Anda di halaman 1dari 31

ANALISIS KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA PADA

PESERTA DIDIK DISKALKULIA

Studi kasus dengan Penelitian Kualitatif di kelas V Sekolah Dasar


Negeri Perwira Bogor Semester Genap
Tahun Pelajaran 2019/2020

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Mengikuti Ujian Sarjana Pendidikan

Oleh

Ismayanti Lestari

037116168

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PAKUAN

BOGOR

2020
A. HASIL OBSERVASI

Berikan tanda ceklis (√) pada kolom yang sesuai dengan pernyataan-

pernyataan di bawah ini.

No Aspek yang dinilai Butir Pengamatan Ya Tidak

1. Proses Belajar Siswa aktif bertanya ketika √

Mengajar sedang belajar matematika

2. Siswa mengerjakan sendri √

ketika mengerjakan soal.

3 Siswa tidak konsentrasi √

ketika sedang belajar

matematika di kelas

4 Siswa sibuk mengobrol √

dengan teman ketika sedang

belajar matematika

5 Guru memberikan media √

pembelajaran yang menarik

dalam pembelajaran

matematika

6 Guru memberikan motivasi √

kepada siswa ketika sedang


belajar matematika di kelas

7 Guru memberikan waktu √

kepada siswa untuk

bertanya dan menjawab

pertanyaan

8 Siswa menyelesaikan soal √

Upaya dalam yang diberikan oleh guru

mengembangkan dengan baik dan cepat

berpikir kritis
9 Guru membangun rasa ingin √

tahu siswa dengan

mengajukan pertanyaan

yang membuat siswa aktif

dalam kegiatan

pembelajaran

10 Guru menggunakan √

pembelajaran kontekstual

yang melibatkan materi

pembelajaran dengan

kehidupan sehari-hari

11 Guru melakukan tanya √

jawab terkait dengan materi


Evaluasi pembelajaran yang telah

Pembelajaran dipelajari

12 Guru memberikan umpan √

balik kepada siswa

13 Guru memberikan soal √

kepada siswa

Sumber : Tyas, Ni’mah Mulyaning. 2016. “Analisis Faktor Penyebab

Kesulitan Belajar Matematika Kelas IV Sekolah Dasar Negeri di

Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang. Skripsi. Tidak

Diterbitkan
Berdasarkan dari hasil observasi yang telah peneliti lakukan pada

tanggal 30 Mei sampai dengan 12 Juni 2020 bahwa “R” dalam

pemahaman konsep pada mata pelajaran matematika harus dilakukan

secara berulang – ulang terutama dalam berhitung. Ketika belajar juga “R”

harus menggunakan benda kontekstual. Ketika Pembelajaran

berlangsung di kelas, “R” berani bertanya kepada guru kelasnya jika ada

materi yang tidak “R” mengerti, terkadang suka kerja sama dengan

temannya tetapi tidak mencontek jawaban temannya. Ketika dalam

pembelajaran berlangsung, “R” konsentrasi dalam belajar. Tetapi, “R”

harus selalu diberikan motivasi oleh gurunya, Dikarenakan “R” memiliki

rasa percaya diri yang kurang. Ketika di kelas, “R” harus dipasangkan

dengan teman sebangku yang mendukung “R” dalam belajar.

Ketika pembelajaran dilakukan secara online atau belajar dirumah,

“R” ketika belajar selalu didampingi oleh orang tuanya. Kemampuan

berhitungnya sekarang sudah lumayan bagus. Cara belajar "R" dalam

berhitung menggunakan sistem menyimpan di otak dan menggunakan

jari. Dengan cara seperti itu, “R” dapat mengerti dan paham.

Semenjak pembelajaran dilakukan di rumah atau online, yang mengajari

“R” di rumah yaitu orang tua nya, karena ketika “R” belajar harus

didampingi oleh orang tua. Ketika tidak didampingi dan tidak diberikan

motivasi, "R" tidak mau mengerjakan tugas online yang diberikan gurunya.
Dokumentasi pada saat Observasi "R" di Sekolah

“R” konsentrasi pada saat belajar “R” ketika sedang mengerjakan soal

“R” diberikan motivasi oleh guru “R” ketika diberikan kesempatan untuk
untuk menjawab soal ke depan. oleh guru untuk melakukan tanya jawab
depan terkait pembelajaran yang telah
dipelajari.
“R” ketika mengikuti pembelajaran di luar kelas

Dokumentasi "R" ketika belajar di rumah secara online

“R” konsentrasi ketika sedang mengerjakan tugas

“R” ketika mengerjakan tugasnya sendiri


“R” ketika dibimbing oleh orang tua nya pada saat belajar.
B. HASIL WAWANCARA SISWA

No Bentuk Pertanyaan Jawaban

1. Apakah kamu menuliskan rumus ketika Iya suka nulis teh.

sedang belajar matematika?

2. Apakah kamu masih kesulitan dalam Masih, tapi kalo

berhitung? perkalian lebih susah.

3. Apakah kamu ketika diberi soal Iyaa dikerjakan sampe

matematika menyelesaikan soal selesai teh.

tersebut?

4. Apakah kamu menyelesaikan soal Dikerjain sendiri, tapi

tersebut dengan mengerjakannya sendiri kadang suka kerja

atau bekerja sama dengan teman? sama dengan temen

kalo ga ngerti.

6. Pelajaran apa yang tidak kamu sukai? Aku yang ga suka

sama pelajaran

bahasa sunda.

7. Mengapa kamu tidak menyukai Karena ga ngerti

pelajaran tersebut? artinya.

8. Apakah kamu memperhatikan ketika Merhatiin teh.


guru sedang menjelaskan pelajaran

matematika di kelas?

10. Apakah kamu di rumah selalu belajar Belajar teh kalo di

meskipun tidak ada ulangan? rumah didampingin

juag sama ibu.

14. Apakah kamu pernah bekerja dalam Pernah teh.

kelompok?

15. Media pembelajaran apa yang Ibu guru Kadang suka pake

pakai ketika mengajar matematika? uang kertas,

penggaris, sama buah

apel.

17. Apakah kamu belajar didampingi orang Iya didampingi orang

tua? tua.

18. Apakah kamu dibantu orang tua dalam Kalo ga ngerti suka

mengerjakan tugas matematika? dibantu sama ibu.

20. Apakah kamu mengikuti les di dekat Engga ikut.

rumah?

Sumber : Tyas, Ni’mah Mulyaning. 2016. “Analisis Faktor Penyebab

Kesulitan Belajar Matematika Kelas IV Sekolah Dasar Negeri di


Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang. Skripsi. Tidak

Diterbitkan

Berdasarkan dari hasil wawancara dengan "R" yang telah dilakukan

oleh peneliti dari tanggal 30 mei sampai dengan 12 juni 2020 bahwa "R"

masih kesulitan dalam berhitung terutama dalam perkalian. "R" harus

selalu diberikan motivasi oleh guru maupun orang tuanya. Ketika dalam

pembelajaran berlangsung, "R" selalu memperhatikan gurunya ketika

sedang mengajar. "R" suka bertanya kepada guru atau temennya jika ia

merasa kesulitan dalam mengerjakan soal yang diberikan oleh guru. "R"

suka bekerja dalam kelompok ketika di kelas. Ketika pembelajaran

dilakukan secara online atau belajar di rumah, "R" selalu didampingi oleh

orang tuanya ketika sedang mengerjakan tugas online, bahkan yang

mengajarkan "R" selama belajar di rumah yaitu Ibunya. "R" harus selalu

diberikan dukungan atau motivasi karena ia kurang percaya diri. Ketika

selalu diberikan motivasi baik dari orang tua nya, ia mau mengerjakan

tugas nya. Cara mengajar "R" ketika dalam pembelajaran online yaitu

dengan menggunakan sistem menyimpan di mulut dan menggunakan jari.

Selain itu juga, "R" ketika belajar harus menggunakan benda

konkret, karena dengan belajar menggunakan benda konkret, ia akan

cepat lebih paham menangkap materi yang diajarkan oleh orang tuanya

ketika sedang belajar online. Terdapat kendala "R" ketika dalam

pembelajaran online atau belajar di rumah yaitu "R" tidak mau


mengerjakan tugas online yang diberikan oleh guru jika tidak dipaksa oleh

orang tua nya untuk mengerjakan tugas.

C. HASIL WAWANCARA GURU

No Bentuk Pertanyaan Jawaban

1. Bagaimana pemahaman konsep “R” Kalau untuk "R"

pada pelajaran matematika? memang mesti

diulang-ulang ketika

dalam belajar

berhitung contohnya

dalam perkalian. Kalo

belajar perkalian itu

harus diulang-ulang.

Kalo mikirnya betul-

betul InsyaAllah bisa.

Hanya saja, "R" itu

kurang percaya diri.

Jadi harus

memerlukan

dukungan "kamu bisa,

kamu pasti bisa". Jadi,

kalau dikatakan

kesulitan belajar
berhitungnya yang

sudah berjalan itu

dengan cara berulang-

ulang nantinya bisa.

Jadi, caranya harus

diulang, karena dia

kan termasuk anak

yang mengalami

hambatan dalam

belajar terutama

dalam berhitung.

2. Bagaimana kemampuan berhitung “R” Kemampuan

pada pelajaran matematika? berhitung "R" harus

menggunakan sistem

menyimpan di mulut

dan menggunakan

jari. Misalnya 2 x 3

berarti 3 nya ada dua

kali, yang 3 di taro di

mulut atau di kepala, 3

nya di jari. 3 yang di

mulut ditambahkan

dengan 3 yang ada di


jari. 2x3 = 6 . Dengan

cara itu, "R" dapat

lebih paham dan

mengerti.

3. Bagaimana kemampuan “R” dalam Jadi, "R" itu perlu

memecahkan soal matematika? dukungan. Jika tidak

ada dukungan, dia

tidak mau bertanya.

Kalau ada kesusahan,

dia kadang suka

bertanya kepada

temannya untuk minta

diajari.

4. Bagaimana sikap “R” ketika sedang Sikap "R" tidak ada

belajar matematika? semangat, apalagi

kalau ada mamahnya.

Jadi, sikap "R" bisa

meningkat menjadi

lebih baik itu karena

adanya reward berupa

pujian. "ayo kamu

pasti bisa, kamu


hebat".

5. Apakah “R” memperhatikan ketika Ibu Ketika saya sedang

sedang menjelaskan pelajaran mengajar, "R" selalu

matematika di kelas? memperhatikan. Kalau

dulu kan seolah-olah

menyerahkan ke

orang tuanya. Karena

orang tuanya ada di

dalam kelas, kalah

sekarang kan udah

engga. Makanya

sekarang duduknya

agak di depan,

terutama anak-anak

yang mengalami

hambatan belajar

matematika seperti

"R". Sampai dia

memorinya kesimpen

tentang perkalian, itu

sudah Alhamdulillah,

apalagi sampai ke

pecahan, sampai ke
persen, bangun datar.

Jadi jangan hanya

menghayal apalagi

matematika harus ada

benda konkret nya.

Mungkin tadinya

belajar tidak

menggunakan

penggaris, harusnya

kalau dari kelas 4

sudah hebat, kelas 5

sudah tidak susah.

Jadi ini ibaratnya nol

lagi ketika naik kelas

5.

6. Apakah “R” aktif dalam kegiatan Aktif, apalagi yang

pembelajaran ketika sedang belajar bentuknya praktek.

matematika? Jadi harus pintar

memasangkan teman

sebangkunya.

7. Motivasi belajar apa yang Ibu berikan Saya selalu

ketika “R” sedang belajar matematika? memberikan motivasi

"Ayo kamu bisa, kamu


cuma ga percaya diri

aja, sebetulnya kamu

bisa". Dengan terus

memberikan motivasi,

dia jadi mau bertanya,

dan percaya diri nya

sekarang sudah

lumayan bagus

dibandingkan

sebelumnya.

8. Apakah “R” memiliki masalah dengan Iya, masalah tubuhnya

kesehatan tubuh yang mengakibatkan mungkin itu dia

“R” mengalami kesulitan belajar termasuk anak yang

matematika? sulit berhitung,

gangguan berhitung

nya itu masih rendah

banget, jadi harus

terus dilatih.

9. Sudah berapa lama “R” mengalami hal Sudah lama ya, dari

tersebut? umur dia tk saja sudah

ketahuan kalau dia

mempunyai hambatan

dalam belajar
terutama dalam

pelajaran matematika.

Setelah orang tua nya

tahu dia memiliki

hambatan belajar atau

gangguan berhitung.

Orang tuanya

langsung memasuki

"R" ke sekolah inklusi.

10. Apakah ada tanda-tanda dari “R” yang Tanda nya ya itu kalau

menandakan bahwa “R” termasuk anak setiap belajar

yang mengalami kesulitan belajar matematika harus

matematika atau diskalkulia? diulang-ulang terus

sampai dia bisa. Dan

cara menghitungnya

juga harus

menggunakan sistem

menyimpan di mulut

dan menggunakan

jari.

12. Apakah “R” mengalami masalah dengan Engga sih neng, dia

kemampuan penginderaan? ga ada masalah

dengan kemampuan
penginderaan.

13. Apakah “R” meminta bantuan Ibu jika Iya kadang kalo dia ga

sedang mengerjakan soal matematika? ngerti atau kurang

paham, dia suka

bertanya ke ibu. "R"

berani bertanya jika

tidak mengerti. Suka

kerja sama dengan

temannya, tetapi tidak

mencontek jawaban

temannya. Dia suka

mikir asal jangan ada

ibunya. Kalau belajar

berhitung, entah si

Galang atau si Ari,

saya suka bilang "Ari

tolong kasih tau "R"

caranya". Kalau sudah

dua kali temannya

memberi tahu caranya

tetapi masih belum

mengerti, saya suruh

ke depan meja ibu.


Ketika dijelaskan

berulang-ulang, dia

sudah mengerti, saya

suruh kerjakan di

tempat duduknya. Jadi

intinya "R" harus

sering latihan.

14. Apakah “R” meminta bantuan temannya Iya kalau dia merasa

ketika mengerjakan soal matematika? kesulitan, dia suka

meminta bantuan

temannya untuk

memberi tahu

caranya.

15. Apakah “R” mengerjakan sendiri ketika Iya dia mengerjakan

mengerjakan soal matematika? sendiri, tetapi lebih

sering kerja sama

dengan temannya.

17. Strategi pembelajaran apa yang Ibu Dengan

gunakan ketika mengajar matematika di menggunakan

kelas? pendekatan, reward,

dan juga harus

menyesuaikan dengan
kemampuan anak.

18. Media pembelajaran apa yang Ibu Menggunakan media

gunakan ketika mengajar matematika? tidak hanya sebuah

tulisan saja, misalnya

sedang belajar

penjumlahan,

pecahan. Jadi dia

menggunakan untuk

mengenal pecahan

1/2. Ibu minta dia bwa

apel. Ibu tanya ke dia

"Ini ada berapa

buah?" dia jawab "ada

satu bu". Lalu, "kalau

apel ini ibu belah 2

dan dibagi untuk dua

orang sama besar jadi

berapa?" Dia jawab

"1/2 bu". Jadi kayak

gitu, Dengan

menggunakan media,

Dia lebih cepat

paham, diulang-ulang
lagi kemudian

praktekkan. Pokoknya

untuk mendukung

anak yang mengalami

hambatan dalam

belajar terutama

dalam berhitung

caranya dengan

diulang-ulang dan

juga menggunakan

media.

19. Bagaimana sarana dan prasarana di Sarana dan prasarana

sekolah? masih kurang

mendukung.

Sebetulnya banyak

kemampuan anak,

saya juga ga ngerti

yaa ga mendukung

nya dimana, cukup

banyak bantuan dulu

dari direktorat Ketika

saya aktif membuat

proposal 2008 dari


2006-2007. Erat

masa-masa emas

perwira. Asal buat

proposal,

Alhamdulillah turun

seminggu kadang dua

kali ibu langsung ke

provinsi, kepala

sekolah yang

merevisi.

22. Bagaimana upaya yang dilakukan Ibu Dari membuat soal

dalam mengatasi “R” yang mengalami terpisah semacam

kesulitan belajar dalam pelajaran LKS dari mulai tingkat

matematika? kesulitan yang rendah

sampai dengan yang

paling tinggi. Yang

penting "R" bisa.

Apalagi "R" orangnya

gampang panik. Jika

melihat teman sudah

pada selesai, dia

panik. Makanya ibu

suka bilang "ibu masih


ada disini, jadi tenang

aja". Pokoknya kalau

tahu celahnya pasti

bisa.

Sumber : Tyas, Ni’mah Mulyaning. 2016. “Analisis Faktor Penyebab

Kesulitan Belajar Matematika Kelas IV Sekolah Dasar Negeri di

Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang. Skripsi. Tidak

Diterbitkan

Berdasarkan dari hasil wawancara dengan guru kelasnya yang

telah peneliti lakukan pada tanggal 30 Mei sampai dengan 12 Juni 2020

bahwa Kemampuan berhitung "R" harus menggunakan sistem menyimpan

di mulut dan menggunakan jari. Misalnya 2 x 3 berarti 3 nya ada dua kali,

yang 3 di simpan di mulut atau di kepala, 3 nya di jari. 3 yang di mulut

ditambahkan dengan 3 yang ada di jari. 2x3 = 6 . Dengan cara itu, "R"
dapat lebih paham dan mengerti. Cara belajar untuk "R" memang mesti

diulang-ulang ketika dalam belajar berhitung contohnya dalam perkalian.

"R" harus selalu diberikan dukungan.

Jika tidak ada dukungan, "R" tidak mau bertanya. Jika ada

kesusahan, dia kadang suka bertanya kepada temannya untuk minta

diajari. Media pembelajaran yang dapat digunakan guru dengan

menggunakan buah apel untuk mengenal pecahan 1/2. Dengan

menggunakan media, "R" lebih cepat paham, diulang-ulang lagi kemudian

praktekkan. Untuk mendukung anak yang mengalami hambatan dalam

belajar terutama dalam berhitung caranya dengan diulang-ulang dan juga

menggunakan media.

D. HASIL WAWANCARA ORANG TUA

No Bentuk Pertanyaan Jawaban

1. Bagaimana pemahaman konsep “R” Harus terus diulang-

pada pelajaran matematika? ulang teh sampe bisa,

dan harus ada benda


konkret nya juga.

2. Bagaimana kemampuan berhitung “R” Masih susah teh,

pada pelajaran matematika? apalagi kalau

perkalian. Tambah-

tambahan juga masih

bingung misalnya 6+6,

6 nya di otak, 6 nya

lagi di tangan baru dia

bisa teh.

4. Bagaimana sikap “R” ketika sedang Sikap dia baik,

belajar matematika? semangat kalo lagi

belajar.

5. Apakah “R” memperhatikan ketika guru Merhatiin teh kalo

sedang menjelaskan pelajaran gurunya lagi ngajar.

matematika di kelas?

6. Apakah “R” aktif dalam kegiatan Aktif teh cuma masih

pembelajaran ketika sedang belajar kurang percaya diri

matematika? aja teh.

7. Apakah “R” memiliki masalah dengan Itu teh pas umur 3

kesehatan tubuh yang mengakibatkan tahun dia belum bisa

“R” mengalami kesulitan belajar ngomong dan jalan.


matematika? Saya sudah ikhtiar ya

teh namanya juga

orang tua kan teh,

sudah cari orang juga,

eh tapi lama -lama

bisa jalan sendiri udah

3 tahun lebih, gitu teh.

Taunya dari situ, kalo

kakaknya kan 9 bulan

udah bisa jalan dan

udah bisa ngapa-

ngapain gitu, kalo "R"

mah engga.

8. Sudah berapa lama “R” mengalami hal Saya tahu "R" memiliki

tersebut? kekurangan itu dari

umur 3 tahun, dia

belum bisa jalan dan

belum bisa ngomong.

9. Apakah ada tanda-tanda dari “R” yang Tanda - tanda nya itu

menandakan bahwa “R” termasuk anak pas tk aja sampe dua

yang mengalami kesulitan belajar tahun. Kelas 1, dan 2

matematika atau diskalkulia? gabisa apa-apa, saya

diemin aja dulu biar


dia bisa sendiri, eh

lama-lama dia ngerti

sendiri, pengenalan

angka lama-lama bia

sendiri.

11. Apakah “R” mengalami masalah dengan Engga teh, ga ada

kemampuan penginderaan? masalah sama

kemampuan

penginderaanya.

12. Apakah “R” selalu meminta bantuan Ibu Suka teh, kalo lagi

jika sedang mengerjakan soal belajar dia suka minta

matematika? bantuan ibu caranya.

Karena kan "R"

menghitungnya harus

menggunakan sistem

menyimpan di mulut

dan menggunakan

jari.

13. Apakah “R” meminta bantuan temannya Iya suka minta

ketika mengerjakan soal matematika? bantuan temannya

kalo dia ada yang ga

ngerti atau ga paham


teh.

14. Apakah “R” mengerjakan sendiri ketika Iya mengerjakan

mengerjakan soal matematika? sendiri, kadang kalo

gabisa ibu suka bantu.

17. Media pembelajaran apa yang Ibu Kadang ibu gurunya

gunakan ketika mengajar matematika? suka meminta saya

untuk membawa buah

apel, kadang diminta

bawa penggaris, uang

kertas. Gitu teh

19. Apakah sarana dan prasarana di Kurang mendukung

sekolah mendukung ketika mengajar teh.

pelajaran matematika?

20. Apakah faktor lingkungan keluarga, Kalau untuk faktor

sekolah, dan masyarakat dapat keluarga sih

menunjang “R” dalam belajar Alhamdulillah

matematika? mendukung teh.

Kadang ibu yang

ngajarin, kadang

kakaknya yang

ngajarin kalo lagi


belajar.

21. Apakah Ibu selalu membimbing “R” Iya teh, ibu selalu

ketika dalam belajar matematika? bimbing "R" kalo

belajar, karena dia tuh

harus dibimbing, kalo

ga dibimbing dia

gamau belajar.

22. Apakah “R” mengikuti les di dekat Engga teh, dia ga ikut

rumah? les, jadi ibu sendiri aja

yang ngajarin

dirumah kalo lagi

belajar.

Sumber : Tyas, Ni’mah Mulyaning. 2016. “Analisis Faktor Penyebab

Kesulitan Belajar Matematika Kelas IV Sekolah Dasar Negeri di

Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang. Skripsi. Tidak

Diterbitkan

Berdasarkan dari hasil wawancara dengan orang tua “R” yang telah
peneliti lakukan pada tanggal 30 Mei sampai dengan 12 Juni 2020 bahwa
"R" Kemampuan berhitungnya masih susah, Terutama dalam perkalian.
Penjumlahan juga "R" masih bingung misalnya 6+6, 6 nya di otak, 6 nya
lagi di tangan baru dia bisa. Dengan cara menggunakan sistem
menyimpan di mulut dan menggunakan jari dapat membuat "R" paham
dan mengerti. “R” mengerjakan sendiri ketika mengerjakan soal
matematika, terkadang "R" meminta bantuan kepada temannya jika ada
soal atau materi yang ia tidak mengerti.

Ketika belajar di rumah, "R" selalu dibimbing oleh orang tua nya
Dikarenakan apabila tidak dibimbing, "R" tidak mau belajar dan
mengerjakan tugas online yang diberikan oleh guru. Jika ada soal yang
tidak mengerti, ia suka meminta bantuan ibunya. R” memiliki masalah
dengan kesehatan tubuh yang mengakibatkan “R” mengalami kesulitan
belajar matematika. Orang tua "R" mengetahui bahwa "R" memiliki
kekurangan itu dari umur 3 tahun, "R" belum bisa berjalan dan belum bisa
berbicara. Ketika TK pun "R" sampai 2 tahun. Kelas 1, dan 2 "R" belum
bisa apa-apa.

Anda mungkin juga menyukai