PENDAHULUAN
Home Depot (Charan, 2006), Cisco, GE Healthcare dan Jones Lang LaSalle
(Vermeulen et al., 2010), Scott Paper dan Champion International (Beer dan Nohria,
2000), Ford, Landmark Communication, General Motor dan British Airways (Kotter,
1995).
kekuatan di belakang kebutuhan akan perubahan. Kekuatan ini dibagi ke dalam dua
kelompok yaitu perubahan terencana dan perubahan tidak terencana. Yang termasuk
1
diikuti dengan downsizing dan outsourcing. Restrukturisasi cenderung
selalu dapat dicapai. Terjadi kesenjangan antara yang diharapkan dan yang
tindakan perubahan.
2
pemerintah. Hal yang pada waktu yang lalu diperbolehkan, suatu saat dapat
dilarang.
telah disebutkan di atas, perubahan dapat juga terjadi pada perusahaan non-profit
sejak 2004 sebagai respon dari tuntutan masyarakat akan pengelolaan anggaran
negara yang transparan, akuntabel, terintegrasi, dan berbasis kinerja. Perubahan yang
3
peningkatan manajemen sumber daya manusia (Kementerian Keuangan Republik
Indonesia, 2011).
keuangan yang akurat melalui proses akuntabel dan transparan. SPAN dibuat untuk
bahwa perubahan yang paling mendasar yang diusung SPAN adalah otomatisasi
proses bisnis yang dijalankan di Direktorat Jenderal Anggaran dan DJPBN. Proses-
proses yang sifatnya pengulangan yang selama ini dilaksanakan secara manual akan
yang sebelumnya berdiri sendiri-sendiri baik di tingkat pusat, unit vertikal maupun
satuan kerja; perekaman data sekali yang sebelumnya dilaksanakan di setiap unit
4
yang terkait; dan pembakuan business rules untuk semua proses serta analisis.
Perubahan yang signifikan tersebut menuntut perbaikan pada proses bisnis yang
dijalankan dan perubahan pola pikir para pihak yang terlibat pada proses bisnis
tersebut, baik pengguna langsung dari Departemen Keuangan (internal), maupun dari
memiliki pengaruh negatif yaitu ketakutan pada para pegawai hingga membuat
dibutuhkan oleh setiap organisasi. Sehingga studi ini difokuskan pada pengujian
kapasitas untuk berubah dan implementasi dari manajemen perubahan pada DJPBN
2. Rumusan Masalah
mengalami kegagalan. Berbagai macam upaya dilakukan dengan berbagai nama yang
restructuring, cultural change dan turnaround. Namun pada dasarnya tujuan dari
berbagai bentuk perubahan tersebut sama yaitu membuat perubahan secara mendasar
5
lingkungan pasar yang baru atau yang lebih menantang (Kotter, 1995). Garvin dan
mereka lakukan akan seperti yang sebelumnya yaitu mengalami kegagalan dan
tuntutan untuk berkorban dan disiplin diri ditanggapi dengan sikap sinis, skeptis dan
resisten.
perubahan yaitu tidak membangun sense of urgency yang cukup, tidak menciptakan
menghilangkan hambatan pada visi yang baru, tidak merencanakan dan menciptakan
tujuan jangka pendek secara sistematis, merayakan kemenangan terlalu cepat, dan
manajemen perubahan yang disebabkan oleh isu proses dan isu teknologi sangatlah
6
Manusia
Kurangnya partisipasi
Isu Terbatasnya dukungan
42%
Lemahnya perencanaan dan kontrol
kepemimpinan Kurangnya keterlibatan
Isu organisasi
27%• Kurangnya pemahaman
Kurangnya strategic alignment
dan budaya
Kekhawatiran akan kehilangan / perubahan pekerjaan
Isu pengguna 23% Kurangnya buy-in
Teknologi
Isu teknologi 4% • Isu integrasi
• Isu konfigurasi
dilakukan pada bulan November 2010 hingga Januari 2011 menunjukkan bahwa
persepsi pegawai secara rata-rata berada di 3,58 dari skala 5 (1 = positif, 5 = negatif).
Hal ini menunjukkan bahwa tingkat persepsi dan kesiapan pegawai untuk
7
Tabel 1.1. Jumlah Responden Survey Kesiapan Perubahan per 17 Januari 2011
Unit Responden Terkonsolidasi“ Respondenyangqzzo///7ed’“
DJPB 5,477 (59%) 5,402 (ssh›)
DJA 199 (30%) 194 (26P)
Pusintek 95 (79%) 94 (78%)
8
Kondisi yang diharapkan adalah para pegawai memahami SPAN dan
SPAN secara baik dan siap mendukung implementasi SPAN. Namun pada
kenyataanya kondisi saat ini mencerminkan bahwa tujuan dan benefit SPAN belum
cenderung masih rendah, pengetahuan yang baik tentang SPAN cenderung hanya
dimiliki oleh pegawai level Eselon Tiga ke atas, adanya persepsi kurangnya
kapabilitas untuk implementasi SPAN, dan adanya kekuatiran mengenai Job Security
menimbulkan gap yang harus dijembatani agar pegawai memahami SPAN dan
mempunyai persepsi yang baik sehingga mendukung implementasi SPAN serta siap
dan aktif terlibat dalam program SPAN seperti sosialisasi dan pelatihan.
3. Pertanyaan Penelitian
performa terbaiknya?
9
b. Apa sajakah masalah yang terjadi dalam manajemen perubahan pada
proyek SPAN?
4. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian dari penyusunan karya ilmiah ini adalah sebagai
berikut:
5. Manfaat Penelitian
a. Bagi DJPBN.
Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi DJPBN dalam proses
10
c. Bagi penulis.
lapangan.
terintegrasi dengan Direktorat Jendral Anggaran serta Pusat Sistem Informasi dan
membatasi penelitian ini pada lingkup DJPBN saja. Selain itu variabel manajemen
perubahan yang diteliti dibatasi pada hard side dalam manajemen perubahan,
initiative change dan process change, serta soft aspect dalam manajemen perubahan
7. Sistematika Penulisan
Dalam penelitian ini, terdapat enam bab yang dimulai dengan pendahuluan.
penelitian dan sistematika penulisan. Bab kedua merupakan kajian pustaka yang
berisi mengenai landasan teori dalam penelitian ini. Bab ketiga berisi tentang profil
11
perusahaan dimana diuraikan mengenai sejarah DJPBN, visi misi, struktur organisasi
dan juga tentang SPAN. Bab keempat adalah metode penelitian yang digunakan.
Pada bab ini dijelaskan mengenai desain penelitian, definisi operasional, instrumen
penelitian, metode pengumpulan data dan metode analisis data yang digunakan. Bab
lima merupakan pembahasan serta hasil dari penelitian yang telah dilakukan. Bab ini
menguraikan deskripsi data dan juga pembahasan atau jawaban atas masalah
penelitian yang telah dipaparkan pada bab pertama. Pada bab terakhir yaitu bab enam
12