Anda di halaman 1dari 15

KODE ETIK APOTEKER

KODE ETIK APOTEKER KODE ETIK APOTEKER MALAYSIA


IMPLEMENTASI-JABARAN KODE ETIK
INDONESIA
BAGIAN 1
PENDAHULUAN
Mukadimah Mukadimah
Dalam profesi farmasi, kesehatan dan kesejahteraan
Bahwasanya seorang Apoteker di masyarakat selalu dan akan terus berlanjut
dalam menjalankan tugas Perhatian utama di kalangan apoteker. Untuk ini
kewajibannya serta dalam 1. Setiap Apoteker dalam melakukan pengabdian dan prinsip untuk ditempatkan secara konsisten di atas
mengamalkan keahliannya harus pengamalan ilmunya harus didasari oleh sebuah segalanya pertimbangan dalam praktik apotek, Kode
senantiasa mengharapkan bimbingan niat luhur untuk kepentingan makhluk lain sesuai Etik ini Perilaku untuk Apoteker dan Badan Korporat
dan keridhaan Tuhan Yang Maha Esa. dengan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa. telah mewujudkan standar minimum yang tepat
2. Sumpah/janji Apoteker adalah komitmen seorang perilaku dan profesionalisme untuk bimbingan
Apoteker di dalam pengabdiannya Apoteker yang harus dijadikan landasan moral apoteker Standar ini jugaberfungsi sebagai referensi
serta dalam mengamalkan dalam pengabdian profesinya. saat Dewan mempertimbangkan kasus Kesalahan
keahliannya selalu berpegang teguh 3. Kode etik sebagai kumpulan nilai-nilai atau prinsip dalam arti profesional.
kepada sumpah/janji Apoteker. harus diikuti oleh Apoteker sebagai pedoman dan
petunjuk serta standar perilaku dalam bertindak
Menyadari akan hal tersebut Apoteker dan mengambil keputusan.
di dalam pengabdian profesinya
berpedoman pada satu ikatan moral
yaitu: Kode Etik Apoteker
Indonesia.
2. PENGGUNAAN PERSYARATAN
Untuk tujuan Kode Etik ini-
"Bertindak" berarti Pendaftaran Akta Apoteker 1951;
"profesi sekutu" berarti profesi apapun yang terlibat
penyediaan perawatan kesehatan, atau perawatan
penyakit atau kondisi, manusia atau hewan; 2
"sertifikat tahunan" berarti sertifikat tahunan
diterbitkan berdasarkan pasal 16 UU; "Dewan" berarti
Dewan Apotek didirikan berdasarkan pasal 3 UU;
"badan perusahaan" berarti badan perusahaan yang
nama muncul untuk sementara waktu di register
disimpan di bawah pasal 13 UU; "Kode Etik" berarti
Kode Etik untuk apoteker dan badan perusahaan;
"obat berbahaya" memiliki arti yang diberikan
padanya Undang-Undang Narkoba Berbahaya 1952;
"obat" memiliki arti yang ditugaskan untuk itu dalam
Penjualan Undang-Undang Narkoba, 1952;
"apoteker" berarti apoteker terdaftar di Bertindak;
"racun" memiliki arti yang ditugaskan padanya di
Aksi Racun 1952;
"mendaftar" digunakan dengan mengacu pada
apoteker atau badan perusahaan berarti daftar di
bawah ketentuan Undang-undang yang berlaku untuk
pendaftaran
apoteker atau badan perusahaan; "Peraturan" berarti
Pendaftaran Peraturan Apoteker 2004; "inspektur"
berarti pengawas tubuh perusahaan yang diuraikan
dalam bagian 13 dari Undang-undang tersebut.

3. PERNYATAAN TERMASUK ATAU TIDAK


BERTANGGUNG JAWABPERILAKU DALAM
SENSE PROFESIONAL DANMISCONDUCT
Untuk tujuan Pasal 17 (1) (c) UU, ada apoteker
dinyatakan bersalah atas pelanggaran Kode Etik oleh
Dewan setelah penyelidikan di bawah Peraturan,
dianggap sebagai pendapat Dewan, bersalah
melakukan perbuatan tercela atau tercela di
pengertian profesional, dan bertanggung jawab atas
hal tersebut tindakan disipliner oleh Dewan sebagai
Dewan dianggap sesuai dengan ketentuan Undang
Undang. Demikian pula untuk tujuan Pasal 13 (7)
(b) (iii) dari Undang - undang, direktur, atau pejabat
atau orang lain di Indonesia pekerjaan dari
perusahaan tubuh manapun terbukti bersalah oleh
Dewan Pelanggar Kode Etik ini dianggap menurut
pendapat Dewan, bersalah atas kesalahan dan badan
hukum perusahaan tersebut harus bertanggung jawab
untuk tindakan disipliner oleh Dewan sebagai Dewan
dianggap sesuai dengan ketentuan UU.
BAB I
KEWAJIBAN UMUM
BAGIAN DUA:
KODE PERILAKU
Pasti sudah bisa dipahami secara khusus yang
diberikan di bawah ini bukan merupakan, dan tidak
1. Sumpah Apoteker yang diucapkan Apoteker untuk dimaksudkan untuk merupakan penghitungan lengkap
bisa diamalkan pengabdiannya, harus dihayati masalah profesional, pelanggaran yang mungkin
dengan baik dan dijadikan landasan moral dalam terjadi proses disipliner oleh Dewan. Itu tidak masuk
Pasal 1 setiap tindakan dan perilakunya). Dengan cara apapun menghalangi Dewan untuk
2. Dalam sumpah Apoteker ada beberapa poin yang mempertimbangkan dan berurusan dengan segala
Seorang Apoteker harus menjunjung harus diperhatikan, yaitu : bentuk yang terkenal dan tercela melakukan dalam
tinggi, menghayati dan mengamalkan  Melaksanakan asuhan kefarmasian. arti profesional dan kesalahan, meskipun materi
Sumpah / Janji Apoteker.  Merahasiakan kondisi pasien, resep, dan pelajaran mungkin tidak akan muncul dalam lingkup
patientmedication record (PMR). atau katakata yang tepat dari salah satu dari kategori
 Melaksanakan praktik profesi sesuai landasan yang tercantum dalam Kode Etik ini. Keadaan
praktik profesi yaitu ilmu hukum dan etik. mungkin dan memang timbul dari waktu ke waktu
dalam kaitannya dengannya Mungkin ada pertanyaan
tentang perilaku yang tidak datang dalam kategori ini.
Dalam kasus seperti di Yang lainnya, Dewan
dianggap hakim atas fakta yang dibawa sebelumnya.
Pasal 2 1. Kesungguhan dalam menghayati dan mengamalkan
Kode Etik Apoteker Indonesia dinilai dari:
Seorang Apoteker harus berusaha  Ada tidaknya laporan masyarakat.
dengan sungguh-sungguh menghayati  Ada tidaknya laporan dari sejawat Apoteker atau
dan mengamalkan Kode Etik sejawat tenaga kesehatan lain.
Apoteker Indonesia.  Tidak ada laporan dari Dinas Kesehatan.
2. Pengaturan pemberian sanksi ditetapkan dalam PO
(Peraturan Organisasi).

1. Setiap Apoteker Indonesia harus mengerti,


menghayati dan mengamalkan kompetensi sesuai
dengan Standar Kompetensi Apoteker Indonesia.
Kompetensi yang dimaksud adalah ketrampilan
Pasal 3 dan attitude yang berdasarkan pada ilmu, Hukum
dan Etik.
Seorang Apoteker harus senantiasa 2. Ukuran kompetensi seorang Apoteker dinilai lewat
menjalankan profesinya sesuai uji kompetensi.
kompetensi Apoteker Indonesia serta 3. Kepentingan kemanusiaan harus menjadi
selalu mengutamakan dan berpegang pertimbangan utama dalam setiap tindakan dan
teguh pada prinsip kemanusiaan keputusan seorang Apoteker Indonesia.
dalam melaksanakan kewajibannya. 4. Bilamana suatu saat seorang Apoteker dihadapkan
kepada konflik tanggung jawab profesional, maka
dari berbagai opsi yang ada, seorang Apoteker
harus memilih resiko yang paling kecil dan paling
tepat untuk kepentingan pasien serta masyarakat.
Pasal 4 1. Seorang Apoteker harus mengembangkan
pengetahuan dan ketrampilan profesionalnya
Seorang Apoteker harus selalu aktif secara terus menerus.
mengikuti perkembangan di bidang 2. Aktivitas seorang Apoteker dalam mengikuti
kesehatan pada umumnya dan di perkembangan di bidang kesehatan, diukur dari
bidang farmasi pada khususnya. nilai SKP yang diperoleh dan Hasil Uji
Kompetensi.
3. Jumlah SKP minimal yang harus diperoleh
Apoteker ditetapkan dalam PO (Peraturan
Organisasi).
1. Seorang Apoteker dalam tindakan profesionalnya
Pasal 5
harus menghindari diri dari perbuatan yang akan
merusak seseorang ataupun merugikan orang lain.
Di dalam menjalankan tugasnya
2. Seorang Apoteker dalam menjalankan tugasnya
seorang Apoteker harus menjauhkan
dapat memperoleh imbalan dari pasien atas jasa
diri dari usaha mencari keuntungan
yang diberikannya dengan tetap memegang teguh
diri semata yang bertentangan dengan
kepada prinsip mendahulukan kepentingan pasien.
martabat dan tradisi luhur jabatan
3. Besarnya jasa pelayanan ditetapkan dalam PO
kefarmasian.
(Peraturan Organisasi).
1. Seorang Apoteker harus menjaga kepercayaan
Pasal 6 masyarakat atas profesi yang disandangnya dengan
jujur dan penuh integritas.
Seorang Apoteker harus berbudi luhur 2. Seorang Apoteker tidak akan menyalahgunakan
dan menjadi contoh yang baik bagi kemampuan profesionalnya kepada orang lain.
orang lain. 3. Seorang Apoteker harus menjaga perilakunya di
hadapan publik.

1. Seorang Apoteker dalam memberikan informasi


kepada pasien / masyarakat harus dengan cara yang
mudah dimengerti dan yakin bahwa informasi
Pasal 7
tersebut sesuai, relevan dan “up to date”.
2. Sebelum memberikan informasi, Apoteker harus
Seorang Apoteker harus menjadi
menggali informasi yang dibutuhkan dari pasien
sumber informasi sesuai dengan
ataupun orang yang datang menemui Apoteker
profesinya.
mengenai pasien serta penyakitnya.
3. Seorang Apoteker harus mampu berbagi informasi
mengenai pelayanan kepada pasien dengan tenaga
profesi kesehatan yang terlibat.
4. Seorang Apoteker harus senantiasa meningkatkan
pemahaman masyarakat terhadap obat, dalam
bentuk penyuluhan, memberikan informasi secara
jelas, melakukan monitoring penggunaan obat, dan
sebagainya.
5. Kegiatan penyuluhan ini mendapat nilai SKP dari
IAI.
1. Tidak ada alasan bagi Apoteker untuk tidak tahu
Pasal 8 perundang-undangan atau peraturan yang terkait
dengan kefarmasian. Untuk itu setiap Apoteker
Seorang Apoteker harus aktif harus selalu aktif mengikuti perkembangan
mengikuti perkembangan peraturan peraturan, sehingga setiap Apoteker dapat
perundang-undangan di bidang menjalankan profesinya dengan tetap berada dalam
kesehatan pada umumnya dan di koridor UU atau peraturan.
bidang farmasi pada khususnya. 2. Apoteker harus membuat protap sebagai pedoman
kerja bagi seluruh personil di apotek, sesuai dengan
kewenangan atas dasar peraturan perundangan
yang ada.
BAB II
APOTEKER MALAYSIA DAN PASIEN
KEWAJIBAN APOTEKER INA TERHADAP PASIEN
1. Kepedulian kepada pasien adalah merupakan hal PASAL 1:
yang paling utama dari seorang Apoteker. TANGGUNG JAWAB PROFESIONAL
Pasal 9
2. Setiap tindakan dan keputusan profesional dari Tanggung jawabuntukStandardariPraktek
Apoteker harus berpihak kepada kepentingan Profesional.
Seorang Apoteker dalam melakukan
pasien dan masyarakat. 1.1.1 Seorang apoteker saat memberikan apapun
praktik kefarmasian harus
3. Seorang Apoteker harus mampu mendorong pasien Pelayanan profesional atau intervensi harus dilakukan
mengutamakan kepentingan
untuk ikut dalam keputusan pengobatan mereka. dasar informasi yang akurat dan terkini untuk yang
masyarakat, menghormati hak azasi
4. Seorang Apoteker harus mengambil langkah- mereka memenuhi syarat di bidang kompetensi
pasien dan melindungi makhluk hidup
langkah untuk menjaga kesehatan pasien, mereka dan dalam lingkup praktik mereka. Apoteker
insani.
khususnya anak-anak serta orang yang dalam harus mempertahankan standar profesional tertinggi
kondisi lemah. di Indonesia
5. Seorang Apoteker harus yakin bahwa obat yang pelepasan layanan profesionalnya untuknya pasien
diserahkan pasien adalah obat yang terjamin atau klien.
kualitas, kuantitas dan efikasinya, serta cara pakai (a) Kesehatan dan Keselamatan Pasien atau Klien
obat yang tepat. (i) Apoteker harus memiliki spesialisasi pengetahuan
6. Seorang Apoteker harus menjaga kerahasian data- tentang obat-obatan, kesehatan terkait produk, obat
data pasien (resep dan PMR dengan baik). dan terapi gratis dan diharapkan untuk menggunakan
7. Seorang Apoteker harus menghormati keputusan pengetahuan ini untuk keuntungan mereka pasien atau
profesi yang telah ditetapkan oleh dokter dalam klien.
bentuk penulisan resep dan sebagainya.\ (ii) Apoteker sadar akan keterbatasannya pengetahuan
8. Dalam hal seorang Apoteker akan mengambil dan keterampilan mereka dan rujuk pasien untuk
kebijakan yang berbeda dengan permintaan perawatan kesehatan yang tepat profesional saat
seorang dokter, maka Apoteker harus melakukan mereka tidak mampu memenuhi kebutuhan pasien
konsultasi/komunikasi dengan dokter tersebut, atau klien mereka.
kecuali UU/peraturan membolehkan Apoteker (iii) Apoteker hanya memasok resep dan obat-obatan
untuk mengambil keputusan demi kepentingan dan kesehatan nonprescription produk terkait yang
pasien. aman, efektif dan berkualitas baik.
(b) Hubungan Profesional dengan Pasien atau
Klien
(i) Apoteker menghormati profesional hubungan
dengan pasien atau klien dan bertindak dengan
kejujuran, integritas dan kasih sayang.
(ii) Apoteker menentukan kebutuhan pasien, nilai dan
hasil yang diinginkan.
(iii) Apoteker berusaha melibatkan pasien mereka
atau klien dalam keputusan terkait keputusan mereka
kesehatan.
(c) Otonomi, Nilai dan Martabat Pasien atau
Klien
(i) Apoteker menyediakan pasien mereka atau klien
dengan informasi yang benar, akurat dan mudah
dimengerti sehingga pasien atau klien mampu
membuat pilihan informasi tentang perawatan
kesehatan
(ii) Apoteker berkomitmen terhadap setiap pasien
atau klien terlepas dari ras, agama, jenis kelamin,
orientasi seksual, usia atau kesehatan.
(iii) Apoteker menghormati informasi tersebut
keputusan pasien atau klien yang kompeten
yang memilih untuk menolak pengobatan / layanan
dan hidup beresiko.
(iv) Apoteker menghormati martabat pasien atau klien
dengan kompetensi yang berkurang dan
berusaha untuk melibatkan mereka, yang sesuai
Sejauh mana, dalam keputusan mengenai kesehatan
mereka.
(v) Perlu dicatat ketentuan ini seharusnya berlaku
untuk saran yang diberikan berkaitan dengan
obat apapun, terapi pelengkap atau produk kesehatan
lainnya yang disediakan oleh siapapun Berarti
apapun, termasuk internet dan media elektronik
lainnya.
(d) Menghormati dan Melindungi Pasien atau
Klien
Hak Kerahasiaan
(i) Apoteker tetap merahasiakan semuanya informasi
yang diperoleh selama praktek profesional
(ii) Apoteker dapat mengungkapkan resepnya
informasi untuk alasan etika (mis
penelitian ilmiah) hanya jika informasinya tidak akan
mengidentifikasi pasien atau kliennya.
(iii) Informasi rahasia hanya diungkapkan dalam
kasus dimana pasien atau klien (atau agen pasien atau
klien) menyediakan persetujuan, dimana tuntutan
hukum atau dimana Pengungkapan akan melindungi
pasien atau klien atau orang lain dari bahaya.
(e) Menghormati Hak-hak Pasien atau Klien
untuk
Menerima Layanan Apotek
(i) Apoteker yang tidak mampu menyediakannya
obat atau layanan yang diresepkan
pasien atau klien harus masuk akal langkah untuk
memastikan obat-obatan ini atau layanan disediakan
dan pasien atau Perawatan klien tidak terancam.
(ii) Apoteker yang tidak bersedia memberikannya
obat atau layanan yang diresepkan pasien atau klien
karena moral atau alasan agama harus
menginformasikan apotek pengelolaan keberatan
mereka di permulaan pekerjaan Farmasi manajemen
harus menyediakan akal akomodasi hak apoteker hati
nurani dan mengembangkan alternatif sarana untuk
menyediakan obat-obatan atau jasa. Cara alternatifnya
adalah tepat waktu dan nyaman untuk pasien atau
klien.
(iii) Apoteker memiliki tugas, melalui komunikasi
dan koordinasi, hingga menjamin kelangsungan
perawatan pasien atau klien selama relokasi farmasi
atau penutupan, aksi kerja, bencana alam atau situasi
dimana kontinuitas perawatan mungkin terjadi
bermasalah
BAB III APOTEKER MALAYSIA TERHADAP
KEWAJIBAN APOTEKER TERHADAP TEMAN SEJAWAT PROFESI SEJAWAT
1. Setiap Apoteker harus menghargai teman Apoteker harus mempertahankan yang tertinggi
Pasal 10
sejawatnya, termasuk rekan kerjanya. standar profesional dalam tingkah lakunya, dan dalam
2. Bilamana seorang Apoteker dihadapkan bukunya hubungan profesional dengan anggotanya
Seorang Apoteker harus
kepada suatu situasi yang problematik, baik secara sendiri profesi dan profesi sekutu lainnya.
memperlakukan teman sejawatnya
moral atau peraturan perundang atau undang- (a) Apoteker mematuhi hukum, peraturan, standar dan
sebagaimana ia sendiri ingin
undang yang berlaku, tentang hubungannya dengan kebijakan profesi baik di Indonesia surat dan
diperlakukan.
sejawatnya, maka komunikasi antar sejawat harus semangat
dilakukan dengan baik dan santun. (b) Apoteker tidak membenarkan
3. Apoteker harus berkoordinasi dengan IAI pelanggaran terhadap hukum, peraturan, standar atau
ataupun Majelis Pertimbangan Etik dalam kebijakan oleh rekan kerja, rekan kerja atau pemilik
menyelesaikan permasalahan dengan teman apotek dan laporkan, tanpa rasa takut, pelanggaran
sejawat. semacam itu.
(c) Apoteker menerima prinsip etika dari profesi dan
tidak terlibat dalam aktivitas yang akan
mendiskreditkan profesi.
(d) Apoteker tidak menyalahgunakan narkoba atau
alkohol tidak memaafkan penyalahgunaan narkoba
atau alkohol oleh rekan kerja atau rekan kerja dan
lapor, tanpa
takut, pelecehan seperti itu
(e) Apoteker tidak berlatih dalam kondisi tertentu
yang membahayakan kebebasan mereka untuk
berolahraga penilaian profesional atau yang
menyebabkan kemerosotan kualitas profesional
mereka layanan atau perawatan.
(f) Apoteker tidak mencari lebih dari adil dan
remunerasi wajar untuk profesional mereka jasa.
(g) Apoteker tidak melakukan pengaturan dengan
resep yang bisa mempengaruhi prescriber's penilaian
profesional independen di Indonesia resep atau yang
bisa mengganggu hak pasien atas pilihan apotek.
Apoteker tidak menerima bujukan dari
pemasok yang cukup dapat dianggap sebagai
mempengaruhi independen seorang apoteker
penilaian profesional
(i) Apoteker mengiklankan dan mempromosikan diri
mereka sendiri
hanya melalui metode yang menjunjung tinggi
martabat dan
kehormatan profesi dan yang berada di dalam
batas-batas peraturan yang ada.
1. Bilamana seorang Apoteker melihat sejawatnya
Pasal 11
melanggar Kode Etik, dengan cara yang santun dia
harus melakukan komunikasi dengan sejawatnya
Sesama Apoteker harus selalu saling
tersebut untuk mengingatkan kekeliruan tersebut.
mengingatkan dan saling menasehati
2. Bilamana ternyata yang bersangkutan sulit untuk
untuk mematuhi ketentuan-ketentuan
menerima maka dia dapat menyampaikan kepada
Kode Etik.
IAI atau Majelis Pertimbangan Etik Apoteker Pusat
(MPEAP) atau MPEAD untuk dilakukan
pembinaan.
Pasal 12

Seorang Apoteker harus


1. Seorang Apoteker harus menjalin dan memelihara
mempergunakan setiap kesempatan
kerjasama dengan sejawat Apoteker lainnya.
untuk meningkatkan kerjasama yang
2. Seorang Apoteker harus membantu teman
baik sesama Apoteker di dalam
sejawatnya dalam menjalankan pengabdian
memelihara keluhuran martabat
profesinya.
jabatan kefarmasian, serta
3. Seorang Apoteker harus saling mempercayai teman
mempertebal rasa saling mempercayai
sejawatnya dalam menjalin, memelihara kerjasama.
di dalam menunaikan tugasnya.

BAB IV
APOTEKER MALAYSIA TERHADAP
KEWAJIBAN APOTEKER TERHADAP TEMAN SEJAWAT
PROFESI LAINNYA
PETUGAS KESEHATAN LAIN
Pasal 13 1. Apoteker dalam menjalankan profesinya dapat 1.1.3 Hubungan dengan Apoteker dan anggota dari
dibantu oleh Asisten Apoteker atau tenaga lainnya profesi sekutu
Seorang Apoteker harus yang kompeten. Untuk itu, Apoteker harus (a) Apoteker menghargai nilai dan kemampuannya
mempergunakan setiap kesempatan menghargai dan memperlakukan teman kerja rekan kerja dan profesional perawatan kesehatan
untuk membangun dan meningkatkan tersebut dengan baik. lainnya.
hubungan profesi, saling 2. Apoteker harus mampu mjalin hubungan yang (b) Menjaga kerahasiaan dalam pikiran, apoteker
mempercayai, menghargai dan harmonis dengan tenaga profesi kesehatan lainnya konsultasikan dengan rekan kerja atau perawatan
menghormati sejawat petugas secara seimbang dan bermartabat. kesehatan lainnya profesional untuk menguntungkan
kesehatan lain. pasien. Jika Sesuai, apoteker merujuk pasien mereka
profesional kesehatan lainnya atau agensi.
(c) Apoteker mempertahankan hubungan profesional
dengan rekan kerja dan memastikan kebutuhan pasien
bertemu saat memasok rekan kerja dengan transfer
salinan resep, inventaris, dll.
1.1.4 Apoteker tidak harus setuju untuk berlatih
dalam kondisi yang dapat membahayakan mereka
kemandirian profesional, penghakiman atau
integritas, dan menerapkan kondisi seperti pada
apoteker lainnya.
(a) Seorang apoteker harus bebas berolahraga secara
profesional penghakiman saat melaksanakan tugas
apoteker dan seharusnya tidak menerima pekerjaan di
mana kebebasan ini dapat dikompromikan. 10
(b) Apoteker yang mengelola suatu lingkungan di
apoteker mana yang harus dipekerjakan pastikan
otonomi profesional itu apoteker dipertahankan.
(c) Seorang apoteker harus menghindari situasi yang
mungkin terjadi Hadirkan konflik kepentingan atau
kompromi objektivitas praktik profesional mereka
Pasal 14
1. Bilamana seorang Apoteker menemui hal-hal
Seorang Apoteker hendaknya yang kurang tepat dari pelayanan profesi kesehatan
menjauhkan diri dari tindakan atau lainnya, maka Apoteker tersebut harus mampu
perbuatan yang dapat mengakibatkan mengkomunikasikannya dengan baik kepada
berkurangnya atau hilangnya tenaga profesi tersebut, tanpa yang bersangkutan
kepercayaan masyarakat kepada merasa dipermalukan.
sejawat petugas kesehatan lain.
1.3 Hubungan Dengan Apoteker Lain danAnggota
Profesi Sekutu
1.3.1 Dalam praktiknya, seorang apoteker tidak boleh
dengan kata-kata atau perbuatan atau dengan
kesimpulannya mendiskreditkan atau meremehkan
integritas profesional, atau penilaian, atau keahlian
apoteker lain atau anggota sekutu profesi.
1.3.2 Dalam memberikan resep, apoteker tidak akan
berusaha untuk mengamankan untuk dirinya sendiri
perawatan pasien yang resepnya telah dibagikan.
1.3.3 Sesuai dengan pengertiannya sendiri tanggung
jawab, apoteker harus merujuk pasien atau Klien ke
anggota profesi sekutu lainnya saat, di pendapat
apoteker, kepentingan dari sabar atau klien, lebih baik
dilayani oleh anggota itu profesi.
1.2 Pengembangan Profesional dan
KontribusiUntuk masyarakat
1.2.1 Apoteker harus terus berkembang tingkat
pengetahuan dan keterampilan profesional mereka
terus mengevaluasi dan memperbaiki kinerjanya
kompetensi profesional.
1.2.2 Apoteker berpartisipasi dalam perangkat
tambahan
dari profesi apotek
(a) Apoteker mengasosiasikan dengan organisasi itu
berusaha untuk meningkatkan profesi apotek.
(b) Apoteker berkontribusi pada masa depan profesi
dengan berpartisipasi, rela dan tekun, dalam
pendidikan siswa dan
calon pendaftaran
(c) Seorang apoteker harus berusaha untuk
menumbuhkan pengembangan profesi masa depan
oleh mendorong dan mentoring siswa, pra- pendaftar
dan apoteker yang terdaftar baru di Indonesia
pengembangan profesional mereka. Dia akan menjadi
bersedia, ikhlas dan rajin dilihat sebagai panutan. Dia
seharusnya menunjukkan kepada mereka bahwa
kompetensi dan karakter tidak bisa dipisahkan untuk
seorang profesional. Lulusan baru ini diharapkan bisa
memperoleh gelar sifat karakter dan nilai profesional
yang ada melekat pada profesinya.
1.2.3 Apoteker berkontribusi terhadap perawatan
kesehatan
sistem dan kebutuhan kesehatan masyarakat.
(a) Apoteker mendukung perubahan positif dalam
sistem perawatan kesehatan dengan secara aktif
mempengaruhi dan berpartisipasi dalam
pengembangan kebijakan kesehatan, review dan
revisi
(b) Apoteker mendukung terapi hemat biaya.
(c) Apoteker mendukung penggunaan kesehatan
secara bijaksana sumber daya perawatan.
(d) Apoteker berpartisipasi dalam program untuk
dididik masyarakat tentang kesehatan
(e) Apoteker mendorong kemajuan pengetahuan
dengan mendukung penelitian yang tepat proyek,
sedapat mungkin.
(f) Apoteker mendukung isu lingkungan terkait
apotek dengan mempromosikan yang aman
pembuangan obat-obatan terlarang dan produk terkait.
(g) Dalam penyediaan konsultasi atau profesional
saran, apoteker harus, dengan memperhatikan
kepentingan pasien atau klien, berusaha untuk berikan
informasi seperti itu yang benar, akurat dan tanpa
bias.
1.2.4 Pemberitahuan ketersediaan 24 jam Layanan
farmasi mungkin ada di doorplate yang berkaitan
dengan berlatih jam apoteker atau yang ada papan
nama farmasi Apoteker terdaftar memiliki Lisensi
yang valid harus tersedia setiap saat dan miliknya
Ketersediaan harus dalam jangka waktu yang wajar
waktu tidak melebihi 30 menit
1.2.5 Jika terjadi keadaan darurat, apoteker dapat
memberitahu pasien atau kliennya dengan sarana
pemberitahuan ketersediaannya.
BAB V
PENUTUP
Pasal 15

Seorang Apoteker bersungguh-


sungguh menghayati dan
1. Terhadap pelanggaran Kode Etik Apoteker dapat
mengamalkan Kode Etik Apoteker
mengakibatkan sanksi bagi Apoteker. Sanksi dapat
Indonesia dalam menjalankan tugas
berupa pembinaan, peringatan, pencabutan
kefarmasiannya sehari-hari.
keanggotaan sementara dan pencabutan
keanggotaan tetap. Kriteria pelanggaran Kode Etik
Jika seorang Apoteker baik dengan
diatur dalam PO, dan ditetapkan setelah melalui
sengaja maupun tak sengaja
kajian yang mendalam dari MPEAD. Selanjutnya,
melanggar atau tidak mematuhi Kode
MPEAD menyampaikan hasil telaahnya kepada
Etik Apoteker Indonesia, maka dia
IAI daerah dan MPEA.
wajib mengakui dan menerima sanksi
dari pemerintah, ikatan / organisasi
profesi farmasi yang menanganinya
(IAI) dan
mempertanggungjawabkannya kepada
Tuhan Yang Maha Esa.

Anda mungkin juga menyukai