Anda di halaman 1dari 6

KOMPETENSI GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN DITINJAU

DARI AJARAN TRILOGI KEPEMIMPINAN


Oleh: Wida Dwi Prasetyo
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
Email : dwiprasetyowida08@gmail.com

Abstrak
Artikel ini menjelaskan tentang kompetensi guru dalam proses pembelajaran ditinjau dari ajaran trilogi
kepemimpinan. Guru merupakan salah satu komponen penting yang mempunyai peran dalam
mencerdaskan kehidupan bangsa. Bangsa bisa maju tidak lepas dari peran seorang guru. Guru yang
memiliki kualitas dasar ilmu yang kuat dan kualitas kepribadian yang baik akan menjadi tumpuan
dalam mempercepat kelahiran generasi-generasi yang mandiri dan berahlak. Guru sebagai
pemimpin di dalam kelas haruslah mempunyai sikap kepemimpinan. Bicara mengenai
kepemimpinan, sebuah warisan ilmu dari Ki Hajar Dewantara. Salah satu warisan ilmu beliau
yakni adanya perguruan Tamansiswa. Dalam proses pendidikan seorang guru sebagai
pemimpin harus mengimplementasikan konsep trilogi kepemimpinan, yaitu Ing Ngarsa Sung
Tulada, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani (membimbing dengan keteladanan,
membina dengan membangun kehendak, dan mendorong kreativitas dengan memberikan
kekuatan). Artikel ini juga menjelaskan indikator kompetensi guru dalam prosses pembelajaran dan
trilogi kepemimpinan.

Kata kunci : kompetensi guru, trilogi kepemimpinan

dengan memberikan kesempatan pada anak


Pendahuluan
untuk kreatif, itu harus dilakukan sebab pada
Beberapa tahun terakhir ini, kualitas dasarnya gaya berfikir anak tidak bisa
pendidikan di Indonesia selalu diarahkan.
diperbincangkan, baik dikalangan praktisi Guru sebagai pemimpin di dalam kelas
pendidikan, politisi, masyarakat maupun pihak haruslah mempunyai sikap kepemimpinan.
pengambil kebijakan. Pendidikan di Indonesia Bicara mengenai kepemimpinan, sebuah
semakin hari kualitasnya semakin rendah. Ada warisan ilmu dari Ki Hajar Dewantara. Beliau
kesenjangan antara pelaksanaan pendidikan adalah tokoh nasional yang sangat peduli
dengan aturan normatif yang bermaktub dalam dengan pendidikan. Salah satu warisan ilmu
UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem beliau yakni adanya perguruan Tamansiswa.
Pendidikan Nasional. Menjalankan kepemimpinannya di Tamansiswa
Salah satu faktor rendahnya pendidikan menggunakan konsep trilogi kepemimpinan.
di Indonesia antara lain karena lemahnya para Dalam proses pendidikan seorang pamong
guru dalam menggali potensi anak. Para sebagai pemimpin harus mengimplementasikan
pendidik seringkali memaksakan kehendaknya konsep trilogi kepemimpinan, yaitu Ing Ngarsa
tanpa pernah memperhatikan kebutuhan, minat Sung Tulada, Ing Madya Mangun Karsa, Tut
dan bakat yang dimiliki siswanya. Kelemahan Wuri Handayani (membimbing dengan
para pendidik adalah tidak pernah menggali keteladanan, membina dengan membangun
masalah dan potensi para siswa. Pendidikan kehendak, dan mendorong kreativitas dengan
seharusnya memperhatikan kebutuhan anak, memberikan kekuatan) (Trisharsiwi, dkk,
bukan malah memaksakan sesuatu yang 2014:44). Trilogi kepemimpinan ini sangat baik
membuat anak kurang nyaman dalam menuntut jika diterapkan oleh para guru dalam memimpin
ilmu. Proses pendidikan yang baik adalah siswanya.

Wida Dwi Prasetyo | Kompetensi Guru dalam Proses Pembelajaran


302
Janawi, 2011: 33). Selain itu, kompetensi
Pengertian kompetensi guru adalah penguasaan pengetahuan terhadap suatu
Para ahli memberikan definisi yang tugas, keterampilan, sikap, dan apresiasi yang
variatif terhadap pengertian kompetensi guru. diperlukan untuk menunjang keberhasilan
Perbedaan pandangan tersebut cenderung (Kunandar dalam Janawi, 2011: 33).
muncul dalam redaksional dan cakupannya. Kompetensi adalah seperangkat
Sedangkan inti dasar pengertiannya memiliki pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar
sinergisitas antara pengertian satu dengan yang yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir
lainnya. Kompetensi guru dinilai berbagai dan bertindak dari seseorang tenaga
kalangan sebagai gambaran profesional atau professional (Danim, Sudarwan, 2011: 111).
tidaknya tenaga pendidik (guru). Bahkan Konsep kompetensi dapat diberlakukan kepada
kompetensi guru memiliki pengaruh terhadap semua bidang yang digeluti oleh seseorang.
keberhasilan yang dicapai peserta didik Apabila konsep tersebut berhubungan dengan
(Janawi. 2011: 29). proses pembelajaran, kompetensi yang perlu
Kamus Besar Bahasa Indonesia, dikuasai adalah salah satu bentuk jasa
kompetensi diartikan dengan cakap atau profesional yang dibutuhkan dalam
kemampuan. Kompetensi dirumuskan sebagai kehidupannya.
suatu tugas yang memadai, pengetahuan, Oleh karena itu, standar guru
keterampilan dan kemampuan yang dituntut profesional merupakan sebuah kebutuhan
oleh jabatan seseorang (Roestiyah dalam mendasar yang sudah tidak bisa ditawar-tawar
Janawi, 2011: 30). lagi sebagaimana yang tercermin dalam UU No.
Menurut Balnadi Sutadipura 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
(dalam Janawi, 2011: 30) Nasional pasal 35 ayat 1 bahwa Standar
kompetensi yang harus dimiliki Nasional terdiri atas isi, proses, kompetensi
guru mulai dari tingkatan pra lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan
sekolah, tingkat dasar, dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan
tingkat menengah dapat penilaian pendidikan yang harus ditingkatkan
dikategorikan kepada dua secara berencana dan berkala (UU No. 20
kategori; kompetensi umum Tahun 2003).
dan kompetensi khusus. Beberapa kutipan di atas dapat
Kompetensi umum adalah dipahami bahwa definisi tentang kompetensi
kemampuan dan keahlian yang yang berbeda. Namun sesungguhnya pendapat-
harus dimiliki oleh semua guru pendapat tersebut memberi makna yang hampir
pada tiap jenjang pendidikan. sama. Secara redaksional-definitif memang
Sedangkan kompetensi khusus memiliki perbedaan menurut para ahli, yaitu;
adalah kemampuan dan pertama,
keahlian yang harus dimiliki Menurut Balnadi Sutadipura
secara khusus oleh tenaga (dalam Janawi, 2011: 30)
pendidik tertentu sesuai dengan kompetensi yang harus dimiliki
jenjang dan jenis pendidikan guru mulai dari ringkatan pra
yang ditekuni. Misalnya, sekolah, tingkat dasar, dan
menguasai bahan adalah tingkat menengah dapat
kompetensi umum. Sedangkan dikategorikan kepada dua
kompetensi menceritakan kategori; kompetensi umum
dongeng adalah kemampuan (kemampuan umum) dan
khusus yang harus dikuasai kompetensi khusus
oleh tenaga pendidik tingkat (kemampuan khusus).
Taman Kanak Kanak saja.
Kedua, kompetensi juga dapat diartikan
Kompetensi juga dapat diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan dan
sebagai pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang
kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang sehingga ia dapat melakukan perilaku-perilaku
telah menjadi bagian dari dirinya sehingga ia kognitif, afektif dan psikomotorik dengan
dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif, sebaik-baiknya (McAhsan & E. Mulyasa dalam
afektif dan psikomotorik dengan sebaik- Janawi, 2011: 33). Ketiga, kompetensi adalah
baiknya (Mc Ahsan & E. Mulyasa dalam penguasaan pengetahuan terhadap suatu tugas,

Prosiding Seminar Nasional PGSD, 27 April 2019 | ISBN 978-602-6258-11-3


Peran Pedidikan Dasar dalam Menyiapkan Generasi Unggul di Era Revolusi Industri 4.0 303
keterampilan, sikap, dan apresiasi yang pendidikan dasar atau taman kanak-kanak.
diperlukan untuk menunjang keberhasilan Karena anak berbuat dan berperilaku
(Kunandar dalam Janawi, 2011: 33). Keempat, cenderung mengikuti apa yang dilihat dan
kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, didengarnya. (Janawi, 2011: 49-50).
keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang Kompetensi kepribadian guru
direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan secara lebih khusus lagi adalah bersikap
bertindak dari seseorang tenaga professional simpati, empati, terbuka, berwibawa,
(Sudarwan Danin, 2011: 111). bertanggungjawab, dan mampu menilai diri
Dapat disimpulkan bahwa kompetensi sendiri (Mulyasa, 2013: 69).
diartikan sebagai kemampuan, keahlian, dan d) Kompetensi sosial
atau keterampilan yang mutlak dimiliki oleh Kompetensi ini berkaitan dengan
seseorang yang mencakup kognitif, afektif, dan kemampuan guru berinteraksi denga peserta
perbuatan/psikomotorik, dan bersifat mengikat didik dan orang yang ada di sekitar dirinya.
seseorang pada disiplin keilmuan yang telah Modal interaksi berupa komunikasi
ditekuninya yang telah dijadikan sebagai personal yang dapat diterima oleh peserta
standar kompetensi. didik dan masyarakat yang ada di
Kompetensi adalah kebutuhan dasar sekitarnya (Janawi, 2011: 50).
guru yang harus dikuasai. Penguasaan berbagai Kemampuan sosial guru adalah
bentuk kompetensi tersebut menjadi suatu salah satu daya atau kemampuan untuk
kemampuan mutlak dalam dunia pendidikan. mempersiapkan peserta didik menjadi
Sebab kualitas proses pendidikan banyak anggota masyarkat yang baik serta
bergantung pada kompetensi yang dimiliki kemampuan untuk mendidik, membimbing
guru. Semakin guru memiliki kompetensi masyarakat dalam menghadapi kehidupan
standar, semakin baik proses pembelajaran di masa yang akan dating (Mulyasa, 2013:
yang berlangsung dalam proses persekolahan. 71).
Oleh karena itu, dijelaskan bahwa pembagian Keempat kompetensi yang telah
kompetensi yang harus dimiliki guru meliputi: disebutkan, dalam praktiknya merupakan satu
a) Kompetensi pedagogik kesatuan yang utuh. Pemilahan menjadi empat
Kompetensi pedagogik berkaitan ini, semata-mata untuk memudahkan
langsung dengan penguasaan disiplin ilmu memahaminya. Kompetensi profesional
pendidikan dan ilmu yang berkaitan dengan merupakan payung, karena telah mencakup
tugasnya sebagai guru. Oleh karena itu semua kompetensi lainnya (Danim, Sudarwan,
seorang calon guru (pendidik) harus 2011: 113).
memiliki latar belakang pendidikan
keguruan yang relevan dengan bidang Proses pembelajaran
keilmuannya (Janawi, 2011: 47).
b) Kompetensi profesional Bila ditelusuri secara mendalam, proses
Kompetensi profesional merupakan belajar mengajar yang merupakan inti dari
kemampuan dasar tenaga pendidikan. Ia proses pendidikan formal di sekolah di
akan disebut profesional, jika ia mampu dalamnya terjadi interaksi antara berbagai
menguasai keahlian dan keterampilan komponen pengajaran. Komponen-komponen
teoritik dan praktik dalam proses itu dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori
pembelajaran. Kompetensi ini cenderung utama, yaitu :
mengacu kepada kemampuan teoritik dan 1) Guru
praktik lapangan (Janawi, 2011: 48). 2) Isi atau materi pelajaran
c) Kompetensi kepribadian 3) Siswa (Mohammad Ali, 2010: 4)
Kemampuan ini meliputi Interaksi antar ketiga komponen utama
kemampuan personalitas, jati diri sebagai melibatkan sarana dan prasarana, seperti
seorang tenaga pendidik yang menjadi metode, media, dan penataan lingkungan
panutan bagi peserta didik. Kompetensi tempat belajar, sehingga tercipta situasi belajar
inilah yang selalu menggambarkan prinsip mengajar yang memungkinkan tercapainya
bahwasanya guru adalah sosok yang patut tujuan yang telah direncanakan sebelumnya.
digugu dan ditiru. Dengan katan lain, guru Dengan demikian, guru yang memegang
menjadi suri tauladan bagi peserta didik peranan sentral dalam proses belajar mengajar,
atau guru menjadi sumber dasar bagi setidak-tidaknya menjalankan tiga maca tugas
peserta didik, apalagi untuk jenjang utama, yaitu:

Wida Dwi Prasetyo | Kompetensi Guru dalam Proses Pembelajaran


304
mengajar dapat mencapai tujuan yang
a) Merencanakan diharapkan.
Tugas guru yang pertama ialah c) Memberikan balikan
merencanakan pembelajaran. Perencanaan Umpan balik di dalam belajar sangat
pembelajaran harus dibuat sebaik mungkin penting, supaya siswa segera mengetahui
karena perencanaan yang baik akan benar tidaknya pekerjaan yang ia lakukan.
membawa hasil yang baik, (Barnawi & Menurut Stone dan Nielson
Mohammad Arifin, 2012: 15). (dalam Mohammad Ali,
Perencanaan yang dibuat, 2010: 6) balikan mempunyai
merupakan antisipasi dan perkiraan tentang fungsi untuk membantu
apa yang akan dilakukan dalam pengajaran, siswa memelihara minat dan
sehingga tercipta suatu situasi yang antusias siswa dalam
memungkinkan terjadinya proses belajar melaksanakan tugas
yang dapat mengantarkan siswa mencapai belajar.Salah satu alasan
tujuan yang diharapkan. Perencanaan ini yang dikemukakan adalah,
meliputi: bahwa belajar itu ditandai
(1) Tujuan apa yang hendak dicapai, yaitu oleh adanya beberhasilan dan
bentuk-bentuk tingkah laku apa yang kegagalan.
diinginkan dapat dicapai atau dapat
dimiliki oleh siswa setelah terjadinya Bila hal ini diketahui oleh siswa,
proses belajar mengajar. akan membawa dampak berupa hadiah dan
(2) Bahan pelajaran yang dapat hukuman. Keberhasilan berdampak hadiah
mengantarkan siswa mencapai tujuan. dan kegagalan berdampak hukuman. Suatu
(3) Bagaimana proses belajar mengajar hadiah sangat dampak dari keberhasilan yang
yang akan diciptakan oleh guru agar dicapai dapat menjadi penguat terhadap hasil
siswa mencapai tujuan secara efektif belajar, sedangkan suatu hukuman sebagai
dan efisien. dampak dari kegagalan dapat menghilangkan
(4) Bagaimana menciptakan dan tingkah laku yang tidak diinginkan. Dengan
menggunakan alat untuk mengetahui memperoleh hadiah tersebut individu akan
atau mengukur apakah tujuan yang merasakan suatu insentif yang dapat
direncanakan itu tercapai atau tidak memberikan rangsangan dan motivasi dalam
(Ali, Mohammad 2010: 4-5). belajar. Sedangkan dengan hukuman
b) Melaksanakan pengajaran menyebabkan individu tidak mengulangi
Pelaksanaan pengajaran selayaknya kegagalan yang dibuatnya. Itu sebabnya,
berpegang pada apa yang tertuang dalam maka dalam proses belajar mengajar, balikan
perencanaan. Namun, situasi yang dihadapi sangat penting artinya bagi siswa dalam
guru dalam melaksanakan pengajaran belajar.
mempunyai pengaruh besar terhadap proses Dapat disimpulkan bahwa di dalam
belajar mengajar itu sendiri. Menurut Ali, melaksanakan proses belajar mengajar, guru
Mohammad (2010: 5) “guru sepatutnya peka dituntut untuk memiliki berbagai
terhadap berbagai situasi yang dihadapi, keterampilan, agar dapat mengantarkan siswa
sehingga dapat menyesuaikan pola tingkah untuk mencapai tujuan yang direncanakan.
lakunya dalam mengajar dengan situasi yang
dihadapi”. Pengertian trilogi kepemimpinan
Kegiatan pembelajaran di kelas Kepemimpinan yang baik kepada
adalah inti penyelenggaraan pendidikan yang para anggotanya adalah dengan memberikan
ditandai oleh adanya kegiatan pengelolaan ruang yang seluas-luasnya kepada mereka
kelas, penggunaan media dan sumber belajar, untuk meningkatkan potensi dirinya,
dan penggunaan metode serta strategi kemudian mengekspresikannya dengan cara-
pembelajaran, Direktorat Tenaga cara yang kreatif dan bertanggungjawab
Kependidikan dalam (Barnawi& Mohammad sesuai dengan kemampuan masing-masing
Arifin, 2012: 17) anggota. (Musyafa, 2015: 288)
Maka dapat disimpulkan bahwa guru Dalam proses pendidikan seorang
memegang peranan penting dalam guru sebagai pemimpin harus
menciptakan situasi, sehingga proses belajar mengimplementasikan konsep trilogi
kepemimpinan tamansiswa yaitu Ing Ngarsa

Prosiding Seminar Nasional PGSD, 27 April 2019 | ISBN 978-602-6258-11-3


Peran Pedidikan Dasar dalam Menyiapkan Generasi Unggul di Era Revolusi Industri 4.0 305
Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Dari penjelasan tersebut, dapat
Tut Wuri Handayani. disimpukan bahwa trilogi kepemimpinan
Ing Ngarsa Sung Tuladha yaitu jika merupakan ilmu yang dimiliki seorang guru
di depan memberi teladan. Seorang guru yang dapat memberikan pengajaran yang
sebagai pendidik wajib menjadi contoh yang menambah pengetahuan peserta didik
baik bagi peserta didiknya dengan sehingga mereka menjadi generasi yang
memberikan teladan-teladan yang positif pintar, cerdas, dan bermoral baik. Selain itu
dalam kehidupan sehari-harinya, harus mampu memberikan bimbingan dengan
konsekuen dan konsisten dalam tingkah laku keteladanan atau memberikan contoh yang
atau perbuatannya, (Trisharsiwi, dkk, 2014: baik, membina dengan cara membangun
42). Seorang guru harus memberi tauladan kemauan, dan memberikan kebebasan kepada
yang baik kepada siswanya. Sebab seorang peserta didik dalam berkreativitas
guru adalah figur panutan yang harus digugu berkembang sesuai kodratnya dengan tetap
dan ditiru semua perkataan dan perbuatannya, mengawasinya.
(Musyafa, 2015: 288). Misalnya memberi
contoh berpakaian yang rapi, bertutur kata
yang sopan tidak bebicara kasar, dan Penutup
menepati apa yang telah dikatakan misalnya Dalam proses pendidikan seorang guru
tidak melanggar tata tertib di sekolah. sebagai pemimpin harus mengimplementasikan
Ing Madya Mangun Karsa yaitu jika konsep trilogi kepemimpinan, yaitu Ing Ngarsa
di tengah-tengah atau sedang bersama-sama Sung Tulada, Ing Madya Mangun Karsa, Tut
menyambungkan gagasan, guru memberikan Wuri Handayani (membimbing dengan
idenya, kemudian para siswa juga didorong keteladanan, membina dengan membangun
untuk mengembangkan ide atau gagasannya. kehendak, dan mendorong kreativitas dengan
Seorang guru harus mampu memberi memberikan kekuatan)Melalui ajaran trilogi
dorongan semangat pada para siswanya kepemimpinan secara konsisten akan mampu
dalam melaksanakan tugasnya, sehingga membentuk kompetensi guru yang unggul
tugas-tugas mereka jalankan dengan penuh dalam proses pembelajaran.
semangat (Trisharsiwi, dkk, 2014: 45).
Seorang pemimpin harus berada di tengah-
tengah anggotanya, terus menerus Daftar Pustaka
membangun dan menumbuhkan semangat
para anggota untuk terus menorehkan karya, Ali, Muhammad. (2010). Guru Dalam Proses
(Musyafa, 2015: 288). Prinsip untuk Belajar Mengajar. Bandung : Sinar
mendorong semangat belajar siswa bisa Baru Algensindo.
dalam bentuk pemberian pujian, teknik
pembelajaran yang bervariasi, penyesuaian Barnawi & Muhamma Arifin. (2012). Kinerja
dengan kondisi siswa, tingkat kesulitan tugas, Guru Profesional. Yogyakarta : AR-
pengaruh kelompok, dan kreativitas siswa. RUZZ MEDIA.
Tut Wuri Handayani yaitu jika berada
di belakang menjaga agar tujuan pendidikan Denim, Sudarwan. (2011). Kepemimpinan
tercapai. Melindungi, merawat, menjaga, dan Pendidikan (Kepemimpinan Jenius
memberikan penilaian dan saran-saran IQ+EQ, Etika, Perilaku Motivasional,
perbaikan sambil memberikan kebebasan dan Mitos). Bandung : Alfabeta CV.
untuk mengembangkan karakter peserta
didik. Guru mengikuti di belakang dan Dewi, Liliana. (2018). Implementasi Trilogi
memberi pengaruh, pertolongan diberikan Kepemimpinan Tamansiswa Dalam
apabila memang perlu. Siswa diberi Penguatan Karakter di SD Taman
kebebasan untuk berkembang tanpa paksaan Muda Ibu Pawiyatan Yogyakarta.
dari guru (Trisharsiwi, dkk, 2014: 35). Guru Skripsi UST, tidak diterbitkan :
dapat memberi semangat kepada siswa Yogyakarta.
dengan cara memberi motivasi. Motivasi
berfungsi sebagai pendorong, pengarah, dan Djamal, M. (2015). Paradigma Penelitian
penggerak tingkah laku siswa dalam Kualitatif. Yogyakarta : Pustaka
menentukan keberhasilan. Pelajar.

Wida Dwi Prasetyo | Kompetensi Guru dalam Proses Pembelajaran


306
Hediana Windasari, Dyah. (2017). Gaya
Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam
Meningkatkan Kompetensi Profesional
Guru di SD N Jarakan Kabupaten
Bantul Tahun Ajaran 2016/2017.
Skripsi UST, tidak diterbitkan :
Yogyakarta.

Janawi. (2011). Kompetensi Guru Citra Guru


Profesional. Bandung : Alfabeta.

Mulyasa. (2013). Uji Kompetensi dan Penilaian


Kinerja Guru. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya Offset.

Musyafa, Haidar. (2015). Sang Guru Novel


Biografi Ki Hadjar Dewantara,
Kehidupan, Pemikiran, dan Perjuangan
Pendiri Tamansiswa (1889-1959).
Jakarta Selatan : Imania.

Sisdiknas. (2011). Peraturan Pemerintah R.I


Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan
Pendidikan serta Wajib Belajar.
Bandung : Citra Umbara.

Supardi. (2013). Kinerja guru. Jakarta : PT


Raja Grafindo Persada.

Trisharsiwi, dkk. (2014). Materi Kuliah


Ketamansiswaan. UST : Yogyakarta.

UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional.

Prosiding Seminar Nasional PGSD, 27 April 2019 | ISBN 978-602-6258-11-3


Peran Pedidikan Dasar dalam Menyiapkan Generasi Unggul di Era Revolusi Industri 4.0 307

Anda mungkin juga menyukai