Anda di halaman 1dari 13

12

BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi suatu

perusahaan tidak dapat menghindari persaingan dengan perusahaan lain. Suatu

perusahaan yang ingin berkembang harus mampu memanfaatkan sumber daya

yang telah ada secara optimal.

Perusahaan merupakan suatu organisasi yang mendukung pembangunan

negara di bidang ekonomi, perusahaan itu sendiri memerlukan faktor – faktor

yang saling terkait satu sama lain. Faktor – faktor tersebut antara lain tenaga

kerja, modal, bahan baku, dan teknologi. Fungsi dasar didirikanya perusahaan

adalah menambah masukan ( input ) yang berupa sumber daya yaitu bahan

baku, modal, teknologi dan lain sebagainya menjadi keluaran (output ) yang

berupa pemuas kebutuhan ( barang dan jasa ) sebagai timbal balik bagi

berbagai pihak yang terlibat dan berkepentingan terhadap perusahaan. Di antara

sumber daya yang dimiliki perusahaan sumber daya manusia merupakan faktor

penting yang sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan perusahaan.

Karena dengan bahan baku yang melimpah, modal yang besar dan teknologi

yang canggih tidak akan menghasilkan manfaat bila tidak ada yang mengelola

dan mengolahnya. Dengan berbagai sumber daya yang dimiliki oleh

perusahaan tersebut diharapkan karyawan dapat mengelola dengan baik demi

kemajuan perusahaan.
12

Sumber daya manusia merupakan aset yang dapat meningkatkan

keberhasilan perusahaan. Kemampuan sumber daya manusia merupakan kunci

utama untuk mampu menghadapi persaingan dalam era globalisasi,

kemampuan ini sering disebut keunggulan kompetitif. Paradigma baru dalam

pengelolaan kegiatan perusahaan adalah pendayagunaan sumber daya manusia.

Hal tersebut di cerminkan dari peran sumber daya manusia dalam kegiatan

perusahaan.

Karyawan tentu saja mengharapkan adanya timbal balik yang berupa

penghargaan atas kontribusi yang dilakukan karyawan terhadap perusahaan.

Bentuk penghargaan yang diharapkan karyawan tersebut dalam bentuk

program kompensasi yang sesuai misalnya yang langsung berupa upah, gaji,

komisi, dan bonus serta tidak langsung berupa asuransi, pensiun, cuti,

pendidikan dan lain sebagainya. Kebijakan Kompensasi selain memberikan

imbalan pada karyawan atas pekerjaan yang dilakukan karyawan juga

merupakan salah satu cara yang efektif untuk mempertahankan karyawan

potensial, oleh karena itu pemberian kompensasi perlu mendapat perhatian

khusus dan dilaksanakan atas dasar kepentingan perusahaan maupun kebutuhan

karyawan, sehingga menghasilkan manfaat yang maksimal. Salah satu fungsi

manajemen sumber daya manusia yang penting bagi karyawan adalah

kompensasi. Dengan adanya kompensasi maka karyawan merasakan adanya

suatu ikatan dengan perusahaan. Selain kompensasi, perusahaan biasa


12

memberikan rasa aman, nyaman serta adanya fasilitas yang cukup serta

memadai bagi karyawan. Dengan adanya pemberian kompensasi kepada para

karyawan dapat memberikan rasa kepuasan kerja bagi karyawan Handoko

(2001, 155).

Sedangkan menurut Mangkunegara (2002, 117 ), kepuasan kerja adalah

suatu perasaan yang menyokong atau tidak menyokong diri pegawai yang

berhubungan dan pekerjaan maupun dengan kondisi dirinya. Dengan

keterpuaskannya kebutuhan – kebutuhan karyawan melalui pemberian

kompensasi dapat memberikan kepuasan kerja bagi para karyawan, oleh sebab

itu perusahaan perlu memperhatikan keseimbangan antara jumlah kompensasi

dengan tingkat konstribusi yang disumbangkan oleh tenaga kerja kepada

perusahaan. Dengan demikian kepuasan kerja para karyawannya akan

terpenuhi oleh apa yang telah dilakukan oleh perusahaan dalam memberikan

kompensasi. Adanya sikap positif dari diri karyawan itu sendiri maka akan

dapat menjadikan pekerjaan menjadi lebih mudah dan cepat selesai. Dalam

menyikapi hal ini tentunya perusahaan harus bisa memuaskan para

karyawannya agar terus bekerja dengan baik demi kemajuan dan keuntungan

perusahaan itu sendiri. Salah satu caranya yaitu dengan kompensasi yang sesuai

dan layak agar para karyawan selalu puas dan senang dalam melakukan

pekerjaan di perusahaan. Berdasarkan latar belakang dan isu dari hasil

observasi pada objek penelitian penulis, maka penulis tertarik untuk

mengangkat masalah kompensasi dengan judul Hubungan Kompensasi Dengan


12

Kepuasan kerja Karyawan Pada PT. Charoen Pokphand Jaya Farm.

2. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan permasalahanya

yaitu ” Bagaimana Hubungan Kompensasi Dengan Kepuasan Kerja

Karyawan Pada PT. Charoen Phokphand Jaya Farm ?”

3. BATASAN MASALAH

Agar lebih terfokus maka penulis hanya membatasi penelitian pada

masalah yang terkait dengan bagaimana hubungan kompensasi non finansial

dengan kepuasan kerja pada PT. Charoen Pokphand Jaya Farm ?

4. TUJUAN PENELITIAN

Ingin mengetahui hubungan kompensasi non finansial dengan

kepuasan kerja karyawan pada PT. Charoen Phokphand Jaya Farm.

5. MANFAAT PENELITIAN

a. Secara Akademis

Diharapkan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan bagi penulis,

khususnya dalam ilmu manajemen sumber daya manusia yaitu tentang

hubungan kompensasi non finansial dengan kepuasan kerja.

b. Secara Praktis
12

Hasilnya diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan pertimbangan

bagi pihak perusahaan dalam hal pemberian kompensasi non finansial

pada PT. Charoen Phokphand Jaya Farm terhadap kepuasan kerja

karyawan.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. PENELITIAN TERDAHULU

Penelitian yang dilakukan penulis terdapat unsur kesamaan dengan

peneliti terdahulu, tetapi juga mengandung beberapa perbedaan. Untuk

lebih jelasnya dapat diuraikan secara singkat hasil penelitian terdahulu

yang dilakukan oleh :

1. Sri Setyaningsih, 2006, Analisis Hubungan Kompensasi Dengan

Kepuasan Kerja Karyawan Pada PT. Bank Perkreditan Rakyat Syariah

Amanah Ummah Leuwiliang Bogor. Menyimpulkan bahwa yang memiliki

hubungan kompensasi dengan kepuasan kerja adalah gaji, seragam kerja,

fasilitas, hari tidak masuk kerja, cuti kerja dan izin kerja. Sedangkan

kompensasi yang memiliki hubungan nyata dan agak lemah dengan

kepuasan kerja adalah upah lembur, tunjangan dan bonus. Persamaannya

dengan penelitian yang dilakukan penulis terhadap peneliti terdahulu

adalah membahas hubungan kompensasi dengan kepuasan kerja karyawan

namun penulis lebih terfokus pada hubungan kompensasi non finansial,

sedangkan perbedaannya terletak pada perumusan masalah yang terjadi


12

serta obyek penelitian.

2. Kristianto ( STIE Indonesia 2000 ), Faktor - Faktor Yang Menpengaruhi

Kepuasan Kerja Karyawan Pada PT. Pelabuhan Indonesia III Cabang

Banjarmasin. Menyimpulkan bahwa secara bersama - sama faktor gaji

pegawai, pekerjaan, rekan sekerja, perlakuan atasan, promosi dan

lingkungan kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan kerja

karyawan. Persamaannya dengan penelitian yang dilakukan penulis

terhadap peneliti terdahulu adalah sama - sama membahas masalah

kepuasan kerja karyawan namun penulis lebih terfokus pada hubungan

kompensasi non finansial, sedangkan perbedaannya terletak pada

perumusan masalah yang terjadi serta objek penlitian.

2.2. LANDASAN TEORITIS

1. Pengertian Kompensasi Non Finansial

Menurut Simamora ( 2001, 541 ), kompensasi non finansial

terdiri dari kepuasan yang diperoleh seseorang dari pekerjaan itu

sendiri, atau dari lingkungan psikologis, dan atau fisik dimana orang itu

bekerja. Kompensasi non finansial menjadi 2 yaitu :

1. Pekerjaan

Adalah segala aktifitas yang dilakukan oleh karyawan dalam

rangka melaksanakan tugas – tugasnya yang telah dibebankan

padanya. Karyawan akan menerima kompensasi non finansial

berupa kepuasan kerja dengan melalukan pekerjaan yang dirasa


12

tepat bagi karyawan, antara lain :

a. Tugas – tugas yang menarik yaitu dengan memberikan

pekerjaan yang menarik dan bervariasi diharapkan mampu

menimbulkan minat dan semangat karyawan dalam

menyelesaikan pekerjaannya tersebut, sehinga kepuasan bagi

karyawan terwujud.

b. Tantangan bagi sebagian karyawan yang merasakan pekerjaan

yang kurang menantang akan dapat memacu ketidak puasan

karyawan atau bahkan membuat karyawan tersebut keluar dari

perusahaannya . Jadi dengan memberi pekerjaan yang

menantang diharapkan mampu menimbulkan motivasi bagi

karyawan untuk memperoleh kepuasan kerja.

c. Tanggung jawab yaitu suatu bentuk kepercayaan yang

diberikan oleh perusahaan terhadap karyawannya untuk

menyelesaikan pekerjaan. Hal ini juga diharapkan mampu

menimbulkan kepuasan kerja bagi karyawan.

d. Rasa pencapaian yaitu perasaan karyawan atas pencapaian

dalam keberhasilan untuk menyelesaikan pekerjaanyang

dibebankan kepadanya dengan baik. Dengan demikian

kepuasan kerja pasti dirasakan oleh karyawan tersebut.

2. Lingkungan Pekerjaan

Adalah kondisi lingkngan dalam suatu perusahaan dimana para

karyawan melaksanakan tugas dan pekerjaannya sehari – hari.


12

Adapun lingkungan pekerjaan terdiri atas :

a. Lingkugan kerja yang nyaman maksudnya adalah tempat kerja

seseorang karyawan yang terdiri dari lingkungan fisik dan

lingkungan non fisik yang dapat mempengaruhi karyawan

dalam menyelesaikan tugas – tugasnya .

b. Tema kerja yang menyenangkan akan meningkatkan semangat

kerja karywan karena dengan keeratan hubungan dengan teman

kerja yang meyenangkan akan membantu proses penyelesaian

pekerjaan sehingga pekerjaan akan selesai dengan mudah dan

cepat.

Kompensasi non finansial merupakan salah satu cara yang

dilakukan perusahaan untuk meningkatkan kepuasan kerja karyawan

dan kinerja karyawan. Kompensasi non finansial merupakan suatu

hal yang penting bagi pekerja sebagai suatu individu, karena

kompensasi non finansial yang diberikan merupakan suatu ukuran

keberhasilan bagi individu tersebut. Bila pemberian kompensasi non

finasial diberikan secara tepat maka akan mempengaruhi perilaku

para karyawan untuk mencapai tujuan - tujuan organisasi.

2. Arti Penting dan Tujuan Kompensasi Non Finansial

Setiap orang memiliki potensi yang beragam, entah itu sebagai

manajer, akuntan, dokter, guru, dan sebagainya. Jika orang - orang

tersebut bekerja dalam suatu perusahaan tentunya mareka akan


12

memperoleh yang disebut dengan kompensasi non finansial atau

yang lebih dikenal dengan upah tidak langsung. Kompensasi non

finansial sendiri memiliki pengertian sebagai balas jasa yang

diberikan oleh suatu perusahaan secara tidak langsung, kompensasi

non finansial punya arti penting karena pemberian kompensasi non

finansial merupakan upaya dalam mempertahankan dan memberikan

kepuasan kerja karyawannya.

Menurut Hasibun ( 2001, 157 ), mengemukakan tentang tujuan

perusahaan dalam pemberian kompensasi non finansial bagi

karyawannya adalah sebagai berikut :

1. Ikatan Kerja Sama

Dengan diberikannya kompensasi non finansial maka akan

terjalin ikatan formal antara atasan dengan karyawannya.

Karyawan harus mengerjakan tugas - tugasnya dengan baik,

sedangkan atasan harus memberikan konpensasi non finansial

sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati.

2. Kepuasan Kerja

Dengan adanya kompensasi non finansial yang diberikan

perusahaan, maka karyawan merasa nyaman dengan pekerjaan yang

dilakukannya sehingga terciptanta kepuasan kerja dari karyawan.

3. Pengadaan Efektif

Jika program kompensasi non finansial yang ditetapkan cukup besar,

maka pengadaan karyawan yang memenuhi persyaratan yang


12

diajukan oleh pihak perusahaan akan lebih mudah.

4. Motivasi

Jika kompensasi non finansial yang diberikan memuaskan,

manajer akan lebih mudah untuk memotivasi bawahannya.

5. Disiplin

Dengan pemberian kompensasi non finansial yang memuaskan,

maka disiplin karyawan akan semakin baik karena karyawan

akan menyadari dan mentaati peraturan yang berlaku.

2.2.3. Pengertian Kepuasan Kerja

Setiap orang yang bekerja mengharapkan memperoleh

kepuasan dari tempatnya bekerja. Pada dasarnya kepuasan kerja

merupakan hal yang bersifat individual karena setiap individu akan

memiliki tingkat kepuasan yang berbeda - beda sesuai dengan

nilai - nilai yang berlaku dalam diri setiap individu. Semakin

banyak aspek dalam pekerjaan yang sesuai dengan keinginan

individu, maka semakin tinggi tingkat kepuasan yang dirasakan.

Kepuasan kerja adalah sikap umum terhadap pekerjaan

seseorang yang menunjukan perbedaan antara jumlah penghargaan

yang diterima pekerja dan jumlah yang pekerja yakini

seharusnya pekerja terima Robbin ( 2003, 78 ). Hal itu merupakan

hasil dari persepsi mareka tentang pekerjaan. Kepuasan kerja

merupakan respon efektif atau emosional terhadap berbagai segi

atau aspek pekerjaan seseorang sehingga kepuasan kerja bukan


12

merupakan konsep tunggal. Seseorang dapat relatif puas dengan

salah satu aspek pekerjaan dan tidak puas dengan satu atau aspek

lainnya.

Menurut Mangkunegara ( 2004 ), menyatakan bahwa kepuasan

kerja adalah suatu perasaan yang menyokong atau tidak menyokong diri

pegawai yang berhubungan dengan pekerjaannya maupun dengan

kondisi dirinya.

Menurut handoko ( 2001 ), menyatakan bahwa kepuasan kerja

adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak

menyenangkan dengan mana para karyawan memandang pekerjaan

mareka. Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap

pekerjaannya. Ini nampak dalam sikap positif karyawan terhadap

pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi di lingkungan kerjanya.

Kepuasan kerja secara keseluruhan bagi seorang individu

adalah jumlah dari kepuasan kerja ( dari setiap aspek pekerjaan )

dikalikan dengan derajat pentingnya aspek pekerjaan bagi individu.

Menurut Locke seorang individu akan merasa puas atau tidak puas

terhadap pekerjaannya merupakan sesuatu yang bersifat pribadi,

yaitu tergantung bagaimana ia mempersepsikan adanya kesesuaian

atau pertentangan antara keinginan - keinginannya dengan hasil

keluarannya ( yang didapatnya ) sehingga dapat disimpulkan

pengertian kepuasan kerja adalah sikap yang positif dari tenaga

kerja meliputi perasaan dan tingkah laku terhadap pekerjaannya


12

melalui penilaian salah satu pekerjaan sebagai rasa menghargai

dalam mencapai salah satu nilai - nilai penting pekerjaan.

2.2.4. Hubungan Kompensasi Non Finansial Dengan Kepuasan Kerja

Pemberian segala bentuk kompensasi non finansial juga sangatlah

berpengaruh pada kepuasan kerja karyawan, karena dengan pemberian

kompensasi non finansial seperti kepuasan yang diperoleh karyawan

dari pekerjaan itu sendiri, atau dari lingkungan psikologis, dan atau fisik

dimana karyawan itu bekerja akan meningkatkan kepuasan kerja dari

karyawan tersebut ( Simamora , 2001 ; 541 ).

Dengan adanya lingkungan kerja yang menyenangkan juga rekan

kerja yang ramah akan semakin memudahkan karyawan dalam bekerja

satu sama lain, oleh karena itu pemberian kompensasi non finansial

dianggap perlu dan penting dalam meningkatkan kepuasan kerja dari

para kayawannya.

Dari uraian di atas maka tersirat bahwa dengan adanya

kompensasi non finansial akan dapat meningkatkan kepuasan kerja.

Hal ini disebabkan karena setiap pegawai mempunyai harapan

untuk memiliki kehidupan yang lebih baik sesuai pengorbanan dan

tanggung jawab yang dibebankan pegawai didalam melakukan

pekerjaanya.
12

Anda mungkin juga menyukai