Anda di halaman 1dari 3

TUGAS 3 PERILAKU ORGANISASI

Nama : Ranita Dewi


Nim : 044092589

1. Jelaskan perbedaan antara manajer dan pemipin disertai contoh!


Perbedaan Manajer dengan pemimpin :
1) Pemimpin Berinovasi, Manajer Mengelola (Administers).
Conth: Hal ini dapat kita lihat diantaranya dari inovasi Jokowi mengenai kampung
deret, menjalin kerjasama dengan korporat via CSR, sementara Ahok mengelolanya.
2) Pemimpin Mengembangkan (Develops), Manajer Memelihara (Maintenance).
Contoh : Diantaranya mengenai Mass Rapid Transit (MRT) dan relokasi Pedagang Kaki
Lima (PKL).
3) Pemimpin Fokus Kepada Kepentingan Publik, Manajer Fokus Kepada Sistem dan
Struktur.
4) Pemimpin Menimbulkan Kepercayaan (Inspires Trust), Manajer Mengendalikan (Relies
on Control).
Contoh : Blusukan adalah salah satu strategi yang sangat baik untuk menimbulkan rasa
percaya publik, khususnya dari kalangan rakyat kecil. Sementara Ahok dengan
karakternya yang unik, ceplas-ceplos dan cenderung kasar, kadang bablas. Namun
karakter Ahok tersebut sesuai dalam konteks pengendalian di lapangan.

5) Pemimpin Memiliki Perspektif Jangka Panjang, Manajer Jangka Pendek.


6) Pemimpin Menanyakan Apa dan Mengapa, Manajer Menanyakan Bagaimana dan
Kapan.
7) Pemimpin Melihat Horizon, Manajer Melihat Dasar (Bottom Line).
8) Pemimpin Menciptakan, Manajer Meniru.
9) Pemimpin Melaksanakan Hal-hal yang Benar, Manajer Melaksanakan Segala
Sesuatunya dengan Benar.
10) Pemimpin Menggebrak Status Quo, Manajer Menjalankannya.

Sumber referensi: https://www.kompasiana.com/ajuskoto/552823d96ea834ad488b457a/jokowi-dan-ahok-


contoh-nyata-perbedaan-antara-pemimpin-dengan-manajer

2. Analisislah kepemimpinan Presiden Republik Indonesia Bapak Ir. Joko Widodo secara
komprehensif dengan referensi modul 7.
Gaya kepemimpinan presiden Jokowi Dodo menurut referensi modul 7 adalah:
1. Teori situasional: Manajemen berdasar situasi dapat diartikan apabila kondisinya
baik, maka pemimpin dapat melakukan tindakan A, namun apabila situasinya tidak
kondusif, maka pemimpin dapat melakukan tindakan B.¹
2. Teori contingency merupakan teori yang dekat dengan teori pendekatan situasional
dan sering juga disebut dengan "leader-match" (penyesuaian dengan pemimpin).
Leader-match dapat diartikan sebagai menempatkan pemimpin pada pola
kepemimpman yang sesuai dengan situasi yang ada 14.
3. Path-Goal Theory, Path-Goal Theory disebut juga dengan Teori Sarana-Tujuan, yaitu
teori yang menjelaskan bagaimana pemimpin memotivasi bawahan untuk mencapai
tujuan organisasi. Teori tersebut memberikan pilihan gaya kepemimpinan terbaik
yang dibutuhkan pemimpin untuk memimpin bawahannya.
4. Gaya Kepemimpinan Transformasional
Pemimpin transformasional merupakan orang yang merangsang serta
memberikan inspirasi (mengubah) pada pengikut untuk mencapai hasil yang luar
biasa. Kepemimpinan transformasional merupakan kepemimpinan yang
berkembang dari kepemimpinan transaksional. Kepemimpinan transformasional
menghasilkan tingkat upaya dan kinerja bawahan yang melampaui apa yang akan
terjadi dengan pendekatan transaksional. Kepemimpinan transformasional lebih
dari kepemimpinan yang bersifat karismatik. Pemimpin memperhatikan
kebutuhan, kepedulian, hingga perkembangan pengikut individu, mengubah
kesadaran pengikut akan masalah dengan membantu mereka untuk melihat
masalah lama dengan cara baru, serta mampu membangkitkan dan mengilhami
pengikutnya untuk melakukan usaha ekstra dalam mencapai tujuan
5. Kepemimpinan transaksional
merupakan kepemimpinan yang bersifat kontraktual antara pemimpin dan
pengikutnya. Pemimpin membutuhkan pengikut serta menawarkan sesuatu
sebagai penukar loyalitas pengikut. Pengikut pada akhirnya mau bekerja sama
dikarenakan terdpat hal-hal yang pemimpin kejar sebagai reward. Sementara
itu, yang dikerjakan mungkin bukan tujuan pribadinya, melainkan merupakan
tujuan pemimpin. Transaksional merupakan kepemimpinan yang berfokus pada
transaksi antar pribadi, antara manajemen & karyawan.

3. Jelaskan 5 sumber kekuasaan dan jelaskan disertai contoh pemimpin dari masing-masing
sumber tersebut!
1) Kekuasaan Balas Jasa (Reward Power)
Kekuasaan jenis ini merupakan kekuasaan yang menggunakan balas jasa atau
reward untuk mempengaruhi seseorang untuk bersedia melakukan sesuatu sesuai
keinginannya, Kekuasaan ini dapat berupa gaji, upah, bonus, promosi, pujian,
pengakuan atau penempatan tugas yang lebih menarik. Namun melalui kekuasaan
ini seorang pemimpin juga dapat menunda pemberian reward tersebut sebagai
hukumancjika bawahannya tidak melakukan apa yang telah diperintahkan.

2) Kekuasaan Paksaan (Coercive Power)


Kekuasaan ini lebih cenderung ke penggunaan ancaman atau hukuman untuk
mempengaruhi seseorang agar bersedia melakukan sesuatu sesuai keinginannya.
Kekuasaan paksaan ini adalah kebalikan atau sisi negatif dari kekuasaan balas jasa.
Contoh yang diberlakukan jika tidak mengikuti perintah yang diintruksikan, antara
lain pemberian surat peringatan, penurunan gaji, penurunan jabatan dan bahkan
pemberhentian kerja atau PHK.
3) Kekuasaan Rujukan (Referent Power)
Kekuasaan rujukan ini merupakan kekuasaan yang diperoleh atas dasar kekaguman,
keteladanan, kharisma dan kepribadian dari seorang pemimpin. Contohnya si A yang
memimpin banyak orang karena kepribadiannya dan karismanya.
4) Kekuasaan Sah (Legitimate Power)
Kekuasaan ini berasal dari posisi resmi yang dijabat oleh seseorang, baik itu dalam
suatu organisasi, birokrasi ataupun pemerintahan. Kekuasaan sah adalah kekuasaan
yang diperoleh dari konsekuensi hirarki dalam organisasi. Seseorang yang
menduduki posisi itu memiliki hak dan wewenang untuk memberikan perintah dan
intruksi kepada bawahannya dan bawahannya berkewajiban untuk menjalankan
intruksi yang telah diberikan.
5) Kekuasaan Keahlian (Expert Power)
Kekuasaan Keahlian ini muncul karena adanya keahlian ataupun keterampilan yang
dimiliki oleh seseorang. Acap kali seseorang yang memiliki pengalaman dan keahlian
tertentu memiliki kekuasaan ahli dalam suatu organisasi meskipun orang tersebut
bukanlah manajer atau pemimpin. Individu-individu yang memiliki
keterampilan/keahlian tersebut biasanya dipercayai oleh Manajernya untuk
membimbing karyawan lainnya dengan benar.

4. Jelaskan mengapa korupsi bisa terjadi di Indonesia dengan pendekatan konsep "sisi gelap
kekuasaan" di modul 7

Korupsi dapat terjadi di Indonesia karena pada diri pemimpin timbul rasa memilki kekuasaan
yang berlebih, seperti karena kepatuhan para bawahannya, pemimpin memiliki jarak
dengan bawahannya agar meningkatkan legitimasinya, dan mampu meng akses sumber
daya tanpa tanggung jawab yang jelas akan memperkuat pandangan bahwa dirinya adalah
orang yg special, patut mendapat perlakuan khusus dan berada diluar jangkauan yang ada.
Dan hal hal ini lah yang akan menciptakan memimpin yang korupsi.

Anda mungkin juga menyukai