Contoh Jurnal Tentang Kebersihan Lingkun 1
Contoh Jurnal Tentang Kebersihan Lingkun 1
PENDAHULUAN
1
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional menyebutkan, bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan bertujuan untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.
Dalam keseluruhan proses belajar-mengajar terjadilah interaksi antara
berbagai komponen, masing-masing komponen diusahakan saling pengaruh-
mempengarruhi sedemikian hingga dapat tercapai tujuan pendidikan dan
pengajaran (Slameto, 6:2013). Terciptanya lingkungan belajar yang dapat
mendukung efektivitas dan efisiensi pembelajaran anak tidak terlepas dari peran
guru sebagai orang yang mengolah lingkungan belajar yang menyenagkan
(Mariyana, 136:2010). lingkungan adalah kesatuan ruang dengan semua benda,
daya, keadaan, dan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan
perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejatraan
manusia serta makhluk hidup lainnya (Zulkifli, 11:2014).
Aktivitas manusia terbagi dua, yaitu fisik dan nonfisik. Aktivitas manusia
dalam bidang fisik paling sedikit menimbulkan enam dampak lingkungan berarti
yaitu manusia atas tanah, binatang, vegetasi, air, perubahan geomorfologi
(bentang alam), dan cuaca. Selain itu dampak yang bersikap nonfisik adalah
gangguan terhadap kesatuan manusia dan lingkungannya Soemarwoto,2005 dalam
( zulkifli2014:13). Berdasarkan hasil observasi dan wawancara tanggal 26
November 2014 dengan guru khususnya pada mata pelajaran IPS terpadu di
SMPN 6 Palembang diperoleh informasi bahwa sebagian besar siswa memiliki
perhatian yang kurang terhadap lingkungan sekolah, sehabis jam istirahat dan jam
pulang sekolah banyak sampah yang dibuang sembarangan tempat sehinga
memotong jam pelajaran yang akan dimulai setelah jam istirahat. Menurut Anton
M. Mulyono (2001 : 26) Aktivitas artinya “kegiatan atau keaktifan”. Jadi segala
sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun
2
non-fisik, merupakan suatu aktifitas. Saat siswa tidak patuh dalam menjaga
kebersihan hal ini berdampak pada aktivitas belajar siswa yang nantinya akan
mempengaruhi hasil belajar siswa dimana jam saat mereka harusnya belajar
namun mereka harus membersihkan ruangan karena ketidak disiplinan dan tidak
perhatian dalam menjaga kebersihan lingkungan.
Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk mengadakan
penelitian dengan judul “Kaitan Antara Kebersihan Lingkungan Sekolah Dengan
Aktivitas Belajar Siswa Kelas VII Pada Mata Pelajaran IPS (Geografi) di SMP
Negeri 6 Palembang Tahun Pelajaran 2014/2015”.
KAJIAN PUSTAKA
Kebersihan lingkungan adalah upaya manusia dalam menjaga tempat
berinteraksi mereka dari kotor dan keji dalam rangka mewujudkan dan
melestarikan kehidupan yang nyaman dan sehat. Lingkungan secara umum
diartikan sebagai suatu tempat yang dapat mempengaruhi pertumbuhan manusia,
sedangkan menurut kamus environment diartikan sebagai suatu yang berhubungan
dengan lingkungan atau suasana (Mariyana 2010:16). Menurut kamus bahasa
indonesia (abdullah:352) “Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang
sistematis melaksanakan program bimbingan, pengajaran, dan latihan dalam
rangka membantu siswa agar mampu megembangkan potensinya baik yang
menyangkut aspek moral, spiritual, intelektual, emosional maupun sosial”. Dari
pengertian diatas maka peneliti menyimpulkan lingkungan pendidikan adalah
berbagai faktor yang berpengaruh terhadap pendidikan atau berbagai lingkungan
tempat berlangsungan proses pendidikan. Lingkungan sekolah atau bisa juga
disebut dengan lingkungan belajar merupakan suatu tempat atau suasana
(keadaan) yang mempengaruhi proses perubahan tingkah laku manusia, tentu
manusia tersebut adalah pelajar sebagai subjek yang berada di lingkungan tersebut
(Mariyana 2010:17).
Menurut Sriyono aktivitas adalah segala kegiatan yang dilaksanakan baik
secara jasmani atau rohani. Aktivitas siswa selama proses belajar mengajar
merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk belajar (Rosalia,
3
2005:2). Menurut Anton M. Mulyono (2001 : 26), Aktivitas artinya “kegiatan
atau keaktifan”. Jadi segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang
terjadi baik fisik maupun non-fisik, merupakan suatu aktifitas. Menurut
(Slameto,2013:2) Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
hasil pengalamannya sendiri dalam interaksinya dengan lingkungannya. Aktivitas
belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental. Dalam proses belajar
kedua aktivitas itu harus saling berkaitan. Lebih lanjut lagi piaget menerangkan
dalam buku Sardiman bahwa jika seorang anak berfikir tanpa berbuat sesuatu,
berarti anak itu tidak berfikir (Sardiman, 2011:100).
ANGGAPAN DASAR
Anggapan dasar adalah sesuatu yang diyakini kebenarannya oleh peneliti
yang diyakini kebenarnya oleh peneliti (Arikunto,2013:107). Anggapan dasar
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Siswa kelas VII yang belajar di SMP Negeri 6 Palembang menerima
pembelajaran IPS Terpadu (Geografi) berdasarkan kurikulum yang
berlaku.
2. Siswa tidak memperhatikan kebersihan lingkungan sekolah
4
POPULASI
Dalam penelitian ini populasi yang dimaksud adalah seluruh siswa kelas
VII di SMP Negeri 6 Palembang yang berjumlah 435 siswa.
SAMPEL
METODE PENELITIAN
5
Penelitian ini penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yaitu
sebagai berikut:
1. Pengamatan (Observasi) merupakan memperhatikan sesuatu dengan
menggunakan mata yamg meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap
sesuatu objek (Arikunto, 2009:1). Peneliti menggunakan observasi terbuka
dimana peneliti melakukan pengumpulan data menyatakan sebenarnya
kepada sumber data, bahwa sedang melakukan penelitian.
2. Angket Menurut Arikunto (2010:194) Angket adalah pernyataan tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan
tentang pribadi atau hal-hal yang ia ketahui. Angket yang digunakan peneliti
adalah angket tertutup, yaitu pertanyaan dengan dua alternatif jawaban.
3. Dokumentasi menurut Sugiyono (2010:329) mengemukakan pendapatnya
mengenai dokumen, dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah
berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya
monumental dari seseorang. Dalam penelitian ini dokumen yang diambil
merupakan informasi – informasi mengenai kebersihan lingkungan sekolah.
KEABSAHAN DATA
6
Analisis data kualitatif adalah bersifat induktif, yaitu suatu analisis
berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan pola hubungan
tertentu atau menjadi hipotesis (Sugiyono,2010:335). Miles dan Huberman, dalam
(Sugiyono 2010:337) Aktivitas dalam Analisis data ini melalui:
1. Reduction (reduksi data) Dalam penelitian ini data yang direduksi adalah hasil
dari pengumpulan data dari observasi dan pembagian angket.
TABEL I
7
HASIL ANGKET PENGETAHUAN SISWA TENTANG KEADAAN
SEKOLAH DI SMP NEGERI 6 PALEMBANG
No Pegetahuan Ya Tidak
1 Pentingkah kebersihan lingkungan sekolah itu? 100% 0%
2 Apakah siswa selalu membersihkan ruang kelas sebelum 93% 7%
pelajaran dimulai ?
3 Apakah siswa selalu membuang sampah ke dalam kotak 53% 35%
sampah?
4 Apakah pelajaran dimulai jika masih ada sampah di kelas? 45% 35%
5 Apakah dengan lingkungan kelas yang kurang bersih dapat 98% 2%
membuat aktivitas belajar terganggu?
6 Adakah sangsi yang telah dilakukan pihak sekolah untuk 96% 4%
menjaga kebersihan lingkungan sekolah?
7 Berhasilkah upaya sangsi yang telah dilakukan pihak sekolah 45% 50%
untuk menjaga kebersihan lingkungan sekolah?
8 Adakah peran guru dalam pengolahan kebersihan di 99% 1%
lingkungan sekolah?
9 Apakah Menurut anda keadaan sekolah ini sudah bersih? 10% 90%
10 Apakah anda nyaman jika melakukan proses belajar mengajar 5% 90%
dalam keadaan ruangan kelas yang kurang bersih?
TABEL II
HASIL OBSERVASI AKTIVITAS SISWA PADA SAAT JAM SEKOLAH DI
KELAS VII SMP NEGERI 6 PALEMBANG
NO AKTIVITAS SISWA PENDAPAT
SANGAT BAIK CUKUP
8
BAIK BAIK
Jam Masuk sekolah
1 Siswa melakukan piket kelas yang terbagi dari:
√
a. Menyapu kelas dan teras kelas
√
b. Membereskan meja guru √
c. Membersihkan sampah yang ada didalam √
meja √
9
Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data angket, observasi
dan dokumentasi. Teknik pengumpulan angket terdiri dari 10 pertanyaan dari 60
responden, sementara teknik observasi terdiri dari 14 pengamatan dan 4 indikator.
Dari hasil angket ada 100% responden mengatakan bahwa kebersihan lingkungan
sekolah itu penting, untuk membuktikannya maka peneliti mengkaitkan dengan
hasil observasi. Dari hasil observasi siswa memngerjakan piket kelas setiap hari
dengan sangat baik dan itu selaras dari hasil angket bahwa siswa paham jika
kebersihan itu penting Selanjutnya 99% guru berperan dalam menjaga kebersihan
lingkungan sekolah dengan cara memotivasi siswa, mengarahkan siswa dan
membimbing siswa dalam melaksanakan piket kelas. tujuan dari piket kelas
adalah untuk membuat siswa bertanggung jawab dan disiplin dalam menjaga
kebersihan lingkungan sekolah, bertanggung jawab dengan jadwal piket yang
telah diberikan sekolah.
10
siswa membutuhkan waktu 5 sampai 10 menit untuk membersihkan kelas, hal ini
selaras dengan hasi data angket ada 75% responden mengkatakan pelajaran tidak
akan dimulai jika keadaan kelas masih kotor.
KESIMPULAN
1) Dari hasil angket ada 100% responden mengatakan bahwa kebersihan
lingkungan sekolah itu penting, untuk membuktikannya maka peneliti
mengkaitkan dengan hasil observasi. Dari hasil observasi siswa memngerjakan
piket kelas setiap hari dengan sangat baik dan itu selaras dari hasil angket
bahwa siswa paham jika kebersihan itu penting Selanjutnya 99% guru berperan
dalam menjaga kebersihan lingkungan sekolah dengan cara memotivasi siswa,
mengarahkan siswa dan membimbing siswa dalam melaksanakan piket kelas.
2) Kebersihan lingkungan sekolah mempengaruhi aktivitas belajar siswa hal ini
dapat dibuktikan dari hasil angket 98% menujukan bahwa dengan lingkungan
yang kurang bersih dapat menganggu aktivitas belajar, Ada 95% berpendapat
bahwa kelas kotor membuat tidak nyaman dan dari hasil obseravsi bahwa hal
tersebut dapat membuat penurunan antusias siswa untuk belajar, menurunkan
semangat belajar dan keaktivan siswa saat belajar di karenakan konsentrasi
siswa terganggu.
DAFTAR PUSTAKA
11
Nurani,Popi. 2010. Menciptakan Lingkungan Bersih Dan Sehat. Jakarta Selatan:
Trias Yoga Kreasindo.
Slameto, 2013. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif
Dan R&D, Bandung: Alfabeta.
Supardi, Imam.2003. Lingkungan Hidup Dan Kelestariannya Bandung: PT.
Alumni.
Taufik,Muhamad. 2011. Analisis Kebersihan Lingkungan Terhadap Konsentrasi
Siswa Kelas VII MT.s AL-Husana Pontianak. (online)
(http://journal.student.uny.ac.id/jurnal/artikel/755/44/54 diakses pada
tanggal 25 Maret 2014).
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003. Sistem Pendidikan Nasional.
Zulkifli, Arif. 2014. Dasar-Dasar Ilmu Lingkungan. Jakarta Selatan: Salemba
Teknika.
12