Anda di halaman 1dari 70

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PREMENOPAUSE

DENGAN KESIAPAN MENGHADAPI MASA MENOPAUSE DI

DESA PIKATAN WONODADI BLITAR

USULAN PENELITIAN

Oleh :

ADELIA NUR KHOFIFAH

NIM : 19.11.2.001.1

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN GANESHA HUSADA KEDIRI

PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN

2021-2022
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PREMENOPAUSE

DENGAN KESIAPAN MENGHADAPI MASA MENOPAUSE DI

DESA PIKATAN WONODADI BLITAR

USULAN PENELITIAN

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan Diploma III


Kebidanan Pada Program Studi D III Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Ganesha Husada Kediri

Oleh :

ADELIA NUR KHOFIFAH

NIM : 19.11.2.001.1

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN GANESHA HUSADA KEDIRI

PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN

2021-2022

i
HALAMAN PERSETUJUAN
(Usulan Penelitian)

Oleh : ADELIA NUR KHOFIFAH

Judul Usulan : HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANI


Penelitian TA PREMENOPAUSE DENGAN KESIAPAN ME
NGHADAPI MASA MENOPAUSE DI DESA PIK
ATAN WONODADI BLITAR.

Usulan Penelitian ini telah disetujui untuk diseminarkan dihadapan


Dewan Penguji Seminar Uusulan Penelitian Pada Tanggal 11 Januari 2022.

Oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

Agus Priyanto,SKM.,M.Pd Erdha R,SST.,M.Tr.Keb

Mengetahui,
Ketua Program Studi DIII Kebidanan
STIKES Ganesha Husada Kediri

Diyan Wahyuningsih, S.ST.,M.Tr.,Keb

ii
HALAMAN PENGESAHAN

Telah diuji dan disetujui oleh Tim Penguji pada Seminar Usulan Penelitian
di STIKES Ganesha Husada Kediri Prodi DIII Kebidanan

Tanggal 11 Januari 2022

Dewan Penguji

Penguji I : Cucun Setya Ferdina,SST.,M.Keb. ..............................

Penguji II : Diyan Wahyuningsih,SST.,M.Tr.Keb ...............................

Penguji III : Agus Priyanto,SKM.,M.Pd ....................……..

Mengetahui,
Ketua Program Studi DIII Kebidanan
STIKES Ganesha Husada Kediri

Diyan Wahyuningsih,SST.,M.Tr.Keb

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karuniaNya yang berlimpah, sehingga penyusunan
Proposal KTI yang berjudul “HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN
WANITA PREMENOPAUSE DENGAN KESIAPAN MENGHADAPI
MASA MENOPAUSE” dapat terselesaikan.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak maka
Proposal KTI ini tidak dapat terwujud, untuk itu dengan segala kerendahan hati
perkenankan kami menyampaikan terimakasih sebesar-besarnya kepada :

1. Agus Priyanto, SKM.,M.Pd selaku Ketua STIKES Ganesha Husada Kediri


yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas untuk mengikuti dan
menyelesaikan pendidikan di Program Studi D3 Kebidanan.
2. Diyan Wahyuningsih, SST.,M.Tr.Keb selaku Ketua Program Studi D3
Kebidanan STIKES Ganesha Husada Kediri yang telah memberikan
kesempatan dan fasilitas untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan di
Program Studi D3 Kebidanan STIKES Ganesha Husada Kediri.
3. Agus Priyanto, SKM.,M.Pd selaku pembimbing I yang dengan penuh
kesabaran dan ketekunan memberikan dorongan, perhatian, bimbingan,
pengarahan serta saran-saran dalam pembuatan Proposal KTI ini mulai awal
sampai akhir.
4. Erdha Ristya,SST.,M.Tr.Keb selaku pembimbing II yang dengan penuh
kesabaran dan ketekunan memberikan dorongan, perhatian, bimbingan,
pengarahan serta saran-saran dalam pembuatan Proposal KTI ini mulai awal
sampai akhir.
5. Seluruh dosen dan staf pendidik D3 Kebidanan STIKES Ganesha Husada
Kediri yang selalu memberikan motivasi dan wawasannya.
6. Ibu kandung saya, yang selalu ada untuk saya, bekerja keras untuk saya,
memberikan semangat, motivasi, serta arahan dan selalu mendoakan saya.
7. Kakak kandung saya serta semua keluarga saya yang selalu memberikan
semangat serta mendoakan saya.

iv
8. Egideo Faturrama yang selalu memberikan semangat, membantu dan
menemani saya untuk menyelesaikan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini.
9. Teman-teman satu angkatan Program D3 Kebidanan STIKES Ganesha
Husada Kediri yang saya cintai yang selama ini selalu bersama-sama dalam
seperjuangan.
10. Dan semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.

Penyusun menyadari bahwa Proposal KTI ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu penyusun membuka hati untuk menerima saran dan kritik yang
sifatnya membangun dari segenap pembaca sehingga Proposal KTI ini dapat
digunakan dengan baik dalam memenuhi Tugas Akhir Program Diploma III
Kebidanan STIKes Ganesha Husada Kediri.
Harapan penyusun, semoga Proposal KTI ini dapat memberikan manfaat
dan dapat menambah wawasan terutama bagi penyusun serta bermanfaat bagi
mahasiswa Program Diploma III Kebidanan STIKes Ganesha Husada Kediri.

Kediri, 10 Januari 2022

Penulis

v
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN ii
HALAMAN PENGESAHAN iii
HALAMAN KATA PENGANTAR iv-v
HALAMAN DAFTAR ISI vi-vii
HALAMAN DFTAR TABEL viii
HALAMAN DAFTAR GAMBAR ix
HALAMAN LAMPIRAN x
BAB I PENDAHULUAN 1-5

1.1 Latar belakang.....................................................................................1-3


1.2 Rumusan masalah................................................................................3-4
1.3 Tujuan penelitian 4
1.3.1 Tujuan umum 4
1.3.2 Tujuan khusus..............................................................................4
1.4 Manfaat penelitian ..............................................................................4-5
1.4.1 Manfaat teoritis 4
1.4.2 Manfaat praktis ........................................................................4-5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6-32

2.1 Konsep pengetahuan 6-12


2.1.1 Definisi pengetahuan...................................................................6
2.1.2 Tingkat pengetahuan................................................................7-8
2.1.3 Pengukuran tingkat pengetahuan..............................................8-9
2.1.4 Faktor yang mempengaruhi pengetahuan...............................9-12
2.2 Konsep dasar menopause................................................................12-24
2.2.1 Definisi menopause...................................................................12
2.2.2 Hormon yang mempengaruhi menopause............................12-14
2.2.3 Periode menopause...............................................................14-16
2.2.4 Faktor yang mempengaruhi menopause...............................16-18
2.2.5 Perubahan saat menopause...................................................18-20
2.2.6 Penyakit yang terjadi saat menopause..................................21-22
2.2.7 Upaya menghadapi menopause............................................23-24

vi
2.3 Kesiapan menghadapi menopause..................................................24-30
2.3.1 Definisi kesiapan 24-25
2.3.2 Faktor kesiapan 25-28
2.3.3 Kategori kesiapan 28-30
2.4 Kerangka Konseptual 30-31
2.5 Hipotesis 32

BAB III METODE PENELITIAN 33-46

3.1 Jenis penelitian 33


3.2 Lokasi dan waktu penelitian 33
3.3 Kerangka Penelitian 33-34
3.4 Sampling desain 35-36
3.4.1 Populasi 35
3.4.2 Sampel 35
3.4.3 Kriteria inklusi...........................................................................35
3.4.4 Kriteria eksklusi.........................................................................36
3.4.5 Besar sampel..............................................................................36
3.5 Variabel penelitian 37
3.5.1 Variabel bebas 37
3.5.2 Variabel terikat 37
3.6 Definisi operasional 37-40
3.7 Teknik pengumpulan dan analisis data 40-45
3.7.1 Intrumen/alat ukur 40-42
3.7.2 Pengumpulan data 42-43
3.7.3 Pengolahan data....................................................................43-44
3.7.4 Analisa data 44-4
3.8 Keterbatasan 45
3.9 Etik Penelitian 45-46

DAFTAR PUSTAKA 47-50


LAMPIRAN 51-57

vii
DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel

3.1 Definisi operasional hubungan tingkat pengetahu


an wanita premenopause dengan kesiapan meng
hadapi masa menopause di Desa Wonodadi Blita
r

3.2 Kisi-kisi pertanyan kuesioner hubungan tingkat p


engetahuan wanita premenopause dengan kesiap
an masa menopause di Desa Wonodadi Blitar

viii
DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar

2.1 Kerangka konsep hubungan tingkat pengetahuan


wanita premenopause dengan kesiapan masa men
opause.

3.1 Kerangka penelitian hubungan tingkat pengetahu


an wanita dengan kesiapan masa menopause.

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Keterangan
Lampiran

1. Permohonan Menjadi Responden

2. Surat Persetujuan Menjadi Responden

(Informed Consent)

3. Lembar Kuesioner

4. Lembar Konsul

x
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menopause adalah perdarahan surut fisiologis yang terakhir dalam seumur
hidup wanita, yang menunjukkan berakhirnya kemampuan bereproduksi dan
berhenti haid atau menstruasi (Lannywaty,2013). Proses menopause ini
dimulai dari fase premenopause (usia 40 - 49), menopause (usia 50 - 51) dan
pascamenopause (usia 52 – 55). Wanita dapat dikatakan sudah mencapai
menopause jika sudah tidak mendapatkan menstruasi selama 12 bulan secara
berurutan atau tidak, dan disertai dengan tanda gejala (Ali Baziad:2015).
Seiring dengan peningkatan usia, banyak sekali proses perkembangan dan
pertumbuhan pada tubuh manusia. Namun pada saat pertumbuhan itu terjadi
maka akan ada saat terhentinya tahapan sehingga terjadi banyak perubahan
Perubahan yang terjadi akan berdampak pada fisik maupun psikologis wanita,
tetapi bagi wanita dengan pengetahuan baik tentu dapat menjalani masa
menopause dengan tenang. Sebaliknya, wanita dengan pengetahuan yang
minim akan merasa khawatir dan gelisah dalam menghadapi masa menjelang
menopause (Sasrawita,2017). Ketika dihadapkan dengan perubahan, manusia
tentu tidak langsung terbiasa dengan perubahan-perubahan tersebut. Agar
mampu untuk menghadapi dan menjalani perubahan, maka perlu dilakukan
persiapan diri. Kesiapan menghadapi menopause dapat diartikan suatu
keadaan wanita untuk mempersiapkan dirinya dalam menghadapi menopause
baik secara fisik maupun mental atau psikologisnya (Chaplin dalam
Fauzana,2011).
Sekitar tahun 2025 jumlah wanita di Indonesia yang akan mengalami
menopause diperkirakan berjumlah 60 juta wanita. Sedangkan menurut WHO
pada tahun 2030, jumlah perempuan di seluruh dunia yang memasuki masa
menopause meningkat dan diperkirakan mencapai 1,2 miliar orang
(WHO:2014). Penelitian di Indonesia menyatakan bahwa rata-rata usia
menopause wanita Indonesia adalah 49 tahun (Yohanis dkk.,2013). Dari data
Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Timur tebaru pada tanggal 14
September 2021 jumlah wanita yang memasuki masa menopause dengan

1
2

kelompok usia 40-49 tahun adalah 3,058,270 jiwa (BPS:2021). Presentase


wanita dengan kelompok umur 40-49 tahun di Kabupaten Blitar sebanyak
90,889 jiwa kemudian jumlah penduduk wanita di Kecamatan Wonodadi
sebanyak 24,198 jiwa (ppid.blitarkab.2021).
Berdasarkan studi pendahuluan pada wanita premenopause di Desa
Pikatan Wonodadi Blitar pada tanggal 27 Desember 2021 dari hasil
wawancara 6 orang, 5 orang yang sudah mengalami gejala menopause merasa
cemas dan menyatakan belum sepenuhnya memahami masa menopause serta
gejala yang dialami dianggap bukan sebuah gejala menopause melainkan
gejala penyakit lain dan 1 orang yang belum mengalami gejala menopause
menyatakan paham dan menyadari akan perubahan itu karena informasi yang
didapat cukup mendukung. Kemudian ini didukung dari data primer yaitu,
menurut Bidan Siti Khoiriyah rata-rata wanita dengan gejala menopause di
Desa Pikatan Wonodadi Blitar berada di rentan usia 40-49 tahun, mereka
menolak tua dan menghindari tua dengan cara menghabiskan uangnya untuk
membeli peralatan makeup agar dapat menutupi perubahan fisik seperti kulit
yang sudah mulai kusam dan keriput, ini menandakan bahwa kesiapan untuk
menghadapi masa menopause masih kurang, sehingga mereka menganggap
bahwa perubahan fisik dan psikologis yang dialami itu hanya sebuah
kebetulan saja. Mereka juga menganggap bahwa mereka terlalu muda untuk
mengalami ini, padahal banyak sekali faktor yang menunjang menopause
terjadi lebih cepat. Seperti faktor usia menarche , usia melahirkan, faktor
kebiasaan hidup, faktor alat kontrasepsi hormonal dan faktor sosial ekonomi
(Mulyani,2013).
Hasil penelitian Estianti tahun 2015, tentang hubungan pendidikan dan
pengetahuan wanita premenopause terhadap sikap menghadapi menopause
menunjukkan pengaruh pendidikan terhadap pola pikir seseorang yang akan
menentukan sikap seseorang itu untuk bersikap positif dalam kehidupan yang
akan dilewatinya. Responden yang memiliki pengetahuan baik, lebih banyak
bersikap positif dalam menghadapi masa menopause, sikap positif wanita
pramenopause yang memiliki pengetahuan baik dapat mengantarkan wanita
pramenopause untuk lebih siap dan menerima adanya perubahan fisik maupun
3

psikologis dan tidak menganggap bahwa proses penuaan merupakan hal yang
harus dihindari.
Hal ini merupakan hal yang sangat wajar dan tidak perlu dihindari karena
memang menopause merupakan hal yang alami, namun ini dapat
diminimalisir unuk meringankan gejala dan perubahan yang terjadi. Dengan
mempersiapkan diri, sebelum mempersiapkan diri wanita premenopause harus
dapat memiliki tingkat pengetahuan yang baik. Apabila wanita premenopause.
memiliki tingkat pengetahuan yang baik, maka mereka akan siap untuk
menerima keadaan yang terjadi serta dapat meminiamlisir keadaannya secara
psikologi. Kemudian secara fisik setelah mereka memahami pengetahuan
tentang menopause mereka juga diharapkan bisa mengaplikasikan
pengetahuan tersebut dengan menerapkan pola hidup sehat, maka ini menjadi
ketertarikan peneliti untuk mengidentifikasi hubungan tingkat pengetahuan
wanita premenopause yang sedang mengalami gejala menopause maupun
yang akan menghadapi masa menopause dengan kesiapan masa menopause.
Upaya yang dapat diberikan untuk mempersiapkan masa menopause yaitu
dengan menambah pengetahuan, karena setiap wanita memiliki tingkat
pengetahuan yang berbeda-beda. Oleh karena itu, sikap wanita dalam
menghadapi menopause harus di siapkan untuk meringankan gejala
premenopause mulai dari kesiapan fisik yaitu dengan menghindari kebiasaan
buruk. Kemudian setelah gejala menopause berkurang wanita juga harus
didukung dengan dukungan emosional dan instrumental dari keluarga. Setelah
siap secara fisik gejala berkurang dan siap secara psikis wanita menopause
juga akan merasa lebih dihargai, selanjutnya mempersiapkan spiritual yang
dapat meningkatkan percaya diri. Kurangnya pengetahuan wanita
premenopause ini dapat di generalisasikan dengan konseling kesehatan
melalui puskesmas atau posbindu di wilayah Desa Pikatan Wonodadi Blitar.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka yang menjadi
rumusan masalah dari penelitian ini adalah : Adakah hubungan tingkat
pengetahuan wanita premenopause yang sudah mengalami gejala menopause
4

maupun yang belum mengalami gejala menopause dengan kesiapan


menghadapi masa menopause.

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat
pengetahuan wanita premenopause dengan kesiapan menghadapi masa
menopause di Desa Pikatan Wonodadi Blitar.

1.3.2 Tujuan Khusus


Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk :
1. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan wanita premenopause di Desa
Pikatan Wonodadi Blitar.
2. Mengidentifikasi kesiapan wanita premenopause untuk menghadapi
masa menopause di Desa Pikatan Wonodadi Blitar.
3. Menganalisis hubungan tingkat pengetahuan wanita premenopause
dengan kesiapan menghadapi masa menopause di Desa Pikatan
Wonodadi Blitar.

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Manfaat Teoritis
Sebagai suatu masukan dalam asuhan kebidanan mengenai
hubungan tingkat pengetahuan tentang menopause dengan kesiapan
menghadapi menopause pada wanita premenopause.
1.4.2 Manfaat Praktis
1.4.2.1 Bagi Responden
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan
dan informasi tentang menopause, sehingga dapat memberikan
pemahaman tentang bagaimana cara menghadapi menopause
dan meningkatkan kesiapan dalam menghadapi masa
menopause.
5

1.4.2.2 Bagi Profesi


Bagi profesi bidan sebagai masukan dalam memberikan
konseling pada wanita premenopause sehingga mereka lebih
siap menghadapi masa menopause.
1.4.2.3 Bagi Institusi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai
bahan untuk menambah sumber pustaka, dan dapat dijadikan
sebagai referensi bagi mahasiswa mengenai tingkat
pengetahuan dalam menghadapi masa menopause.
1.4.2.4 Bagi Peneliti
Dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama
pendidikan serta dapat memperoleh gambaran nyata tentang
hubungan tingkat pengetahuan tentang menopause dengan
kesiapan menghadapi masa menopause pada wanita
premenopause.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Telaah Pustaka


2.1.1 Definisi Pengetahuan
Pengetahuan adalah suatu hasil dari rasa keingintahuan melalui
proses sensoris, terutama pada mata dan telinga terhadap objek
tertentu. Pengetahuan merupakan domain yang penting dalam
terbentuknya perilaku terbuka atau open behavior (Donsu, 2017).
Pengetahuan atau knowledge adalah hasil penginderaan manusia atau
hasil tahu seseorang terhadap suatu objek melalui panca indra yang
dimilikinya. Panca indra manusia guna penginderaan terhadap objek
yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan perabaan.
Pada waktu penginderaan untuk menghasilkan pengetahuan tersebut
dipengaruhi oleh intensitas perhatiandan persepsi terhadap objek.
Pengetahuan seseorang sebagian besar diperoleh melalui indra
pendengaran dan indra penglihatan (Notoatmodjo, 2014).
Pengetahuan dipengaruhi oleh faktor pendidikan formal dan
sangat erat hubungannya. Diharapkan dengan pendidikan yang
tinggi maka akan semakin luas pengetahuannya. Tetapi orang yang
berpendidikan rendah tidak mutlak berpengetahuan rendah pula.
Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh dari pendidikan
formal saja, tetapi juga dapat diperoleh dari pendidikan non formal.
Pengetahuan akan suatu objek mengandung dua aspek yaitu aspek
positif dan aspek negatif. Kedua aspek ini akan menentukan sikap
seseorang. Semakin banyak aspek positif dan objek yang diketahui,
maka akan menimbulkan sikap semakin positif terhadap objek
tertentu (Notoatmojo, 2014).
Pengetahuan tentang menopause merupakan segala sesuatu yang
diketahui mengenai menopause yang meliputi pengertian
menopause, tanda gejala, faktor yang mempengaruhi usia
menopause, dan upaya penanganan (Nupatminingsih,2012).

6
7

2.1.2 Tingkat Pengetahuan


Menurut Sulaiman (2015), tingkatan pengetahuan terdiri dari 4
macam, yaitu pengetahuan deskriptif, pengetahuan kausal,
pengetahuan normatif dan pengetahuan esensial. Pengetahuan
deskriptif yaitu jenis pengetahuan yang dalam cara penyampaian
atau penjelasannya berbentuk secara objektif dengan tanpa adanya
unsur subyektivitas. Pengetahuan kausal yaitu suatu pengetahuan
yang memberikan jawaban tentang sebab dan akibat. Pengetahuan
normatif yaitu suatu pengetahuan yang senantiasa berkaitan dengan
suatu ukuran dan norma atau aturan. Pengetahuan esensial adalah
suatu pengetahuan yang menjawab suatu pertanyaan tentang hakikat
segala sesuatu dan hal ini sudah dikaji dalam bidang ilmu filsafat.
Sedangkan menurut Daryanto dalam Yuliana (2017),
pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas yang
berbeda-beda, dan menjelaskan bahwa ada enam tingkatan
pengetahuan yaitu sebagai berikut:
1. Pengetahuan (knowledge)
Tahu diartikan hanya sebagai recall (ingatan). Seseorang dituntut
untuk mengetahui fakta tanpa dapat menggunakannya.
2. Pemahaman (comprehension)
Memahami suatu objek bukan sekedar tahu, tidak sekedar dapat
menyebutkan, tetapi harus dapat menginterpretasikan secara
benar tentang objek yang diketahui.
3. Penerapan (application)
Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek
tersebut dapat menggunakan dan mengaplikasikan prinsip yang
diketahui pada situasi yang lain.
4. Analisis (analysis)
Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan
memisahkan, kemudian mencari hubungan antara
komponenkomponen yang terdapat dalam suatu objek.
5. Sintesis (synthesis)
8

Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi


baru dari formulasi-formulasi yang telah ada. Sintesis
menunjukkan suatu kemampuan seseorang untuk merangkum
atau meletakkan dalam suatu hubungan yang logis dari
komponen-komponen pengetahuan yang dimiliki.
6. Penilaian (evaluation) Yaitu suatu kemampuan seseorang untuk
melakukan penilaian terhadap suatu objek tertentu didasarkan
pada suatu kriteria atau norma-norma yang berlaku di
masyarakat.

Tingkat pengetahuan wanita menjelang menopause akan


mempengaruhi wanita dalam mengembangkan penalaran logika dan
analisa terhadap perubahan masa menopause yang akan dihadapi nya
sehingga akan memudahkan wanita untuk menerima informasi dan
pesan kesehatan. Pengetahuan tentang menopause merupakan faktor
yang menentukan dalam upaya menyesuaikan dengan perubahan
yang wajar dalam siklus kehidupan yang akan dialami setiap wanita
dan tidak perlu melakukan pengobatan atau harus menimbulkan
ketidaksiapan yang berlebihan dalam menghadapi dan menjalani
masa menopause. Pengetahuan itu sangat penting bagi wanita yang
menjelang menopause agar dia lebih siap dan mengerti dalam
menghadapi menopause dan agar wanita tidak melakukan perilaku
yang salah saat menghadapi menopause (Estianti,2015).

2.1.3 Pengukuran tingkat pengetahuan


Menurut Nurhasim (2013) Pengukuran pengetahuan dapat
dilakukan dengan wawancara atau angket yang yang ingin diketahui
atau diukur dapat disesuaikan dengan tingkat pengetahuan responden
yang meliputi tahu, memahami, aplikasi, analisis, sintesis, dan
evaluasi. Adapun pertanyaan yang dapat dipergunakan untuk
pengukuran pengetahuan secara umum dapat dikelompokkan
menjadi dua jenis yaitu pertanyaan subjektif, misalnya jenis
pertanyaan essay dan pertanyaan objektif, misalnya pertanyaan
9

pilihan ganda, batas umur (multiple choice), betul-salah dan


pertanyaan menjodohkan.
Cara mengukur pengetahuan dengan memberikan pertanyaan –
pertanyaan, kemudian dilakukan penilaian 1 untuk jawaban benar
dan nilai 0 untuk jawaban salah. Penilaian dilakukan dengan cara
membandingkan jumlah skor yang diharapkan (tertinggi) kemudian
dikalikan 100% dan hasilnya presentase kemudian digolongkan
menjadi 3 yaitu :
1. Baik, (76-100%)
2. Cukup, (56-75%)
3. Kurang, (<55%)

(Arikunto,2013)

2.1.4 Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan


Menurut Fitriani dalam Yuliana (2017), faktor-faktor yang
mempengaruhi pengetahuan adalah sebagai berikut :

1. Pendidikan
Pendidikan mempengaruhi proses dalam belajar, semakin tinggi
pendidikan seseorang, maka semakin mudah seseorang tersebut
untuk menerima sebuah informasi. Peningkatan pengetahuan
tidak mutlak diperoleh di pendidikan formal, akan tetapi dapat
diperoleh juga pada pendidikan non formal. Pengetahuan
seseorang terhadap suatu objek mengandung dua aspek yaitu
aspek positif dan aspek negatif. Kedua aspek ini menentukan
sikap seseorang terhadap objek tertentu. Semakin banyak aspek
positif dari objek yang diketahui akan menumbuhkan sikap
positif terhadap objek tersebut. pendidikan tinggi seseorang
didapatkan informasi baik dari orang lain maupunmedia massa.
Semakin banyak informasi yang masuk, semakin banyak pula
pengetahuan yang didapat tentang kesehatan.
2. Media massa/ sumber informasi
10

Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun


non formal dapat memberikan pengetahuan jangka pendek
(immediatee impact), sehingga menghasilkan perubahan dan
peningkatan pengetahuan. Kemajuan teknologi menyediakan
bermacam-macam media massa yang dapat mempengaruhi
pengetahuan masyarakat tentang informasi baru. Sarana
komunikasi seperti televisi, radio, surat kabar, majalah,
penyuluhan, dan lain-lain yang mempunyai pengaruh besar
terhadap pembentukan opini dan kepercayaan orang.
3. Sosisal Budaya dan Ekonomi
Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan seseorang tanpa melalui
penalaran apakah yang dilakukan baik atau tidak. Status ekonomi
seseorang juga akan menentukan ketersediaan fasilitas yang
diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial
ekonomi akan mempengaruhi pengetahuan seseorang.
4. Pekerjaan
Lingkungan pekerjaan dapat mempengaruhi pengetahuan
seseorang dan dapat menjadikan seseorang memperoleh
pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun
secara tidak langsung. Misalnya, seseorang yang bekerja
dibidang kesehatan mereka akan sering terpapar informasi
mengenai menopause.
5. Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar individu
baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan
berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam
individu yang berada pada lingkungan tersebut. Hal tersebut
terjadi karena adanya interaksi timbal balik yang akan direspon
sebagai pengetahuan.
6. Pengalaman
Pengetahuan dapat diperoleh dari pengalaman pribadi ataupun
pengalaman orang lain. Pengalaman ini merupakan suatu cara
11

untuk memperoleh kebenaran suatu pengetahuan.


7. Usia
Usia mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang.
Bertambahnya usia akan semakin berkembang pola pikir dan
daya tangkap seseorang sehingga pengetahuan yang diperoleh
akan semakin banyak.
8. Minat
Minat diartikan sebagai suatu kecenderungan atau keinginanyang
tinggi terhadap sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk
mencoba dan menekuni suatu hal dan pada akhirnya memperoleh
pengetahuan yang lebih mendalam. Berdasarkan penelitian
Kristiantiningtyas tahun 2011 tentang hubungan tingkat
pengetahuan menopause dengan perilaku ibu dalam menghadapi
masa menopause didapatkan hasil terdapat hubungan
pengetahuan dengan perilaku yaitu semakin baik pengetahuan
ibu maka akan semakin baik perilaku dalam menghadapi masa
menopause. Wanita dengan pengetahuan buruk cenderung
berperilaku salah dengan menganggap menopause sebagai proses
penyakit dan mengambil keputusan mengkonsumsi obat yang
dijual bebas di warung, sebaliknya wanita dengan pengetahuan
baik akan berperilaku baik dan menyikapi masalah kesehatan
yang dihadapi.
9. Hubungan sosial
Manusia adalah makhluk sosial yang dalam kehidupan saling
berinteraksi satu sama lain. Individu yang dapat berinteraksi
secara kontinyu akan lebih besar terpapar informasi. Hubungan
sosial juga mempengaruhi kemampuan individu sebagai
komunikan untuk menerima pesan menurut model komunikasi
media dengan demikian hubungan sosial dapat mempengaruhi
tingkat pengetahuan seseorang tentang suatu hal. Dalam
berhubungan sosial ini seperti perkumpulan kader kesehatan,
bisa bertukar informasi dan pengetahuan mengenai menopause.
12

2.2 Konsep Dasar Menopouse


2.2.1 Definisi Menopouse
Menopause ini adalah suatu masa peralihan dalam kehidupan
wanita, dimana ovarium berhenti menghasilkan sel telur, aktivitas
menstruasi berkurang dan akhirnya berhenti, dan pembentukan
hormon wanita (estrogen dan progesterone ) berkurang. Menopause
sebenarnya terjadi pada akhir siklus menstruasi yang terakhir, tetapi
kepastiannya baru diperoleh jika seorang wanita sudah tidak
mengalami siklusnya selama minimal 12 bulan (Nugroho dan
Utama:2014).
Klimakterik adalah periode peralihan dari fase reproduksi menuju
fase usia tua yang terjadi akibat menurunnya fungsi generatif
ataupun endokrinologi dari ovarium dan merupakan suatu fase
peralihan yang normal ,berlangsung sebelum dan beberapa tahun
sesudah menopause dan dikenal sebagai masa klimakterium.
Klimakterium yang terjadi pada wanita umur kurang dari 40 tahun
disebut dengan klimakterium prekok yang dapat disebabkan oleh
beberapa faktor diantaranya pengangkatan kedua ovarium karena
alasan tertentu, penyinaran ovarium, akibat kemoterapi, dan
penggunaan obat obatan secara tidak benar (Ali Baziad:2015).

2.2.2 Hormon yang mempengaruhi menopause


Seperti yang telah dijelaskan bahwa menopause adalah
berhentinya menstruasi. Menurut Khofifah dkk (2017) menstruasi
berhenti karena kedua indung telur (ovarium) tidak memproduksi
hormon estrogen lagi. Di antara ketiga hormon yang diproduksi
kedua indung telur (estrogen, progesterone, dan testosterone),
hormon estrogenlah yang mempegaruhi secara langsung perubahan
emosi, fisik, dan organ reproduksi. Jadi, ada tiga hormone penting
bagi wanita yang diproduksi oleh indung telur, yaitu estrogen,
progesterone, dan testosterone.
13

1. Estrogen
Hormon estrogen berfungsi mengontrol perkembangan seksual
wanita dan fungsi organ seks beserta ciri seks sekunder. Produksi
hormon estrogen akan meningkat saat masa puber. Peningkatan
ini yang menyebabkan terjadinya perubahan fisik pada tubuh
wanita seperti payudara akan mulai membesar dan bentuk
pinggul yang mulai membesar juga. Selain perubahan fisik,
perkembangan intelektual dan emosi juga terjadi pada fase ini.
Hormon estrogen inilah yang paling berpengaruh dalam
kehidupan seks yang sehat. Hormon iniilah yang menyebabkan
vagina menjadi lembab saat melakukan hubungan seksual. Pada
masa menopause, tingkat hormon estrogen menurun yang
menyebabkan jaringan vagina menjadi lebih tipis dan mongering.
Lubrikasi oleh hormon estrogen untuk aktivitas seksual menurun.
2. Progesteron
Hormon progesterone diproduksi oleh indung telur, kelenjar
adrenalin dan oleh plasenta selama kehamilan. Hormon ini
berfungsi menjaga kesehatan reproduksi wanita. Produksi
hormon ini akan meningkat secara cepat saat terjadi ovulasi.
Tingkat hormon progesterone yang rendah dapat mempengaruhi
kondisi tubuh misalnya tubuh terasa kurang fit atau bahkan
mengalami gejala pramenstruasi (PMS) pada tahap tertentu
dalam siklus menstruasi. Produksi hormon progesterone akan
menurun selama masa menopause.
3. Testosterone
Hormon testosterone pada wanita diproduksi oleh indung telur
dan kelenjar adrenalin. Hormon ini membantu menentukan ciri-
ciri seksual sekunder seperti kepadatan otot dan pertumbuhan
rambut. Hormon testosterone juga berpengaruh dalam
membangkitkan gairah, aktivitas, dan respon seksual pada pria
dan wanita. Tingkat hormon ini akan berkurang pada wanita
14

yang telah melewati masa menopause dan masih memiliki


indung telur. Namun, jika karena sesuatu hal dan terpaksa indung
telurnya diangkat maka hormone testosterone akan mengalami
penurunan secara drastis.

2.2.3 Periode Menopause


Menurut Ali Baziad (2015), klimakterium atau menopause dibagi
menjadi 4 tahap, yaitu:
1. Pramenopause (<2 bulan sebelum menstruasi terakhir)

Fase pramenopause adalah fase antara usia 40 tahun dan


dimulainya fase klimakterik. Fase ini ditandai dengan siklus haid
yang tidak teratur, dengan perdarahan haid yang memanjang dan
jumlah darah haid yang relatif banyak dan kadang-kadang disertai
nyeri haid (dismenorea). Wanita tertentu telah timbul keluhan
vasomotorik dan keluhan sindrom premenstrual (PMS). Perubahan
endokrinologik yang terjadi adalah berupa fase folikuler yang
memendek, kadar estrogen yang tinggi, kadar FSH juga biasanya
tinggi, tetapi juga dapat ditetapkan kadar FSH yang normal fase
luteal tetap stabil. Akibat kadar FSH yang tinggi ini dapat terjadi
perangsangan ovarium yang berlebihan (hiperstimulasi) sehingga
kadang-kadang dijumpai kadar estrogen yang tinggi.

Dampak dari perubahan tersebut dapat menimbulkan munculnya


gejala yang sering dikeluhkan wanita premenopause. Sekitar 80% -
90% wanita pra-menopause merasakan adanya masalah, 10-30 %
diantaranya mempunyai keluhan dan masalah yang berat dapat
mengganggu aktifitas sehari-hari sehingga membutuhkan
pertolongan medis serta perawatan.
Pada fase ini seorang wanita akan mengalami perubahan
psikologis/kejiwaan, terjadi perubahan fisik berlangsung selama
antara 4-5 tahun, akibat penurunan hormon estrogen, hampir 80%
wanita merasakan keluhan kesehatan berupa gejala panas
15

berkeringat, berdebar-debar, sakit kepala, insomnia, perubahan


bentuk tubuh, perubahan hubungan seksual, dan masalah psikologi
yang perlu mendapat perhatian.

2. Perimenopause (2-12 bulan sejak menstruasi terakhir)

Perimenopause merupakan fase peralihan antara pramenopause


dan pascamenopause. Fase ini ditandai dengan siklus haid pada
wanita > 38 hari dan < 18 hari. Sebanyak 40% wanita mengalami
siklus haid anovulatorik yaitu siklus haid yang terjadi tanpa adanya
proses ovulasi (pelepasan sel telur dari kandung telur). Masa subur
mulai dihitung sejak terjadinya ovulasi (pelepasan sel telur dari
kandung telur) yang umumnya terjadi pada hari ke-14 setelah haid
hari pertama. Pada siklus haid anovulatorik, ovulasi tidak terjadi,
sehingga masa subur akan sangat sulit atau bahkan tidak dapat
ditentukan. Meskipun terjadi ovulasi kadar progesterone tetap
rendah, kadar FSH, LH dan esterogen yang bervariasi

3. Menopause

Jumlah folikel yang mengalami atresia semakin meningkat,


sehingga tidak tersedia lagi folikel yang cukup. Produksi esterogen
juga berkurang dan tidak terjadi haid lagi yang berakhir dengan
terjadinya menopause. Oleh karena itu menopause dapat disebut haid
terakhir yang alami, dan hal ini tidak terjadi pada wanita yang
menggunakan kontrasepsi hormonal pada fase perimonopause.
Diagnosa menopause merupakan diagnose retrospektif, apabila
wanita tidak mengalami haid selama 12 bulan, dan dijumpai kadar
FSH dalam darah > 40 ml dan kadar estradiol < 30 pg/ml, telah dapat
dikatakan wanita telah mengalami menopause. Untuk menentukan
diagnosa ini perlu dilakukan penghentian pil kontrasepsi dan satu
bulan kemudian dilakukan pemeriksaan FSH dan estradiol.

4. Pascamenopause
16

Pada fase ini ovarium tidak berfungsi sama sekali, kadar estradiol

berada antara 20-30 pg/ml dan kadar gonadotropin yang meningkat.


Peningkatan hormon gonadotropin ini disebabkan oleh terhentinya
produksi Inhibin akibat tidak tersedianya folikel dalam jumlah yang
cukup. Akibat rendahnya kadar estradiol endometrium menjadi
atropik dan tidak mungkin muncul haid lagi. Namun pada wanita
gemuk masih ditemui kadar estron yang tinggi dan akan diubah
menjadi estradiol.

2.2.4 Faktor yang Mempengaruhi Menopouse


Menurut Mulyani (2013), terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi menopause, diantaranya:
1. Faktor psikis
Keadaan seorang wanita yang tidak menikah dan bekerja akan
mempengaruhi perkembangan psikis seorang wanita. Menurut
beberapa penelitian, mereka akan mengalami waktu menopause
yang lebih muda atau lebih cepat dibandingkan yang menikah
dan tidak bekerja atau bekerja dan tidak menikah.
2. Cemas
Ini sangat menentukan waktu kecepatan dan keterlambatan masa
menopause. Ketika seseorang perempuan lebih sering merasa
cemas dalam kehidupannya, maka bisa diperkirakan bahwa
dirinya akan mengalami menopause lebih dini. Sebaliknnya juga
jika seorang wanita yang lebih santai dan rileks dalam menjalani
hidup biasanya masa-masa menopause akan lebih lambat.
Beberapa hal yang bisa menimbulkan kecemas antara lain :
keluarga, misalnya hubungan dengan suami apakah suami
menerima keadaan istri dengan baik atau tidak, hal ini akan
berdampak pada kondisi psikologi. Selain itu juga berkurangnya
anggota keluarga juga bisa menjadi penyebab menopause.
3. Usia pertama haid (menarche)
Semakin dini seorang wanita mengalami menstruasi pertama
17

kalinya, maka akan semakin tua atau lama untuk mengalami


masa menopause. Wanita yang mendapatkan menstruasi pada
usia 15 atau 17 tahun akan mengalami menopause lebih dini,
sedangkan wanita yang haid lebih dini sering kali akan
mengalami menopause sampai pada usia mencapai 50 tahun.
4. Usia Melahirkan
Penelitian yang dilakukan oleh Beth Israel Deaconess Medical
Center di Boston mengungkapkan bahwa wanita yang masih
melahirkan diatas usia 40 tahun akan mengalami usia menopause
yang lebih tua atau lama. Hal ini disebabkan karena kehamilan
dan persalinan akan memperlambat sistem kerja organ
reproduksi, bahkan akan memperlambat sistem penuaan tubuh.
5. Merokok
Seorang wanita yang merokok akan lebih cepat mengalami masa
menopause. Merokok mempengaruhi cara tubuh memproduksi
atau membuang hormon estrogen. Di samping itu juga, beberapa
peneliti meyakini bahwa komponen tertentu dari rokok juga
berpotensi membunuh sel telur.
6. Pemakaian kontrasepsi
Kontrasepsi dalam hal ini yaitu kontrasepsi hormonal. Hal ini
dikarenakan cara kerja kontrasepsi yang menekan kerja ovarium
atau indung telur. Pada wanita yang menggunakan alat
kontrasepsi hormonal akan lebih lama atau tua memasuki masa
menopause.
7. Sosial ekonomi
Usia menopause seorang wanita juga dipengaruhi faktor sosial
ekonomi. Beberapa penelitian menunjukkan beberapa hal yang
mempengaruhi persepsi seorang perempuan antara lain faktor
social ekonomi. Tingkat ekonomi akan berhubungan dengan
pengetahuan, apabila tingkat ekonomi rendah akibatnya
pengetahuan yang didapat juga rendah atau tidak tahu sama
sekali mengenai premenopause yang sedang dialami.
18

Berdasarkan ketidaktahuan ini banyak wanita banyak mengamai


keluhan yang dirasakan sebagai tanda gejala menopause.
8. Budaya dan lingkungan
Budaya dan lingkungan yaitu sangat mempengaruhi wanita untuk
dapat atau tidak dapat menyesuaikan diri dengan klimakterium
dini.
9. Diabetes
Diabetes adalah penyakit autorium yang menyebabkan terjadinya
menopause dini. Pada penyakit autorium, antibodi yang
terbentuk akan menyerang FSH.
10. Status gizi
Status gizi yang baik misalnya sejak masih muda rajin
mengkonsumsi makanan sehat seperti kedelai, kacang merah,
bengkoang, atau papaya.
11. Stres
Stres seperti halnya cemas mempengaruhi menopause, stress
juga merupakan salah satu faktor yang bisa menentukan kapan
wanita akan mengalami menopause. Jika seseorang sering
mengalami stress maka sama halnya dengan cemas, wanita
tersebut akan lebih cepat mengalami menopause.
2.2.5 Perubahan saat Menopouse
Menurut Mulyani (2013), pada masa menopause wanita akan
mengalami perubahan-perubahan diantaranya:
1. Perubahan Fisiologis
a. Perubahan pola menstruasi
Gejala ini biasanya akan terlihat pada awal permulaan masa
klimakterium. Perdarahan akan terlihat beberapa kali dalam
rentang beberapa bulan dan akhirnya akan berhenti sama
sekali.
b. Rasa panas (hot flush)
Gejala ini akan dirasakan mulai dari wajah sampai ke seluruh
tubuh. Selain rasa panas juga disertai dengan warna
19

kemerahan pada kulit dan berkeringat.


c. Susah tidur (insomnia)
Hot flush juga menyebabkan wanita terbangun dari tidurnya.
Kesulitan untuk tidur disebabkan karena rendahnya kadar
serotonin yang dipengaruhi pada masa premenopause.
d. Penurunan produksi lendir serviks
Akan terjadi perubahan pada lapisan dinding vagina, vagina
akan terlihat menjadi lebih kering dan kurang elastis. Hal ini
terjadi karena penurunan kadar hormon estrogen yang
berdampak akan timbulnya rasa sakit pada saat melakukan
hubungan seksual. Pada masa klimakterium terjadi involusi
vagina dan vagina kehilangan rugae. Epitel vagina mengalami
atrofi dan mudah cedera. Vaskularisasi dan aliran darah ke
vagina berkurang sehingga lubrikasi berkurang yang
mengakibatkan hubungan seksual menjadi sakit.
e. Gejala gangguan motorik
Pada masa klimakterium, aktivitas yang akan dikerjakan
semakin berkurang dikarenakan wanita akan mudah merasa
lelah dan tidak sanggup untuk melakukan pekerjaan yang
terlalu berat.
f. Gejala gangguan sistem perkemihan
Kadar estrogen yang rendah menimbulkan penipisan pada
jaringan kandung kemih dan saluran kemih sehingga
menyebabkan terjadinya penurunan kontrol dari kandung
kemih sehingga sulit untuk menahan buang air kecil.

2. Perubahan Psikologi
Menurut (Smart, 2011) beberapa keluhan psikologis yang
merupakan tanda dan gejala menopause :
a. Ingatan menurun
Sebelum menopause, wanita dapat mengingat dengan mudah
20

namun sesudah mengalami menopause terjadi kemunduran


dalam mengingat.
b. Kecemasan
Kecemasan yang timbul sering dihubungkan dengan adanya
kekhawatiran dalam menghadapi situasi yang sebelumnya
tidak pernah di khawatirkan.
c. Mudah tersinggung
Gejala ini lebih mudah terlihat dibandingkan kecemasan.
Wanita lebih mudah tersinggung dan marah terhadap sesuatu
yang sebelumnya dinggap tidak mengganggu, ini mungkin
disebabkan dengan datangnya menopause maka wanita
menjadi sangat menyadari proses mana yang sedang
berlangsung dalam dirinya.
d. Sress
Tidak ada yang bisa lepas sama sekali dari rasa was-was dan
cemas , termasuk para lansia menopause. Di tingkat
psikologis, respon orang terhadap sumber stress tidak bisa di
ramalkan sebagaimana perbedaan suasana hati dan emosi.
e. Depresi
Wanita yang mengalami depresi sering merasa sedih, karena
kehilagan kemampuan untuk berproduksi, sedih karena
kehilangan kesempatan untuk memiliki anak, sedih karena
kehilangan daya tarik. Wanita merasa tertekan karena
kehilangan seluruh perannya sebagai wanita dan harus
menghadapi masa tuanya.

2.2.6 Penyakit yang terjadi saat menopause


Banyak wanita melewati menopause tanpa perlu nasihat atau
pengobatan medis untuk menghilangkan gejala-gejalanya. Akan tetapi,
perubahan kadar hormon, khususnya hormon estrogen dapat
mengakibatkan sejumlah komplikasi di kemudian hari. Komplikasi yang
21

dapat terjadi pada wanita usia menopause menurut Mulyani (2013)


diantaranya:
1. Osteoporosis
Osteoporosis adalah penyakit serius yang berpotensi terjadi di mana
kepadatan tulang menjadi berkurang sehingga menyebabkan tulang
menjadi lemah dan mudah patah. Faktor risiko osteoporosis yang
paling penting pada wanita adalah menopause dan hal ini secara
langsung berkaitan dengan penurunan kadar estrogen yang terjadi pada
saat menopause. Hormon estrogen yang dihasilkan oleh ovarium
membantu mengontrol regenerasi tulang. Pada masa menopause,
produksi hormon estrogen menurun sehingga menyebabkan tulang
menjadi mudah keropos.
2. Penyakit Kardiovaskuler
Risiko wanita terkena penyakit kardiovaskuler mulai meningkat secara
signifikan setelah mengalami menopause. Hal ini dikarenakan
penurunan kadar estrogen meningkatkan tekanan darah dan berat
badan yang mengakibatkan pembuluh darah yang mengalir ke jantung
tidak bergerak dengan baik. Selain itu terjadi peningkatan kadar LDL
(kolesterol jahat) sehingga dapat meningkatkan risiko penyakit
jantung.
3. Penyakit Kanker
Pada usia menopause, risiko terkena kanker menjadi meningkat. Hal
ini disebabkan turunnya beberapa fungsi organ tubuh dan beberapa
hormon lainnya sehingga menurunkan ketahanan tubuh terhadap
penyakit kanker payudara, kanker serviks, maupun kanker
endometrium.

4. Obesitas
Menopause sering kali dijadikan sebagai penyebab peningkatan berat
badan, hal ini disebabkan karena berkurangnya kemampuan tubuh
untuk membakar energi akibat menurunnya efektivitas proses
22

dinamika fisik pada umumnya. Setelah menopause kelebihan lemak


akan disimpan di sekitar panggul dan paha yang menyebabkan bentuk
butuh wanita seperti buah apel.
5. Asam Urat
Asam urat merupakan hasil metabolisme tubuh oleh salah satu unsur
protein (zat purin), yang kestabilan kadar dan pembuangan sisanya
melalui air seni diatur oleh ginjal. Penyakit asam urat yang dikenal
dengan penyakit gout terjadi karena penimbunan kristal monosodium
urat dalam tubuh sehingga menyebabkan nyeri sendi, benjolan-
benjolan pada bagian tubuh tertentu, dan gangguan pada saluran
kemih.
6. Kencing Manis (Diabetes Melitus)
Hormon estrogen dan progesteron mempengaruhi kinerja sel-sel tubuh
dalam merespon insulin. Setelah memasuki masa menopause, kedua
hormon tersebut bisa saja mengalami ketidakseimbangan dan
mempengaruhi kadar gula dalam darah. Jika kadar gula tidak dapat
dikontrol, akan meningkatkan risiko penderitanya mengalami
peningkatan kadar gula darah.
7. Demensia (pikun)
Hubungan antara menopause dan masalah memori tidak sepenuhnya
jelas, tetapi hormon estrogen memainkan beberapa peran dalam fungsi
otak. Penurunan hormon estrogen akan mengakibatkan berkurangnya
neurotransmitter pada otak yaitu serotonin, endorphin, dan dopamin.
Penurunan kadar neurotransmitter tersebut dapat mengakibatkan
penurunan daya ingat dan suasana hati sering berubah-ubah.

2.2.7 Upaya menghadapi menopause


Menurut Wahyuni (2018) upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi
keluhan fisik menopause, yaitu :
1. Menjaga pola makan yang teratur dengan gizi yang seimbang. Asupan
23

vitamin dan mineral yang cukup, sangat baik untuk mencegah


osteoporosis dan kulit keriput, yang dapat mempengaruhi aktivitas
sehari-hari.
2. Olahraga teratur sesuai kemampuan fisik.
3. Menghentikan kebiasaan buruk seperti merokok atau mengkonsumsi
alkohol.
4. Berpikir positif
5. Berkonsultasi dengan dokter apabila menderita penyakit tertentu,
supaya mendapat pengobatan yang tepat dan aman

Menurut Alfian (2014), secara psikologis upaya dalam menghadapi


menopause diantaranya sebgai berikut :

1. Pengendalian emosi
Mempertahankan kehidupan sosial yang aktif akan sangat membantu
seseorang wanita yang akan mengalami menopause dan mengusahakan
gejala fisik pada diri wanita yang akan menopause tidak
mempengaruhi dalam kehidupannya.
2. Menghindari stress
Berusaha untuk membiasakan gaya hidup rileks dan menghindari
tekanan yang dapat membebani pikiran akan sangat penting untuk
mengatasi dampak psikologis akibat masa menopause. Apabila tekanan
tidak dapat di atasi akan berkembang menjadi stres yang berdampak
pada kehidupan sosial seseorang wanita. Selain itu stress akan
merangsang otak yang dapat mengganggu keseimbangan hormon yang
akhirnya berdampak pada kesehatan tubuh.
3. Dukungan keluarga
Menopause dapat berjalan lancar dengan adanya kemauan diri
memandang hidup yang akan datang sebagai sebuah harapan yang
membahagiakan sehingga peristiwa yang dialami selalu dipandang dari
segi yang baik. Hal ini dapat berlangsung jika terdapat dukungan dari
orang sekitar, khususnya keluarga.
4. Pengetahuan
24

Pengetahuan salah satunya didukung oleh pendidikan, pendidikan yang


memadai akan memudahkan seseorang memperoleh pemahaman yang
lebih baik tentang menopause. Pemahaman yang baik tentang seluk-
beluk menopause akan menunjang kesiapan wanita dalam menghadapi
menopause. Tingkat pendidikan yang baik akan mempengaruhi
seseorang dalam pengembangan nalar dan analisa. Dengan daya nalar
yang baik akan memudahkan untuk meningkatkan pengetahuan salah
satu cara yang baik dalam rangka memberikan informasi dan pesan
kesehatan. Pengetahuan tentang suatu obyek juga dapat diperoleh dari
pengalaman guru, orang tua, teman, buku dan lain lain.

2.3 Kesiapan Menghadapi Menopouse


2.3.1 Definisi
Drever (dalam Slameto, 2015) mengemukakan kesiapan (readiness)
merupakan preparedness to respond or react diartikan sebagai
kesediaan untuk memberikan respon dan bereaksi. Kesedian ini
ditimbulkan dari dalam diri individu dan berhubungan dengan
kematangan karena kematangan berarti kesiapan untuk melaksanakan
kecakapan. Menurut Slameto (2015) kesiapan yaitu keseluruhan kondisi
individu yang membuatnya siap untuk memberi respon atau jawaban
didalam cara tertentu terhadap respon yang diberikan. Kondisi tersebut
meliputi kondisi fisik, mental, dan emosional, kebutuhan-kebutuhan,
motif dan tujuan, keterampilan, pengetahuan dan pengertian yang telah
dipelajari.
Kesiapan seseorang wanita dalam memasuki usia menopause
meliputi kesiapan baik secara fisik seperti menerima proses menopause
dengan memperhatikan gaya hidup meliputi berolahraga secara teratur,
mengkonsumsi makanan sehat dan bergizi, menghindari rokok dan
akohol dan berkonsultasi dengan dokter, kesiapan psikis meliputi
berfikir positif melalui penerimaan yang baik dan menghindari stress,
dan spriritual dengan lebih mendekatkan diri, memperkuat ibadah
sehingga menimbulkan penerimaan yang positif. Gejala yang
25

ditimbulkan seperti berkeringat mudah lelah susah tidur, mudah marah,


perasaan berupa rasa takut, tegang, depresi,. Hal ini dipengaruhi oleh
faktor usia, aktifitas, serta latar belakang pendidikan dan ekonomi
(Nataria & Maria, 2013)
2.3.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan
1. Pengetahuan
Pengetahuan yang cukup akan membantu wanita memahami
dan mempersiapkan dirinya menghadapi masa menopause dengan
lebih baik. Diperlukan persiapan dan pengetahuan yang memadai
dalam mengahadapinya. Pemahaman wanita tentang menopause
diharapkan wanita dapat melakukan upaya pencegahan sedini
mungkin untuk siap memasuki umur menopause tanpa harus
mengalami keluhan yang berat.
Berdasarkan penelitian Ismiyati tahun 2011 tentang hubungan
tingkat pengetahuan tentang menopause dengan tingkat kesiapan,
dalam penelitiannnya menyatakan bahwa pengetahuan diperoleh
dari informasi baik secara lisan ataupun tertulis dari pengalaman
seseorang, fakta atau kenyataan dengan mendengar radio, melihat
televisi, serta dapat diperoleh dari pengalaman berdasarkan
pemikiran kritis didapatkan bahwa pengetahuan sangat
mempengaruhi kesiapan seseorang dalam menghadapi menopause,
semakin baik dan luas pengetahuan yang di miliki seorang wanita
tentang pengertian menopause, patofisiologi, gejala, dampak, dan
upaya yang dapat dilakukan, maka akan semakin siap pula wanita
tersebut dalam menghadapi masa menopause. Begitu juga
sebaliknya, semakin kurang pengetahuan yang di miliki seorang
wanita tentang menopause, maka akan semakin tidak siap pula
wanita tersebut dalam menghadapi masa menopause.
Berdasarkan hasil penelitian Estiani tahun 2015 tentang
hubungan pendidikan dan pengetahuan wanita premenopause
terhadap sikap menghadapi menopause, responden yang memiliki
pengetahuan baik, lebih banyak bersikap positif dalam
26

menghadapi masa menopause, sikap positif wanita pramenopause


yang memiliki pengetahuan baik dapat mengantarkan wanita
premenopause untuk lebih siap dan menerima adanya perubahan
fisik maupun psikologis dan tidak menganggap bahwa proses
penuaan merupakan hal yang harus dihindari. Menurut penelitian
Fitriani tahun 2012 tentang hubungan tingkat pengetahuan dan
upaya penanganan ibu dengan kecemasan dalam menghadapi
menopause, kurangnya pengetahuan atau informasi tentang
menopause ini dapat menyebabkan suatu kecemasan dalam
menghadapi menopause, karena informasi sangat penting bagi ibu
untuk mengetahui tentang perubahan saat menopause maupun
tanda-tanda menjelang.
2. Pendidikan
Tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi pengetahuan, selain itu informasi dan faktor
pengalaman akan menambah pengetahuan tentang sesuatu yang
bersifat nonformal. Wanita yang berpendidikan akan mempunyai
pengetahuan kesehatan yang lebih baik. Berdasarkan hasil
penelitian Ismiyati tahun 2011 tentang hubungan tingkat
pengetahuan tentang menopause dengan kesiapan,menunjukkan
bahwa wanita yang berpendidikan lebih tinggi akan lebih mudah
menyerap informasi, mengembangkan, serta menerapkan dalam
kehidupannya. Seiring dengan peningkatan pengetahuan tentang
menopause, maka akan meningkatkan kesiapan ibu menghadapi
masa menopause.
3. Dukungan keluarga
Dukungan keluarga merupakan bentuk dari perilaku yang
diharapkan oleh orang lain sesuai kedudukannya dalam suatu
sistem. Keluarga diharapkan dapat mengambil bagian untuk
berperilaku sesuai dengan fungsinya masing masing. Dukungan
keluarga merupakan bentuk dari bantuan keluarga kepada wanita
yang akan memasuki masa menopause ( Harmoko, 2012).
27

Menurut Dewi dalam Sri Lestari (2015) bentuk dukungan keluarga


terhadap wanita yang memasuki masa menopause adalah sebagai
berikut :

a. Dukungan emosional mencangkup kepedulian dan perhatian serta


rasa cinta dan keamanan. Kerekatan emosional memungkinkan
seseorang memperoleh kerekatan emosional sehingga menimbulkan
rasa aman, tentram dan damai bagi penerima. Ketika memasuki
menopause, dukungan emosional dapat dilihat dari : keluarga
mempunyai rasa empati terhadap hal yang dialami oleh wanita
menopuase, anggota keluarga memahami dan menerima kondisi
wanita menopause, keluarga memberikan perhatian dan kepedulian
kepada wanita menopause, keluarga menciptakan lingkungan
keluarga yang nyaman, tenang, harmonis dan saling pengertian.
b. Dukungan penghargaan yaitu ungkapan hormat atau penghargaan,
persetujuan akan gagasan dan perasaan individu penerima dukungan
dari luar. Dukungan penghargaan kepada wanita memasuki masa
menopause dapat dilihat dari : keluarga memberi penghormatan
sehingga wanita tersebut merasa dihargai, keluarga memberi
dorongan sehingga wanita tersebut bisa percaya diri.
c. Dukungan instrumental mencakup pemberian bantuan langsung
yang diberikan kepada wanita. Dukungan instrumental dapat dilihat
dari : keluarga memberikan bantuan tenaga (fisik) terhadap apa
yang dibutuhkan oleh wanita menopause. Bantuan tenaga (fisik)
yang diperlukan oleh wanita diberikan oleh keluarga. Keluarga
memberikan bantuan materi (uang atau barang) terhadap apa yang
dibutuhkan oleh wanita menjelang masa menopause.

4. Social ekonomi
Keadaan sosial ekonomi mempengaruhi faktor fisik, kesehatan,
dan pendidikan. Wanita yang berasal dari golongan ekonomi
rendah cenderung pasrah dan mampu beradaptasi dengan baik saat
mengalami menopause. Keadaan ekonomi yang baik
28

memungkinkan wanita lebih mudah mendapat sarana dan fasilitas


penunjang, seperti majalah, koran, buku kesehatan, dan lain
sebagainya untuk memperoleh informasi kesehatan dan
pengetahuan tentang menopause.
5. Budaya dan lingkungan
Budaya berpengaruh sangat besar terhadap cara wanita
menanggapi proses berhentinya haid. Wanita Indonesia yang
mayoritas adalah muslim, umumnya dapat menerima menopause
dengan baik. Masalah yang dihadapi oleh wanita premenopause
adalah dimana tanggapan masyarakat tentang menopause semakin
meningkat baik positif maupun negative.
6. Riwayat kesehatan
Kondisi kesehatan seseorang dapat mempengaruhi kondisi
psikologis, misalnya pada penderita penyakit kronis. Hal itu dapat
terjadi pada wanita menjelang menopause, karena di sana terjadi
masa peralihan atau perubahan fisik dan dapat mempengaruhi
tingkat kesiapan.
2.3.3 Kategori kesiapan
Kebanyakan wanita selama masa menopause akan mengalami
perubahan psikologis. Respon respon stres pada wanita menopause
begitu beragam dan terkadang bersifat kronis. Secara pisikologis
sumber-sumber stress wanita premenopause tidak bisa di ramalkan
begitu saja, namun yang bisa terlihat adalah siklus suasana hati,
misalnya reaksi marah atau sedih. Faktor faktor penyebab stres pada
wanita menopause yaitu keadaan emosi personalnya dan sikap orang
orang disekitarnya (Pieter .Z. Herri S.Psi dan Lubis .L. Namora,2011).
Kesiapan Perempuan menghadapi menopause digolongkan dalam
kesiapan siap dan tidak siap. Kesiapan ini meliputi kesiapan fisik,
kesiapan psikologis dan kesiapan spiritual, Desti N (2014;4(1):63–7).
1. Kesiapan Fisik
Kesiapan fisik meliputi gaya hidup, olahraga teratur, pola konsumsi
alcohol pola makan dan minum serta pekerjaan sehari-hari yang
29

dapat berdampak besar bagi kesehatan tubuh.


2. Kesiapan psikologi
Kesiapan psikologi ini meliputi keadaan yang membebani pikiran
yang pada akhirnya dapat berdampak pada kesehatan tubuh seperti
gelisah, kecemasan, dan ketakutan, dalam hal ini dapat dilakukan
upaya relaksasi, menjaga pola makan sehat dan dukungan keluarga
maupun orang terdekat.
3. Kesiapan Spiritual
Keadaan spiritual ini meliputi peningkatan ibadah sesuai
kepercayaaan, rutin mengikuti bimbingan agama, dan mengikuti
acara agama yang dapat meningkatkan kepercayaan diri yang
dilakukan untuk mempersiapkan diri.
Pengukuran kesiapan dapat dilihat dari sikap dan perilaku yang
dapat diungkapkan melalui pernyataan dan jawaban yang diberikan
ke responden. Menurut Azwar (2011), salah satu aspek yang sangat
penting guna memahami sikap dan perilaku manusia adalah masalah
pengungkapan dan pengukuran. Pernyataan sikap adalah rangkaian
kalimat yang mengatakan sesuatu mengenai objek sikap yang
hendak diungkap. Pernyataan sikap mungkin berisi atau mengatakan
hal-hal yang positif mengenai objek sikap, yaitu kalimat bersifat
mendukung atau memihak pada objek sikap. Pernyataan ini disebut
dengan pernyataan favorable. Sebaliknya pernyataan sikap mungkin
pula dapat berisi hal-hal negatif mengenai objek sikap yang bersifat
tidak mendukung maupun kontra terhadap objek sikap. Pernyataan
seperti ini disebut unfavorable.
Untuk hasil pengukuran skor dikoversikan dalam persentase maka
dapat dijabarkan untuk skor <50% hasil pengukuran negatif dan
apabila skor ≥50% maka hasil pengukuran positif (Sunaryo, 2013).

2.4 Kerangka Konseptual


Kerangka konsep penelitian ini memiliki tujuan untuk mendapatkan
gambaran bagaimana hubungan antara tingkat pengetahuan dengan kesiapan
30

wanita dalam menghadapi masa menopause baik kesiapan secara fisik atau
psikologis. Kesiapan merupakan kemampuan yang cukup baik secara fisik
dan psikolgis. Kesiapan fisik berarti keadaan siap siaga dan siap tenaga yang
cukup serta kesehatan yang baik meliputi konsumsi nutrisi yang tepat,yoga
atau olahraga, meditasi , menghentikan atau mengurangi kebiasaan merokok,
mengurangi minum kopi dan minum-minuman beralkohol, melakukan
kunjungan secara rutin di petugas kesehatan terdekat. Sementara kesiapan
psikologis berarti dengan memiliki minat dan motivasi dari diri sendiri yang
cukup untuk melakukan suatu kegiatan ini dapat di dukung dengan dukungan
informative , emosional, dukungan penghargaan dan dukungan instrumental.
Selanjutnya kesiapan spiritual, keadaan spiritual ini meliputi peningkatan
ibadah sesuai kepercayaaan rutin mengikuti bimbingan agama, dan
mengikuti acara agama yang dapat meningkatkan kepercayaan diri yang
dilakukan untuk mempersiapkan diri. Kesiapan seorang wanita secara fisik,
psikologis maupun spiritual dapat sangat membantu dalam menjalani masa
menopause dengan baik.
T
r
l3
2
.f
:1
d
K
s
o
m
u
h
e
tp
a
k
g
in 3. Pekerjaan
Wanita premenopause usia 40-49 tahun

Faktor yang mempengaruhi


1. Pendidikan
2. Media
masa/informasi

4. Sosial budaya dan


ekonomi
5. Lingkungan
6. Pengalaman
7. Riwayat kesehatan
8. Minat
9. Hubungan sosial

Keterangan

Pengaruh

Hubungan
:

Variabel yang diteliti =

Variabel yang tidak diteliti =


2.
3.
4.
5.
Pendidikan
31

Faktor yang mempengaruhi


1. Pengetahuan

Dukungan keluarga
Sosial ekonomi
Budaya dan
Lingkungan
6. Riwayat kesehatan

Gambar 2.1 Kerangka konsep hubungan tingkat pengetahuan wanita dengan kesia
pan masa menopause.
32

2.5 Hipotesis
Hipotesis dari peneliti dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara
pengetahuan tentang menopause dengan kesiapan menghadapi masa
menopause pada wanita premenopause di Desa Pikatan Wonodadi Blitar.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis penelitian


Jenis penelitian ini menggunakan metode analitik korelasi dengan
pendekatan crosssectional. Studi analitik korelasi adalah teknik yang
digunakan untuk menganalisis hubungan variabel independent dan dependent
(Lapau, 2013). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana
hubungan tingkat pengetahuan Wanita Premenopausedengan kesiapan
menghadapi masa menopause. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan
crossectional yaitu jenis penelitian yang menekankan pada waktu pengukuran
atau observasi data dalam satu kali pada satu waktu yang dilakukan pada
variable terikat dan variable bebas. Pendekatan ini digunakan untuk melihat
hubungan antara variable satu dengan variable lainnya (Sastroasmoro, Ismail,
2011).

3.2 Lokasi dan waktu penelitian


Penelitian ini akan dilaksanakan di Desa Pikatan Wonodadi Blitar.Waktu
penelitian dilaksanakan mulai 31 Januari 2022 – 19 Februari 2022.

3.3 Kerangka penelitian


Kerangka Penelitian adalah alur berpikir dengan menerapkan berbagai
model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan faktor yang
telah diidentifikasi sebagai masalah dalam topic penelitian dengan susunan
yang sistematis.

33
34

Populasi
Seluruh wanita premenopause usia 40-49 tahun di Desa
Pikatan Wonodadi Blitar
Purposive
sampling

Sampel
Sebagian wanita premenopause usia 40-49 tahun di Desa
Pikatan Wonodadi Blitar

Pengumpulan data

Variabel Independen Variabel Dependen


Tingkat pengetahuan wanita tentang Kesiapan menghadapi masa
menopause menopause
(kuesioner) (kuesioner)

Pengolahan Data
Editing,coding,scorring,tabulating,proccesing

Analisa data
Korelasi Spearaman Rank

Hasil penelitian dan pembahasan

Simpulan

Gambar 3.1 Kerangka penelitian hubungan tingkat pengetahuan wanita premenop


ause dengan kesiapan menghadapi masa menopause.
35

3.4 Sampling desain


3.4.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau
subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2016 : 135).
Populasi di dalam penelitian ini adalah wanita premenopause usia
40-49 tahun di Desa Pikatan Wonodadi Blitar dengan jumlah
populasi 131 orang.

3.4.2 Sampel
Menurut Sugiyono (2019:127) sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sehingga sampel
yang diambil harus dapat mewakili populasi pada penelitian. Teknik
sampling pada penelitian ini adalah menggunakan purposive samplin
g, yaitu pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan terte
ntu, Sugiyono (2016:85). Alasan peneliti menggunakan tehnik ini ka
rena pengambilan sampel dilakukan dengan cara memilih subjek ber
dasarkan kriteria spesifik yang ditetapkan berdasarkan batasan karak
teristik dan ciri-ciri yang terdapat dalam kriteria inklusi dan eksklusi.

3.4.3 Kriteria inklusi


Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari sua
tu populasi target yang terjangkau dan akan diteliti (Nursalam, 2017).
Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Wanita premenopause dengan usia 40-49 tahun yang tercatat se
bagai penduduk di Desa Pikatan Wonodadi Blitar.
2. Wanita premenopause usia 40-49 tahun yang sudah memasuki f
ase prmenopause dan ditandai dengan gejala menopause.
3. Wanita premenopause usia 40-49 tahun yang bersedia menjadi r
esponden dengan menandatangani inform consent.
36

3.4.4 Kriteria eksklusi


Kriteria eksklusi merupakan sebagian subjek yang memenuhi kriteri
a inklusi, harus dikeluarkan dari penelitian karena berbagai sebab ya
ng dapat mempengaruhi hasil penelitian.
Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Wanita premenopause yang mengalami gangguan pendengaran,
penglihatan, dan gangguan kejiwaan.
2. Wanita premenopause yang tidak bersedia menjadi responden.

3.4.5 Besar Sampel


Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut, Sugiyono (2019:127).
Besar sampel ditentukan dengan rumus :

jadi, besar sampel dari 131 populasi adalah 27,2 dibulatkan menjadi
27.

3.5 Variabel penelitian


Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai beda
terhadap sesuatu (benda, manusia, dan lain lain) (Soeparto, Putra dan
Haryanto, 2000 dalam Nursalam, 2013). Variabel dalam penelitian ini
mencakup dua variabel yaitu variabel dependen atau bebas dan variabel
independen atau terikat.

3.5.1 Variabel independent (X)


Variabel independen variabel yang mempengaruhi atau nilainya
menentukan variabel lain ( Nursalam, 2013 ). Variabel independen
dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan wanita premonpause
37

dalam menghadapi masa menopause.


3.5.2 Variabel dependen (Y)
Variabel dependen variabel yang dipengaruhi oleh nilainya di
tentukan oleh variabel lain ( Nursalam, 2013). Variabel dependen
dalam penelitian ini adalah kesiapan wanita premenopause dalam
menghadapi masa menopause

3.6 Definisi operasional


Menurut ( Sugiyono 2015 ) pengertian definisi operasional dalam variabel
penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari obyek atau kegiatan
yang mempunyai variasi tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
38

Tabel 3.1 Definisi operasional hubungan tingkat pengetahuan wanita premenopau


se dengan kesiapan menghadapi masa menopause di Desa Wonodadi Blitar.

Variabel Definisi Indikator Alat ukur Skala Skor dan


Operasional krieria

Tingkat Tingkat Tingkat pengetahuan: Kuesioner Ordinal Skor :


Pengetahua pengetahuan
1.knowledge Benar = 1
n wanita wanita dalam
premenopau mengembangka (Pengetahuan) Salah = 0

se tentang n penalaran 2.pemahaman Tingkat peng


menopause logika serta etahuan ditent
(comprehensif)
informasi yang ukan :
dimiliki oleh 3.penerapan
Baik : 76% -
wanita
(Application) 100%
premenopause
yang berguna Sedang : 56
untuk %-75%
menjawab
Kurang : <55
pertanyaan
% (budiman,2
tentang
013).
menopause.
Dengan meng
gunakan rum
us :

N=x100%

SP: skor perol


ehan

SM: skor mak


simal
39

Kesiapan Kesiapan Tingkat kesiapan : Kuesioner Ordinal Dengan


menghadapi menghadapi pernyataan
1. Kesiapan fisik
menopause menopause sejumlah k
yaitu mengkonsumsi
yaitu kesiapan (jumlah item
nutrisi yang tepat,
wanita pernyataan
melakukan yoga,
premenopause dalam
menghentikan
untuk kuesioner)
kabiasaan merokok,
mempersiapkan jika skor
minum kopi dan
diri baik secara individual ≥
minuman beralkohol,
fisik, k dapat
olahraga secara
psikologis dan diartikan
teratur serta
spiritual dalam favorable,
melakukan
menghadapi dikarenakan
kunjungan rutin ke
masa untuk
petugas kesehatan.
menopause. memperoleh
2. Kesiapan skor sebesar
psikologis yaitu itu seorang
dukungan responden
informative, harus
emosional, dan memberikan
penghargaan serta jawaban
dukungan favorable
instrumental dari pada setengah
keluarga maupun atau lebih
lingkungan. jumlah

3. Kesiapan spiritual pernyataan.

meliputi peningkatan Jika skornya

ibadah sesuai < k maka

kepercayaaan, rutin responden

mengikuti bimbingan tersebut

agama, dan diartikan


40

mengikuti acara tidak


agama yang dapat favorable.
meningkatkan Dengan
kepercayaan diri kategorikan
meliputi peningkatan sebagai
ibadah sesuai berikut
kepercayaaan, rutin
:
mengikuti bimbingan
agama, dan - Siap =

mengikuti acara jawaban

agama yang dapat benar

meningkatkan 50% -

kepercayaan diri 100% (


- Tidak siap
= jawaban
benar <
50% ( .

3.7 Teknik pengumpulan data


3.7.1 Instrumen/alat ukur
Instrumen penelitian adalah alat alat yang digunakan untuk
pengumpulan data (Notoatmodjo,2014). Dalam penelitian ini alat ukur
yang digunakan adalah jenis data primer yang diperoleh dari angket
atau kuesioner. Angket atau kuesioner adalah instrument berupa daftar
pertanyaan atau pernyataan tertulis yang harus dijawab atau diisi
(dipilih) oleh responden sesuai dengan petunjuk pengisiannya
(Sanjaya,2015:255). Kuisioner yang dibagikan meliputi :
1. Kuesioner yang berisi daftar pertanyaan tentang variabel
pengetahuan tentang menopause yang terdiri dari 20 item.
Kuisioner pengetahuan tentang menopause untuk pernyataan
41

positif, jika jawaban benar diberi skor 1 dan untuk jawaban salah
diberi skor 0. Sedangkan untuk pernyataan negatif, jika jawaban
benar diberi skor 0 dan untuk jawaban salah diberi skor 1.
Jawaban dikategorikan menjadi tiga bagian yaitu baik, cukup, dan
kurang. Interpretasi hasil kuisioner, yaitu kurang, jika total
jawaban benar < 56%, cukup jika total jawaban benar 56% - 75%,
dan baik, jika total jawaban benar 76%-100%.
2. Kuesioner kesiapan menghadapi menopause, untuk pernyataan
positif, jika jawaban “ya” diberi skor 1 dan untuk jawaban “tidak”
diberi skor 0. Sedangkan untuk pernyataan negatif, jika jawaban
“ya” diberi skor 0 dan untuk jawaban “tidak” diberi skor 1.
Dengan kategori : siap jawaban benar 50%-100% ( k) tidak siap
dengan jawaban benar ,50% (< k).

Tabel 3.2 kisi-kisi pertanyan kuesioner hubungan tingkat pengetahuan wanita pre
menopause dengan kesiapan masa menopause di Desa Wonodadi Blitar.

No Variabel Indikator Butir pertanyan Jumlah

1 Tingkat 1. Pengertian 1,2 2


pengetahuan 2. Perubahan
3,4,5,6,7,8 6
tentang fisik dan
menopause psikologis 9,10,11,12,13 5

3. Tanda dan
gejala
menopause
4. Faktor yang 14,15,16,17 4
mempengar
uhi
18,19,20 3
menopause
5. Upaya
untuk
mngatasi
42

menopause

2 Kesiapan 1. Kesiapan fisik 1,2,3,4,5,6,7,8 8


menghadapi 2. Kesiapan
9,10,11,12,13,14, 9
menopause psikologis
15,16,17
3. Kesiapan
spiritual 18,19,20
3

3.7.2 Pengumpulan data


Menurut Sugiyono (2016 :308) Teknik pengumpulan data
merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena
tujuan penelitian adalah mengumpulkan data. Tanpa teknik
pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang
memenuhi standar data yang ditetapkan. Selanjutnya diperkuat oleh
Arikunto (2016 : 100) bahwa “pengumpulan data adalah cara-cara
yang dapat digunakan oleh penelitian untuk mengumpulkan data”.
Langkah-langkah yang dilakukan penelitian dalam mengumpulkan
data :
1. Meminta surat izin ke ketua program studi untuk merekomendasikan izin
pengambilan data.
2. Setelah mendapatkan izin dari tempat penelitian, peneliti menerima data
wanita premenopause dari tempat penelitian.
3. Melakukan pendataan wanita premenopause di tempat penelitian.
4. Menjelaskan metode penelitian yang digunakan. Metode yang digunakan
dalam pengumpulan data adalah dengan membagikan kuesioner kepada
responden yang telah dijelaskan cara pengisiannya untuk mengetahui
tingkat pengetahuan tentang menopause dan kesiapan menghadapi
menopause. Setelah diisi oleh responden dikembalikan kepada peneliti
untuk dilakukan pengolahan data.
5. Setelah pengumpulan data selesai dilanjutkan dengan pengujian analisis
data.
43

3.7.3 Pengolahan data


Metode pengolahan data dilakukan dengan bantuan program komputer
SPSS. Data disusun terlebih dahulu supaya dihasilkan data yang muda
h diolah dengan langkah-langkah penyusunan data dan mengklasifikas
ikan data.
Tahap dalam pengolahan data menurut (Notoatmodjo, 2018) adalah se
bagai beriktut :
1. Penyunting (Editing)
Editing adalah tahap di mana peneliti memeriksa kembali daftar pe
rnyataan yang telah diserahkan kembali oleh responden dan meme
riksa kelengkapan jawaban satu persatu apakah kuesioner sudah di
isi sesuai petunjuk yang telah ditentukan.
2. Pengkodian (Coding)
Coding merupakan suatu langkah data dari yang berbentuk kalian
(Individu) menjadi data angka serta pemberian kode dalam bentuk
angka ke setiap variabel sehingga mempermudah dalam menganali
sis data. Penilaian tingkat pengetahuan dan tingkat kesiapan jika b
enar diberi skor satu dan jika salah skornya nol.
3. Scoring
Scoring adalah kegiatan menjumlahkan nilai yang diperoleh dari r
esponden dari lembar pengumpulan data (Nursalam, 2017). Untuk
menghitung skor kategori pengetahuan, setiap jawaban yang benar
diberi nilai 1 dan jawaban yang salah diberi nilai 0.
4. Tabulating
Tabulating (pentabulasian) merupakan tahap keempat yang dilaku
kan setelah proses editing dan scoring. Kegiatan tabulating dalam
penelitian meliputi pengelompokkan data sesuai dengan tujuan pe
nelitian kemudian dimasukkan ke dalam tabel-tabel yang telah dite
ntukan berdasarkan kuesioner yang telah ditentukan skornya.
5. Processing
Processing adalah pemprosesan data yang sudah di-coding dengan
cara entry data dari kuesioner ke dalam program komputer untuk k
44

emudian diolah dan dianalisis. Dalam penelitian ini processing dil


akukan menggunakan program SPSS pada computer.

3.7.4 Analisis data


Analisis data menurut Sugiyono (2018:482) adalah proses mencari
dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil
wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi, dengan cara
mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam
unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana
yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan
sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
1. Analisis univariat
Analisis ini digunakan untuk mendeskripsikan atau menggambarka
n data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud
membuat kesimpulan secara umum (Sugiyono, 2017).
2. Analisis bivariate
Analisa data yang digunakan yaitu analisis bivariat. Analisa Bivari
at adalah analisa yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga
berhubungan atau berkolerasi atau sebuah metode yang digunakan
untuk melihat dua variable yaitu bebas (independent) dan variable t
erikat (dependent). Penelitian ini berfungsi untuk mengetahui
hubungan antara pengetahuan tentang menopause dengan tingkat
kesiapan Wanita Premenopauseyang dilakukan dengan uji korelasi
Spearman Rank dan rumus sebagai berikut :

Keterangan :
P= koefisien korelasi Spearman Rank
di= beda antara jenjang setiap subjek
n= jumlah anggota sampel

Ada tidaknya hubungan yang signifikan antara variabel bebas dan


45

variabel terikat dilihat dengan membandingkan p value dengan tingkat


kesalahan alpha sebesar 0,05. Apabila p value < 0.05 maka hipotesis
alam penelitian ini diterima, yang berarti adanya hubungan antara
variabel bebas dan variabel terikat. Apabila p value > 0,05, maka
hipotesa dalam penelitian ini ditolak, yang berarti tidak ada hubungan
yang signifikan antara variabel bebas dan variabel terikat.

3.8 Keterbatasan
Penelitian ini mempunyai keterbatasan-keterbatasan yang dapat dijadikan
bahan pertimbangan untuk peneliti berikutnya agar mendapatkan hasil
penelitian yang lebih baik lagi. Keterbatasan tersebut antara lain :
1. Ruang lingkup yang digunakan dalam penelitian hanya mencangkup pada
wilayah tertentu yang ruang lingkupnya tidak terlalu besar dan luas,
sehingga hasil peelitian tidak dapat digeneralisasikan kepada populasi
yang lebih luas.
2. Penelitian ini hanya menggunakan variable independen ( bebas ) yaitu
tingkat pengetahuan ibu dalam menghadapi menopause dan variable
dependen ( terikat ) kesiapan ibu dalam menghadapi menopause.

3.9 Etik penelitian


Menurut Hidayat (2014), etika penelitian diperlukan untuk menghindari
terjadinya tindakan yang tidak etis dalam melakukan penelitian, maka
dilakukan prinsip-prinsip sebagai berikut (Hidayat, 2014) :

1. Lembar Persetujuan (Informed consent)


Lembar persetujuan berisi penjelasan mengenai penelitian yang
dilakukan, tujuan penelitian, tata cara penelitian, manfaat yang diperoleh
responden, dan resiko yang mungkin terjadi. Pernyataan dalam lembar
persetujuan jelas dan mudah dipahami sehingga responden tahu
bagaimana penelitian ini dijalankan. Untuk responden yang bersedia maka
46

mengisi dan menandatangani lembar persetujuan secara sukarela.


2. Anonimitas / tanpa nama
Untuk menjaga kerahasiaan peneliti tidak mencantumkan nama
responden, tetapi lembar tersebut hanya diberi kode.
3. Confidentiality ( Kerahasiaan )
Confidentiality yaitu tidak akan menginformasikan data dan hasil
penelitian berdasarkan data individual, namun data dilaporkan
berdasarkan kelompok.
4. Sukarela
Penelitian bersifat sukarela dan tidak ada unsur paksaan atau tekanan
secara langsung maupun tidak langsung dari peneliti kepada calon
responden atau sampel yang akan diteliti.
DAFTAR PUSTAKA

Lannywaty, Seluk beluk menopause. 2013;10(C):1-10

Ali Baziad. (2015) Menopause dan andromenopause. Jakarta: Yayasan


Bina Pustaka.

Kumalasari 2012 : Kumalasari S dan Andhyantoro I. 2012. Kesehatan


Reproduksi untuk Mahasiswa Kebidanan dan Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika.

Nurpatminingsih, S. (2016 Hubungan Antara Kesiapan Menopause


Dengan Kecemasan Menghadapi Menopause Pada Ibu PKK Di Desa Gentan
Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo).. Karya Tulis Ilmiah. Fakultas Ilmu
Kesehatan. Universitas Universitas Muhamadiyah Surakarta

Bps 2021 :
https://blitarkab.bps.go.id/publication/2021/12/10/edcd58f5ccf03070417274bb/
indikator-kesejahteraan-rakyat-kabupaten-blitar-2020.html

Estianti 2015 : Estiani. Hubungan pendidikan dan pengetahuan wanita


premenopause terhadap sikap menghadapi menopause di desa sekar jaya
kabuapten ogan komering ulu. Jurnal Keperawatan Sriwijaya. 2015; 2 (2):101–7.

Donsu 2017 : Donsu, Jenita DT. (2017). Psikologi


Keperawatan.Yogyakarta : Pustaka Baru Press

Notoatmodjo 2014 : Notoatmodjo. 2014. Metodologi Penelitian


Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

. Daryanto dalam yuliana 2017 :

Sulaiman 2015 : Saat Sulaiman. 2015. Faktor-Faktor Determinan dalam


Pendidikan. Jurnal Al-Ta’dib Vol. 8 No. 2.

Arikunto 2013 : Arikunto, S. 2013.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan


Praktik. Edisi Revisi. Jakarta: PT. Rineka Cipta

47
48

Nurhasim 2013 : Nurhasim. 2013. Tingkat Pengetahuan Tentang


Perawatan Gigi Siswa Kelas IV dan V SD Negeri Blengorwetan Kecamatan
Ambal Kabupaten Kebumen Tahun Pelajaran 2012/2013. Skripsi. Universitas
Negeri Yogyakarta

Kristiantiningtyas 2013 : Kristianingtyas. Hubungan tingkat pengetahuan


menopause dengan perilaku ibu dalam menghadapi masa menopause didesa
randusari kecamatan rowosari kabupaten kendal. 2013.

Mulyani 2013 : Mulyani S. 2013. Menopause Akhir Siklus Menstruasi


Pada Wanita di Usia Pertengahan. Yogyakarta : Nuha Medika.

Who : World Health Organization [Internet]. Bulettin of the world health


otganization. 2016. Tersedia pada: http://www.who.int/publications/

Khofidhoh dkk 2017 : Khofidhoh, A. T., & Ridwan, A. (2017). Gambaran


Pengetahuan Ibu Tentang Tanda Dan Gejala Menopause Di Pkk Dusun Jambu
Keamatan Keyen Kidul. Jurnal AKP, 8, 1-5

Silalahi 2016 : Silalahi, U. A. (2016). Hubungan Dukungan Sosial Suami


Dengan Tingkat Kecemasan Wanita Menopause Kota Tasikmalaya Tahun 2015.
Jurnal Bidan "Midwife Journal", 2, 18-21

Barziad dalam Marmi dan margiati 2013 : Marmi & Margiyati.(2013).


Pengantar Psikologi kebidanan.Yogyakarta : Pustaka Pelajar ( anggota IKAPI)

Sadli (1987 dalam marmi & margiati 2013 ) : Pengantar Psikologi


kebidanan.Yogyakarta : Pustaka Pelajar ( anggota IKAPI)

Elmanan 2013 : El Manan. (2013) Kamus cerdik kesehatan wanita,


Yogyakarta: Flash Books

Mulyani 2013 faktor menopuse, perubahan , penyakit,

Smart 2011 :

Wahyuni 2018 : Wahyuni, B. S., & Ruswanti. (2018). Pengetahuan


tentang Menopause dengan Tingkat Kecemasan pada Wanita Premenopause di
Rumah Sakit. Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan Indonesia,8,473-477
49

Alfian 2014 : Alfian, R. I. (2014). Kesiapan Ibu Menghadapi Menopause.


Studi Kasus Keperawatan.

Drever salam slameto 2015 : Slameto. (2015). Belajar dan Faktor-faktor


yang Memengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta

Nataria dan maria 2013

Ismiyati 2011 : Ismiyati.Atik Hubungan tingkat pengetahuan tentang


menopause dengan kesiapan menghadapai menopause pada ibu premenopause di
perumahan sewon asri yogyakarta. 2011

Harmoko 2011 : Harmoko (2011) Asuhan Keperawatan Keluarga. 1st edn.


Edited by Sujono Riyadi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Dewi dalam sri lestari 2015

Pieter, H. Z., dan Namora L. L. (2010). Pengantar Psikologi untuk


Kebidanan. Jakarta : Kencana Prenada Media Group

Desti n 2013(1)63-7 : Desti N. Hubungan pengetahuan ibu premenopause


dengan kesiapan psikologis ibu menghadapi datangnya menopause di nagari
sungai beringin wilayah kerja puskesmas koto baru simalanggang kabupaten lima
puluh kota. Jurnal Stikes Prima Nusantara Bukittinggi. 2014;4(1):63–7

Sastroaamoro ismail 2011 : Sastroasmoro, S dan Ismael, S. 2011. Dasar-


dasar Metodologi Penelitian Klinis. Binarupa Aksara : Jakarta.

Sugiyono 2016:135 2016:308. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif,


R&D. Bandung : IKAPI

Arikunto 2013:62 Arikunto, S. 2013 : 62 .Prosedur Penelitian Suatu


Pendekatan Praktik. Edisi Revisi. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Sanjaya 2015:255 :

Notoatmodjo 2014 : Notoatmodjo S. 2014. Metodologi Penelitian


Kesehatan.Jakarta:Rineke Cipta---------------. 2014. Ilmu Perilaku
Kesehatan.Jakarta.Rineke Cipta
50

Notoatmodjo 2018 : Notoatmodjo, S. 2018. Metodologi Penelitian


Kesehatan. Cetakan Ketiga. Jakarta: PT Rineka Cipta

Sugiyono 2018:482 Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R&D.


Bandung : IKAPI

Sugiyono 2017 Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R&D. Bandung :


IKAPI

Hidayat 2014 : Hidayat, A.A.. (2014). Metode penelitian


keperawatan dan teknis analisis data. Jakarta : Salemba Medika.

Soeparto dkk dalam Nursalam. 2013. Metodologi Penelitian Ilmu


Keperawatan: Pendekatan Praktis : Jakarta : SalembaMedika.

Lapau. 2013. Metodologi Penelitian: Yayasan Pustaka Obot Indonesia.


Jakarta.
Lampiran 1

SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth,

Calon responden penelitian

Di tempat

Dengan hormat,

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Adelia nur khofifah

NIM : 19.11.2.001.1

Prodi : DIII Kebidanan

Mahasiswi dari STIKes Ganesha Husada Kediri, akan melakukan peneilitian

dengan judul “Hubungan Tingkat Pengetahuan Wanita Premenopause dengan

Kesiapan Menghadapi Masa Menopause”

Untuk ini saya mohon ketersediaan Ibu/Saudari untuk bersedia menjadi

responden dalam penelitian ini. Data yang diperoleh hanya untuk kepentingan

penelitian ini. Apabila Ibu/Saudari bersedia menjadi responden, maka saya mohon

untuk menandatangani lembar persetujuan yang telah disediakan,

Atas bantuan dan kerjasamanya saya ucapkan terima kasih.

Peneliti

Adelia nur khofifah


NIM: 19.11.2.001.1
Lampiran 2

SURAT PERNYATAAN KESEDIAN MENJADI RESPONDEN

Yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama :
Umur : tahun
Alamat :

Dengan ini menyatakan bahwa setelah kami memperhatikan permohonan menjadi


responden untuk penelitian saudari : Adelia nur khofifah, dengan judul :

“Hubungan Tingkat Pengetahuan Wanita Premenopause dengan Kesiapan

Menghadapi Masa Menopause”

Maka kami menyatakan bahwa kami bersedia menjadi responden penelitian


tersebut secara sukarela (tanpa paksaan)

Demikian pernyataan ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Responden

( )
Lampiran 3

Lembar Kuesioner

Nama : (inisial)

Umur : tahun

Alamat :

Apakah anda masih mengalami menstruasi ? Kapan yang


lalu.

Berilah tanda checklist () pada kolom yang tersedia dan jawaban yang menurut
anda paling benar.

B = Benar

S = Salah

1. PENGETAHUAN TENTANG MENOPAUSE

NO PERNYATAAN B S

1. Menopause adalah masa dimana menstruasi


masih ada.

2. Bagi seorang wanita, dengan berhentinya


menstruasi berarti tidak dapat hamil dan
mempunyai anak

3. Salah satu tanda menopause adalah


berhentinya menstruasi

4. Banyaknya jumlah anak akan


mempengaruhi cepat atau lambatnya masa
menopause

5. Sering terjadi keputihan dan kadang vagina


terasa gatal merupakan salah satu gejala
menopause
6. Wanita yang akan menjelang menopause
biasanya akan cepat lelah

7. Wanita yang mau menjelang menopause


biasanya akan mengalami rapuh tulang

8. Wanita yang mengalami gejala menopause


biasanya akan susah tidur di malam hari

9. Perasaan cemas merupakan tanda-tanda dari


menopause

10. Hilangnya hasrat seksual juga merupakan


salah satu perubahan fisik pada masa
menjelang menopause

11. Berkringat malam hari merupakan salah satu


perubahan pada masa menopause

12. Menjelang menopause wanita akan


mengalami berhentinya mentruasi

13. Wanita menopause sering mengalami


kekakuan pada otot dan nyeri pinggang

14. Wanita dapat mengalami panas pada tubuh


selama periode waktu yang singkat hingga
bertahun-tahun

15. Wanita dapat mengalami penurunan ingatan


saat menopause

16. Mudah tersinggung akan berpengaruh untuk


mempercepat menopause

17. Mudah stress adalah salah satu perubahan


yang akan dialami saat mengalami masa
menopause
18. Menjaga berat badan agar tetap ideal
termasuk upaya untuk menghadapi
menopause

19. Dengan makan makanan yang disukai,


wanita dapat menghadapi menopause
dengan sehat

20. Olahraga ringan setiap hari dapat


meringankan gejala menopause

2. KESIAPAN MENGHADAPI MENOPAUSE.

Berilah tanda checklist () pada kolom yang tersedia dan jawaban yang menurut
anda paling benar.

Y = Ya

T = Tidak

NO PERNYATAAN Ya Tidak

1. Sebelum memasuki usia 40 tahun sampai


saat ini saya menyempatkan diri untuk
berjemur di bawah matahari setiap pagi
07.00 untuk memenuhi vitamin D yang
berguna bagi kesehatan.

2. Meskipun akhir akhir ini saya banyak


berkeringat saya tidak minum lebih dari
delapan gelas air sehari

3. Setiap hari saya mengkonsumsi


sayuranUntuk mengurangi keluhan
menopause

4. Saya sering berolahraga untuk mengurangi


rasa panas pada tubuh bagian atas

5. Untuk menjaga kebugaran saya berolahraga


paling tidak tiga kali seminggu

6. Meskipun buah buahan dapat mengurangi


gejala fisik sebelum menopause, saya jarang
mengkonsumsinya

7. Walaupun susu banyak manfaatnya tetapi


saya tetap tidak suka minum susu

8. Di umur yang lebih dari 40 tahun saya rasa


alcohol tidak lagi layak untuk dikonsumsi

9. Saya selalu percaya diri walaupun gairah


seksual saya berkurang

10. Biasanya saya tidur larut malam yaitu di atas


jam 10

11. Saya menganggap menopause adalah hal


yang menakutkan

12. Saya merasa cemas menghadapi masa


menopause

13. Di umur saya yang lebih dari 40 tahun saya


merasa mudah marah

14. Setiap wanita akan mengalami masa


menopause sehingga saya tidak khawatir
jika terjadi menopause

15. Saya suka berbagi pertanyaan tentang


menopause untuk meningkatkan
pengetahuan saya

16. Menurut saya berfikir positif dapat


mencegah keluhan keluhan sebelum
menopause yang bersifat psikologis

17. Akhir akhir ini perasaan saya lebih sensitif


atau mudah tersinggung

18. Di usia saya yang sekarang saya lebih sering


mengunjungi tempat peribadahan agama
yang saya anut

19. Saya ingin meningkatkan aktivitas ibadah


atau Religius pada diri dan keluarga

20. Menurut saya menopause merupakan hal


yang alami sehingga kita harus mensyukuri
nya

Anda mungkin juga menyukai