Anda di halaman 1dari 7

Materi VII

MUTASI KROMOSOM

Tujuan Praktikum :
1. Mengamati perubahan pada jumlah kromosom semangka akibat pemberian mutagen
colchicine
2. Mengamati perubahan pada struktur kromosom padi akibat perlakukan mutasi fisik
3. Mengamati perbedaan pertumbuhan dan perkembangan tanaman mutan dan non mutan

Pendahuluan
Perubahan struktur dan perilaku kromosom dapat terjadi baik secara spontan maupun
buatan. Induksi mutasi dapat dilakukan secara fisika, kimia, biologi, maupun penggunaan
transposon dan T-DNA tagging. Mutasi dapat terjadi pada tingkat DNA (gen) maupun pada
tingkat kromosom, yang nantinya akan diekspresikan pada penampilan atau fenotipe. Mutasi
yang terjadi akibat perubahan sekuen basa DNA sehingga membentuk alel yang berbeda
disebut mutasi DNA sedangkan mutasi yang disebabkan karena perubahan struktur dan
jumlah kromosom disebut mutasi kromosom.
Bahan-bahan kimia yang dapat menyebabkan mutasi disebut mutagen. Mutagen yang
banyak digunakan untuk mengubah seluruh genom adalah colchicine. Colchicine bekerja
dengan cara mengganggu mekanisme kerja spindle ‘benang gelendong’ sehingga terbentuk sel
poliploidi. Banyak penelitian menunjukkan bahwa setiap jenis tanaman menunjukkan respon
yang berbeda terhadap konsentrasi dan lamanya waktu perlakuan colchicine.
Poliploidi adalah keadaan organisme yang mempunyai lebih dari dua set kromosom
(genom). Poliploidi bisa berupa autopoliploidi maupun allopoliploidi. Autopoliploidi adalah
keadaan organisme yang mempunyai lebih dari dua perangkat kromosom dari genom homolog,
contoh autotetraploid AAAA. Sedangkan allopoliploidi adalah keadaan organisme yang memiliki
dua atau lebih perangkat kromosom yang berasal dari genom yang berbeda, contoh
allotetraploid AABB. Namun demikian, masing-masing memiliki jumlah kromosom yang sama
yaitu 4x.
Alat dan Bahan
 Benih semangka, larutan colchicine dengan konsentrasi 0.3 dan 0.6%.
 Benih padi varietas Sijunjung yang telah diperlakukan dengan sinar gamma
 Petri dish, kertas tissue, kertas stensil, gunting kuku, seed bed lengkap dengan tanahnya,
mikroskop, kaca objek, kaca penutup, pinset, cawan petri, pipet tetes, pisau silet, kayu
pengetuk tumpul atau pensil kayu berkaret, binokuler, kaca arloji, beaker glass, jarum
diseksi, loupe dan lampu bunsen.
 Aceto orcein 2 %, colchicine 0.05 %, HCL 1 N, larutan Carnoy (larutan etanol 96 %
dengan asam asetat glasial (3:1), asam asetat 45 %, tissue gulung dan akuades.

Prosedur Kerja
Mutasi pada jumlah kromosom

1. Gunting ujung benih semangka terlebih dahulu menggunakan gunting kuku, cuci, kemudian
kering dengan kertas tissue.
2. Rendam benih dalam larutan colchicine 0, 0.3 dan 0.6% selama 24 jam.
3. Kecambahkan dalam petri yang dilapisi dengan kertas tissue yang sudah dibasahi.
4. Setelah daun pertama mulai muncul (sekitar 1 minggu), teteskan larutan colchicine tepat
pada titik tumbuh bibit sesuai dengan perlakuan yang diberikan. Penetesan dilakukan pada
jam 7.00 dan jam 17.00 setiap hari selama 2-3 hari.
5. Lakukan pengamatan jumlah kromosom ujung akar semangka untuk setiap perlakuan
konsentrasi colchicine, seminggu setelah penetesan colchicine terakhir dengan prosedur
sebagai berikut:
 Potong masing-masing ujung akar yang tampak aktif sepanjang 5 mm, kemudian rendam
dalam colchicine 0.05 % selama 2-5 jam pada suhu 8 – 12° C.
 Fiksasi dengan larutan Carnoy selama 12 jam atau dimalamkan pada suhu kamar
(sampel dapat disimpan dalam etanol 70 % pada suhu 0-4°C selama 2 bulan jika tidak
dilakukan pembuatan preparat setelah difiksasi dengan larutan Carnoy).
 Angkat dan cuci sampel dengan akuades, lalu maserasi dalam larutan HCL 1N pada suhu
60°C selama ± 15 detik sampai 1 menit tergantung cepat atau lamanya akar menjadi
lunak.
 Tempatkan sampel pada kaca objek dan pisahkan bagian epidermisnya dibawah
binokuler, atau potong ujung sampel sekitar 1-2 mm.
 Tetesi preparat dengan pewarna aceto orcein 2 % dan tempatkan dalam wadah berisi
asam asetat 45 % selama 1-2 jam hingga warna teserap oleh jaringan.
 Tutup preparat dengan kaca penutup kemudian ketuk dengan menggunakan pengetuk
tumpul secara perlahan sambil dilewatkan beberapa detik di atas api bunsen (jangan
sampai mendidih)
 Letakkan preparat di atas kertas serap kemudian squash ‘tekan’ dengan perlahan agar
pewarnaan merata dan sel-sel tersebar rata
 Amati jumlah kromosom sel di bawah mikroskop dengan perbesaran kecil kemudian
ditingkatkan sampai pembesaran maksimal.

6. Tanam sisa bibit yang tidak digunakan untuk pengamatan mutasi secara morfologis dalam
seed bed (6 bibit per seed bed).
7. Amati dan catat pertumbuhan dan perkembangan tanaman tersebut setiap minggunya
selama 2 minggu.

Mutasi pada jumlah kromosom

1. Benih padi varietas Sijunjung dikeringkan hingga mencapai kadar air 12%, kemudian dikirim
ke PATIR BATAN, Jakarta, untuk diiradiasi dengan sinar gamma pada dosis 500 Gy.
2. Benih mutan kemudian dikecambahkan dalam kertas stensil dan sisanya ditanam di seed
bed.
3. Akar bibit padi kemudian diwarnai dengan aceto orcein dan diamati struktur kromosomnya
menggunakan prosedur yang sama dengan akar semangka di atas.
4. Tanam sisa bibit yang tidak digunakan untuk pengamatan mutasi secara morfologis (mutasi
klorofil dan mutasi pada karakter lainnya) menggunakan seed bed (50 bibit per seed bed).
5. Amati dan catat pertumbuhan dan perkembangan tanaman tersebut setiap minggunya
selama 2 minggu.

Hasil Pengamatan

Gambar 1. Kromosom tanaman semangka pada larutan colchicine 0%

Gambar 2. Kromosom tanaman semangka pada larutan colchicine 0.3 %


Gambar 1. Kromosom tanaman semangka pada larutan colchicine 0.6 %

Gambar 4. Struktur kromosom tanaman padi non mutan

Gambar 5. Struktur kromosom tanaman padi mutan


Tabel 1. Pengamatan pertumbuhan dan perkembangan bibit semangka pada pemberian
colchicine 0, 0.3 dan 0.6%

Karakter yang Konsentrasi colchicine (%)


diamati Minggu 1 Minggu 2
0 0.3 0.6 0 0.3 0.6
Panjang daun

Lebar daun

Jumlah daun

Diameter batang

Tinggi bibit

Tabel 2. Pengamatan pertumbuhan dan perkembangan padi mutan dan non mutan

Karakter morfologis Bibit padi non mutan Bibit padi mutan

Warna daun

Tinggi tanaman

Pertanyaan
1. Apakah terdapat perbedaan pertumbuhan dan perkembangan tanaman mutan dan non
mutan?
2. Apakah kesimpulan yang dapat anda sarikan dari hasil pengamatan kromosom akar
tanaman, pertumbuhan dan perkembangan tanaman mutan dengan non-mutan?

Anda mungkin juga menyukai