum atau post-partum yang disebabkan
oleh Streptoccocus, Stafilococcus, dan lain-lain. Dalam hal ini, serviks memerah
dan bengkak dengan mengeluarkan cairan mukopurulent. Servisitis akut
biasanya merupakan infeksi yang ditularkan secara seksual.
Pengobatan dilakukan dalam rangka pengobatan infeksi tersebut. Penyakitnya
dapat sembuh tanpa bekas atau menjadi servisitis kronis.
2. Cervicitis Kronis
Penyakit ini dijumpai pada wanita yang pernah melahirkan. Luka-luka kecil atau
besar pada serviks karena partus abortus memudahkan masuknya kuman-
kuman ke dalam endocerviks dan kelenjar-kelenjarnya, lalu menyebabkan
infeksi menahun.
Cervisitis kronis paling sering terlihat pada ostium eksternal dan canalis
endoserviks
Dd: kanker serviks, lesi tuberkulosis,hepes genitalia
Pemeriksaan Khusus
Pemeriksaan Khusus Dapat dilakukan dengan :
1. Pemeriksaan dengan speculum.
2. Sediaan hapus untuk biakan dan tes kepekaan.
3. Pap smear.
4. Biakan damedia.
5. Biopsy.
PENATALAKSANAAN
1. Servisitis Akut
Memberikan antibiotik dosis tepat misal doxycicline, azithromycin, erithromisin
dan menjaga kebersihan daerah kemaluan.
2. Servisitis Kronik
Pengobatan terhadap infeksi ini dimulai dengan pemeriksaan setelah 42 hari
persalinan atau sebelum hubungan seks dimulai.
Pada mulut rahim luka lokal disembuhkan dengan cairan albutil tingtura, cairan
nitrasargenti tingtura, dibakar dengan pisau listrik, termokaumeter,
mendinginkannya (kryosurgery).
Penyembuhan servisitis menahun sangat penting karena dapat menghindari
keganasan dan merupakan pintu masuk infeksi kealat kelamin bagian atas.
Namun servisitis kronika pengobatannya lebih baik dilakukan dengan jalan
kauterisasi radial dengan termokauter atau dengan krioterapi.
Sesudah kauterisasi terjadi nekrosis. Jaringan yang meradang terlepas dalam
kira-kira 2 minggu dan diganti lambat laun oleh jaringan yang sehat
Jika radang menahun mencapai endoserviks jauh kedalam kanalis crevikalis,
perlu dilakukan konisasi dengan mengangkat sebagian besar mukosa
endocerviks. Jika sobekan dan infeksi sangat luas, maka dilakukan amputasi
serviks.
Lokia adalah cairan sekret yang berasal dari kavum uteri dan vagina dalam
masa nifas. (Mochtar, 1998)
Menurut Rustam Mochtar (1998) pengeluaran lochia dapat dibagi
berdasarkan jumlah dan warna sebagai berikut :
1. Lokia rubra berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel
desidua, verniks kaseosa. Lanugo dan mekoneum selama 2 hari pasca
persalinan.
2. Lokia sanguinolenta berwarna merah kuning berisi darah dan lendir, hari
ke 3-7 pasca persalinan.
3. Lokia serosa berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi, pada hari ke 7-
14 pasca persalinan.
4. Lokia alba cairan putih, setelah 2 minggu
5. Lokia purulenta terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau busuk.
6. Lokia astastis lokia tidak lancar keluarnya.
Skenario 18
ANAMNESIS
A. Riwayat Penyakit Sekarang
a. Identitas : Nama, usia, alamat, pekerjaan
b. Keluhan : Bengkak payudara sebelah kanan
c. Onset : 3 bulan
d. Kronologis : Awal mulanya bagaimana?
e. Kualitas : Sampai menggangu aktivitas?
f. Kuantitas : Adakah Benjolan ( jumlah, ukuran, permukaan rata/berbenjol, bisa digerakkan,
konsistensi kenyal/keras, nyeri tekan)
g. Faktor memperberat : Bengkaknya bertambah saat apa? Saat menyusui bengkak tidak?
Saat haid apakah payudara juga bengkak?
h. Faktor memperingan : Sudah pernah diobati? Sembuh tidak? Bengkak menghilang saat
apa?
i. Keluhan lain :
a. Demam?
b. Pusing?
c. Mual? Muntah?
d. Lemas?
e. Berat badan menurun?
f. Nyeri : Sejak kapan? Terus-menerus/hilang-timbul?
B. Riwayat Penyakit Dahulu
1. Apakah dulu pernah punya keluhan yang sama?
2. Riwayat kencing manis? darah tinggi? riwayat penggunaan obat? alergi? keganasan?
Riwayat operasi payudara? Riwayat penggunaan kontrasepsi?
3. Menstruasi : menarche? teratur? berapa lama setiap haid?
Inspeksi : Bentuk simetris? Ukuran benjolan? Warna hiperemis(+)? Tampak seperti kulit
jeruk? Retraksi payudara?
Palpasi ( secara vertical/horizontal/sirkuler) : Nyeri tekan(+)? Benjolan ( jumlah, ukuran,
permukaan rata/berbenjol, bisa digerakkan dari dasar, konsistensi kenyal/keras)? Papilla
mammae ( secret? bau?)
d. Pemeriksaan Aksila : Pembesaran KGB (jumlah, ukuran, permukaan rata/berbenjol, bisa
digerakkan dari dasar konsistensi kenyal/keras,nyeri tekan)?
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Darah rutin
2. Usulkan mammografi
3. Usulkan USG
4. Biopsi
DIAGNOSA BANDING
1. Fibroadenoma
2. Fibrokistik
3. Tumor Phyolides