Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II

“ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN NYERI KANKER”

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK III

1. Nurbaiti 20031020 6. Cici Amini 20031038


2. Desriana Fadillah 20031004 7. Firdaus 20031023
3. R.Zulhemni Amyrusdi 20031019 8. Rizaldi Zuhendri 20031043
4. Siti Nur Aisyah 20031036 9. Selveria Ruthmala 20031032
5. Latifah Nurul Istiqomah 20031016 10. Ghina Utami 20031044
6. Riski Wahyuni 20031004

DOSEN PEMBIMBING :

Ns. Rani Lisa Indra, M.Kep., Sp.Kep.M.B

PROGRAM STUDI SARJANA ILMU


KEPERAWATAN UNIVERSITAS HANG TUAH
PEKANBARU
2021/2022
KATA PENGANTAR

Assalammu’alaikum Warrahmatullahi Wabarokatuh,


Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
Keperawatan Medikal Bedah II. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang Ilmu Keperawatan bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Kami mengucapkan terima
kasih kepada ibu Ns. Rani Lisa Indra, M.Kep., Sp.Kep.M.B yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan program studi yang saya
tekuni.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Wassalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

Pekanbaru, 20 April 2022

Kelompok III

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................2
DAFTAR ISI................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................4
1.1 Latar Belakang........................................................................................................................4
1.2 Tujuan.....................................................................................................................................4
1.3 Manfaat...................................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................6
2.1 Definisi Nyeri..........................................................................................................................6
2.2 Klasifikasi...............................................................................................................................6
2.3 Etiologi....................................................................................................................................7
2.4 Manifestasi Klinis...................................................................................................................8
2.5 Patofisiologi............................................................................................................................8
2.6 WOC.......................................................................................................................................9
2.7 Pemeriksaan Penunjang..........................................................................................................10
2.8 Penatalaksaan Medis Dan Non Medis.....................................................................................10
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN......................................................................................12
3.1 Pengkajian Keperawatan.........................................................................................................13
3.2 Diagnosa Keperawatan...........................................................................................................14
3.3 Rencana Keperawatan.............................................................................................................14
BAB IV PENUTUP.....................................................................................................................15
4.1 Kesimpulan.............................................................................................................................26
4.2 Saran........................................................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................27

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Kanker merupakan penyakit yang kompleks dengan manifestasi yang bervariasi yang
tergantung dari jenis sel kanker dan sistem yang dipengaruhi di tubuh. Kanker terjadi karena
adanya perubahan mutasi DNA yang bertanggung jawab terhadap pertumbuhan dan pemulihan sel
yang bersifat ganas, tumbuh cepat, serta dapat menyebar ketempat lain kematian bila tidak
segera dicegah (LeMone & burke, 2008).
Jumlah pasien kanker di dunia meningkat dengan pesat. Setiap tahun diperkirakan
mencapai 9.000.000 kasus baru, dimana lebih dari setengahnya terjadi di negara berkembang.
Mayoritas pasien tidak dapat ditangani dengan baik setelah didiagnosa kanker. Mortalitas akibat
kanker terus meningkat di sebagian besar wilayah di dunia, terutama akibat meningkatnya
populasi dan tingginya konsumsi tembakau.3 Diperkirakan 6.600.000 juta orang meninggal dunia
akibat kanker setiap tahun.
Nyeri kanker dianggap sebagai nyeri hebat, baik nyeri akut maupun kronis. Pasien dengan
nyeri kronis mungkin mengalami nyeri yang lokal, atau menyebar serta terasa ketika disentuh,
beberapa terasa nyeri dititik yang dapat diperediksi, namun jarang ditemukan secara fisik. Pasien
biasanya mengeluhkan perasaan kelemahan, gangguan tidur, dan keterbatasan fungsi. Dengan
menunjukkan suasana hati depresif, sering mencari penyebab utama dari masalah dan menjadi
frustasi dengan pengobatan medis ketika hasil tes tidak memperlihatkan penyebab nyeri dan
berbagai pengobatan yang didapat gagal menghilangkan nyeri. Kondisi ini menjadi lebih komplek
dan faktor lain mempengaruhi manifestasi perilaku dan gejala, sehingga pasien dengan nyeri
kronis dapat terlihat memiliki fitur dan perilaku yang disebut sebagai “perilaku nyeri”(Black &
Hawks, 2014).
1.2 Tujuan Penulis
1.2.1 Tujuan Umum
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah mampu menyusun makalah asuhan
keperawatan dengan permasalahan nyeri kanker.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui dan memahami konsep defenisis, etiologi, klasifikasi,
manifestasi klinis, patofisiologis, pemeriksaan penunjang, penatalaksana, dan WOC

4
2. Mampu membuat asuhan keperawatan nyeri kanker dari pengkajian, analisa data,
diagnose keperawatan intervensi.

1.3 Manfaat Penulis


Makalah ini sekiranya dapat dijadikan sebagai sumber pengetahuan mengenai konsep
teori nyeri kanker dan mampu membuat asuhan keperawatan untuk mengatasi masalah
keperawatan.

5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Nyeri Kanker
Nyeri adalah perasaan sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang
berhubungan dengan kerusakan jaringan yang nyata atau yang berpotensi rusak atau tergambarkan
seperti adanya kerusakan jaringan. Genetik, latar belakang, umur dan jenis kelamin mempengaruhi
nyeri yang bersifat individual. Penyakit kanker merupakan salah satu dari penyakit yang
memberikan nyeri yang berpotensi. Tipe nyeri dapat dibagi menjadi nyeri somatik, nyeri visceral,
dan nyeri neuropatik. Durasi nyeri dapat dibedakan menjadi nyeri akut dan kronik. Nyeri akut
lebih parah namun berlangsung singkat dan akan menghilang pada saat kerosakannya juga hilang.
Nyeri kronis dan persisten berlangsung dalam jangka waktu yang panjang yaitu lebih dari 3 bulan
sejak awal dimulakan rasa nyerinya. Namun nyeri kronis tidak akan menghilang dan nyeri ini
hanya bisa dikontrol dengan jadwal pengambilan obat yang teratur (IASP, 2015).
2.2 Klasifikasi Nyeri Kanker
Terdapat dua jenis nyeri kanker yaitu :
a) Nyeri akut
Nyeri Akut adalah respon fisiologik normal terhadap rangsangan kimiawi, suhu, dan
mekanikal yang bisa diperoleh dari operasi, trauma atau penyakit yang bersifat akut.
Aktivasi dari reseptor nyeri ( nociceptor) pada daerah kerosakan jaringan dapat
menimbulkan nyeri akut. Nyeri akut berfungsi sebagai memberi peringatan akan adanya
cedera atau penyakit yang memerlukan pemeriksaan lanjut. Nyeri akut bisa sembuh
sendiri dan akan remisi dalam beberapa hari atau minggu. Cabang autonomik simpatis
akan diaktivasi oleh nyeri akut dan akan memberikan beberapa respons seperti
hipertensi, gelisah, pucat, takikardi, dilatasi pupil dan diaphoresis. Penatalaksanaan
nyeri akut yang adekuat bisa menyebabkan kekebalan imunitas terganggu, komplikasi
tromboemboli vena, infeksi dan hiperkoagubilitas (Cleveland, 2013).
b) Nyeri Kronik
Nyeri kronik merupakan nyeri yang bisa disebabkan oleh perubahan pada saraf.
Perubahan ini dapat ditimbulkan apabila kanker menekan saraf atau bahan kimia yang
diproduksi oleh tumor. Penatalaksanaan kanker ini dapat menimbulkan perubahan saraf
penderita. Nyerinya berlangsung lebih lama setelah waktu penyembuhan adekuat atau
nyeri berlangsung lebih dari tiga bulan. Nyeri kronik yang tidak berkurangan akan
menyebabkan anorexia, asthenia, insomnia, depresi dan kegelisahan.
6
2.3 Etiologi
Nyeri pada pasien kanker muncul sebagai akibat dari penyakit kanker atau sebagai akibat dari
efek pengobatan kemoterapi (National Cancer Institute, 2012). Nyeri terjadi apabila terjadi
kerusakan jaringan atau mengancam jaringan. Proses terjadinya nyeri melalui proses tranduksi,
transmisi, modulasi dan persepsi. Pada proses persepsi inilah muncul beberapa faktor fisiologis,
emosional dan perilaku sebagai respon mempersepsikan nyeri tersebut. Proses persepsi ini
menjadikan nyeri tersebut suatu fenomena yang melibatkan multidimensional (Bank, 2005).
Penyebab nyeri kanker disebabkan oleh beberapa faktor :
1) Faktor jasmani
Nyeri akibat tumor terjadi pada 70% penderita kanker yang disertai rasa nyeri dan
keadaan ini dapat diterangkan melalui berbagai mekanisme keadaan seperti infiltrasi atau
penekanan tumor ke tulang dan jaringan syaraf, pengaruh langsung terhadap organ dan
jaringan lunak yang terkena, ulserasi jaringan, dan peningkatan tekanan intracranial.
Nyeri yang terjadi pada penderita kanker dan berhubungan dengan tumor dapat
diterangkan melalui mekanisme keadaan seperti kejang otot, dekubitus, infeksi dengan
jamur Kandida, trombosis vena dalam, sembelit, sembab akibat sumbatan pebuluh limfe,
neuralgia pascainfeksi Herpes Zoster, dan emboli paru.
Nyeri akibat pengobatan tumor terjadi pada 20% penderita kanker dan keadaan ini dapat
diterangkan melalui mekanisme keadaan seperti akibat pembedahan, kemoterapi, radiasi,
dan nyeri tidak langsung akibat tumor ataupun pengobatan nyeri yang tidak langsung.
2) Faktor Kejiwaan
Nyeri yang terjadi akibat rasa marah dapat diterangkan melalui keadaan seperti marah
pada sistem birokrasi yang lambat, pada teman yang tidak mau menjenguk, pada prosedur
diagnostik yang lama, dokter tidak ada di tempat, atau pengobatan yang dirasakan gagal.
Nyeri yang terjadi akibat rasa cemas dapat diterangkan melalui keadaan - keadaan seperti
takut pada rumah sakit, dokter dan perawat, khawatir nasib keluarga, takut sakit dan mati,
khawatir masalah finansial, takut kehilangan masa depan dan sebagainya.
Nyeri yang terjadi akibat depresi dapat diterangkan melalui keadaan-keadaan seperti
kehilangan kedudukan sosial, peran dalam keluarga, pekerjaan, penghasilan dan harga diri,
lelah yang berkepanjangan dan insomnia, tidak punya harapan, dan bentuk badan abnormal
2.4 Manifestasi Klinis

7
Nyeri merupakan keluhan umum pasien pasca pengobatan pada penderita kanker. Nyeri yang
tidak diidentifikasi lebih lanjut akan berdampak pada aktivitas pasien. Nyeri adalah salah
satugejala yang paling ditakuti oleh pasien kanker, Jenis nyeri pada kanker yang paling umum
disebabkan oleh tumor kanker dan pengobatannya. Rata-rata pasien dengan kanker mengalami 11–
13 gejala bersamaan, sedangkan untuk pasien dengan penyakit lanjut keluhannya bisa lebih
banyak. Nyeri, kelelahan dan insomnia merupakan gejala yang saling berhubungan satu sama lain
pada pasien dengan kanker. Nyeri dapat menyebabkan kelelahan dan selanjutnya dapat
mengakibatkan insomnia (Charalambous, 2016).

2.5 Patofisiologi
Nyeri somatik terjadi akibat basil dari rusaknya jaringan, mudah dilokalisir, dan bermula
dari aktivitas reseptor nosiseptif di jaringan Kulit maupun jaringan dalam. Nyeri viseral selalu
berhubungan dengan rusaknya jaringan, infiltrasi, kompresi, distensi, atau dilatasi organ visera
abdomen maupun thorax. Nyeri neuropatik berasal dari rudapaksa pada sistem saraf perifer dan
sentral.
Kemungkinan mekanisme terjadinya nyeri ini adalah berupa hyperaktifitas spontan pada
medulla spinalis, timbulnya impuls ektopik pada serat aferen primer, dan plasitisas susunan saraf
pusat yang mengakibatkan timbulnya input aberan pada reseptor nosiseptif.

8
2.5 WOC

Etiologi

Panas atau dingin yang berlebihan Perubahan dalam jaring


Trauma sel, infeksi Kejang otot
Iskem
ia
jaring
Merangsang thermo sensitive reseptor Pemeriksaan pada resep
Blok pada arteri colonary Kerusakan sel

Merangsang nosiseptor

Dihantarkan serabut tipe A serabut tipe C

medulla spinalis

2.6. Pemeriksaan Penunjang

9
Ada beberapa pemeriksaan untuk nyeri Kanker, yaitu:
a. Fecal occulat blood test Pemeriksaan darah samar pada feses di bawah mikroskop
b. Endoskopi
Endoskopi merupakan prosedur diagnostik utama dan dapat dilakukan dengan
sigmoidoskopi (>35% tumor terletak di rektosigmoid) atau dengan kolonoskopi
total.
c. Biopsi
Tindakan pembedahan untuk pengambilan sel atau jaringan abnormal.
d. Ultrasonogrsfi(USG)
Sulit dilakukan untuk memeriksa kanker pada rektum, tetapi USG digunakan untuk
melihat ada tidaknya metastasis kanker kekelenjar getah bening di abdomen dan
hati.
e. Laboratorium
Pemeriksaan kimia darah alkaline phosphatase dan kadar bilirubin dapat meninggi,
indikasi telah mengenai hepar.
2. 8 Penatalaksanaan Medis Nyeri Akut
Menurut Kozier et al., (2010) terdapat dua jenis penatalaksanaan nyeri yang dapat dilakukan,
yaitu :
1. Farmakologi
a. Analgesik narkotik
Analgesik narkotik atau analgesik opioid dapat meredakan nyeri dan memberi rasa
euforia lebih besar dengan mengaktivasi reseptor yang muncul dari dalam tubuh yang
melakukan penekanan nyeri di sistem saraf pusat. Analgesik narkotik cenderung
membuat perasaan lebih nyaman meskipun nyeri tetap dirasakan.
b. Analgesik non narkotik
Analgesik nonnarkotik bersifat kurang kuat dibandingkan dengan analgesik narkotik.
Analgesik nonnarkotik meredakan nyeri dengan bekerja pada sistem ujung saraf tepi di
tempat cedera dengan menurunkan tingkat mediator inflamasi serta mengganggu
produksi prostaglandin di tempat cedera
2. Nonfarmakologi
1. Stimulus kutaneun
Stimulus kutaneus mengalihkan dari sensasi menyakitkan sehingga dapat mengurangi
persepsi nyeri. Stimulus kutaneus dipercaya dapat melepaskan hormon endorfine untuk
10
menghambat transmisi stimulus nyeri, teknik stimulus kutaneus terdiri dari pijat, mandi
air hangat, kompres menggunakan kantong es dan akupresure.
2. Relaksasi progresif
Relaksasi adalah kebebasan fisik dan mental dari ketegangan stres. Teknik relaksasi
mampu memberikan kontrol diri ketika terjadi nyeri, maupun stres
3. Teknik distraksi
Distraksi mengarahkan perhatian pasien pada suatu hal yang lain dari nyeri, dengan
pengalihan perhatian tersebut maka diharapkan kesadarn terhadap terjadinya nyeri dapat
berkurang.

11
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN
a. Pengumpulan Data
1. Identitas
Meliputi dari: nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat, status
perkawinan, suku bangsa, nomor registrasi, tanggal masuk rumah sakit, dan diagnose medis.
2. Keluhan utama
Pasien kanker paru biasanya mengalami nyeri pada bagian dada, nyeri tersebut juga bias
sampai ke lengan dan punggung. Nyeri yang dialami biasanya bisa nyeri akut atau pun
kronik. Untukmemperoleh data nyeri yang lengkap di perlukan pengkajian tentang rasa
nyeri klien dapat menggunakan pengkajian PQRST:
a. Provoking: (pemicu), yaitu factor yang menimbulkan nyeri dan memengaruhi gawat
atau ringannya nyeri.
b. Quality: (kualitas nyeri), misalnya rasa tajam atau tumpul.
c. Region: (daerah/lokasi), apa rasa nyeri menjalar atau menyebar dan dimana lokasi
nyeri.
d. Severity: (keparahan), yaitu intensitas nyeri,
e. Time: (waktu), yaitu waktu serangan dan frekuensi nyeri.
3. Riwayat Kesehatan Sekarang
Karakteristik nyeri yang dirasakan pasien saat sekarang dan upaya

apa yang sudah dilakukan untuk mengurangi nyerinya.


4. Riwayat kesehatan dahulu
Adanya riwayat merokok pada pasien yang perlu ditanyakan frekuensi merokok dan
lamanya merokok, dan ditanyakan bagaimana udara di lingkungan rumah dan tempat kerja klien.
5. Riwayat kesehatan keluarga
Ditanya tentang riwayat penyakit keturunan pada keluarga seperti DM, hipertensi, dan
penyakit menular seperti TBC ataupun hepatitis.
6. Riwayat psikologis
Meliputi perasaan, prilaku dan emosi klien yang dialami pendetita sehubungan dengan
penyakitnya dan serta tanggapan keluarga terhadap penyakit yang dialami klien.

b. Pemeriksaan Fisik
12
1. Keadaan umum: kesadaran pasien tergantung keadaan pasien. Nyeri pada pasien kanker
paru biasanya dari nyeri akut sampai kronik. Tanda-tanda vital biasanya meningkat dan
frekuensi nafas juga meningkar
2. Kepala : tidak ada gangguan, simetris, tidak ada tonjolan,tidak adanya nyeri kepala.
3. Leheri : tudak ada gangguan, simetris, tidak ada benjolan, reflek menelan biasanya
tidak ada gangguan.
4. Wajah : wajah tampak menahan nyeri, tidak ada perubahan fungsi maupun bentuk wajah,
simetris, dan tidak ada edema
5. Mata : anemis
6. Telinga : tidak ada gangguan, tidak ada lesi atau nyeri.
7. Hidung : terkadang ada pernafasan cuping hidung.
8. Mulut dan faring: pada mulut tidak masalah, faring biasanya ada penumpukan sputum.
9. Thoraks
1) Paru:
a) inspeksi: pernapasan meningkat
b) palpasi: pergerakan dada tidak simetris
c) perkusi: redup
d) auskultasi: wheezing
2) Jantung:
a) inspeksi: tidak ada iktus cordis
b) palpasi: nadi meningkay, iktus tidak teraba
c) auskultasi: bunyi jantung normal
10. abdomen
a) Inspeksi: bentuk normal
b) Palpasi: tidak ada pembesaran hepar
c) Perkusi:suara thympani
d) Auskultasi: peristaltic usus

13
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a) Nyeri kronik berhubungan dengan tekanan tumor pada jaringan penunjang dan
erosi jaringan.
b) Pola napas tidak efektif berhubungan dengan penurunan ekspansi paru
c) Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan penurunan kapasitas paru sekunder
terhadap destruksi jaringan.

3. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

No Diagnose keperawatan Tujuan Intervensi


keperawatan keperawatan
1 Nyeri kronik NOC: Manajemen nyeri
a. level Nyeri 1. Lakukan pengkajian nyerisecara
berhubungandengan
komprehensif termasuk lokasi,
tekanan tumor pada kriteria hasil: karakteristik, durasi, frekuensi,
1. Nyeri berkurang kualitas dan faktor presipitasi
jaringan penunjang
2. Observasi reaksi nonverbal dari
dan erosi jaringan. 2. Kecemasa ketidaknyamanan
n 3. Gunakan teknik komunikasi
terapeutik untuk mengetahui
berkurang pengalaman nyeripasien
3. Ketakuta 4. Kaji kultur yang
mempengaruhi respon nyeri
n 5. Evaluasi pengalaman nyerimasa
lampau
berkuran
6. Evaluasi bersamapasien dan tim
g kesehatan lain tentang
4. Stress berkurang
ketidakefektifan control nyeri
masa lampau
b. control Nyeri. 7. Bantu pasien dankeluarga untuk
mencari dan menemukan
dukungan
Kriteria Hasil : 8. Kontrol lingkungan yang dapat
1. Mampu mempengaruhi nyeri seperti
suhu ruangan , pencahayaan dan
mengontrol kebisingan
nyeri (tahu 9. Pilih dan lakukan penanganan
nyeri ( farmakologi dan non
penyebab farmakologi)
nyeri,mampu

14
menggunakan
tehnik
nonfarmakolog
iuntuk
mengurangi
nyeri, mencari
bantuan)
2. Melaporkan
bahwa nyeri
berkurang
dengan
menggunaka
nmanajemen
nyeri
3. Mampu
mengenali
nyeri(skala,
intensitas,

15
16
frekuensi dantanda nyeri) non farmakologidan
interpersonal)
4. Menyatakan rasanyaman setelah
11. Kaji tipe dan
nyeri berkurang sumber nyeri
untuk
menentukan
c.efek yang menggangu
intervensi
kriteria hasil: 12. Ajarkan tentang
teknik non
1. Tidak ada ketidaknyamanan
farmakologi
2. tidak ada gangguan hubungan 13. Berikan analgetik
untuk mengurangi
interpersonal
nyeri
3. tidak ada gangguan 14. Evaluasi
keefektifan
dalam perasaan
control nyeri
mengontrol 15. Tingkatkan
istirahat
4. tidak ada kehilangan nafsumakan
16. Kolaborasikan
5. tidak ada gangguan dengan dokter jika
ada keluhandan
menikmati hidup
tindakan nyeri tidak
6. tidak ada gangguan aktifitas berhasil
17. Monitor
fisik penerimaan pasien
kriteria hasil: tentang manajemen
1. tidak adanya gangguan nyeri
pada konsentrasi
Manajemen
2. tidak adadepresi pengobatan
3. tidak adaansietas 1. Tentukan lokasi,
karakteristik,
4. tidak ada distress nyeri kualitas, dan derajat
5. tidak ada keputusasaan nyeri sebelum
pemberian obat
6. tidak ada rasatidak berharga 2. Cek instruksi dokter
tentang jenis obat,
dosis,dan frekuensi
3. Cek riwayat
alergi
4. Pilih analgesic yang
diperlukanatau
kombinasi dari
analgesic ketika
pemberian lebih

17
18
dari satu
5. Tentukan pilihan
analgesic tergantung
tipe dan beratnya
nyeri
6. Tentukan analgesic
pilihan, rute
pemberian, dan
dosis optimal
7. Pilih rute
pemberian secara
IV, IMuntuk
pengobatan nyeri
secara teratur
8. Monitor vitalsign
sebelumdan
sesudah
pemberian
analgesic
pertama kali
9. Berikan
analgesic tepat
waktu terutama saat
nyeri hebat
10. Evaluasi efektivitas
analgesic, tandadan
gejala

Manajemen alam
perasaan
1. evaluasi alam
perasaan (misalnya,
tanda, gejala,
riwayat pribadi)di
awal dan teratur
selama
pengembangan
penanganan
2. monitor
kemampuan
perawatan diri

19
3. bantu pasien untuk
bias mengatur
siklus tidur/bangun
yang normal
4. dukung pasien
untuk mengambil
peran aktif dalam
penanganan dan
rehabilitas, dengan
cara yang tepat
5. interaksi dengan
pasien dengan
menggunakan
interval (waktu) yang
teratur dalam rangka
menunjukan
perhatian dan
menyediakan
kesempatan bagi
pasien untuk
membicarakan
perasaanya

2 Pola napas NOC: Respiratory


tidak a) Respiratory status:Ventilation Monitoring
a) Monitor pola
efektif
berhubunga napas, irama,
n kedalaman dan
usaha napas
dengan Kriteria hasil :
b) Perhatikan gerakan
1)
penurun dan kesimetrisan,
Mendemonstrasikan batuk efektif
dansuara napas yang bersih, tidak menggunakan otot
anekspansi paru
ada sianosis dan dyspneu (mampu bantu, dan adanya
mengeluarkan sputum, mampu retraksi otot
bernapas dengan mudah, tidak ada intercostals dan
pursed lips) supraclavicular
c) Monitor bunyi
napas, misalnya
mendengkur
d) Monitor pola
napas

20
b) Respiratory status:

21
Airway patency e) Catat lokasi trakea
f) Auskultasi bunyi
Kriteria hasil : napas, catat
1) Menunjukkan jalannapas yang peningkatan
paten (klien tidak merasatercekik, ventilasi
irama napas, frekuensi pernapasan g) Monitor saturasi
dalam rentang normal, tidak ada oksigen
suara h) Monitor
napas abnormal) kemampuan
pasien dalam
batuk efektif
Oxygen Therapy
c) Vital Sign Status a) Periksa mulut, hidung,
Kriteria Hasil: dan sekrettrakea
Tanda-tanda vital dalam rentang b) Pertahankan jalan
normal(tekanan darah, nadi, napas yang paten
pernapasan) c) Atur peralatan
oksigenasi
d) Monitor aliran
oksigen
e) Pertahankan posisi
pasien
f) Observasi tanda- tanda
hipoventilasi
g) Monitor adanya
kecemasan pasien
terhadap oksigenasi

22
Vital Sign
Monitoring
a) Monitor TD,
nadi, suhu, dan
RR
b) Monitor vital
signsaat pasien
berbaring, duduk,dan
berdiri
c) Auskultasi TD pada
kedua lengandan
bandingkan
d) Monitor TD,
nadi,RR, sebelum,
selama, dan setelah
aktivitas
e) Monitor kualitasdari
nadi
f) Monitor frekuensidan
irama

23
pernapasan
g) Monitor pola
pernapasan abnormal
h) Monitor suhu, warna dan
kelembaban kulit
i) Monitor sianosisperifer
j) Monitor adanyacushling
triad (tekanan nadi yang
melebar, bradikardi,
peningkatan sistolik)
k) Identifikasi penyebab
dari perubahan vital
sign

3 Kerusakan pertukaran NOC: Airway


a) Respiratory status: Management
gas berhubungan gas exchange
a) Buka jalan napas,
dengan penurunan gunakan teknik chin lift
Kriteria hasil : atau jaw
kapasitas paru
trust bila perlu
sekunder terhadap 1) mendemonstrasikan b) Posisikan pasien
peningkatanventilasi dan untuk
destruksi jaringan
memaksimalkan
oksigenasi yang
adekuat ventilasi
2)Memelihara c) Identifikasi pasien
kebersihan paru- perlu pemasangan
paru dan bebas alat jalan napas
dari tanda-tanda buatan
distress d) Lakukan
pernapasan fisioterapi dada
bila perlu
b) Respiratory status: e) Auskultasi
ventilation suara napas,
catat bila ada
suara tambahan
Kriteria hasil : f) Berikan
1) bronkodilator bila
24
perlu

25
Mendemonstrasika g) Monitor status
n batuk efektif dan respirasi
suara napas yang
bersih, tidak ada Respiratory
sianosis dan Monitoring
dypsneu (mampu a) Monitor pola
mengeluarkan sputum, mampu napas, irama, kedalaman dan
bernapas dengan mudah, tidak usaha napas
ada pursed lips) b) Perhatikan gerakan dan
kesimetrisan,
menggunakan otot bantu,
dan adanya retraksi otot
intercostals dan
supraclavicular
c) Monitor bunyi napas,
misalnya mendengkur
d) Monitor pola napas
e) Catat lokasi trakea
f) Auskultasi bunyi napas,
catat peningkatan
ventilasi
g) Monitor saturasi oksigen
h) Monitor kemampuan
pasien dalam
batuk efektif

26
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Nyeri adalah perasaan sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang
berhubungan dengan kerusakan jaringan yang nyata atau yang berpotensi rusak atau
tergambarkan seperti adanya kerusakan jaringan. Genetik, latar belakang, umur dan jenis
kelamin mempengaruhi nyeri yang bersifat individual. Nyeri Akut adalah respon fisiologik
normal terhadap rangsangan kimiawi, suhu, dan mekanikal yang bisa diperoleh dari operasi,
trauma atau penyakit yang bersifat akut. Nyeri kronik merupakan nyeri yang bisa disebabkan
oleh perubahan pada saraf.
4.2 Saran
Dengan disusunnya makalah ini mengharapkan kepada semua pembaca agar dapat
menelaah danmemahami apa yang telah terulis dalam makalah ini sehingga sedikit banyak
bisa menambah pengetahuan pembaca. Disamping itu kami juga mengharapkan saran dan
kritik dari para pembaca sehinga kami bisa berorientasi lebih baik pada makalah kami
selanjutny.

27
DAFTAR PUSTAKA

Maharani, S. 2012 kanker : Mengenal 13 Jenis Kanker dan Pengobatannya Jakarta: kata hati

Fauza, M., Aprianti, & Azrimaidaliza. (2019, January). 'Faktor yang berhubungan dengan
deteksi dini kanker metode iva di puskesmas kota padang'. Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia,
Vol 14(1), p. 68-80.

Lukman, G., & Harjanto, E. (2016). Tata Laksana Farmakologis Nyeri Kanker. Indonesian
Journal of Cancer, 1(3).

28

Anda mungkin juga menyukai