Disusun Oleh :
Nama : Istiqomah
NIM : 041259598
Email : daffanazurah.istiqomah@gmail.com
Program Studi : Ilmu Hukum
UPBJJ : 50/Samarinda
Page 1 of 25
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkah dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis limiah
ini dengan tema “Dampak Perpindahan Ibu Kota Negara Terhadap
Persaingan Usaha Di Kalimantan Timur” dengan tepat waktu. Karya ilmiah ini
dibuat untuk mengetahui bagaimana dampak perpindahan Ibu Kota Negara
terhadap iklim persaingan usaha di Kalimantan Timur. Karya ilmiah ini
disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah HKUM4500 (Karya Ilmiah).
Selain itu Karya Ilmiah ini bertujuan untuk memberikan pemahaman dan
pengetahuan bagi semua kalangan baik masyarakat luas, pembaca dan juga
penulis untuk mengetahui tentang Hukum Persaingan Usaha di Indonesia.
Karya Ilmiah ini dapat terwujud atas bimbingan dan pengarahan dari
Bapak Dr. Sri Wahyu Krida Sakti S.H., M.Si selaku pembimbing mata kuliah
HKUM4500, penulis pada kesempatan ini mengucapkan terima kasih kepada
pembimbing dan semua pihak yang turut serta dalam memberikan motivasi
dalam penuliasan Karya Ilmiah ini.
Penulis menyadari dalam penulisan Karya ilmiah ini masih jauh dari
sempurna karena keterbatasan ilmu pengetahuan dan pengalaman yang
dimliki oleh penulis. Oleh karenanya, saran dan kritik yang bersifat
membangun dapat memberikan kepercayaan bagi penulis dalam membuat
Karya Ilmiah dengan baik dan benar demi kesempurnaan penulisan Karya
Ilmiah ini. Penulis berharap Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak yang memerlukan.
Istiqomah
Page 2 of 25
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………… ….
2
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………… ……
3
ABSTRAK...…………………………………………………………………………….……
4
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………
6
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………...…. 10
a. PRAKTIK MONOPOLI…………………………………………………………..12
b. PERJANJIAN YANG DILARANG DALAM UU NO. 5 TAHUN 1999…….... . 12
(1) OLIGOPOLI………………………………………………………………… 13
(2) PENETAPAN HARGA……………………………………………….………13
(3) KARTEL………………………………………………………………….….. 13
c. POSISI DOMINAN DAN PENYALAHGUNAANNYA………………………,..
13
d. PERSEKONGKOLAN TENDER…………………………………………………14
Page 3 of 25
e. MERGER (PENGGABUNGAN, PELEBURAN DAN
PENGAMBILALIHAN)...15
2.3 DAMPAK PEMINDAHAN IBU KOTA NEGARA TERHADAP PERSAINGAN
USAHA DI KALIMANTAN TIMUR………………………………….……………...16
a. FOKUS KPPU PADA SEKTOR BISNIS
PERUMAHAN………………………..16
b. FOKUS KPPU PADA SEKTOR BISNIS
LAYANAN/JASA……………………..17
c. FOKUS KPPU PADA SEKTOR BISNIS KESEHATAN……………………….. 17
d. FOKUS KPPU PADA SEKTOR BARANG DAN JASA…………………………
18
e. FOKUS KPPU PADA SEKTOR LOGISTIK……………………………………..
18
f. FOKUS KPPU PADA SEKTOR TEKNOLOGI DIGITAL……………………….
19
2.4 KPPU DAN PENEGAKAN HUKUM PERSAINGAN USAHA………….
…………..19
2.5 ATURAN SANKSI
KPPU……………………………………………………………..20
BAB III PENUTUP………………………………………………………………………….
22
4.1 KESIMPULAN………………………………………………………………………….
22
4.2 SARAN………………………………………………………………………………….
22
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………..24
Page 4 of 25
Abstrak
Page 5 of 25
1999. Tujuan penulis dalam memilih judul ini karena permasalahan iklim
persaingan usaha akibat peningkatan peluang usaha di ibu kota baru, maka
diperlukan pengawasan penegakan hukum terhadap pelaku usaha yang
melakukan praktik monopoli dan persaingan usaha tidak sehat. Hal ini
sejalan dengan tugas dan fungsi KPPU sesuai dengan UU No. 5 Tahun 1999
adalah melakukan pencegahan dan pengawasan terhadap Praktek Monopoli
dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. Metode penelitian ini menggunakan
metode penelitian Hukum Normatif.
BAB I
PENDAHULUAN
Page 6 of 25
diakibatkan oleh beberapa faktor yang biasanya dialami oleh negara-negara
lain salah satu diantaranya adalah peningkatan populasi penduduk yang
semakin tinggi, sering terjadinya bencana banjir, sering terjadinya
kemacetan panjang serta kekosongan lahan yang tidak memadai akibat
peningkatan pembangunan perkotaan. Dalam hal ini, ibu kota negara perlu
penyegaran lokasi baru untuk mendukung pusat pemerintahan dan
pembangunan yang merata.
Page 7 of 25
dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek
Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. Selain tugas dan fungsi KPPU
tersebut, KPPU memiliki kewenangan dalam penyampaian saran dan
pertimbangan kepada pemerintah, penilaian merger, dan akuisisi serta
pengawasan kemitraan yang diatur pada Pasal 34 UU No. 20 Tahun 2008
tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah.
1
Dr. Muhammad Rizal (2017), “Buku Mteri Pokok HKUM4307/Hukum Persaingan Usaha, Universitas Terbuka,
Tangerang Selatan, (Modul 1Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat Hal.1.22)
Page 8 of 25
1. Bagaimana dampak iklim persaingan usaha terhadap pemindahan ibu
kota negara dalam berbagai sektor usaha di Kalimantan Timur;
2. Bagaimana bentuk penegakan hukum Komisi Pengawas Persaingan
Usaha terhadap pelaku usaha yang melanggar ketentuan UU No. 5
Tahun 1999.
1.3 TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penulis dapat
memberitahukan tujuan penelitian ini sebagai berikut:
1. Diperlukan pengawasan penegakan hukum terhadap pelaku usaha yang
melakukan praktik monopoli dan persaingan usaha tidak sehat;
2. Meningkatkan pemahaman dan pengetahuan masyarakat terhadap
keberadaan UU No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli
dan Persaingan Usaha Tidak sehat;
3. Menciptakan iklim persaingan usaha yang sehat dan kondusif di Ibu
Kota Negara.
Page 9 of 25
dimiliki oleh KPPU ini dialamatkan pada terciptanya iklim persaingan yang
sehat sesuai dengan demokrasi ekonomi sebagai asas yang diletakkan pada
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999. Tidak hanya pelaku usaha secara
umum yang akan diuntungkan dari iklim persaingan seperti itu, melainkan
terlebih-lebih adalah konsumen. Empat hak dasar konsumen, yaitu hak
mendapatkan keamanan, hak mendapatkan informasi yang benar, hak untuk
didengar, dan hak untuk memilih, semuanya berkorelasi erat dengan tugas-
tugas KPPU.2 (oleh Kodrat Wibowo dkk, 2021:38-39).
1.6 METODOLOGI
BAB II
PEMBAHASAN
Page 10 of 25
memiliki kewenangan yang dimiliki juga oleh lembaga peradilan di Indonesia
seperti melakukan penyelidikan, penuntutan, konsultasi, mengadili dan
memutus perkara. Selain itu, KPPU memiliki tugas menciptakan ketertiban
dalam dunia persaingan usaha di Indonesia dengan berperan aktif serta
berkontribusi dalam menciptakan iklim persaingan usaha yang kondusif dan
relevan.
Page 11 of 25
monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat, melakukan penelitian
tentang dugaan adanya kegiatan usaha dan atau tindakan pelaku usaha
yang dapat mengakibatkan terjadinya praktik monopoli dan atau persaingan
usaha tidak sehat, melakukan penyelidikan dan atau pemeriksaan terhadap
kasus dugaan praktik monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat yang
dilaporkan oleh masyarakat atau oleh pelaku usaha atau yang ditemukan
Komisi sebagai hasil penelitiannya, menyimpulkan hasil penyelidikan dan
atau pemeriksaan tentang ada atau tidak adanya praktik monopoli dan atau
persaingan usaha tidak sehat, memanggil pelaku usaha yang diduga telah
melakukan pelanggaran terhadap ketentuan UU No. 5 Tahun 1999,
memanggil dan menghadirkan saksi, saksi ahli, dan setiap orang yang
dianggap mengetahui pelanggaran ketentuan UU No.5 Tahun 1999, meminta
bantuan penyidik untuk menghadirkan pelaku usaha, saksi, saksi ahli atau
setiap orang yang dianggap mengetahui pelanggaran ketentuan UU No. 5
Tahun 1999 yang tidak bersedia memenuhi panggilan Komisi, meminta
keterangan dari instansi Pemerintah dalam kaitannya dengan penyelidikan
dan atau pemeriksaan terhadap pelaku usaha yang melanggar ketentuan UU
No. 5 Tahun 1999, mendapatkan, meneliti, dan atau menilai surat, dokumen
atau alat bukti lain untuk keperluan penyelidikan dan atau pemeriksaan,
memutuskan dan menetapkan ada atau tidak adanya kerugian di pihak
pelaku usaha lain atau masyarakat.4
Page 12 of 25
perjanjian, menyelenggarakan berbagai kegiatan usaha dalam bidang
ekonomi.5 Mengacu pada UU No. 5 Tahun 1999, bahwa pelaku usaha
dilarang melakukan kegiatan usaha yang menyebabkan terjadinya praktik
monopoli dan persaingan usaha tidak sehat diantaranya kegiatan usaha yang
dimaksud adalah sebagai berikut:
a. Praktik monopoli
5
Pedoman Program Kepatuhan Terhadap Undang-Undang No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli
dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, Komisi Pengawas Persaingan Usaha Tahun 2016, Hal. 9
6
Dr. Andi Fahmi Lubis et al., (2018), Edisi Kedua Buku Teks Hukum Persaingan Usaha, Jakarta Pusat, hal. 139-140.
7
Dr. Andi Fahmi Lubis et al., (2017), Edisi Kedua Buku Teks Hukum Persaingan Usaha, Jakarta Pusat, hal. 92-93.
Page 13 of 25
Tahun 1999 , yang terdiri dari perjanjian penetapan harga ( price fixing
agreement), diskriminasi harga (price discrimination), harga pemangsa
atau jual rugi (predatory pricing), dan pengaturan harga jual kembali
(resale price maintenance). 8
8
Dr. Andi Fahmi Lubis et al., (2018), Edisi Kedua Buku Teks Hukum Persaingan Usaha, Jakarta Pusat, hal. 104
9
Dr. Andi Fahmi Lubis et al., (2017), Edisi Kedua Buku Teks Hukum Persaingan Usaha, Jakarta Pusat, hal. 109-
110
Page 14 of 25
kelompok pelaku usaha menguasai 75% (tujuh puluh lima persen) atau lebih
pangsa pasar satu jenis barang atau jasa tertentu. 10
d. Persekongkolan Tender
Page 15 of 25
yang menggabungkan diri beralih karena hukum kepada perseroan yang
menerima penggabungan dan selanjutnya status badan hukum perseroan
yang menggabungkan diri berakhir karena hukum.
12
Dr. Andi Fahmi Lubis et al., (2017), Edisi Kedua Buku Teks Hukum Persaingan Usaha, Jakarta Pusat, hal. 267
Page 16 of 25
Undang-Undang Persaingan Usaha tidak melarang dan menghukum
perusahaan menjadi besar, tetapi perusahaan yang memiliki posisi dominan
pasar perlu diawasi karena memiliki kecenderungan menyalahgunakan posisi
dominan.
Page 17 of 25
akan menindak bagi pelaku usaha yang diduga melanggar UU No. 5 Tahun
1999.
Page 18 of 25
masing pelaku usaha sektor Kesehatan dan Pendidikan dan akan menindak
bagi pelaku usaha yang diduga melanggar UU No. 5 Tahun 1999.
Pengadaan barang dan jasa atau biasa dikenal dengan tender sarana
dan prasarana tentunya menjadi prioritas utama dalam persiapan ibu kota
negara baru, tender pembangunan Gedung perkantoran, jalan jembatan dan
sarana lainnya akan terus dilakukan baik dengan menggunakan APBN, APBD,
maupun swasta. Isu persaingan usaha pada sektor pengadaan barang dan
jasa yaitu proses pemilihan penyedia/kontraktor yang akan melaksanakan
proyek-proyek pembangunan tersebut. Hal ini yang menimbulkan perilaku
pelaku usaha sektor pengadaan barang dan jasa yang paling berpotensi
melanggar persaingan usaha yang sehat yakni perilaku persekongkolan
dalam tender. Atas kondisi tersebut, KPPU akan mengawasi proses bisnis
yang dilakukan oleh masing-masing pelaku usaha sektor pengadaan barang
dan jasa dan akan menindak bagi pelaku usaha yang diduga melanggar UU
No. 5 Tahun 1999.
Page 19 of 25
berpotensi melanggar Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 sehingga
penting untuk di awasi.
Ibu kota baru akan dibangun dengan konsep smart capital city yang
bebasis pada teknologi digital. Pada sektor teknologi digital KPPU akan lebih
memfokuskan untuk mengawasi sektor-sektor ekonomi digital, antara lain:
Jasa Keuangan Digital (Fintech), E-Commerce dan Marketplce (makanan,
minuman, fashion dan lain-lain), Transportasi Online, Komunikasi Digital
(Jaringan Internet, Multimedia, Software). Tentunya para pelaku usaha yang
bergerak pada sektor teknologi digital ini akan memanfaatkan peluang usaha
dengan menggunakan teknologi digital untuk meningkatkan efisiensi bisnis
melalui jaringan internet sehingga menghambat pelaku usaha lainnya. Atas
kondisi tersebut, KPPU akan mengawasi proses bisnis yang dilakukan oleh
masing-masing pelaku usaha pada sekto teknologi digital dan akan menindak
bagi pelaku usaha yang diduga melanggar UU No. 5 Tahun 1999.
Page 20 of 25
kesempatan bagi pelaku usaha dan pihak terkait untuk dapat membela
dirinya. (Hermansyah, 2008)13.
13
Rosdalina Bukido, Jurnal Ilmiah Al-syir’ah Vol.15 No. 1 Tahun 2017, Institut Agama Islam Negeri (IAIN Manado)
hal. 65
14
Dr. Andi Fahmi Lubis et al., (2017), Edisi Kedua Buku Teks Hukum Persaingan Usaha, Jakarta Pusat, hal. 378
Page 21 of 25
sanksi administrative kepada pelaku usaha yang melanggar dikenakan
besaran denda bagi pelaku usaha minimal Rp. 1.000.000.000,- (satu miliar
rupiah) sampai maksimal Rp. 25.000.000.000,- (dua puluh lima miliar
rupiah). Sementara itu, UU Cipta Kerja menyatakan besaran denda minimal
Rp. 1.000.000.000,- (satu miliar rupiah) tanpa mencantumkan denda
maksimal. Melalui Undang-Undang Tentang Ciptaker, dan PP No. 44/2021
yang telah menghapuskan sanksi denda maksimal Rp. 25.000.000.000,- (dua
puluh lima miliar rupiah) kemudian mengganti dengan menggunakan cara
perhitungan berdasarkan laba bersih atau total penjualan. Dalam PP No.
44/2021, hal ini diatur dalam Pasal 12 ayat (1), yang berbunyi: “Tindakan
administrative berupa denda sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2)
huruf g merupakan denda dasar, dan pengenaan tindakan administrative
berupa denda oleh komisi dilakukan berdasarkan ketentuan berikut:
1. Paling banyak sebesar 50% (lima puluh persen) dari laba/keuntungan
bersih yang diperoleh pelaku usaha pada pasar bersangkutan, selama kurun
waktu terjadinya pelanggaran terhadap undang-undang; atau
2. Paling banyak sebesar 10% (sepuluh persen) dari total penjualan
pada pasar bersangkutan, selama kurun waktu terjadinya pelanggaran
terhadap Undang-Undang.15
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Page 22 of 25
penegakan hukum dalam mengawasi pelaksanaan UU No. 5 Tahun 1999
tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.
3.2 SARAN
Page 23 of 25
DAFTAR PUSAKA
Page 24 of 25
Pedoman Program Kepatuhan Terhadap Undang-Undang No. 5 Tahun
1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat,
Komisi Pengawas Persaingan Usaha Tahun 2016, Hal. 9;
Dr. Andi Fahmi Lubis et al., (2018), Edisi Kedua Buku Teks Hukum
Persaingan Usaha, Jakarta Pusat, hal. 139-140;
Dr. Andi Fahmi Lubis et al., (2017), Edisi Kedua Buku Teks Hukum
Persaingan Usaha, Jakarta Pusat, hal. 92-93;
Dr. Andi Fahmi Lubis et al., (2017), Edisi Kedua Buku Teks Hukum
Persaingan Usaha, Jakarta Pusat, hal. 104;
Dr. Andi Fahmi Lubis et al., (2017), Edisi Kedua Buku Teks Hukum
Persaingan Usaha, Jakarta Pusat, hal. 109-110;
Draft Pedoman Pasal 25 tentang Larangan Penyalahgunaan Posisi
Dominan Berdasarkan UU No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek
Monopoli Persaingan Usaha Tidak Sehat oleh Komisi Pengawas Persaingan
Usaha, Hal.7;
Dr. Andi Fahmi Lubis et al., (2017), Edisi Kedua Buku Teks Hukum
Persaingan Usaha, Jakarta Pusat, hal. 209-212
Dr. Andi Fahmi Lubis et al., (2017), Edisi Kedua Buku Teks Hukum
Persaingan Usaha, Jakarta Pusat, hal. 267
Rosdalina Bukido, Jurnal Ilmiah Al-syir’ah Vol.15 No. 1 Tahun 2017,
Institut Agama Islam Negeri (IAIN Manado), hal. 65;
Dr. Andi Fahmi Lubis et al., (2017), Edisi Kedua Buku Teks Hukum
Persaingan Usaha, Jakarta Pusat, hal. 378;
Bahasan.id, 2022; Ketentuan Mengenai Denda Sanksi Administratif
Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat Pasca UU
Cipta Kerja.
Page 25 of 25