Anda di halaman 1dari 16

BAB 3

METODE PENELITIAN

Part 2

3.1 Pendekatan dan Metodologi

3.1.1 Pendekatan Objektif

Berdasarkan buku Teknik Praktis Riset Komunikasi (Kriyantono, 2010

: 54) pendekatan objektif menganggap perilaku manusia disebabkan oleh

kekuatan – kekuatan di luar kemauan mereka sendiri. Manusia dianggap

sebagai produk lingkungan di luar diri manusia. Rangsangan dalam

lingkungan tersebut mempengaruhi mereka untuk memberi respons dan

bereaksi terhadap suatu objek dengan cara – cara yang teratur dan karena itu

dapat diramalkan. Meskipun manusia mempunyai inisiatif untuk bertindak,

menusia lebih dianggap merespons situasi dengan suatu cara yang

berdasarkan hukum objektif yang nyaris seperti yang berlaku dalam dunia

fisik atau ilmu alam. Lebih lanjut, manusia manusia dalam merespons

lingkungan dipengaruhi oleh struktur sosial, seperti peran, sosialisasi, dan

reference group serta pola – pola hubungan sosial (Mulyana, 2001 : 27)

dalam buku Teknik Praktis Riset Komunikasi, Rachmat Kriyantono (2010 :

54).

3.1.2 Metodologi Kuantitatif

Rachmat Kriyantono dalam bukunya Teknik Praktis Riset Komunikasi

(2010 : 55-56), riset kuantitatif adalah riset yang menggambarkan atau

menjelaskan suatu masalah yang hasilnya dapat digeneralisasikan. Dengan

demikian tidak terlalu mementingkan kedalaman atau analisis. Periset lebih

29
30

mementingkan aspek keleluasaan data sehingga data atau hasil riset dianggap

merupakan representasi dari seluruh populasi.

3.2 Pengukuran Variabel

a. Variabel bebas (Independent Variable) adalah variabel yang dipengaruhi oleh

variabel lain yang sifatnya berdiri sendiri (Priyatno, 2010 : 8). Dalam

penelitian ini variabel bebas yang digunakan yaitu citra perusahaan.

b. Variabel terikat (Dependent Variabel) adalah variable yang dipengaruhi oleh

variabel lain yang sifatnya tidak dapat berdiri sendiri (Priyatno, 2010 : 8).

Dalam penelitian ini variabel terikatnya yaitu minat pengunjung dalam

menyelenggarakan resepsi pernikahan di Balai Sidang Jakarta Convention

Center.

3.2.1 Skala Pengukuran Variabel

Dalam menguji variabel yang akan diteliti, pengukuran variabel

penelitian ini menggunakan skala Likert. Menurut Sugiyono (2007 : 86) skala

Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang

atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian fenomena

sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya

disebut sebagai variabel penelitian. Dengan skala Likert, maka variabel yang

akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator

tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen

yang dapat berupa pernyataan. Untuk keperluan kuantitatif maka jawaban

tersebut diberi skor, dengan susunan kategori jawaban sebagai berikut :


31

Kategori Jawaban Skor


Sangat Setuju (SS) 5
Setuju (S) 4
Ragu-Ragu (R) 3
Tidak Setuju (TS) 2
Sangat Tidak Setuju 1
(STS)
Tabel 3.1

Kategori Jawaban

Skor dalam kuisioner tersebut dapat memberikan dan menentukan

hasil penelitian yang akan dilaksanakan nantinya. Sehingga skor dalam

kuisioner ini menjadi data yang harus diolah untuk menjadi sebuah

pernyataan penelitian.

3.3 Operasionalisasi Konsep

Variabel Indikator Deskripsi Nomer Skala Skala


Pernyataan Pengukuran Instrumen

Citra 1. Balai Sidang 1,2 Interval Likert


Stimulus Jakarta
Perusahaan Convention Sangat
Center Setuju (SS)
(x) memuat
iklan dalam Setuju (S)
majalah
untuk Ragu-ragu
mengubah (R)
persepsi
masyarakat Tidak
Setuju (TS)

2. Persepsi Pengunjung 3,4 Sangat


memiliki Tidak
penilaian Setuju
terhadap (STS)
Balai Sidang
32

Jakarta
Convention
Center

3. Kognisi Pengunjung 5,6


memiliki
kepercayaan
terhadap
Balai Sidang
Jakarta
Convention
Center

4. Balai Sidang 7,8


Motivasi Jakarta
Convention
Center terus
melakukan
inovasi
untuk
kepuasan
konsumen

5. Sikap Respons 9
pengunjung
terhadap
Balai Sidang
Jakarta
Convention
Center

6. Perilaku Tindakan 10
pengunjung
terhadap
rangsangan
yang
diberikan
oleh Balai
Sidang
Jakarta
Convention
Center
33

Variabel Indikator Deskripsi Nomer Skala Skala


Pernyataan Pengukuran Instrumen

Minat 1. Perhatian 1,2 Interval Likert


Attention pengunjung
Pengunjung terhadap Sangat
iklan yang Setuju (SS)
Dalam dibuat oleh
Balai Setuju (S)
Menyelengg Sidang
Jakarta Ragu-ragu
arakan Convention (R)
Center
Resepsi Tidak
Setuju
Pernikahan 2. Interest Pengunjung 3,4 (TS)
tertarik
(Y) untuk Sangat
menyelengg Tidak
arakan Setuju
resepsi (STS)
pernikahan
di Balai
Sidang
Jakarta
Convention
Center

3. Desire Pengunjung 5,6,7


memiliki
keinginan
untuk
menyewa
venue di
Balai
Sidang
Jakarta
Convention
Center

4. Action Pengunjung 8,9,10


menyelengg
arakan
resepsi
pernikahan
di Balai
34

Sidang
Jakarta
Convention
Center

Tabel 3.2

Operasionalisasi Konsep

3.4 Perumusan Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini yaitu :

H0 : Tidak ada pengaruh citra perusahaan terhadap minat pengunjung dalam

menyelenggarakan resepsi pernikahan pada Balai Sidang Jakarta Convention

Center.

Ha : Ada pengaruh citra perusahaan terhadap minat pengunjung dalam

menyelenggarakan resepsi pernikahan pada Balai Sidang Jakarta Convention

Center.

3.5 Populasi dan Sampel

3.5.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2007 : 72) populasi adalah wilayah generalisasi

yang terdiri atas obyek atau subjek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya. Penelitian akan bersifat tidak bermanfaat

dan hanya merugikan jika populasi tidak ditujukan secara tepat, yaitu bila

data yang diperoleh dari orang, kejadian, atau objek yang tidak dapat

memberikan jawaban yang tepat untuk memecahkan masalah dalam

penelitian (Sekaran, 2006:121). Sehingga kita harus dapat menentukan


35

populasi secara benar dan tepat yang sesuai dengan penelitian akan

dilakukan.

Populasi pada penelitian ini adalah para pengunjung Balai Sidang

Jakarta Convention Center. Jumlah populasi yang didapatkan dari data

statistik jumlah pengunjung Balai Sidang Jakarta Convention Center yang

terdapat di Marketing Communication Department adalah 17.629 yang

merupakan pengunjung dari berbagai event yang diselenggarakan di Balai

Sidang Jakarta Convention Center selama bulan Januari – Mei 2013. Target

populasi yang akan diteliti adalah masyarakat dengan berpenghasilan diatas

25 juta rupiah.

3.5.1.1 Unit Penelitian

Unit penelitian dalam penelitian ini yaitu para pengunjung Balai

Sidang Jakarta Covention Center.

3.5.1.2 Wilayah Penelitian

Balai Sidang Jakarta Convention Center yang beralamat Jl. Jend.

Gatot Subroto, Jakarta 10270.

3.5.1.3 Periode Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada periode bulan Februari 2013

sampai dengan Mei 2013.

3.5.2 Sampel

Menurut Sugiyono (2007 : 73) sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel menjadi hal yang

penting dan harus bersifat representatif, yang dapat menggambarkan secara

keseluruhan populasi dalam penelitian dengan tujuan untuk mempermudah


36

penelitian.

Pada penelitian ini penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan

teknik simple random sampling, dikarenakan jenis usaha pengunjung yang

berada di Balai Sidang Jakarta Convention Center bersifat heteregon

(berbeda). Oleh sebab itu, penentuan sampel ini dilakukan dengan cara

menghitung secara proposional random dari tiap-tiap jumlah populasi yang

ada di Balai Sidang Jakarta Convention Center. Untuk menentukan ukuran

sampel dari populasi yang diketahui jumlahnya.

Rumus yang digunakan adalah rumus slovin (Kriyantono, 2010:164) :

n= N

1 + Ne2

n = Ukuran Sampel

N = Populasi

e = Kelonggaran ketidak telitian karena kesalahan pengambilan


sampel yang dapat ditolerir, yaitu 10 % kemudian dikuadratkan.

n= 17.629
1 + 17.629 ( 10% )2

n = 99,43 = 100

Sehingga jumlah sampel yang dia ambil dalam penelitian ini adalah

sebanyak 100 pengunjung.


37

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Berdasarkan buku Teknik Praktis Riset Komunikasi karya Rachmat

Kriyantono (2010 : 95), metode pengumpulan data adalah teknik atau cara – cara

yang dapat digunakan periset untuk mengumpulkan data. Ada beberapa teknik atau

metode pengumpulan data yang biasanya dilakukan periset. Metode pengumpulan

data ini sangat ditentukan oleh metodologi riset, apakah kuantitatif atau kualitatif.

Instrumen pengumpulan data atau disebut saja sebagai instrumen riset adalah

alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh periset dalam kegiatan mengumpulkan

data agar kegiatan itu menjadi sistematis dan diubah olehnya (Arikunto, 1995 : 134)

dalam buku Teknik Praktis Riset Komunikasi, Rachmat Kriyantono (2010 : 96).

Beda dengan metode pengumpulan data yang masih bersifat abstrak, maka instrumen

riset ini merupakan sarana yang bisa diwujudkan dalam bentuk benda.

Instrumen riset ini merupakan sebuah alat ukur untuk mengukur data di

lapangan. Alat ukur adalah alat bantu yang menentukan bagaimana dan apa yang

harus dilakukan dalam mengumpulkan data. Karena pada dasarnya kegiatan

pengumpulan data adalah kegiatan untuk melakukan pengukuran terhadap data mana

yang sesuai dan mana yang tidak. Dengan kata lain, alat ukur ini sangat penting

untuk mencari data dengan cara membatasi kebenaran dan kebenaran dan ketepatan

indikator variabel yang sudah ditetapkan dari data lapangan, sehingga data yang

terkumpul adalah sesuai dengan masalah dan tidak meluas.

Pada penelitian ini, metodologi riset yang digunakan yaitu kuantitatif dengan

metode pengumpulan data berupa kuesioner. Rachmat Kriyantono dalam bukunya

Teknik Praktis Riset Komunikasi (2010 : 97), kuesioner adalah daftar pertanyaan

yang harus diisi oleh responden, disebut juga angket. Kuesioner bisa dikirim melalui

pos atau periset mendatangi secara langsung responden. Bisa diisi saat periset datang
38

sehingga pengisiannya didampingi periset, bahkan periset bisa bertindak sebagai

pembaca pertanyaan dan responden tinggal menjawab berdasarkan jawaban yang

disediakan. Kuesioner bisa diisi sendiri oleh responden tanpa bantuan atau kehadiran

periset. Kemudian hasilnya bisa dikirim atau diambil sendiri oleh periset.

Tujuan penyebaran angket adalah mencari informasi yang lengkap mengenai

suatu masalah dari responden tanpa merasa khawatir bila responden memberikan

jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan dalam pengisian daftar pertanyaan.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini, yaitu :

1. Tahap Studi Kepustakaan

Mencari dan memperoleh data yang diperlukan serta dibutuhkan

dalam penelitian ini, dengan cara mengumpulkan jurnal-jurnal yang

berkaitan dengan masalah yang akan diteliti sebagai referensi serta

data yang berhubungan dengan jumlah populasi Balai Sidang Jakarta

Convention Center yang digunakan dalam menentukan jumlah

responden yang akan dibagikan kuesioner.

2. Tahap Uji Coba Kuisioner

Tahap penelitian dengan melakukan uji coba kuesioner yang telah

dibuat. Dimana pernyataan-pernyataan yang terdapat di dalam

kuisioner tersebut diuji kepada pengunjung Balai Sidang Jakarta

Convention Center.

3. Tahap Penelitian Lapangan

Dalam tahap penelitian ini dilakukan pembagian langsung kuesioner

yang telah diuji coba kepada para pengunjung Balai Sidang Jakarta

Convention Center, yang nantinya akan diisi dan dikembalikan

kembali kepada penulis sebagai sumber data primer penelitian.


39

3.7 Teknik Analisis dan Interpretasi Data

Rachmat Kriyantono dalam bukunya Teknik Praktis Riset Komunikasi (2010

: 167), pada tahap analisis data peneliti “membaca” data melalui proses

pengkodingan data sehingga mempunyai makna. Proses pengkodingan ini mencakup

proses mengatur data, mengorganisasikan data ke dalam pola, kategori, dan satuan

uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja

seperti yang disarankan oleh data. Sedangkan interpretasi data adalah memberikan

arti yang signifikan terhadap analisis, menjelaskan pola uraian, dan mencari

hubungan diantara dimensi – dimensi uraian.

Setelah data-data terkumpul, kemudian data tersebut diolah sehingga menjadi

sebuah data yang valid. Analisis data dimaksudkan untuk memahami apa yang

terdapat di balik semua data tersebut, mengelompokannya sehingga menjadi sesuatu

yang mudah untuk dipahami.

Analisis data memiliki 3 tujuan utama dalam suatu penelitian yaitu

mendapatkan perasaan terhadap data (feel for the data), menguji kualitas data

(goodness of data), dan menguji hipotesis penelitian. Perasaan terhadap data akan

memberi ide awal mengenai seberapa baik skala yang dibuat, seberapa baik

pengodean dan pemasukan data yang dilakukan, dan seterusnya. Tujuan kedua yaitu

menguji kualitas data, dapat dilakukan dengan memasukan data untuk analisis faktor,

memperoleh Alfa Cronbach atau keandalan, dan lainnya. Sedangkan tujuan ketiga

yaiu menguji hipotesis penelitian, dicapai dengan memilih menu program peranti

lunak yang sesuai (SPSS) dalam menguji setiap hipotesis dengan menggunakan uji

statistika yang relevan (Sekaran, 2006 : 175). Hasil pengujian tersebut akan

menentukan apakah hipotesis terbukti atau tidak. Sehingga alat analisis yang
40

digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan program SPPS versi 17.00 for

windows.

3.8 Uji Reliabilitas dan Uji Validitas

Dalam suatu penelitian reliabilitas dan validitas merupakan suatu pengukuran

yang memperlihatkan kedekatan ilmiah yang melekat dalam studi penelitian

(Sekaran, 2006 : 39). Dua kriteria tersebut sangat penting dalam mendukung hasil

penelitian dimana validitas berkaitan dengan apakah kita sudah mengukur konsep

dengan tepat dan apakah kita sudah mengukur reliabilitas dengan stabilitas serta

konsistensi pengukurannya.

3.8.1 Uji Reliabilitas

Menurut Priyatno (2010 : 98) ada beberapa metode pengujian reliabilitas

diantaranya metode tes ulang, formula belah dua dari Spearman-Brown

formula Rulon, formula Flanagan, Cronbach’s Alpha, metode formula KR-

20, KR-21, dan metode Anova Hoyt. Dalam penelitian ini metode pengujian

realibilitas yang digunakan adalah metode Alpha Croncbach. Alpha

Cronbach adalah koefisien keandalan yang menunjukan seberapa baik item

dalam suatu kumpulan secara positif berkorelasi satu sama lain (Sekaran,

2006 : 177). Pengujian dengan metode Alfa Croancbach ini menunjakan bila

semakin dekat koefisien keandalan dengan nilai 1,0 maka itu semakin baik.

Secara umum, keandalan kurang dari 0,60 dianggap buruk, keandalan dalam

kisaran 0,7 bisa diterima, dan lebih dari 0,80 adalah baik (Sekaran, 2006 :

182).
41

3.8.2 Uji Validitas

Menurut Priyatno (2010 : 94 – 95) pengujian validitas dapat dilakukan

dengan menggunakan dua teknik yaitu korelasi Bivariate Pearson (Produk

Momen Pearson) dan Corrected Item-Total Correlation. Dalam penelitian ini

pengujian validitas yang digunakan adalah Corrected Item-Total Correlation

dengan menggunakan uji satu sisi dan taraf signifikansi 0,05. Kriteria

pengujiannya adalah sebagai berikut :

a. Jika r hitung ≥ r tabel (uji 1 sisi dengan sig. 0,05) maka instrumen

atau item-item pertanyaan berkorelasi signifikan terhadap skor total

(dinyatakan valid).

b. Jika r hitung < r tabel (uji 1 sisi dengan sig. 0,05) maka instrumen

atau item-item pertanyaan tidak berkorelasi signifikan terhadap

skor total (dinyatakan tidak valid).

3.9 Analisis Regresi Linier Sederhana

Analisis regresi linier sederhana adalah hubungan secara linear antara satu

variabel independen (X) dengan variabel dependen (Y). Analisis ini bertujuan untuk

memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen

mengalami kenaikan atau penurunan dan untuk mengetahui arah hubungan antara

variabel independen dengan variabel dependen apakah positif atau negatif.

Rumus regresi linear sederhana sebagai berikut :

Y’ = a + bX
42

Keterangan :

Y’ = Variabel dependen
X = Variabel independen
a = konstanta (nilai Y’ apabila X=0)
b = koefisien regresi (nilai peningkatan atau penurunan)

3.9.1 Uji Korelasi

Analisis korelasi sederhana (Bivariate Correlation) digunakan untuk

mengetahui keeratan hubungan antara dua variabel dan untuk mengetahui

arah hubungan yang terjadi. Ada tiga metode korelasi sederhana di antaranya

Pearson Correlation, Kendall’s tau-b, dan Spearmans’ rho. Pearson

Corellation digunakan untuk data berskala interval atau rasio, sedangkan

Kendall’s tau-b, dan Spearmans’ rho lebih cocok untuk berskala ordinal.

Menurut Sugiyono (2007) dalam Priyatno (2010 : 16), pedoman untuk

memberikan interpretasi koefisien korelasi sebagai berikut :

0,00 – 0,199 = sangat rendah


0,20 – 0,399 = rendah
0,40 – 0,599 = sedang
0,60 – 0,799 = kuat
0,80 – 1,000 = sangat kuat

Tabel 3.3

Interpretasi Koefisien Korelasi


43

3.9.2 Uji Determinasi

Menurut Priyatno (2010:66) analisis determinasi digunakan untuk

mengetahui persentase sumbangan pengaruh variabel independen (X1, X2,

….Xn) secara serentak terhadap variabel dependen (Y). Koefisien ini

menunjukan seberapa besar persentase variasi variabel independen yang

digunakan dalam model, sehingga mampu menjelaskan variasi variabel

dependen. Berikut keterangan yang harus diperhatikan dalam mengetahui

persentase dianalisis determinasi :

1. R2 = 0, maka tidak ada sedikit pun persentase sumbangan pengaruh

yang diberikan variabel independen terhadap variabel dependen, atau

variasi variabel independen yang digunakan dalam model tidak

menjelaskan sedikit pun variasi variabel dependennya.

2. R2 = 1, maka persentase sumbangan pengaruh yang diberikan variabel

independen terhadap variabel dependen adalah sempurna, atau variasi

variabel independen yang digunakan dalam model menjelaskan 100 %

variasi variabel dependen.

Hasil analisis determinasi tersebut, dapat dilihat pada output model

summary dari hasil analisis regresi berganda.

3.9.3 Uji Koefisien Regresi

Menurut Priyatno (2010:68) uji koefisien regresi secara parsial (uji

t) digunakan untuk mengetahui apakah dalam regresi variabel independen

(X1, X2 ….Xn) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel

dependen (Y). Kriteria yang digunakan untuk mengetahui pengaruh

signifikan secara
44

parsial dari variabel independen dan variabel dependen dalam pengujian t

yang harus diperhatikan adalah :

1. Tingkat signifikan menggunakan 0,05

2. H0 diterima jika t hitung > t tabel

Anda mungkin juga menyukai