Anda di halaman 1dari 21

Lampiran : Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Islam

Gorontalo Nomor : /SK/05/RSIG/XI/2018


Tentang : Pedoman Pengorganisasian Unit Rawat Inap

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Peningkatan kinerja pelayanan kesehatan telah menjadi tema utama
diseluruh dunia. Dengan tema ini, pelayanan kesehatan dan kelompok profesional
kesehatan sebagai pemberi pelayanan harus menampilkan akuntabilitas sosial
mereka dalam memberikan pelayanan yang mutakhir kepada pasien yang
berdasarkan standar profesionalisme, sehingga diharapkan dapat memenuhi
harapan masyarakat. Sebagai konsekuensinya peningkatan kinerja memerlukan
persyaratan yang diterapkan dalam melaksakan pekerjaan yang berdasarkan standar
tertulis.
Dalam pelayanan keperawatan di Rawat Inap, standar sangat membantu
perawat untuk mencapai asuhan yang berkualitas, sehingga harus berfikir
realistis tentang pentingnya evaluasi sistematis terhadap semua aspek asuhan
yang berkualitas tinggi. Namun keberhasilan dalam mengimplementasikan standar
sangat tergantung pada individu itu sendiri, usaha bersama dari semua staf serta
partisipasi dari seluruh anggota profesi.
Pelayanan Rawat Inap di Rumah Sakit perlu ditingkatkan dan dikembangkan
secara berkesinambungan dalam rangka memenuhi kebutuhan pelayanan,
pengobatan, perawatan ke pasien, baik dengan penyakit menular atau penyakit tidak
menular.
Standar merupakan pernyataan-pernyataan tertulis mengenai harapan-
harapan singkat ketrampilan/kompetensi untuk memastikan pencapaian suatu hasil
tertentu. Untuk menjamin mutu asuhan yang diberikan, standar merupakan
landasan normatif dan parameter untuk menentukan tingkat keberhasilan
dalam memenuhi kebutuhan yang seharusnya. Dalam penyusunan standar

1
diharuskan untuk memperhatikan proses dan harapan yang akan terjadi dalam
upaya meningkatkan mutu pelayanan.

B. TUJUAN
1. Memberikan pelayanan kepada pasien rawat inap sesuai dengan standar asuhan
keperawatan yang tepat
2. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan pada pasien serta mempunyai
keinginan yang terus menerus untuk mengembangkan diri dan meningkatkan
kemampuan dalam memberikan pelayanan
3. Memberikan Asuhan keperawatan kepada pasien untuk kesembuhan yang
optimal, sehingga dapat memuaskan pasien
4. Memberikan pelayanan kepada pasien dengan ramah, sopan dan hangat
sehingga memberikan kesan yang positif
5. Memberikan pelayanan informasi kesehatan dengan tepat pada pasien dan
keluarga sehingga dapat memenuhi hak pasien dan keluarga

2
BAB II
GAMBARAN UMUM
RUMAH SAKIT ISLAM GORONTALO

Dalam agama islam setiap pribadi diwajibkan untuk berlomba-lomba dalam


kebajikan, beramal shaleh bagi kemaslahatan umat. Pembangunan umat manusia
agar menjadi insan berkualitas baik jasmani maupun rohani memerlukan usaha
yang sungguh-sungguh dan komitmen yang teguh untuk bersama-sama sepakat
meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.Diilhami pemikiran
dan keyakinan di atas itulah, maka lahirlah Rumah Sakit Islam (RSI) Gorontalo
sebagai Rumah Sakit Swasta yang pertama di Provinsi Gorontalo pada saat itu.
Gagasan pendirian RSI Gorontalo pada awalnya berasal dari Brigjen Piola
Isa, SH yang didukung oleh tokoh-tokoh masyarakat Gorontalo baik yang berada di
Gorontalo maupun yang berada diperantauan (Jakarta, Bandung, Surabaya,
Jogyakarta, Makassar, Palu dan Manado). Melalui berbagai usaha dan pendekatan
serta pertemuan antara para tokoh masyarakat, konsultasi dengan Pemerintah
Daerah, maka dibentuklah Yayasan Kesejahteraan Umat “Hasanah” Gorontalo
yang dikukuhkan dengan Notaris Jotje Nento, SH, Nomor : 36 tanggal 15 Oktober
1988.
Pembangunan RSI Goropntalo diawali dengan sebuah gedung berukuran 30
M X 13 M di atas tanah berukuran 2.500 M2 din Kelurahan Liluwo Kecamatan
Kota Tengah Kota Gorontalo, tepatnya pada jalan protokol Km 5, Jl. HB Jassin No.
457 (K.H Agus Salim) Gorontalo. Pendirian gedung ini didanai oleh tokoh-tokoh
yayasan, para dermawan dan bantuan pemerintah daerah serta masyarakat Islam
Gorontalo di Kelurahan Liluwo.
Pelaksanaan operasional RSI Gorontalo dimulai dengan pembukaan
“Poliklinik Sederhana” di gedung pertama yang dibangun tahun 1991. Pada tahun
1995 “Poliklinik Sederhana” ini dikembangkan menjadi Rumah Sakit dengan nama
Rumah Sakit Islam Gorontalo berkat perhatian dan dukungan dari berbagai pihak
baik masyarakat, pemerintah, tokoh agama, para pendidik, para dokter, para
pengusaha, cendekiawan muslim, para dermawan di Gorontalo dan Luar Gorontalo.
Sampai saat ini, Rumah Sakit Islam Gorontalo tetap eksis melayani kebutuhan
masyarakat di bidang kesehatan.

3
Alhamdulillah pengresmian pembukaan operasional RSI Gorontalo ini
dilaksanakan oleh Bapak Prof. DR. Ir. Eng. B.J. Habibie, bertepatan dengan
kunjungan kerja beliau sebagai Menteri Riset dan Teknologi Republik Indonesia ke
wilayah Indonesia Timur pada tanggal 7 Mei 1995. Saat itulah beliau memberikan
sumbangan dana pembangunan gedung berlantai 2 dengan alat laboratorium
lengkap. Demikian juga Ibu dr. hj.Hasri Ainun Habibie memberikan sumbangan
berupa alat bedah lengkap untuk mendukung pelayanan dan pengembangan RSI
Gorontalo.Alat laboratorium dan alat bedah lengkap tersebut sampai saat ini masih
berfungsi dengan baik dan dimanfaatkan untuk pelayanan RSI Gorontalo.
Selanjutnya rencana pengembangan RSI Gorontalo ini didasarkan atas hasil
studi kelayakan yang dilakukan oleh tim yang dibentuk Yayasan Kesejahteraan
Umat “Hasanah” Gorontalo, termasuk Master Program yang diolah dan dianalisa
menjadi Draft Master Plan RSI Gorontalo. Draft Master Plan tersebut telah dibahas
dalam “Seminar yang Intensif” yang diselenggarakan oleh YJU Hasanah Gorontalo
pada bulan Juni 2002 yang dihadiri langsung oleh Walikota Gorontalo, beberapa
Instansi teknis Pemerintah, para dokter, tokoh agama, tokoh pendidik, tokoh
masyarakat bertempat di Kampus IKIP Negeri Gorontalo.
Pembahasan selanjutnya dari hasil seminar dilaksnakan di Rumah Sakit
Umum Aloei Saboei Kota Gorontalo.Seminar dihadiri para dokter ahli yang ada di
RSU Aloe Saboe yamg membantu menangani pelayanan medis di RSI
Gorontalo.Para tokoh Yayasan serta menghadirkan konsultan ahli pembangunan
Drs. Koendrat Monoarfa dari Jakarta.
Pembahasan meliputi penempatan jenis-jenis pelayanan dan prokyeksi
kinerja RSI Gorontalo yang ingin dicapai sampai tahun 2011 nanti, kemudian
diteruskan dengan pembahasan teknik medic program, ruang, kebutuhan peralatan,
serta proyeksi kebutuhan tenaga. Formulasi yang diperoleh dari hasil seminar yang
dilaksnakan oleh YKU Hasanah Gorontalo dan hasil pembahasan para dokter ahli
itulah yang menjadi Master Plan Final (Blue Print) RSI Gorontalo.
Pengurus YKU Hasanah Gorontalo memahami bahwa keberadaan RSI
Gorontalo sangat dibutuhkan, mengingat ketersediaan pelayanan kesehatan di
Provinsi Gorontalo perlu ditingkatkan baik segi kuantitas maupun kualitas. Disisi
lain pergerakan bisnis dan usaha jasa yang demikian pesat dan bervariasi.
Kebutuhan

4
akan berbagai fasilitas kesehatan yang sesuai dengan strata dan status mesyarakat
pengguna jasa masih terus tumbuh dan berkembang.
Berubahnya paradigma pelayanan dari orientasi produk menjadi orientasi
kepuasan pasien, terlihat dari meningkatnya kesadaran masyarakat dalam
pemeliharaan kesehatan.Hal ini mendorong YKU Hasanah untuk memenuhi
permintaan dan keinginan (demand) tersebut.Dengan harapan masyarakat ynag
membutuhkan pelayanan kesehatan yang bermutu dapat tersedia dengan mudah dan
terjangkau.
Meyakini akan hal-hal tersebut di atas, makin memperkuat komitmen dan
usaha Yayasan untuk terus mengembangkan RSI Gorontalo. Dengan meningkatkan
kemampuan dan aksesibilitas dan fasilitaspelayanan dengan tambahan jenis
pelayanan, sumber daya manusia yang profesional serta perlatan yang memadai
maka RSI Gorontalo akan mampu bersaing dengan yang lain dalam memberikan
pelayanan kesehatan yang bermutu untuk masyarakat Gorontalo.
Demikianlah sekilas kronologis pendirian Rumah Sakit Islam Gorontalo dari
awal, yang juga merupakan perjalanan sejarah perjuangan pendriannya, yang harus
diabadikan dalam peningkatan mutu pelayanan dan pengembangan RSI Gorontalo
di masa datang, sehingga YKU Hasanah Gorontalo beroleh “Izin Penyelenggaraan
RSI Gorontalo” dari Departemen Kesehatan RI melalui Surat Keputusan Menteri
Kesehatan RI Nomor : HK.07.06/III/2/09 tanggal 22 Januari 2009, (SK-terlampir).

5
BAB III
VISI, MISI, FALSAFAH, NILAI DAN TUJUAN RS ISLAM GORONTALO

Sesuai dengan kedudukan tugas pokok dan fungsi serta struktur organisasi yang
ada, RS Islam Gorontalo telah merumuskan perencanaan strategis dengan menetapkan
visi, misi, filsafah, nilai dan tujuan RS yang akan dicapai sebagai acuan operasional
kegiatan dalam pencapaian tujuan akhir organisasi.

A. Visi :
Menjadi Rumah Sakit Pilihan pertama dan terkemuka di Gorontalo dengan
pelayanan yang berkualitas berdasarkan nilai-nilai Islami.

B. Misi :
1. Memberikan, menjaga dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang profesional
dan berkualitas;
2. Menerapkan budaya kerja bernuansa Islami dan yang berorientasi pada kepuasan
pelanggan;
3. Meningkatkan kinerja profitabilitas untuk kepentingan kemasalahatan umat
manusia.

C. Falsafah Rumah Sakit Islam Gorontalo adalah :


Rumah Sakit Islam Gorontalo adalah perwujudan dari iman, sebagai amal shaleh
kepada Allah SWT dan menjadikannya sebagai saran ibadah.

D. Nilai
1. Kualitas
2. Intergritas
3. Team work
4. Spirit dan etika Islami

E. Moto
“Pelayananku adalah Ibadahku”

6
F. Tujuan
1. Memiliki citra pelayanan dengan standar prima;
2. Memiliki citra pelayanan dengan budaya Islam;
3. Menjadi yang berfokus pada kepuasan pelanggan;
4. Memiliki citra profitabilitas;
5. Mampu meminimalkan Turn Over Rate karyawan karena ketidakpuasan kerja
dan pelanggaran disiplin.

7
BAB IV
SRTUKTUR ORGANISASI RS ISLAM GORONTALO

YAYASAN KESEHJAHTERAAN UMAT


DIREKTUR
“HASANAH” GORONTALO
Dr. JUNUS LIHAWA,Sp.B

Manager Pelayanan Manager


Keuangan,Umum,SDI
dr. Giflyato Jarwadi Mamu
Dr. Johanna Mano, M.Si

Kasie
Kasie Kesling Kasie
Pelayanan Dan Kasie Umum
Keperawatan Dan Keuang Kasie SDI
Penunjang & Logistik
Sanitasi an
Aprian Medik
Nansi Aneta Ida Rosidah
ti Nurhayati Dr.
Dr. Dicky
Pontoh Dengo,S.Ke Johanna
Syaputra M
Amd.K m Mano,
M.Si

STA
F

8
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI UNIT KERJA

UNIT RAWAT VIP/VVIP


RUMAH SAKIT ISLAM GORONTALO

DIREKTUR

dr. Junus Lihawa,Sp.B

Manager pelayanan medik

dr. Gifli J. Mamu

Kasie keperawatan

Aprianti Pontoh, Amd.Kep

Kepala Ruangan

Stepi Olii, Amd.Kep

Perawat Pelaksana

Riskawati Thamrin, S.Kep Ns Bahmid N. Ali, Amd.Kep Hariyanti Safitri, STr.Kep Juniska Giu, Amd.Kep
Herlina Tupi, Amd. Kep

9
BAB VI

DENAH RUANGAN

10
BAB VII
URAIAN JABATAN

A. Kepala Ruangan
Nama Jabatan : Kepala Ruangan
Unit Kerja : Ruangan Vip/Vvip

1. Tugas Pokok
Bertanggung jawab kepada kepala instalasi dan atau kepala keperawatan atas
segala sesuatu yang berhubungan dengan pelayanan di ruang perawatan.
a. Mengkoordinir staf di unit dalam rangka memberikan pelayanan di ruang
perawatan
b. Menjaga kekompakan dan kerjasama antar tim dalam rangka
meningkatkan dan menjaga mutu pelayanan di ruang perawatan
c. Menjaga dan memelihara kebersihan, keutuhan alat-alat kedokteran dan
keperawatan
d. Menjaga dan memelihara kebersihan gedung dan sarana penunjang yang
lain
e. Mengontrol dan bertanggung jawab atas kelengkapan catatan medis pasien
f. Koordinasi dan konsultasi dengan kepala keperawatan serta koordinasi
dengan asisten lain apabila menjumpai masalah-masalah di dalam
pelayanan
g. Bertanggung jawab atas pembinaan, bimbingan serta penilaian kinerja staf
h. Mengusulkan kelengkapan akan sarana dan prasarana dalam menunjang
pelayanan di ruang perawatan
i. Bertanggung jawab akan kelengkapan administrasi
j. Melakukan koordinasi dengan ruangan perawat lain dalam rangka
kelancaran pelayanan

11
2. Tanggung jawab
Melaksanakan tugasnya kepala ruangan bertanggung jawab kepada kepala
instalasi terhadap hal-hal :
a. Kebenaran dan ketepatan rencana kebutuhan tenaga keperawatan
b. Kebenaran dan ketepatan program pengembangan pelayanan keperawatan
c. Keobyektifan dan kebenaran penilaian kinerja tenaga keperawatan
d. Kelancaran kegiatan orientasi perawat baru
e. Kelancaran dan ketepatan protap / SPO pelayanan keperawatan
f. Kebenaran dan ketepatan laporan berkala pelaksanaan keperawatan
g. Kebenaran dan ketepatan kebutuhan dan penggunaan alat
h. Kebenaran dan ketepatan pelaksanaan program bimbingan siswa sekolah
pendidikan keperawatan

3. Wewenang
Dalam melaksanakan tugasnya, kepala ruangan mempunyai wewenang
sebagai berikut :
a. Meminta informasi dan pengarahan dari atasan
b. Memberi petunjuk dan bimbingan pelaksanaan tugas staf keperawatan
c. Mengawasi mengendalikan dan menilai pendayagunaan tenaga perawat,
peralatan dan mutu asuhan keperawatan di ruang rawat
d. Menandatangani surat dan dokumen yang ditetapkan menjadi wewenang
Kepala Ruangan
e. Menghadiri rapat berkala dengan kepala instalasi /kasie/direktur rumah
sakit untuk kelancran pelaksanaan pelayanan keperawatan

B. Perawat pelaksana rawat inap


Nama jabatan : perawat pelaksana rawat inap
Unit kerja : Unit rawat inap Vip/Vvip

1. Uraian tugas perawat pelaksana


a. Menyiapkan fasilitas dan lingkungan ruang perawatan untuk kelancaran
pelayanan dan memudahkan pasien dalam menerima pelayanan

12
b. Mengkaji kebutuhan pasien dengan cara :
1) Mengamati keadaan pasien (tanda vital, kesadaran, keadaan mental
dan keluhan utama)
2) Melaksanakan anamnesa sesuai batas kemampuan dan
kewenangannya
3) Menyiapkan bahan pemeriksaan laboratorium sesuai kebutuhan
c. Melakukan tindakan darurat sesuai kebutuhan pasien, khususnya pada
kasus darurat (panas tinggi, kolaps, perdarahan, keracunan, henti nafas,
henti jantung)
d. Membantu pasien selama pemeriksaan dokter antara lain :
1) Memberikan penjelasan kepada pasien tentang tindakan pemeriksaan
yang dilakukan
2) Meyiapkan pasien untuk tindakan pemeriksaan dengan cara :
- Mengatur posisi pasien
- Menciptakan rasa aman dan nyaman selama tindakan berlangsung
3) Melaksanakan tindakan pengobatan sesuai program pengobatan yang
telah ditentukan oleh dokter
e. Memberi penyuluhan kesehatan secara perorangan/kelompok sesuai
kebutuhan dengan cara :
1) Memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarganya secara
perorangan tentang hasil pemeriksaan, diagnose, pengobatan yang
diberikan, tindak lanjut perawatan dan pengobatan di rumah sebatas
kewenangan dan kemampuannya
2) Memberikan penyuluhan kesehatan kepada pengunjung secara
kelompok pada saat menunggu untuk memperoleh pelayanan
kesehatan, bila memungkinkan
f. Merujuk pasien kepada anggota tim kesehatan lain sesuai dengan
kebutuhan untuk pemeriksaan diagnostic, tindakan pengobatan dan
perawatan lanjutan
g. Melaksanakan system pencatatan dan pelaporan sesuai kebutuhan yang
berlaku di ruangan
h. Memelihara peralatan medis keperawatan

13
i. Bekerja secara kooperatif dengan tim kesehatan dalam menciptakandan
memelihara hubungan kerja yang baik antara anggota tim
j. Menyarankan kunjugan ulang, terutama pasien yang pertama kali
berkunjung sesuai program pengobatan
k. Melaporkan adanya temuan penyakit infeksi atau menular kepada
dokter/atasannya sesuai program pengobatan
l. Melaksanakan tugas sore, malam dan hari libur secara bergilir apabila
dibutuhkan
m. Mengikuti pertemuan berkala yang diadakan oleh penanggung jawab
perawat unit rawat inap
n. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dibidang perawatan,
melalui pertemuan-pertemuan ilmiah
o. Melaksanakan serah terima pencatatan dan pelaporan asuhan
keperawatan yang tepat dan benar sesuai standar asuhan keperawatan
p. Melaksanakan serah terima tugas kepada petugas pengganti secara lisan
maupun tertulis yang disertai dengan pengamatan langsung pada semua
pasien
q. Menyiapkan pasien yang akan pulang
r. Mengantar pasien yang akan pulang keluar pintu ruang rawat

2. Tanggung Jawab :
Dalam melaksanakan tugasnya perawat pelaksana bertanggung jawab kepada
penanggung jawab poliknik /kepala instalasi rawat inap terhadap hal-hal sebagai
berikut :
a. Kebenaran dan ketepatan dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai
standar
b. Kebenaran dan ketepatan dalam mendokumentasikan pelaksanaan asuhan
keperawatan kegiatan lain yang dilakukan

3. Wewenang :
Dalam melaksanakan tugasnya, perawat pelaksana mempunyai wewenang
sebagai berikut :

14
a. Meminta informasi dan petunjuk kepada atasan
b. Memberikan asuhan keperawatan kepada pasien/keluarga pasien sesuai
kemampuan dan batas kewenangannya

15
BAB VIII
TATA HUBUNGAN KERJA UNIT RAWAT INAP

A. Hubungan internal
Unit rawat inap merupakan pelayanan pasien observasi , diagnosis,
pengobatan , dan pelayanan kesehatan lainnya tanpa menjalin di rumah sakit. Di
mana dalam pelayanan holistic unit bekrja sama dengan instalasi unit lain seperti
rekam medik, central opname, pemeriksaan penunjang dan administratif.

B. Hubungan ekternal
Unit rawat inap berkolaborasi dengan rumah sakit lain dalam hal rujukan
pasien memerlukan perawatan tingkat lanjut atau tinggi. Dan rujuk pada pasien yang
biasa kontrol di rumah sakit lain.

CENTRA
L
OPNAM

UG UNIT RAWAT INAP RUMAH


D SAKIT

APOTIK
LABORATORIUM

16
BAB IX
STANDAR KETENAGAAN

1. Unit Rawat Inap VIP / VVIP


Cara perhitungan berdasarkan Berdasarkan klasifikasi pasien

Tingkat ketergantungan pasien berdasarkan jenis kasus

1) Rata – rata pasien perhari


2) Jam perawatan yang diperlukan/hari/pasien
3) Jam perawatan yang diperlukan/ruangan/hari
4) Jam kerja efektif setiap perawat/bidan 7 jam perhari
No Jenis / Rata-rata Rata–rata jam Jumlah Jam
Katagori pasien/hari perawatan/pasien/hari Perawatan/hari
1 Pasien Penyakit 4 5 20
Dalam
2 Pasien bedah 1 2 2
3 Pasien anak 1 10 10
4 Pasien 0 0 0
Kebidanan
5 Pasien Paru 1 4 4
Jumlah 7 36

Keterangan :
Jadi Jumlah Tenaga Keperawatan yang diperlukan adalah
Jumlah Jam Perawatan
Jam Kerja Efektif pershif
= 37 = 5 perawat
7
Untuk perhitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah (faktor koreksi )
dengan :
Hari Libur/Cuti/Hari Besar (Loss day) dengan rumus sebagai berikut :
Jumlah hari minggu dalam satu tahun + Cuti + Hari besar X Jumlah perawat
Jumlah Hari Kerja Efektif

17
52 + 12 + 14 X 5 = 390= 1 orang
286 286

Jumlah tenaga keperawatan yang mengerjakan tugas – tugas non keperawatan


diperkirakan 25% dari jam pelayanan keperawatan dengan rumus :

Jumlah tenaga keperawatan + lossday X 25


100

5+ 1 X 25= 1
100

Jumlah Tenaga : Tenaga yang tersedia + faktor


koreksi 6+ 1 = 7 orang

18
BAB X
KEGIATAN ORIENTASI

Orientasi karyawan merupakan kegiatan pengenalan lingkungan umum


Rumah Sakit islam gorontalo falsafah, Visi, misi, motto, tujuan, kebijakan rumah
sakit, susunan organisasi, hak dan kewajiban peraturan dan tata kerja serta prosedur
kerja di Rumah Sakit Islam gorontalo pada karyawan baru.
Jadwal orientasi karyawan baru maksimal 3 bulan, setelah masa
orientasi maka akan di lakukan orientasi evaluasi. Hasil evaluasi tersebut
sebagai bahan pertimbangan akan di terima atau tidak. Pelaksanaan orientasi
umum Rumah Sakit Islam gorontalo selama 3 hari untuk mendapatkan
pengetahuan tentang keadaan RSI gorontalo.
Materi Orientasi karyawan baru meliputi:
 falsafah, Misi, visi, motto dan tujuan Rumah Sakit islam gorontalo
 Susunan organisasi,Pejabat,Struktural dan fungsional Rumah Sakit
islam gorontalo
 Peraturan - kepegawaian RSI gorontalo
 Produk layanan rumah sakit
 Pengendalian dan Pencegahan infeksi
 K3RS
 Keselamatan pasien
 Pengenalan lingkungan rumah sakit
 Penanganan tekhnik BHD dalam keadaan darurat.
Pelaksanaan orientasi karyawan baru di awali dengan tes tulis dan tes
wawancara.

19
BAB XI
PERTEMUAN / RAPAT

Pertemuan/rapat yang di adakan oleh unit rawat inap RS Islam Gorontalo, antara
lain berupa
A. Rapat rutin
Rapat rutin di selenggarakan pada :
waktu : 1 bulan sekali
tempat : ruang kepala ruangan
materi : 1. Evaluasi kinerja
2. Perencanaan dan upaya peningktan kinerja SDM dan pelayanan inap
3. Rekomendasi dan usulan untuk peningktan kinerja pelayanan inap
kelengkapan rapat : undangan,daftar hadir,notulen
rapat,laporan/usulan/rekomendasi kepada pimpinan

B. Rapat insidentil
Rapat insidentil diselenggarakan pada :
waktu : sewaktu-waktu ada bila ada masalah atau sesuatu hal yang perlu dibahas
segera
tempat : sesuai undangan
materi : sesuai dengan masalah yang perlu di bahas
kelengkapan rapat : undangan, daftar hadir, notulen rapat,
laporan/usulan/rekomendasi kepada pimpinan

20
BAB XII
PELAPORAN

Pelaporan merupakan sistem atau metode yang di lakukan untuk melaporkan


segala sesuatu bentuk kegiatan dengan pemberian pelayanan keperawatan di ruang
rawat inap. Laporan di Rumah Sakit Islam Gorontalo berupa laporan harian yaitu
laporan jumlah pasien rawat inap tiap bulan, laporan sarana dan prasarana. Pelaporan di
rumah sakit islam terdiri dari laporan harian dan laporan bulanan.

Mengetahui
Direktur RSI Gorontalo

Dr Junus Lihawa Sp.B

21

Anda mungkin juga menyukai